Anda di halaman 1dari 38

PERENCANAAN PELABUHAN

TUGAS A :
Rencanakan pelabuhan laut yang terletak di lokasi sesuai peta sebagai pelabuhan baru.

PENENTUAN LOKASI PELABUHAN


Lokasi pelabuhan ditetapkan dengan memperhatikan:
a.

Arah angin

b.

Keadaan tinggi gelombang

c.

Perbedaan pasang surut

d.

Kemungkinan adanya perluasan pelabuhan

e.

Luas perairan di muka pelabuhan untuk memutar kapal

f.

Keamanan terhadap kebakaran

g.

Strategi

h.

Pemeriksaan keadaan tanah

1. Arah Angin
Dalam perencanaan sesungguhnya, arah angin ditentukan dengan melakukan
survey menggunakan alat anemometer sehingga nantinya bisa didapat arah angin dominan
dan besarannya. Dalam tugas ini arah angin dominan, durasi dan kecepatannya sudah
ditentukan sebagai berikut:

arah angin : 45 dari arah utara

durasi

: 4 jam

PERENCANAAN PELABUHAN

kecepatan : 50 knots
Arah angin diukur 45o dari arah utara searah jarum jam. Arah angin laut yang

digunakan adalah angin dari arah laut pada titik yang direncanakan akan dibangun
pelabuhan seperti pada gambar Peta pada Lampiran.

2. Keadaan Tinggi Gelombang

Ini penting karena sangat menentukan dan dapat menyebabkan kapal tidak
melakukan bongkar muat.
Gelombang/ombak dapat terjadi jika keadaan yang seimbang dari permukaan air
laut mengalami perubahan yang disebabkan karena:

Gerakan kapal

Gempa bumi

Letusan gunung berapi

Tiupan angin
Gelombang yang disebabkan oleh tiupan angin sangat penting untuk diketahui agar

dalam kolam pelabuhan dapat diusahakan air berada dalam kondisi tenang. Tinggi
gelombang yang terjadi dalam kolam disyaratkan melebihi 30 cm atau tergantung kapal
yang berlabuh.
Berikut ini adalah tabel kriteria besar gelombang yang cukup agar suatu jenis kapal
dapat melakukan bongkar muat dengan aman.

Tabel 1 - Tinggi gelombang yang diperkenankan dikaitkan dengan besar ukuran dan
jenis kapal

PERENCANAAN PELABUHAN
Ukuran Kapal
Ukuran Tinggi Gelombang
Kapal : 1000 DWT
Maks. 0,2 m
Barang
Kapal : (1000-3000) DWT
Maks. 0,6 m
Kapal
:
(1300-15000)DWT
Maks. 0,8 m
padat umum
Kapal Ro/Ro (Roll on/Roll off)
Maks. 0,2 m
Barang
Kapal Tanker (uk. 50.000 DWT)
Maks. 1,2 m
Cair/gas
LASH (Lighter Aboard Ship)
Barang
Kapal Peti Kemas
Maks 0,6
BACAT (Barge Aboard
Khusus
Catamaran)
Sumber : Perencanaan Pelabuhan oleh Soedjono Kramadibrata, hal 144
Untuk tinggi gelombang yang terjadi pada suatu titik P dalam kolam pelabuhan
dapat juga dihitung dengan rumus (formula Stevenson).
Hp=H

( )]

b
b
0.027 4 D 1+
.(1)
B
B

(Pers 2.1 hal 63 Perencanaan Pelabuhan oleh Bambang Triatmodjo)


dimana:
HP
= tinggi gelombang di titik P di dalam pelabuhan (m)
H
= tinggi gelombang di mulut pelabuhan (m)
b
= lebar mulut (m)
B
= lebar kolam pelabuhan di titik P, yaitu panjang busur lingkaran dengan
jari-jari D dan pada pusat titik tengah mulut (m)
D
= jarak dari mulut ke titik P (m)
Catatan: Persamaan diatas tidak berlaku untuk titik yang berjarak kurang dari 15 m
dari mulut.
b

Breakwater
D

Kolam Pelabuhan

Hp

Gambar

P
B

(1)

Penjelasan Persamaan
Dermaga

PERENCANAAN PELABUHAN
Bila ternyata dalam perhitungan HP > Hizin = 0.2 m, maka perlu dipasang
Breakwater agar air dalam kolam pelabuhan lebih tenang. Breakwater dipengaruhi oleh
ombak, berupa:

Gaya tekan hidrostatik, yang besarnya tergantung dari naik dan turunnya ombak.

Gaya tekan dinamis, yang menjelma dengan pecahnya ombak.

3. Perbedaan Pasang Surut


Terjadinya pasang surut disebabkan oleh gaya tarik pergerakan deklinasi dari
benda-benda angkasa dari suatu sistem tata surya. Akibat terjadinya pasang surut ini,
terjadi ketidak-tetapan ketinggian muka air terhadap suatu posisi di daratan. Dalam
menentukan lokasi perlabuhan perlu diperhatikan arus pasang surutnya karena dapat
merusak dasar dan konstruksi breakwater.

4. Kemungkinan Perluasan Pelabuhan


Dalam merencanakan suatu pelabuhan, maka kemungkinan perluasan pelabuhan
perlu dipikirkan untuk rencana jangka panjang, apalagi kalau yang direncanakan adalah
pelabuhan umum.
Perlu diperhatikan tersedianya ruang untuk:

Perencanaan dermaga

Penambahan bangunan-bangunan sipil

Perluasan pelabuhan

Kemungkinan pembangunan dock untuk perbaikan, perawatan untuk pembuatan kapal,


dll.

PERENCANAAN PELABUHAN
5. Luas Daerah Perairan di Muka Pelabuhan Untuk Memutar Kapal
Untuk memutar kapal, diperlukan diameter minimum 20% lebih panjang dari
panjang kapal terbesar yang menggunakannya. (sumber : Perencanaan Pelabuhan hal
37 oleh Bambang Triatmodjo)
Jadi,
D=20 L+ L .. . ( 2 )

dimana:
L

= Panjang kapal

Dalam perencanaan tugas ini, dipakai ukuran kapal yang terbesar yaitu
CONTAINER: 20000 DWT dengan L = 237 m, jadi:
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan oleh Bambang Triatmodjo, tabel hal 37)
D

= 20% L + L

20
100

(237 m) + 237 m

= 284,4 m
Rmin
Rmin

=
= (237 m)
= 118,5 m

PERENCANAAN PELABUHAN

Rmin
D

Gambar
Luas Daerah
Memutar Kapal

Menentukan
Perairan untuk

6. Keamanan Terhadap Kebakaran

Dalam perencanaan pelabuhan, kemungkinan kebakaran harus dihindari antara lain


dengan menempatkan unit-unit kebakaran pada tempat tempat yang diperkirakan mudah
terbakar.

7. Strategi

Pada perencanan pelabuhan, tidak hanya diperlukan strategi ekonomi, tapi perlu
pula strategi pertahanan dan keamanan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas,
kita dapat membuat beberapa sketsa rencana penempatan pelabuhan yang tepat dan
mendekati sempurna. Perlu pula diperhatikan jaringan lalu lintas yang sudah ada agar tidak
terganggu.

8. Pemeriksaan Keadaan Tanah

PERENCANAAN PELABUHAN
Pemeriksaan keadaan tanah sangat penting, terutama untuk keperluan:

Perencanaan konstruksi pondasi


Penyelidikan tanah yang dilakukan bisa dengan beberapa cara:
Pengambilan contoh tanah tidak terganggu
Pengambilan contoh tanah terganggu

Untuk mendapatkan parameter tanah c, , dan perlu diambil contoh tanah asli dan
diuji di laboratorium dengan menggunakan Triaxial Test. Contoh tanah tidak terganggu
harus mewakili dengan baik tanah di kedalaman tempat asalnya. Untuk
mempertahankan kondisi tersebut harus dilakukan teknik tertentu, seperti boring.
Setelah didapat parameter tanahnya, maka dapat ditentukan jenis konstruksi pondasi
yang akan digunakan.

Penentuan jenis kapal keruk yang dipakai

PERENCANAAN PELABUHAN
PERHITUNGAN GELOMBANG
Pada perencanaan pelabuhan ini, data mengenai gelombang tidak diperoleh.
Untuk itu diperlukan menghitung fetch efektif guna memperoleh data tersebut. Fetch
adalah jarak antara terjadinya angin sampai lokasi gelombang tersebut. Dengan
diperolehnya fetch efektif, ditambah data mengenai kecepatan angin berhembus, maka
dapat diketahui tinggi gelombang pada lokasi pelabuhan dengan menggunakan grafik
(terlampir).
Cara perhitungan/pembuatan fetch efektif yaitu:
a. Dari lokasi yang akan direncanakan dibuat pelabuhan, ditarik garis lurus yang sejajar
arah angin yang ada.
b. Dari garis tersebut, dapat dilihat 2 kemungkinan:
Garis tersebut akan mengenai daratan
Garis tersebut tidak akan mengenai daratan
c. Selanjutnya buat garis lurus yang membentuk sudut 45 dengan garis sejajar arah angin
tersebut, ke arah kiri dan kanan.
d. Sudut 45 tersebut kemudian dibagi dalam beberapa segmen yang sudutnya 5
sehingga terdapat beberapa garis lurus.
e. Apabila dari garis-garis lurus tersebut ada garis yang tidak mengenai daratan/pulau,
diganti dengan garis yang baru dengan sudut tertentu dengan arah kedaratan/pulau.
f. Ukur panjang garis dari lokasi pelabuhan sampai ke ujung seberang yang berpotongan
tegak lurus dari arah angin (Xi).
g. Hitung cosinus sudut tersebut.
h. Buat dalam bentuk tabel.

Catatan:
Garis yang mengenai daratan adalah garis dimana jika mengena daratan maka arah

anginnya akan kembali.


Garis yang tidak mengenai daratan adalah garis dimana jika tidak mengena daratan

maka arah angin akan terus.


Peta yang digunakan untuk menghitung fetch efektif perlu diperhatikan skalanya.
Dalam tugas ini, peta yang digunakan dicetak sehingga skalanya menjadi 1:1000 (1 cm
pada peta = 1000 meter di lapangan). Hal ini dapat diperiksa pada skala batang yang
ada pada peta seperti pada Gambar 3.

1 cm

PERENCANAAN PELABUHAN

Gambar
Peta 1:1000

Membuat Skala

Contoh

perhitungan

Fetch untuk R1:


Data didapat

dari peta seperti

pada Gambar 4.
R1
= 16,902 cm (pada peta)
Skala peta 1:1000, sehingga untuk
R1
= 16,902 . 100000
= 1690200 cm
= 16,902 km
1
= 45o
maka panjang fetchnya:
R1 cos =16,902. cos 45
R1 cos =11,952 km
Perhitungan selanjutnya dibuat dalam bentuk tabel seperti pada tabel 2.1.

PERENCANAAN PELABUHAN
Tabel 2 - Menghitung Fetch Efektif

No.

Cos

45

Ri

Ri . Cos

cm

km

0.707

5.588

5.588

3.951

40

0.766

12.852

12.852

9.845

35

0.819

14.351

14.351

11.753

30

0.866

8.001

8.001

6.929

25

0.906

7.214

7.214

6.536

20

0.940

6.706

6.706

6.304

15

0.966

6.604

6.604

6.379

10

0.985

6.452

6.452

6.355

0.996

6.350

6.350

6.325

10

1.000

19.126

19.126

19.126

11

0.996

23.368

23.368

23.279

12

10

0.985

23.673

23.673

23.313

13

15

0.966

0.000

0.000

0.000

14

20

0.940

0.000

0.000

0.000

15

25

0.906

0.000

0.000

0.000

16

30

0.866

0.000

0.000

0.000

17

35

0.819

0.000

0.000

0.000

18

40

0.766

0.000

0.000

0.000

19
45
JUMLAH

0.707
16.902

0.000

0.000

0.000
130.095

Fetch Efektif =
=

Ri cos
cos
130,095
16,902

= 7,967 km

10

PERENCANAAN PELABUHAN
1)

Tinggi Gelombang (Ho)


1 knots = 0,5144 m/s

Data Tugas:
UL

= 50 knots = 25,72 m/det


U A =0,71U W

1.23

( 3)

(Sumber : Perencanaan Pelabuhan oleh Bambang Triatmodjo, pers. 3.30 hal 124)
R L=

UW
.. (4)
UL

(Sumber : Perencanaan Pelabuhan oleh Bambang Triatmodjo, hal 124)


Untuk mengetahui nilai UW perlu diketahui nilai RL terlebih dahulu. Nilai RL dapat
dicari menggunakan bantuan Grafik hubungan kecepatan angin di darat dan laut.
(Perencanaan Pelabuhan oleh Bambang Triatmodjo, hal 124)

25,72

Gambar Grafik hubungan kecepatan angin di laut dan darat


(sumber: SPM, 1984)
Sehingga untuk data tugas ini diperoleh:
UW
UL
= 25,72 m/s, maka RL = U L = 0,9

UA

UW = RL * UL
= 0,9 * 25,72
= 23,148 m/s
= 0,71 Uw1.23
= 0,71 (23,148)1.23
= 33,854 m/s

11

PERENCANAAN PELABUHAN
Setelah didapat nilai UA, berikutnya akan dicari nilai tinggi gelombang (Ho) dan
periode gelombang (T). Nilai tersebut dapat dicari dengan menggunakan grafik peramalan
gelombang (Gambar 3.27. Perencanaan Pelabuhan oleh Bambang Triatmodjo, hal 128)
untuk:
UA

= 33,854 m/s dan fetch efektif = 7,967 km diperoleh:

Tinggi Gelombang (Ho) = 1,5 meter

Periode (T)

= 4 detik

Keterangan:
UL

= kecepatan angin di darat (m/s)

UA

= faktor tegangan angin

UW

= kecepatan angin di laut (m/s)

RL

= perbandingan antara kecepatan angin di laut dan di darat

Gambar Grafik peramalan gelombang (sumber: SPM, 1984)


Selain berdasarkan UA dan fetch efektif, perhitungan Ho dan T bisa juga
berdasarkan data UA dan durasi dengan menggunakan grafik yang sama, yaitu untuk:
UA = 33,854 m/det dan durasi 4 jam, diperoleh:
o Tinggi Gelombang (Ho) = 1,5 meter

12

PERENCANAAN PELABUHAN
o Periode (T)

= 4,0 detik

Dari kedua nilai Ho dan T diatas diambil nilai yang lebih besar, sehingga tinggi dan
periode gelombang adalah:
o Tinggi Gelombang (Ho) = 1,5 meter
o Periode (T)

= 4,0 detik

Dalam peraturan perencanaan pelabuhan, jenis kapal berpengaruh pada ukuran


tinggi gelombang ijin. Dalam tugas ini direncanakan 5 jenis kapal yang akan berlabuh:
Tabel 3 Data Jenis Kapal yang akan Berlabuh
PASSENGER
CARGO
CONTAINER
TANKER
KAPAL FERRY
20000 GT
30000 DWT
20000 DWT
10000 DWT
1000 DWT
Panjang Kapal
198 m
186 m
237 m
130 m
59 m
Lebar
24,7 m
27,1 m
30,7 m
20,1 m
12,7 m
Sarat Kapal
7,5 m
10,9 m
10,6 m
8,0 m
2,7 m
Clearance
0,5 1,0 m
0,5 1,0 m
0,5 1,0 m
0,5 1,0 m
0,5 1,0 m
Sehingga untuk kapal terkecil 1000 DWT, tinggi gelombang maksimum (Hizin) = 0,2 m.
DATA

Tabel 4 - Tinggi gelombang yang diperkenankan dikaitkan dengan besar ukuran dan
jenis kapal

Barang padat
umum
Barang
Cair/gas
Barang
Khusus

Ukuran Kapal
Kapal : 1000 DWT
Kapal : (1000-3000) DWT
Kapal : (1300-15000)DWT
Kapal Ro/Ro (Roll on/Roll off)
Kapal Tanker (uk. 50.000 DWT)
LASH (Lighter Aboard Ship)
Kapal Peti Kemas
BACAT (Barge Aboard
13

Ukuran Tinggi Gelombang


Maks. 0,2 m
Maks. 0,6 m
Maks. 0,8 m
Maks. 0,2 m
Maks. 1,2 m
Maks 0,6

PERENCANAAN PELABUHAN
Catamaran)
Sumber : Perencanaan Pelabuhan oleh Soedjono Kramadibrata, hal 144
H o=1,5 m> H izin=0,2 m
Maka lokasi pelabuhan memerlukan pemasangan Breakwater.

2)

Tinggi Gelombang Pecah (Hb)


Dalam menghitung tinggi gelombang pecah, maka diperlukan data-data:
o Panjang gelombang (Lo)
o Periode (T)

= 4,0 detik

o Tinggi gelombang (Ho)

= 1,5 m

o Kelandaian (m)

Kedalaman laut pada kontur pertama dari pantai


Jarak kontur dari darat

Dari peta diperoleh:


o Kedalaman laut
o Jarak dari daratan
maka :

= -4,62 m
= 0,05 cm * 100000 cm = 5000 cm = 50 m
4,62 m
50 m = 0,00924

Panjang gelombang (Lo)


Rumus :
Lo=1.56 x T 2 (5)
= 1,56 * (4)2
= 24,96 m 25 m
Jadi, panjang gelombang (Lo) = 25 m
Lo

Tinggi gelombang pecah


Dari data-data yang ada:
Tinggi Gelombang (Ho)

= 1,5 m
14

PERENCANAAN PELABUHAN
Kelandaian Pantai (m)
Periode (T)
Rumus :
Ho
2

= 0,0924
= 4 detik

1,5
2
9.81 ( 4 )

= 0,00956

Dari Gambar (sumber: Perencanaan Pelabuhan oleh Bambang Triatmodjo, hal.


117) diperoleh :
Hb
= 1.15 (Grafik dapat dilihat pada halaman berikutnya)
H o'
Hb

= 1.15 * Ho
= 1.15 * 1,5 m
= 1,725 m

Jadi, tinggi gelombang pecah (Hb) = 1,725 m


Rumus :
1,725
Hb
2
= 9.81 ( 4 )2

= 0,01099 m

15

PERENCANAAN PELABUHAN

Didapat

db
Hb

= 0,93
db

= Hb * 0,93

= 1,725 m * 0,93

= 1,604 m

Jadi, kedalaman gelombang pecah (db) = 1,604 m


3)

Energi Gelombang
Energi gelombang terdiri dari energi kinetik dan energi potensial.
Rumus :
. g . Ho 2
E=
(6)
8

(Sumber : Perencanaan Pelabuhan oleh Soedjono Karmadibrata, hal 133)


dimana,
E

g
H

= energi rata-rata (kg/det2 )


= kerapatan massa (1024 kg/m3)
= gravitasi bumi (9.81 m/det2)
= tinggi gelombang (Ho)

maka diperoleh :
( 1024 ) ( 9.81 ) (1,5)2
E
=
8
= 2825,28 kg/det

16

PERENCANAAN PELABUHAN

PERENCANAAN KONSTRUKSI PELABUHAN


Dari data diketahui bahwa kapal yang akan menggunakan fasilitas pelabuhan adalah:
Tabel 5 Data Jenis Kapal yang Direncanakan Akan Berlabuh
DATA
Panjang Kapal
Lebar
Sarat Kapal
Clearance
1)

PASSENGER
20000 GT
198 m
24,7 m
7,5 m
0,8 1,0 m

CARGO
30000 DWT
186 m
27,1 m
10,9 m
0,8 1,0 m

CONTAINER
20000 DWT
237 m
30,7 m
10,6 m
0,8 1,0 m

TANKER
10000 DWT
130 m
20,1 m
8,0 m
0,8 1,0 m

KAPAL FERRY
1000 DWT
59 m
12,7 m
2,7 m
0,8 1,0 m

Rencana Kedalaman Perairan


Rencana kedalaman perairan disesuaikan dengan ukuran kapal yang akan

menggunakan pelabuhan tersebut. Pada umumnya kedalaman air dasar kolam pelabuhan
berdasarkan full loaded draft (maximum draft).
Dari kapal yang tertambat dengan jarak aman / ruang bebas (clearance) sebesar 0,8
- 1,0 m di bawah lunas kapal.
Taraf dermaga ditetapkan antara 0,5 - 1,0 m di atas air pasang sesuai dengan
besarnya kapal.
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan oleh Soedjono Karmadibrata, hal 310).

MHW

Taraf Dermaga (0,5 1,5) m


Pasang Surut = 1 m

MLW
Sarat kapal
(draft)

Sarat kapal
(draft)

Clearance (0,8 1,0) m


Gambar - Dimensi kedalaman kolam
pelabuhan
Data yang digunakan adalah data kapal yang paling maksimum, sehingga untuk

panjang dan lebar kapal akan digunakan data kapal container sedangkan untuk data sarat
kapal digunakan data kapal cargo:
17

PERENCANAAN PELABUHAN
o Sarat kapal
: 10,9 m
o Clearance
: 1,0 m
Kedalaman perairan:
H = Sarat kapal + beda pasang surut + clearance + tinggi ombak
= 10,9 m + 0,5 m + 1,0 m + ( * 1,5 m)
= 12,9 m
Dermaga 0,000m

H = 12,9 m

Free Board 1 m

H = 13,9 m

Jadi :
Untuk kedalaman perairan diambil yang terbesar
Untuk tinggi dermaga rencana

= 12,9 m
= 12,9 m + free board (= 1m)
= 13,9 m

Elevasi Pengerukan Alur

2)

Lebar Alur Pelayaran


Alur pelayaran yang dalam hal ini menggunakan dua jalur untuk melayani kapal

yang akan masuk ke kolam pelabuhan. Dalam perencanaan ini, kapal dengan lebar terbesar
yang akan beroperasi adalah Contaier : 20000 DWT = 30,7 m.
a. Menghitung lebar alur untuk 2 jalur

Gambar 12 Sketsa Alur Pelayaran Dua Arah


Lebar kapal (B)
= 30,7 m
Panjang kapal (L)
= 237 m
b. Untuk lebar alur pelayaran dipakai rumus:
18

PERENCANAAN PELABUHAN
L
= 1,5 B + (1,2 s/d 1,5 ) B + 30,00 + (1,2 s/d 1,5 ) B + 1,2 B
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan oleh Soedjono Kramadibrata, hal 341)
L
= 1,5 (30,7 m) + 1,5 (30,7 m) + 30,00 + 1,5 (30,7 m) + 1,2 (30,7 m)
= 204,99 m
Untuk memutar kapal dipakai rumus:
d
= 1,50 L
= 1,50 * 204,99 m
= 307,485 m
R
= 0,75 L
= 0,75 * 204,99 m
= 153,743 m

3)

Rencana Tambatan / Panjang Dermaga dan Lebar Dermaga


Rumus untuk menghitung panjang dermaga adalah sebagai berikut :
L p=n Loa + ( n+1 ) x 10 x Loa .(7)
dimana,
Lp
= panjang dermaga
Loa
= panjang kapal yang ditambat
n
= jumlah kapal yang ditambat

Gambar Dimensi Dermaga


(Sumber : Perencanaan Pelabuhan oleh Bambang Triatmodjo, hal. 214 - 215)
Ada 5 jenis kapal yang direncakan akan berkunjung, sehingga perencanaan jumlah
tambatan harus dihitung sesuai kebutuhan.
Tambatan Passenger 20000 GT
Data penumpang yang diramalkan/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 2.000.000/20.000
Jumlah kapal/hari
: 100/315
Jumlah tambatan yang dibutuhkan
19

= 2.000.000 org/tahun
= 100 kapal
= 0,3 kapal ~ 1 kapal
= 1 buah

PERENCANAAN PELABUHAN

Cargo 30000 DWT


Data tonase yang diramalkan/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 1.000.000/30.000
Jumlah kapal/hari
: 34/315
Jumlah tambatan yang dibutuhkan

= 1.000.000 ton/tahun
= 33,333 ~34 kapal
= 0,1 kapal ~ 1 kapal
= 1 buah

Container 20000 DWT


Data tonase yang diramalkan/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 500.000/20.000
Jumlah kapal/hari
: 25/315
Jumlah tambatan yang dibutuhkan
Tanker 10000 DWT
Data tonase yang diramalkan/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 10.000/10.000
Jumlah kapal/hari
: 1/315
Jumlah tambatan yang dibutuhkan
Kapal Ferry 1000 DWT
Data tonase yang diramalkan/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 10.000/1.000
Jumlah kapal/hari
: 10/315
Jumlah tambatan yang dibutuhkan
Dari

hasil

perhitungan,

tambatan

untuk

kapal

= 500.000 ton/tahun
= 25 kapal
= 0,08 kapal ~ 1 kapal
= 1 buah
= 10.000 ton/tahun
= 1 kapal
= 0,03 kapal ~ 1 kapal
= 1 buah
= 10.000 ton/tahun
= 10 kapal
= 0,03 kapal ~ 1 kapal
= 1 buah
penumpang

(passenger)

membutuhkan 1 tambatan khusus, sedangkan untuk kapal jenis cargo 1 tambatan khusus,
container membutuhkan 1 tambatan, tanker membutuhkan 1 tambatan, dan kapal ferry
membutuhkan 1 tambatan.
a. Panjang Dermaga
d

= 5 * 237 m + (5 + 1) *

= 1327,2 m 1328 m

10
100

* 237 m

Keterangan:
1 tahun = 365 hari (asumsi bahwa jumlah hari kerja selama 1 tahun = 315
hari)

b. Lebar Dermaga
Dalam merencanakan lebar dermaga banyak ditentukan oleh kegunaan dari
dermaga tersebut, ditinjau dari jenis volume barang yang mungkin ditangani
20

PERENCANAAN PELABUHAN
pelabuhan/dermaga tersebut. Diambil lebar dermaga 20 m untuk jalan kendaraan
dan gudang barang.
Kesimpulan :
Jadi, panjang total dermaga = 1328 m dan lebar dermaga = 20 m

6)

Rencana Jalan
Pada perencanaan penempatan jalan, intersection dari setiap jalur jalan dibuat

minimal, baik untuk jenis kendaraan yang sama maupun yang berbeda, misalnya untuk
tipe II dan Forklit.
Jalan untuk masuk kepelabuhan dibuat 2 jalur agar arus lalu lintas tetap lancar
dalam pelayanan penumpang maupun pengangkutan barang-barang yang keluar masuk
pelabuhan. Apabila dalam pelabuhan terdapat rencana jalan kereta api, diusahakan tidak
mangganggu jalur lalu-lintas yang lain.

7)

Pengerukan
Pengerukan diperlukan bila perairan di lokasi pelabuhan lebih kecil (dangkal) dari

kedalaman perairan rencana sesuai dengan ukuran kapal yang akan berlabuh. Untuk tugas
ini tidak dilakukan pengerukan karena lokasi dermaga diambil sesuai kedalaman rencana
yaitu kedalaman 14,9 m.

21

PERENCANAAN PELABUHAN

8)

Perlengkapan Dermaga
Untuk seluruh pelabuhan, baik pelabuhan umum, pelabuhan cargo, maupun

pelabuhan lainnya diperlukan perlengkapan baik untuk usaha pengawasan maupun


pemeliharaaan. Guna keperluan itu, maka perlu adanya :
a.

Kantor- kantor yang meliputi :


o Kantor Syahbandar
o Kantor Bea Cukai
o Kantor Kesehatan
o Kantor Imigrasi
o Kantor Buruh Pelabuhan
o Kantor Pelabuhan

b.

Fasilitas-fasilitas pendukung, yang meliputi :


o Suplai Air Bersih
o Suplai Listrik
o Jaringan Telekomunikasi
o Suplai Bahan Bakar Minyak
o Fasilitas Pemadam Kebakaran
22

PERENCANAAN PELABUHAN
o Drainase dan Pembuangan Sampah
c.

Prasarana pendukung lainnya :


o Jaringan Jalan Raya dan Jalan Kereta Api
o Kapal-kapal Kerja
o Fasilitas Perbaikan Kapal
o Dll

PERENCANAAN BREAKWATER
Breakwater adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi daerah perairan
pelabuhan dari gangguan gelombang.

o
o

Macam dan Tipe Breakwater:


Breakwater yang dihubungan dengan pantai
Breakwater lepas pantai

Pemecah gelombang terdiri atas tiga tipe, yaitu:


o Pemecah gelombang sisi miring
o Pemecah gelombang sisi tegak
o Pemecah gelombang campuran

23

PERENCANAAN PELABUHAN
Perencanaan breakwater sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam yang
dilindungi oleh lapisan pelindung (armour) berupa batu besar atau beton dengan bentuk
tertentu. Beton dan batu buatan terdiri dari:
o Tetrapod
o Tribar
o Ouddripod

mempunyai empat kaki yang berbentuk kerucut terpancung


mempunyai tiga kaki yang saling dihubungkan dengan lengan
mempunyai bentuk mirip tetrapod tetapi sumbu-sumbu dari
ketiga kakinya berada pada bidang datar

o Dolos

terdiri dari dua kaki saling silang menyilang dan dihubungkan

dengan lengan
Dalam perencanaan breakwater, dipilih model Rubble Mound karena memiliki
keuntungan:
o
o
o
o
o

Elevasi puncak bangunan rendah


Gelombang refleksi kecil
Kerusakan berangsur-angsur
Perbaikan murah
Harga murah

Gambar Contoh Layout Breakwater Tipe Rubble Mound

24

PERENCANAAN PELABUHAN

SKETSA BREAK
WATER
TIPE RUBBLE MOUND

High RUBBER MOUND


Tipe
Tetra
Water
Low
Level
Water
Level

Batu
pods
Alam
INTI
Batu
Alam

LWS max
Tetrapods

LWS min

Batu Alam

Batu Alam

Pemecah gelombang sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam yang
dilindungi oleh lapis pelindung berupa batu besar atau batu dengan bentuk tertentu. Beton
atau batu buatan ini berupa tetrapod, tribar, heksapod, dolor, dan sebagainya.

25

PERENCANAAN PELABUHAN

a.

Menentukan Berat Dari Unit Armour

(Sumber : Perencanaan Pelabuhan oleh Bambang Triatmodjo, hal 168)


Diketahui, syarat pembuatan Breakwater terpenuhi, yaitu :
Ho > H ijin = 1,5 m > 0,2 m
1 m = 3,28083 ft
1 ft = 3,28352941 m
-

r batu alam

= 165 lbs/cuft

r tetrapod

= 140 lbs/cuft

= 64 lbs/cuft

Sr

= 165/64

= 2,578
26

PERENCANAAN PELABUHAN
-

= 1,5 m

Cot

= 1,5

KA (lapis lindung) = 1,04 (tetrapod) dan 1,15 (batu alam)

KD

= 4,0 (tabel 5.2)

Berat Unit Armour (Lapis Pelindung)


Lapisan I (Tetrapods) :
140 x 4,921
W
= 4,0 x ( 2,5781 )3 x 1,5
W

= 226,918 lbs * Fk

Lapisan II :
W

Lapisan III :
W

b.

= 4,921ft

= 226,918 lbs

= 226,918 lbs * 1,5

= 340,377 lbs

W1
10

340,377 lbs
10

= 34,038 lbs

W1
600

340,377 lbs
600

= 0,567 lbs

Menentukan Lebar Crest


B
n
Lapis I
Lapis II
Lapis III

c.

= n * KA * ( W/ r ) 1/3
= jumlah unit armour (diketahui 3 lapis)
: B1
= 3 * 1,04 * (340,377 / 140)1/3
= 4,195 ft = 1,278 m ~ 1,3 m
: B2
= 3 * 1,15 * (34,038 / 165)1/3
= 2,039 ft = 0,621 m ~ 0,7 m
1/3
: B3
= 3 * 1,15 * (0,567 / 165)
= 0,521 ft = 0,159 m ~ 0,2 m

Menentukan Tebal Lapisan Armour.


T
m
Lapis I
Lapis II

= m * KA ( W/ r ) 1/3
= Jumlah armour - 1 = n - 1 = 2
: T1
= 2 * 1,04 * (340,377 / 140)1/3
: T2
= 2 * 1,15 * (34,038 / 165)1/3

27

= 2,797 ft
= 1,359 ft

= 0,852 m
= 0,414 m

PERENCANAAN PELABUHAN
d.

Menentukan Elevasi dari Crest


Tinggi gelombang (H) = 1,5 m
= 4,921 ft
Panjang Gelombang (L) = 25 m
= 82,021 ft
Beda pasang surut (Zo) = 0,5 m
Panjang gelombang dihitung dengan rumus :
H

/L

= 1,5 / 25

= 0,06

&

tg

1
cot

2
3

Pada

HB

perhitungan panjang gelombang

Ir

2
3
( 1,5 /25 )0.5

= 0,01099 m

= 2,722

Dari grafik diperoleh R/H = 0,85 R R = 0,85 * H

= 0,85 * 1,5 m = 1,275 m

0,85

1,275

Gambar Grafik Runup Gelombang


-

Elevasi crest min. harus berada pada

28

PERENCANAAN PELABUHAN
R + 2 * Zo = (1,275 + (2*0,5)) m = 2,275 m
-

Free board (jagaan)

= . tinggi gelombang
= * 1,5 m

Elevasi crest sesudah ditambah freeboard

= 0,75 m
= 2,275 m + 0,75 m = 3,025

m
Untuk perencanaan tinggi breakwater dihitung untuk tiap STA dengan rumus:
Kedalaman Breakwater (h) = Tinggi Breakwater Rencana + (Elevasi crest sesudah
ditambah free board = 3,025 m)
Untuk mengetahui dimensi breakwater, perlu dibuat potongan melintang setiap stationing
untuk mengetahui tinggi breakwater pada bagian tengah (H), tinggi sisi kiri (H kiri), tinggi
sisi kanan (Hkanan), lebar bawah bagian kiri dan kanan (Bkiri dan Bkanan). Untuk dimensi dapat
dilihat pada tabel berikut:

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

STA
0 + 000
0 + 100
0 + 200
0 + 300
0 + 400
0 + 500
0 + 600
0 + 700
0 + 800
0 + 900
1 + 000
1 + 100
1 + 200
1 + 300
1 + 400
1 + 500
1 + 600
1 + 700
1 + 800
1 + 900
2 + 000
2 + 100
2 + 200
2 + 300

PERHITUNGAN DIMENSI BREAKWATER


h
H
Batas
h
Hkiri
Bkiri
h
0.0
3.0
1.3
0.0
3.0
4.5
0.0
3.4
6.5
1.3
3.4
6.4
9.6
3.6
6.6
9.7
1.3
6.6
9.6
14.4
6.7
8.7
11.8
1.3
8.7
11.7 17.6 10.4
10.8 13.8
1.3
10.8 13.8 20.7 10.8
12.7 15.7
1.3
12.6 15.6 23.5 12.8
14.3 17.3
1.3
14.2 17.2 25.9 14.4
16.2 19.3
1.3
16.2 19.2 28.8 16.3
17.4 20.4
1.3
17.4 20.4 30.6 17.5
18.4 21.5
1.3
18.3 21.4 32.0 18.5
19.0 22.1
1.3
18.9 21.9 32.9 19.3
19.1 22.1
1.3
18.9 21.9 32.9 19.4
18.9 21.9
1.3
18.8 21.8 32.7 19.2
18.9 21.9
1.3
18.7 21.7 32.6 19.2
18.8 21.9
1.3
18.7 21.7 32.6 19.1
18.7 21.8
1.3
18.6 21.6 32.4 19.1
18.7 21.8
1.3
18.6 21.6 32.4 19.1
18.7 21.7
1.3
18.5 21.5 32.2 19.0
18.7 21.7
1.3
18.5 21.6 32.3 19.0
18.8 21.8
1.3
18.6 21.6 32.4 19.1
18.9 21.9
1.3
18.7 21.7 32.6 19.2
19.0 22.0
1.3
18.8 21.8 32.7 19.3
19.0 22.1
1.3
18.8 21.8 32.8 19.3
19.2 22.2
1.3
18.9 22.0 32.9 19.5
29

Hkanan
3.0
6.6
9.7
13.4
13.8
15.8
17.5
19.3
20.5
21.6
22.3
22.4
22.3
22.2
22.2
22.1
22.1
22.0
22.0
22.1
22.2
22.3
22.3
22.5

Bkanan
4.5
9.9
14.5
20.1
20.7
23.7
26.2
29.0
30.8
32.4
33.4
33.6
33.4
33.4
33.3
33.2
33.1
33.0
33.0
33.2
33.3
33.5
33.5
33.8

B
1
2
3
3
4
4
5
5
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6

PERENCANAAN PELABUHAN

30

PERENCANAAN PELABUHAN

POTONGAN MEMANJANG BREAKWATER

Ke dalam an (m )

0.0
-2.0
-4.0
-6.0
-8.0
-10.0
-12.0
-14.0
-16.0
-18.0
-20.0
100
0

300
200

500
400

700
600

900
1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300
800
1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200

STATIONING

31

PERENCANAAN PELABUHAN
e.

Menghitung Gaya-Gaya Yang Bekerja Pada Breakwater


Untuk menghitung gaya yang bekerja, diambil data pada Breakwater STA 2+300

dengan dimensi paling besar.

Cot = 1,5
tg

2
3

1
tg()

= 1.5

maka

= 33,69

Lebar Dasar Breakwater :

B = 68,0 m (dari gambar)


- a = Tinggi Breakwater - t - t = 22,2 0,852 0,414
a
- b = tg

= 31,401 m
2
2
c = a +b

d =

= 0,250 m
2
2
e = d +T

f =

= 0,300 m
2
2
g = f +T

h =

( 20,934 ) +( 31,401 )
2

B B
2

( 0,25 ) + ( 0,414 )
2

( tgT )

= 37,739 m

( 0,300 ) + ( 0,852 )
2

0,70,2
2

= 0,484 m

( cot x H )+ elevasi crest


sin

i =f+

B B
2

( 1.5 x 1,5 )+ 3,025


sin33.69
-

= 20,934 m
20,934
=
tg 33.69

1,30,7
2

= 0,903 m
=

= 9,510 m
0,852
= 0,300 m + tg 33,69

55

= 1,578 m

PERENCANAAN PELABUHAN
-

j =

(iT )
sin

(1,578 0,852)
sin 33.69

= 1,309 m

T
( tg
)

k =d+

= 0,250 +

l =

( BB2 )

m =

elevasi crest + HT
sin

-b

3,025+1,50,852
sin 33.69
-

n =

elevasi crest + H
sin

o =

tinggi breakwater
sin

0,414
( tg33.69
)

( 68,02 0,2 )

31,401

= 0,871 m
= 2,499 m
=

= 6,622 m

-n

3,025+1,5
sin33.69

22,2
sin33.69

= 8,158 m
8,158

= 31,864 m

Gaya-gaya yang bekerja pada breakwater adalah :


i.
Akibat Beban Sendiri Breakwater
-

Lapisan I Tetrapod
Luas

= A1 + A2 + A3

= [(1,300 + 0,700 + (2*1,578)) *

[6,622 * (1,578 sin 33.69)]


= 2,196 m + 1,138 m + 5,796 m
= 9,13 m

56

0,852
] + [1,300 * (1,578 sin 33.69)] +
2

PERENCANAAN PELABUHAN
Berat = 9,13 m x (140 * 0.016) ton/m
= 20,451 t/m

Lapisan II Batu Alam


Luas

= B1 + B2 + B 3 + B4 + B 5

= [(0,700+0,200+(2*0,871)) *

1,300)

1
( sin 33,69
)

0,414
] + [((3,025-0,414-0,852) +
2

2,449]

[(2,449

( 3,025+1,5 ) (0,852+0,414)
)] +
sin 33,69

[1 * (sin 33,69 * 22,2)] + [(1 * (sin 33,69 * 31,864))]


= 0,547 m + 13,506 m + 14,389 m + 12,314m + 17,675 m
= 58,431 m

Berat = 58,431 m x (165 * 0.016) ton/m


= 154,258 t/m

Lapisan III Batu Alam


Luas

= C
57

PERENCANAAN PELABUHAN
= [(68,0 - (2 * 1)) + 0,2] *

20,934
2

= 692,915 m
Berat = 692,915 m * (165 * 0,016) ton/m
= 1829,296 t/m
Jadi, Gaya Akibat Berat Sendiri Breakwater :
W
= W + W + W
= 20,451 t/m + 154,258 t/m + 1829,296 t/m
= 2004,005 t/m
Untuk jalur selebar 1 m, total berat breakwater :
W
= 2004005 kg

ii. Akibat Beban Gempa


Koefisien gempa diambil koefisien terkecil dari koefisien gempa = 0,3.
Jadi, Beban gempa

= 0,3 * 2004,005 t/m


= 601,202 t/m
= 601202 kg/m

Jadi, sepanjang 1 m = 601202 kg

iii. Akibat Angin


Fw

= W .A. K

dimana,
W = tekanan angin

= c.v2

= koefisien angin

= 0,00256

= kecepatan angin

= 50 knots

A = luas penampang Breakwater

58

PERENCANAAN PELABUHAN
K = faktor keamanan

= 1,3

W = c*v
= (0,00256) * (50)
= 6,4 t/m
1,5 m
X

x
x

= 3,025 m 1,5 m
= 1,525 m
x1
1,525
= tg
= tg 33.69
= 2,288 m

= (1,300 + (1,300 + 2 * x)). x)


= (1,300 + (1,300 + 2 * (2,288)) * 1,525)
= 5,130 m

Fw

= 6,4 t/m * 5,130 m * 1,3


= 42,682 t/m

Jadi,
Total Gaya Vertikal :
V = Akibat Berat Sendiri Breakwater
= 2004,005 t/m
Total Gaya Horizontal :
H = Akibat Beban Gempa + Beban Angin
= 601,202 t/m + 42,682 t/m
= 643,884 t/m

Kontrol Stabilitas Breakwater


i. Terhadap Geser
Syarat :

V tan
H

1,5

59

PERENCANAAN PELABUHAN
2004,005 tan 33,69
643,884

1,5

2,075

1,5 (OK!)

ii. Terhadap Guling


M lawan guling
M guling

Syarat :

>2

Gaya Gempa + Angin dianggap bekerja pada tengah breakwater.

M guling

22,2 m

68136,17
68,0
m
7147,112

>2

9,533 > 2

(Ok)

= H . (22,2/2)
= 643,884 * 11,1
= 7147,112 ton m

M lawan guling = V . (68,0/2)


= 2004,005 * 34
= 68136,17 ton m

iii. Terhadap Eksentrisitas


Syarat :

|e|
= 1/6 . B
= 1/6 * 68,0
= 11,333 m

<

M netto
V

M lawan guling M guling


V

68136,17 7147,112
2004,005

= 30,434
x

|e|

= B/2 -

|e|

|e|

= 3,566 m
= 3,566 m

( 68,02 )

30,434
<

= 11,333 m

60

(Ok)

PERENCANAAN PELABUHAN
iv. Terhadap Daya Dukung Tanah
M
W
V

+
Syarat :

F
M
W

=B*1m
= V . e
= 1/6 . 1 . B2

<

tanah

= 68,0 m2
= 2004,005 t/m * 3,566 m
= 1/6 * 1 m * (68,0 m)

7146,281
770,667
2004,005

68,0

= 7146,281 t
= 770,667 m3

tanah

12

12

= 29,471 + 9,273

= 38,744 ton/m3

= 0,039 kg/cm3

tanah

(Ok)

= 20,198 ton/m3

= 0,020 kg/cm3

tanah

(Ok)

tanah

Kesimpulan :
Dari kontrol stabilitas breakwater terhadap geser, guling, eksentrisitas dan daya dukung
tanah, ternyata breakwater tersebut cukup aman.

61

Anda mungkin juga menyukai