: Fakultas Teknik
Dikerjakan
Kelompok F-1
Pekerjaan
Dihitung
Kelompok F-1
Nomor Contoh
Diperiksa
Lokasi
Kedalaman (m)
Nomor Piknometer
Berat Piknometer + Contoh (W2)
Berat Piknometer (W1)
Berat tanah Wt = W2 W1
Temperatur t 0C
Berat Piknometer + Air + Tanah Pasir (W3)
Berat piknometer + air pada 250C (W4)
W5 = W2 W1+W4
Isi Tanah (W5 W3)
Berat Jenis
Rata-rata
LABORATORIUM
MEKANIKA TANAH
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
Lokasi
: Fakultas Teknik
Dikerjakan
Kelompok F-1
Pekerjaan
Dihitung
Kelompok F-1
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(%)
(%)
A
40.7
38
2.7
10.1
27.9
9.67
B
40.2
37.6
2.6
10.1
27.5
9.45
9.56%
PERCOBAAN I
PEKERJAAN QUARTERING
A. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk mendapatkan suatu campuran tanah homogen yang akan dijadikan
sample siap test.
B. ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN
1.
2.
Dua batang besi dengan 0.5 sampai dengan 0.625 dan panjang 1 m
3.
4.
5.
Kantong plastik
6.
Masker
7.
C. PERSIAPAN
1. Tanah yang akan di quartering adalah tanah yang diambil dari lapangan, dijemur
sampai kondisi air dry , kemudian tanah di tumbuk dengan hammer karet agar
butirannya saling lepas antara satu dengan lainnya tanpa merusak butiran
tanahnya. Selanjutnya tanah diayak pada saringan no 4.
2. Tanah ditimbang unutk dijadikan sampel sebanyak 5 kg & dimasukkan kedalam
kantong plastik. Jumlah tanah yang lolos saringan berjumlah 90 kg.
3. Semua alat dibersihkan & disiapkan pada tempatnya.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pekerjaan Quartering dilakukan diatas permukaan datar.
2. Tanah ditimbang 10 Kg untuk di lakukan quartering pertama.
3. Tanah tadi diletakkan di atas platik lalu dicampur. Pencampuran tanah dilakukan
oleh 2 orang, dimana keempat ujung plastik dipegang kemudian diangkat
bergantian berurutan sesuai nomor 1, 2, 3, 4 yang searah jarum jam sampai
tanahnya merata.
4. Campuran tanah yang sudah merata di atas plastik di letakkan di atas besi yang
saling tegak lurus supaya terpisah menjadi 4 bagian yang kira-kira sama banyak.
Caranya :
Besi yang paling atas ( I I ) diangkat dan ditarik sehingga tanah terpisah
menjadi 2 bagian, kemudian angkat dan tarik besi yang di bawah ( II II )
sehingga tanah terpisah menjadi 4 bagian.
I
II
II
I
5. Ambil tanah dari atas platik secara diagonal, misalnya 1 - 3 atau 2 - 4. Dan apabila
pengambilan pertama tanah diambil pada bagian 1 - 3, maka pada tahap
selanjutnya tanah harus diambil pada pada bagian 1 - 3 juga.
6. Tanah yang diambil tadi diletakkan pada wadah ember.
7. Ambil lagi tanah sebanyak 5 kg, tambah dan dicampur bersama tanah sisa yang
ada di atas plastik.
8. Lakukan pekerjaan quartering seperti pada langakah 3 - 6 sampai tanah 90 kg
habis. Tanah yang tersisa di bagian 2 - 4 dijadikan sampel siap test yang pertama,
dimasukkan ke dalam kantong plastik transparan dan diberi label.
9. Untuk sampel kedua dan seterusnya dilakukan prosedur yang sama sampai
mendapatkan 18 sampel siap test. Setiap sampel diberi nama kelompok dan
nomor sampel agar dapat memudahkan ketika melakukan percobaan
PERCOBAAN II
KADAR AIR TANAH
(D 2216-92)
A. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk memeriksa kadar air dari suatu contoh tanah. Kadar air tanah adalah
perbandingan antara berat air yang dikandung tanah dan berat kering tanah dalam persen.
3. Desikator
4. Cawan timbangan tertutup dari gelas atau logam tahan karat.
C. BENDA UJI
Contoh tanah (basah) yang dipergunakan yang lolos saringan #.4 dengan berat
minimum 50 100 gram.
D. PELAKSANAAN
1. Semua cawan yang akan digunakan, dibersihkan dan kemudian cawan ditimbang dan
dicatat
2. Cawan diisi dengan tanah masing-masing cawan A dan B ditimbang berat cawan dan
tanah (W2)
3. Masukkan tanah yang telah ditimbang tadi ke dalam oven selama 24 jam.
4. Setelah 24 jam dikeluarkan dari oven dan didinginkan, kemudian ditimbang berat
cawan + tanah kering (W3). Hitung kadar airnya.
E. KESIMPULAN
Jadi, dari praktikum ini di dapat kadar air A 9.67% dan B 9.45% sehingga didapat kadar air rata-rata
adalah 9.56%
PERCOBAAN III
BERAT JENIS TANAH
(D 854 92)
A.MAKSUD PERCOBAAN
Maksud percobaan adalah menentukan berat jenis sesuatu contoh tanah. Berat jenis
adalah perbandingan antara butir-butir dengan berat air destilasi di udara dengan volume yang
sama dan pada temperature tertentu. Biasanya diambil temperature 27,5 0C.
B.ALAT-ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
1. Piknometer, yaitu botol gelas dengan leher sempit dan dengan tutup (dari gelas)
yang berlubang kapiler, dengan kapasitas 50 cc atau lebih besar dilengkapi garis
kalibrasi.
2. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram.
3. Air destilasi bebas udara.
4. Oven dengan suhu dapat diatur pada 105 0C 110 0C.
5. Termometer.
6. Cawan porselen dengan penumbuk berkelapa karet (pestel) untuk menghancurkan
gumpalan tanah menjadi butir-butir tanpa merusak butir-butirnya sendiri.
7. Alat vacum atau kompor.
8. Tempat air / ember.
9. Es batu.
10. Kain lap.
11. Pipet dan gelas pengukur air.
12. Saringan no. 40.
13. Corong.
14. Alat tulis menulis, spidol waterproof
C.BENDA UJI
Contoh tanah berat sekitar 10 gram yang akan digunakan untuk pemeriksaan secara
duplo (2 percobaan yang terpisah). Contoh tanah diperoleh dari hasil Spliter dan lolos
saringan no. 200.
D.PELAKSANAAN
1. Jadikan sampel siap test.
2. Piknometer dibersihkan luar dalam, dikeringkan, kemudian ditimbang (W 1)
3. Isi botol dengan air sampai batas kalibirasi kemudian ditimbang.
Gs
W2 W1
W4 W1 W3 W2
W1
W2
W3
W4
PERCOBAAN IV
DISTRIBUSI UKURAN BUTIR TANAH
( E 100 93 )
A.MAKSUD PERCOBAAN
Maksud percobaan adalah untuk menentukan distribusi ukuran butir-butir dari sesuatu
tanah. Untuk tanah yang butir-butirnya lebih besar dari 0,075 mm (tertahan saringan No. 200),
pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan saringan-saringan (analisa saringan),
sedangkan untuk tanah yang butir-butirnya lebih kecil dari 0,075 mm (lewat saringan No. 200),
pemeriksaan dilakukan dengan cara sedimentasi yang dapat menggunakan cara hydrometer
atau dengan pipet.
B.ALAT YANG DIGUNAKAN
1.Saringan.
a) Untuk butir-butir kasar diperlukan satu susunan saringan yang terdiri atas
saringan-saringan dengan ukuran sebagai berikut :
75 mm
60 mm
37,5 mm
25 mm
19 mm
9,5 mm
No. 4
(3)
(2)
(1 1/2)
(1)
(3/4)
(3/8)
(4,75 mm)
b) Untuk butir-butir sedang dan halus, yaitu butir-butir yang lebih kecil dari 4,75
mm dan lebih besar dari 0,075 mm digunakan satu susunan saringan yang
terdiri atas saringan dengan (Standard ASTM) dan ukuran sebagai berikut :
No. 8
No. 12
No. 16
No. 18
No. 30
No. 40
No. 50
No. 80
No. 100
No. 200
PAN
c) Mesin penggerak saringan.
(4.750 mm)
(3.350 mm)
(2.360 mm)
(2.000 mm)
(1.180 mm)
(0,425 mm)
(0.300 mm)
(0.250 mm)
(0.180 mm)
(0,075 mm)
2.Timbangan.
a) Untuk menimbang bagian butir-butir yang lebih kecil dari 2,00 mm (lewat
saringan No. 10) gunakan timbangan dengan ketelitian sekurang-kurangnya
0,01 gram.
b) Untuk menimbang tanah yang butirnya lebih besar dari 2,0 mm, digunakan
timbangan dengan ketelitian sekurang-kurangnya 0,1 persen dari besar
beban yang ditimbang.
3.Cawan porselen (mortar) dan pestel (penumbuk/pengeras) yang berkepala karet atau
dibungkus karet.
4.Alat pengaduk larutan tanah dalam air.
5.Gelas silinder kapasitas 1000 cc (diameter 6,35 cm/ 2 1/2 tinggi 45,7 cm/18 dengan
tanda 1000 cc pada 36 2 cm).
6.Hidrometer untuk membaca berat jenis larutan (untuk type ASTM 151 H atau 152 H
atau type lain) atau pipet untuk mengambil larutan pada kedalaman tertentu.
7.Stop Watch.
C.PERSIAPAN BENDA UJI
1. Contoh tanah yang dipakai adalah contoh tanah yang telah diquartering.
2. Contoh tanah tersebut ditimbang, lalu dicatat berat tanah + cawan.
3. Masukan dan keringkan tanah dalam oven suhu 105 0C 110 0C.
D.PELAKSANAAN
Untuk bagian yang tertahan saringan No. 10 dilaksanakan analisa saringan.
a)
Saringan benda uji yang tertahan saringan No. 10 yang telah dicuci yaitu hasil dari
pekerjaan tersebut pada persiapan benda uji dengan menggunakan satu sususan
saringan yang terdiri atas saringan-saringan yang tersebut sama atau dekat dengan
berat sebelum disaring (sebelumnya timbang susunan saringan satu per satu).
b)
Ditimbang dan dicatat berat masing-masing bagian yang tertahan diatas tiap-tiap
saringan. Diperiksa bahwa seharusnya jumlah berat masing-masing bagian
tersebut sama atau dekat dengan berat sebelum disaring.
E.KESIMPULAN
Dari pemeriksaan dan percobaan ini diketahui dari grafik :
D60 = 1.15
D10 = 0.16
D30 = 0.51
Koefisien keseragaman (cu)= D60 / D10 = 1.15 : 0.15 7.67
Koefisien Gradasi (cc)= D302/ (D10 x D60) =0.512 /(0.16x1.15)=0.122
PERCOBAAN V
PEMADATAN TANAH BUTIR HALUS
(D 698 91)
A.MAKSUD PERCOBAAN
Menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan (Berat volume kering) tanah
apabila dipadatkan dengan tenaga pemadatan tertentu.
Cara pemadatan :
Diameter 15,3 cm
Tinggi 12,28 cm
2. Penumbuk yang digunakan yaitu yang dilayani dengan tangan, (Sesuai dengan
penumbuk standar), dengan ukuran dan toleransi sebagai berikut :
Penumbuk standar :
tanah atau lantai yang dapat bergetar karena tenaga yang diperoleh akan berkurang).
Bila perlu harus disediakan blok beton yang beratnya sekitar 91 gram.
E.PELAKSANAAN
Dalam percobaan ini dilakukan dengan pemadatan standar yaitu dengan menggunakan
penumbuk standar dan pemadatan dilaksanakan dalam 5 lapisan. Jumlah tumbukan tiap
lapisan adalah 25 kali.
F.PEMADATAN
1. Sejumlah tanah lembab yang sudah disediakan, dipadatkan dalam silinder dengan
lapisan-lapisan yang sama tebal. Setiap lapis ditumbuk dengan jumlah tumbukkan (56
kali, 25 kali, 10 kali) untuk masing-masing sampel yang berbeda.
2. Lepaskan silinder sambungan (Silinder bagian atas), kemudian dipotong tanah dengan
pisau baja sehingga tanah rata dengan permukaan silinder dan bila perlu lobanglobang kecil yang terjadi di tambal sehingga permukaan menjadi halus. Dilepaskan
pelat dasar kemudian ditimbang silinder bersama tanah dan dicatat beratnya (W 2).
3. Dikeluarkan tanah tersebut, kemudian diambil contoh dari bagian atas dan bawah
secukupnya untuk menjadi bahan uji pemeriksaan kadar air.
4. Pekerjaan yang sama dengan sampel tanah yang lainnya yang telah disediakan
dengan penambahan kadar air yang berbeda.
G.PERHITUNGAN
1. Setiap pekerjaan pemadatan yang telah dikerjakan dihitung :
Kadar air
w2 w1
gram/cm 3
v
2. Digambarkan hubungan antara berat volume kering dengan kadar air pada grafik
dengan absis = kadar air, ordinat = berat volume kering
Grafik diperoleh :
a. Kadar air optimum (wopt) dari tanah yang diperiksa yaitu kadar air pada puncak
garis lengkung.
b. Kepadatan maksimal (dmax) yaitu berat volume kering yang diperoleh pada
pemadatan pada kadar air optimum.
H.KESIMPULAN
Dari percobaan diperoleh kadar air optimum (Wopt) = 15 % dan berat volume kering
(dmaks) = 1,45 gr/CC.
PERCOBAAN VI
CBR LABORATORIUM
( D 1883 92 )
A.MAKSUD PERCOBAAN
Untuk menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio) dari suatu tanah. Nilai CBR adalah
bilangan perbandingan (Persen) antara tekanan yang diperlukan untuk menembus tanah
dengan piston berpenampang bulat seluas 3 inci 2 dengan kecepatan penetrasi 0,05 inci
per menit terhadap tekanan yang diperlukan untuk menembus sesuatu bahan standar
tertentu.
Penentuan nilai CBR dapat dilaksanakan terhadap :
9. Macam-macam alat seperti talam, timbangan, oven, bak peredam, kertas filter, gelas
ukuran air , dan sebagainya.
C.BENDA UJI
4. Untuk pemeriksaan terhadap contoh tanah yang dipadatkan maka contoh tanah
dipersiapkan seperti pada percobaan pemadatan.
5. Benda uji ini akan diperiksa pada kepadatan maksimal, sehingga contoh tanah
dipersiapkan dengan dicampur air secukupnya sehingga kelembaban yang diperoleh
adalah kadar air optimum yang diketahui berdasarkan cara pemadatan standar.
D.PELAKSANAAN
1. Pemadatan tanah :
Dipasang dan di klep plat alas pada silinder dan dipasang juga silinder
pemadatan. Sehingga diperoleh kepadatan yang maksimal dengan kadar air yang
optimum.
2. Pelaksanaan penetrasi :
Contoh tanah yang dipadatkan dalam silinder dipasang pada mesin penetrasi.
E.PERHITUNGAN
1. Pengembangan (Swell) ialah perbandingan antara perubahan tinggi selama
perendaman terhadap tinggi benda uji semula dinyatakan dalam persen.
2. Dihitung pembebanan dalam kg (lb), dan digambarkan grafik beban terhadap
penetrasi. Pada beberapa keadaan permulaan dari kurva beban cekung akibat dari
ketidakteraturan permukaan atau sebab-sebab lain. Dalam keadaan ini titik nolnya
harus dikoreksi.
3. Dengan menggunakan harga-harga beban yang sudah dikoreksi pada penetrasi 2,54
mm (0,1) dan 5,08 mm (0,2) dihitung harga CBR dengan cara membagi beban
standar masing-masing 70,31 kg/cm 2 (1000 psi) dan 105,47 kg/cm 2 (1500 psi) dan
dikalikan dengan 100 harga CBR diambil harga pada penetrasi 2,54 mm (0,1).
Umumnya harga CBR diambil pada penetrasi 0,1. Bila harga yang didapat pada
penetrasi 5,08 mm (0,2) ternyata lebih besar percobaan tersebut diulangi.
Apabila percobaan ulangan ini masih tetap menghasilkan nilai CBR pada penetrasi
5,08 mm lebih besar dari nilai CBR pada penetrasi 2,54 mm (0,1) maka harga CBR
diambil harga pada penetrasi 5,08 mm (0,2).
Bila beban maksimum dicapai pada penetrasi sebelum 5,08 mm (0,2) maka harga
CBR diambil dari beban maksimum dengan beban standar yang sesuai.
F. KESIMPULAN
PERCOBAAN VII
TEKAN BEBAS
(D 4767 / D 2664 / D 5311)
A. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk menentukan kuat tekan bebas tanah kohesif. Pemeriksaan kuat tekan bebas
dapat dilakukan pada tanah asli contoh tanah padat buatan kuat tekan bebas (q u) adalah axial
(kg/cm2) yang diperlukan untuk menekan suatu silinder tanah sampai pecah atau besarnya
tekanan yang memberikan perpendekan tanah sebesar 20 %, apabila sampai dengan
perpendekan 20 % tersebut tidak pecah.
B. ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Alat/mesin penekan tanah
2. Alat pengatur contoh tanah dari tabung contoh
3. Pengatur regangan
4. Tabung cetak belah
5. Timbangan dengan ketelitian 0,10 gram
6. Stop watch
7. Alat bubut tanah
8. Alat-alat pemeriksa kadar air, pengukur diameter dan tinggi
9. ATM
C. BENDA UJI
Benda uji berupa tanah kohesif berbentuk silinder harus antara 2-3 kali diameter.
Diameter minimum benda uji 3,30 cm. Apabila benda uji 7,1 cm, butir tanah terbesar dijinkan
1/6 kali diameter
D. PELAKSANAAN
1. Persiapan benda uji :
Bila contoh tanah yang diperiksa adalah contoh tanah asli dari tabung yang
sesuai dengan benda uji yang diinginkan, maka keluarkan contoh tanah dari
tabung, dorong dengan alat pengeluar contoh tanah. Potong benda uji bagian
atas dan bawahnya, kemudian keluarkan dari tabung cetak belah.
Bila contoh tanah asli ukurannya lebih besar dari benda uji yang diinginkan,
bentuk/potong sehingga diperoleh ukuran yang diinginkan.
Bila contoh tanah padat buatan, dapat berupa contoh yang rusak (gagal pada
pelaksanaan/persiapan percobaan), masukan ke dalam kantong plastik dan
remas dengan jari sampai rata seluruhnya. Hindarkan bertambahnya udara
pada pori tanah. Kemudian bentuk kembali dan padatkan dalam cetakan
sehingga kepadatannya sama dengan tanah asli
Contoh tanah padat buatan dapat diperoleh dengan memadatkan contoh
tanah dengan kadar air dan kepadatan yang diinginkan. Pemadatan dapat
dilaksanakan pada silinder pemadatan dan dapat ditumbuk, kemudian
didorong dan dibubut. Pemadatan dapat dilaksanakan langsung pada cetakan
sesuai dengan persyaratan yang diinginkan, maka bila perlu sebelum
pelaksanaan percobaan, contoh tanah dapat diuji terlebih dahulu. Bila
demikian catat dan cantumkan dalam laporan
Ukur dan catat ukuran diameter dan tinggi benda uji
2. Pembebanan :
Tempatkan benda uji pada alat tekan berdiri vertikal dan sentris pada plat alat
dasar.
Atur alat tekan, sehingga pelat atas menyentuh benda uji
Atur arloji ukur pada cincin beban dan arloji pengukur regangan pada
pembacaan nol
Kerjakan alat pembebanan dengan kecepatan 0.5 2 % terhadap tinggi
benda uji/menit. Kecepatan ini diperkirakan sedemikian, sehingga pecahnya
benda uji tidak melampaui 10 menit. Catat pembacaan arloji pengukur beban
dan arloji pengukur regangan setiap 30 detik
Hentikan pembebanan apabila tampak beban yang bekerja telah mengalami
penurunan. Jika benda yang bekerja tidak pernah turun, kerjakan
pembebanan sampai regangan/pemendekan benda uji mencapai 20 % dari
tinggi benda uji
Periksa kadar air tanah benda uji
Buatlah sketsa dan catatlah perubahan benda uji, bila dapat ukurlah sudut
kemiringan bidang pecahnya benda uji. Pelaksanaan pemeriksaan ini
(persiapan + pembebanan) harus dilakukan secepatnya, agar kadar air tanah
tidak berubah karena penguapan
E. PERHITUNGAN
1. Hitunglah regangan axial pada pembacaan yang dibaca
R
dimana :
L
L0
2. Hitung luas rata-rata penampang benda uji dengan koreksi akibat pemendekan
A
dimana :
A0
1 R
3. Hitung tekanan axial yang bekerja pada benda uji setiap pembebanan
s P (kg / cm 2 )
A
dimana :
arloji ukur
4. Gambarkan grafik antara regangan (absis) dan tekanan yang bekerja (ordinat).
Tentukan harga maksimum axial yang terjadi dari grafik tersebut. Tentukan harga
maksimum axial yang terjadi dari grafik tersebut. Tekanan maksimum ini dilaporkan
sebagai kuat tekan bebas tanah yang diperiksa = q u. bila benda uji tidak mengalami
pecah, kuat tekan bebas adalah tekanan pada regangan 20 %
5. Catat dan cantumkan dalam laporan hal-hal sebagai berikut :
a. benda uji berupa contoh asli atau padat batuan
b. jenis tanah secara visual
c. ukuran diameter dan tinggi benda uji
d. kepadatan (berat volume kering), kadar air, derajat kekenyalan benda uji mulamula
PERCOBAAN VIII
KONSOLIDASI ( D 5333 94 )
A.
MAKSUD PERCOBAAN
Maksud percobaan adalah untuk mengetahui kecepatan konsolidasi dan besarnya
penurunan tanah apabila tanah diberi beban, keadaan tanah samping tertahan dan diberi
drainase pada arah vertikal.
B.
Tempat tanah.
2. Perlengkapan pembebanan.
3. Alat potong dan bubut tanah.
4. Stopwatch.
5. Perlengkapan untuk pemeriksaan kadar air dan perlengkapan umum lainnya.
6. Grease.
7. Alat tulis menulis.
C.
PELAKSANAAN
1. Persiapan benda uji :
a. Apabila tanah cukup lunak, masukkan tanah dalam cincin cetak dengan menekan
cincin ke dalam tanah yang telah di dorong tabung contoh secukupnya atau
didorong contoh masuk ke cincin cetak. Cincin cetak dapat sekaligus merupakan
tempat contoh tanah/benda uji dalam konsolidometer. Apabila contoh tanah agak
keras, contoh tanah dapat dipotong dan dibubut sehingga ukurannya sesuai
dengan cincin tempat benda uji. Dimasukan tanah dalam cincin konsolidometer
dan potonglah rata atas dan bawah dengan cincin. Permukaan benda uji harus
halus, bila perlu dapat ditambal lubang-lubang yang ada. Pelaksanaan tersebut
harus dilaksanakan secara hati-hati dan dikerjakan dengan cepat agar air tanah
Diperiksa bahwa alat-alat dalam keadaan bersih dan bekerja dengan baik. Juga
diperiksa bahwa lengan beban seimbang. Diperiksa bahwa batu-batu pori dalam
keadaan bersih dan tidak tersumbat.
Untuk memudahkan pemasangan dan menjamin rapat air, diolesi tipis dengan
pelumas karet seal, basahkan batu-batu pori, dan ditempatkan berturut-turut pada
konsolidometer yaitu :
a. Batu pori basah.
b. Cincin yang telah berisi benda uji.
c. Batu pori atas.
d. Pelat perata beban.
Tempatkan sel konsolidasi yang sudah berisi benda uji pada tempatnya pada
rangka pembebanan, diatur dengan sekrup pengatur/penahan lengan beban
sehingga lengan terangkat keatas, tetapi bagian atas jangan sampai mati untuk
masih
penekanan diatas benda uji dan diatur arloji pengukur penurunan pada
pembacaan nol (pemasangan arloji diukur sedemikian rupa, sehingga
dimungkinkan pembacaan pengembangan).
Dipasang beban sehingga tekanan pada benda uji sebesar 0,25 kg/cm 2.
Diturunkan sekrup pengatur lengan beban, sehingga beban mulai bekerja diatas
tanah, dijalankan stopwatch.
Pengamatan dapat kurang dari 24 (1441 menit) untuk tanah yang konsolidasinya
cepat, dapat dihentikan setelah tampak grafik hubungan antara penurunan dengan
waktu (dengan skala logaritma) menjadi lurus, yang berarti telah terjadi konsolidasi
sekunder. Sebaliknya tanah yang konsolidasinya sangat lamban pengamatan
mungkin dilakukan lebih dari 24 jam.
Sel konsolidasi diisi dengan air setelah beban bekerja, tetapi tidak menggangu
pembacaan lakukan pengisian sir ini setelah pengamatan 1 menit, (sebelum
pembacaan 4 menit). Dijaga agar selama percobaan benda uji selalu terendam air,
dengan muka air kira-kira setinggi dengan permukaan atas benda uji.
3. Benda uji ini akan diperiksa pada kepadatan maksimal, sehingga contoh tanah
dipersiapkan dengan dicampur air secukupnya sehingga kelembaban yang diperoleh
adalah kadar air optimum yang diketahui berdasarkan cara pemadatan standart.
D.
PERHITUNGAN
1. Dihitung berat tanah basah, berat isi dan kadar air benda uji, sebelum dan sesudah
percobaan serta dihitung pula berat tanah keringnya (Bk).
2. Ada dua cara untuk menggambarkan hasil percobaan konsolidasi. Cara pertama
adalah membuat grafik penurunan terhadap tekanan, cara kedua adlah membuat
grafik angka-pori terhadap tekanan. Pada kedua cara ini untuk harga tekanan
dipergunakan skala logaritmis. Bila dipakai cara pertama, maka pembacaan
penurunan terakhir pada setiap pembebanan digambarkan pada grafik terhadap
tekanan. Bila dipakai cara kedua, maka dilakukan perhitungan seperti berikut :
i.
Ht
Ht
Bk
ii. Menghitung besar penurunan total (H) yang terjadi pada setiap
pembebanan.
H= pembacaan arloji pada permulaan percobaan dikurangi pembacaan
arloji sesudah pembebanan yang bersangkutan.
iii. Menghitung angka pori semula (angka pori asli = e o) dengan rumus :
eo
Ho Ht
Ht
Ho
iv. Menghitung perubahan angka pori (e) pada setiap pembebanan, dari rumus :
e
H
Ht
eo - e
vi. Digambarkan harga-harga angka pori ini pada grafik angka pori
tekanan, dengan mempergunakan skala logaritmis untuk
terhadap
tekanan.
Sr
w.G
e
Sr =
derajat kejenuhan
w
kadar air
angka pori
0,212 Hm 2
t90
cv
Hm =
T90
BATAS CAIR
Batas Cair
Banyaknya pukulan
Nomor Cawan
Berat Cawan + Contoh
Basah (gr)
Berat Cawan + Contoh
Kering (gr)
Berat Air
(gr)
Berat Cawan
(gr)
Berat Contoh Kering
(gr)
Kadar Air
(%)
Kadar Air Rata-rata
(%)
15
31
23
8
33,94
33,54
34,74
39,24
12,34
15,84
17,14
14,94
22,34
21,84
29,74
28,74
29,74
31,94
9,74
10,04
11,44
10,74
22,04
21,44
4,2
4,8
7,3
2,6
5,8
5,7
4,2
0,30
0,4
20,54
21,24
20,54
20,14
3,44
3,44
2,74
3,24
21,24
20,54
9,2
7,5
9,2
11,8
6,3
6,6
8,7
7,5
0,8
0,9
45,65
64,00
54,35
61,86
41,27
87,88
65,52
56,00
37,50
44,44
54,83
17
58,11
64,57
60,76
10
40,97
Praktikum
Lokasi
Tanggal
Dikerjakan
: Mekanika Tanah
: Fakultas Teknik
:
: Kelompok F-1
Tanah Terganggu
Pemendekan Tanah
Lo = 13,8
a x 10 -3
Regangan
Beban
Tekanan
P = 0,1872 x b
30
150
0,150
0,01087
0,98913
45,8382
71
13,2912
0,2900
60
192
0,192
0,01391
0,98609
45,9797
92
17,2224
0,3746
90
230
0,230
0,01667
0,98333
46,1085
251
46,9872
1,0191
120
255
0,255
0,01848
0,98152
46,1936
441
82,5552
1,7872
150
281
0,281
0,02036
0,97964
46,2824
639
119,6208
2,5846
180
312
0,312
0,02261
0,97739
46,3888
820
153,5040
3,3091
210
361
0,361
0,02616
0,97384
46,5579
950
177,8400
3,8198
240
429
0,429
0,03109
0,96891
46,7947
1005
188,1360
4,0205
270
421
0,421
0,03051
0,96949
46,7667
965
180,6480
3,8627
Waktu (Menit/Detik)
Luas Koreksi
1-
(cm)
L
Lo
(%)
Ao
1-
(cm2)
Beban
P
P
A
(kg)
(kg/cm3)
:
:
:
Praktikum
Lokasi
Tanggal
Dikerjakan
: Mekanika Tanah
: Fakultas Teknik
:
: Kelompok F-1
Tanah Terganggu
Jenis/Keadaan
Tanah
Benda Uji :
Diameter Contoh
= 7,9
cm
16,4
gr
20,1
gr
Tinggi Contoh Lo
= 13,8
cm
13,3
gr
16,0
gr
Luas Mula-mula
Ao
= 45,34
cm2
Berat Cawan
4,6
gr
5,2
gr
Volume Contoh
=
625,69
cm3
Berat Air
11,8
gr
14,8
gr
Berat Contoh
= 1,018
gr
8,7
gr
10,8
gr
gr/c
m
Kadar Air
135,0
137.9.
Berat Volume
68,51%
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai Qu < 2,0, Dapat disimpulkan bahwa tanah
yang di uji mempunyai konsolidasi tanah yang sangat lunk.
F. Kesimpulan
Harga CBR adalah nilai yang menyatakan kualitas tanah dasar. Biasanya digunakan untuk
perencnaan tebal lapisan perkerasan yang lapisan tanah dasarnya sudah tidak akan
didapatkan lagi. Hal ini untuk mengetahui apakah kepadatan sudah sesuai dengan yang
diinginkan.
PERCOBAAN IX
BATAS CAIR TANAH
( D 4318-93)
A. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan batas cair tanah, yaitu kadar tanah tersebut pada keadaan atas
peralihan antara cair dan keadaan plastis. Tanah pada keadaan batas cair diperiksa
dengan alat Casagrande, kedua bagian tanah yang terpisah oleh alur selebar 2.5 mm
menutup sepanjang 1 cm pada 25 kali pukulan.
B. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Alat batas cair Casagrande
2. Alat pembarut (grooving tool)
3. Cawan porselin (mortar)
4. Pastel (penumbuk/pengerus) berkepala karet atau dibungkus karet
5. Spatel
6. Saringan # 40
7. Air destilasi dalam botol cuci (wash bottle)
8. Alat-alat percobaan kadar air
C. BENDA UJI
Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak 100 gram.
Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibereskan dari butir-butir yang lebih besar dari
0.525 mm (tertahan pada saringan # 40). Untuk contoh yang memang tidak mengandung
butir-butir kasar yang lebih besar dari 0.525 mm dapat langsung diperiksa tanpa persiapan
lebih dahulu. Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, mula-mula dikeringkan
dalam suhu udara (dengan alat pengering dengan suhu kurang dari 60 C) secukupnya
sampai dapat disaring melalui saringan.
Pecahkan gumpalan-gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar dengan pastel
dengan kepala terbungkus karet, sehingga butir-butir tidak rusak. Kemudian saring dengan
saringan # 40. Bagian yang tertahan disingkirkan dan bagian yang lewat saringan
digunakan sebagai benda uji.
D. PERSIAPAN ALAT
1. Periksa alat Casagrande yang akan digunakan, bahwa alat dalam keadaan baik, bautbaut tidak longgar, sumbu mangkok tidak sangat aus sehingga mangkok goyang dan
mangkok tidak terlalu aus pada bagian alurnya. Juga periksa alat pembarut pada
ukuran-ukuran yang benar
2. Periksa apabila pegangan diputar, mangkok akan terangkat 1 cm. Gunakan alat
pembarut sebagai pengukur.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Taruhlah contoh tanah (100 gram) dalam mangkok porselen, campur rata dengan air
destilasi sebanyak 15 20 cc. Aduk tekan-tekan dan tusuk-tusuk dengan spatel. Bila
perlu tambahkan air secara bertahap, tambah sekitar 1 3 cc, aduk tahan dan tusuktusuk, tambah air lagi dan seterusnya, sehingga diperoleh adukan yang benar-benar
merata.
2. Apabila adukan tanah telah merata dan kebasahannya telah menghasilkan sekitar 15
35 pukulan pada percobaan, taruhlah sebagian adukan tanah pada mangkok
Casagrande. Gunakan spatel, sebar dan tekan dengan baik, sehingga tidak
terperangkap gelembung udara dalam tanah. Ratakan permukaan dan buat mendatar
dengan ujung terdepan rapat pada ujung terbawah mangkok, sehingga tanah bagian
terdalam setebal 1 cm.
3. Dengan alat pemotong, buat alur lurus pada garis tengah mangkok searah sumbu alat,
sehingga tanah terpisah menjadi 2 bagian simetris.
4.
Gerakkan pemutar sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada alasnya dengan
kecepatan 2 putaran per detik sampai kedua bagian bertemu sepanjang 12.7
mm ("). Catat jumlah pukulan yang diperlukan.
Pada percobaan pertama, pukulan diperlukan harus antara 15 35 kali. Bila lebih,
berarti tanah kurang basah. Tambahkan sedikit air baru diaduk sampai merata.
Cuci mangkok Casagrande dengan air kemudian keringkan dengan kain kering.
Kemudian ulangi pekerjaan seperti di atas.
5. Ambillah segera dari mangkok sebagian tanah dari spatel secara melintang tegak lurus
alur termasuk bagian tanah yang saling bertemu. Periksalah kadar air tanah tersebut.
6. Ambil sisa tanah yang masih ada dalam mangkok dan kembalikan ke cawan porselen,
tambahkan lagi dengan air secara merata. Cuci dan keringkan mangkok.
7. Ulangi pekerjaan sehingga diperoleh 3 atau 4 data hubungan antara kadar air dan
jumlah pukulan diantara 15 sampai 35 pukulan dengan masing-masing selisihnya
hamper sama. Percobaan ini harus dilaksanakan dalam keadaan tanah yang kurang
cair kemudian makin cair.
F. PERHITUNGAN
Setiap data hubungan antara kadar air tanah dan jumlah pukulan merupakan satu
titik dalam grafik, dengan pukulan sebagai basis (skala log) dan kadar air sebagai ordinat
(persen biasa).
Tarik garis lurus penghubung terbaik dari titik-titik yang diperoleh. Batas cair tanah
adalah kadar air yang diperoleh pada perpotongan garis penghubung tersebut dengan
garis vertical 25 pukulan.
PEMERIKSAAN ATTERBERG
Batas Cair
Banyaknya pukulan
Nomor Cawan
Berat Cawan + Contoh Basah
Berat Cawan + Contoh Kering
Berat Air
Berat Cawan
Berat Contoh Kering
Kadar Air
Kadar Air Rata-rata
11
(gr)
(gr)
(gr)
(gr)
(gr)
(%)
(%)
19
27
9
7,1
1,9
4
3,1
61,29
56,40
9
7,3
1,7
4
3,3
51,52
8
6,5
1,5
4
2,5
60,00
54,07
8
6,7
1,3
4
2,7
48,15
5
6
10,1
7,3
8,2
6,1
1,9
1,2
4
4
4,2
2,1
45,24
57,14
51,19
32
7
8
9,90
10,1
8,2
8,2
1,7
1,9
4
4
4,2
4,2
40,48 45,24
42,86
PERCOBAAN X
BATAS PLASTIS DAN INDEX PLASTIS
(D 4318-93)
A. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan batas plastis suatu tanah, yaitu kadar air minimum (dalam persen)
bagi tanah tersebut yang masih dalam keadaan plastis. Tanah ada pada keadaan plastis
apabila tanah yang digiling menjadi batang-batang berdiameter 3 mm mulai menjadi retakretak. Index plastisitas suatu tanah adalah bilangan (dalam persen) yang merupakan
selisih antara batas cair dan batas plastisnya.
B. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Cawan porselen
2. Pastel (penumbuk/pengerus) berkepala karet atau dibungkus karet
3. Spatel
4. Pelat kaca
5. Saringan # 40
6. Batang kawat berdiameter 3 mm untuk ukuran pembanding
7. Alat-alat pemeriksaan kadar air
8. ATM / Spidol Water Proof
C. BENDA UJI
Contoh tanah sebanyak 10 20 gram yang sudah melewati saringan # 40.
Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, keringkan dahulu dalam suhu udara
atau pengering dengan suhu 60 C sampai gumpalan-gumpalan mudah remuk untuk
kemudian disaring. Pecahan gumpalan-gumpalan digerus dalam mortar dengan pastel.
Bagian yang tertahan saringan # 40 disingkirkan. Persiapan benda uji ini sama dengan
penyiapan benda uji untuk pemeriksaan batas cair, sehingga memungkinkan kedua
percobaan ini dapat dilakukan dalam waktu bersamaan.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Jadikan sampel siap test (lewat quartering).
2. Taruh contoh tanah pada cawan porselen, campur air sedikit demi sedikit, aduk sampai
benar-benar merata. Kadar air yang diberikan adalah sampai tanah bersifat cukup
plastis dan dengan mudah dibentuk menjadi bola dan tidak melekat pada jari bila
ditekan.
3. Remas dan bentuklah menjadi bola atau ellipsoida tanah tersebut dengan berat 8
gram. Giling benda uji di atas pelat kaca sehingga terbentuk batangan-batangan yang
diameternya rata.
4. Bila pada penggilingan diameter batang telah menjadi 3 mm, bandingkan dengan
batang kawat pembanding dan ternyata tidak ada retak pada tanah, potong-potong
menjadi 6 atau 8 bagian, kemudian remas seluruhnya menjadi bola dan giling kembali,
seterusnya sampai pada tanah tampak retak-retak dan tidak dapat digiling menjadi
tanah yang lebih kecil.
5. Kumpulan tanah yang retak atau terputus-putus tersebut segera dicari kadar airnya.
E. PERHITUNGAN
1. Batas Plastis adalah kadar air yang diperoleh pada pemeriksaan di atas yang
dinyatakan dalam persen. Laporkan batas plastis tersebut berupa bilangan bulat
terdekat.
2. Hitung Index Plastisitas tanah, yaitu selisih dari batas cair dan batas plastisnya.
IP = LL PL
3. Jika salah satu dari batas cair atau batas plastis tidak dapat diperoleh, laporkan bahwa
Index Plastisitasnya = Non Plastic (NP).
4. Jika tanahnya banyak pasir, kerjakan pemeriksaan batas plastis lebih dahulu daripada
batas cairnya. Jika batas plastisnya tidak dapat dilaksanakan, laporkan bahwa
tanahnya NP.
5. Jika ternyata batas plastis tanah sama dengan atau lebih besar dari batas cairnya,
juga laporkan bahwa Index Plastisitasnya NP.
BATAS PLASTIS
Nomor Cawan
Berat Cawan + Contoh Basah
Berat Cawan + Contoh Kering
Berat Air
Berat Cawan
Berat Contoh Kering
Kadar Air
Kadar Air Rata-rata
(gr)
(gr)
(gr)
(gr)
(gr)
(%)
(%)
9
6,2
5,3
0,90
4
1,3
69,23
10
6,8
6,1
0,7
4
2,1
33,33
51,28
F. KESIMPULAN
Lewat percobaan diperoleh batas cair tanah berbutir halus yang mengandun mineral
lempung sangat pekat terhadap perubahan kandungan air. Dengan diketahuinya nilai
konsistensi tanah lempung batas cair (LL) dan batas plastis (PL) maka sifat tanah bisa
diketahui. Lewat percobaan di peroleh hasil LL=52, PL=51,28 dan PI=LL-PL jadi PI=0,27.
PERCOBAAN XI
TRIAKSIAL PADA KONDISI UNCONSOLIDATED UNDRAINED (UU) TANPA
PEMBACAAN TEKANAN PORI
(D 4767 / D 2664 / D 5311)
A. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan parameter geser tanah dengan alat Triaksial pada kondisi
Unconsolidated Undrained tanpa pembacaan tekanan pori.
B. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Sel triaksial dengan dinding transparan pada perlengkapannya.
2. Alat untuk memberikan tekanan yang konstan pada cairan dalam sel dengan ketelitian
0.1 atau 0.005 kg/cm.
3. Alat kompresi untuk menekan benda uji secara axial dengan kecepatan yang dapat
diukur antara 0.5 0.75 mm/menit. Untuk Drained harus lebih lambat.
4. Arloji untuk mengukur pemendekan benda uji.
5. Membran karet yang sesuai dengan ukuran benda uji, alat perenggang membran dan
gelang karet pengikat.
6. Cetakan tanah.
7. Alat pemeriksa kadar air tanah.
C. BENDA UJI
1. Benda uji yang perlu dipersiapkan sekurang-kurangnya 3 buah, berupa silinder tanah
dengan perbandingan tinggi : diameter = 2 : 1 dan 3 : 1. Diameter minimum 3.30 cm.
2. Apabila diameter benda uji 7.1 cm, butir tanah terbesar yang diijinkan ada dalam
benda uji adalah 1/10 kali diameter pada benda uji, sedangkan bila diameter benda uji
lebih dari 7.10 cm, butir tanah terbesar yang diijinkan adalah 1/6 kali diameter benda
uji.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
benda uji pada pembacaan nol. Selanjutnya atur arloji tekanan pori pada
pembacaan nol, jika ada gelembung-gelembung udara yang harus dikeluarkan.
3. Pembebanan
Jalankan mesin beban dengan kecepatan 0.5 2 persen/menit. Baca dan catat
pembacaan arloji ukur cincin beban dan tekanan air pori dan arloji ukur
pemendekan benda uji pada kedudukan-kedudukan pemendekan : 0.1 ; 0.2 ; 0.3 ;
0.4 ; 0.5 % (jika tanah belum pecah) dapat dibaca setiap 2 %. Lanjutkan sampai
pemendekan 15 % (meski tanah sudah pecah), atau pemendekan 20 %.
Pembacaan yang lebih perlu dilakukan pada saat tanah mendekati pecah.
Selama pembebanan selalu amati manometer tekanan sel dan aturlah agar
tekanan hamper konstan terkecuali bila memang digunakan alat dengan tekanan
konstan.
Seteleh selesai pembacaan, hentikan mesin beban, keluarkan air dalam sel,
kemudian buka sel dan keluarkan benda uji.
Bukalah membran karet dan buat sketsa bentuk pecahnya tanah.
Timbang dan catat berat benda uji.
Laksanakan pemeriksaan kadar air.
4. Kerjakan dengan cara yang sama untuk benda uji kedua dan ketiga dengan tekanan
sel yang berbeda besarnya
E. PERHITUNGAN
Hitung regangan axial tanah () untuk setiap beban yang dibaca, yaitu :
L
Lo
Ao
1
P
A
Gambar grafik hubungan antara tegangan deviator dan regangan sebagai absis. Cari dari
grafik tegangan deviator maksimum atau regangan 20 %, mana yang lebih dulu terjadi
pada pemeriksaan.
Hitung tegangan utama major dan minor pada saat pecah yaitu :
Tegangan utama major
= 1 = tekanan sel
Gambarkan lingkaran Mohr dari tegangan pada saat pecah pada salib sumbu
dengan tegangan geser sebagai ordinat dan tegangan normal sebagai absis. Buat
setengah lingkaran dengan pusat terletak pada sumbu tegangan normal dan absis sama
dengan
1 3
3
dan jari-jari 1
2
2
Gambarkan lingkaran Mohr dengan cara yang sama bagi benda uji lainnya yang telah
diperiksa.
PERCOBAAN XII
SONDIR
(D 4528 / D 5092)
A. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat tanah.
Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung yang dinyatakan
dalam gaya per satuan luas. Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap
selubung bikonus dalam gaya per satuan panjang.
B. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1.
2.
Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, sesuai dengan kebutuhan
serta panjang masing-masing 1 meter
3.
4.
5.
Kunci-kunci pipa, alat-alat pembersih, oli, minyak hidrolik (kastrolik SAE 10)
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1.
Kita tentukan titik dimana akan dilaksanakan penyondiran dan jarak kurang lebih 0.5
meter sekeliling titik dipasang kedua ujung jangkar untuk mengikat besi ambang
(angker 4 buah).
2.
Alat sondir dipasang di atas titik yang akan disondir dan diusahakan letak sumbu
ditengah-tengah vertical diatas titik tersebut.
3.
Dua pasang besi ambang penahan dipasang pada jangkar dengan sekrup.
4.
Kedua manometer 50 kg dipasang pada pipa. Kamar instalasi diteliti apakah sudah
berisi penuh dengan minyak kastrolik dan udara didalamnya dikeluarkan secara
perlahan-lahan.
Caranya, pluyer ditarik pada pemegangnya dan ditekan dulu keatas agar udara
didalam kamar terbuang.
Bersamaan dengan itu, kastroli kita isi melalui pipa tempat mengisi sehingga kita
rasa kamar instalasi tertekan karena terisi oleh kastroli.
Sesudah itu lubang tempat mengisi kastroli ditutup (perhatikan pada waktu sondir,
kastroli tidak boleh terbuang dari lubang tersebut).
5.
6.
7.
Pasang konus dan bikonus sesuai dengan kebutuhan pad ujung pipa pertama.
8.
Pasang rangkaian pipa untuk memsukkan konus tersebut pada mesin sondir.
9.
Setelah alat sondir siap, pipa ditekan kebawah sampai menekan tanah asli dengan
kecepatan konstan. Pipa penyelubung menekan kerucut yang masuk kedalam tanah
sampai kedalaman tertentu.
10.
Sampai pada jarak 20 cm (ditentukan dari pipa) dari permukaan tanah, tekanan diatur
terhadap penurunan tersebut, dengan cara menaikkan kembali poros gigi penahan.
Kemudian penggeser ditarik keluar sehingga tekanan sekarang beralih pada bikonus
melalui batang sondir kea lat pengukur. Instalasi tertekan kebawah mengenai bagian
atas dari batang sondir, konus merosot 4 cm dalam tanah.
11.
12.
Pembacaan pertama kit abaca pada manometer yang hanya menunjukkan tekanan
pada ujung konus tanpa koreksi. Kemudian bikonus ditekan secara perlahan-lahan
setinggi 4 cm, dimana pada saat ini pembacaan kedua dilakukan. Pembacaan
pertama menunjukkan tegangan pada ujung bikonus dan pembacaan kedua
menunjukkan tegangan ujung bikonus ditambah dengan tegangan lekat dari selubung
bikonus. Poros gigi tekan diputar kebawah sampai pipa dank onus turun lagi 20 cm
dan harga-harga penyondiran dilakukan lagi. Bilamana konus telah mencapai
kedalaman 1 m, berarti batang sondir masih berada 20 cm diatas tanah, pipa
disambungkan dan tekanan diberikan segera setelah penyambungan dilakukan.
13.
14.
Setelah selesai penyondiran, pipa dicabut perlahan-lahan dengan memutar katrol dan
diusahakan supaya pipa tidak lepas.
15.
D. PERHITUNGAN
Pekerjaan dihentikan pada keadaan :
Untuk sondir ringan, pada waktu tekanan manometer tiga kali berturut-turut telah
melebihi 350 kg/cm2, atau kedalaman maksimum 30 m.
Hambatan lekat dihitung dengan rumus :
HL ( JP PK ) x
A
B
PERCOBAAN XIII
BORING
(D 4528 / D 5092)
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mendapatkan gambaran dari profil tanah berdasarkan warna visual tanah.
2. Untuk menyelidiki dan mengetahui lapisan-lapisan tanah yang diteliti.
3. Pengambilan contoh tanah dan batuan pada kedalaman tertentu untuk penyelidikan
laboratorium.
4. Untuk meyakinkan hasil pemeriksaan sondir.
B. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Kepala bor
2. Alat pengambil contoh tanah
3. Minyak hidrolik dan lain-lain
4. ATM
5. Batang-batang bor sebagai penghantar sepanjang 1 meter
C. BENDA UJI
Langsung dilakukan di lapangan.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Tentukan titik pengeboran.
2. Bersihkan lokasi dari rumput dan akar-akar pohon.
3. Mata bor dipasang pada batang drill, alat pemutar pada ujung lainnya.
4. Mata bor diputar searah dengan jarum jam, dengan sedikit tekanan ke dalam tanah.
Putaran harus sesuai dengan putaran sekrup.
5. Setiap masuk 20 cm, dapat dilihat pada batang drill yang ditekan dan sesudahnya
diberi ukuran, barulah mata bor diangkat.
6. Tiap kali pengambilan dengan mata bor, tanah yang masuk ke dalam mata bor
dikeluarkan dan dicatat mengenai kedalaman, jenis tanah, sifat tanah dan warnanya.
7. Hasil pengeboran disusun sedemikian rupa dari kedalaman terdangkal sampai dengan
yang terdalam agar identifikasi tanah dipermudah.
8. Pengeboran dilakukan sampai kedalaman tertentu.
PERCOBAAN
PEMADATAN LAPANGAN XIV
(SAND CONE METHOD)
(D 1556-94)
A TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui/menentukan kepadatan dari suatu tempat pada lapisan atau
perkerasan yang telah dipadatkan. Alat ini digunakan untuk menguraikan secara terbatas,
pada tanah yang mengandung butir kasar, yang lebih kecil dari 5 cm.
B ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Botol transparan untuk pasir
2. Corong kerucut ukuran 16.51 cm
3. Plat dasar/landas ukuran 30.48 x 30.48 cm, berlubang ditengah dengan ukuran 16.51
cm
4. Timbang kapasitas 10 kg dengan ketelitian 1 kg dan kapasitas 500 gram dengan
ketelitian 0.1 kg
5. Pasir bersih, keras, kering dan bisa mengalir bebas (pasir Ottawa)
6. Kontainer, cawan
7. Parang
8. Oven
9. Kantong plastik
10. ATM
C PROSEDUR PERCOBAAN
Pelaksanaan dibagi dalam 2 tahap, yaitu :
1. Persiapan di laboratorium
Balikkan botol dan letakkan di atas container, sehingga corong kontak dengan
bagian atas kontainer.
Buka keran pelan-pelan hingga pasir dalam botol mengalir mengisi kontainer.
Setelah kontainer penuh dengan pasir, keran ditutup dan botol diangkat
dengan hati-hati.
(W2 W1 )
( gram / cm3 )
V1
Isi botol dengan pasir secukupnya, kemudian pasang corong pada mulut botol
dan timbang beratnya (W3).
Letakkan botol terbalik di atas plat landas sedemikian rupa sehingga corong
kontak dengan lubang.
Setelah corong penuh dengan pasir, aliran pasir akan terhenti. Keran ditutup
dan botol diangkat.
2. Persiapan di lapangan
Letakkan plat landas diatasnya, tepat diatas lubang dan usahakan dinding
dasar dari lubang tersebut serata mungkin.
Seluruh tanah dari hasil galian tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik,
kemudian ditimbang. Didapat berat isi tanah dan kadar air dari tanah tersebut.
Letakkan botol beserta corong terbalik di atas plat landas sehingga pasir
memenuhi lubang dan corong. Setelah penuh, angkat dan timbang botol,
corong dan sisa pasir.
Kemudian pasir yang ada didalam lubang diangkat dengan hati-hati. Bersihkan
dari tanah yang terbawa ke dalam pasir, kemudian di timbang.
D PERHITUNGAN
1. Hitung pasir yang akan keluar
= berat (botol + pasir mula-mula) berat (botol + pasir sisa)
2. Hitung berat pasir dalam lubang
= berat pasir yang akan keluar berat pasir dalam corong
3. Volume lubang pemeriksaan
BeratPasirDalamLubang
(cm3 )
BeratIsiKeringPasir
BeratTanah Basah
( gram / cm3 )
VolumeLuba ng
BeratIsiTa nahBasah
x 100 %
100 KadarAir
BeratIsiKeringLapangan
BeratIsiKeringLaboratorium
x 100 %
Catatan :
-
Digunakan pasir Ottawa karena pasir ini memiliki butir-butir yang seragam atau homogen.
Sewaktu mengisi kontainer dengan pasir, jangan sampai ada getaran, sebab akan
mempengaruhi kepadatan dari pasir.
No.
Berat
Saringa
n
Saringa
n
8
10
12
16
18
30
40
50
80
100
200
Pan
(gr)
477.68
465.46
463.98
446
440.73
412.44
397.48
387.96
349.93
352.64
387.36
335.13
Uk.
Buti
r
(mm
)
2.38
2.00
1.68
1.19
1.00
0.59
0.43
0.30
0.18
0.15
0.08
Berat
Saringan +
Tanah
Tertahan
(gr)
499.67
472.86
469.13
460.93
448.63
429.16
408.28
392.80
362.20
354.64
391.85
341.68
Berat
Netto
Tertahan
(gr)
21.99
7.40
5.15
14.93
7.90
16.72
10.80
4.84
12.27
2.00
4.49
6.55
115.04
persen
tertahan
%
19.12
6.43
4.48
12.98
6.87
14.53
9.39
4.21
10.67
1.74
3.90
5.69
jumlah
Berat
Lewat
persen
ayakan
(%)
19.12
25.55
30.02
43.00
49.87
64.40
73.79
78.00
88.66
90.40
94.31
100.00
(%)
80.88
74.45
69.98
57.00
50.13
35.60
26.21
22.00
11.34
9.60
5.69
0.00
100.00