Anda di halaman 1dari 31

1

TRANSPORTASI AIR
NUR YUWONO
JURUSAN TEKNIK
SIPIL,
FAKULTAS
TEKNIK, UGM
BAGIAN 3
PERENCANAAN
SALURAN NAVIGASI
2

Berdasarkan tujuan pembuatannya, saluran navigasi


dapat dibedakan menjadi tiga macam:

Sal uran sej aj ar sungai

Saluran ini berada disamping sungai dengan letak kurang lebih


sejajar dengan sungai

Saluran ini biasanya dibuat bila sungai tidak layak untuk


kegiatan navigasi karena sesuatu sebab.

Sal uran penghubung daerah penti ng

Saluran ini dibuat dengan tujuan untuk menghubungkan daerah


yang penting misalnya daerah industri, pertambangan, pertanian
dan daerah padat penduduk

Sal uran penghubung dua sungai atau dua perai ran.

Saluran ini dibuat dengan tujuan agar dua (atau lebih) sistem
navigasi sungai/perairan dapat dihubungkan sehingga menjadi
jaringan navigasi terpadu (integrated navigation network)
TRANSPORTASI SUNGAI DAN
SALURAN
TIPE SALURAN NAVIGASI
PELABUHAN TRANSPORTASI
AIR DARATAN
3
4

Berapa hal yang perl u di perti mbangkan dal am


merencanakan sal uran navi gasi :

Saluran diusahakan relatif horisontal, atau dengan


kemiringan < 3 10
-5

Jari-jari belokan harus cukup besar dan saluran pada


belokan harus diperlebar.

Diusahakan elevasi muka air sama dengan elevasi air tanah


di sekitar saluran dengan tujuan untuk mengurangi
kehilangan air.

Persediaan air untuk saluran

Biaya penggalian dan pengangkutan tanah minimum

Jumlah bangunan diusahakan sesedikit mungkin (bangunan


pintu air, bangunan silangan)

Tempat-tempat penting yang perlu dihubungkan, misalnya


daerah industri, pertanian, pertambangan dan permukiman.

Jaringan transportasi darat yang telah ada (jalan raya dan


kereta api), jangan sampai bersaingan saling mematikan,
usahakan bersinergi.

Menghindari daerah-daerah yang mudah terjadi


pendangkalan.

Jika saluran harus memotong bukit sebaiknya dipilih daerah


yang relatif terjal dan menghindari tanggul yang panjang.
TRANSPORTASI SUNGAI DAN
SALURAN
TATA LETAK SALURAN NAVIGASI
5
SALURAN PENGHUBUNG DUA
SUNGAI
TRANSPORTASI SUNGAI DAN
SALURAN
SALURAN SEJAJAR SUNGAI DAN SALURAN
PENGHUBUNG
ALTERNATIF TRACE SALURAN
NAVIGASI
TIPE SALURAN
NAVIGASI
6

Sal uran buatan:

Lebar saluran (w
nav
):

W
nav
= 2.a.B + 2.b.B + c.B

W
min
= 3,50 B.

Kedalaman saluran (d
nav
) (diukur dari LWL):

d
nav
= D + C + S

d
nav
=(1,5 sd 1,7).D muka air relatif konstan

d
nav
= (1,2 sd 1,5).D muka air berfluktuasi
TRANSPORTASI SUNGAI DAN
SALURAN
TAMPANG LINTANG SALURAN NAVIGASI
B
a.B a.B
c.B b.B b.B
W
nav
d
nav
7

Keterangan:

W
nav
= lebar alur yang diperlukan untuk navigasi (m)

d
nav
= kedalaman yang diperlukan untuk navigasi dari m.a.r. (m)

B = lebar kapal rencana yang dilayani (m)

a = koefisien manuver = 1,6 sd 2,0

b = koefisien lingkungan tebing = 0,6 sd 1,6

c = koefisien ruang bebas antara dua perahu = 0,8 sd 1,0

D = draft kapal (m)

C = ruang bebas bawah kapal

S = penurunan kapal akibat squat


TRANSPORTASI SUNGAI DAN
SALURAN
TAMPANG LINTANG SALURAN NAVIGASI
B
a.B a.B
c.B b.B b.B
W
nav
d
nav
D
C+S
8

Sal uran al am (sungai ):

Lebar sal uran (w


nav
):

W
nav
= 2.a.B + 2.b.B + c.B

W
nav
diukur pada alur sungai tersempit

Kedal aman sungai (d


nav
):

Kedalaman alur sungai ditentukan pada saat muka air rendah


(baik akibat pengaruh pasang surut atau air hujan -musim).

d
nav
= 1,2 D
TRANSPORTASI SUNGAI DAN
SALURAN
TAMPANG LINTANG SALURAN NAVIGASI
W
nav
W
nav
d
nav
9
TRANPORTASI
AIR LEWAT
KANAL
10

Ol ah gerak kapal :
Kapal yang bergerak di air akan mendapatkan tahanan atau
hambatan yang besarnya tergantung kepada:

Bentuk perahu atau kapal

Kekasaran dinding luar kapal, terutama lambung kapal

Kecepatan kapal

Kedalaman dan lebar saluran navigasi


TRANSPORTASI SUNGAI
DAN SALURAN
TAMPANG LINTANG SALURAN NAVIGASI
R = 10.(k.A
1
+ C.A
2
) V
rel
(2,25)
Keterangan:
R = tahanan kapal (N)
A
1
= l uas basah di ndi ng kapal (m
2
)
A
2
= Tampang l i ntang basah (m
2
)
k = koefi si en 0,15 sd 0,30
C = koefi si n 2 sd 4
V
rel
= Kecepatan rel ati f kapal terhadap ai r
= Vs + VR
Vs = kecepatan kapal
VR = kecepatan arus bal i k (back flow velocity)
11

Lebar al ur navi gasi di bel okan


Kapal yang bergerak di belokan akan mengalami gaya eksternal
berupa gaya sentrifugal (akibat kecepatan kapal yang bergerak
membelok), dengan demikian agar kapal dapat bergerak sesuai
arah yang dituju harus membuat sudut sehingga membutuhkan
ruang tambah besar. Oleh karena itu lebar alur navigasi yang
diperlukan dibelokan lebih lebar dari pada pada saluran lurus.
TRANSPORTASI SUNGAI DAN
SALURAN
TAMPANG LINTANG SALURAN NAVIGASI
W
W +
= L
2
/2.R
R
12

Arus yang di ti mbul kan bal i ng-bal i ng


(Propel l er)

Untuk keperluan manuver, kapal dilengkapi dengan propeller


di bagian buritan (stern propeller). Dan untuk mendapatkan
kemudahan manuver, beberapa kapal dilengkapi dengan
propeller samping (bow propeller)

Kapal yang merapat ke dermaga (berthing) dengan tenaga-


nya sendiri (tidak dengan kapal tunda) akan menimbulkan
arus air yang relatip cepat dan kuat (water jet) yang berasal
dari propeller.

Dalam mempelajari arus yang ditimbulkan oleh propeller ini,


ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan yaitu:

Pembangkitan arus oleh propeller (jet induction)

Penyebaran arus (jet distribution)

Erosi akibat arus (jet erosion)


TRANSPORTASI SUNGAI DAN
SALURAN
TAMPANG LINTANG SALURAN NAVIGASI
13
TRANSPORTASI SUNGAI DAN
SALURAN
TAMPANG LINTANG SALURAN NAVIGASI
5 , 0
0
0
1
. 2
. . . 6 , 1

,
_

+
V
V
k D n V
A
t
V
o
= kecepatan aliran awal jet (m/det)
n = putaran propeler (1/det)
D = diameter propeler (m)
k
t
= thrust coefficient = 0,2 sd 0,5
V
A
= Kecepatan menuju propeller
= 0 kapal diam
= 0,2 Vs kapal berjalan
14
TRANSPORTASI SUNGAI DAN
SALURAN
TAMPANG LINTANG SALURAN NAVIGASI
V
maks,bott
= kecepatan maks jet
dekat dasar (m/det)
E = 0,25 sd 0,71
V
s
= kecepatan kapal (m/det)
n = putaran proppeler (1/det)
D = diameter propeler (m)
h
p
= Jarak antara poros propeler
dan dasar (m)

'

,
_

D n
V
V
D
h
E V
s
p
boot maks
.
1
0
0 , 1
,
p
b o t t m a k s
h
D
n E V
2
,
. . . 9 5 , 0
15
TRANSPORTASI SUNGAI DAN
SALURAN
TAMPANG LINTANG SALURAN NAVIGASI
UKURAN BATU LAPIS LINDUNG DASAR
TERHADAP ARUS PROPPELER
d
min
= diameter batu lindung (m)
B = koefisien stabilitas 1,0 sd 1,2
= rapat masa air laut, batu
V
bott,maks
= kecepatan arus dekat
dasar (m/det)
s o,

,
_

o
o s
maks bott
g B
V
d


2
2
,
min
) (
16
TRANSPORTASI SUNGAI DAN
SALURAN

Gelombang yang dibangkitkan


kapal ada dua macam yaitu:

Gel ombang Pri mer

Gelombang primer adalah


gelombang yang tersusun dari
kenaikan muka air akibat
gerakan kapal kedepan
sebesar d
s
, dan penurunan
muka air akibat arus balik
sebesar d
d

Gel ombang Sekunder

Gelombang sekunder adalah


gelombang yang terdiri dari
gelombang lateral dan
diagonal akibat aliran untuk
memberikan tekanan pada
kapal (berasal dari propeller)
GELOMBANG BANGKITAN KAPAL
Gelombang
bangkitan kapal
17
BANGKITAN GELOMBANG
OLEH PROPELER KAPAL
18
BANGKITAN GELOMBANG
OLEH PROPELER KAPAL
19
TRANSPORTASI SUNGAI DAN
SALURAN
GELOMBANG
BANGKITAN KAPAL
n = a/A
dm = a/Wo = kedalaman rerata (m)
Vs = kecepatan kapal (m/s; knots)
H = tinggi gelombang (m)
Wo
a
A
d
n
dm
H
Vs
Dm
Wo
n dm dm/Wo Vs H
Klaus Romish
20
TRANSPORTASI SUNGAI DAN
SALURAN

Havelock telah mengembangkan suatu


rumus untuk menentukan tinggi
gelombang yang dibangkitkan oleh
kapal berdasarkan teori Lord Kelvin
(H.J. Verhey & M.P. Bogaerts, 1989)
GELOMBANG BANGKITAN KAPAL
2
33 , 0
1

s
F
d
S
d
H

1
]
1

d g
V
F
s
s
.

g
V
L
s
w
2
. . 2 . 67 , 0
. 2
.
2
w
w
T
g L
Keterangan:
H = tinggi gelombang bangkitan kapal (m)
d= kedalaman air (m)
S = jarak antara sisi kapal dng tebing (m)
Vs = kecepatan kapal (m/det)
= 0,50 sd 1,00
= 2,70 sd 4,00
Lw = panjang gelombang
Tw = periode gelombang
1

Fs = angka Froude
21
PERLINDUNGAN TEBING SALURAN
TERHADAP GELOMBANG KAPAL
TRANSPORTASI SUNGAI DAN SALURAN

Saluran navigasi merupakan saluran yang


dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan air.
Kendaraan yang lewat akan selalu menimbulkan arus
dan gelombang. Arus dan gelombang ini dapat
menimbulkan kerusakan di tebing saluran, berupa
kikisan tebing saluran.

Tebing yang rusak dapat:

menimbulkan pendangkalan saluran,

membahayakan konstruksi dan fasilitas yang berada di


sekitar tebing

memberikan pemandangan yang kurang bagus pada


pemakai saluran (terutama bila dikaitkan dengan wisata)
22
PERLINDUNGAN TEBING SALURAN
TERHADAP GELOMBANG KAPAL
TRANSPORTASI SUNGAI DAN SALURAN

Untuk mencegah dan mengurangi terjadinya erosi


tebing dan pendangkalan saluran dapat dilakukan:

Membuat peraturan mengenai kecepatan maksimum kapal


pada saat melalui saluran atau kanal, dengan demikian
dapat dihindari gelombang yang terlalu tingi.

Membuat perlindungan tebing dengan konstruksi pelindung


tebing seperti halnya rip-rap, turap atau revetment dari blok
beton.

Membuat perlindungan tebing dengan tumbuh-tumbuhan


yang cocok pada daerah tersebut

Mengatur kegiatan manusia di areal sekitar tebing, misalnya


dengan memindahkan rumah dan fasilitas mandi cuci
kakus (MCK) keluar dari daerah saluran navigasi.
23
PERLINDUNGAN ALAMI TEBING SALURAN
TRANSPORTASI SUNGAI DAN SALURAN
24
PERLINDUNGAN TEBING SALURAN
TERHADAP GELOMBANG KAPAL
TRANSPORTASI SUNGAI DAN SALURAN
Beberapa contoh perlindungan tebing sungai/saluran
25
PERLINDUNGAN TEBING SALURAN
TERHADAP GELOMBANG KAPAL
TRANSPORTASI SUNGAI DAN SALURAN
PERLINDUNGAN TEBING DENGAN RIP- RAP (BATU)

,
_

0
0
) 3 / 1 (
50
.


s
m B
H
d
Keterangan:
d
50
= diameter rerata batu lapis lindung (m)
H = tinggi gelombang bangkitan kapal (m)
m = sudut kemiringan tebing saluran
( biasanya = 2,5 sd 3,0)
B = koefisien stabilitas batu = 0,95 sd 1,05
= rapat masa batu dan air (t/m
3
)
0
,
s
Geotekstil
Batu (rip-rap)
m
26
PERLINDUNGAN TEBING SALURAN
TERHADAP GELOMBANG KAPAL
TRANSPORTASI SUNGAI DAN SALURAN
PERLINDUNGAN TEBING DENGAN RIP- RAP (BATU)
0
,
s
Geotekstil
Batu (rip-rap)
m
) (
H
W
3
3

Cot K
D

Keterangan:
W = berat batu (tf)
H = tinggi gelombang bangkitan kapal (m)
= sudut kemiringan tebing saluran
= berat volum batu (tf/m
3
)
K
D
= koefisien stabilitas batu = 2 sd 4

0 0
/ ) (
s
RUMUS HUDSON
27
filter
geotekstil
Concrete
block
H
b

d
50
L
G
D
B
b

0
0

TRANSPORTASI SUNGAI DAN SALURAN


PERLINDUNGAN TEBING SALURAN
TERHADAP GELOMBANG KAPAL
PERLINDUNGAN TEBING DENGAN
CONCRETE BLOCK
28
filter
geotekstil
Concrete
block
H
) , (
.
Ir f
D
H

2 / 1
) (

,
_

w
L
H
Tan
Ir

G
B P.

) . ( L g
k
P
( )
2 / 1
50 ,
. 676 , 0
f
d k
PENENTUAN TEBAL CONCRETE BLOCK
29
TRANSPORTASI SUNGAI DAN
SALURAN
SOAL - SOAL
1. Bila diketahui data sebagai berikut ini, rencanakan saluran
navigasi untuk dua jalur dan gambarkan potongan melintang
saluran navigasi tersebut.

Karakteri sti k Kapal

Jeni s Kapal Lebar (B) Panj ang (L) Draft (D)

Bus air 5,0 m 25,0 m 1,50 m

Truck air 5,5 m 24,0 m 1,70 m

Speed boat 2,0 m 6,0 m 0,60 m

Tongkang 6,0 m 22,0 m 1,50 m

Kondi si Hi draul i k

Pasang surut : 1,50 m

Elevasi muka tanah: + 2,50 m

Elevasi HWL : + 1,50 m

Arus aliran : relatip kecil


30
TRANSPORTASI SUNGAI DAN
SALURAN
SOAL - SOAL
2. Suatu saluran navigasi diketahui dengan kedalaman 2,50 m,
lebar 45 m. Saluran tersebut melayani bus air dan truck air
(dua jalur) dengan kecepatan kapal maksimum yang
diperkenankan pada saluran tersebut adalah 12 km/jam.
Jawablah pertanyaan dibawah ini.

Tinggi gelombang maksimum yang ditimbulkan kapal, dengan


menggunakan teori Lord Kelvin yang dikembangkan oleh
Havelock, dengan mengambil koefisien = 1,00 dan = 2,40

Rencanakan perlindungan tebing Rip-Rap (ukuran batu dan sket


konstruksi) dengan menggunakan rumus Hudson, bilamana
ditentukan koefisien stabilitas = 3,0, kemiringan tebing =
1(vertical) : 2,5 (horizontal), dan rapat massa batu pelindung
2650 kg/m
3
.

Rencanakan tebal concrete block untuk perlindungan tebing


saluran tersebut, bila diameter filter 1,5 cm, tebal filter 20 cm,
dan ukuran block 30 x 60 cm, rapat masa beton 2400 kg/m
3
.
1

31

Anda mungkin juga menyukai