RUMUS PERHITUNGAN

PADA TECHNICAL STANDARDS AND

COMMENTARIES FOR
PORT AND HARBOUR FACILITIES IN JAPAN
OCDI JAPAN
 RUMUS PERHITUNGAN LEBAR ALUR PELAYARAN

Part IV – Chapter 2 – Hal.347

No. URAIAN RUMUS

1. UKURAN LEBAR ALUR 2 (ARAH) / DOUBLE WAY CHANNEL
: 1 x LOA
2. UKURAN LEBAR ALUR 2 (ARAH) / DOUBLE WAY CHANNEL
APABILA ALUR TERSEBUT PANJANG : 1.5 x LOA
3. UKURAN LEBAR ALUR 2 (ARAH) / DOUBLE WAY CHANNEL
APABILA INTENSITAS KAPAL YANG BERPAPASAN CUKUP
TINGGI : 1.5 x LOA
4. UKURAN LEBAR ALUR 2 (ARAH) / DOUBLE WAY CHANNEL
APABILA ALUR TERSEBUT PANJANG DAN
INTENSITAS KAPAL YANG BERPAPASAN CUKUP TINGGI : 2.0 x LOA
 Part IV – Chapter 2 – Hal.347

UNTUK ALUR PELAYARAN DENGAN KLASIFIKASI KHUSUS, MISALNYA :

a) ALUR PELAYARAN DENGAN INTENSITAS TRAFFIC YANG SANGAT TINGGI

(EXTREMELY HEAVY TRAFFIC);
b) ALUR PELAYARAN YANGS ERING DILINTASI OLEH KAPAL-KAPAL
BERUKURAN ULTRA-LARGE;
c) ALUR PELAYARAN DENGAN KONDISI CUACA DAN LAUT YANG BURUK.

MAKA LEBAR ALUR PELAYARAN HARUS DIBUAT SEDEMIKIAN RUPA DENGAN

MENAMBAHKAN MARGIN YANG CUKUP BERDASARKAN RUMUS
PERHITUNGAN YANG TELAH DIJELASKAN DI ATAS.
 Part IV – Chapter 2 – Hal.346

RUMUS PERHITUNGAN LEBAR BELOKAN ALUR PELAYARAN

APABILA SUATU ALUR PELAYARAN MEMPUNYAI BELOKAN, MAKA SUDUT

PERPOTONGAN AS ALUR PADA TITIK BELOKAN HARUS DIBUAT SEKECIL
MUNGKIN.

PENENTUAN SUDUT BELOKAN HARUS MEMPERTIMBANGKAN:

a) DIAMETER BELOKAN KAPAL YANG AKAN MELINTAS;
b) SPEED KAPAL PADA SAAT BELOK;
c) PERBANDINGAN DRAFT KAPAL DENGAN KEDALAMAN ALUR
PELAYARAN;
d) JUMLAH SBNP EKSISTING PADA ALUR PELAYARAN TERSEBUT;
e) KONDISI ARUS DAN ANGIN.

BERDASARKAN HAL TERSEBUT MAKA DIDAPATKAN RUMUS SUDUT AMAN

BELOKAN YAITU:
SUDUT AMAN PERPOTONGAN AS ALUR PADA TITIK BELOKAN ≤ 30°.
 Part IV – Chapter 2 – Hal.346

CENTER AS ALUR
CENTER AS ALUR

PENAMBAHAN LEBAR ALUR 4 x LOA

PADA BELOKAN ALUR 2 (DUA) ARAH / DOUBLE WAY CHANNEL DENGAN SUDUT BELOKAN
LEBIH DARI 30° DAN LEBAR ALUR SAMA DENGAN LOA KAPAL, MAKA LEBAR ALUR PADA SUDUT
BELOKAN DAPAT DITAMBAH LEBARNYA DENGAN PERHITUNGAN SEPERTI GAMBAR DI ATAS.
 Part IV – Chapter 2 – Hal.348

RUMUS PERHITUNGAN KEDALAMAN ALUR PELAYARAN

KEDALAMAN ALUR PELAYARAN HARUS DIBUAT SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA

DAPAT BERKESINAMBUNGAN DENGAN KEDALAMAN KOLAM PELABUHAN.

APABILA DIPERLUKAN PENAMBAHAN MARGIN SEBAGAI SAFETY FACTOR , MAKA

DAPAT DITAMBAHKAN SESUAI DENGAN KEBUTUHAN DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN :

a) JENIS DAN PROFIL DASAR LAUT;

b) PERGERAKAN KAPAL (VESSEL MOTION);
c) TRIM DAN DRAFT KAPAL YANG MELINTAS;
d) EROR PADA PETA LAUT YANG DIGUNAKAN;
e) HASIL SURVEY KEDALAMAN PADA LOKASI PELABUHAN;
f) TINGKAT AKURASI DARI HASIL PENGERUKAN.
 RUMUS PERHITUNGAN
KEBUTUHAN DAN KECUKUPAN SBNP

KEBUTUHAN SBNP = PANJANG ALUR ÷ RENCANA JARAK PEMASANGAN SBNP

CASE 1 : PANJANG ALUR KABIL 9NM ÷ 3NM = 3 (TIGA) UNIT SBNP

KECUKUPAN SBNP = (ƩSBNP EKSISTING ÷ KEBUTUHAN SBNP) x 100%

CASE 2 : (10 UNIT SBNP EKSISTING ÷ 3 UNIT SBNP) x 100% = 3.3 %