Tahun I II III IV V
b. Pertumbuhan II-III
819.230 − 550.687
𝐼𝐼𝐼% = × 100% = 32.8%
819.230
c. Pertumbuhan III-IV
696.378 − 819.230
𝐼𝑉% = × 100% = −17.6%
696.378
d. Pertumbuhan IV-V
924.433 − 696.378
𝑉% = × 100% = 24.7%
924.433
Tabel Persentase Peningkatan Kebutuhan Minyak
Tahun m3 Selisih (%)
I 415668 0 0
II 550687 135019 24.5
III 819230 268543 32.8
IV 696378 -122852 -17.6
V 924433 228055 24.7
Rata- rata pertumbuhan 16.1
Direncanakan Pelabuhan beroprasi hingga 20 tahun mendatang dan akan mulai beroperasi
pada tahun ke-5, digunakan pertumbuhan kebutuhan pertahun sebesar 16.1 %.
Dengan nilai rata-rata peningkatan hasil produksi Minyak 16.1% maka dapat diperkirakan jumlah
Hasil produksi Minyak pada tahun ke-20 adalah sebagai berikut :
Minyak (ton) = (924433 x 16.1% x 5) + 924433 = 1668601.565 ton
Dengan cara diproyeksikan dengan persentase pertumbuhan kebutuhan setiap tahunnya yaitu
16.1% didapatkan volume kebutuhan bahan bakar Kerajaan Sumbawa pada 5 tahun mendatang adalah
sebesar 1668601.565 ton.
Kapal curah basah tersebut direncanakan dengan kapasitas DWT 25000, sehingga gambar
kapal desain dapat dilihat seperti dibawah ini :(sumber : avic dingheng shipbuilding co.ltd).
Gambar 4.1 Kapal Desain dengan Kapasitas DWT 25000
(sumber : avic dingheng shipbuilding co.ltd).
4.2 PANJANG, LEBAR DAN KEDALAMAN DERMAGA
4.2.1 Perencanaan Jumlah Dermaga
BOR = berth occuption factor
BOR adalah rasio antara waktu tempat sandar itu dilakukan dimana tempat sandar tersedia.
BOR sangat berguna untuk kemungkinan peletakan barang (throusput) maupun kapasita
tempat sandar/ BOF Berth sama dengan 50%, biasanya dikatakan sebagai BOF = 0,50.
Misalnya :
Jika tempat sandar (berth) dapat digunakan 300 hari / tahun, maka jika berth
digunakan 150 hari.
Ns Tb
BOR
Nb Tav
Jika berth baru digunakan kapal maka berth tersebut tidak bisa digunakan lain hingga
pasti ada waktu tambahan untuk penggantian tempat sandar meskipun yang lainnya masih
harus menunggu giliran. BOR 100% tidaklah mungkin. Kapal yang masih di tempat sandar
setelah bongkar muat harus meninggalkan berth atau kapten harus membayar uang sewa
tunggu di tempat sandar. Jika tempat sandar yang optimum penggunaannya (efisien) jika
tercapai ongkos untuk berth (operation) dan maintenance dan waktu tunggu kapal minimum.
Pelabuhan yang direncanakan adalah pelabuhan yang melayani kapal curah
basah, dengan data-data kapal :
DWT : 25000 ton
Cargo tank capacity : 27500 m3
Loa : 165.2 m
B : 26.7 m
D : 9.8m
H : 13.6 m
Displ : 31.000 ton
LOA B
Waktu sandar
Waktu sandar 1 kapal = Kapasitas tanker / Jumlah kapal
= 27500 / 81375
= 0.338 hari
Waktu untuk mengalirkan24 tanks = 27500 / 3500
= 7.9jam/hari
(sumber: avic dingheng shipbuilding co.ltd)
Jika diasumsikan :
48 1,126
= 0.090
2 300
=9%
Alternatif III (dicoba 3 dermaga)
Jumlahkapal waktusandar
BOR =
Jumlahdermaga waktuefektif
48 1,126
= 0,060
3 300
=6%
Dari alternatif-alterrnatif di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah
dermaga yang reasonable adalah alternatif 1 (BOR = 0,18) yang berarti dalam 1 tahun
pelabuhan beroperasi selama 1,8 bulan. Sedangkan untuk alternatif 2 (BOR = 0,09)
berarti pelabuhan hanya beroperasi 0,9 bulan/tahun dan 3 (BOR = 0.06) berarti
pelabuhan hanya beroperasi 0.6 bulan/tahun sehingga banyak waktu kosong (waktu
yang terbuang) maka pelabuhan tersebut tidak efektif.
= 2 x x 247,82 m
= 385.817,988 m2
Untuk lebih jelasnya kami akan memberika gambaran daerah perairan Kuta
Gambar Kondisi Perairan Daerah Kuta yang sehingga memiliki karakteristisk Gelombang
dan Arus yang tenang.
1 1 1
. . .
5 8 5
B B4 B
.
8
Jadi lebar alur untuk 1 jalur : L = 4,8 x BB
= 4,8 x 26,7
= 128,16 m
Pada perencanaan digunakan alur dengan 1 jalur karena padalalu lintas kapal
produksi waktu kedatangan dapat direncanakan dan diprediksi sesuai kebutuhan.
Sehingga kapal yang berpapasan dapat dihindari dengan system pengaturan jadwal
yang baik.
V = kecepatan (m/dt)
g = percepatan gravitasi (m/dt2)
h = kedalaman (m)
V
Angka Froude, Fr =
gh
5,14
=
9,81 11,5
= 0,484
Lpp = 155,0 m (data katalog Avic Dingheng Shipbuilding Co.LTD)
Dspl = 31.000 ton
Ƿair laut = 1030 kg/m3
B = 26,7 m
D = 9.8 m
Maka :
= Dspl/Ƿair laut
= 31.000 / 1,030
= 30097,087 m2
30097,087 0,484 2
Sq = 2,4
155 2 1 0,484 2
= 0,804 m
H = draft + squat
= 9,80 + 0,804
= 10,604 m
Jadi, H <Hmin
10,604 < 11,50 , maka yang dipakai adalah H = 11,50 m
Maksim
um
+
MSL
+0,00 +
(Titik
18
m
D
r
Squ
at &
Net
clea
L
W
L
MSL = 1
Gross Clearance
Hmin = 1.15 D = 1.15 x 9,80
= 11,27 m
Net Clearance :
T= T1 + T2 + T3 + T4
dimana :
T = net clearance (m)
T1 = faktor keadaan tanah
T2 = faktor gelombang
T3 = faktor gerakan kapal
T4 = faktor pengendapan
Perhitungan secara rinci :
Kondisi tanah Lumpur
Clearance
Faktor keadaan tanah (T1)
Lpp = 0,846 x Loa 1,0193
= 0,846 x 165,21,0193
= 154,237 m 155 m
Karena Lpp = 155 m >125 m dan kondisi tanah adalah tanah keras maka T1 = 0,45 m
Supaya kapal tidak kandas maka diambil H yang lebih besar yaitu:
D
r
Sq
ua
N
et
R2 4962
W = 1,1268 m
8 * LOA2 8 165,2 2
30
L= 2 R = 22= 259,705 m
360
R1 = 259,705
b. Bagian luar
R2 = R1 + wx
= 259,705 + 129,29
= 388,995 m
c. Panjang daerah setelah tikungan = 5 x Loa
Dimana :
3 x Loa = 3 x 165,2 = 495,6 m (untuk daerah stabilitas )
2 x Loa = 2 x 165,2= 330,4 m (untuk daerah perlambatan)
5 x Loa = 5 x 165,2= 826 m
4.5 PERENCANAAN FENDER
Pada waktu merapat tersebut akan terjadi benturan antara kapal dan
dermaga.walaupun kecepatan kapal kecil tetapi karena massanya sangat besar, maka
energi yang terjadi karena benturan akan sangat besar. Untuk menghindari kerusakan
pada kapal dan dermaga karena benturan tersebut maka di depan dermaga diberi
bantalan yang berfungsi sebagai penyerap energi benturan. Bantalan yang
ditempatkan di depan dermaga disebut dengan fender.
W .v 2
E Cm . Ce . Cs . Cc (Bambang Triatmodjo, 170)
2g
dimana : E = Energi benturan (ton meter)
v = Komponen tegak lurus sisi dermaga dari kecepatan
kapal pada saat membentur dermaga (m/dtk)
W = Displacement kapal (ton)
g = Percepatan gravitasi (= 9,81 m/dtk)
Cm = Koefisien massa
Ce = Koefisien eksentrisitas
Cs = Koefisien kekasaran = 1
Cc = Koefisien bentuk dari tambatan = 1
W
Cb (Bambang Triatmodjo, 171)
Lpp . B . D . o
Dengan :
Cb = koefisien blok kapal
D = darft kapal (m)
B = lebar kapal (m)
Lpp = panjang kapal pada sisi air (m)
0 = berat jenis air laut (1,025 t/m3)
Sehingga diperoleh :
31000
155 . 26,7 . 9,8 . 1,025
0,746
D
Cm 1 . (Bambang Triatmodjo, 170)
2 Cb B
9,8
1 .
2 0,746 26,7
= 1,773
Berdasarkan nilai Cb = 0,746 (diambil nilai Cb min dalam grafik = 0,75) maka
dari gambar 6.30 (hal. 221, Bambang Triatmodjo) diperoleh :
r
= 0.253
Loa
Jadi, r = LOA*0,253
= 165,2*0,253
= 41,8 m
W . v2
E Cm . Ce . Cs . Cc
2g
31000 . (0,026) 2
1,773 . 0,506 . 1 . 1
2 . 9,81
0,958 tm
95800 kg / cm
W 1
v2 F D
2g 2
Wv 2
F
2 g D
Dimana :
F = gaya bentur yang diserap sistem tender
D = refleksi fender (draft)
v = komponen kecepatan dalam arah lurus sisi dermaga
W = bobot kapal bermuatan penuh
Tabel Fender Systems, Quay fenders – Hollow Cylindrical
E = 0,958 tm
Dari tabel Fender Systems, Quay fenders – Hollow Cylindrical, dipilih fender
dengan spesifikasi :
Diameter luar = 400 mm
Diameter dalam = 200 mm
L =6m
Energi = 1,4 tm (>0,958 tm)
Gaya = 17,7 t
Berdasarkan diameter luar fender antara 100 mm – 500 mm, maka digunakan
fender tipe Small Hollow Cylindrical Fender yang direncanakan digantung
menggunakan rantai.
Gambar Perencanaan Fender Tipe Small Hollow Cylindrical
Dengan:
L= jarak maksimum antar fender (m)
r = jari-jari kelengkungan sisi haluan kapal (m)
h = tinggi fender (m)
Fender dengan dimensi OD x ID : 400 x 200 mm
Maka : H = 40 cm
DWT = 25000 ton
Sehingga :
L = 2 r 2 ( r h) 2
= 118,227 cm
= 1,18227 m ≈1,2 m
Diasumsikan energi benturan yang terjadi diterima 1 fender
E = 0,958 tm
Berdasarkan data diatas, fender dengan nilai defleksi maksimal = 1.4 m
Data – data :
- Panjang dermaga = 100 m
- Jarak antar fender = 1,2 m
- Panjang bidang tumbuk = 1/5 . L
= 1/5 . 100 = 20 m
Jumlah fender yang dibutuhkan :
x 20
n 1 1
L 1,2
15,667 16 buah
4.6 PENAMBAT
Penambat adalah suatu konstruksi yang digunakan untuk keperluan berikut :
1. Mengikat kapal pada waktu berlabuh agar tidak terjadi pergeseran atau
gerakan kapal yang disebabkan oleh gelombang, arus dan angin.
2. Menolong berputarnya kapal.
Alat penambat ini bisa diletakkan di darat (dermaga) dan di dalam ait.
Menurut macam konetruksinya alat penambat dapat dibedakan menjadi :
1. Bolder pengikat
Bolder digunakan sebagai tambatan kapal yang berlabuh dengan mengikatkan
tali-tali yang dipasang pada haluan, buritan dan badan kapal ke dermaga.
Bolder ini diletakkan pada sisi dermaga dengan jarak antar bolder adalah 15 –
25 m. Bolder dengan ukuran yang lebih besar (corner mooring post)
diletakkan pada ujung-ujung dermaga atau di pantai di luar ujung dermaga.
2. Pelampung penambat
Pelampung penambat berada di dalam kolam pelabuhan atau di tengah laut.
3. Dolphin
Dolphin adalah konstruksi yang digunakan untuk menambat kapal tangker
berukuran besar yang biasanya digunakan bersama-sama dengan pier dan
wharf untuk memperpendek panjang bangunan tersebut.
Pada perencanaan ini yang digunakan adalah bolder pengikat. Tali penambat
diikatkan pada alat penambat yang dikenal dengan bitt yang dipasang disisi
dermaga.
Tali – tali pengikat penambat diikatkan pada alat penambat yang disebut dengan
“Bitt“ yang dipasang sepanjang sisi dermaga.
Bitt dengan ukuran yang lebih besar disebut “Bollard“ yang diletakan pada kedua ujung
dermaga / tempat yang agak jauh dari sisi muka dermaga.
L
2 O 2
5 A 5
B
o B
l i
l t
a t
r
d
Ukuran kapal Jarak maksimum (m) Jumlah min./
(GRT) tambatan
~ 2000 10 - 15 4
2001 – 5.000 20 6
5.001 – 20.000 25 6
20.001 – 50.000 35 8
50.001 – 100.000 45 8
Penambat Bitt : berdasarkan tabel 7-5, dimana untuk GRT (20001 – 50000); dalam hal ini ukuran
(DWT 25000)
PERENCANAAN BOLLARD
Gaya tarikan kapal = 60 ton (tabel 6.2. Bambang Triatmodjo, hal. 224). Karena
digunakan 2 bolder maka P = 60 ton / 2 = 30 ton dengan jarak 1,0 m dari tepi. Selain
gaya horisontal, juga bekerja beberapa gaya vertikal sebesar 0.5 kali gaya horisontal, V
= 30 ton / 2 = 15 ton.
Dari tabel Standard Bollard Capacity, dipilih tipe bollard dengan spesifikasi :
Maka :
Α = 30o
P = 30 ton (gaya tarik kapal)
V = 30 sin 30o = 15 ton (gaya cabut)
H = 30 cos 30o = 25,981 ton (gaya tarik boulder)
N = 25,981 sin 30o = 12,991 ton
T = 25,981 cos 30o = 22,5 ton
4.7 PERHITUNGAN TINGGI DERMAGA
HHWL = + 1,85 m
HWL = + 0,15 m
LWL = - 0,15 m
LLWL = - 0,75 m
Jenis = diurnal.
Draft = 9,8 m
= 12,02 m
= 14,37 m 14,5 m
4.8 PERHITUNGAN KEBUTUHAN STORAGE AREA
= 836 m2
= 0,0836 ha
7906.25
d =
7.857
= 31.722m
≈ 32 m
Sehingga luas area untuk satu tangki yaitu :
A = ¼ d2
=¼ x 322
= 804.248 m2
4.9 PERHITUNGAN KAPASITAS TANGKI
- Diameter tangki = 30 m
- Tinggi tangki = 10 m
V = ¼ .d2*t
= ¼ *322 . 10
= 8042m3ss ≈ 8100 m3
= 8100 x 4
= 32400 m3
Volume Kapal
=
Waktu
27500
=
7 .9
= 3481.013 m3/jam
= 0.967 m3/detik
27500
=
16 4
= 437.5 m3/jam
= 0.122 m3/dt