Anda di halaman 1dari 61

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO

PEMERIKSAAN BERAT JENIS


Lokasi

: Fakultas Teknik

Dikerjakan

Kelompok F-1

Pekerjaan

Dihitung

Kelompok F-1

Nomor Contoh

Diperiksa

Lokasi
Kedalaman (m)
Nomor Piknometer
Berat Piknometer + Contoh (W2)
Berat Piknometer (W1)
Berat tanah Wt = W2 W1
Temperatur t 0C
Berat Piknometer + Air + Tanah Pasir (W3)
Berat piknometer + air pada 250C (W4)
W5 = W2 W1+W4
Isi Tanah (W5 W3)
Berat Jenis
Rata-rata

Lab. Mekanika Tanah


30 cm
A
B
53.7
54.3
43,4
44,2
10,3
10,1
25
25
145
146
148,2
147,2
158,5
157,3
13,5
11,3
0,79
0,89
0,84

LABORATORIUM
MEKANIKA TANAH
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

Lokasi

: Fakultas Teknik

Dikerjakan

Kelompok F-1

Pekerjaan

: Pemeriksaan Kadar Air

Dihitung

Kelompok F-1

PEMERIKSAAN KADAR AIR


Nomor Contoh dan Kedalaman
Nomor Cawan Yang Dipakai
1. Berat Cawan + Tanah Basah
2. Berat Cawan + Tanah Kering
3. Berat Air = 1 2
4. Berat Cawan
5. Berat Tanah Kering = 2 4
6. Kadar Air = 3 : 5
7. Kadar Air Rata-rata

(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(%)
(%)

A
40.7
38
2.7
10.1
27.9
9.67

B
40.2
37.6
2.6
10.1
27.5
9.45
9.56%

PERCOBAAN I
PEKERJAAN QUARTERING
A. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk mendapatkan suatu campuran tanah homogen yang akan dijadikan
sample siap test.
B. ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

1. Selembar terpal ukuran 1,2 x 1,2 m2


2. Dua batang besi dengan 0.5 sampai dengan 0.625 dan panjang 1 m
3. Sendok pengaduk dan pan
4. Timbangan ketelitian 0.01 gr
5. Kantong plastik
6. Masker
7. Alat tulis menulis / spidol water proof
C. PERSIAPAN
1. Tanah yang akan di quartering adalah tanah yang diambil dari lapangan, dijemur
sampai kondisi air dry , kemudian tanah di tumbuk dengan hammer karet agar
butirannya saling lepas antara satu dengan lainnya tanpa merusak butiran
tanahnya. Selanjutnya tanah diayak pada saringan no 4.
2. Tanah ditimbang unutk dijadikan sampel sebanyak 5 kg & dimasukkan kedalam
kantong plastik. Jumlah tanah yang lolos saringan berjumlah 90 kg.
3. Semua alat dibersihkan & disiapkan pada tempatnya.

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pekerjaan Quartering dilakukan diatas permukaan datar.
2. Tanah ditimbang 10 Kg untuk di lakukan quartering pertama.
3. Tanah tadi diletakkan di atas platik lalu dicampur. Pencampuran tanah dilakukan
oleh 2 orang, dimana keempat ujung plastik dipegang kemudian diangkat
bergantian berurutan sesuai nomor 1, 2, 3, 4 yang searah jarum jam sampai
tanahnya merata.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

4. Campuran tanah yang sudah merata di atas plastik di letakkan di atas besi yang
saling tegak lurus supaya terpisah menjadi 4 bagian yang kira-kira sama banyak.
Caranya :
Besi yang paling atas ( I I ) diangkat dan ditarik sehingga tanah terpisah
menjadi 2 bagian, kemudian angkat dan tarik besi yang di bawah ( II II )
sehingga tanah terpisah menjadi 4 bagian.
I
II

II

I
5. Ambil tanah dari atas platik secara diagonal, misalnya 1 - 3 atau 2 - 4. Dan apabila
pengambilan pertama tanah diambil pada bagian 1 - 3, maka pada tahap
selanjutnya tanah harus diambil pada pada bagian 1 - 3 juga.
6. Tanah yang diambil tadi diletakkan pada wadah ember.
7. Ambil lagi tanah sebanyak 5 kg, tambah dan dicampur bersama tanah sisa yang
ada di atas plastik.
8. Lakukan pekerjaan quartering seperti pada langakah 3 - 6 sampai tanah 90 kg
habis. Tanah yang tersisa di bagian 2 - 4 dijadikan sampel siap test yang pertama,
dimasukkan ke dalam kantong plastik transparan dan diberi label.
9. Untuk sampel kedua dan seterusnya dilakukan prosedur yang sama sampai
mendapatkan 18 sampel siap test. Setiap sampel diberi nama kelompok dan
nomor sampel agar dapat memudahkan ketika melakukan percobaan

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

PERCOBAAN II
KADAR AIR TANAH
(D 2216-92)

A. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk memeriksa kadar air dari suatu contoh tanah. Kadar air tanah adalah
perbandingan antara berat air yang dikandung tanah dan berat kering tanah dalam persen.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

B. ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN


1. Oven dengan suhu yang dapat diatur konstan pada 105 110 C.
2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang-kurangnya :
-

0,01 gram, untuk berat kurang dari 100 gram

0,10 gram untuk berat antara 100 gram 1000 gram

1 gram, untuk berat lebih dari 1000 gram/.

3. Desikator
4. Cawan timbangan tertutup dari gelas atau logam tahan karat.
C. BENDA UJI
Contoh tanah (basah) yang dipergunakan yang lolos saringan #.4 dengan berat
minimum 50 100 gram.
D. PELAKSANAAN
1. Semua cawan yang akan digunakan, dibersihkan dan kemudian cawan ditimbang dan
dicatat
2. Cawan diisi dengan tanah masing-masing cawan A dan B ditimbang berat cawan dan
tanah (W2)
3. Masukkan tanah yang telah ditimbang tadi ke dalam oven selama 24 jam.
4. Setelah 24 jam dikeluarkan dari oven dan didinginkan, kemudian ditimbang berat
cawan + tanah kering (W3). Hitung kadar airnya.

E. KESIMPULAN
Jadi, dari praktikum ini di dapat kadar air A 9.67% dan B 9.45% sehingga didapat kadar air rata-rata
adalah 9.56%

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

PERCOBAAN III
BERAT JENIS TANAH
(D 854 92)

A.MAKSUD PERCOBAAN

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

Maksud percobaan adalah menentukan berat jenis sesuatu contoh tanah. Berat jenis
adalah perbandingan antara butir-butir dengan berat air destilasi di udara dengan volume yang
sama dan pada temperature tertentu. Biasanya diambil temperature 27,5 0C.
B.ALAT-ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
1. Piknometer, yaitu botol gelas dengan leher sempit dan dengan tutup (dari gelas)
yang berlubang kapiler, dengan kapasitas 50 cc atau lebih besar dilengkapi garis
kalibrasi.
2. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram.
3. Air destilasi bebas udara.
4. Oven dengan suhu dapat diatur pada 105 0C 110 0C.
5. Termometer.
6. Cawan porselen dengan penumbuk berkelapa karet (pestel) untuk menghancurkan
gumpalan tanah menjadi butir-butir tanpa merusak butir-butirnya sendiri.
7. Alat vacum atau kompor.
8. Tempat air / ember.
9. Es batu.
10. Kain lap.
11. Pipet dan gelas pengukur air.
12. Saringan no. 40.
13. Corong.
14. Alat tulis menulis, spidol waterproof

C.BENDA UJI
Contoh tanah berat sekitar 10 gram yang akan digunakan untuk pemeriksaan secara
duplo (2 percobaan yang terpisah). Contoh tanah diperoleh dari hasil Spliter dan lolos
saringan no. 200.
D.PELAKSANAAN
1. Jadikan sampel siap test.
2. Piknometer dibersihkan luar dalam, dikeringkan, kemudian ditimbang (W 1)
3. Isi botol dengan air sampai batas kalibirasi kemudian ditimbang.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

4. Setelah itu ukur suhunya (setiap 5 menit).


Caranya : Ambil air biasa + es dicampur, setelah itu air tersebut dimasukan dalam
botol kemudian ukur suhu (T) sesuai suhu yang didinginkan, kemudian ditimbang.
5. Buat Grafik hubungan antara berat botol + air sebagai ordinat dengan suhu (T)
sebagai absis.
6. Bersihkan botol kemudian timbang (W 1).
7. Masukan tanah kemudian ditimbang kembali (W 2).
8. Masukan air ke dalam botol yang berisi tanah sampai batas kalibrasi tutup botol.
Setelah itu kocok dalam 6 arah, kemudian biarkan. Lihat apabila air berkurang atau
tidak (kalau berkurang ditambah air lagi). Begitu seterusnya sampai air tidak turun
lagi (tanah sudah kenyang air).
9. Setelah stabil, botol berisi air dan tanah tersebut dibersihkan kemudian ditimbang
(W2).
10. Ukur suhu (T).
11. Sampel diberi nama Kelompok / BJT n.
12.
E.PERHITUNGAN
1. Dihitung berat jenis contoh dengan rumus dibawah ini :
Gs

W2 W1
W4 W1 W3 W2

W1

berat piknometer (gram)

W2

berat piknometer dan bahan kering (gram)

W3

berat piknometer, bahan dan air (gram)

W4

berat piknometer dan air (gram)

2. Diambil harga rata-rata dari hasil kedua pemeriksaan tersebut.


F.KESIMPULAN
Berat jenis tanah yang diperoleh adalah 0,84. Berat jenis tersebut tidak umum karena
untuk tanah berlempung umumnya berkisar 2,6 2,9.

PERCOBAAN IV
DISTRIBUSI UKURAN BUTIR TANAH
( E 100 93 )

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

A.MAKSUD PERCOBAAN
Maksud percobaan adalah untuk menentukan distribusi ukuran butir-butir dari sesuatu
tanah. Untuk tanah yang butir-butirnya lebih besar dari 0,075 mm (tertahan saringan No. 200),
pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan saringan-saringan (analisa saringan),
sedangkan untuk tanah yang butir-butirnya lebih kecil dari 0,075 mm (lewat saringan No. 200),
pemeriksaan dilakukan dengan cara sedimentasi yang dapat menggunakan cara hydrometer
atau dengan pipet.
B.ALAT YANG DIGUNAKAN
1.Saringan.
a) Untuk butir-butir kasar diperlukan satu susunan saringan yang terdiri atas
saringan-saringan dengan ukuran sebagai berikut :
75 mm
60 mm
37,5 mm
25 mm
19 mm
9,5 mm
No. 4

(3)
(2)
(1 1/2)
(1)
(3/4)
(3/8)
(4,75 mm)

b) Untuk butir-butir sedang dan halus, yaitu butir-butir yang lebih kecil dari 4,75
mm dan lebih besar dari 0,075 mm digunakan satu susunan saringan yang
terdiri atas saringan dengan (Standard ASTM) dan ukuran sebagai berikut :
No. 8
No. 12
No. 16
No. 18
No. 30
No. 40
No. 50
No. 80
No. 100
No. 200
PAN
c) Mesin penggerak saringan.

(4.750 mm)
(3.350 mm)
(2.360 mm)
(2.000 mm)
(1.180 mm)
(0,425 mm)
(0.300 mm)
(0.250 mm)
(0.180 mm)
(0,075 mm)

2.Timbangan.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

a) Untuk menimbang bagian butir-butir yang lebih kecil dari 2,00 mm (lewat
saringan No. 10) gunakan timbangan dengan ketelitian sekurang-kurangnya
0,01 gram.
b) Untuk menimbang tanah yang butirnya lebih besar dari 2,0 mm, digunakan
timbangan dengan ketelitian sekurang-kurangnya 0,1 persen dari besar
beban yang ditimbang.
3.Cawan porselen (mortar) dan pestel (penumbuk/pengeras) yang berkepala karet atau
dibungkus karet.
4.Alat pengaduk larutan tanah dalam air.
5.Gelas silinder kapasitas 1000 cc (diameter 6,35 cm/ 2 1/2 tinggi 45,7 cm/18 dengan
tanda 1000 cc pada 36 2 cm).
6.Hidrometer untuk membaca berat jenis larutan (untuk type ASTM 151 H atau 152 H
atau type lain) atau pipet untuk mengambil larutan pada kedalaman tertentu.
7.Stop Watch.
C.PERSIAPAN BENDA UJI
1. Contoh tanah yang dipakai adalah contoh tanah yang telah diquartering.
2. Contoh tanah tersebut ditimbang, lalu dicatat berat tanah + cawan.
3. Masukan dan keringkan tanah dalam oven suhu 105 0C 110 0C.
D.PELAKSANAAN
Untuk bagian yang tertahan saringan No. 10 dilaksanakan analisa saringan.
a)

Saringan benda uji yang tertahan saringan No. 10 yang telah dicuci yaitu hasil dari
pekerjaan tersebut pada persiapan benda uji dengan menggunakan satu sususan
saringan yang terdiri atas saringan-saringan yang tersebut sama atau dekat dengan
berat sebelum disaring (sebelumnya timbang susunan saringan satu per satu).

b)

Ditimbang dan dicatat berat masing-masing bagian yang tertahan diatas tiap-tiap
saringan. Diperiksa bahwa seharusnya jumlah berat masing-masing bagian
tersebut sama atau dekat dengan berat sebelum disaring.

E.KESIMPULAN
Dari pemeriksaan dan percobaan ini diketahui dari grafik :

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

D60 = 1.15
D10 = 0.16
D30 = 0.51
Koefisien keseragaman (cu)= D60 / D10 = 1.15 : 0.15 7.67
Koefisien Gradasi (cc)= D302/ (D10 x D60) =0.512 /(0.16x1.15)=0.122

PERCOBAAN V
PEMADATAN TANAH BUTIR HALUS
(D 698 91)

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

A.MAKSUD PERCOBAAN
Menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan (Berat volume kering) tanah
apabila dipadatkan dengan tenaga pemadatan tertentu.
Cara pemadatan :

Cara untuk pemadatan dipakai cara standar.

Dalam percobaan ini dilakukan pemadatan dengan menggunakan silinder pemadatan


kecil dengan material lewat saringan No. 4.

B.ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Silinder pemadatan ini terdiri dari silinder-silinder utama, silinder sambungan yang
dapat dilepaskan juga. Ukuran-ukuran dan toleransi-toleransi yang masih digunakan
adalah sebagai berikut : Silinder kecil

Diameter 15,3 cm

Tinggi 12,28 cm

Volume 2353,3294 cm3


2. Penumbuk yang digunakan yaitu yang dilayani dengan tangan, (Sesuai dengan
penumbuk standar), dengan ukuran dan toleransi sebagai berikut :
Penumbuk standar :

Diameter bidang jatuh 2 kurang lebih 0,005

Berat 10 kurang lebih 0,02 lb

Tinggi jatuh 18 kurang lebih 1/16


3. Alat untuk mengeluarkan contoh tanah dari silinder.
4. Timbangan dengan kapasitas 1 Kg dengan ketelitian 0,1 gram dan timbangan
kapasitas 12 Kg dengan ketelitian 5 gram.
5. Pisau perata (Straight Edge).
6. Saringan No. 4.
7. Oven.
8. Alat pencampur tanah (Talam,Sendok, dll).
9. Gelas ukuran air.
10. Cawan.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

11. Kain Lap.


12. Alat tulis menulis.
C.BENDA UJI
1. Bila contoh tanah yang diperiksa keadaannya basah, keringkan tanah tersebut di
udara atau dengan alat pengering dilakukan secukupnya, sampai gumpalan-gumpalan
dapat mudah hancur. Dihancurkan gumpalan menjadi butir-butiran dengan alat yang
terbuat dari karet, sedemikian rupa sehingga butir-butir tanah tidak rusak.
2. Butiran-butiran yang diperoleh disaring pada saringan No.4. Butiran yang tertahan di
atas saringan dibuang, yang lolos saringan akan digunakan sebagai benda uji
(Banyaknya 2Kg).
3. Dicampur tanah tersebut dengan air secukupnya secara merata sedemikian rupa
sehingga benda uji yang kadar air tanah diperoleh kira-kira 6 % di bawah kadar air
optimum.
4. Setelah dicampur merata dengan air simpanlah tanah tersebut dalam tempat yang
tertutup (Dapat dimasukkan dalam kantong plastik), selang waktu sekurang-kurangnya
24 jam sebelum melakukan pemadatan.
5. Benda uji ini dibuat 5 bagian yang beratnya masing-masing dicampur merata dengan
air, sehingga kadar air yang diperoleh berbeda-beda, masing-masing 1-3 %.
6. Untuk mendapatkan nilai tengah dari pemadatan adalah dengan cara diremas dan
dijatuhkan secara bebas dari ketinggian 1 meter. Apabila tanahnya hancur dan tidak
bergumpal, itulah nilai maksimum dari pemadatan.
D.PERSIAPAN PERALATAN
1. Dibersihkan silinder pemadatan yang dipergunakan, kemudian ditimbang dan dicatat
beratnya (W1). Digunakan timbangan dengan ketelitian 5 gram.
2. Dipasang klem plat atas dan silinder sambungan. Pada saat pelaksanaan
penumbukan silinder harus diletakkan pada dasar yang kokoh (Tidak boleh di atas
tanah atau lantai yang dapat bergetar karena tenaga yang diperoleh akan berkurang).
Bila perlu harus disediakan blok beton yang beratnya sekitar 91 gram.
E.PELAKSANAAN

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

Dalam percobaan ini dilakukan dengan pemadatan standar yaitu dengan menggunakan
penumbuk standar dan pemadatan dilaksanakan dalam 5 lapisan. Jumlah tumbukan tiap
lapisan adalah 25 kali.

F.PEMADATAN
1. Sejumlah tanah lembab yang sudah disediakan, dipadatkan dalam silinder dengan
lapisan-lapisan yang sama tebal. Setiap lapis ditumbuk dengan jumlah tumbukkan (56
kali, 25 kali, 10 kali) untuk masing-masing sampel yang berbeda.
2. Lepaskan silinder sambungan (Silinder bagian atas), kemudian dipotong tanah dengan
pisau baja sehingga tanah rata dengan permukaan silinder dan bila perlu lobanglobang kecil yang terjadi di tambal sehingga permukaan menjadi halus. Dilepaskan
pelat dasar kemudian ditimbang silinder bersama tanah dan dicatat beratnya (W 2).
3. Dikeluarkan tanah tersebut, kemudian diambil contoh dari bagian atas dan bawah
secukupnya untuk menjadi bahan uji pemeriksaan kadar air.
4. Pekerjaan yang sama dengan sampel tanah yang lainnya yang telah disediakan
dengan penambahan kadar air yang berbeda.
G.PERHITUNGAN
1. Setiap pekerjaan pemadatan yang telah dikerjakan dihitung :

Kadar air

w2 w1
gram/cm 3
v
Berat volume tanah m =

Di mana :

w1 = Berat silinder kosong (gram).


w2 = Berat Silinder + tanah basah (gram).
v

= Volume Silinder (cm)3.

2. Digambarkan hubungan antara berat volume kering dengan kadar air pada grafik
dengan absis = kadar air, ordinat = berat volume kering
Grafik diperoleh :
a. Kadar air optimum (wopt) dari tanah yang diperiksa yaitu kadar air pada puncak
garis lengkung.
b. Kepadatan maksimal (dmax) yaitu berat volume kering yang diperoleh pada
pemadatan pada kadar air optimum.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

H.KESIMPULAN
Dari percobaan diperoleh kadar air optimum (Wopt) = 15 % dan berat volume kering
(dmaks) = 1,45 gr/CC.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

PERCOBAAN VI

CBR LABORATORIUM
( D 1883 92 )

A.MAKSUD PERCOBAAN
Untuk menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio) dari suatu tanah. Nilai CBR adalah
bilangan perbandingan (Persen) antara tekanan yang diperlukan untuk menembus tanah
dengan piston berpenampang bulat seluas 3 inci 2 dengan kecepatan penetrasi 0,05 inci
per menit terhadap tekanan yang diperlukan untuk menembus sesuatu bahan standar
tertentu.
Penentuan nilai CBR dapat dilaksanakan terhadap :

Contoh tanah yang telah direndam terlebih dahulu.

Contoh tanah setelah direndam dalam air selama 4 hari.

Di samping itu nilai CBR dapat dilakukan terhadap :

Contoh tanah yang telah dipadatkan secara pemadatan standar.

Contoh tanah yang telah dipadatkan secara pemadatan berat/modified.

Contoh tanah yang telah dipadatkan dengan kepadatan tertentu.

Contoh tanah asli yang diambil dari lapangan.

B.ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Mesin penekan dengan kapasitas sekurang-kurangnya 4,45 ton yang mempunyai
kepala atau dasar bergerak teratur dengan kecepatan 1,27 mm per menit (0,05 inci per
menit).
2. Cincin beban dengan arloji pengukurnya.
3. Silinder pemadatan CBR.
4. Pelat ganjal (Spacer Disk).
5. Penumbuk standar atau penumbuk berat.
6. Pengukur pengembangan tanah, terdiri atas pelat berlubang-lubang dengan batang
pengatur, tripod, dan arloji pengukur pengembangan.
7. Pelat-pelat beban berlubang di tengah yang utuh atau belah, berat masing-masing 5 lb
(2,27 Kg).
8. Piston penetrasi penampang bulat luas 3 inch 2, panjang sekurang-kurangnya 4.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

9. Macam-macam alat seperti talam, timbangan, oven, bak peredam, kertas filter, gelas
ukuran air , dan sebagainya.
C.BENDA UJI
4. Untuk pemeriksaan terhadap contoh tanah yang dipadatkan maka contoh tanah
dipersiapkan seperti pada percobaan pemadatan.
5. Benda uji ini akan diperiksa pada kepadatan maksimal, sehingga contoh tanah
dipersiapkan dengan dicampur air secukupnya sehingga kelembaban yang diperoleh
adalah kadar air optimum yang diketahui berdasarkan cara pemadatan standar.
D.PELAKSANAAN
1. Pemadatan tanah :

Sebelum dilaksanakan pemadatan, diperiksa dan dicatat kadar air tanah.

Dipasang dan di klep plat alas pada silinder dan dipasang juga silinder
pemadatan. Sehingga diperoleh kepadatan yang maksimal dengan kadar air yang
optimum.

Dilepaskan silinder sambungan, dipotong dan diratakan tanah padat dengan


permukaan silinder pemadatan. Dilepaskan pelat alas dan diambil pelat ganjal,
ditimbang dan dicatat berat silinder dan tanah di dalamnya untuk menentukan
berat volume tanah.

2. Pelaksanaan penetrasi :

Contoh tanah yang dipadatkan dalam silinder dipasang pada mesin penetrasi.

Dikerjakan pembebanan mesin sehingga piston mempunyai kecepatan penetrasi


sebesar 0,64 mm, 1,27 mm, 1,91 mm, 2,95 mm, 3,18 mm, 4,45 mm, 5,08 mm,
10,16 mm, 12,7 mm.

Dikeluarkan benda uji dari silinder kemudian periksa kadar air.

E.PERHITUNGAN
1. Pengembangan (Swell) ialah perbandingan antara perubahan tinggi selama
perendaman terhadap tinggi benda uji semula dinyatakan dalam persen.
2. Dihitung pembebanan dalam kg (lb), dan digambarkan grafik beban terhadap
penetrasi. Pada beberapa keadaan permulaan dari kurva beban cekung akibat dari
ketidakteraturan permukaan atau sebab-sebab lain. Dalam keadaan ini titik nolnya
harus dikoreksi.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

3. Dengan menggunakan harga-harga beban yang sudah dikoreksi pada penetrasi 2,54
mm (0,1) dan 5,08 mm (0,2) dihitung harga CBR dengan cara membagi beban
standar masing-masing 70,31 kg/cm 2 (1000 psi) dan 105,47 kg/cm 2 (1500 psi) dan
dikalikan dengan 100 harga CBR diambil harga pada penetrasi 2,54 mm (0,1).
Umumnya harga CBR diambil pada penetrasi 0,1. Bila harga yang didapat pada
penetrasi 5,08 mm (0,2) ternyata lebih besar percobaan tersebut diulangi.
Apabila percobaan ulangan ini masih tetap menghasilkan nilai CBR pada penetrasi
5,08 mm lebih besar dari nilai CBR pada penetrasi 2,54 mm (0,1) maka harga CBR
diambil harga pada penetrasi 5,08 mm (0,2).
Bila beban maksimum dicapai pada penetrasi sebelum 5,08 mm (0,2) maka harga
CBR diambil dari beban maksimum dengan beban standar yang sesuai.
F. KESIMPULAN
Harga CBR adalah nilai yang menyatakan kualitas tanah dasar. Biasanya digunakan
untuk perencnaan tebal lapisan perkerasan yang lapisan tanah dasarnya sudah tidak
akan didapatkan lagi. Hal ini untuk mengetahui apakah kepadatan sudah sesuai
dengan yang diinginkan.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

PERCOBAAN VII
TEKAN BEBAS
(D 4767 / D 2664 / D 5311)

A. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk menentukan kuat tekan bebas tanah kohesif. Pemeriksaan kuat tekan bebas
dapat dilakukan pada tanah asli contoh tanah padat buatan kuat tekan bebas (q u) adalah axial
(kg/cm2) yang diperlukan untuk menekan suatu silinder tanah sampai pecah atau besarnya
tekanan yang memberikan perpendekan tanah sebesar 20 %, apabila sampai dengan
perpendekan 20 % tersebut tidak pecah.
B. ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Alat/mesin penekan tanah
2. Alat pengatur contoh tanah dari tabung contoh
3. Pengatur regangan
4. Tabung cetak belah
5. Timbangan dengan ketelitian 0,10 gram
6. Stop watch
7. Alat bubut tanah
8. Alat-alat pemeriksa kadar air, pengukur diameter dan tinggi
9. ATM
C. BENDA UJI
Benda uji berupa tanah kohesif berbentuk silinder harus antara 2-3 kali diameter.
Diameter minimum benda uji 3,30 cm. Apabila benda uji 7,1 cm, butir tanah terbesar dijinkan
1/6 kali diameter
D. PELAKSANAAN
1. Persiapan benda uji :
Bila contoh tanah yang diperiksa adalah contoh tanah asli dari tabung yang
sesuai dengan benda uji yang diinginkan, maka keluarkan contoh tanah dari
tabung, dorong dengan alat pengeluar contoh tanah. Potong benda uji bagian
atas dan bawahnya, kemudian keluarkan dari tabung cetak belah.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

Bila contoh tanah asli ukurannya lebih besar dari benda uji yang diinginkan,
bentuk/potong sehingga diperoleh ukuran yang diinginkan.
Bila contoh tanah padat buatan, dapat berupa contoh yang rusak (gagal pada
pelaksanaan/persiapan percobaan), masukan ke dalam kantong plastik dan
remas dengan jari sampai rata seluruhnya. Hindarkan bertambahnya udara
pada pori tanah. Kemudian bentuk kembali dan padatkan dalam cetakan
sehingga kepadatannya sama dengan tanah asli
Contoh tanah padat buatan dapat diperoleh dengan memadatkan contoh
tanah dengan kadar air dan kepadatan yang diinginkan. Pemadatan dapat
dilaksanakan pada silinder pemadatan dan dapat ditumbuk, kemudian
didorong dan dibubut. Pemadatan dapat dilaksanakan langsung pada cetakan
sesuai dengan persyaratan yang diinginkan, maka bila perlu sebelum
pelaksanaan percobaan, contoh tanah dapat diuji terlebih dahulu. Bila
demikian catat dan cantumkan dalam laporan
Ukur dan catat ukuran diameter dan tinggi benda uji
2. Pembebanan :
Tempatkan benda uji pada alat tekan berdiri vertikal dan sentris pada plat alat
dasar.
Atur alat tekan, sehingga pelat atas menyentuh benda uji
Atur arloji ukur pada cincin beban dan arloji pengukur regangan pada
pembacaan nol
Kerjakan alat pembebanan dengan kecepatan 0.5 2 % terhadap tinggi
benda uji/menit. Kecepatan ini diperkirakan sedemikian, sehingga pecahnya
benda uji tidak melampaui 10 menit. Catat pembacaan arloji pengukur beban
dan arloji pengukur regangan setiap 30 detik
Hentikan pembebanan apabila tampak beban yang bekerja telah mengalami
penurunan. Jika benda yang bekerja tidak pernah turun, kerjakan
pembebanan sampai regangan/pemendekan benda uji mencapai 20 % dari
tinggi benda uji
Periksa kadar air tanah benda uji

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

Buatlah sketsa dan catatlah perubahan benda uji, bila dapat ukurlah sudut
kemiringan bidang pecahnya benda uji. Pelaksanaan pemeriksaan ini
(persiapan + pembebanan) harus dilakukan secepatnya, agar kadar air tanah
tidak berubah karena penguapan
E. PERHITUNGAN
1. Hitunglah regangan axial pada pembacaan yang dibaca
R
dimana :

L
L0

L = pemendekan tinggi benda uji (cm)


L0 = tinggi benda uji semula (cm)

2. Hitung luas rata-rata penampang benda uji dengan koreksi akibat pemendekan

A
dimana :

A0
1 R

A0 = luas penampang benda uji mula-mula (cm 2)


R = regangan

3. Hitung tekanan axial yang bekerja pada benda uji setiap pembebanan

sP
dimana :

(kg / cm 2 )

P = gaya beban yang bekerja, dihitung pada pembacaan

arloji ukur

4. Gambarkan grafik antara regangan (absis) dan tekanan yang bekerja (ordinat).
Tentukan harga maksimum axial yang terjadi dari grafik tersebut. Tentukan harga
maksimum axial yang terjadi dari grafik tersebut. Tekanan maksimum ini dilaporkan
sebagai kuat tekan bebas tanah yang diperiksa = q u. bila benda uji tidak mengalami
pecah, kuat tekan bebas adalah tekanan pada regangan 20 %
5. Catat dan cantumkan dalam laporan hal-hal sebagai berikut :
a. benda uji berupa contoh asli atau padat batuan
b. jenis tanah secara visual
c. ukuran diameter dan tinggi benda uji

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

d. kepadatan (berat volume kering), kadar air, derajat kekenyalan benda uji mulamula
F.KESIMPULAN
Tanah sampel tealah mengalami pecah dalm kurun waktu kurang dari 10 menit.
Sampel A memiliki kuat tekan bebas cqu 3.8627 kg/cm3. Besar kadar air mempengaruhi grafik
regangan tegangan.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

PERCOBAAN VIII
KONSOLIDASI
( D 5333 94 )
A.

MAKSUD PERCOBAAN
Maksud percobaan adalah untuk mengetahui kecepatan konsolidasi dan besarnya

penurunan tanah apabila tanah diberi beban, keadaan tanah samping tertahan dan diberi
drainase pada arah vertikal.
B.

ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Konsolidometer yang terdiri dari :
-

Tempat tanah.

Batu pori atas dan bawah.

Arloji pengukuran perubahan tebal tanah.

2. Perlengkapan pembebanan.
3. Alat potong dan bubut tanah.
4. Stopwatch.
5. Perlengkapan untuk pemeriksaan kadar air dan perlengkapan umum lainnya.
6. Grease.
7. Alat tulis menulis.
C.

PELAKSANAAN
1. Persiapan benda uji :
a. Apabila tanah cukup lunak, masukkan tanah dalam cincin cetak dengan menekan
cincin ke dalam tanah yang telah di dorong tabung contoh secukupnya atau
didorong contoh masuk ke cincin cetak. Cincin cetak dapat sekaligus merupakan
tempat contoh tanah/benda uji dalam konsolidometer. Apabila contoh tanah agak
keras, contoh tanah dapat dipotong dan dibubut sehingga ukurannya sesuai
dengan cincin tempat benda uji. Dimasukan tanah dalam cincin konsolidometer
dan potonglah rata atas dan bawah dengan cincin. Permukaan benda uji harus

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

halus, bila perlu dapat ditambal lubang-lubang yang ada. Pelaksanaan tersebut
harus dilaksanakan secara hati-hati dan dikerjakan dengan cepat agar air tanah
tidak berkurang karena penguapan, dan dihindarkan gangguan sehingga dapat
terjadi perubahan kepadatan tanah.
b. Dikerjakan pemeriksaan berikut untuk perlengkapan data perhitungan :
Ditimbang dan dicatat berat benda uji bersama cincinnya untuk mengetahui
berat volume basah dan berat volume kering tanah.
Diperiksa kadar air tanah.
Diperiksa berat jenis butir tanah.
Diukur dengan tepat dengan menggunakan mistar biasa diameter dan tinggi
benda uji/ukuran dalam cincin.
Untuk mengidentifikasi jenis tanah dan mengecek hasil pemeriksaan
konsolidasi, dapat pula diadakan pemeriksaan batas cair dan plastis tanah.
2. Persiapan alat dan penempatan benda uji dalam konsolidometer.

Diperiksa bahwa alat-alat dalam keadaan bersih dan bekerja dengan baik. Juga
diperiksa bahwa lengan beban seimbang. Diperiksa bahwa batu-batu pori dalam
keadaan bersih dan tidak tersumbat.

Untuk memudahkan pemasangan dan menjamin rapat air, diolesi tipis dengan
pelumas karet seal, basahkan batu-batu pori, dan ditempatkan berturut-turut pada
konsolidometer yaitu :
a. Batu pori basah.
b. Cincin yang telah berisi benda uji.
c. Batu pori atas.
d. Pelat perata beban.
Tempatkan sel konsolidasi yang sudah berisi benda uji pada tempatnya pada
rangka pembebanan, diatur dengan sekrup pengatur/penahan lengan beban
sehingga lengan terangkat keatas, tetapi bagian atas jangan sampai mati untuk
masih

memberi kesempatan seandainya tanah mengembang, diatur alat

penekanan diatas benda uji dan diatur arloji pengukur penurunan pada
pembacaan nol (pemasangan arloji diukur sedemikian rupa, sehingga
dimungkinkan pembacaan pengembangan).

Dipasang beban sehingga tekanan pada benda uji sebesar 0,25 kg/cm 2.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

Diturunkan sekrup pengatur lengan beban, sehingga beban mulai bekerja diatas
tanah, dijalankan stopwatch.

Dibaca dan dicatat arloji pengukur penurunan pada waktu-waktu (angka-angka


yang dapat diberi akarnya), sebagai berikut : 0 detik; 9,6 detik; 21,6 detik; 38,4
detik; 1 menit; 2,25 menit; 9 menit; 16 menit; 25 menit; 121 menit; 144 menit; 169
menit; 196 menit; 225 menit; 256 menit; 289 menit; 324 menit; 361 menit; 400
menit; 441 menit; 440 menit;...; 1440 menit.

Pengamatan dapat kurang dari 24 (1441 menit) untuk tanah yang konsolidasinya
cepat, dapat dihentikan setelah tampak grafik hubungan antara penurunan dengan
waktu (dengan skala logaritma) menjadi lurus, yang berarti telah terjadi konsolidasi
sekunder. Sebaliknya tanah yang konsolidasinya sangat lamban pengamatan
mungkin dilakukan lebih dari 24 jam.

Sel konsolidasi diisi dengan air setelah beban bekerja, tetapi tidak menggangu
pembacaan lakukan pengisian sir ini setelah pengamatan 1 menit, (sebelum
pembacaan 4 menit). Dijaga agar selama percobaan benda uji selalu terendam air,
dengan muka air kira-kira setinggi dengan permukaan atas benda uji.

Setelah pembacaan 24 jam, beban ditambahkan sehingga tekanan pada tanah


menjadi 0,50 kg/jam. Beban dibiarkan bekerja 24 jam dan diamati penurunan arloji
pengukur pada waktu-waktu seperti tersebut diatas. Setiap kali dilanjutkan
penambahan beban, sehingga tekanan pada tanah berturut-turut menjadi 1,2,4
dan 8 kg/cm2. Masing-masing tahap beban ini dibiarkan selama 24 jam dan untuk
setiap tahap beban diadakan pembacaan penurunan seperti tersebut diatas. Untuk
menghindari goncangan, setiap penambahan beban, sekrup penahan lengan
diputar sampai menyentuh lengan yang dapat terlihat pada geraknya arloji ukur.

Apabila dikehendaki diketahuinya sifat pengembangan tanah akibat pengurangan


beban, maka setelah beban 8 kg/cm2, secara bertahap dikurangi beban berturutturut dengan urutan kebalikan penambahan beban.

Setelah pelaksanaan pembebanan selesai dilakukan, contoh tanah dikeluarkan


dari konsolidometer. Ditimbang dan dicatat berat benda uji, kemudian dikeringkan
dalam oven. Setelah kering ditimbang lagi untuk mengetahui berat butir-butir
tanah.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

3. Benda uji ini akan diperiksa pada kepadatan maksimal, sehingga contoh tanah
dipersiapkan dengan dicampur air secukupnya sehingga kelembaban yang diperoleh
adalah kadar air optimum yang diketahui berdasarkan cara pemadatan standart.

D.

PERHITUNGAN
1. Dihitung berat tanah basah, berat isi dan kadar air benda uji, sebelum dan sesudah
percobaan serta dihitung pula berat tanah keringnya (Bk).
2. Ada dua cara untuk menggambarkan hasil percobaan konsolidasi. Cara pertama
adalah membuat grafik penurunan terhadap tekanan, cara kedua adlah membuat
grafik angka-pori terhadap tekanan. Pada kedua cara ini untuk harga tekanan
dipergunakan skala logaritmis. Bila dipakai cara pertama, maka pembacaan
penurunan terakhir pada setiap pembebanan digambarkan pada grafik terhadap
tekanan. Bila dipakai cara kedua, maka dilakukan perhitungan seperti berikut :
i.

Menghitung tinggi efektif benda uji :


Ht

Ht

Bk
A.G

tinggi efektif benda uji = tinggi butiran-butiran tanah (jika


dianggap menjadi satu)

luas benda uji

berat jenis tanah

Bk

berat tanah kering

ii. Menghitung besar penurunan total (H) yang terjadi pada setiap
pembebanan.
H= pembacaan arloji pada permulaan percobaan dikurangi pembacaan
arloji sesudah pembebanan yang bersangkutan.
iii. Menghitung angka pori semula (angka pori asli = e o) dengan rumus :
eo

Ho

Ho Ht
Ht

tinggi contoh semula

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

iv. Menghitung perubahan angka pori (e) pada setiap pembebanan, dari rumus :
e

H
Ht

v. Menghitung angka pori (e) pada setiap pembebanan dengan rumus :


e

eo - e

vi. Digambarkan harga-harga angka pori ini pada grafik angka pori
tekanan, dengan mempergunakan skala logaritmis untuk

terhadap

tekanan.

3.Menghitung derajat kejenuhan sebelum dan sesudah percobaan dengan rumus :

Sr

w.G
e

Sr =

derajat kejenuhan
w
=

kadar air

berat jenis tanah

angka pori

4.Harga koefisien konsolidasi c v.


dihitung tinggi benda uji rata-rata (Hm) pada setiap pembebanan. Dibuat juga grafik
pembacaan penurunan terhadapakar pangkat dua dari waktu setiap pembebanan.
Harga konsolidasi pada setiap pembebanan dengan rumus :

cv

0,212 Hm 2
t90

cv

Hm =

koefisien konsolidasi (cm2/detik)


tinggi benda uji rata-rata pada pembebanan yang
bersangkutan (cm).

T90

= waktu untuk mencapai konsolidasi 90 %(detik).

E. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan di dapat bahwa sampel tanah mengalami konsolidasi yang
besar,dapat dilihat pada grafik konsolidasi bahwa sampel tanah sudah mengalami
konsolidasi sekunder dalam waktu yang singkat , dan pada 256 menit pertama sampel
tanah mengalami konsolidasi yang paling besar.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO

BATAS CAIR

Batas Cair
Banyaknya pukulan
Nomor Cawan
Berat Cawan + Contoh
Basah (gr)
Berat Cawan + Contoh
Kering (gr)
Berat Air
(gr)
Berat Cawan
(gr)
Berat Contoh Kering
(gr)
Kadar Air
(%)
Kadar Air Rata-rata
(%)

15
2

31
4

23
8

10

33,94

33,54

34,74

39,24

12,34

15,84

17,14

14,94

22,34

21,84

29,74

28,74

29,74

31,94

9,74

10,04

11,44

10,74

22,04

21,44

4,2

4,8

7,3

2,6

5,8

5,7

4,2

0,30

0,4

20,54

21,24

20,54

20,14

3,44

3,44

2,74

3,24

21,24

20,54

9,2

7,5

9,2

11,8

6,3

6,6

8,7

7,5

0,8

0,9

45,65

64,00

54,35

61,86

41,27

87,88

65,52

56,00

37,50

44,44

54,83

17

58,11

64,57

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

60,76

40,97

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

PEMERIKSAAN TEKANAN BEBAS


No.
Contoh
No. Bor
Kedalama
n

Praktikum
Lokasi

: Mekanika Tanah
: Fakultas Teknik

Tanggal
Dikerjakan

:
: Kelompok F-1

Tanah Terganggu
Pemendekan Tanah

150

0,150

0,01087

0,98913

45,8382

71

13,2912

0,2900

60

192

0,192

0,01391

0,98609

45,9797

92

17,2224

0,3746

90

230

0,230

0,01667

0,98333

46,1085

251

46,9872

1,0191

120

255

0,255

0,01848

0,98152

46,1936

441

82,5552

1,7872

150

281

0,281

0,02036

0,97964

46,2824

639

119,6208

2,5846

180

312

0,312

0,02261

0,97739

46,3888

820

153,5040

3,3091

210

361

0,361

0,02616

0,97384

46,5579

950

177,8400

3,8198

240

429

0,429

0,03109

0,96891

46,7947

100
5

188,1360

4,0205

270

421

0,421

0,03051

0,96949

46,7667

965

180,6480

3,8627

Pembacaan Arloji (a)

30

-3

Regangan

Ao = 45,34

Tekanan

P = 0,1872 x b

a x 10

Lo = 13,8

Beban
Pembacaan Arloji (b)

Waktu (Menit/Detik)

Luas Penampang Tanah

Koreksi

Luas Koreksi

1-

(cm)

L
Lo

(%)

Ao
1-

(cm2)

Beban
P

P
A

(kg)

(kg/cm3)

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

PEMERIKSAAN TEKANAN BEBAS


No. Contoh
No. Bor
Kedalaman

:
:
:

Praktikum
Lokasi
Tanggal
Dikerjaka
n

: Mekanika Tanah
: Fakultas Teknik
:
: Kelompok F-1

Tanah Terganggu
Jenis/Keadaan
Tanah

Benda Uji :

(% Kepadatan Standart/ Modified)

Diameter Contoh

= 7,9

Cm

Berat Cawan + Tanah Basah

16,4

gr

20,1

gr

Tinggi Contoh Lo

= 13,8

Cm

Berat Cawan + Tanah Kering

13,3

gr

16,0

gr

Luas Mula-mula
Ao

= 45,34

cm2

Berat Cawan

4,6

gr

5,2

gr

Volume Contoh

=
625,69

cm3

Berat Air

11,8

gr

14,8

gr

Berat Contoh

= 1,018

Gr

Berat Tanah Kering

8,7

gr

10,8

gr

gr/c
m

Kadar Air

135,0

137.9.

Berat Volume

Kadar Air Rata-rata

68,51%

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

PERCOBAAN IX
BATAS CAIR TANAH
( D 4318-93)
A. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan batas cair tanah, yaitu kadar tanah tersebut pada keadaan atas
peralihan antara cair dan keadaan plastis. Tanah pada keadaan batas cair diperiksa
dengan alat Casagrande, kedua bagian tanah yang terpisah oleh alur selebar 2.5 mm
menutup sepanjang 1 cm pada 25 kali pukulan.
B. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Alat batas cair Casagrande
2. Alat pembarut (grooving tool)
3. Cawan porselin (mortar)
4. Pastel (penumbuk/pengerus) berkepala karet atau dibungkus karet
5. Spatel
6. Saringan # 40
7. Air destilasi dalam botol cuci (wash bottle)
8. Alat-alat percobaan kadar air
C. BENDA UJI
Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak 100 gram.
Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibereskan dari butir-butir yang lebih besar dari
0.525 mm (tertahan pada saringan # 40). Untuk contoh yang memang tidak mengandung
butir-butir kasar yang lebih besar dari 0.525 mm dapat langsung diperiksa tanpa persiapan
lebih dahulu. Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, mula-mula dikeringkan
dalam suhu udara (dengan alat pengering dengan suhu kurang dari 60 C) secukupnya
sampai dapat disaring melalui saringan.
Pecahkan gumpalan-gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar dengan pastel
dengan kepala terbungkus karet, sehingga butir-butir tidak rusak. Kemudian saring dengan

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

saringan # 40. Bagian yang tertahan disingkirkan dan bagian yang lewat saringan
digunakan sebagai benda uji.
D. PERSIAPAN ALAT
1. Periksa alat Casagrande yang akan digunakan, bahwa alat dalam keadaan baik, bautbaut tidak longgar, sumbu mangkok tidak sangat aus sehingga mangkok goyang dan
mangkok tidak terlalu aus pada bagian alurnya. Juga periksa alat pembarut pada
ukuran-ukuran yang benar
2. Periksa apabila pegangan diputar, mangkok akan terangkat 1 cm. Gunakan alat
pembarut sebagai pengukur.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Taruhlah contoh tanah (100 gram) dalam mangkok porselen, campur rata dengan air
destilasi sebanyak 15 20 cc. Aduk tekan-tekan dan tusuk-tusuk dengan spatel. Bila
perlu tambahkan air secara bertahap, tambah sekitar 1 3 cc, aduk tahan dan tusuktusuk, tambah air lagi dan seterusnya, sehingga diperoleh adukan yang benar-benar
merata.
2. Apabila adukan tanah telah merata dan kebasahannya telah menghasilkan sekitar 15
35 pukulan pada percobaan, taruhlah sebagian adukan tanah pada mangkok
Casagrande. Gunakan spatel, sebar dan tekan dengan baik, sehingga tidak
terperangkap gelembung udara dalam tanah. Ratakan permukaan dan buat mendatar
dengan ujung terdepan rapat pada ujung terbawah mangkok, sehingga tanah bagian
terdalam setebal 1 cm.
3. Dengan alat pemotong, buat alur lurus pada garis tengah mangkok searah sumbu alat,
sehingga tanah terpisah menjadi 2 bagian simetris.
4.
Gerakkan pemutar sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada alasnya dengan
kecepatan 2 putaran per detik sampai kedua bagian bertemu sepanjang 12.7
mm ("). Catat jumlah pukulan yang diperlukan.
Pada percobaan pertama, pukulan diperlukan harus antara 15 35 kali. Bila lebih,
berarti tanah kurang basah. Tambahkan sedikit air baru diaduk sampai merata.
Cuci mangkok Casagrande dengan air kemudian keringkan dengan kain kering.
Kemudian ulangi pekerjaan seperti di atas.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

5. Ambillah segera dari mangkok sebagian tanah dari spatel secara melintang tegak lurus
alur termasuk bagian tanah yang saling bertemu. Periksalah kadar air tanah tersebut.
6. Ambil sisa tanah yang masih ada dalam mangkok dan kembalikan ke cawan porselen,
tambahkan lagi dengan air secara merata. Cuci dan keringkan mangkok.
7. Ulangi pekerjaan sehingga diperoleh 3 atau 4 data hubungan antara kadar air dan
jumlah pukulan diantara 15 sampai 35 pukulan dengan masing-masing selisihnya
hamper sama. Percobaan ini harus dilaksanakan dalam keadaan tanah yang kurang
cair kemudian makin cair.
F. PERHITUNGAN
Setiap data hubungan antara kadar air tanah dan jumlah pukulan merupakan satu
titik dalam grafik, dengan pukulan sebagai basis (skala log) dan kadar air sebagai ordinat
(persen biasa).
Tarik garis lurus penghubung terbaik dari titik-titik yang diperoleh. Batas cair tanah
adalah kadar air yang diperoleh pada perpotongan garis penghubung tersebut dengan
garis vertical 25 pukulan.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO

PEMERIKSAAN ATTERBERG
Batas Cair
Banyaknya pukulan
Nomor Cawan
Berat Cawan + Contoh Basah
Berat Cawan + Contoh Kering
Berat Air
Berat Cawan
Berat Contoh Kering
Kadar Air
Kadar Air Rata-rata

11
(gr)
(gr)
(gr)
(gr)
(gr)
(%)
(%)

19

27

9
7,1
1,9
4
3,1
61,29
56,40

9
7,3
1,7
4
3,3
51,52

8
8
6,5
6,7
1,5
1,3
4
4
2,5
2,7
60,00
48,15
54,07

5
6
10,1
7,3
8,2
6,1
1,9
1,2
4
4
4,2
2,1
45,24
57,14
51,19

BATAS PLASTIS
Nomor Cawan
Berat Cawan + Contoh Basah
Berat Cawan + Contoh Kering
Berat Air
Berat Cawan
Berat Contoh Kering
Kadar Air
Kadar Air Rata-rata

(gr)
(gr)
(gr)
(gr)
(gr)
(%)
(%)

9
6,2
5,3
0,90
4
1,3
69,23

10
6,8
6,1
0,7
4
2,1
33,33
51,28

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

32
7
8
9,90
10,1
8,2
8,2
1,7
1,9
4
4
4,2
4,2
40,48 45,24
48.6

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

PERCOBAAN X
BATAS PLASTIS DAN INDEX PLASTIS
(D 4318-93)
A. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan batas plastis suatu tanah, yaitu kadar air minimum (dalam persen)
bagi tanah tersebut yang masih dalam keadaan plastis. Tanah ada pada keadaan plastis
apabila tanah yang digiling menjadi batang-batang berdiameter 3 mm mulai menjadi retakretak. Index plastisitas suatu tanah adalah bilangan (dalam persen) yang merupakan
selisih antara batas cair dan batas plastisnya.
B. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Cawan porselen
2. Pastel (penumbuk/pengerus) berkepala karet atau dibungkus karet
3. Spatel
4. Pelat kaca
5. Saringan # 40
6. Batang kawat berdiameter 3 mm untuk ukuran pembanding
7. Alat-alat pemeriksaan kadar air
8. ATM / Spidol Water Proof
C. BENDA UJI
Contoh tanah sebanyak 10 20 gram yang sudah melewati saringan # 40.
Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, keringkan dahulu dalam suhu udara
atau pengering dengan suhu 60 C sampai gumpalan-gumpalan mudah remuk untuk
kemudian disaring. Pecahan gumpalan-gumpalan digerus dalam mortar dengan pastel.
Bagian yang tertahan saringan # 40 disingkirkan. Persiapan benda uji ini sama dengan
penyiapan benda uji untuk pemeriksaan batas cair, sehingga memungkinkan kedua
percobaan ini dapat dilakukan dalam waktu bersamaan.
D. PROSEDUR PERCOBAAN

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

1. Jadikan sampel siap test (lewat quartering).


2. Taruh contoh tanah pada cawan porselen, campur air sedikit demi sedikit, aduk sampai
benar-benar merata. Kadar air yang diberikan adalah sampai tanah bersifat cukup
plastis dan dengan mudah dibentuk menjadi bola dan tidak melekat pada jari bila
ditekan.
3. Remas dan bentuklah menjadi bola atau ellipsoida tanah tersebut dengan berat 8
gram. Giling benda uji di atas pelat kaca sehingga terbentuk batangan-batangan yang
diameternya rata.
4. Bila pada penggilingan diameter batang telah menjadi 3 mm, bandingkan dengan
batang kawat pembanding dan ternyata tidak ada retak pada tanah, potong-potong
menjadi 6 atau 8 bagian, kemudian remas seluruhnya menjadi bola dan giling kembali,
seterusnya sampai pada tanah tampak retak-retak dan tidak dapat digiling menjadi
tanah yang lebih kecil.
5. Kumpulan tanah yang retak atau terputus-putus tersebut segera dicari kadar airnya.
E. PERHITUNGAN
1. Batas Plastis adalah kadar air yang diperoleh pada pemeriksaan di atas yang
dinyatakan dalam persen. Laporkan batas plastis tersebut berupa bilangan bulat
terdekat.
2. Hitung Index Plastisitas tanah, yaitu selisih dari batas cair dan batas plastisnya.
IP = LL PL
3. Jika salah satu dari batas cair atau batas plastis tidak dapat diperoleh, laporkan bahwa
Index Plastisitasnya = Non Plastic (NP).
4. Jika tanahnya banyak pasir, kerjakan pemeriksaan batas plastis lebih dahulu daripada
batas cairnya. Jika batas plastisnya tidak dapat dilaksanakan, laporkan bahwa
tanahnya NP.
5. Jika ternyata batas plastis tanah sama dengan atau lebih besar dari batas cairnya,
juga laporkan bahwa Index Plastisitasnya NP.
F. KESIMPULAN
Lewat percobaan diperoleh batas cair tanah berbutir halus yang mengandung mineral lempung
sangat pekat terhadap perubahan kandungan air. Dengan diketahuinya nilai konsistensi tanah

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

lempung batas cair (LL) dan batas plastis (PL) maka sifat tanah bisa diketahui. Lewat
percobaan di peroleh hasil LL=52.0 PL=51,.28 dan PI=LL-PL jadi PI = 0.72

PERCOBAAN XI
TRIAKSIAL PADA KONDISI UNCONSOLIDATED UNDRAINED (UU) TANPA
PEMBACAAN TEKANAN PORI
(D 4767 / D 2664 / D 5311)
A. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan parameter geser tanah dengan alat Triaksial pada kondisi
Unconsolidated Undrained tanpa pembacaan tekanan pori.
B. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Sel triaksial dengan dinding transparan pada perlengkapannya.
2. Alat untuk memberikan tekanan yang konstan pada cairan dalam sel dengan ketelitian
0.1 atau 0.005 kg/cm.
3. Alat kompresi untuk menekan benda uji secara axial dengan kecepatan yang dapat
diukur antara 0.5 0.75 mm/menit. Untuk Drained harus lebih lambat.
4. Arloji untuk mengukur pemendekan benda uji.
5. Membran karet yang sesuai dengan ukuran benda uji, alat perenggang membran dan
gelang karet pengikat.
6. Cetakan tanah.
7. Alat pemeriksa kadar air tanah.
C. BENDA UJI
1. Benda uji yang perlu dipersiapkan sekurang-kurangnya 3 buah, berupa silinder tanah
dengan perbandingan tinggi : diameter = 2 : 1 dan 3 : 1. Diameter minimum 3.30 cm.
2. Apabila diameter benda uji 7.1 cm, butir tanah terbesar yang diijinkan ada dalam
benda uji adalah 1/10 kali diameter pada benda uji, sedangkan bila diameter benda uji
lebih dari 7.10 cm, butir tanah terbesar yang diijinkan adalah 1/6 kali diameter benda
uji.
D. PROSEDUR PERCOBAAN

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

1. Persiapan benda uji


Bila contoh tanah yang diperiksa adalah contoh tanah asli dari tabung yang sesuai
dengan benda uji yang diinginkan, maka keluarkan contoh tanah dari tabung,
dorong dengan alat pengeluar contoh tanah. Potong benda uji bagian atas dan
bawahnya, kemudian keluarkan dari tabung cetak belah.
Bila contoh tanah asli ukurannya lebih besar dari benda uji yang diinginkan, bentuk
/ potong sehingga diperoleh ukuran yang diinginkan.
Bila contoh tanah padat buatan, maka dapat berupa :
Contoh tanah yang rusak dapat dibentuk kembali dengan memasukkan dalam
kantong plastik. Hindarkan tambahnya udara dalam pori tanah. Kemudian
bentuk kembali dan padatkan dalam cetakan.
Contoh tanah padat buatan dapat diperoleh dengan memadatkan contoh tanah
dengan menumbuk tanah pada silinder pemadatan kemudian didorong keluar
dengan alat pengeluar contoh tanah.
Bila dikehendaki, contoh tanah dapat dijemur sebelum percobaan.
Ukur dengan teliti dan catat ukuran diameter, tinggi dari benda uji. Timbanglah
benda uji untuk menghitung berat volume benda uji.
2. Pemasangan benda uji
Taruh benda uji diatas tutup atas specimen cap, kemudian letakkan tutup atas
diatas benda uji. Pada percobaan UU gunakan tutup yang tidak berlubang.
Gunakan perenggang membrane (di vakum), selubungkan membran pada benda
uji. Matikan pipa vakum, kemudian selubungkan membran pada benda uji dan ikat
membran pada tutup atas maupun bawah dengan gelang karet pengikat. Untuk
menjamin rapat air dapat dioleskan pelumas perekat (silicon grease) pada tepi
tutup benda uji.
Pasanglah benda uji yang sudah dibungkus membran pada tumpuan pada dasar
sel triaksial. Aturlah agar kedudukannya benar-benar simetris. Pasang dinding sel
triaksial dan tutup atasnya, dengan mula-mula piston beban dibuat bebas terhadap
benda uji, aturlah arloji. Ukur beban pada pembacaan nol.
Isilah sel triaksial dengan air, berikan tekanan air (tekanan sel) sampai harga yang
diinginkan. Jalankan / atur dengan pemutar tangan agar piston beban hamper
menempel pada benda uji. Atur arloji beban dan arloji regangan / pemendekan

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

benda uji pada pembacaan nol. Selanjutnya atur arloji tekanan pori pada
pembacaan nol, jika ada gelembung-gelembung udara yang harus dikeluarkan.
3. Pembebanan
Jalankan mesin beban dengan kecepatan 0.5 2 persen/menit. Baca dan catat
pembacaan arloji ukur cincin beban dan tekanan air pori dan arloji ukur
pemendekan benda uji pada kedudukan-kedudukan pemendekan : 0.1 ; 0.2 ; 0.3 ;
0.4 ; 0.5 % (jika tanah belum pecah) dapat dibaca setiap 2 %. Lanjutkan sampai
pemendekan 15 % (meski tanah sudah pecah), atau pemendekan 20 %.
Pembacaan yang lebih perlu dilakukan pada saat tanah mendekati pecah.
Selama pembebanan selalu amati manometer tekanan sel dan aturlah agar
tekanan hamper konstan terkecuali bila memang digunakan alat dengan tekanan
konstan.
Seteleh selesai pembacaan, hentikan mesin beban, keluarkan air dalam sel,
kemudian buka sel dan keluarkan benda uji.
Bukalah membran karet dan buat sketsa bentuk pecahnya tanah.
Timbang dan catat berat benda uji.
Laksanakan pemeriksaan kadar air.
4. Kerjakan dengan cara yang sama untuk benda uji kedua dan ketiga dengan tekanan
sel yang berbeda besarnya
E. PERHITUNGAN
Hitung regangan axial tanah () untuk setiap beban yang dibaca, yaitu :

L
Lo

dimana : L = pemendekan benda uji


Lo = panjang benda uji semula

Hitung rata-rata penampang tanah (A) pada setiap beban :

Ao
1

dimana : Ao = luas penampang benda uji semula

Hitung tegangan deviator (3 1) pada setiap beban :

3 1

P
A

dimana : P = beban yang bekerja


A = luas rata-rata penampang

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

Gambar grafik hubungan antara tegangan deviator dan regangan sebagai absis. Cari dari
grafik tegangan deviator maksimum atau regangan 20 %, mana yang lebih dulu terjadi
pada pemeriksaan.
Hitung tegangan utama major dan minor pada saat pecah yaitu :
Tegangan utama major

= 1 = tekanan sel

Tegangan utama minor

= 3 = tekanan deviator + sel

Gambarkan lingkaran Mohr dari tegangan pada saat pecah pada salib sumbu
dengan tegangan geser sebagai ordinat dan tegangan normal sebagai absis. Buat
setengah lingkaran dengan pusat terletak pada sumbu tegangan normal dan absis sama

1 3
1 3
2
2
dengan
dan jari-jari
Gambarkan lingkaran Mohr dengan cara yang sama bagi benda uji lainnya yang telah
diperiksa.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

PERCOBAAN XII
SONDIR
(D 4528 / D 5092)

A. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat tanah.
Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung yang dinyatakan
dalam gaya per satuan luas. Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap
selubung bikonus dalam gaya per satuan panjang.
B. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Alat sondir ringan 2 ton
2. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, sesuai dengan kebutuhan
serta panjang masing-masing 1 meter
3. Manometer, pembacaan sampai 350 kg/cm2
4. Konus dan bikonus
5. Kunci-kunci pipa, alat-alat pembersih, oli, minyak hidrolik (kastrolik SAE 10)
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Kita tentukan titik dimana akan dilaksanakan penyondiran dan jarak kurang lebih 0.5
meter sekeliling titik dipasang kedua ujung jangkar untuk mengikat besi ambang
(angker 4 buah).
2. Alat sondir dipasang di atas titik yang akan disondir dan diusahakan letak sumbu
ditengah-tengah vertical diatas titik tersebut.
3. Dua pasang besi ambang penahan dipasang pada jangkar dengan sekrup.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

4. Kedua manometer 50 kg dipasang pada pipa. Kamar instalasi diteliti apakah sudah
berisi penuh dengan minyak kastrolik dan udara didalamnya dikeluarkan secara
perlahan-lahan.
Caranya, pluyer ditarik pada pemegangnya dan ditekan dulu keatas agar udara
didalam kamar terbuang.
Bersamaan dengan itu, kastroli kita isi melalui pipa tempat mengisi sehingga kita
rasa kamar instalasi tertekan karena terisi oleh kastroli.
Sesudah itu lubang tempat mengisi kastroli ditutup (perhatikan pada waktu sondir,
kastroli tidak boleh terbuang dari lubang tersebut).
5. Buka keran manometer.
6. Alat pengukur dikeataskan dengan memutar katrol melalui batang pemutar
penghantar.
7. Pasang konus dan bikonus sesuai dengan kebutuhan pad ujung pipa pertama.
8. Pasang rangkaian pipa untuk memsukkan konus tersebut pada mesin sondir.
9. Setelah alat sondir siap, pipa ditekan kebawah sampai menekan tanah asli dengan
kecepatan konstan. Pipa penyelubung menekan kerucut yang masuk kedalam tanah
sampai kedalaman tertentu.
10. Sampai pada jarak 20 cm (ditentukan dari pipa) dari permukaan tanah, tekanan diatur
terhadap penurunan tersebut, dengan cara menaikkan kembali poros gigi penahan.
Kemudian penggeser ditarik keluar sehingga tekanan sekarang beralih pada bikonus
melalui batang sondir kea lat pengukur. Instalasi tertekan kebawah mengenai bagian
atas dari batang sondir, konus merosot 4 cm dalam tanah.
11. Diwaktu menahan untuk mengukur, manometer harus dibaca setelah pembacaan
selesai katrol diputar lagi untuk memindahkan tekanan pada pipa penyelubung.
12. Pembacaan pertama kit abaca pada manometer yang hanya menunjukkan tekanan
pada ujung konus tanpa koreksi. Kemudian bikonus ditekan secara perlahan-lahan
setinggi 4 cm, dimana pada saat ini pembacaan kedua dilakukan. Pembacaan
pertama menunjukkan tegangan pada ujung bikonus dan pembacaan kedua
menunjukkan tegangan ujung bikonus ditambah dengan tegangan lekat dari selubung
bikonus. Poros gigi tekan diputar kebawah sampai pipa dank onus turun lagi 20 cm
dan harga-harga penyondiran dilakukan lagi. Bilamana konus telah mencapai
kedalaman 1 m, berarti batang sondir masih berada 20 cm diatas tanah, pipa
disambungkan dan tekanan diberikan segera setelah penyambungan dilakukan.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

13. Pekerjaan ini dilakukan sampai pada lapisan tanah tertentu / keras.
14. Setelah selesai penyondiran, pipa dicabut perlahan-lahan dengan memutar katrol dan
diusahakan supaya pipa tidak lepas.
15. Setelah kegiatan sondir selesai, alat-alat dibersihkan.
D. PERHITUNGAN
Pekerjaan dihentikan pada keadaan :
Untuk sondir ringan, pada waktu tekanan manometer tiga kali berturut-turut telah
melebihi 350 kg/cm2, atau kedalaman maksimum 30 m.
Hambatan lekat dihitung dengan rumus :
HL ( JP PK ) x

A
B

dimana : A = tahap pembacaan 20 cm


B = faktor alat
Jumlah hambatan lekat :
JHLI HL

Dimana : I = kedalaman yang dicapai konus


E. KESIMPULAN
Tanah yang dilakukan percobaan sondir adalah tanah timbunan. Hal ini dapat dilihat dari data
penyondiran . bahwa hambatan konus dan jumlah hambatan yang memenuhi syarat berada
pada kedalaman 5m.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

PERCOBAAN XIII
BORING
(D 4528 / D 5092)
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mendapatkan gambaran dari profil tanah berdasarkan warna visual tanah.
2. Untuk menyelidiki dan mengetahui lapisan-lapisan tanah yang diteliti.
3. Pengambilan contoh tanah dan batuan pada kedalaman tertentu untuk penyelidikan
laboratorium.
4. Untuk meyakinkan hasil pemeriksaan sondir.
B. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Kepala bor
2. Alat pengambil contoh tanah
3. Minyak hidrolik dan lain-lain
4. ATM
5. Batang-batang bor sebagai penghantar sepanjang 1 meter
C. BENDA UJI
Langsung dilakukan di lapangan.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Tentukan titik pengeboran.
2. Bersihkan lokasi dari rumput dan akar-akar pohon.
3. Mata bor dipasang pada batang drill, alat pemutar pada ujung lainnya.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

4. Mata bor diputar searah dengan jarum jam, dengan sedikit tekanan ke dalam tanah.
Putaran harus sesuai dengan putaran sekrup.
5. Setiap masuk 20 cm, dapat dilihat pada batang drill yang ditekan dan sesudahnya
diberi ukuran, barulah mata bor diangkat.
6. Tiap kali pengambilan dengan mata bor, tanah yang masuk ke dalam mata bor
dikeluarkan dan dicatat mengenai kedalaman, jenis tanah, sifat tanah dan warnanya.
7. Hasil pengeboran disusun sedemikian rupa dari kedalaman terdangkal sampai dengan
yang terdalam agar identifikasi tanah dipermudah.
8. Pengeboran dilakukan sampai kedalaman tertentu.
E. KESIMPULAN
1. Profil tanah dalam keadaan baik
2. Jenis tanah yang dominan adalah lempung

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

PERCOBAAN
PEMADATAN LAPANGAN XIV
(SAND CONE METHOD)
(D 1556-94)
A TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui/menentukan kepadatan dari suatu tempat pada lapisan atau
perkerasan yang telah dipadatkan. Alat ini digunakan untuk menguraikan secara terbatas,
pada tanah yang mengandung butir kasar, yang lebih kecil dari 5 cm.
B ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Botol transparan untuk pasir
2. Corong kerucut ukuran 16.51 cm
3. Plat dasar/landas ukuran 30.48 x 30.48 cm, berlubang ditengah dengan ukuran 16.51
cm
4. Timbang kapasitas 10 kg dengan ketelitian 1 kg dan kapasitas 500 gram dengan
ketelitian 0.1 kg
5. Pasir bersih, keras, kering dan bisa mengalir bebas (pasir Ottawa)
6. Kontainer, cawan
7. Parang
8. Oven
9. Kantong plastik
10. ATM
C PROSEDUR PERCOBAAN
Pelaksanaan dibagi dalam 2 tahap, yaitu :
1. Persiapan di laboratorium
Menentukan berat isi kering pasir dalam gram/cm 3
Isi botol transparan dengan pasir secukupnya.
Timbang container (W1).
Pasang corong pada botol transparan.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

Balikkan botol dan letakkan di atas container, sehingga corong kontak dengan
bagian atas kontainer.
Buka keran pelan-pelan hingga pasir dalam botol mengalir mengisi kontainer.
Setelah kontainer penuh dengan pasir, keran ditutup dan botol diangkat
dengan hati-hati.
Ratakan permukaan pasir dalam kontainer, kemudian timbang beratnya (W 2).
Hitung volume kontainer (V1).
Berat isi kering pasir adalah :
DPS

(W2 W1 )
( gram / cm3 )
V1

Menentukan berat pasir dalam corong


Isi botol dengan pasir secukupnya, kemudian pasang corong pada mulut botol
dan timbang beratnya (W3).
Letakkan botol terbalik di atas plat landas sedemikian rupa sehingga corong
kontak dengan lubang.
Buka keran corong perlahan-lahan sehingga pasir memenuhi corong.
Setelah corong penuh dengan pasir, aliran pasir akan terhenti. Keran ditutup
dan botol diangkat.
Timbang botol, corong dan sisa pasir dalam botol (W 4).
Hitung berat pasir dalam corong (W3 W4).
2. Persiapan di lapangan
Menentukan volume lubang pemeriksaan
Isi botol dengan pasir secukupnya, kemudian ditimbang beratnya bersama
dengan corong.
Gali tanah dengan kedalaman maksimum 12 cm. Kemudian ratakan bagian
atas tanah yang akan diperiksa.
Letakkan plat landas diatasnya, tepat diatas lubang dan usahakan dinding
dasar dari lubang tersebut serata mungkin.
Seluruh tanah dari hasil galian tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik,
kemudian ditimbang. Didapat berat isi tanah dan kadar air dari tanah tersebut.

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

Letakkan botol beserta corong terbalik di atas plat landas sehingga pasir
memenuhi lubang dan corong. Setelah penuh, angkat dan timbang botol,
corong dan sisa pasir.
Kemudian pasir yang ada didalam lubang diangkat dengan hati-hati. Bersihkan
dari tanah yang terbawa ke dalam pasir, kemudian di timbang.
D PERHITUNGAN
1. Hitung pasir yang akan keluar
= berat (botol + pasir mula-mula) berat (botol + pasir sisa)
2. Hitung berat pasir dalam lubang
= berat pasir yang akan keluar berat pasir dalam corong
3. Volume lubang pemeriksaan

BeratPasir DalamLuban g
(cm3 )
BeratIsiKe ringPasir

4. Berat isi tanah basah

BeratTanah Basah
( gram / cm3 )
VolumeLuba ng

5. Berat isi tanah kering

BeratIsiTa nahBasah
100 KadarAir
x 100 %

6. Derajat kepadatan lapangan

BeratIsiKe ringLapang an
BeratIsiKe ringLabora torium x 100 %

Catatan :
-

Digunakan pasir Ottawa karena pasir ini memiliki butir-butir yang seragam atau homogen.

Sewaktu mengisi kontainer dengan pasir, jangan sampai ada getaran, sebab akan
mempengaruhi kepadatan dari pasir.

Untuk mencari ketelitian, maka percobaan ini perlu dilakukan 3 kali.

E. KESIMPULAN
Sand cone adalah alat untuk mendapatkan kepadatan tanah yang sudah dipadatkan
(dilapangan) dan dapat digunakan sebagai perbandingan terhadap pemadatan yang

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

dilakukan di Laboraturium selisih yang didapat antara pemadatan lapangan dan


pemadatan laboraturium harus kecil.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATUANGI
DISTRIBUSI UKURAN BUTIRAN TANAH

No.

Berat

Saringa
n

Saringa
n

8
10
12
16
18
30
40
50
80
100
200
Pan

(gr)
477.68
465.46
463.98
446
440.73
412.44
397.48
387.96
349.93
352.64
387.36
335.13

Uk.
Butir
(mm
)
2.38
2.00
1.68
1.19
1.00
0.59
0.43
0.30
0.18
0.15
0.08

Berat
Saringan +
Tanah
Tertahan
(gr)
499.67
472.86
469.13
460.93
448.63
429.16
408.28
392.80
362.20
354.64
391.85
341.68

Berat
Netto
Tertahan
(gr)
21.99
7.40
5.15
14.93
7.90
16.72
10.80
4.84
12.27
2.00
4.49
6.55
115.04

persen
tertahan
%
19.12
6.43
4.48
12.98
6.87
14.53
9.39
4.21
10.67
1.74
3.90
5.69

jumlah

Berat Lewat

persen

ayakan

(%)
19.12
25.55
30.02
43.00
49.87
64.40
73.79
78.00
88.66
90.40
94.31
100.00

(%)
80.88
74.45
69.98
57.00
50.13
35.60
26.21
22.00
11.34
9.60
5.69
0.00

100.00

LABORATORIUM MEKANIIKA
TANAH
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS SAM

PEKERJAAN
LOKASI
TANGGAL

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

: Boring
: Belakang
Fak.Perikanan
: 11/13/2013

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

RATULANGI

Kedalaman (m)

Profil

Jenis

Warna

Sifat

Lempung berpasir

Cokelat agak
kehitaman

Lempung berpasir

Cokelat kehitaman

Kenyal agak
lepas
Kenyal agak
lepas

0.00
0.20
0.40

0.80

Lempung

Hitam agak
kecokelatan
Kehitaman

1.00

Lempung lunak

Cokelat

Lempung berpasir

0.60

Kenyal
Kenyal
Kenyal

1.20
1.40
1.60
1.80
2.00
2.20

Lempung

Cokelat

2.40
2.60
2.80
3.00
Lempung berbatu

3.20
3.40
3.60
3.80
4.00

SKETSA SITUASI :

HK

JHP

KEDALAMA
N

No Titik

Lembar ke

:-

Muka Tanah

: Datar

Muka Air Tanah

: 2.0 m

Jauh Kedalaman

: 1.2 m

HK*25

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

0.0
0.0
10.0
10.0
15.0
7.0
15.0
15.0
18.0
15.0
10.0
55.0
10.0
15.0
9.0
40.0
5.0
35.0
45.0
55.0
120.0
135.0
160.0
190.0
220.0

0
0
4
14
34
70
140
200
260
330
346
356
368
438
450
510
580
660
740
810
830
890
910
960
990

0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
1.60
1.80
2.00
2.20
2.40
2.60
2.80
3.00
3.20
3.40
3.60
3.80
4.00
4.20
4.40
4.60
4.80

0
0
250
250
375
175
375
375
450
375
250
1375
250
375
225
1000
125
875
1125
1375
3000
3375
4000
4750
5500

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

PEKERJAAN

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

: Sondir

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

FAKULTAS TEKNIK
LOKASI
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO

: Belakang FIPK

Data Penyondiran
Kedalaman

Hambata
n Konus
(HK)

Jumlah
Hambatan
(JH)

(m)
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
1.60
1.80
2.00
2.20
2.40
2.60
2.80
3.00
3.20
3.40
3.6
3.8
4.0
4.2
4.4
4.6
4.8

(kg/cm2)
0
0
10
10
15
7
15
15
18
15
10
55
10
15
9
40
5.0
35.0
45.0
55.0
120.0
135.0
160.0
190.0
220.0

(kg/cm2)
0
0
12
15
25
25
50
45
48
50
18
60
16
50
15
70
40.0
75.0
85.0
90.0
130.0
165.0
170.0
215.0
235.0

Hambatan
Pelekat
(HP = JH HK)
(kg/cm2)
0.0
0.0
2.0
5.0
10.0
18.0
35.0
30.0
30.0
35.0
8.0
5.0
6.0
35.0
6.0
30.0
35.0
40.0
40.0
35.0
10.0
30.0
10.0
25.0
15.0

SKETSA SITUASI :

(HP x
20/10)
(kg / cm2)
0.0
0.0
4.0
10.0
20.0
36.0
70.0
60.0
60.0
70.0
16.0
10.0
12.0
70.0
12.0
60.0
70.0
80.0
80.0
70.0
20.0
60.0
20.0
50.0
30.0
No Titik
Lembar ke
Muka Tanah
Muka Air Tanah
Jauh Kedalaman

Cat : Jumlah hambatan setempat setiap 20 cm

No alat Sondir
Sondir Darat /
Air

Jumlah
Hambatan
Pelekat
(JHP)
(kg/cm)
0
0
4
14
34
70
140
200
260
330
346
356
368
438
450
510
580
660
740
810
830
890
910
960
990
:
:
:
:
:

S1
Datar
2,0 m
5,8 m

:
: Darat

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

Hambatan
Setempat
(HS =
HP/10)
(kg/cm2)
0.0
0.0
0.2
0.5
1.0
1.8
3.5
3.0
3.0
3.5
0.8
0.5
0.6
3.5
0.6
3.0
3.5
4.0
4.0
3.5
1.0
3.0
1.0
2.5
1.5

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
SAND CONE
I. Menentukan Berat Isi Kering Pasir
Kadar
Air
Berat Tanah basah
+ krus
Berat tanah kering
+ krus
Berat
air
Berat krus (No.)

(Dps) gr/cc)
Berat Container + Pasir
Berat Container
Berat Pasir dalam Container
Volume Container
Berat Isi Kering Pasir
( gr/cm )

1570

II. Menentukan Berat Pasir Dalam


Corong
(Dps)gr/cc)
Berat botol + corong + pasir
Berat botol + corong + sisa
Pasir

9190

Berat Pasir dalam corong

1950

Berat tanah kering


Kadar
Air
Kadar air rata rata

7240

III. Menentukan Volume


(V cc)
Berat botol + corong + pasir
Berat botol + corong + sisa
pasir
Berat pasir dalam (corong +
lubang)
Berat pasir dalam corong
Berat pasir dalam lubang
Volume lubang V = W
10/Dps

9190
4137
5053
1950
3103
1.98

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

A
70.8
8
65.7
5

B
74.1
5
68.9
6

5.13
5.2
60.5
5
7.23
8

5.19
5.1
63.8
6
6.99
9

7.118

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

IV. Menentukan Berat Isi Tanah Kering (lap)


D lap
Berat tanah basah +
tempat
Berat Tempat
Berat tanah basah Wtb
Berat isi tanah basah =
Wtb/V
Berat Isi tanah Kering
D lap
=

100 +
W

x
100%

gr/cc
3794
0.2
3793.8
1919.5
2
1791.9
6

V. Derajat Kepadatan
Lapangan D
Berat Isi Kering laboratorium = D
lap

1.65 t/m

90% D
max
1.65
t/m

108603.56

97743.2
0

100% Dmax

Berat Isi kering = D lap


Derajat
Kepadatan =

D lap

x 100%

D lab

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO

Diameter M

PEMERIKSAAN CBR (TANPA RENDAMAN)


Material :
Penambahan air:
Tanggal
:
PENETRASI
mm

Inch

0.64
1.27
1.91
2.54
3.18
3.81
4.45
5.08
5.72
6.36
7.00
7.62
8.26
8.90
9.54
10.16

0
0.025
0.050
0.075
0.100
0.125
0.150
0.175
0.200
0.225
0.250
0.275
0.300
0.325
0.350
0.375
0.400

Tinggi
Isi

250 CC
BEBAN
Pembacaa
n

Kalibrasi

Arloji

41
99
141
169
193
215
236
253
270
286
302
315
327
340
350
362

5.7178
5.7178
5.7178
5.7178
5.7178
5.7178
5.7178
5.7178
5.7178
5.7178
5.7178
5.7178
5.7178
5.7178
5.7178
5.7178

Beban
(lbs)
0
234.430
566.062
806.210
966.308
1103.535
1229.327
1349.401
1446.603
1543.806
1635.291
1726.776
1801.107
1869.721
1944.052
2001.230
2069.844

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

Berat Tanah + Cetakan


Berat Cetakan
Berat Tanah Basah
Isi Cetakan
Berat isi Basah
Berat Isi Kering

Berat Tanah Basah + Cawan


Berat Tanah Kering + Cawan

Berat Cawan
Berat Air
Berat Tanah Kering
Kadar Air
Kadar Air Rata - rata

Sebelum
9150
5120
4030
2086.27
1.932
1.549

Sesudah
9140
5120
4020
2086.3
1.927
1.545

Atas
Bawah
101.77
101.65
85.8
85.51
20.45
20.86
15.97
16.14
65.35
64.65
24.44
24.97
24.70

Harga CBR :
0.1" =

32.21027333

0.2" =

32.14674222

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
PEMERIKSAAN KONSOLIDASI
Jenis Tanah

: Lempung

Diameter cincin (D)

::6.3cm

Volume cincin

:62.34

cm

Tinggi cincin (Ho)

: 2cm

Berat cincin

: 66.1

cm

Luas cincin (A)

: 31.17 cm

B.J. Tanah

: 2.58

gr/cm

Berat cincin + tanah basah


Berat cincin
Berat tanah basah
Berat tanah kering + cincin
Berat tanah kering Wd
Berat Air
Kadar Air W
Tinggi bagian padat pada Hs =
Tinggi contah tanah H
Angka air pori

eo =

Derajat kejenuhan

Sr =

Pembacaan Arloji
Beban kg
Tekanan kg/cm
0
9.6 detik
21.6 detik
38.4 detik
1 menit
2.25 menit
4 menit
9 menit

Wd
G*A

Sebelum
Percobaan

sesudah
percobaan

gr
gr
gr
gr
gr
gr
%

171.84
66.1
105.74
137.54
71.4
33.9
47.5

171.4
66.1
105.3
137.54
71.4
34.34
48.03

cm
cm

0.888
2

0.888
1.8

1.252

1.027

97.864

120.656

H - Hs
Hs
W*G
eo
1
0.25

2
0.5

4
1

8
2

16
4

32
9

0
136
138
138
139
139.5

144
194
200
204
206
213

294
353
361
366
370
378

493
562
578
590
604
631

1210
1290
1320
1340
1335
1409

140
141

216
223

386
394

649
679

790
893
910
922
940
969
100
0
104

8
2
163
3

2
0.5

1458
1424

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

1
0.25

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

16 menit
25 menit
36 menit
49 menit
64 menit
81 menit
100 menit
256 menit

141.5
142
142
143
143.5
143.5
143.5
144

228
232
236
238
240
242
244
251

403
410
417
421
426
431
433
445

707
719
729
724
737
744
750
753.5

1440 menit

144

294

493

790

4
108
2
1109
1128
1142
1152
1160
1166
1192
121
0

1588
1628
1660
1681
1695
1705
1713
1685

1243

1077

1633

PERCOBAAN
ANALISIS HIDROMETER
ASTM D-442-63 (98)
A. MAKSUD PERCOBAAN
Analisis hidrometer adalah metode untuk menghitung distribusi ukuran butir tanah
berdasarkan sedimentasi tanah dalam air, kadang disebut juga uji sedimentasi. Analisis
hidrometer ini bertujuan untuk mengetahui pembagian ukuran butir tanah yang berbutir halus.
B. ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Satu buah hidrometer tipe ASTM - 152 H


Dua buah tabung gelas dengan volume 1000 cc
Stopwatch
Mixer dan mangkoknya
Air gelas (defloculating agent atau dispersing agent), digunakan dengan maksud
mencegah penggumpalan butir-butir tanah dalam larutan.
Timbangan dengan ketelitian 0.01 g
Termometer
Dish
Oven
Aquades

C. PERSIAPAN

Siapkan contoh tanah dengan mengayak contoh tanah tersebut hingga lolos saringan
No. 200
Contoh tanah yang digunakan 50 gr, diberi air dan larutan tanah dicampur dengan
dispersing agent berupa sodium hexametaphospate sebanyak 40 gr untuk tiap liter

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

larutan. Air yang digunakan harus aquades. Kemudian diaduk dengan mixer selama 15
menit.
Sambil menunggu larutan di mixer, dilakukan koreksi pembacaan hidrometer, yaitu
Meniscus Correction dan Zero Correction, dengan cara :
Isi tabung gelas dengan aquades volumenya 1000 cc.
Masukkan hidrometer dalam tabung gelas tersebut lalu dilakukan pembacaan pada
ujung permukaan air yang menempel pada pada permukaan hidrometer. Pembacaan
ini yang disebut zero correction, dengan ketentuan bila di atas angka 0 (nol) berharga
negatif dan bila di bawah angka 0 (nol) berharga positif.
Meniscus correction diperoleh dengan cara pembacaan permukaan air yang mendatar
dikurangi dengan zero correction.

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Larutan dimasukkan ke dalam satu tabung gelas dan tambah air hingga volumenya
1000 cc. Tabung gelas yang satu lagi diisi dengan air untuk tempat hidrometer.
2. Tabung yang berisi larutan tanah dikocok selama 30 detik, hidrometer dimasukkan.
Pembacaan dilakukan pada menit ke 0, 1, 2, 4 dengan catatan untuk tiap-tiap
pembacaan, hidrometer hanya diperkenankan 10 detik dalam larutan, selebihnya
hidrometer dimasukkan dalam tabung yang berisi aquades. Temperatur juga diukur
pada setelah pembacaan.
3. Tabung dikocok lagi dan pembacaan diulang seperti di atas; ini dilakukan 3 kali dan
diambil harga rata-ratanya.
4. Setelah ini dilanjutkan pembacaan tanpa mengocok, pembacaan dilakukan pada menit
ke 8, 60, 30, 45, 90, 210, 1290, 1440. Pada tiap-tiap pembacaan hidrometer diangkat
dan diukur temperaturnya.
5. Setelah semua pembacaan selesai, larutan dituang dalam dish yang telah ditimbang
beratnya; kemudian dimasukkan dalam oven selama 24 jam pada temperatur 105 110C untuk mendapatkan berat keringnya.
6. Dari percobaan di atas dapat dihitung persen lebih halusnya, dan dengan
menggunakan chart dapat dihitung ekuivalennya.
7. Dari hasil perhitungan di atas dapat dibuat grain size distribution curvenya.

E. KESIMPULAN

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

[PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH]

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Larutan dimasukkan ke dalam satu tabung gelas dan tambah air hingga volumenya
1000 cc. Tabung gelas yang satu lagi diisi dengan air untuk tempat hidrometer.
2. Tabung yang berisi larutan tanah dikocok selama 30 detik, hidrometer dimasukkan.
Pembacaan dilakukan pada menit ke 0, 1, 2, 4 dengan catatan untuk tiap-tiap
pembacaan, hidrometer hanya diperkenankan 10 detik dalam larutan, selebihnya
hidrometer dimasukkan dalam tabung yang berisi aquades. Temperatur juga diukur
pada setelah pembacaan.
3. Tabung dikocok lagi dan pembacaan diulang seperti di atas; ini dilakukan 3 kali dan
diambil harga rata-ratanya.
4. Setelah ini dilanjutkan pembacaan tanpa mengocok, pembacaan dilakukan pada menit
ke 8, 60, 30, 45, 90, 210, 1290, 1440. Pada tiap-tiap pembacaan hidrometer diangkat
dan diukur temperaturnya.
5. Setelah semua pembacaan selesai, larutan dituang dalam dish yang telah ditimbang
beratnya; kemudian dimasukkan dalam oven selama 24 jam pada temperatur 105 110C untuk mendapatkan berat keringnya.
6. Dari percobaan di atas dapat dihitung persen lebih halusnya, dan dengan
menggunakan chart dapat dihitung ekuivalennya.
7. Dari hasil perhitungan di atas dapat dibuat grain size distribution curvenya.

E. KESIMPULAN
Untuk hydrometer 152 H , K2 = 2.18%.
Diameter butir pada tanggal 11/04 2013 pada jam 10.55, 10.58, 11.23, 11.53, 15.03, 11.13, adalah
0.012, 0.008, 0.003, 0.002, 0.001 dan 0.0004 hasil ini menunjukkan diameter butir mengecil ketika
menit waktu bertambah

PEKERJAAN QUARTERING | MELISA HARAS (120211005)

Anda mungkin juga menyukai