PERENCANAAN PELABUHAN
Disusun Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
2020
PERENCANAAN PELABUHAN 2020
Arah angin
Keadaan tinggi gelombang
Perbedaan pasang surut
Kemungkinan adanya perluasan pelabuhan
Luas perairan di muka pelabuhan untuk memutar kapal
Keamanan terhadap kebakaran
Strategi
Pemeriksaan keadaan tanah
Dimana , data diatas dapat dilihat berdasarkan PETA
Gambar. Peta
1) Arah Angin
Dalam perencanaan sesungguhnya, arah angin ditentukan dengan melakukan survey
menggunakan alat anemometer sehingga nantinya bisa didapat arah angin dominan dan
besarannya.
Dalam tugas ini arah angin dominan, durasi dan kecepatannya sudah ditentukan sebagai berikut :
- Arah Angin = 15˚ dari arah Utara
- Durasi = 3,5 jam
- Kecepatan = 54 km/jam
o
Arah angin diukur 15 dari arah Utara searah jarum jam. Arah angin laut yang digunakan adalah
angin dari arah laut pada titik yang direncanakan akan dibangun pelabuhan seperti pada gambar
Peta pada Lampiran.
Ini penting karena sangat menentukan dan dapat menyebabkan kapal tidak melakukan bongkar
muat. Gelombang/ombak dapat terjadi jika keadaan yang seimbang dari permukaan air laut
mengalami perubahan yang disebabkan karena:
a. Gerakan kapal
b. Gempa bumi
d. Tiupan angin
Gelombang yang disebabkan oleh tiupan angin sangat penting untuk diketahui agar dalam kolam
pelabuhan dapat diusahakan air berada dalam kondisi tenang. Tinggi gelombang yang terjadi
dalam kolam disyaratkan melebihi 30 cm atau tergantung kapal yang berlabuh.
Berikut ini adalah tabel kriteria besar gelombang yang cukup agar suatu jenis kapal dapat
melakukan bongkar muat dengan aman.
Tabel 1
Tinggi gelombang yang diperkenankan dikaitkan dengan besar ukuran dan jenis kapal
Ukuran Kapal Ukuran Tinggi Gelombang
Kapal : 1000 DWT Maks. 0,2 m
Barang padat Kapal : (1000-3000) DWT Maks. 0,6 m
umum Kapal : (1300-15000)DWT Maks. 0,8 m
Kapal Ro/Ro (Roll on/Roll off) Maks. 0,2 m
Barang
Untuk tinggi gelombang yang terjadi pada suatu titik P dalam kolam pelabuhan dapat juga
dihitung dengan rumus (formula Stevenson).
*√ √ ( √ )+
B = lebar kolam pelabuhan di titik P, yaitu panjang busur lingkaran dengan jari-jari D
dan pada pusat titik tengah mulut (m)
Catatan Persamaan diatas tidak berlaku untuk titik yang berjarak kurang dari 15 m
dari mulut.
Breakwater
H
Hp Kolam Pelabuhan
P
B
Dermaga
Bila ternyata dalam perhitungan HP > Hizin = 0.2 m, maka perlu dipasang “Breakwater” agar
air dalam kolam pelabuhan lebih tenang. Breakwater dipengaruhi olehombak, berupa:
- Gaya tekan hidrostatik, yang besarnya tergantung dari naik dan turunnya ombak.
- Gaya tekan dinamis, yang menjelma dengan pecahnya ombak.
dimana:
L = Panjang kapal
Dalam perencanaan tugas ini, dipakai ukuran kapal yang terbesar yaitu CARGO,
Dengan Karakteristik Kapal , 40000 DWT dan L = 201 m
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo 2010 , tabel hal 22)
Maka,
r = 1.5
r = 301,5
D =2
D = 603
Rmin
7) Strategi
Pada perencanan pelabuhan, tidak hanya diperlukan strategi ekonomi, tapi perlu pula strategi
pertahanan dan keamanan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, kita dapat membuat
beberapa sketsa rencana penempatan pelabuhan yang tepat dan mendekati sempurna. Perlu pula
diperhatikan jaringan lalu lintas yang sudah ada agar tidak terganggu.
PERHITUNGAN GELOMBANG
Pada perencanaan pelabuhan ini, data mengenai gelombang tidak diperoleh. Untuk itu diperlukan
menghitung “fetch efektif” guna memperoleh data tersebut.
Fetch adalah jarak antara terjadinya angin sampai lokasi gelombang tersebut. Dengan diperolehnya
fetch efektif, ditambah data mengenai kecepatan angin berhembus, maka dapat diketahui tinggi
gelombang pada lokasi pelabuhan dengan menggunakan grafik (terlampir).
Cara perhitungan/pembuatan fetch efektif yaitu:
1) Dari lokasi yang akan direncanakan dibuat pelabuhan, ditarik garis lurus yang sejajar arah angin
yang ada.
2) Dari garis tersebut, dapat dilihat 2 kemungkinan:
Garis tersebut akan mengenai daratan
Garis tersebut tidak akan mengenai daratan
Selanjutnya buat garis lurus yang membentuk sudut 45˚ dengan garis sejajar arah angin
tersebut, kearah kiri dan kanan.
3) Sudut 45˚ tersebut kemudian dibagi dalam beberapa segmen yang sudutnya 5˚ sehingga terdapat
beberapa garis lurus.
4) Apabila dari garis-garis lurus tersebut ada garis yang tidak mengenai daratan/pulau, diganti
dengan garis yang baru dengan sudut tertentu dengan arah kedaratan/pulau.
5) Ukur panjang garis dari lokasi pelabuhan sampai ke ujung seberang yang berpotongan tegak
lurus dari arah angin (Xi).
6) Hitung cosinus sudut tersebut.
7) Buat dalam bentuk tabel.
Catatan:
Garis yang mengenai daratan adalah garis dimana jika mengena daratan maka arah anginnya
akan kembali.
Garis yang tidak mengenai daratan adalah garis dimana jika tidak mengenai daratan maka
arah angin akan terus.
Peta yang digunakan untuk menghitung fetch efektif perlu diperhatikan skalanya.
Dalam tugas ini, peta yang digunakan dicetak sehingga skalanya menjadi 1:150.000
Dimana (1 cm pada peta = 1500 meter di lapangan).
Hal ini dapat diperiksa pada skala batang yang ada pada peta..
Contoh perhitungan Fetch untuk R1
Dari Gambar Pada Peta , setelah di Buat fetch efektif , maka terdapat 19 titik yang akan diggunakan
dalam perhitungan Panjang Fetchnya :
Dimana berdasarkan Data yang didapat dari peta, untuk titik :
1. Titik R1 (Titik/Garis Pertama)
R1 = 8,356 cm (pada peta)
0.590913729
Perhitungan selanjutnya dibuat dalam bentuk tabel seperti pada tabel 2.1.
Yeremia Mokalu |17021101031l
PERENCANAAN PELABUHAN 2020
Ri
no α cos α m km Ri . Cos α
R1 45 0.707107 8,356.7821 0.835678 0.590913729
R2 40 0.766044 8002.3889 0.800239 0.613018555
R3 35 0.819152 7730.8051 0.773081 0.63327048
R4 30 0.866025 7509.1722 0.750917 0.650313389
R5 25 0.906308 7365.9283 0.736593 0.667579818
R6 20 0.939693 7275.3562 0.727536 0.683659853
R7 15 0.965926 7226.4242 0.722642 0.698018977
R8 10 0.984808 7232.2806 0.723228 0.712240601
R9 5 0.996195 7359.2326 0.735923 0.73312285
R10 0 1 7486.5982 0.74866 0.74865982
R11 5 0.996195 7719.1054 0.771911 0.768973187
R12 10 0.984808 7988.5134 0.798851 0.786714993
R13 15 0.965926 8334.4625 0.833446 0.805047258
R14 20 0.939693 8885.945 0.888595 0.835005695
R15 25 0.906308 9489.9016 0.94899 0.860077172
R16 30 0.866025 10236.1628 1.023616 0.886477702
R17 35 0.819152 11236.023 1.123602 0.920401121
R18 40 0.766044 11349.4554 1.134946 0.869418724
R19 45 0.707107 14450.2035 0.144502 0.102178369
∑
Fetch Efektif = ∑
= 8,02548 Km
Selanjutnya dapat dihitung :
Dimana
(Sumber : ”Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, pers. 3.30 hal 124)
Untuk mengetahui nilai UW perlu diketahui nilai RL terlebih dahulu. Nilai RL dapat dicari
menggunakan bantuan Grafik hubungan kecepatan angin di darat dan laut.
(“Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 124)
0,99
15 m/s
UW = RL x UL
= 0,99 x 15
= 14,85 m/s
Sehingga diperoleh :
UA = 0,71 Uw1.23
= 0,71 (14,85)1.23
= 19,61 m/s
Setelah didapat nilai UA, berikutnya akan dicari nilai tinggi gelombang (Ho) dan periode gelombang :
UA = 19,61 m/s dan fetch efektif = 8,02548 Km km dapat diperoleh Gelmbang (T).
Nilai tersebut dapat dicari dengan menggunakan grafik peramalan gelombang
(Gambar 3.27. “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 128)
Keterangan
UL = Kecepatan Angin di darat (m/s)
UA = Faktor Tegangan Angin (m/s)
Uw = Kecepatan Angin di Laut (m/s)
RL = Perbandingan antara Kecepatan Angin Di laut Dan di Darat
Dalam peraturan perencanaan pelabuhan, jenis kapal berpengaruh pada ukuran tinggi gelombang ijin.
Dalam tugas ini direncanakan 2 Jenis Kapal yang akan berlabuh :
Tabel 3 – Data Jenis Kapal yang akan Berlabuh
PASSENGER CARGO
DATA
30000 40000
GT DWT
Panjang
230.00 m 201.00 m
Kapal
Lebar 27.5 m 29.40 m
Sarat
8.50 m 11.70 m
Kapal
Clearance 0.5 - 1 m 0.5 - 1 m
Sehingga untuk kapal terkecil 40000 DWT, tinggi gelombang maksimum (Hizin) = 0,80 m.
Tabel 4 - Tinggi gelombang yang diperkenankan dikaitkan dengan besar ukuran dan jenis kapal
Maks. 0,2 m
Barang
Kapal Tanker (uk. 50.000 DWT) Maks. 1,2 m
Cair/gas
PANJANG
NO KEDALAMAN
Cm M
1 0.00 0.00 -19
2 0.402 603.00 -29
Lo = 1,56 * (4,19)2
= 27,3875 m ≈ 28 m
Jadi, panjang gelombang (Lo) = 28 m
Selanjutnya dari data yang diperoleh dapat dihitung tinggi gelombang pecah :
Tinggi Gelombang (Ho) = 0,95 m
Kelandaian Pantai (m) = 0,0480
Periode (T) = 4,19 detik
Rumus :
Yeremia Mokalu |17021101031l
PERENCANAAN PELABUHAN 2020
= = 0,00552 m
Dari Gambar (sumber: “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal. 117)
diperoleh :
Cara membaca grafik:
Plot nilai pada absis.
Tarik garis vertikal ke arah atas hingga menyentuk salah satu lengkung sesuai nilai m
(kelandaian)
Tarik haris horizontal menuju ordinat hingga bisa didapat nilai (Hb/Ho’)
= 1,10 (Dapat dilihat pada grafik diatas)
Hb = 1,10 * Ho
= 1,10 *0,95 m
= 1,045 m
Jadi, tinggi gelombang pecah (Hb) = 1,045 m
Rumus :
= = 0,006 m
Didapat = 1,240
db = Hb x 1,240
= 1,045 m x 1,240
= 1,29 m
3) Energi Gelombang ( E )
Energi gelombang terdiri dari energi kinetik dan energi potensial.
Rumus :
maka diperoleh :
E =
E = 1,133 kg/det²
Pasang Surut = 1 m
MLW
(draft) (draft)
Data yang digunakan adalah data kapal yang paling maksimum, sehingga untuk panjang,
lebar dan sarat kapal akan digunakan data kapal tanker :
o Sarat kapal : 11,7 m
o Clearance : 1,0 m
Kedalaman perairan:
H = Sarat kapal + beda pasang surut + clearance + ⅓ tinggi ombak
= 11,7 m + 2,8 m + 1.0 m + (⅓ * 0,95 m)
= 15.8 m
Yeremia Mokalu |17021101031l
PERENCANAAN PELABUHAN 2020
Jadi :
Untuk kedalaman perairan diambil yang terbesar = 15.8 m
Untuk tinggi dermaga rencana = 15.8 m + free board (= 1m)
= 16.8 m
Dermaga
0,000m
Free Board 1
Muka air m
rencana
Sarat kapal
H = 16.49 m
(draft)
Clearance (1,0) m
dimana,
Lp = panjang dermaga
Loa = panjang kapal yang ditambat
n = jumlah kapal yang ditambat
Dari hasil perhitungan, tambatan untuk kapal penumpang passenger membutuhkan 1 tambatan
khusus, untuk kapal jenis cargo 1 tambatan khusus.
Panjang Dermaga :
Passenger
d = 1* 230 m + (1 + 1) * * 230 m
d = 276m
Cargo
d = 1* 201 m + (1 + 1) * * 201 m
d = 241,2 m
4) Rencana Jalan
Pada perencanaan penempatan jalan, intersection dari setiap jalur jalan dibuat minimal, baik untuk
jenis kendaraan yang sama maupun yang berbeda, misalnya untuk tipe II dan Forklit. Jalan untuk
masuk kepelabuhan dibuat 2 jalur agar arus lalu lintas tetap lancar dalam pelayanan penumpang
maupun pengangkutan barang-barang yang keluar masukpelabuhan. Apabila dalam pelabuhan
terdapat rencana jalan kereta api, diusahakan tidak mangganggu jalur lalu-lintas yang lain.
5) Pengerukan
Pengerukan diperlukan bila perairan di lokasi pelabuhan lebih kecil (dangkal) dari kedalaman perairan
rencana sesuai dengan ukuran kapal yang akan berlabuh.Untuk tugas ini tidak dilakukan pengerukan
karena lokasi dermaga diambil sesuai kedalaman rencana yaitu kedalaman 16,49 m.
6) Perlengkapan Dermaga
Untuk seluruh pelabuhan, baik pelabuhan umum, pelabuhan cargo, maupun pelabuhan lainnya
diperlukan perlengkapan baik untuk usaha pengawasan maupun pemeliharaaan. Guna keperluan itu,
maka perlu adanya :
a. Kantor- kantor yang meliputi :
Kantor Syahbandar
Kantor Bea Cukai
Kantor Kesehatan
Kantor Imigrasi
Kantor Buruh Pelabuhan
Kantor Pelabuhan
b. Fasilitas-fasilitas pendukung, yang meliputi :
Suplai Air Bersih
Suplai Listrik
Jaringan Telekomunikasi
Suplai Bahan Bakar Minyak
Fasilitas Pemadam Kebakaran
Drainase dan Pembuangan Sampah
Dll
PERENCANAAN BREAKWATER
Breakwater adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari
gangguan gelombang.
A. Macam dan Tipe Breakwater:
1. Breakwater yang dihubungan dengan pantai
2. Breakwater lepas pantai
B. Pemecah gelombang terdiri atas tiga tipe :
1. Pemecah gelombang sisi miring
2. Pemecah gelombang sisi tegak
3. Pemecah gelombang campuran
Perencanaan breakwater sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam yang dilindungi
oleh lapisan pelindung (armour) berupa batu besar atau beton dengan bentuk tertentu. Beton dan batu
buatan terdiri dari:
1. Tetrapod mempunyai empat kaki yang berbentuk kerucut terpancung
2. Tribar mempunyai tiga kaki yang saling dihubungkan dengan lengan
3. Ouddripod mempunyai bentuk mirip tetrapod tetapi sumbu-sumbu dari
ketigakakinya berada pada bidang datar.
4. Dolos terdiri dari dua kaki saling silang menyilang dan dihubungkan
dengan lengan
Dalam perencanaan breakwater, dipilih model “Rubble Mound” karena memiliki keuntungan:
a. Elevasi puncak bangunan rendah
b. Gelombang refleksi kecil
c. Kerusakan berangsur-angsur
d. Perbaikan murah
e. Harga murah
LWS max
Tetrapods
LWS min
Batu Alam
Batu Alam
Pemecah gelombang sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam yang dilindungi oleh
lapis pelindung berupa batu besar atau batu dengan bentuk tertentu. Beton atau batu buatan ini
berupa tetrapod, tribar, heksapod, dolor, dan sebagainya.
= 2,578
- H = 0,95 m 3,117 ft
- Cot θ = 1,50 Kemiringan Tetrapod
- KA (lapis lindung) = 1,04 (tetrapod) dan 1,15 (batu alam)
- KD = 5,0 Gelombang Pecah
a) Lapisan I (Tetrapods)
W =
W = 143,865 lbs
Maka :
W₁ = W x Fk
= 143,865 lbs x 1,50
= 215,7975 lbs 0,1 ton
Maka diggunakan Tetrapods = 1111,11 lbs 0,50 ton
b) Lapisan II
c) Lapisan III :
( )
m = Jumlah armour - 1
Lapis I : T1 = (3-1) x 1,04 x {(1111,11 lbs) / (140 lbs/cuft)}1/3
= 4,149 ft 1,265 m
Lapis II : T2 = (3-1) x 1,1 x {(111,11 lbs) / (165 lbs/cuft)}1/3
= 1,923 ft 0,586 m
[ ]* +
a) Lapis I
[ ][ ]
b) Lapis II
[ ][ ]
Dimana :
Ir = Bilangan Irribaren
θr = Sudut kemiringan sisi pemecah gelombang
H = Tinggi gelombang di lokasi bangunan
Lo = Panjang gelombang di laut dalam
3,62
= 0,475 m
- Elevasi crest sesudah ditambah freeboard = 6,4075 m + 0,475 m
= 6,8825 m
Untuk perencanaan tinggi breakwater dihitung untuk tiap STA dengan rumus:
Kedalaman Breakwater (h) = Tinggi Breakwater Rencana + (Elevasi crest sesudah
ditambah free board = 6,8825 m)
Untuk mengetahui dimensi breakwater, perlu dibuat potongan melintang setiap stationing untuk
mengetahui tinggi breakwater pada bagian tengah (H), tinggi sisi kiri (Hkiri), tinggi sisi kanan (Hkanan),
lebar bawah bagian kiri dan kanan (Bkiri dan Bkanan).
Untuk dimensi dapat dilihat pada tabel berikut :
Lebar Crest Rencana = 1,9 m
Elevasi Crest Rencana = 6,8825 m
cot θ = 1,500
Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan
menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan
penumpang.
Pemilihan tipe dermaga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani
(dalam tugas ini dermaga yang melayani penumpang dan barang seperti ; barang potongan
dan peti kemas), ukuran kapal, arah gelombang dan angin, kondisi topografi dan tanah
dasar laut dan yang paling penting adalah tinjauan ekonomi untuk mendapatkan bangunan
yang paling ekonomis.
Struktur penahan direncanakan terdiri atas konstruksi kelompok tiang pancang (pile
group) dan tembok penahan tanah (retaining wall). Dalam perencanaan, poer dan plat
lantai dermaga ditahan oleh kelompok tiang pancang.
dimana,
θ = sudut antara angin dan kapal = 5o
c = koefisien tekanan arus = 1,3
v = kecepatan kapal Untuk KapaL Besar, V = 7,50 cm/s – 15 cm/s
o = Dalam perencanaan akan diambil V = 10,00 cm/s
o = 0,10 m/det
Dengan merencanakan berdasarkan Dimensi Kapal Terbesar dari Kapal-Kapal yang akan
dilayani, maka diggunakan :
1. Panjang Kapal Terbesar = 230 m
2. Lebar Kapal Terbesar = 29,4 m
3. Draft Kapal Terbesar = 11,7 m
4. Kedalaman Perairan = 15,8 m
Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang terendam air
juga akan menyebabkan terjadinya gaya pada kapal yang kemudian diteruskan pada
dermaga dan alat penambat. Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus diberikan oleh
persamaan berikut ini :
dimana,
R = gaya akibat arus (kgf)
Ac = luas tampang kapal yang terendam air (m²)
Kapal PASSENGER 30000 GT, dimana dipilih yang memiliki Draft terpanjang
yang akan berpengaruh terhadap aliran/arus :
S = B' 8,5 m
mm
230 m
maka,
Ac = luas tampang kapal yang terendam air
= 230 m * 8,5 m
= 1.955 m²
= 1,861
Selanjutnya untuk memperoleh Nilai Cc, akan dilakukan interpulasi , berdasarkan nilai
factor untuk menghitung gaya arus melintang
Interpolasi :
Untuk Kedalaman air / draft kapal = 1,1 Cc = 5,0
Untuk Kedalaman air / draft kapal = 1,5 Cc = 3,0
Interpolasi :
= 1,2
Jadi,
= 1222.85289 kgf
= 511,192602 kgf
dimana,
cMx, cMy = koefisien energi arah x dan y = 1,3
h = kedalaman perairan = 15,8 m
Wo = berat jenis air laut = 1025 kg/m³
H = tinggi gelombang = 0,95 m
d = sarat kapal terbesar = 11,7 m
l = panjang gelombang = 28 m
maka,
( )
Fx =
= -3260,51 kgm
( )
Fy =
= 3257,20498 kgm
Fx = -3260,51 kgm
Fy = 3257,20498 kgm
F =√
=√
= 4608,721 kgm
Fx = gaya akibat gelombang yang sejajar kapal.
Fy = gaya akibat gelombang yang tegak lurus kapal.
Besar energi yang ditimbulkan dapat dilihat dengan memakai rumus sebagai
berikut.
di mana,
E = energi kinetik
W = berat kapal
g = percepatan gravitasi
v = kecepatan kapal saat bertambat pada sudut 98 dengan tambatan
*) Untuk kapal besar biasanya kecepatan dihitung v = (7,5 - 15) cm/det dan untuk kapal
kecil diambil v = 30 cm/det.
Wa = . D² . L . Wo
W = Wa + D/T
dimana,
D = sarat kapal = 11,7 m
L = panjang kapal = 230 m
Wo = berat jenis air laut = 1025 kg/m³
D/T = berat kapal = 40000 DWT
jadi,
maka,
W = 25333,3767 ton + 40000
Yeremia Mokalu |17021101031l
PERENCANAAN PELABUHAN 2020
= 65333.3767 ton
sehingga,
E = *
= 33,299 tm
= 33299 kgm
Jadi gaya total yang bekerja dan akan di teruskan ke dermaga adalah :
F = 84,8156 kg + 1222,853 kg + 511,192602 kg + 4608,721 kg
F = 6427,582 kg
1) PERENCANAAN BOLDER
Bolder adalah alat pengikat. Kapal yang merapat di dermaga akan ditambatkan dengan
menggunakan tali kealat penambat yang disebut bollard. Pengikatan ini dimaksudkan untuk
menahan gerakan kapal yang disebabkan oleh angin dan arus. Gaya tarikan kapal pada alt
penambat yang disebabkan oleh tiupan angin dan arus pada badan kapal disebut
dengan gaya tambat (mooring forces). Bollard ditanam/diangker pada dermaga dan
harus mampu menahan gaya tarikan kapal. (Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh
Bambang Triatmodjo, hal 222)
Bollard
Bollard digunakan selain untuk mengikat pada kondisi normal dan pada kondisi badai,
juga dapat digunakan untuk mengarahkan kapal merapat dermaga atau untuk
membelok/memutar terhadap ujung dermaga. Supaya tidak mengganggu kelancaran kegiatan
di dermaga (bongkar muat barang) maka tinggi bolder dibuat tidak boleh lebih dari 50 cm
diatas lantai dermaga. Bollard diperhitungkan untuk memikul beban tarik lateral yang berupa
momen. Beban lateral ini diteruskan pada tiang pancang lewat poer pondasi.
Penulangan Bollard
Bollard diperhitungkan sebagai struktur yang oversteak yang memikul momen (beban
lateral). Direncanakan memikul beban tarik lateral sebesar : F = 6427,582 kg
= 1928,274637 kgm
= 5784,8239 kg.m
= 578482,39 kg.cm
b. Beban :
Beban sementara (KD) = 0,6 (dari PBI „71)
d. Material :
a. Mutu Beton K - 225 σ' bk = 225 kg / cm2
b. Mutu Baja U - 32 σ*au = 2780 kg / cm2
Dengan cara ULTIMATE, berikut rumusnya.
Cu = 3,550
di peroleh :
100q = 27,687 tm
q = 0,276875
e. Penulangan :
b.h=
dimana,
sehingga,
Jumlah tulangan
n =
= ¼ x x (18 mm)2
= 254,34 mm2
= 2,5434 cm2
n =
>> dimana, D = 14 mm
A = ¼ x x (14,00 mm)2 Luas tulangan
= 153,938 mm²
= 1,54 cm²
>> sehingga, n =
= 5,84 buah
≈ 6 buah
Jadi, dipakai tulangan 6 D14
- Jarak Tulangan =
–
= cm
= 18 cm
Maka dapat direncanakan :
* Bagian atas dipasang tulangan 3 D 14
* Bagian bawah dipasang tulangan 3 D 14
* Tulangan pembagi digunakan 6 D 10
h. Panjang Penyaluran
Panjang penyaluran (panjang tulangan bollard) yang masuk pada POER pondasi dihitung
menurut PBI ‟71 pasal 8.6 hal 74 untuk batang polos, berlaku :
Rumus :
√
Dimana :
D: ɸtulangan = 19 mm
As = 283.385 mm2
= 2.83385 cm2
σ'bk = 225 kg/cm2
σ*au = 2780 kg/cm2
Maka :
Ld = 73,528 > 55,575 ( ok )
Bitt
Bitt digunakan untuk mengikat kapal pada kondisi cuaca normal. Jarak dan
jumlah minimum bitt untuk beberapa uku`ran kapal diberikan dalam tabel di bawah ini.
2) PERENCANAAN FENDER
Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan di depan dermaga. Fender akan
menyerap energi benturan antara kapal dan dermaga. Gaya yang harus di tahan oleh dermaga
tergantung pada tipe dan konstruksi fender dan defleksi dermaga yang diizinkan.
Yeremia Mokalu |17021101031l
PERENCANAAN PELABUHAN 2020
Fender juga melindungi rusaknya cat badan kapal karena gesekan antara kapal dan
dermaga yang disebabkan oleh gerak kapal waktu merapat ke dermaga.
Fender harus dipasang sepanjang dermaga dan letaknya harus mengenai badan kapal.
Karena ukuran kapal berlainan, maka fender harus dibuat agak tinggi pada sisi dermaga.
Pada perencanaan tugas ini digunakan fender dari karet (Bridgeston Super Arch) tipe
V.
POSISI KAPAL
SAAT
KAPAL MEMBENTUR
FENDER
Maka,
W = Wa + DWT
= (/4 . D2 . L . Wo) + DWT
= (/4 x (11,7 m)2 * 230 m * 1,025 t/m³) + 40000
= 65333,38 ton
sehingga,
E =
= 0,569 tm
Dimana,
D = sarat kapal
L = panjang kapal
Wo = berat jenis air laut = 1,025 t/m³
D/T = berat kapal tonnage
W = berat seluruh kapal dengan muatannya
Wa = massa kapal yang bermuatan penuh
E = energi yang diserap
Yeremia Mokalu |17021101031l
PERENCANAAN PELABUHAN 2020
Energi yang diserap oleh sistem FENDER dan dermaga biasanya ditetapkan ½ E atau 50%
E, setengah energi lain diserap oleh kapal dan air.
Jadi,
EF = ½ * 0,569 tm
= 0,285 tm
Fender yang digunakan direncanakan sebanyak 2 buah, dimana setiap fender menerima
beban yang sama sebesar :
Dari tabel dimensi kapasitas Fender Karet “Bridgestone Super Arch” (tipe V), diperoleh :
A = 200 cm
B = 225 cm
C = 64,5 cm
Energi (E) = 14 tm
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Kramadibrata, lampiran 4.6 hal. 414)
Jarak Fender
Gambar FENDER
Dipakai 8 buah lubang TIPE : FV006-3-1
Sebanyak 1 buah
Beban yang bekerja pada kelompok tiang pancang adalah beban vertikal dan
beban horizontal. Dalam mendisain, gaya horizontal diambil gaya reaksi FENDER
terbesar yaitu untuk Tanker 50000 DWT; dimana untuk FENDER tipe FV006- 3-1
dengan R = 86 ton.
Untuk perhitungan dapat dilihat pada Critical For Port & Harbour Facilities In
Japan dan Technical Standart For Port In Indonesia 1980
dimana,
N pada kedalaman =N
Kh = 0,15 N
Rumus :
=
- Untuk N =4
= = 0,0031623
= = 365, cm = 3,65657 m
- Untuk N =6
= = 0,0034996
= = 330, cm = 3,304 m
- Untuk N =7
= = 0,0036371
= = 317, cm = 3,17918 m
- Untuk N =9
3
= = 0,00 8730
= = 298, cm = 2,98558 m
h = = = 1096,97127 cm = 10,9697127 m
Disain gaya horizontal adalah reaksi R = 86 ton, gaya horizontal ini dimisalkan
bekerja pada kelompok tiang pancang yang dipancang.
1m
3m 1m
2m
4m
6m
8m
12,417
10 m
12 m
Khi =
Maka,
Rumus :
Hi = *R
HA = * 86000 kg = 7679,28746 kg
HB = * 86000 kg = 8446,18768 kg
HC = * 86000 kg = 9318,69988 kg
HD = * 86000 kg = 10315,6484 kg
HE = * 86000 kg = 11460,032 kg
HF = * 86000 kg = 12780,1445 kg
= 3,6565 m
Data :
C = 0 (tanah pasir)
= 1,85 t/m3
= 34o
PV DIAGRAM
L Dc = 5,0 m
I
= 1,85 t/m³
= 34
0
Rumus :
= Arc tg Kh‟
dimana,
Kh‟
= Kh
Kh = Koefisien Gempa = 0,05
= 1,85 t/m3
= 340
Jadi,
= Arc tg Kh‟
= Arc tg (0,109)
= 6,2210
=27,8°
Retaining Wall
-
Gaya yang bekerja dan yang diperhitungkan adalah beban vertikal dan momen
maksimum, yaitu pada kepala tiang pancang.
Diketahui :
e = = = 0,166 m = 166,378 mm
= 250000 mm2
Yeremia Mokalu |17021101031l
PERENCANAAN PELABUHAN 2020
= 25 MPa
= 0,85
= 0,617
=
* = 0,72 *
=0,001
Luas Tulangan,
Analisa Pembebanan :
Jadi,
qu = 1,2 DL + 1,6 LL
= 13161,6 kg/m
= 12908,16 kgm
= 148585807,2 Nmm
50 cm fc' = K225
d' = = 50
30 cm d = 50 cm - 5 cm
= 45 cm = 450 mm
mm
Es = 200000 Mpa
Xb =
= * 450
= 281, mm
= 1 * Xb
Ab ; untuk fc' = 25 MPa < 30 MPa
dimana,
1 = 0,85
Ab = 0,85 * 270 mm
= 239,25 mm
Asmax = 0,75 * Ab
= 0,75 * 229,5 mm
= 179,29688 mm
T =C
Mn1 = As₁ * fy * (d - )
= 411888170 Nmm
= 209037176 Nmm
Mn2 = - Mn1
= - 202850994 Nmm
- Walaupun dalam perhitungan tidak perlu dipasang tulangan tekan, namun dalam
memudahkan pekerjaan tetap di pasang : 4φ22mm
b) Tulangan pada
= 11734,695 kgm
50 cm = 10768,56
Nmm fc' = K225
fy = U32
= 45 cm = 450 mm
Es = 200000 Mpa
Xb = * 450
= 281,25 mm
dimana,
1 = 0,85
Ab = 0,85 * 281,25 mm
= 239,06 mm
Asmax = 0,75 * Ab
= 0,75 * 229,5
= 179,2968 cm
Rumus :
Mn1 = As₁ * fy * (d - )
= 411888170Nmm
= 190033797 Nmm
M2 = - M1
= - 22,1854373 Nmm
- Walaupun dalam perhitungan tidak perlu dipasang tulangan tekan, namun dalam
memudahkan pekerjaan tetap di pasang : 4φ22 mm
Tebal Plat = 30 cm
Pembebanan di tinjau per satu meter :
qu = 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,664 t/m
Asumsi : Plat dianggap terjepit elastis pada keempat sisinya oleh balok yang ada
(Type II. PBI - 71. hal 203)
o MLx = + 0,001 * qu * * 21
= + 0,314 tm
o MLy = + 0,001 * qu * * 21
= + 0,314 tm
o Mtx = - 0,001 * qu * * 52
= - 0,778,752 tm
o Mty = - 0,001 * qu * * 52
= - 0,778 tm
Yeremia Mokalu |17021101031l
PERENCANAAN PELABUHAN 2020
Data - data :
fc' = 25 MPa
fy = 360 MPa
h = 30 cm = 300 mm
d' = 5 cm = 50 mm
d = 300 mm - 50 mm = 250 mm
Es = 200000 Mpa
Xb = *d
= 145 mm
ɛsb =
= 0,0018
= 108,75 mm
X = 1 * Xada = 0,9243
dimana,
a = 0,85 * 112.5 mm
= 95,625 mm
T =C
C = As₁ . fy As₁ = 8 * ¼ * π * φ²
∑M =0
Mn₁ = C * (d – 0,5 * a)
= 579060 N * (250 mm – 0,5 * 95,625 mm)
= 117078693,8 Nmm
Cek :
= 21943821,53 Nmm
Mn₁ = 117078693,8 Nmm
50 cm
30 cm
Data - data :
fy = 400 MPa
h = 30 cm = 300 mm
d' = 5 cm = 50 mm
d = 300 mm - 50 mm = 250 mm
Es = 200000 Mpa
Xb = *d
= * 250
= 150 mm
ɛsb =
= 0,002
Xada = 0,75 * Xb
= 0,75 * 150 mm
= 112,5 mm
X = 1 * Xada
dimana,
= 95,625 mm
T =C
C = As₁ * fy As₁ = 6 *¼ * π * φ²
∑M =0
Mn₁ = C * (d – 0,5a)
= 482560 N * (250 mm – 0,5 * 95,625 mm)
= 97567600 Nmm
Cek :
= 8861750,429 Nmm