STABILITAS BENDUNG
6. Stabilitas bendung
6.1. Persyaratan stabilitas
Muatan dan gaya yang mesti ditinjau adalah akibat adanya hal - hal
seperti berikut ini :
1. Gaya berat sendiri konstruksi
2. Gaya gempa
3. Gaya tekanan lumpur
4. Gaya tekanan hidrostatis
5. Gaya uplift
Tidak semua gaya gaya tersebut di atas akan bekerja dengan
insentisas maksimum dalam waktu yang bersamaan, misalnya gaya gempa
dan banjir maksimum jarang sekali terjadi pada kurun waktu yang sama.
Sehingga untuk menetapkan kondisi paling menentukan (ekstrem dan
berbahaya) maka perlu dipilih kombinasi pembebanan yang memungkinkan.
Dalam proses perhitungan stabilitas perlu terlebih dahulu disepakati
cara memandang keadaan atau titik titik struktur yang paling
membahayakan, maka dibuatlah asumsi asumsi stabilitas sebagaimana
keterangan di bawah ini.
a. Titik berbahaya yang mesti ditinjau adalah pangkal udik tubuh
bendung (pot. I-I) dan contraction joint di lantai ruang olak (pot. II-II).
b. Stabilitas bendung terhadap guling ditinjau pada titik tumit (toe), yaitu
contraction joint antara tubuh bendung dan lantai ruang olak.
c. Apron atau lantai muka/udik dianggap terisi penuh dengan lumpur
sampai setinggi mercu.
d. Tinjau stabilitas pada potongan horizontal tubuh bendung (pot. III-III)
lebih kurang 1,0 meter ke atas dari permukaan lantai udik.
e. Stabilitas dilihat dalam dua kondisi, yakni :
- Kondisi muka air normal.
- Kondisi muka air banjir.
Oleh sebab kesepakatan tersebut, maka muncul persyaratan
persyaratan mengenai perhitungan stabilitas.
Persyaratan stabilitas yang dimaksud adalah :
a. Apabila material konstruksi yang membentuk tubuh bendung terdiri
dari bahan concrete gravity, mortar atau pasangan batu, maka
tegangan tarik tidak boleh terjadi dan resultan gaya harus masuk
daerah kern. Eksentrisitas telapak pondasi (e) < 1/6 B.
b. Momen tahanan (Mt) harus lebih besar dari momen guling (Mg).
Faktor keamanan terhadap guling SFo = (Mt)/(Mg) > 1,50.
c. Konstruksi tidak boleh mengalami geser.
Faktor keamanan terhadap geser SFs = (f x V)/H.
d. Tegangan tanah yang terjadi tidak boleh melebihi tegangan tanah ijin.
e. Setiap bagian konstruksi bendung dapat meredam gaya uplift.
6.2. Perhitungan stabilitas.
6.2.1. Akibat gaya berat sendiri.
Prosedur perhitungan :
1. Pada gambar potongan memanjang bendung, ambil skala yang lebih
besar untuk gambar tubuh bendung agar lebih mudah membagi area
ke dalam segmen segmen tertentu untuk membantu menghitung titik
berat konstruksi.
2. Buat tabel perhitungan dan beri sistim nomor untuk segmen (kolom
1).
3. Tentukan spesifik gravity (s) material tubuh bendung, hitung luass
segmen dalam satuan meter pada kolom 2.
4. Variabel berat di kolom 3 ialah hasil kolom 2 dikali spesifik gravity
(s).
5. Kolom 4 mengukur (y-toe) lengan momen arah vertikala dari sumbu y
y sampai ke titik berat tiap tiap segmen.
6. Perkalian kolom 3 dengan kolom 4 menghasilkan momen di kolom 6.
7. Serupa dengan prosedur 5, yakni mengukur (x-toe) dalam arah
horizontal mulai dari sumbu x x sampai ke titik berat segmen, taruh
pada kolom 5.
8. Kolom 7 adalah perkalian kolom 3 dengan kolom 5.
9. Titik tangkap atau titik berat tubuh bendung Wt = momen / berat
dalam satuan meter. (Lihat tabel contoh di bawah ini)
Tabel 6.1
Segmen
1
1
2
3
Luas
Berat
y-toe
x-toe
(m2)
2
(ton)
3
(m)
4
(m)
5
My-toe
Mx-toe
(ton - m) (ton - m)
6
7
Dst
341,12
1685,47
2671,66
Berat
(ton)
y-toe
(m)
x-toe (m)
281.4
5
619.1
9
1.71
4.797
My-toe
(ton - m)
Mx-toe
(ton - m)
1058.814
9
2970.25
44
= 24,7676 x 1,,71
= 42,3526 ton m
Perhitungan :
Diketahui :
L = 2,65 ton//m3
h=7m
Ka = 0,69
b = 4,8 m
He = 4,72 m
PLH = . L . h2 . Ka
1
h+ ( El lantai mukaEl toe )
3
= . 2,65 . 72 . 0,69
= 44,798 ton
ML = PLH . y-toe
= 44,798 . 2,33
= 104,5293 ton m
M V =P LV x-toe
M h=P Lh y-toe
Perhitungan :
PLH = L h2 Ka
= 44,79825 ton
PLV = L (bh)
= 37,2696 ton
MH = PLH . y-toe
= 104,5293 ton
MV = PLV . x-toe
= 59,63136 ton
6.2.4. Akibat tekanan hidrostatis.
Tekanan hidrostatis yang bekerja pada tubuh bendung ditinjau untuk
dua keadaan, yaitu :
1. Kondisi muka air normal.
2. Kondisi muka air banjir.
Prosedur perhitungan :
1. Kondisi muka air normal
1
Pv = w (bh)
2
1
2
P h= w h
2
Sehingga :
M v =Pv
x-toe
M h=Ph y-toe
Perhitungan :
Pv = . w . (b.h)
= 16,8 ton
Ph = . w . (h2)
= 24,5 ton
Mv = Pv . x-toe
= 26,88 ton
MH = PH . y-toe
= 57,1667 ton
2. Kondisi muka air banjir
Pa 1= w H e
Pa 2= w (h+ H e )
Oleh karena segmen segmen balok air relative banyak, untuk
memudahkan proses kontrol sebaiknya lembar perhitungan dibuat
terbelaris, seperti contoh berikut.
Gaya
(ton)
x-toe
(m)
y-toe
(m)
Mv
(ton -
Mh
(ton -
m)
m)
1147,55
310,73
Ph1
Pv1
Dst
Phn
Pvn
Perhitungan :
Pa1 = w . He
= 1 . 4,72 = 4,72 ton/m2
Pa2 = w . (h + He)
= 1 . (7 + 4,72) = 11,72 ton/m2
Segme
n
Gaya
(ton)
Ph1
68.679
3.907
268.307
Ph2
9.245
1.433
13.251
Pv1
14.160
1.500
21.240
Pv2
16.800
1.600
26.880
Pv3
3.346
4.187
14.010
Pv4
10.110
4.780
48.328
Pv5
4.544
7.627
34.656
Pv6
6.720
8.000
53.760
Pv7
3.486
10.430
36.359
Pv8
2.901
11.260
32.664
Pv9
2.481
12.800
31.763
x-toe (m)
y-toe
(m)
Mv
(ton - m)
299.659
Mh
(ton - m)
281.558
garis kerja U2
= 2(U1+U2)L / 3(U1+U2)
Prosedur perhitungan :
1. Kondisi muka air normal
a. Hitung gaya uplift di titik titik sudut pondasi
Ux = Hx (Lx/L)H
b. Hitung tekanan uplift vertikala dan horizontal sepanjang creepline
U12 = L (U1 + U2)
c. Cari harga z dan lengan momen y & x
d. Hitung momen My & Mx
e. Perhitungan sistim tabelaris untuk kondisi muka air normal
Tabel 6.3. perhitungan tekanan uplift arah vertikala kondisi muka air normal.
Gaya
Bidang
U1
U2
My
L(U1+U2)
V1
V2
Hxy
BC
DE
Vn
Total
y = My/v (meter)
Tabel 6.4. perhitungan tekanan uplift arah horizontal kondisi muka air normal.
Gaya
Bidang
H1
H2
CD
EF
U1
U2
H
L(U1+U2)
My
Hxy
Hn
Total
x = Mx/H (meter)
Perhitungan :
Perhitungan tekanan uplift arah vertikala kondisi muka air normal.
Gaya
Bidang
U1
U2
My
L(U1+U2)
V1
V2
V3
V4
V5
BC
DE
FG
HI
JK
2.510
1.803
0.880
0.880
1.540
3.080
0.770
0.000
0.000
2.890
2.310
0.000
3.370
3.280
0.000
6.764
0.694
1.483
1.443
2.225
Hxy
8.407
8.407
8.407
8.407
8.407
1.255
3.715
3.375
2.505
1.590
12.610
8.489
2.578
5.004
3.615
3.538
23.226
y=
1.841874
perhitungan tekanan uplift arah horizontal kondisi muka air normal
Gaya
H1
Bidan
g
CD
L
2.310
U1
2.510
U2
9.060
L(U1+U2)
13.363
z
44.879
Mx
1.155
Hxy
15.435
H2
H3
H4
EF
GH
IJ
3.080
3.370
3.280
6.750
5.890
4.060
6.750
5.890
4.060
20.790
19.849
13.317
44.879
44.879
44.879
1.540
1.685
1.640
32.017
33.446
21.840
102.73
7
67.319
1.526
11
x=
Bidang
U1
U2
My
L(U1+U2)
V1
V2
V3
V4
V5
BC
DE
FG
HI
JK
2.510
1.803
0.880
0.880
1.540
3.080
0.770
0.000
0.000
2.890
2.310
0.000
3.370
3.280
0.000
6.764
0.694
1.483
1.443
2.225
Hxy
8.407
8.407
8.407
8.407
8.407
1.255
3.715
3.375
2.505
1.590
12.610
8.489
2.578
5.004
3.615
3.538
23.226
y=
1.841874
perhitungan tekanan uplift arah horizontal kondisi muka air normal
Gaya
H1
H2
H3
H4
Bidan
g
CD
EF
GH
IJ
L
2.310
3.080
3.370
3.280
U1
2.510
6.750
5.890
4.060
U2
9.060
6.750
5.890
4.060
L(U1+U2)
13.363
20.790
19.849
13.317
67.319
z
44.879
44.879
44.879
44.879
Mx
1.155
1.540
1.685
1.640
Hxy
15.435
32.017
33.446
21.840
102.73
7
x=
1.526
11
Harga
Jarak terhadap
sumbu x = (y)
(Mx) = Hy
K
PL
PH
H
Harga
K
PL
PV
V
Jarak terhadap
sumbu y = (x)
(Mx) = Vx
1. Eksentrisitas
a. Dengan uplift
a = (MT - MG) / V
e = B a < 1/6 B
b. Tanpa uplift
a = (MT - MG) / V
e = B a < 1/6 B
2. Stabilitas terhadap guling
a. Dengan uplift
S.Fo = MT / MG > 1,50
b. Tanpa uplift
S.Fo = MT / MG > 1,50
3. Stabilitas terhadap geser
a. Dengan uplift
S.Fs = ( f V ) / H > 1,50
b.
Tanpa uplift
S.Fs = ( f V ) / H > 1,50
Harga
(Mx) = Hy
Gaya
Gempa
K
24.7676
42.352596
Tekanan
Lumpur
PL
44.79825
104.52925
Tek.
Hidrostati
s PH
24.5
57.1666667
Gaya
Uplift
H
67.319
102.737
Total
dengan
uplift
161.3853
306.785404
Total
tanpa
uplift
94.06585
204.048513
Harga
(Mx) = Vx
Tek.
Hidrostati
s PV
16.8
57.166666
7
Gaya
Uplift
V
12.610
23.226
Total
dengan
uplift
29.4097972
6
80.39233
Total
tanpa
uplift
16.8
57.166666
7
Gaya
Gempa
K
Tekanan
Lumpur
PL
Eksentrisitas
a. Dengan uplift
a = 7,6979
e = -2,698 < 1,67 (OK)
b. Tanpa uplift
a = 8,743
e = -3,743 < 1,67 (OK)
a. Dengan uplift
S . Fo = 3,8161
b. Tanpa uplift
S . Fo = 3,5694
Harga
Jarak terhadap
sumbu x = (y)
(Mx) = Hy
K
PL
PH
H
Harga
K
PL
PV
V
Jarak terhadap
sumbu y = (x)
(Mx) = Vx
a = (MT - MG) / V
e = B a < 1/6 B
b. Tanpa uplift
a = (MT - MG) / V
e = B a < 1/6 B
2. Stabilitas terhadap guling
a. Dengan uplift
S.Fo = MT / MG > 1,50
b. Tanpa uplift
S.Fo = MT / MG > 1,50
3. Stabilitas terhadap geser
a. Dengan uplift
S.Fs = ( f V ) / H > 1,50
b. Tanpa uplift
S.Fs = ( f V ) / H > 1,50
4. Kontrol terhadap tegangan tanah di creep-line
a. Dengan uplift
12 = V/B ( 1 6 e/B ) < ijin
b. Tanpa uplift
12 = V/B ( 1 6 e/B ) < ijin
perhitungan :
Stabilitas dalam arah horizontal kondisi muka air banjir
Macam
gaya
Harga
(Mx) = Hy
Gaya
Gempa
K
24.7676
42.352596
Tekanan
Lumpur
PL
44.79825
104.52925
Tek.
Hidrostati
s PH
77.924
281.558
Gaya
Uplift
H
67.319
102.737
Total
dengan
uplift
214.8095
531.17664
6
Total
tanpa
uplift
147.4900
5
428.43975
4
Harga
(Mx) = Vx
Tekanan
Lumpur PL
37.2696
59.63136
Tek.
Hidrostatis
PV
64.549
299.659
Gaya Uplift
V
12.610
23.226
Total
dengan
uplift
114.4285
382.515681
Total tanpa
uplift
101.8187
359.2900177
Gaya
Gempa
K
Eksentrisitas
a. Dengan uplift
a = 7,6979
e = -2,698 < 1,67 (OK)
b. Tanpa uplift
a = 8,743
e = -3,743 < 1,67 (OK)
N = N
50
p+10
di mana :
N
= nilai selaras tahanan penetrasi standar (blow/ft)
N
= nilai penetrasi standar yang sebenarnyaa dicatat (blow/ft)
p
= tekanan tanah penutup effektif
Hasil akhir perhitungan daya dukung ijin akan diperoleh bilamana
factor keamanan telah disepakati, misalnya dalam hal ini ialah SF = 3,
maka:
qa =
qult
SF
Perhitungan :
Daya dukung tanah pondasi
Diketahui :
c = 0,32 kg/cm2
q = 0,73 kg/cm2
= 0,0018 kg/cm3
SF= 3
Table 6.9 Terzaghis Bearing Capacity Factors
Hasil interpolasi
10
10
10
Nc
9.6
Nq
2.7
1.2
10.54
10.54
10.54
12.54
36
4.216
4
2.359
6
15
15
15
12.9
4.4
2.5
qult
= c Nc + q Nq + B N
qult
= 17,71012 kg/cm2
Daya dukung ijin :
qa
qult
SF
17,71012
3
kg/cm2
= 5,903375 kg/cm2
= 59,03375 ton/m2