Anda di halaman 1dari 98

 DEFINISI PELABUHAN

Pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang
dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat untuk
bongkar muat barang, kran- kran (crane )untuk bongkar muat barang, gudang laut (transito) dan
tempat- tempat penyimpanan dimana kapal membongkar barang muatannya, dan gudang- gudang
dimana barang- barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama selama menunggu
pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan.
Pelabuhan merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu wilayah atau Negara dan
sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau atau bahkan antar Negara, benua dan
bangsa.
Lokasi pelabuhan ditetapkan dengan memperhatikan :
a) Arah angin
b) Keadaan tinggi gelombang
c) Perbedaan pasang surut
d) Kemungkinan adanya perluasan pelabuhan
e) Luas perairan di muka pelabuhan untuk memutar kapal
f) Keamanan terhadap kebakaran
g) Strategi
h) Pemeriksaan keadaan tanah

 ARAH ANGIN
Dalam perencanaan sesungguhnya, arah angin ditentukan dengan melakukan survey
menggunakan alat anemometer sehingga nantinya bisa didapat arah angin dominan dan
besarannya. Dalam tugas ini, arah angin dominan, durasi dan kecepatannya sudah ditentukan.
Arah angin diukur 45⁰ dari arah utara searah jarum jam. Arah angin laut yang digunakan adalah
angin dari arah laut pada titik yang direncanakan akan dibangun pelabuhan.

 KEADAAN TINGGI GELOMBANG


Ini penting karena sangat menentukan dan dapat menyebabkan kapal tidak melakukan
bongkar muat.
Gelombang/ombak dapat terjadi jika keadaan yang seimbang dari permukaan air laut mengalami
perubahan yang disebabkan karena :
a. Gerakan kapal
b. Gempa bumi
PERENCANAAN PELABUHAN

c. Letusan gunung berapi


d. Tiupan angin
Gelombang yang disebabkan oleh tiupan angin sangat penting untuk diketahui agar dalam
kolam pelabuhan dapat diusahakan air berada dalam kondisi tenang. Tinggi gelombang yang
terjadi dalam kolam disyaratkan melebihi 30 cm atau tergantung kapal yang berlabuh.
Berikut ini adalah tabel kriteria besar gelombang yang cukup agar suatu jenis kapal dapat
melakukan bongkar muat dengan aman.

Tabel 1 - Tinggi gelombang yang diperkenankan dikaitkan dengan besar ukuran dan jenis
kapal

Untuk tinggi gelombang yang terjadi pada suatu titik P dalam kolam pelabuhan dapat juga
dihitung dengan rumus (formula Stevenson).

(Pers 2.1 hal 63 “Perencanaan Pelabuhan“ oleh Bambang Triatmodjo)


dimana :

Hp = tinggi gelombang di titik P di dalam pelabuhan (m)


H = tinggi gelombang di mulut pelabuhan (m)

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

b = lebar mulut (m)


D = jarak dari mulut ke titik P (m)
B = lebar kolam pelabuhan di titik P, yaitu panjang busur lingkaran dengan jari-jari D
dan pada pusat titik tengah mulut (m)

Catatan : Persamaan diatas tidak berlaku untuk titik yang berjarak kurang dari 15 m dari mulut.

Bila ternyata dalam perhitungan Hp > H izin = 0.6 m, maka perlu dipasang “Breakwater” agar air
dalam kolam pelabuhan lebih tenang. Breakwater dipengaruhi oleh ombak, berupa :
 Gaya tekan hidrostatik, yang besarnya tergantung dari naik dan turunnya ombak.
 Gaya tekan dinamis, yang menjelma dengan pecahnya ombak.

 PERBEDAAN PASANG SURUT


Terjadinya pasang surut disebabkan oleh gaya tarik pergerakan deklinasi dari benda-benda
angkasa dari suatu sistem tata surya. Akibat terjadinya pasang surut ini, terjadi ketidak-tetapan
ketinggian muka air terhadap suatu posisi di daratan. Dalam menentukan lokasi perlabuhan perlu
diperhatikan arus pasang surutnya karena dapat merusak dasar dan konstruksi breakwater.

 KEMUNGKINAN PERLUASAN PELABUHAN


Dalam merencanakan suatu pelabuhan, maka kemungkinan perluasan pelabuhan perlu
dipikirkan untuk rencana jangka panjang, apalagi kalau yang direncanakan adalah pelabuhan
umum.
Perlu diperhatikan tersedianya ruang untuk :
a. Perencanaan dermaga

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

b. Penambahan bangunan-bangunan sipil


c. Perluasan pelabuhan
d. Kemungkinan pembangunan dock untuk perbaikan, perawatan untuk pembuatan kapal, dll.

 LUAS DAERAH PERAIRAN DI MUKA PELABUHAN UNTUK MEMUTAR KAPAL


Untuk memutar kapal, diperlukan diameter minimum 20% lebih panjang dari panjang kapal
terbesar yang menggunakannya. (sumber : ”Perencanaan Pelabuhan” hal 37 oleh Bambang
Triatmodjo)

Jadi,
D = 20%L + L
dimana,
L = Panjang kapal
Dalam perencanaan tugas ini, dipakai ukuran kapal yang terbesar yaitu PASSENGER : 20000 GT
dengan L = 198 m, jadi :

(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, tabel hal 37)

D = 20%L + L
D = (20/100)*(198m)+(198m) = 237,6m
R min = ½*D
R min = ½*312m =118,8m

 KEAMANAN TERHADAP KEBAKARAN


Dalam perencanaan pelabuhan, kemungkinan kebakaran harus dihindari antara lain dengan
menempatkan unit-unit kebakaran pada tempat tempat yang diperkirakan mudah terbakar.

 STRATEGI

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Pada perencanan pelabuhan, tidak hanya diperlukan strategi ekonomi, tapi perlu pula
strategi pertahanan dan keamanan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, kita dapat
membuat beberapa sketsa rencana penempatan pelabuhan yang tepat dan mendekati sempurna.
Perlu pula diperhatikan jaringan lalu lintas yang sudah ada agar tidak terganggu.

 PEMERIKSAAN KEADAAN TANAH


Pemeriksaan keadaan tanah sangat penting, terutama untuk keperluan :
a) Perencanaan konstruksi pondasi. Penyelidikan tanah yang dilakukan bisa dengan beberapa cara:
1) Pengambilan contoh tanah tidak terganggu
2) Pengambilan contoh tanah terganggu
Untuk mendapatkan parameter tanah c, γ, dan φ perlu diambil contoh tanah asli dan diuji di
laboratorium dengan menggunakan Triaxial Test. Contoh tanah tidak terganggu harus mewakili
dengan baik tanah di kedalaman tempat asalnya. Untuk mempertahankan kondisi tersebut harus
dilakukan teknik tertentu, seperti boring.
Setelah didapat parameter tanahnya, maka dapat ditentukan jenis konstruksi pondasi yang akan
digunakan.
b) Penentuan jenis kapal keruk yang dipakai.

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

 FETCH EFEKTIF
Pada perencanaan pelabuhan ini, data mengenai gelombang tidak diperoleh. Untuk itu diperlukan
menghitung “fetch efektif” guna memperoleh data tersebut. Fetch adalah jarak antara terjadinya
angin sampai lokasi gelombang tersebut. Dengan diperolehnya fetch efektif, ditambah data
mengenai kecepatan angin berhembus, maka dapat diketahui tinggi gelombang pada lokasi
pelabuhan dengan menggunakan grafik (terlampir).
Cara perhitungan / pembuatan fetch efektif yaitu :
a) Dari lokasi yang akan direncanakan dibuat pelabuhan, ditarik garis lurus yang sejajar arah angin
yang ada.
b) Dari garis tersebut, dapat dilihat 2 kemungkinan :
 Garis tersebut akan mengenai daratan
 Garis tersebut tidak akan mengenai daratan
c) Selanjutnya buat garis lurus yang membentuk sudut 45˚ dengan garis sejajar arah angin tersebut,
ke arah kiri dan kanan.
d) Sudut 45˚ tersebut kemudian dibagi dalam beberapa segmen yang sudutnya 5˚ sehingga
terdapat beberapa garis lurus.
e) Apabila dari garis-garis lurus tersebut ada garis yang tidak mengenai daratan/pulau, diganti
dengan garis yang baru dengan sudut tertentu dengan arah kedaratan/pulau.
f) Ukur panjang garis dari lokasi pelabuhan sampai ke ujung seberang yang berpotongan tegak
lurus dari arah angin (Xi).
g) Hitung cosinus sudut tersebut.
h) Buat dalam bentuk tabel.
Catatan :
 Garis yang mengenai daratan adalah garis dimana jika mengena daratan maka arah
anginnya akan kembali.
 Garis yang tidak mengenai daratan adalah
garis dimana jika tidak mengena daratan
maka arah angin akan terus.

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

 Peta yang digunakan untuk menghitung fetch efektif perlu diperhatikan skalanya. Dalam
tugas ini, peta yang digunakan dicetak sehingga skalanya menjadi 1:1000 (1 cm pada peta
= 1000 meter di lapangan). Hal ini dapat diperiksa pada skala batang yang ada pada peta
seperti pada Gambar 3.

Contoh perhitungan Fetch untuk R1 : gambar contoh


Data didapat dari data peta tugas.
R1 = 8,5 cm (pada peta)
Skala peta 1:1000, sehingga untuk
R1 = 8,5 . 100000
= 850000 cm
= 8,5 km
α1 = 45o
maka panjang fetchnya:

R1 cos α1 = 8,5 * cos 45

R1 cos α1 = 6,0104 km

Perhitungan selanjutnya dibuat dalam bentuk table

MENGHITUNG FETCH EFEKTIF


Sudut Ri Ri cos α
No. cos α
(°) (cm) (km) (km)

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

1 45 0.7071 8.5000 8.5000 6.0104


2 40 0.7660 8.6000 8.6000 6.5880
3 35 0.8192 8.4000 8.4000 6.8809
4 30 0.8660 9.3000 9.3000 8.0540
5 25 0.9063 9.8000 9.8000 8.8818
6 20 0.9397 10.6000 10.6000 9.9607
7 15 0.9659 21.9000 21.9000 21.1538
8 10 0.9848 21.9000 21.9000 21.5673
9 5 0.9962 17.0000 17.0000 16.9353
10 0 1.0000 17.8000 17.8000 17.8000
11 5 0.9962 17.9000 17.9000 17.8319
12 10 0.9848 20.3000 20.3000 19.9916
13 15 0.9659 19.9000 19.9000 19.2219
14 20 0.9397 23.6000 23.6000 22.1767
15 25 0.9063 21.1000 21.1000 19.1231
16 30 0.8660 19.3000 19.3000 16.7143
17 35 0.8192 20.7000 20.7000 16.9564
18 40 0.7660 21.5000 21.5000 16.4700
19 45 0.7071 20.4000 20.4000 14.4250
16.9025 286.7432

Dari data di atas

Fetch Efektif =
∑ Ri cos a = 286,7432 =16,9645437 km
∑ cos a 16,9025

 TINGGI GELOMBANG
UL = 45 knots = 23,15 m/det

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Untuk mengetahui nilai UW perlu diketahui nilai RL terlebih dahulu. Nilai RL dapat dicari
menggunakan bantuan Grafik hubungan kecepatan angin di darat dan laut. (“Perencanaan
Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 124)

0,92

23,15

Interpolasi :

Dik : X = 23,15 m/s


X1 = 20

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

X2 = 25
Y1 = 0
Y2 = 1,9
Dit : Y
(Y 2−Y 1)
Penyelesaian : Y = ( X−X 1 ) +Y 1
(X 2−X 1)
(1,9−0)
Y= (23,15 -20) + 0
(25−20)
1,9
Y= 3,15
5
Y = 1,197

Dik : X = 2
X1 = 0
X2 = 2,4
Y1 = 0,5
Y2 = 1,0
Dit : Y
(Y 2−Y 1)
Penyelesaian : Y = ( X−X 1 ) +Y 1
(X 2−X 1)
(1−0,5)
Y= (2 -0) + 0,5
(2,4−0)
0,5
Y= ( 2 ) +0,5
2,4
Y = 0,92

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Cara membaca Grafik:


 Plot nilai UL pada bagian absis disesuaikan dengan satuannya (m/det ; mph ; kn).
 Kemudian tarik garis vertikal sampai menyentuh lengkung pada grafik.
 Tarik garis horizontal dari pertemuan garis vertikal dan lengkung pada grafik menuju ordinat.
 Nilai pada bagian ordinat merupakan nilai RL.

UL = 23,15 m/s, maka RL =Uw/UL = 0,92

UW = RL * UL
= 0,92 * 23,15
= 21,298 m/s
UA = 0,71 Uw ^(1.23)
= 0,71 (21,298)^1.23
= 30,557 m/s

Setelah didapat nilai UA, berikutnya akan dicari nilai tinggi gelombang (Ho) dan periode
gelombang (T). Nilai tersebut dapat dicari dengan menggunakan grafik peramalan gelombang
(Gambar 3.27. “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 128) untuk :
UA = 30,557 m/s dan fetch efektif = 16,96 km diperoleh :

Grafik Merah
Dari grafik 2 di dapat :

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Tinggi Gelombang (Ho) = 2m


Periode (T) = 5,5 detik

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

UA dan Panjang Fetch


Grafik 2. Peramalan Gelombang (SPM 1984)
Grafik Peramalan Gelombang (SPM 1984)

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

UA dan panjang Fetch ditarik sejajar durasi kecepatan


Grafik 3. Peramalan Gelombang (SPM 1984)
Grafik Kuning
Dari grafik 3 di dapat :
Tinggi Gelombang (Ho) = 3.16 m
Dik:
X = 0.4 y1 = 3.5
X1 = 0.6 y2 = 3
X2 = 0
( 3.5−3 ) (0.4−0.6)
y= +3
( 0−0.6)
y=3.16

Periode (T) = 7 detik

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Cara membaca grafik di bagi menjadi 2 bagian:


Cara 1
 Plot nilai Fetch Efektif pada garis vertical dibagian kanan grafik, kemudian tarik garis kea rah
kiri.
 Plot Tegangan Angin pada garis horizontal di bagian bawah grafik, kemudian tarik garis ke
arah atas.
 Jika garis Tegangan Angin dan Fetch bertemu, di situlah nilai yang akan di ambil untuk
mendapatkan nilai Tinggi Gelombang ataupun periode atau nilai lainnya

Cara 2
 Plot nilai Fetch Efektif pada garis vertical dibagian kanan grafik, kemudian tarik garis dari
titik tersebut ke arah kiri grafik . Garis yang dibuat harus sejajar dengan garis nilai durasi
kecepatan angin yang ada pada grafik.
 Plot Tegangan angin pada garis horizontal da bagian bawah grafik, kemudian tarik hingga
bersentuhan dengan garis Fetch Efektif yang telah dibuat sejajar dengan garis nilai durasi
kecepatan angin.
 Titik persilangan garis tersebut akan menentukan nilai tinggi gelombang atau periode.

Dari cara 1 dan cara 2, hasilnya memiliki nilai berbeda. Dan dari cara tersebut, kita mengambil
nilai tinggi gelombang tau periode yang nilainya tinggi.
Keterangan :
UL = kecepatan angin di darat (m/s)
UA = faktor tegangan angin
UW = kecepatan angin di laut (m/s)

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

RL = perbandingan antara kecepatan angin di laut dan di darat

Selain berdasarkan UA dan fetch efektif, perhitungan Ho dan T bisa juga berdasarkan data UA dan
durasi dengan menggunakan grafik yang sama, yaitu untuk :
UA = 30.557 m/s dan durasi 4 jam, diperoleh :
 Tinggi Gelombang (Ho) = 3,5 meter
 Periode (T) = 7.72 detik

Dari ke tiga data yang di dapat untuk nilai Ho dan T diatas diambil nilai yang lebih besar, sehingga
tinggi dan periode gelombang adalah :
Grafik Hijau
Dari grafik 4 di dapat :
Tinggi Gelombang (Ho) = 3.5 m
Periode (T) = 7.72 detik
Dik:
X = 0.3 y1 = 8
X1 = 1.1 y2 = 7
X2 = 0
( 8−7 ) (0.3−1.1)
y= +7
(0−1.1)
y=7.72

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

UA dan durasi (dalam tugas ini = durasi 4 jam)


Grafik 4. Peramalan Gelombang (SPM 1984)

Dalam peraturan perencanaan pelabuhan, jenis kapal berpengaruh pada ukuran tinggi gelombang
ijin. Dalam tugas ini direncanakan 4 jenis kapal yang akan berlabuh:

CONTAINE
DATA PASSENGER CARGO R DRY BULK
20000 GT 10000 DWT 15000 DWT 20000 DWT
Panjang Kapal (m) 198 137 201 170
Lebar (m) 24.7 19.9 27.1 23.7
Draft (m) 7.5 8.5 10.6 9.8
Tabel 3. Data Kapal yang akan Berlabuh
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, tabel hal 37)

Ukuran Tinggi
Ukuran Kapal
Gelombang
Kapal : 1000 DWT Maks. 0,2 m
Barang Kapal : (1000-3000) DWT Maks. 0,6 m
padat umum Kapal : (1300-15000)DWT Maks. 0,8 m
Kapal Ro/Ro (Roll on/Roll off) Maks. 0,2 m
Barang Kapal Tanker (uk. 50.000
Maks. 1,2 m
Cair/gas DWT)
LASH (Lighter Aboard Ship)
Barang Kapal Peti Kemas
Maks 0,6
Khusus BACAT (Barge Aboard
Catamaran)
Tabel 4. Tinggi Gelombang yang diperkenankan dengan besar ukuran dan jenis kapal
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Kramadibrata, hal 144)

Ho = 3.5m > Hizin = 0.8m


Maka, untuk bisa masuknya kapal dengan ukuran 10000 DWT ke pelabuhan di perlukan
pembangunan breakwater.

 TINGGI GELOMBANG PECAH (HB)

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Dalam menghitung tinggi gelombang pecah, maka diperlukan data-data :


- Panjang gelombang (Lo)
- Periode (T) = 7,72 detik
- Tinggi gelombang (Ho) = 3,5 m
Kedalaman laut pada kontur pertama dari pantai
- Kelandaian ¿
jarak konstur dari darat

Gambar 5. “Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Kramadibrata, hal 144

Dari peta dibuat potongan untuk mengetahui kelandaian

Data didapat dari peta tugas, untuk jarak kedalaman mis. -14.28 m = 0.0587 cm (pada aplikasi autoCAD)
dengan skala 1:1000 sehingga untuk

-14.28 m = 0.0587 x 100000

= 5870 cm

= 59 m

Jarak dari daratan Kedalaman


No

cm m m
1 0 0 0
2 0.0119 12 -1.785
3 0.0146 15 -3.57
4 0.0182 18 -5.355
5 0.0219 22 -7.14
6 0.041 41 -8.925
7 0.0473 47 -10.71
8 0.0516 52 -12.495
9 0.0587 59 -14.28
Pe rhi tung an ke dal am an l aut pada potonga n I- I
Ca tatan : Skala P eta 1: 10 00
Jarak dari dar atan Ke dal aman
No

Tabel 5.
( cm) (m ) (m)
1 0 0 0
2 0.0 11 7 6 1 1 .76 -1
3 0.0 23 5 2 2 3 .52 -2
4 0.0 35 2 8 3 5 .28 -3
5 0.0 47 0 4 4 7 .04 -4
6 0 .05 8 8 58 .8 -5
7 0.0 70 5 6 7 0 .56 -6
8 0.0 82 3 2 8 2 .32 -7
9 0.0 94 0 8 9 4 .08 -8
10 0.1 05 8 4 1 0 5.8 4 -9
11 0 .11 7 6 1 1 7.6 - 10

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

0
0 12 15 18
Jarak
22
(m) 41 47 52 59
-2

Kedalaman (m) -4

-6

-8

-10

-12

-14

-16
Jarak (m)

Grafik 5. Potongan memanjang I-I kedalaman 14.28

Dari peta diperoleh :


Kedalaman laut = 14.28 m
Jarak dari daratan = 0,0587 cm 0,0587 * 10000 = 587 m
Maka :
14.28 m
m= = 0,02432709 atau kemiringannya sebesar ≈ 0.02
587 m

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Panjang Gelombang Lo

Rumus:

Lo = 1.56 x T2

Diketahui:

T = 7.72 detik

Lo = 1.56 x 7.722

= 92.97 m

≈ 93 m

Jadi, panjang gelombang (Lo) = 93 m

Tinggi Gelombang Pecah

Dari data-data yang ada:

 Kelandaian = 0.02
 Periode (T) = 7.72 detik
 Tinggi gelombang (Ho) = 3.5 m

Rumus:

Ho / gT2 = 3.5 / (9.81 x 7.722) diketahui : g = 9.81 m/det2

= 0.00598

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

0.00598 Grafik 6. Penentuan Tinggi Gelombang Pecah


1.15

Grafik 6. Penentuan Tinggi Gelombang Pecah


Menggunakan autocad dengan skala 1:1

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

(sumber :SPM, 1984 “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo)

Cara membaca grafik:

 Plot nilai Ho/gT2 pada grafik


 Tarik garis vertikal ke arah atas hingga menyentuh salah satu lengkung sesuai nilai m
(kelandaian)
 Tarik haris horizontal menuju ordinat hingga bisa didapat nilai Ho/gT2 .

Dari grafik (sumber: “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo hal. 117) diperoleh:

Hb/Ho’ = 1.06 (Grafik dapat dilihat pada halaman sebelumnya)

Hb = 1.15 x Ho

= 1.15 x 3.5 m

= 4.025 m

Jadi, tinggi gelombang pecah (Hb) = 4.025 m

Rumus:

Hb / gT2 = 4.025 m / (9.81 x 7.722 )

= 0.00688

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

6. Penentuan Tinggi Gelombang Pecah


1.199
0.00598 Grafik

Grafik 7. Penentuan kedalaman Gelombang Pecah


Menggunakan autocad dengan skala 1:1

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

(sumber :SPM, 1984 “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo)


Cara membaca grafik:
 Plot nilai Hb/gT2 pada grafik
 Tarik garis vertikal ke arah atas hingga menyentuh salah satu lengkung sesuai nilai m
(kelandaian)
 Tarik haris horizontal menuju ordinat hingga bisa didapat nilai db/H

Selanjutnya untuk menentukan kedalaman gelombang pecah, dari grafik “Penentuan Kedalaman
Gelombang Pecah” (Sumber : Perencanaan Pelabuhan oleh Bambang Triatmodjo, hal. 118)
diperoleh:

db/Hb = 1.195
db = Hb x 1.195
= 2.96 x 1.195
= 3.54 m
Jadi, kedalaman gelombang pecah (db) = 3.54 m

ENERGI GELOMBANG
Energi gelombang terdiri dari energi kinetic dan energi potensial.

Maka diperoleh :

( 1024 ) ( 9,81 ) ( ( 3.5 )2)


E = = 15382,08 kg/det2
8

RENCANA KEDALAMAN PERAIRAN


Rencana kedalaman perairan disesuaikan dengan ukuran kapal yang akan menggunakan pelabuhan
tersebut. Pada umumnya kedalaman air dasar kolam pelabuhan berdasarkan full loaded draft

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

(maximum draft). Dari kapal yang tertambat dengan jarak aman / ruang bebas (clearance) sebesar 0,8 –
1,0 m di bawah lunas kapal.
Taraf dermaga ditetapkan antara 0,5 – 1,5 m di atas air pasang sesuai dengan besarnya kapal.
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Karmadibrata, hal 310).

Gambar 9 - Dimensi kedalaman kolam pelabuhan

Data yang digunakan adalah data kapal yang paling maksimum, sehingga untuk panjang dan lebar
kapal akan digunakan data kapal minyak sedangkan untuk data sarat kapal digunakan data Container :
Diketahui :
Kapal Berat Panjang Lebar Draft (m)
(m) (m)
Passenger 20.000 GT 198 24.7 7.5
Cargo 10.000 DWT 137 19.9 8.5
Container 15.000 DWT 201 27.1 10.6
Dry Bulk 20.000 DWT 170 23.7 9.8

Tabel 6. Data Karakteristik Kapal


(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, tabel hal 37)

Kapal Draft (m)


Passenger 7.5
Cargo 8.5
Container 10.6
Dry Bulk 9.8
Tabel 7. Data Sarat Kapal

Kedalaman Perairan untuk Kapal Passenger (Penumpang)


 Sarat kapal : 7.5

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

 Clearance :1m
 Tinggi ombak : 3.5 m
 Kedalaman Perairan :
h = Sarat kapal + beda pasang surut + clearance +1/3 tinggi ombak
= 7.5 + 1 + 1 + 1/3*3.5
= 10.67 m

Kedalaman Perairan untuk Kapal Cargo


 Sarat kapal : 8.5
 Clearance :1m
 Tinggi ombak : 3.5 m
 Kedalaman Perairan :
h = Sarat kapal + beda pasang surut + clearance +1/3 tinggi ombak
= 8.5 + 1 + 1 + 1/3*3.5
= 11.67 m

Kedalaman Perairan untuk Kapal Container


 Sarat kapal : 10.6
 Clearance :1m
 Tinggi ombak : 3.5 m
 Kedalaman Perairan :
h = Sarat kapal + beda pasang surut + clearance +1/3 tinggi ombak
= 10.6 + 1 + 1 + 1/3*3.5
= 13.76 m

Kedalaman Perairan untuk Kapal Dry Bulk


 Sarat kapal : 9.8
 Clearance :1m
 Tinggi ombak : 3.5 m
 Kedalaman Perairan :
h = Sarat kapal + beda pasang surut + clearance +1/3 tinggi ombak
= 9.8 + 1 + 1 + 1/3*3.5
= 12.96 m

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Sarat kapal
Draft
10,6m
H=13,76m
Gerak vertical akibat:
Beda pasang surut: 1,0m
Gelombang : 1/3 * 3,5 m = 1,16

Clearance 1,0m

Gambar 10 - Dimensi kedalaman perairan kapal maksimum

Jadi,

Untuk kedalaman perairan diambil yang terbersar = 13,76 m

Untuk tinggi dermaga rencana = 13,76 m + free board (1m)

= 14,976 m

Sarat kapal
H=13,76m Draft
10,6m

Gerak vertical akibat:


Beda pasang surut: 1,0m
Gelombang : 1/3 * 2,80m = 1,16

Clearance 1,0m

Gambar 11 - Dimensi kedalaman perairan kapal maksimum + free board

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Tabel 8

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Tabel 9

Tabel 10

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Tabel 11

LEBAR ALUR PELAYARAN

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Alur pelayaran yang dalam hal ini menggunakan dua jalur untuk melayani kapal yang akan masuk ke
kolam pelabuhan. Dalam perencanaan ini, kapal dengan lebar terbesar yang akan beroperasi adalah
Container : 20000 DWT = 27,1 m.
a. Menghitung lebar alur untuk 2 jalur

Gambar 12. Sketsa Alur Pelayaran Dua Arah

b. Untuk menghitung lebar alur pelayaran digunakan rumus

L=1,5 B+ ( 1,2−1,5 ) B+30,00+ ( 1,2−1,5 ) B+1,2 B

(Sumber : ”Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Kramadibrata, hal 341)


c. Untuk memutar kapal dipakai rumus
d=1,50 L
d=1,50 ( 184,47 )
d=276,705m

R=0,75 L
R=0,75 (184,7 )
R=138,525m

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

 Untuk Kapal Passenger (Penumpang)


 Lebar kapal (B) : 24.7 m
 Panjang Kapal : 198 m
L = 1.5 (24.7 m) + 1.5 (24.7 m) + 30 + 1.5 (24.7 m) + 1.5 (24.7 m) = 178.2 m
Untuk memutar kapal dipakai rumus :
d = 1.5 * L = 1.5 * 178.2 m = 267.3 m
R = 0.75 * L = 0.75 * 178.2m = 133.6 m

 Untuk Kapal Cargo


 Lebar kapal : 19.9 m
 Panjang Kapal : 137 m
L = 1.5 (23.7 m) + 1.5 (23.7 m) + 30 + 1.5 (23.7 m) + 1.5 (23.7 m) = 149.4 m
Untuk memutar kapal dipakai rumus :
d = 1.5 * L = 1.5 * 149.4 m = 224.1 m
R = 0.75 * L = 0.75 * 149.4 m = 112.05 m

 Untuk Kapal Container


 Lebar kapal : 27.1 m
 Panjang Kapal : 201 m
L = 1.5 (27.1 m) + 1.5 (27.1 m) + 30 + 1.5 (27.1 m) + 1.5 (27.1 m) = 192.6 m
Untuk memutar kapal dipakai rumus :
d = 1.5 * L = 1.5 * 192.6 m = 288.9 m
R = 0.75 * L = 0.75 * 192.6 m = 144.45 m

 Untuk Kapal Dry Bulk


 Lebar kapal : 23.7 m
 Panjang Kapal : 170 m
L = 1.5 (23.7 m) + 1.5 (23.7 m) + 30 + 1.5 (23.7 m) + 1.5 (23.7 m) = 172.2 m
Untuk memutar kapal dipakai rumus :
d = 1.5 * L = 1.5 * 172.2 m = 258.3 m
R = 0.75 * L = 0.75 * 172.2 m = 129.15 m

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Rencana Tambatan / Panjang Dermaga dan Lebar Dermaga

Rumus untuk menghitung panjang dermaga adalah sebagai berikut :


Lp=n Loa+ ( n+ 1 ) × 10 % × Loa

dimana,
Lp = panjang dermaga
Loa = panjang kapal yang ditambat
n = jumlah kapal yang ditambat

(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal. 214 - 215)


Gambar 13. Dimensi wharf

Dalam tugas ini, ada 4 jenis kapal yang direncanakan akan berkunjung, sehingga perencanaan jumlah
tambatan harus dihitung sesuai kebutuhan

 Tambatan Passenger (Penumpang) 20000 GT


Tingkat Kedatangan (λ)
Data penumpang yang diramalkan/tahun = 2.500.000 org/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 2.500.000/3500 = 714,285 kapal
Jumlah kapal/hari : 714,285/365 = 1,9576 kapal
Jumlah kapal/jam : 1,956/24 = 0,0815 kapal
Jumlah kapal/menit : 0,0815/60 = 0, 00136 kapal

Waktu Pelayanan (μ)


Waktu Pelayanan (WP) = 10 Jam/Kapal
= 36000 Detik/kapal
Dalam 1 jam terlayani = 0,100 kapal
Dalam 1 menit terlayani = 0,00167 kapal

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

λ 0,00136
Jumlah Tambatan (N) = μ = 0,00167 = 0,814 tambatan


  1
 ρ=0,814<1

Jumlah tambatan yang dibutuhkan = 1 buah

 Tambatan Cargo 10000 DWT


Tingkat Kedatangan (λ)
Data penumpang yang diramalkan/tahun = 1.000.000 ton/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 1.000.000/(0.7 x 10000) = 142,857 kapal
Jumlah kapal/hari : 142,857 /365 = 0,391 kapal
Jumlah kapal/jam : 0,391/24 = 0,016 kapal
Jumlah kapal/menit : 0,016/60 = 0, 000271 kapal

Waktu Pelayanan (μ)


Waktu Pelayanan (WP) = 15 Jam/Kapal
= 54000 Detik/kapal
Dalam 1 jam terlayani = 0,067 kapal
Dalam 1 menit terlayani = 0,00112 kapal
λ 0,000271
Jumlah Tambatan (N) = μ = 0,00112 = 0,241 tambatan


  1

ρ=0,241<1
Jumlah tambatan yang dibutuhkan = 1 buah

 Tambatan Container 20000 GT


Tingkat Kedatangan (λ)
Data penumpang yang diramalkan/tahun = 1.000.000 ton/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 1.000.000/(0.7 x 20000) = 71,428 kapal
Jumlah kapal/hari : 71,428 /365 = 0,195 kapal
Jumlah kapal/jam : 0,195/24 = 0,00815 kapal
Jumlah kapal/menit : 0,00815/60 = 0, 000135 kapal

Waktu Pelayanan (μ)


Waktu Pelayanan (WP) = 15 Jam/Kapal
= 54000 Detik/kapal
Dalam 1 jam terlayani = 0,067 kapal
Dalam 1 menit terlayani = 0,00112 kapal

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

λ 0,000135
Jumlah Tambatan (N) = μ = 0,00112 = 0,091 tambatan


  1

ρ=0,121<1

Jumlah tambatan yang dibutuhkan = 1 buah

 Tambatan Dry Bulk 20.000 DWT


Tingkat Kedatangan (λ)
Data penumpang yang diramalkan/tahun = 1.200.000 ton/hari
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 1.200.000/(0.7 x 20000) = 85,71 kapal
Jumlah kapal/hari : 85,71 /365 = 0,234 kapal
Jumlah kapal/jam : 0,234/24 = 0,00978kapal
Jumlah kapal/menit : 0.00978/60 = 0,000163 kapal

Waktu Pelayanan (μ)


Waktu Pelayanan (WP) = 5 Jam/Kapal
= 18000 Detik/kapal
Dalam 1 jam terlayani = 0,200 kapal
Dalam 1 menit terlayani = 0,003 kapal

λ 0,000163
Jumlah Tambatan (N) = μ = 0,003 = 0,054 tambatan


  1

ρ=2,31< 1

Jumlah tambatan yang dibutuhkan = 1 buah

Untuk hasil perhitungan dan berdasarkan draft dari tiap kapal akan dibuat:
- 1 tambatan untuk Kapal Passenger
- 1 tambatan untuk Kapal Cargo
- 1 tambatan untuk Kapal Dry Bulk
- 1 tambatan untuk Kapal Container
Untuk tugas, kapal Container dan kapal Dry Bulk akan dibuat 1 dermaga karena memiliki draft yang
hampir sama sehingga memungkinkan kapal- kapal tersebut bisa bertambat pada dermaga yang sama.
Untuk kapal Passenger akan kapal Cargo akan dibuat 1 dermaga karena memiliki draft yang hampir sama
juga.

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Jadi dari hasil perhitungan di atas maka jumlah tambatan yang dibutuhkan sebanyak 4 buah

 Panjang Dermaga
 Tambatan untuk Kapal Passenger
Lp=n Loa+ ( n+ 1 ) × 10 % × Loa
= 1 x 198 m + (1+1) x 10% x 198 m
= 237.8 m

 Tambatan untuk Kapal Cargo


Lp=n Loa+ ( n+ 1 ) × 10 % × Loa
= 1 x 137 m + (1+1) x 10% x 137 m
= 164.4 m

Panjang Dermaga untuk Kapal Passanger dan kapal Cargo


Lp = 237.8 m + 164.4 m
= 402.2 m

 Tambatan untuk Kapal Container


Lp=n Loa+ ( n+ 1 ) × 10 % × Loa
= 1 x 201 m + (1+1) x 10% x 201 m
= 241.2 m

 Tambatan untuk Kapal Dry Bulk


Lp=n Loa+ ( n+ 1 ) × 10 % × Loa
= 1 x 170 m + (1+1) x 10% x 170 m
= 204 m

Panjang Dermaga untuk Kapal Container dan Kapal Dry Bulk


Lp = 241.2 m + 204 m
= 445.2 m

 Lebar Dermaga
Dalam merencanakan lebar dermaga banyak ditentukan oleh kegunaan dari dermaga
tersebut, ditinjau dari jenis volume barang yang mungkin ditangani pelabuhan / dermaga
tersebut. Diambil lebar dermaga 20 m untuk jalan kendaraan dan gudang barang.

Jadi, panjang dermaga = 847,4 m dan Lebar dermaga = 20 m

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

RENCANA JALAN DALAM KAWASAN PELABUHAN


Pada perencanaan penempatan jalan, intersection dari setiap jalur jalan dibuat minimal, baik untuk
jenis kendaraan yang sama maupun yang berbeda, misalnya untuk tipe II dan Forklit. Jalan untuk
masuk kepelabuhan dibuat 2 jalur agar arus lalu lintas tetap lancer dalam pelayanan penumpang
maupun pengangkutan barang-barang yang keluar masuk pelabuhan. Apabila dalam pelabuhan
terdapat rencana jalan kereta api, diusahakan tidak mangganggu jalur lalu-lintas yang lain.

PENGERUKAN
Pengerukan diperlukan bila perairan di lokasi pelabuhan lebih kecil (dangkal) dari kedalaman
perairan rencana sesuai dengan ukuran kapal yang akan berlabuh. Untuk tugas ini tidak dilakukan
pengerukan karena lokasi dermaga diambil sesuai kedalaman rencana yaitu kedalaman 13,76 m.

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

PERENCANAAN BREAKWATER
Breakwater adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari
gangguan gelombang.

Macam dan Tipe Breakwater


 Breakwater yang dihubungan dengan pantai
 Breakwater lepas pantai

Pemecah gelombang terdiri atas tiga tipe, yaitu :


 Pemecah gelombang sisi miring
 Pemecah gelombang sisi tegak
 Pemecah gelombang campuran

Perencanaan breakwater sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam yang dilindungi oleh
lapisan pelindung (armour) berupa batu besar atau beton dengan bentuk tertentu. Beton dan batu
buatan terdiri dari :
 Tetrapod -- mempunyai empat kaki yang berbentuk kerucut terpancung
 Tribar -- mempunyai tiga kaki yang saling dihubungkan dengan lengan
 Ouddripod -- mempunyai bentuk mirip tetrapod tetapi sumbu-sumbu dari ketiga kakinya
berada pada bidang datar
 Dolos -- terdiri dari dua kaki saling silang menyilang dan dihubungkan dengan lengan

Dalam perencanaan breakwater, dipilih model “Rubble Mound” karena memiliki keuntungan :
 Elevasi puncak bangunan rendah
 Gelombang refleksi kecil
 Kerusakan berangsur-angsur
 Perbaikan murah
 Harga murah

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Gambar 7. Sketsa Break Water

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

MENENTUKAN BERAT DARI UNIT ARMOUR

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Tabel 12

Tabel 13

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Diketahui, syarat pembuatan Breakwater terpenuhi, yaitu:


Ho > H ijin = 3,5m > 0,8m
 ɣr batu alam = 165 lbs/cuft
 ɣr tetrapod = 140 lbs/cuft
 ɣw = 64 lbs/cuft
 Sr = 165/64 = 2.578
 H = 3.5 m = 11.483 ft
 Cot θ = 1.5
 KA (lapis lindung) = 1.04 (tetrapod) dan 1.15 (batu alam)
 KD = 5.0 (tabel 5.2)

Berat Unit Armour (Lapis Pelindung)


Lapisan I (Tetrapods) :
140× 11.4833
W = = 7193 lbs
5.0× ¿ ¿

W1 = 7193 lbs * Fk = 7193 * 1,5 = 10789 lbs

Lapisan II :
W 1 10789
W2 = = = 1078.9 lbs
10 10

Lapisan III :
W 1 10789
W3 = = = 17.98 lbs
600 600

a. Menentukan Lebar Crest


W 13
B = n∗K A∗
γr ( )
n = Jumlah unit armour (diketahui 3 lapis)
10789 13
 Lapis 1 B1 = 3∗1.04∗ (
140 )= 8.778 ft = 2.675 m ≈ 2.7 m

1078.9 13
 Lapis 2 B2 = 3∗1.15∗ (
165 )
= 1.869 ft = 0.569 m ≈ 0.6 m

17.98 13
 Lapis 2 B3 = 3∗1.15∗ (
165 ) = 0.477 ft = 0.145 m ≈ 0.1 m

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Tabel 14. Dimensi Tertapod

Di interpolasi tinggi tetrapod (H) dari berat butir tetrapod senilai 3,5 ton berdasarkan Tabel 5.4.
Variabel lain dihitung menggunakan rumus sesuai Tabel 5.4.

H=1.95− ( 5−3.5
5−2 )
( 1.95−1.44 )=1.69 m

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

W (ton)

2,00 3,50 5,00

V (m^3) 0.83 1.45 2.08

H (m) 1.44 1.69 1.95

A (m) 0.43 0.51 0.59

B (m) 0.22 0.25 0.29

C (m) 0.69 0.81 0.93

D (m) 0.68 0.80 0.92

E (m) 0.34 0.40 0.46

F (m) 0.93 1.09 1.26

G (m) 0.31 0.36 0.42

I (m) 0.87 1.02 1.18

J (m) 0.44 0.51 0.59

K (m) 1.57 1.85 2.13

L (m) 1.73 2.03 2.34

TLL (m) 1.96 2.30 2.65

JBLL (bh) 11.74 9.06 6.39

Tabel 15 – Hasil Interpolasi Tinggi (H) Tetrapod


W1 = 10789 lbs ≈ 5.394 ton ≈ 5 ton
W₂ = 1078.9 lbs ≈ 0.539 ton ≈ 0.5 ton
W₃ = 17.98 lbs ≈ 0.0089 ton ≈ 0.009 ton

Lapisan II :

W1 5
W₂ = = = 0,5 t
10 10

Lapisan III :

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

W1 5
W₃ = = = 0,025 t
200 200

b. Menentukan Tebal Lapisan Armour.

T = m * KA ( W/ γr ) 1/3

m = Jumlah armour – 1 = 3 – 1 = 2

Lapis I : T1 = 2 * 1,04 * (5,0 / 2,4)1/3 = 2,65 m~ 2,6 m


Lapis II : T2 = 2 * 1,15 * (0,5/ 2,65)1/3 = 1,319 m ~ 1,3 m

c. Jumlah Batu Pelindung


Jumlah butir batu pelindung tiap luas 10 m2
2
P γr
N= AnK ∆ 1− [ 100 W ][ ] 3

2
50 2,4 3
N 1=10 x 2 x 1,04 1− [ 100 ][ ]
5,0
=6

2
37 2,65 3
N 2=10 x 3 x 1,15 1−
100[ ][ ]
0,5
=66

d. Menentukan Elevasi dari Crest

Tinggi gelombang (H) = 3,5 m


Panjang Gelombang (L) = 93 m
HWL = 2.0 m
LWL = 0.5 m
Beda pasang surut (Zo) = 1,5 m

Panjang gelombang dihitung dengan rumus :

H
/L = 3,5 / 93 = 0,04
tgθ = 1,5

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

1,5
Ir = = 7,73 ≈ 7,7
( 3,5/93 )0.5
Diinterpolasi nilai Ir =7.7 untuk memperoleh nilai R/H pada grafik run-up gelombang.

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Cara membaca grafik:


 Plot nilai Ir pada grafik
 Tarik garis vertikal ke arah atas hingga menyentuh salah satu lengkung (tetrapod)
 Tarik haris horizontal menuju ordinat hingga bisa didapat nilai R/H

Interpolasi untuk mendapatkan R/H


( y 2− y 1 ) (x−x 1)
y= +y1
(x 2−x 1)

Dik:
X = 3.78 y1 = 1
X1 = 10.67 y2 = 0.77
X2 = 0
( 0.77−1 ) (3.78−10.67)
y= +1
(0−10.67)
y=0.85
R/H = 0.85

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Dari grafik diatas, dapat diperoleh R/H = 0.85 → R = 0.85 * H = 0.85 * 3.5 m = 2.975 m
Elevasi crest min harus berada pada
R +2 * Zo = 2.34 + 2 * 1.5 = 5.34 m
Free board (jagaan) = ½ * tinggi gelombang
= ½ * 3.5
= 1.75 m
Elevasi crest sesudah ditambah freeboard = 5.34 m + 1.75 m = 7.09 m

Untuk perencanaan tinggi breakwater, dihitung untuk tiap STA dengan rumus :
Kedalaman Breakwater (h) = Tinggi breakwater rencana + (Elevasi crest sesudah ditambah free
board = 7.09 m)

Untuk mengeahui dimensi breakwater, peru dibuat potongan melintng setiap stasioning untuk
mengetahui tinggi breakwater pada bagian tengah (H), tinggi sisi kiri ( H kiri ¿ , tinggi sisi kanan (
H kanan ¿ , lebar bawah bagian kiri dan kanan ( Bkiri dan Bkanan ¿ . Untuk dimensi dapat dilihat pada
tabel berikut :

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Potongan Memanjang Breakwater


KEDALAMAN
STA
KIRI TENGAH KANAN
0 0 0 0
1 0 + 025 -9.800 -8.800 -7.900
2 0 + 050 -16.500 -15.000 -14.280
3 0 + 075 -25.000 -24.500 -23.500
4 0 + 100 -37.000 -36.000 -35.000
5 0 + 125 -45.000 -47.000 -49.000
6 0 + 150 -72.210 -76.000 -83.760
7 0 + 175 -87.000 -89.000 -92.000
8 0 + 200 -101.500 -102.020 -103.000
9 0 + 225 -103.000 -104.000 -105.300
10 0 + 250 -104.700 -106.800 -107.200
11 0 + 275 -106.500 -108.200 -109.000
12 0 + 300 -107.900 -110.100 -111.000
13 0 + 325 -109.600 -111.900 -113.100
14 0 + 350 -111.800 -113.800 -114.000 POTONGAN MEMANJANG
15 0 + 375 -119.200 -118.000 -116.600
0
16 0 + 400 -136.740 -129.600 -122.460
17 0 + 425 -140.000 -135.000 -128.600 -20

18 0 + 450 -139.900 -136.000 -130.000 -40


19 0 + 475 -139.800 -136.740 -130.200 Kedalaman -60
20 0 + 500 -139.900 -135.740 -130.500 -80
21 0 + 525 -139.800 -135.500 -130.300
-100
22 0 + 550 -139.900 -135.300 -130.200
-120
23 0 + 575 -138.700 -135.300 -130.000
24 0 + 600 -139.900 -135.100 -130.000 -140
25 0 + 625 -139.900 -134.900 -130.200 -160
26 0 + 650 -139.900 -134.700 -130.300 STA
27 0 + 675 -139.900 -134.400 -130.600
28 0 + 700 -139.900 -135.000 -131.500
29 0 + 725 -139.800 -135.500 -133.000
30 0 + 750 -139.900 -136.000 -133.500
31 0 + 775 141.600 -136.400 -134.000
32 0 + 800 -142.500 -136.900 -134.500
33 0 + 825 -142.700 -137.500 -135.000
34 0 + 850 -142.900 -138.900 -135.500
35 0 + 875 -143.500 -140.300 -136.000
36 0 + 900 -144.200 -141.000 -136.500
37 0 + 925 -150.800 -142.500 -137.000
38 0 + 950 -154.600 -143.600 -137.800
39 0 + 975 -156.800 -143.880 -138.900

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Potongan Memanjang Breakwater


KEDALAMAN
STA
KIRI TENGAH KANAN
0 0 0 0
1 0 + 025 -9.800 -8.800 -7.900
2 0 + 050 -16.500 -15.000 -14.280
3 0 + 075 -25.000 -24.500 -23.500
4 0 + 100 -37.000 -36.000 -35.000
5 0 + 125 -45.000 -47.000 -49.000
6 0 + 150 -72.210 -76.000 -83.760
7 0 + 175 -87.000 -89.000 -92.000
8 0 + 200 -101.500 -102.020 -103.000
9 0 + 225 -103.000 -104.000 -105.300
10 0 + 250 -104.700 -106.800 -107.200
11 0 + 275 -106.500 -108.200 -109.000
12 0 + 300 -107.900 -110.100 -111.000
13 0 + 325 -109.600 -111.900 -113.100
14 0 + 350 -111.800 -113.800 -114.000 POTONGAN MEMANJANG
15 0 + 375 -119.200 -118.000 -116.600
0
16 0 + 400 -136.740 -129.600 -122.460
17 0 + 425 -140.000 -135.000 -128.600 -20

18 0 + 450 -139.900 -136.000 -130.000 -40


19 0 + 475 -139.800 -136.740 -130.200 -60
Kedalaman

20 0 + 500 -139.900 -135.740 -130.500 -80


21 0 + 525 -139.800 -135.500 -130.300
-100
22 0 + 550 -139.900 -135.300 -130.200
-120
23 0 + 575 -138.700 -135.300 -130.000
24 0 + 600 -139.900 -135.100 -130.000 -140
25 0 + 625 -139.900 -134.900 -130.200 -160
26 0 + 650 -139.900 -134.700 -130.300 STA
27 0 + 675 -139.900 -134.400 -130.600
28 0 + 700 -139.900 -135.000 -131.500
29 0 + 725 -139.800 -135.500 -133.000
30 0 + 750 -139.900 -136.000 -133.500
31 0 + 775 141.600 -136.400 -134.000
32 0 + 800 -142.500 -136.900 -134.500
33 0 + 825 -142.700 -137.500 -135.000
34 0 + 850 -142.900 -138.900 -135.500
35 0 + 875 -143.500 -140.300 -136.000

MARIA G RACO – 14021101180


POTONGAN MEMANJANG BREAKWATER
0

-20

-40

-60
Kedalaman

-80

-100

-120

-140

-160

STA

MARIA G RACO – 14021101180


e. Menghitung Gaya-Gaya yang Bekerja pada Breakwater
Untuk menghitung gaya yang bekerja, diambil data pada breakwater STA 1+075
dengan dimensi paling besar. h = 143.8 m; B = 448.4 m

1
Cot θ = 1,5  = 2/3
tg(θ)
tg θ = 2/3 maka θ = 33,69

Lebar Dasar Breakwater :

MARIA G RACO – 14021101180


- a = Tinggi Breakwater – T1 – T2 = 143.8 – 2.6 -1.3 = 139.9 m
139.9
- b = = 209.8 m
tg 33.69
- c = √ a2 +b 2 = √ 139.92+ 209.82 = 252.167 m
B 2−B 3 1.6−0.1
- d = = = 0.75 m
2 2

- e = d 2 +T 22
√ = √ 0.752 +1.32 = 1.501 m

B1 −B 2 2.7−1.6
- f = = = 0.55 m
2 2

- g = f 2 +T 12
√ = √ 0.552 +2.62 = 2.657 m

- h = ¿¿
(1.5 x 3.5)+7.09
=
sin 33.69
= 22.246m

T1
- i =f+ ( )
tgθ
2.6
= 0.55 + ( tg33.69 )
= 4.45 m
(i−T 1)
- j =
sin θ
(4.45−2.6)
=
sin 33.69

= 3.335 m

T2
- k =d+
tg θ
1.3
= 0.75 +
tg 33.69
= 2.70 m

- l = ( B−B2 )
3
–b

= ( 448.4−0.1
2 ) – 209.8

MARIA G RACO – 14021101180


= 14.35 m
elevasi crest + H−T 1
- m =
sin θ
7.09+ 3.5−2.6
=
sin 33.69
= 14.404 m
elevasi crest + H
- n =
sin θ
7.09+ 3.5
=
sin 33.69
= 19.091 m
tinggi breakwater
- o = −n
sin θ
143.8
= −19.091
sin 33.69
= 240.148 m

Akibat Beban Sendiri Breakwater

- Lapisan I Tetrapod
Luas = A1 + A2 + A3
T1
= (B1 + B2 + (2 x i) x ) + (B1 x i sin θ) + (m x (i sin θ)
2
2.6
(
= 2.7+ 1.6+ ( 2 x 4.45 ) x
2 )
+ (2.7 x 4.45 x sin 33.69 ) + ( 14.404 x ( 4.45 x sin33.69 ))

= 15.87 m2 + 6.665 m2 + 35.555 m2


= 58.09 m2
Berat = 58.09 m2 x (140 x 0.016) t/m3
= 130.122 t/m
- Lapisan II Batu Alam
Luas = B1 + B2 + B3 + B4 + B5
T2 1
(
= B2 + B3 ( 2 × k ) ×
2 )(
+ ( elevasi crest−T 2 – T 1 ) +1.5 × ( ) )
sin θ
×l

( elevasi crest+ tinggi gelmbang )−( T 1−T 2 )


+ l×( sin θ )
+ ( 1 × ( sin θ ×Tinggi breakwater ) )

+ ( 1 ×sin θ ×o )

MARIA G RACO – 14021101180


1.3 1
(
= 1.6+ 0.1 ( 2 ×2.70 ) ×
2 )( (
+ ( 7.09−1.3 – 2.6 ) +1.5×
sin 33.69)×14.35 )
(7.09+3.5 )−( 2.6−1.3 )
(
+ 14.35×
sin 33.69 )
+( 1 ( sin 33.69× 143.8 ) )+( 1 ×sin 33.69 ×240.148 )

= 1.95 m + 41.995 m + 240.331 m2 + 79.766 m2 + 133.209 m2


2 2

= 497.251 m2
Berat = 497.251 m2 x (165 x 0.016) t/m3
= 1312.743 t/m

- Lapisan III Batu Alam

Luas = C
139.9
= [ ( 448.4−( 2× 1 ) )+ 0.1 ] ×
2
= 31232.67 m2
Berat = 31232.67 x (165 x 0.016) ton/m³
= 82454.248 t/m
Jadi, Gaya Akibat Berat Sendiri Breakwater :
Σ W = W₁ + W₂ + W₃
= 130.122 t/m + 1312.743 t/m + 82454.248 t/m
= 83897.113 t/m
Untuk jalur selebar 1 m, total berat breakwater :
ΣW = 83897113 kg

ii. Akibat Beban Gempa


Koefisien gempa diambil koefisien terkecil dari koefisien gempa = 0,3.

Jadi, Beban gempa = 0,3 * 83897.113 t/m


= 25169.134 t/m
= 25169134 kg/m
Jadi, sepanjang 1 m = 25169134 kg

iii. Akibat Angin


Fw = W.A.K

MARIA G RACO – 14021101180


dimana,
W = tekanan angin = c.v2
c = koefisien angin = 0,00256
v = kecepatan angin = 45 knots = 23.15 m/s
A = luas penampang Breakwater
K = faktor keamanan = 1,3

W = c x v²
= (0,00256) x (23.15)²
= 1.372 t/m³

X₁

X₂

x₁ = 7.09m – 3.5 m = 3.59 m


x1 3.59
x₂ = = = 5.38 m
tg α tg33.69
1
A = (3.515 + (3.515 + 2 × x₂)). x₁)
2
1
= (3.515 + (3.515 + 2 × 5.38)) × 3.59)
2
= 27.381 m²
Fw = 1.084 t/m³ × 27.381 m² × 1.3
= 38.585 t/m

Jadi,
Total Gaya Vertikal :
ΣV = Akibat Berat Sendiri Breakwater

MARIA G RACO – 14021101180


= 83897.113 t/m
Total Gaya Horizontal :
ΣH = Akibat Beban Gempa + Beban Angin
= 25169.134 t/m + 38.585 t/m
= 25207.719 t/m

Kontrol Stabilitas Breakwater

1) Terhadap Geser
∑ V tan θ
Syarat : ≥ 1,5
∑H

83897.113 tan 33,69


≥ 1,5
25207.719
2.218 ≥ 1,5 (OK!)

2) Terhadap Guling
M lawan guling
Syarat : >2
M guling
Gaya Gempa + Angin dianggap bekerja pada tengah breakwater.

M guling = ΣH . (143.8/2)

= 25207.719 x (143.8/2)
143.8 m ΣH

= 1812434.996 tm
ΣV

M lawan guling = ΣV . (448.4/2)


448.4 m
= 83897.113 x (448.4/2)
18809732.73
>2 = 18809732.73 tm
1812434.996
10.378 >2 (Ok!)

MARIA G RACO – 14021101180


3) Terhadap Eksentrisitas
Syarat : |e| < ē
1
ē = xB
6
1
= x 448.4 m
6
= 74.733 m
M netto
x́ =
∑V
M lawan guling −M guling
=
∑V
18809732.73−1812434.996
=
83897.113

= 202.597 m
B
|e| = - x́
2

|e| = ( 448.4
2 )
– 202.597

= 21.597 m
|e| = 21.597 m < ē = 74.733 m (Ok)

4) Terhadap Daya Dukung Tanah


∑V M
Syarat : σ₁₂ = +¿ ¿ <σ tanah = 0.1 kg/cm2
F W

F =Bx1m = 448.4 m2
M =ΣV x |e| = 83897.113 t/m x 21.597 m= 1811925.949 t
1 1
W = x 1 x B2 = x 1 m * (448.4 m)² = 33510.426 m3
6 6

83897.113 1811925.949
σ12 = +¿ ¿ ≤ σ tanah
448.4 33510.426
σ12 = 187.103 + 54.070 ≤ σ tanah

MARIA G RACO – 14021101180


σ1 = 241.173 ton/m2 = 0.24 kg/cm2 ≤ 0.1 (Tidak Ok)
σ2 = 133.033 ton/m2 = 0.13 kg/cm2 ≤ 0.1 (Tidak Ok)

Kesimpulan :
Dari kontrol stabilitas breakwater terhadap daya dukung tanah tidak aman,sedangkan
kontrol terhadap geser, guling, dan eksentrisitas adalah aman.

PEMILIHAN TIPE / BENTUK STRUKTUR TAMBATAN


Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan
kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik turunkan penumpang.

Pemillihan tipe dermaga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani (dalam tugas ini
dermaga yang melayani penumpang dan barang seperti ; barang potongan dan peti kemas), ukuran
kapal, arah gelombang dan angin, kondisi topografi dan tanah dasar laut dan yang paling penting
adalah tinjauan ekonomi untuk mendapatkan bangunan yang paling ekonomis. Pada tugas ini
perencanaan struktur tambatan / dermaga menggunakan material beton bertulang yang dihitung
dengan pengaruh beban luar. Beban luar yang bekerja terdiri atas 2 komponen, yaitu :

a. Gaya / beban horizontal, ini merupakan reaksi dari FENDER


b. Gaya / beban vertical, semua beban yang ada di atas dermaga

Struktur penahan direncanakan terdiri atas konstruksi kelompok tiang pancang (pile group) dan
tembok penahan tanah (retaining wall). Dalam perencanaan, poer dan plat lantai dermaga ditahan
oleh kelompok tiang pancang.

MARIA G RACO – 14021101180


PERHITUNGAN GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA STRUKTUR

1) Wind Pressure (Akibat Angin)


Angin yang berhembus ke badan kapal yang ditambatkan akan menyebabkan gerakan kapal yang
bisa menimbulkan gaya pada dermaga. Apabila arah angin menuju ke dermaga, maka gaya tersebut
berupa gaya benturan ke dermaga; sedang jika arahnya meninggalkan dermaga akan menyebabkan
gaya tarikan kapal pada alat penambat.
Besar gaya angina tergantung pada arah dan kecepatan hembus angina, dan dapat dihitung dengan
rumus berikut ini.

(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 222)

dimana,
θ = sudut antara angin dan kapal =95֯
c = koefisien tekanan arus = 1.3
A = luas proyeksi arah melintang
= (kedalaman – draft) x lebar kapal terbesar
= (13.73 – 10.6) x 23.7 m
= 74.181 m2
B = luas proyeksi arah memanjang
= (kedalaman – draft) x panjang kapal terbesar
= (13.73 – 10.6) x 201 m
= 629.13 m2
Jadi,
1
R = x 1025 kg/m3 x 1.3 x (0.10 m/det)2 x ((74.181 m2 cos (90֯) + 629.13 m2 sin (90֯))
2
= 4191.578 kg.m/det2
= 419.158 kgf

2) Current Force (Akibat Arus)


Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang terendam air juga akan
menyebabkan terjadinya gaya pada kapal yang kemudian diteruskan pada dermaga dan alat
penambat. Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus diberikan oleh persamaan berikut ini :

MARIA G RACO – 14021101180


dimana,
R = gaya akibat arus (kgf)
Ac = luas tampang kapal yang terendam air (m2)
ɣw = rapat massa air laut (1025 kg/m3)
Vc = kecepatan arus (m/det)
Cc = koefisien tekanan arus
*) Nilai Cc adalah faktor untuk menghitung gaya lateral dan memanjang. Nilai C c tergantung pada
bentuk kapal dan kedalaman air di depan tambatan.

(Sumber:

“Perencanaan Pelabuhan” pleh Bambang Triatmodjo, hal 223)

Untuk gaya Current Force (akibat arus) ini diambil ukuran kapal CONTAINER 20000 DWT,
dimana:
Panjang kapal = 201m
Sarat kapal = 10.6 m

10.6 m

201 m

MARIA G RACO – 14021101180


maka,

Ac = luas tampang kapal yang terendam air

= 201 m x 10.6 m

= 2130.6 m2

a. Gaya arus melintang (lateral)

kedalaman air 13.76 m


=
sarat kapal 10.6 m

= 1.29

Interpolasi:

1.29−1.1
Cc = x (3.0 -5.0) + 5.0
1.5−1.1

= 3.61

Jadi,

R = 3.2 x 1025 kg/m3 x 2130.6 m2 x ( 20.10 m/det ²


x 9.8 m/det ² )

= 35654.938 kgf

b. Gaya arus memanjang (longitudinal)


Diambil nilai Cc = 0.5

R = 0.5 x 1025 kg/m3 x 2130.6 m2 x ( 20.10 m/det ²


x 9.8 m/det ² )
= 5571.084 kgf

MARIA G RACO – 14021101180


3) Wave Force (akibat ombak)

dimana,

cMx, cMy = koefisien energi arah x dan y = 1.3

h = kedalaman = 13.76 m

Wo = berat jenis air laut = 1025 kg/m3

H = tinggi gelombang = 3.5 m

d = sarat kapal terbesar = 10.6 m

l = panjang gelombang = 93 m

Fx adalah besarnya gaya akibat gelombang pada arah x terhadap dermaga

Fy adalah besarnya gaya akibat gelombang pada arah y terhadap dermaga

Maka,

1.3 x sinh ( 2 π 13.76


93 ) x sinh (
13.76−10.6
93 ) x πcos 95 x 10.6 x 1025 x 3.5
Fx =
cosh (
2 π 13.76 ( 93 ) 2 2

93 )

= -950.365 kgm

MARIA G RACO – 14021101180


1.3 x sinh ( 2 π 13.76
93 ) x sinh (
13,76−10.6
93 ) x πsin 95 x 10.6 x 1025 x 3.5
Fy =
cosh (
2 π 13.76 ( 93 ) 2 2

93 )

= 10862.717 kgm
2 2
F √
= ( F x ) +( F y)
-950.365 kgm
= √ (−950.365 )2 + ( 10862.717 )2

= 10904.211 kgm

Fx= gaya akibat gelombang yang sejajar kapal


10862.717
10862.717 kgm
kgm
Fy= gaya akibat gelombang yang tegak lurus kapal

1) Berthing Force (akibat benturan kapal)


Kapal yang akan merapat ke dermaga akan membentur sruktur dermaga yang menimbulkan
getaran-getaran yang nantinya akan diserap oleh FENDER.
Besar energy yang ditimbulkan dapat dilihat dengan memakai rumus sebagai berikut:

dimana,
E = energi kinetik
W = berat kapal
g = percepatan gravitasi
v = kecepatan kapal saat bertambat pada sudut 95 dengan tambatan
*) untuk kapal besar biasamya kecepatan dihitung v = (7.5 – 15) cm/det dan untuk kapal kecil
diambil v = 30 cm/det.

MARIA G RACO – 14021101180


dimana,
D = sarat kapal = 10.6 m
L = panjang kapal = 201 m
Wo = berat jenis air laut = 1.025 t/m3
D/T = berat kapal = 20000 DWT

Jadi,
π
Wa = x (10.6 m)2 x 201 m x 1.025 t/m3
4
= 17152.035 ton

maka,
W = 17152.035 ton + 20000
= 37152.035 ton

sehingga,
1 17152.035ton x (0.10 m/det )2
E = x
2 9.81m/det 2
= 87.421 tm
= 87421 kgm

Gaya total yang bekerja dan akan diteruskan ke dermaga adalah:


F = 419.158 kg + 35654.938 kg +5571.084 kg + 10904.211 kg
= 52549.391 kg

MARIA G RACO – 14021101180


PERENCANAAN BOLDER

Bolder adalah alat pengikat. Kapal yang merapat di dermaga akan ditambatkan dengan
menggunakan tali ke alat penambat yang disebut bollard. Pengikatan ini dimaksudkan untuk
menahan gerakan kapal yang disebabkan oleh angin dan arus. Gaya tarikan kapal pada alt penambat
yang disebabkan oleh tipuan angin dan arus pada badan kapal disebut dengan gaya tambat
(mooring forces). Bollard ditanam/diangker pada dermaga dan harus mampu menahan gaya tarikan
kapal.
(Sumber: “Perencanaan Pelabuhan” pleh Bambang Triatmodjo, hal 222)

Bollard
Bollard digunakan selain untuk mengikat pada kondisi normal dan pada kondisi badai, juga
dapat digunakan untuk mengarahkan kapal merapat dermaga atau untuk membelok/memutar
terhadap ujung dermaga. Supaya tidak mengganggu kelancaran kegiatan di dermaga (bongkar muat
barang) maka tinggi bolder dibuat tidak boleh lebih dari 50 cm diatas lantai dermaga. Bollard
diperhitungkan untuk memikul beban tarik lateral yang berupa momen. Beban lateral ini diteruskan
pada tiang pancang lewat poer pondasi.

Penulangan Bollard
Bollard diperhitungkan sebagai struktur yang oversteak yang memikul momen (beban lateral).
Direncanakan memikul beban Tarik lateral sebesar : F = 52549.391 kg

Gambar 10. Penulangan Bollard

MARIA G RACO – 14021101180


Momen ultimate (Mu) = beban lateral x tinggi kepala bollard (0.30 m)

= 52549.391 kg x 0.30 m

= 15764.817 kgm

Faktor keamanan =3

Momen design (Mu) = 15764.817 kgm x 3

= 47294.452 kgm

= 4729445.2 kgcm

Beban sementara (KD) = 0.6 (dari PBI ’71)

 b=h=D = 30 cm (direncanakan)
Tulangan disebar merata (δ) = 0.2
Material :
a. Mutu Beton K-225 σ ' bk = 225 kg/cm2
b. Mutu Baja U-32 σ∗au = 2780 kg kg/cm2
 Selimut beton = 3 cm
Dengan cara ULTIMATE, berikut rumusnya:

h
Cu = Mu
√ 2 x KD x σ ' bk x b

30
= 4729445.2
√ 2 x 0.2 x 225 x 30

= 0.72

MARIA G RACO – 14021101180


Cu = 0.72 δ = 0.4
Diperoleh:
100N = 469.9 Nm
= 4.69 Nm
= 0.0468 tm

(Sumber: Tabel perhitungan kekuatan batas penampang beton bertulang oleh Ir.
Wiratman Wangsadinata)

Penulangan:

2 x KD x σ ' bk
As = q x b x h
σ∗au

dimana,

π D2
bxh =
4

π (30 cm)2
=
4

= 706.858 cm2

maka,

2 x 0.6 x 225
As = 0.0468 x 706.858 cm2 x
2780

= 3.21 cm2

As’ = As

Sehingga,

As total = 3.21 cm2 x 2

= 6.42 cm2

Jumlah Tulangan

MARIA G RACO – 14021101180


As total tulangan
n = 1
π D2
4

Dimana diameter tulangan (D) = 20 mm

1
Luas = π 20 2
4

= 314.159 mm2

= 3.142 cm2

6.42cm ²
n = 3.142cm ²

= 2.05

= 3 buah

Jadi, dipakai tulangan sebanyak 3 Ø 20 mm

Kontrol jarak Tulangan:

- selimut beton (t) = 3 cm

- keliling tulangan = π x D = π x ( 30 – 3) cm

= 84.823 cm

- jarak antar tulangan = 1/10 x 84.823 cm

= 8.482 cm

- jarak bersih > 1.5 Ø (liht PBI ’71)

(8.842 – 3) cm > 1.5 x 1.9 cm

5.482 cm > 2.85 cm (ok)

MARIA G RACO – 14021101180


Tulangan pada POER

 Ukuran POER diambil = (60 x 60 x 30) cm3


 Tulangan susut minimum = 0.25 % x luas beton
= 0.0025 x 60 cm x 60 cm
= 9 cm2
total tulangan
 Jumlah Tulangan (n) = 1
π D2
4
Dimana,

D = 15 mm

1
L = π (14)2
4

= 153.938 mm2

= 1.54 cm2

Sehingga,

9
n =
1.54

= 6 buah

Jadi dipakai tulangan 6 Ø 14 mm

b−2 x selimut beton


 Jarak Tulangan =
n
60−(2 x 3)
=
3

= 18 cm

Bagian atas dipasang tulangan 3 Ø 14

MARIA G RACO – 14021101180


Bagian bawah dipasang tulangan 3 Ø 14

Tulangan pembagi digunakan 6 Ø 10

MARIA G RACO – 14021101180


Gambar 11. Penulangan pada Poer

Panjang Penyaluran

Panjang penyaluran (panjang tulangan bollard) yang masuk pada POER pondasi dihitung
menurut PBI ’71 pasal 8.6 hal. 74 untuk batang polos, berlaku:

Rumus

A x σ∗au
Ld = 0.14 x > 0.013 D x σ∗au
√σ ' bk
Dimana,

D = Ø tulangan = 19 mm

As = 283.529 mm2 = 2.835 cm2

σ ' bk = 225 kg/cm2

σ∗au = 2780 kg kg/cm2

2.835 x 2780
Ld = 0.14 x > 0.013 (1.9) x 2780
√ 225
= 73.559 > 68.666 OK

Jadi, Ld diambil 74 cm.


PERENCANAAN PELABUHAN

Bitt

Bitt digunakan untuk mengikat kapal pada kondisi cuaca normal. Jarak dan jumlah minimum
bitt untuk beberapa ukuran kapal diberikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 13. Penempatan Bitt

(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 284)

PERENCANAAN FENDER

Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan di depan dermaga. Fender akan
menyerap energi benturan antara kapal dan dermaga. Gaya yang harus di tahan oleh dermaga
tergantung pada tipe dan konstruksi fender dan defleksi dermaga yang diizinkan.

Fender juga melindungi rusaknya cat badan kapal karena gesekan antara kapal dan dermaga
yang disebabkan oleh gerak kapal waktu merapat ke dermaga.

Fender harus dipasang sepanjang dermaga dan letaknya harus mengenai badan kapal. Karena
ukuran kapal berlainan, maka fender harus dibuat agak tinggi pada sisi dermaga.

Pada perencanaan tugas ini digunakan fender dari karet (Bridgeston Super Arch) tipe V.

MARIA G RACO - 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Perencanaan Fender untuk Dermaga

Gambar 12. Posisi kapal saat membentur fender

Data-data yang diperlukan:

 Berat jenis air laut (Wo) = 1.025 t/m3


 Kecepatan waktu merapat (V) = 0.15 m/det
 Gravitasi bumi (g) = 9.81 m/det2

Untuk CARGO 20000 DWT


- Panjang Kapal (L) = 201 m
- Lebar Kapal (B) = 23.7 m
- Berat Kapal (DWT) = 20000
- Sarat (D) = 10.6 m

Maka,
W = Wa + DWT
π
=( x D 2 x L x Wo ¿ + DWT
4
π 2
=( x( 10.6 m) x 201m x 1.025 t /m3 ¿ + 20000
4
= 38181.157 ton

Sehingga,
2
W xV
E = sin2 α
2g
38181.157 x (0.15)2
=
2 x 9.81
= 43.786 tm

Energi yang diserap oleh sistem FENDER dan dermaga biasanya ditetapkan atau 50% E,
setengah energi lain diserap oleh kapal dan air.

(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo)

MARIA G RACO - 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Jadi,
1
EF = x 43.786 tm
2
= 21.893 tm
Bidang Kontak waktu kapal merapat
= 0.08 x L
= 0.08 x 201 m
= 16.08 m

Fender yang digunakan direncanakan sebanyak 2 buah, dimana setiap fender


menerima beban yang sama sebesar:

21.893
tm = 10.946 tm (digunakan fender
2
FV006-3-1)
E fender < E fender FV006-3-1 (Energi = 14 tm)
10.946 tm < 14 tm (ok)

Dari tabel dimensi kapasitas Fender Karet “Bridgestone Super Arch” (tipe V) diperoleh:
A = 200 cm
B = 225 cm
C = 64.5 cm
Gaya (R) = 86 ton
Energi (E) = 14 tm
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Kramadibrata 4.6 hal 414)

MARIA G RACO - 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Jarak Fender
Diketahui kedalaman air = 13.76 m

Tabel 14. Jarak antar Fender berdasarkan kedalaman air

(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo hal 279)

Jadi, jarak antar fender = 15 m

Gambar 13. Fender FV006-3-1

MARIA G RACO - 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

PERENCANAAN KONSTRUKSI DERMAGA


Untuk struktur dermaga, lantai dermaga direncanakan menumpu di atas tiang pancang (pile
group)

1. Tiang Pancang Kelompok (Piles Group)


Beban yang bekerja pada kelompok tiang pancang adalah beban vertical dan beban
horizontal. Dalam mendesain, gaya horizontal diambil gaya reaksi FENDER terbesar yaitu
untuk kapal CARGO 20000 DWT; dimana untuk FENDER tipe FV006-3-1 dengan R = 86
ton.

 Tinjau Sekelompok Tiang Pancang


- Lebar dermaga yang didukung oleh piles group = 20 m
- Panjang dermaga total = 847.4 m
- Ukuran tiang pancang = 50cm x 50cm
- Jarak tiang pancang arah memanjang = 2.5 m
- Beban hidup pada apron diambil = 0.5 t/m2
- R (gaya yang dapat dipikul oleh fender) = 86 ton
- Luas apron yang dapat dipikul tiang pancang kelompok = 20 m x 751.1 m
= 15022 m2

Gambar 14.

MARIA G RACO - 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

 Menghitung Tiang Pancang yang Ditanam


Data:

Kedalama 0-4 4-6 6-8 8-10


n
N 4 6 7 9

Untuk perhitungan dpat dilihat pada Critical For Port & Harbour Facilities In Japan dan
Technical Standart For Port In Indonesia 1980
dimana,
1
N pada kedalaman ( )=N
β
Kh = 0.15 N
Untuk perencanaan konstruksi dermaga dipakai mutu beton K-300
E = 9600 √ σ ' bk = 9600 √ 300 = 166277 kg/cm4
1 1
I = x b x h3 = x 50 x 503 = 520833.33 cm4
12 12

Rumus:

Kh x D
β=4
√ 4 EI

- Untuk N = 4
Kh x D (0.15 x 4) x 50
β=4
√ 4 EI
=

4

4 x 166277 x 520833.33
= 0.00305

1 1
=
β 0.00305
= 327.869 cm = 3.279 m

- Untuk N = 6
Kh x D (0.15 x 6)x 50
β=4
√ 4 EI
=

4

4 x 166277 x 520833.33
= 0.00338

MARIA G RACO - 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

1 1
=
β 0.00338
= 295.858 cm = 2.959 m

- Untuk N = 7
Kh x D (0.15 x 7)x 50
β=4
√ 4 EI
=

4

4 x 166277 x 520833.33
= 0.00351

1 1
=
β 0.00351
= 284.900 cm = 2.849 m

- Untuk N = 9
Kh x D (0.15 x 9)x 50
β=4
√ 4 EI
=

4

4 x 166277 x 520833.33
= 0.00374

1 1
=
β 0.00374
= 267.380 cm = 2.674 m

1 1
Letak (kedalaman) diambil dari harga terbesar, yaitu = 3.279 m.
β β
berada di antara (0 – 4) meter. Jadi tiang pancang diasumsikan terjepit
pada kedalaman 3.279 meter dan harus ditanam pada kedalaman
minimal:

3 3
h = = = 914.913 cm = 9.149 m
β 0.003279

catatan : ini dari VIRTUAL GROUND SURFACE (VGS), yaitu permukaan


tanah sesungguhnya.

 Gaya pada Tiang Pancang


Desain gaya horizontal adalah reaksi R = 86 ton, gaya horizontal ini dimisalkan bekerja
pada kelompok tiang pancang yang dipancang.
Rumus :

MARIA G RACO - 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

12 EI
Khi = 1
(hi+ ³
β )

dimana, hi = panjang tiang pancang


= kedalaman perairan + panjang tiang pancang yang masuk
kedalam tanah

- hA = (12 m + 9.149 m) = 21.149 m


12(166277)(520833.33)
KhA = = 71.296 kg/cm
(2114.9 +327.869)³

- hB = (10 m + 9.149 m) = 19.149 m


12(166277)(520833.33)
KhB = = 92.121 kg/cm
(1914.9+327.869)³
- hC = (8 m + 9.149 m) = 17.149 m
12(166277)(520833.33)
KhC = = 121.914 kg/cm
(1714.9+327.869)³

- hD = (6 m + 9.149 m) = 15.149 m
12(166277)(520833.33)
KhD = = 166.073 kg/cm
(1514.9+327.869)³
- hE = (4 m + 9.149 m) = 13.149 m
12(166277)(520833.33)
KhE = = 234.414 kg/cm
(1314.9+327.869)³

- hF = (2 m + 9.149 m) = 11.149 m
12(166277)(520833.33)
KhF = = 346.036 kg/cm
(1114.9+ 327.869) ³

Maka,

∑Khi = (71.296 + 92.121 + 121.914 + 166.073 + 234.414 + 346.036) kg/cm

= 1031.854 kg/cm

Rumus:

MARIA G RACO - 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Khi
Hi = xR
∑ Khi

71.296
HA = x 86000 kg = 5942.174 kg
1031.854

92.121
HB = x 86000 kg = 7677.836 kg
1031.854

121.914
HC = x 86000 kg = 10160.938 kg
1031.854

166.073
HD = x 86000 kg = 13841.375 kg
1031.854

234.414
HE = x 86000 kg = 19537.264 kg
1031.854

346.036
HF = x 86000 kg = 28840.414 kg
1031.854

Momen yang terjadi akibat Gaya Horizontal:

1 1 1
M=
2(hi+ Hi
β ) β
= 3.279

1
MA = ( 12+3.279 ) m x 5942.174 kg = 45395.238 kgm
2

1
MB = ( 10+3.279 ) m x 7677.836 kg = 50976.992 kgm
2

1
MC = ( 8+3.279 ) m x 10160.938 kg = 57302.610 kgm
2

1
MD = ( 6+3.279 ) m x 13841.375 kg = 64217.059 kgm
2

1
ME = ( 4 +3.279 ) m x 19537.264 kg = 71105.872 kgm
2

MARIA G RACO - 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

1
MF = ( 2+3.279 ) m x 28840.414 kg = 76124.273 kgm
2

Maka, untuk desain tulangan digunakan Mmax = 76124.273 kgm

 Perhitungan Efisiensi Tiang Pancang


Perhitungan daya dukung tanah untuk pondasi tiang pancang adalah:
qult = Qujung + Qgesekan

Data:
C = 0 (tanah pasir)
γ = 1.85 t/m3

ɸ = 34֯

B = lebar tiang pancang = 50 cm = 0.5 m

Atiang = 0.5 m x 0.5 m = 0.25 m2

Perhitungan Q terhadap beban di atasnya

ɣ = 1.85 t/m3

ɸ = 34֯

9.149 m

MARIA G RACO - 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

- Untuk pasir lepas, Dc = 10 d; dimana d = diameter = 0.50 m


Dc = 10 (0.50 m)
=5m (L = 5 m)
PV = γ xL
= 1.85 t/m3 x 5 m
= 9.25 t/m2
- Luas PV diagram

1
LI (bagian segitiga) = x 5 m x 9.25 t/m2 = 23.125 t/m
2
LII (bagian persegi) = 4.487 m x 9.25 t/m2 = 41.505 t/m
Total = 64.63 t/m
Maka,

Qujung = qujung x Aujung qujung = PV x Nq


L/D = 9.141/0.5 = 18.282 19

Dengan L/D = 19 dan ɸ = 34֯ maka dari grafik 8.20 B.M.Das Fourth Edition,
diperoleh Nq = 44.
Pada grafik 8.21 B.M.Das Fourth Edition, diperoleh K =1.4
Jadi,
qujung = 9.25 t/m2 x 44
= 407 t/m2
Aujung = (0.5 m x 0.5 m)
= 0.25 m2
Sehingga,
Qujung = 407 t/m2 x 0.25 m2
= 101.75 ton
Qgesekan = K tg δ x keliling x luas PV diagram tg δ = 0.45 (untuk beton)

- Keliling = 2 π r
22 0.5 m
=2x x
7 2
= 1.571 m

Qgesekan = 1.4 x 0.45 x 1.571 m x 64.63 t/m


= 63.966 ton
Jadi,
MARIA G RACO - 14021101180
PERENCANAAN PELABUHAN

qult = Qujung + Qgesekan


= 101.75ton + 63.966 ton
= 165.716 ton
Diambil Faktor Keamanan =2
Sehingga didapat Qizin = 165.716 ton x 2
= 331.432 ton

 Mencari Daerah Aman Retaining Wall (Tembok Penahan Tanah)


Untuk mencegah berkurangnya kekuatan tiang pancang, maka dipasang RIP – RAP sampai
batas daerah aman Retaining Wall.
Rumus :
ε = Arc tg Kh’

dimana,

γ
Kh’ = Kh
γ −1

Kh = Koefisien Gempa

= 0.05

γ = 1.85 t/m3

ɸ = 34֯

1.85
Kh = x 0.05
1.85−1

= 0.109

Jadi,

ε = Arc tg Kh’
= Arc tg (0.109)

MARIA G RACO - 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

= 6.221°
Letak daerah aman
ɸ−ε = 34° - 6.221°

= 28°

Gambar 15. Letak Daerah Aman

 Penulangan Tiang Pancang


Gaya yang bekerja dan yang diperhitungkan adalah beban vertikal dan momen maksimum,
yaitu pada kepala tiang pancang.
Diketahui:
Total gaya vertikal = Q = N = 331.432 ton = 331432 kg = 3250237.632 N
Mmaks = 55143.030 kgm
Direncanakan menggunakan baja U-48 dan beton K-225
Eksentrisitas
Mu 55143.030 kgm
e = = = 0.166 m = 166.378 mm
Nu 331432 kg
Luas Pile (Ac)
Ac = 500 mm x 500 mm
= 250000 mm2
Kuat Tekan Beton = 25 Mpa
ɸ = 0.85
Q 3250237.632 N
= = 0.72
ɸ× Ac ×0.85 fc ' 0.85× 250000 mm2 × 0.85 ×25 MPa
Q e 166.378mm
× = 0.72 x = 0.240
ɸ× Ac ×0.85 fc ' h 500 mm

MARIA G RACO - 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Dari grafik dan tabel perhitungan beton bertulang diperoleh


Fc’ = 25 Mpa β=1.20 ; r = 0.01
ρ = r × β = 0.01 x 1.20 = 0.012

Luas Tulangan,

As = ρ x Ac = 0.012 x 250000 mm2 = 3000 mm2

 Perhitungan Tulangan pada Balok Penghubung Antar Tiang Pancang


Analisa Pembebanan

- Akibat Beban Mati


Beban plat Poer : 3 m x 3 m x 0.2 m x 2400 kg/m3 = 4320
kg/m
Beban Balok : 3 m x 0.3 m (0.5-0.2) x 2400 kg/m3 = 648 kg/m
DL = 4968
kg/m
- Akibat Beban Hidup
LL = 3 m x 3 m x 250 kg/m3 = 2250 kg/m

Jadi,

qu = 1.2 DL + 1.6 LL

= 1.2 (4968) + 1.6 (2250)

= 9561.6 kg/m

Momen yang terjadi:

1 1
- Momen tumpuan = x q x l2 = x9561.6 x 32 = 3585.60 kgm
24 24
1 1
- Momen tumpuan = x q x l2 = x9561.6 x 32 = 8605.44 kgm
10 10

MARIA G RACO - 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

1 1
- Momen lapangan = x q x l2 = x9561.6 x 32 = 7823.13 kgm
11 11
1 1
- Momen lapangan = x q x l2 = x9561.6 x 32 = 5378.40 kgm
16 16

Untuk perencanaan digunakan momen desain:

M Tumpuan, Mu = 8605.44 kgm

M Lapangan, Mu = 7823.13 kgm

2. Desain Tulangan Balok


a. Penulangan pada daerah tumpuan
Data:
Mmax = 8605.44 kgm
Mu = 1.5 x 8605.44 kgm
= 12908.16 kgm 50 cm

= 1265858072.64 Nm
= 126585807.264 Nmm
Fc’ = K250
= 250 kg/cm2
= 25 MPa
Fy = U32
= 4000 kg/cm2
= 400 MPa
d’ = 5 cm = 50 mm
d= 50 cm – 5 cm
= 45 cm = 450 mm
Es = 200000 MPa

Menghitung Tulangan Balance


Rumus:
0.003
Xb = fy x d
0.003+
Es
MARIA G RACO - 14021101180
PERENCANAAN PELABUHAN

0.003
= 400 x 450
0.003+
200000
= 270 mm
Ab = β 1 x Xb ; untuk fc’ = 25 MPa < 30 MPa
Dimana,
β1 = 0.85

Ab = 0.85 x 270 mm

= 229.5 mm

Asmax = 0.75 x Ab

= 0.75 x 229.5 mm

= 172.125 mm

T =C

As1 x fy = 0.85 x fc’ x b x Asmax

As1 x 400 = 0.85 x 25 x 300 x 172.125

As1 = 2743.242 mm2

Kekuatan Nominal Penampang

Rumus:

Asmax
Mn1 (
= As1 x fy x d−
2 )
172.125
(
= 2743.242 x 400 x 450−
2 )
= 399347483.3 Nmm

Mu 126585807.264 Nmm
=
∅ 0.85

MARIA G RACO - 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

= 148924479.1 Nmm

Mu
Mn2 = - Mn1

= 148924479.1 - 399347483.3

= -250423004.2 Nmm

Karena negatif maka tidak perlu tulangan tekan

- Untuk Tarik, gunakan tulangan 8Ø22


As = 8 x (1/4) x π x (22)2

= 3041.062 mm2 > 2743.2422 mm2 (OK)

- Walaupun dalam perhitungan tidak perlu dipasang tulangan tekan, namun


dalam memudahkan pekerjaan tetap di pasang 4Ø22

b. Penulangan pada daerah lapangan


Data:

Mmax = 7823.13 kgm

Mu = 1.5 x 7823.13 kgm 50 cm

= 11734.695 kgm

= 115078046.722 Nm

=115078046.722 Nmm

Fc’ = K250
= 250 kg/cm2
= 25 MPa
Fy = U32
= 4000 kg/cm2
= 400 MPa
d’ = 5 cm = 50 mm

MARIA G RACO - 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

d= 50 cm – 5 cm
= 45 cm = 450 mm
Es = 200000 MPa

Menghitung Tulangan Balance


Rumus:
0.003
Xb = fy x d
0.003+
Es
0.003
= 400 x 450
0.003+
200000
= 270 mm
Ab = β 1 x Xb ; untuk fc’ = 25 MPa < 30 MPa
Dimana,
β1 = 0.85

Ab = 0.85 x 270 mm

= 229.5 mm

Asmax = 0.75 x Ab

= 0.75 x 229.5 mm

= 172.125 mm

T =C

As1 x fy = 0.85 x fc’ x b x Asmax

MARIA G RACO - 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

As1 x 400 = 0.85 x 25 x 300 x 172.125

As1 = 2743.242 mm2

Kekuatan Nominal Penampang

Rumus:

Asmax
Mn1 (
= As1 x fy x d−
2 )
172.125
= 2743.242 x 400 x 450−( 2 )
= 399347483.3 Nmm

Mu 115078046.722 Nmm
=
∅ 0.85

= 135385937.3 Nmm

Mu
Mn2 = - Mn1

= 135385937.3 - 399347483.3

= -263961546 Nmm

Karena negatif maka tidak perlu tulangan tekan

- Untuk Tarik, gunakan tulangan 8Ø22


As = 8 x (1/4) x π x (22)2

= 3041.062 mm2 > 2743.2422 mm2 (OK)

- Walaupun dalam perhitungan tidak perlu dipasang tulangan tekan, namun


dalam memudahkan pekerjaan tetap di pasang 4Ø22

3. Perhitungan Penulangan Plat Lantai Dermaga


Tebal Plat = 30 cm
MARIA G RACO - 14021101180
PERENCANAAN PELABUHAN

Pembebanan ditinjau per satu meter:


- Beban Hidup (LL) = 2.0 t/m2 x 1 m = 2 t/m
- Beban Mati (DL) = 0.30 m x 2.4 t/m3 x 1 m = 0.72 t/m

qu = 1.2 DL + 1.6 LL
= 1.2 (0.72) + 1.6 (2)
= 4.064 t/m

Asumsi : Plat dianggap terjepit elastis pada keempat sisinya oleh balok yang ada (Type
II. PBI - 71. hal 203
3.0 m
Ly
= 1
Lx
Ly
3.0 m

Lx

Iy 3
= =1 plat 2 arah (panel tipe II)
Ix 3

Perhitungan momen :

Keempat sisinya menerus. tabel tipe II

o MLx = + 0,001 * qu * I x 2 * 21
= + 0,001 *4,064 * (3,0)2 * 21

MARIA G RACO - 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

= + 0,7681 tm
o MLy = + 0,001 * qu * I x 2 * 21
= + 0,001 * 4,064 * (3,0)2 * 21
= + 0,7681 tm
o Mtx = - 0,001 * qu * I x 2 * 52
= - 0,001 * 4,064 * (3,0)2 * 52
= - 1,9020 tm
o Mty = - 0,001 * qu * I x 2 * 52
= - 0,001 * 4,064 * (3,0)2 * 52
= - 1,9020 tm

Jadi, momen desain tulangan arah X = Y untuk :


o Tumpuan : Mdesain = 1,9020 tm
o Lapangan : Mdesain = 0,7681 kgm

a. Penulangan pada daerah tumpuan

M φ8−16mm

4 φ16mm
h = 300 mm
sengkang φ 8 mm
b = 1000 mm

Data - data :
Mdesain = 1,9020 tm = 18652248,3 Nmm
fc' = 25 MPa
fy = 400 MPa
h =30 cm = 300 mm
d’ = 5 cm = 50 mm
d = 300 mm – 50 mm = 250 mm
Es = 200000 MPa

MARIA G RACO - 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Menghitung Tulangan Balance


Rumus :
0.003
∗d
Xb = fy
0.003+
Es
0.003
∗250
= 400
0.003+
200000
= 150 mm

fy
ε sb =
Es
400
=
200000
= 0.002

X ada = 0.75 * Xb
= 0.75 * 150 mm
= 112.5 mm

X = β1 * X ada
Dimana,
β1 = 0.85 untuk fc’ < 30 MPa
a = 0.85 * 112.5 mm
= 95.625 mm

T =C
8∗1
C = As1 . fy As1 = ∗π∗φ2
4
8∗1
= 1608.5 mm² * 400 MPa = ∗π∗(16)2
4
= 643400 N =1608.5 mm²

∑M =0
Mn1 = C * (d- 0.5 * a)
MARIA G RACO - 14021101180
PERENCANAAN PELABUHAN

= 643400 N * (250 mm – 0.5 * 95.625 mm)


= 130087437.5 Nmm

Cek :
Mu
Mn1 < (Syarat tulangan rangkap)

Mu 18652248.3 Nmm
=
∅ 0.85
= 21943821.53 Nmm
Mn1 = 130087437.5 Nmm
Mu
Mn1 < tulangan tekan tidak leleh

Walaupun demikian, demi keamanan tetap di pasang tulangan tekan.

Kontrol Jarak dan Lebar :


8 φ+7∗ jarak tulangan+ selimut beton<b
8 * 1.6 cm + 7 * 8.4823 cm + 3 cm < 100 cm
75.1761 < 100 cm ( Ok )

b. Penulangan pada daerah tumpuan

M φ4−16mm

6φ16mm
h = 300 mm
sengkang φ 8 mm
b = 1000 mm

MARIA G RACO - 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

Data - data :
Mdesain = 0.7681 tm = 7532487,865 Nmm
fc' = 25 MPa
fy = 400 MPa
h =30 cm = 300 mm
d’ = 5 cm = 50 mm
d = 300 mm – 50 mm = 250 mm
Es = 200000 MPa

Menghitung Tulangan Balance


Rumus :
0.003
∗d
Xb = fy
0.003+
Es
0.003
∗250
= 400
0.003+
200000
= 150 mm

fy
ε sb =
Es
400
=
200000
= 0.002

X ada = 0.75 * Xb
= 0.75 * 150 mm
= 112.5 mm

X = β1 * X ada
Dimana,
β1 = 0.85 untuk fc’ < 30 MPa
a = 0.85 * 112.5 mm
= 95.625 mm

MARIA G RACO - 14021101180


PERENCANAAN PELABUHAN

T =C
6∗1
C = As1 . fy As1 = ∗π∗φ2
4
6∗1
= 1206.4 mm² * 400 MPa = ∗π∗(16)2
4
= 4825600 N =1206.4 mm²

∑M =0
Mn1 = C * (d- 0.5 * a)
= 4825600 N * (250 mm – 0.5 * 95.625 mm)
= 97567600 Nmm

Cek :
Mu
Mn1 < (Syarat tulangan rangkap)

Mu 7532487.865 Nmm
=
∅ 0.85
= 8861750.429 Nmm

Mu
Mn1 > tulangan tekan tidak leleh

Walaupun demikian, demi keamanan tetap di pasang tulangan tekan.

MARIA G RACO - 14021101180

Anda mungkin juga menyukai