Pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang
dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat untuk
bongkar muat barang, kran- kran (crane )untuk bongkar muat barang, gudang laut (transito) dan
tempat- tempat penyimpanan dimana kapal membongkar barang muatannya, dan gudang- gudang
dimana barang- barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama selama menunggu
pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan.
Pelabuhan merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu wilayah atau Negara dan
sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau atau bahkan antar Negara, benua dan
bangsa.
Lokasi pelabuhan ditetapkan dengan memperhatikan :
a) Arah angin
b) Keadaan tinggi gelombang
c) Perbedaan pasang surut
d) Kemungkinan adanya perluasan pelabuhan
e) Luas perairan di muka pelabuhan untuk memutar kapal
f) Keamanan terhadap kebakaran
g) Strategi
h) Pemeriksaan keadaan tanah
ARAH ANGIN
Dalam perencanaan sesungguhnya, arah angin ditentukan dengan melakukan survey
menggunakan alat anemometer sehingga nantinya bisa didapat arah angin dominan dan
besarannya. Dalam tugas ini, arah angin dominan, durasi dan kecepatannya sudah ditentukan.
Arah angin diukur 45⁰ dari arah utara searah jarum jam. Arah angin laut yang digunakan adalah
angin dari arah laut pada titik yang direncanakan akan dibangun pelabuhan.
Tabel 1 - Tinggi gelombang yang diperkenankan dikaitkan dengan besar ukuran dan jenis
kapal
Untuk tinggi gelombang yang terjadi pada suatu titik P dalam kolam pelabuhan dapat juga
dihitung dengan rumus (formula Stevenson).
Catatan : Persamaan diatas tidak berlaku untuk titik yang berjarak kurang dari 15 m dari mulut.
Bila ternyata dalam perhitungan Hp > H izin = 0.6 m, maka perlu dipasang “Breakwater” agar air
dalam kolam pelabuhan lebih tenang. Breakwater dipengaruhi oleh ombak, berupa :
Gaya tekan hidrostatik, yang besarnya tergantung dari naik dan turunnya ombak.
Gaya tekan dinamis, yang menjelma dengan pecahnya ombak.
Jadi,
D = 20%L + L
dimana,
L = Panjang kapal
Dalam perencanaan tugas ini, dipakai ukuran kapal yang terbesar yaitu PASSENGER : 20000 GT
dengan L = 198 m, jadi :
D = 20%L + L
D = (20/100)*(198m)+(198m) = 237,6m
R min = ½*D
R min = ½*312m =118,8m
STRATEGI
Pada perencanan pelabuhan, tidak hanya diperlukan strategi ekonomi, tapi perlu pula
strategi pertahanan dan keamanan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, kita dapat
membuat beberapa sketsa rencana penempatan pelabuhan yang tepat dan mendekati sempurna.
Perlu pula diperhatikan jaringan lalu lintas yang sudah ada agar tidak terganggu.
FETCH EFEKTIF
Pada perencanaan pelabuhan ini, data mengenai gelombang tidak diperoleh. Untuk itu diperlukan
menghitung “fetch efektif” guna memperoleh data tersebut. Fetch adalah jarak antara terjadinya
angin sampai lokasi gelombang tersebut. Dengan diperolehnya fetch efektif, ditambah data
mengenai kecepatan angin berhembus, maka dapat diketahui tinggi gelombang pada lokasi
pelabuhan dengan menggunakan grafik (terlampir).
Cara perhitungan / pembuatan fetch efektif yaitu :
a) Dari lokasi yang akan direncanakan dibuat pelabuhan, ditarik garis lurus yang sejajar arah angin
yang ada.
b) Dari garis tersebut, dapat dilihat 2 kemungkinan :
Garis tersebut akan mengenai daratan
Garis tersebut tidak akan mengenai daratan
c) Selanjutnya buat garis lurus yang membentuk sudut 45˚ dengan garis sejajar arah angin tersebut,
ke arah kiri dan kanan.
d) Sudut 45˚ tersebut kemudian dibagi dalam beberapa segmen yang sudutnya 5˚ sehingga
terdapat beberapa garis lurus.
e) Apabila dari garis-garis lurus tersebut ada garis yang tidak mengenai daratan/pulau, diganti
dengan garis yang baru dengan sudut tertentu dengan arah kedaratan/pulau.
f) Ukur panjang garis dari lokasi pelabuhan sampai ke ujung seberang yang berpotongan tegak
lurus dari arah angin (Xi).
g) Hitung cosinus sudut tersebut.
h) Buat dalam bentuk tabel.
Catatan :
Garis yang mengenai daratan adalah garis dimana jika mengena daratan maka arah
anginnya akan kembali.
Garis yang tidak mengenai daratan adalah
garis dimana jika tidak mengena daratan
maka arah angin akan terus.
Peta yang digunakan untuk menghitung fetch efektif perlu diperhatikan skalanya. Dalam
tugas ini, peta yang digunakan dicetak sehingga skalanya menjadi 1:1000 (1 cm pada peta
= 1000 meter di lapangan). Hal ini dapat diperiksa pada skala batang yang ada pada peta
seperti pada Gambar 3.
R1 cos α1 = 6,0104 km
Fetch Efektif =
∑ Ri cos a = 286,7432 =16,9645437 km
∑ cos a 16,9025
TINGGI GELOMBANG
UL = 45 knots = 23,15 m/det
Untuk mengetahui nilai UW perlu diketahui nilai RL terlebih dahulu. Nilai RL dapat dicari
menggunakan bantuan Grafik hubungan kecepatan angin di darat dan laut. (“Perencanaan
Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 124)
0,92
23,15
Interpolasi :
X2 = 25
Y1 = 0
Y2 = 1,9
Dit : Y
(Y 2−Y 1)
Penyelesaian : Y = ( X−X 1 ) +Y 1
(X 2−X 1)
(1,9−0)
Y= (23,15 -20) + 0
(25−20)
1,9
Y= 3,15
5
Y = 1,197
Dik : X = 2
X1 = 0
X2 = 2,4
Y1 = 0,5
Y2 = 1,0
Dit : Y
(Y 2−Y 1)
Penyelesaian : Y = ( X−X 1 ) +Y 1
(X 2−X 1)
(1−0,5)
Y= (2 -0) + 0,5
(2,4−0)
0,5
Y= ( 2 ) +0,5
2,4
Y = 0,92
UW = RL * UL
= 0,92 * 23,15
= 21,298 m/s
UA = 0,71 Uw ^(1.23)
= 0,71 (21,298)^1.23
= 30,557 m/s
Setelah didapat nilai UA, berikutnya akan dicari nilai tinggi gelombang (Ho) dan periode
gelombang (T). Nilai tersebut dapat dicari dengan menggunakan grafik peramalan gelombang
(Gambar 3.27. “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 128) untuk :
UA = 30,557 m/s dan fetch efektif = 16,96 km diperoleh :
Grafik Merah
Dari grafik 2 di dapat :
Cara 2
Plot nilai Fetch Efektif pada garis vertical dibagian kanan grafik, kemudian tarik garis dari
titik tersebut ke arah kiri grafik . Garis yang dibuat harus sejajar dengan garis nilai durasi
kecepatan angin yang ada pada grafik.
Plot Tegangan angin pada garis horizontal da bagian bawah grafik, kemudian tarik hingga
bersentuhan dengan garis Fetch Efektif yang telah dibuat sejajar dengan garis nilai durasi
kecepatan angin.
Titik persilangan garis tersebut akan menentukan nilai tinggi gelombang atau periode.
Dari cara 1 dan cara 2, hasilnya memiliki nilai berbeda. Dan dari cara tersebut, kita mengambil
nilai tinggi gelombang tau periode yang nilainya tinggi.
Keterangan :
UL = kecepatan angin di darat (m/s)
UA = faktor tegangan angin
UW = kecepatan angin di laut (m/s)
Selain berdasarkan UA dan fetch efektif, perhitungan Ho dan T bisa juga berdasarkan data UA dan
durasi dengan menggunakan grafik yang sama, yaitu untuk :
UA = 30.557 m/s dan durasi 4 jam, diperoleh :
Tinggi Gelombang (Ho) = 3,5 meter
Periode (T) = 7.72 detik
Dari ke tiga data yang di dapat untuk nilai Ho dan T diatas diambil nilai yang lebih besar, sehingga
tinggi dan periode gelombang adalah :
Grafik Hijau
Dari grafik 4 di dapat :
Tinggi Gelombang (Ho) = 3.5 m
Periode (T) = 7.72 detik
Dik:
X = 0.3 y1 = 8
X1 = 1.1 y2 = 7
X2 = 0
( 8−7 ) (0.3−1.1)
y= +7
(0−1.1)
y=7.72
Dalam peraturan perencanaan pelabuhan, jenis kapal berpengaruh pada ukuran tinggi gelombang
ijin. Dalam tugas ini direncanakan 4 jenis kapal yang akan berlabuh:
CONTAINE
DATA PASSENGER CARGO R DRY BULK
20000 GT 10000 DWT 15000 DWT 20000 DWT
Panjang Kapal (m) 198 137 201 170
Lebar (m) 24.7 19.9 27.1 23.7
Draft (m) 7.5 8.5 10.6 9.8
Tabel 3. Data Kapal yang akan Berlabuh
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, tabel hal 37)
Ukuran Tinggi
Ukuran Kapal
Gelombang
Kapal : 1000 DWT Maks. 0,2 m
Barang Kapal : (1000-3000) DWT Maks. 0,6 m
padat umum Kapal : (1300-15000)DWT Maks. 0,8 m
Kapal Ro/Ro (Roll on/Roll off) Maks. 0,2 m
Barang Kapal Tanker (uk. 50.000
Maks. 1,2 m
Cair/gas DWT)
LASH (Lighter Aboard Ship)
Barang Kapal Peti Kemas
Maks 0,6
Khusus BACAT (Barge Aboard
Catamaran)
Tabel 4. Tinggi Gelombang yang diperkenankan dengan besar ukuran dan jenis kapal
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Kramadibrata, hal 144)
Data didapat dari peta tugas, untuk jarak kedalaman mis. -14.28 m = 0.0587 cm (pada aplikasi autoCAD)
dengan skala 1:1000 sehingga untuk
= 5870 cm
= 59 m
cm m m
1 0 0 0
2 0.0119 12 -1.785
3 0.0146 15 -3.57
4 0.0182 18 -5.355
5 0.0219 22 -7.14
6 0.041 41 -8.925
7 0.0473 47 -10.71
8 0.0516 52 -12.495
9 0.0587 59 -14.28
Pe rhi tung an ke dal am an l aut pada potonga n I- I
Ca tatan : Skala P eta 1: 10 00
Jarak dari dar atan Ke dal aman
No
Tabel 5.
( cm) (m ) (m)
1 0 0 0
2 0.0 11 7 6 1 1 .76 -1
3 0.0 23 5 2 2 3 .52 -2
4 0.0 35 2 8 3 5 .28 -3
5 0.0 47 0 4 4 7 .04 -4
6 0 .05 8 8 58 .8 -5
7 0.0 70 5 6 7 0 .56 -6
8 0.0 82 3 2 8 2 .32 -7
9 0.0 94 0 8 9 4 .08 -8
10 0.1 05 8 4 1 0 5.8 4 -9
11 0 .11 7 6 1 1 7.6 - 10
0
0 12 15 18
Jarak
22
(m) 41 47 52 59
-2
Kedalaman (m) -4
-6
-8
-10
-12
-14
-16
Jarak (m)
Panjang Gelombang Lo
Rumus:
Lo = 1.56 x T2
Diketahui:
T = 7.72 detik
Lo = 1.56 x 7.722
= 92.97 m
≈ 93 m
Kelandaian = 0.02
Periode (T) = 7.72 detik
Tinggi gelombang (Ho) = 3.5 m
Rumus:
= 0.00598
Dari grafik (sumber: “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo hal. 117) diperoleh:
Hb = 1.15 x Ho
= 1.15 x 3.5 m
= 4.025 m
Rumus:
= 0.00688
Selanjutnya untuk menentukan kedalaman gelombang pecah, dari grafik “Penentuan Kedalaman
Gelombang Pecah” (Sumber : Perencanaan Pelabuhan oleh Bambang Triatmodjo, hal. 118)
diperoleh:
db/Hb = 1.195
db = Hb x 1.195
= 2.96 x 1.195
= 3.54 m
Jadi, kedalaman gelombang pecah (db) = 3.54 m
ENERGI GELOMBANG
Energi gelombang terdiri dari energi kinetic dan energi potensial.
Maka diperoleh :
(maximum draft). Dari kapal yang tertambat dengan jarak aman / ruang bebas (clearance) sebesar 0,8 –
1,0 m di bawah lunas kapal.
Taraf dermaga ditetapkan antara 0,5 – 1,5 m di atas air pasang sesuai dengan besarnya kapal.
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Karmadibrata, hal 310).
Data yang digunakan adalah data kapal yang paling maksimum, sehingga untuk panjang dan lebar
kapal akan digunakan data kapal minyak sedangkan untuk data sarat kapal digunakan data Container :
Diketahui :
Kapal Berat Panjang Lebar Draft (m)
(m) (m)
Passenger 20.000 GT 198 24.7 7.5
Cargo 10.000 DWT 137 19.9 8.5
Container 15.000 DWT 201 27.1 10.6
Dry Bulk 20.000 DWT 170 23.7 9.8
Clearance :1m
Tinggi ombak : 3.5 m
Kedalaman Perairan :
h = Sarat kapal + beda pasang surut + clearance +1/3 tinggi ombak
= 7.5 + 1 + 1 + 1/3*3.5
= 10.67 m
Sarat kapal
Draft
10,6m
H=13,76m
Gerak vertical akibat:
Beda pasang surut: 1,0m
Gelombang : 1/3 * 3,5 m = 1,16
Clearance 1,0m
Jadi,
= 14,976 m
Sarat kapal
H=13,76m Draft
10,6m
Clearance 1,0m
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Alur pelayaran yang dalam hal ini menggunakan dua jalur untuk melayani kapal yang akan masuk ke
kolam pelabuhan. Dalam perencanaan ini, kapal dengan lebar terbesar yang akan beroperasi adalah
Container : 20000 DWT = 27,1 m.
a. Menghitung lebar alur untuk 2 jalur
R=0,75 L
R=0,75 (184,7 )
R=138,525m
dimana,
Lp = panjang dermaga
Loa = panjang kapal yang ditambat
n = jumlah kapal yang ditambat
Dalam tugas ini, ada 4 jenis kapal yang direncanakan akan berkunjung, sehingga perencanaan jumlah
tambatan harus dihitung sesuai kebutuhan
λ 0,00136
Jumlah Tambatan (N) = μ = 0,00167 = 0,814 tambatan
1
ρ=0,814<1
1
ρ=0,241<1
Jumlah tambatan yang dibutuhkan = 1 buah
λ 0,000135
Jumlah Tambatan (N) = μ = 0,00112 = 0,091 tambatan
1
ρ=0,121<1
λ 0,000163
Jumlah Tambatan (N) = μ = 0,003 = 0,054 tambatan
1
ρ=2,31< 1
Untuk hasil perhitungan dan berdasarkan draft dari tiap kapal akan dibuat:
- 1 tambatan untuk Kapal Passenger
- 1 tambatan untuk Kapal Cargo
- 1 tambatan untuk Kapal Dry Bulk
- 1 tambatan untuk Kapal Container
Untuk tugas, kapal Container dan kapal Dry Bulk akan dibuat 1 dermaga karena memiliki draft yang
hampir sama sehingga memungkinkan kapal- kapal tersebut bisa bertambat pada dermaga yang sama.
Untuk kapal Passenger akan kapal Cargo akan dibuat 1 dermaga karena memiliki draft yang hampir sama
juga.
Jadi dari hasil perhitungan di atas maka jumlah tambatan yang dibutuhkan sebanyak 4 buah
Panjang Dermaga
Tambatan untuk Kapal Passenger
Lp=n Loa+ ( n+ 1 ) × 10 % × Loa
= 1 x 198 m + (1+1) x 10% x 198 m
= 237.8 m
Lebar Dermaga
Dalam merencanakan lebar dermaga banyak ditentukan oleh kegunaan dari dermaga
tersebut, ditinjau dari jenis volume barang yang mungkin ditangani pelabuhan / dermaga
tersebut. Diambil lebar dermaga 20 m untuk jalan kendaraan dan gudang barang.
PENGERUKAN
Pengerukan diperlukan bila perairan di lokasi pelabuhan lebih kecil (dangkal) dari kedalaman
perairan rencana sesuai dengan ukuran kapal yang akan berlabuh. Untuk tugas ini tidak dilakukan
pengerukan karena lokasi dermaga diambil sesuai kedalaman rencana yaitu kedalaman 13,76 m.
PERENCANAAN BREAKWATER
Breakwater adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari
gangguan gelombang.
Perencanaan breakwater sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam yang dilindungi oleh
lapisan pelindung (armour) berupa batu besar atau beton dengan bentuk tertentu. Beton dan batu
buatan terdiri dari :
Tetrapod -- mempunyai empat kaki yang berbentuk kerucut terpancung
Tribar -- mempunyai tiga kaki yang saling dihubungkan dengan lengan
Ouddripod -- mempunyai bentuk mirip tetrapod tetapi sumbu-sumbu dari ketiga kakinya
berada pada bidang datar
Dolos -- terdiri dari dua kaki saling silang menyilang dan dihubungkan dengan lengan
Dalam perencanaan breakwater, dipilih model “Rubble Mound” karena memiliki keuntungan :
Elevasi puncak bangunan rendah
Gelombang refleksi kecil
Kerusakan berangsur-angsur
Perbaikan murah
Harga murah
Tabel 12
Tabel 13
Lapisan II :
W 1 10789
W2 = = = 1078.9 lbs
10 10
Lapisan III :
W 1 10789
W3 = = = 17.98 lbs
600 600
1078.9 13
Lapis 2 B2 = 3∗1.15∗ (
165 )
= 1.869 ft = 0.569 m ≈ 0.6 m
17.98 13
Lapis 2 B3 = 3∗1.15∗ (
165 ) = 0.477 ft = 0.145 m ≈ 0.1 m
Di interpolasi tinggi tetrapod (H) dari berat butir tetrapod senilai 3,5 ton berdasarkan Tabel 5.4.
Variabel lain dihitung menggunakan rumus sesuai Tabel 5.4.
H=1.95− ( 5−3.5
5−2 )
( 1.95−1.44 )=1.69 m
W (ton)
Lapisan II :
W1 5
W₂ = = = 0,5 t
10 10
Lapisan III :
W1 5
W₃ = = = 0,025 t
200 200
T = m * KA ( W/ γr ) 1/3
m = Jumlah armour – 1 = 3 – 1 = 2
2
50 2,4 3
N 1=10 x 2 x 1,04 1− [ 100 ][ ]
5,0
=6
2
37 2,65 3
N 2=10 x 3 x 1,15 1−
100[ ][ ]
0,5
=66
H
/L = 3,5 / 93 = 0,04
tgθ = 1,5
1,5
Ir = = 7,73 ≈ 7,7
( 3,5/93 )0.5
Diinterpolasi nilai Ir =7.7 untuk memperoleh nilai R/H pada grafik run-up gelombang.
Dik:
X = 3.78 y1 = 1
X1 = 10.67 y2 = 0.77
X2 = 0
( 0.77−1 ) (3.78−10.67)
y= +1
(0−10.67)
y=0.85
R/H = 0.85
Dari grafik diatas, dapat diperoleh R/H = 0.85 → R = 0.85 * H = 0.85 * 3.5 m = 2.975 m
Elevasi crest min harus berada pada
R +2 * Zo = 2.34 + 2 * 1.5 = 5.34 m
Free board (jagaan) = ½ * tinggi gelombang
= ½ * 3.5
= 1.75 m
Elevasi crest sesudah ditambah freeboard = 5.34 m + 1.75 m = 7.09 m
Untuk perencanaan tinggi breakwater, dihitung untuk tiap STA dengan rumus :
Kedalaman Breakwater (h) = Tinggi breakwater rencana + (Elevasi crest sesudah ditambah free
board = 7.09 m)
Untuk mengeahui dimensi breakwater, peru dibuat potongan melintng setiap stasioning untuk
mengetahui tinggi breakwater pada bagian tengah (H), tinggi sisi kiri ( H kiri ¿ , tinggi sisi kanan (
H kanan ¿ , lebar bawah bagian kiri dan kanan ( Bkiri dan Bkanan ¿ . Untuk dimensi dapat dilihat pada
tabel berikut :
-20
-40
-60
Kedalaman
-80
-100
-120
-140
-160
STA
1
Cot θ = 1,5 = 2/3
tg(θ)
tg θ = 2/3 maka θ = 33,69
- e = d 2 +T 22
√ = √ 0.752 +1.32 = 1.501 m
B1 −B 2 2.7−1.6
- f = = = 0.55 m
2 2
- g = f 2 +T 12
√ = √ 0.552 +2.62 = 2.657 m
- h = ¿¿
(1.5 x 3.5)+7.09
=
sin 33.69
= 22.246m
T1
- i =f+ ( )
tgθ
2.6
= 0.55 + ( tg33.69 )
= 4.45 m
(i−T 1)
- j =
sin θ
(4.45−2.6)
=
sin 33.69
= 3.335 m
T2
- k =d+
tg θ
1.3
= 0.75 +
tg 33.69
= 2.70 m
- l = ( B−B2 )
3
–b
= ( 448.4−0.1
2 ) – 209.8
- Lapisan I Tetrapod
Luas = A1 + A2 + A3
T1
= (B1 + B2 + (2 x i) x ) + (B1 x i sin θ) + (m x (i sin θ)
2
2.6
(
= 2.7+ 1.6+ ( 2 x 4.45 ) x
2 )
+ (2.7 x 4.45 x sin 33.69 ) + ( 14.404 x ( 4.45 x sin33.69 ))
+ ( 1 ×sin θ ×o )
= 497.251 m2
Berat = 497.251 m2 x (165 x 0.016) t/m3
= 1312.743 t/m
Luas = C
139.9
= [ ( 448.4−( 2× 1 ) )+ 0.1 ] ×
2
= 31232.67 m2
Berat = 31232.67 x (165 x 0.016) ton/m³
= 82454.248 t/m
Jadi, Gaya Akibat Berat Sendiri Breakwater :
Σ W = W₁ + W₂ + W₃
= 130.122 t/m + 1312.743 t/m + 82454.248 t/m
= 83897.113 t/m
Untuk jalur selebar 1 m, total berat breakwater :
ΣW = 83897113 kg
W = c x v²
= (0,00256) x (23.15)²
= 1.372 t/m³
X₁
X₂
Jadi,
Total Gaya Vertikal :
ΣV = Akibat Berat Sendiri Breakwater
1) Terhadap Geser
∑ V tan θ
Syarat : ≥ 1,5
∑H
2) Terhadap Guling
M lawan guling
Syarat : >2
M guling
Gaya Gempa + Angin dianggap bekerja pada tengah breakwater.
M guling = ΣH . (143.8/2)
= 25207.719 x (143.8/2)
143.8 m ΣH
= 1812434.996 tm
ΣV
= 202.597 m
B
|e| = - x́
2
|e| = ( 448.4
2 )
– 202.597
= 21.597 m
|e| = 21.597 m < ē = 74.733 m (Ok)
F =Bx1m = 448.4 m2
M =ΣV x |e| = 83897.113 t/m x 21.597 m= 1811925.949 t
1 1
W = x 1 x B2 = x 1 m * (448.4 m)² = 33510.426 m3
6 6
83897.113 1811925.949
σ12 = +¿ ¿ ≤ σ tanah
448.4 33510.426
σ12 = 187.103 + 54.070 ≤ σ tanah
Kesimpulan :
Dari kontrol stabilitas breakwater terhadap daya dukung tanah tidak aman,sedangkan
kontrol terhadap geser, guling, dan eksentrisitas adalah aman.
Pemillihan tipe dermaga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani (dalam tugas ini
dermaga yang melayani penumpang dan barang seperti ; barang potongan dan peti kemas), ukuran
kapal, arah gelombang dan angin, kondisi topografi dan tanah dasar laut dan yang paling penting
adalah tinjauan ekonomi untuk mendapatkan bangunan yang paling ekonomis. Pada tugas ini
perencanaan struktur tambatan / dermaga menggunakan material beton bertulang yang dihitung
dengan pengaruh beban luar. Beban luar yang bekerja terdiri atas 2 komponen, yaitu :
Struktur penahan direncanakan terdiri atas konstruksi kelompok tiang pancang (pile group) dan
tembok penahan tanah (retaining wall). Dalam perencanaan, poer dan plat lantai dermaga ditahan
oleh kelompok tiang pancang.
dimana,
θ = sudut antara angin dan kapal =95֯
c = koefisien tekanan arus = 1.3
A = luas proyeksi arah melintang
= (kedalaman – draft) x lebar kapal terbesar
= (13.73 – 10.6) x 23.7 m
= 74.181 m2
B = luas proyeksi arah memanjang
= (kedalaman – draft) x panjang kapal terbesar
= (13.73 – 10.6) x 201 m
= 629.13 m2
Jadi,
1
R = x 1025 kg/m3 x 1.3 x (0.10 m/det)2 x ((74.181 m2 cos (90֯) + 629.13 m2 sin (90֯))
2
= 4191.578 kg.m/det2
= 419.158 kgf
(Sumber:
Untuk gaya Current Force (akibat arus) ini diambil ukuran kapal CONTAINER 20000 DWT,
dimana:
Panjang kapal = 201m
Sarat kapal = 10.6 m
10.6 m
201 m
= 201 m x 10.6 m
= 2130.6 m2
= 1.29
Interpolasi:
1.29−1.1
Cc = x (3.0 -5.0) + 5.0
1.5−1.1
= 3.61
Jadi,
= 35654.938 kgf
dimana,
h = kedalaman = 13.76 m
l = panjang gelombang = 93 m
Maka,
93 )
= -950.365 kgm
93 )
= 10862.717 kgm
2 2
F √
= ( F x ) +( F y)
-950.365 kgm
= √ (−950.365 )2 + ( 10862.717 )2
= 10904.211 kgm
dimana,
E = energi kinetik
W = berat kapal
g = percepatan gravitasi
v = kecepatan kapal saat bertambat pada sudut 95 dengan tambatan
*) untuk kapal besar biasamya kecepatan dihitung v = (7.5 – 15) cm/det dan untuk kapal kecil
diambil v = 30 cm/det.
Jadi,
π
Wa = x (10.6 m)2 x 201 m x 1.025 t/m3
4
= 17152.035 ton
maka,
W = 17152.035 ton + 20000
= 37152.035 ton
sehingga,
1 17152.035ton x (0.10 m/det )2
E = x
2 9.81m/det 2
= 87.421 tm
= 87421 kgm
Bolder adalah alat pengikat. Kapal yang merapat di dermaga akan ditambatkan dengan
menggunakan tali ke alat penambat yang disebut bollard. Pengikatan ini dimaksudkan untuk
menahan gerakan kapal yang disebabkan oleh angin dan arus. Gaya tarikan kapal pada alt penambat
yang disebabkan oleh tipuan angin dan arus pada badan kapal disebut dengan gaya tambat
(mooring forces). Bollard ditanam/diangker pada dermaga dan harus mampu menahan gaya tarikan
kapal.
(Sumber: “Perencanaan Pelabuhan” pleh Bambang Triatmodjo, hal 222)
Bollard
Bollard digunakan selain untuk mengikat pada kondisi normal dan pada kondisi badai, juga
dapat digunakan untuk mengarahkan kapal merapat dermaga atau untuk membelok/memutar
terhadap ujung dermaga. Supaya tidak mengganggu kelancaran kegiatan di dermaga (bongkar muat
barang) maka tinggi bolder dibuat tidak boleh lebih dari 50 cm diatas lantai dermaga. Bollard
diperhitungkan untuk memikul beban tarik lateral yang berupa momen. Beban lateral ini diteruskan
pada tiang pancang lewat poer pondasi.
Penulangan Bollard
Bollard diperhitungkan sebagai struktur yang oversteak yang memikul momen (beban lateral).
Direncanakan memikul beban Tarik lateral sebesar : F = 52549.391 kg
= 52549.391 kg x 0.30 m
= 15764.817 kgm
Faktor keamanan =3
= 47294.452 kgm
= 4729445.2 kgcm
b=h=D = 30 cm (direncanakan)
Tulangan disebar merata (δ) = 0.2
Material :
a. Mutu Beton K-225 σ ' bk = 225 kg/cm2
b. Mutu Baja U-32 σ∗au = 2780 kg kg/cm2
Selimut beton = 3 cm
Dengan cara ULTIMATE, berikut rumusnya:
h
Cu = Mu
√ 2 x KD x σ ' bk x b
30
= 4729445.2
√ 2 x 0.2 x 225 x 30
= 0.72
(Sumber: Tabel perhitungan kekuatan batas penampang beton bertulang oleh Ir.
Wiratman Wangsadinata)
Penulangan:
2 x KD x σ ' bk
As = q x b x h
σ∗au
dimana,
π D2
bxh =
4
π (30 cm)2
=
4
= 706.858 cm2
maka,
2 x 0.6 x 225
As = 0.0468 x 706.858 cm2 x
2780
= 3.21 cm2
As’ = As
Sehingga,
= 6.42 cm2
Jumlah Tulangan
1
Luas = π 20 2
4
= 314.159 mm2
= 3.142 cm2
6.42cm ²
n = 3.142cm ²
= 2.05
= 3 buah
- keliling tulangan = π x D = π x ( 30 – 3) cm
= 84.823 cm
= 8.482 cm
D = 15 mm
1
L = π (14)2
4
= 153.938 mm2
= 1.54 cm2
Sehingga,
9
n =
1.54
= 6 buah
= 18 cm
Panjang Penyaluran
Panjang penyaluran (panjang tulangan bollard) yang masuk pada POER pondasi dihitung
menurut PBI ’71 pasal 8.6 hal. 74 untuk batang polos, berlaku:
Rumus
A x σ∗au
Ld = 0.14 x > 0.013 D x σ∗au
√σ ' bk
Dimana,
D = Ø tulangan = 19 mm
2.835 x 2780
Ld = 0.14 x > 0.013 (1.9) x 2780
√ 225
= 73.559 > 68.666 OK
Bitt
Bitt digunakan untuk mengikat kapal pada kondisi cuaca normal. Jarak dan jumlah minimum
bitt untuk beberapa ukuran kapal diberikan dalam tabel di bawah ini.
PERENCANAAN FENDER
Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan di depan dermaga. Fender akan
menyerap energi benturan antara kapal dan dermaga. Gaya yang harus di tahan oleh dermaga
tergantung pada tipe dan konstruksi fender dan defleksi dermaga yang diizinkan.
Fender juga melindungi rusaknya cat badan kapal karena gesekan antara kapal dan dermaga
yang disebabkan oleh gerak kapal waktu merapat ke dermaga.
Fender harus dipasang sepanjang dermaga dan letaknya harus mengenai badan kapal. Karena
ukuran kapal berlainan, maka fender harus dibuat agak tinggi pada sisi dermaga.
Pada perencanaan tugas ini digunakan fender dari karet (Bridgeston Super Arch) tipe V.
Maka,
W = Wa + DWT
π
=( x D 2 x L x Wo ¿ + DWT
4
π 2
=( x( 10.6 m) x 201m x 1.025 t /m3 ¿ + 20000
4
= 38181.157 ton
Sehingga,
2
W xV
E = sin2 α
2g
38181.157 x (0.15)2
=
2 x 9.81
= 43.786 tm
Energi yang diserap oleh sistem FENDER dan dermaga biasanya ditetapkan atau 50% E,
setengah energi lain diserap oleh kapal dan air.
Jadi,
1
EF = x 43.786 tm
2
= 21.893 tm
Bidang Kontak waktu kapal merapat
= 0.08 x L
= 0.08 x 201 m
= 16.08 m
21.893
tm = 10.946 tm (digunakan fender
2
FV006-3-1)
E fender < E fender FV006-3-1 (Energi = 14 tm)
10.946 tm < 14 tm (ok)
Dari tabel dimensi kapasitas Fender Karet “Bridgestone Super Arch” (tipe V) diperoleh:
A = 200 cm
B = 225 cm
C = 64.5 cm
Gaya (R) = 86 ton
Energi (E) = 14 tm
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Kramadibrata 4.6 hal 414)
Jarak Fender
Diketahui kedalaman air = 13.76 m
Gambar 14.
Untuk perhitungan dpat dilihat pada Critical For Port & Harbour Facilities In Japan dan
Technical Standart For Port In Indonesia 1980
dimana,
1
N pada kedalaman ( )=N
β
Kh = 0.15 N
Untuk perencanaan konstruksi dermaga dipakai mutu beton K-300
E = 9600 √ σ ' bk = 9600 √ 300 = 166277 kg/cm4
1 1
I = x b x h3 = x 50 x 503 = 520833.33 cm4
12 12
Rumus:
Kh x D
β=4
√ 4 EI
- Untuk N = 4
Kh x D (0.15 x 4) x 50
β=4
√ 4 EI
=
√
4
4 x 166277 x 520833.33
= 0.00305
1 1
=
β 0.00305
= 327.869 cm = 3.279 m
- Untuk N = 6
Kh x D (0.15 x 6)x 50
β=4
√ 4 EI
=
√
4
4 x 166277 x 520833.33
= 0.00338
1 1
=
β 0.00338
= 295.858 cm = 2.959 m
- Untuk N = 7
Kh x D (0.15 x 7)x 50
β=4
√ 4 EI
=
√
4
4 x 166277 x 520833.33
= 0.00351
1 1
=
β 0.00351
= 284.900 cm = 2.849 m
- Untuk N = 9
Kh x D (0.15 x 9)x 50
β=4
√ 4 EI
=
√
4
4 x 166277 x 520833.33
= 0.00374
1 1
=
β 0.00374
= 267.380 cm = 2.674 m
1 1
Letak (kedalaman) diambil dari harga terbesar, yaitu = 3.279 m.
β β
berada di antara (0 – 4) meter. Jadi tiang pancang diasumsikan terjepit
pada kedalaman 3.279 meter dan harus ditanam pada kedalaman
minimal:
3 3
h = = = 914.913 cm = 9.149 m
β 0.003279
12 EI
Khi = 1
(hi+ ³
β )
- hD = (6 m + 9.149 m) = 15.149 m
12(166277)(520833.33)
KhD = = 166.073 kg/cm
(1514.9+327.869)³
- hE = (4 m + 9.149 m) = 13.149 m
12(166277)(520833.33)
KhE = = 234.414 kg/cm
(1314.9+327.869)³
- hF = (2 m + 9.149 m) = 11.149 m
12(166277)(520833.33)
KhF = = 346.036 kg/cm
(1114.9+ 327.869) ³
Maka,
= 1031.854 kg/cm
Rumus:
Khi
Hi = xR
∑ Khi
71.296
HA = x 86000 kg = 5942.174 kg
1031.854
92.121
HB = x 86000 kg = 7677.836 kg
1031.854
121.914
HC = x 86000 kg = 10160.938 kg
1031.854
166.073
HD = x 86000 kg = 13841.375 kg
1031.854
234.414
HE = x 86000 kg = 19537.264 kg
1031.854
346.036
HF = x 86000 kg = 28840.414 kg
1031.854
1 1 1
M=
2(hi+ Hi
β ) β
= 3.279
1
MA = ( 12+3.279 ) m x 5942.174 kg = 45395.238 kgm
2
1
MB = ( 10+3.279 ) m x 7677.836 kg = 50976.992 kgm
2
1
MC = ( 8+3.279 ) m x 10160.938 kg = 57302.610 kgm
2
1
MD = ( 6+3.279 ) m x 13841.375 kg = 64217.059 kgm
2
1
ME = ( 4 +3.279 ) m x 19537.264 kg = 71105.872 kgm
2
1
MF = ( 2+3.279 ) m x 28840.414 kg = 76124.273 kgm
2
Data:
C = 0 (tanah pasir)
γ = 1.85 t/m3
ɸ = 34֯
ɣ = 1.85 t/m3
ɸ = 34֯
9.149 m
1
LI (bagian segitiga) = x 5 m x 9.25 t/m2 = 23.125 t/m
2
LII (bagian persegi) = 4.487 m x 9.25 t/m2 = 41.505 t/m
Total = 64.63 t/m
Maka,
Dengan L/D = 19 dan ɸ = 34֯ maka dari grafik 8.20 B.M.Das Fourth Edition,
diperoleh Nq = 44.
Pada grafik 8.21 B.M.Das Fourth Edition, diperoleh K =1.4
Jadi,
qujung = 9.25 t/m2 x 44
= 407 t/m2
Aujung = (0.5 m x 0.5 m)
= 0.25 m2
Sehingga,
Qujung = 407 t/m2 x 0.25 m2
= 101.75 ton
Qgesekan = K tg δ x keliling x luas PV diagram tg δ = 0.45 (untuk beton)
- Keliling = 2 π r
22 0.5 m
=2x x
7 2
= 1.571 m
dimana,
γ
Kh’ = Kh
γ −1
Kh = Koefisien Gempa
= 0.05
γ = 1.85 t/m3
ɸ = 34֯
1.85
Kh = x 0.05
1.85−1
= 0.109
Jadi,
ε = Arc tg Kh’
= Arc tg (0.109)
= 6.221°
Letak daerah aman
ɸ−ε = 34° - 6.221°
= 28°
Luas Tulangan,
Jadi,
qu = 1.2 DL + 1.6 LL
= 9561.6 kg/m
1 1
- Momen tumpuan = x q x l2 = x9561.6 x 32 = 3585.60 kgm
24 24
1 1
- Momen tumpuan = x q x l2 = x9561.6 x 32 = 8605.44 kgm
10 10
1 1
- Momen lapangan = x q x l2 = x9561.6 x 32 = 7823.13 kgm
11 11
1 1
- Momen lapangan = x q x l2 = x9561.6 x 32 = 5378.40 kgm
16 16
= 1265858072.64 Nm
= 126585807.264 Nmm
Fc’ = K250
= 250 kg/cm2
= 25 MPa
Fy = U32
= 4000 kg/cm2
= 400 MPa
d’ = 5 cm = 50 mm
d= 50 cm – 5 cm
= 45 cm = 450 mm
Es = 200000 MPa
0.003
= 400 x 450
0.003+
200000
= 270 mm
Ab = β 1 x Xb ; untuk fc’ = 25 MPa < 30 MPa
Dimana,
β1 = 0.85
Ab = 0.85 x 270 mm
= 229.5 mm
Asmax = 0.75 x Ab
= 0.75 x 229.5 mm
= 172.125 mm
T =C
Rumus:
Asmax
Mn1 (
= As1 x fy x d−
2 )
172.125
(
= 2743.242 x 400 x 450−
2 )
= 399347483.3 Nmm
Mu 126585807.264 Nmm
=
∅ 0.85
= 148924479.1 Nmm
Mu
Mn2 = - Mn1
∅
= 148924479.1 - 399347483.3
= -250423004.2 Nmm
= 11734.695 kgm
= 115078046.722 Nm
=115078046.722 Nmm
Fc’ = K250
= 250 kg/cm2
= 25 MPa
Fy = U32
= 4000 kg/cm2
= 400 MPa
d’ = 5 cm = 50 mm
d= 50 cm – 5 cm
= 45 cm = 450 mm
Es = 200000 MPa
Ab = 0.85 x 270 mm
= 229.5 mm
Asmax = 0.75 x Ab
= 0.75 x 229.5 mm
= 172.125 mm
T =C
Rumus:
Asmax
Mn1 (
= As1 x fy x d−
2 )
172.125
= 2743.242 x 400 x 450−( 2 )
= 399347483.3 Nmm
Mu 115078046.722 Nmm
=
∅ 0.85
= 135385937.3 Nmm
Mu
Mn2 = - Mn1
∅
= 135385937.3 - 399347483.3
= -263961546 Nmm
qu = 1.2 DL + 1.6 LL
= 1.2 (0.72) + 1.6 (2)
= 4.064 t/m
Asumsi : Plat dianggap terjepit elastis pada keempat sisinya oleh balok yang ada (Type
II. PBI - 71. hal 203
3.0 m
Ly
= 1
Lx
Ly
3.0 m
Lx
Iy 3
= =1 plat 2 arah (panel tipe II)
Ix 3
Perhitungan momen :
o MLx = + 0,001 * qu * I x 2 * 21
= + 0,001 *4,064 * (3,0)2 * 21
= + 0,7681 tm
o MLy = + 0,001 * qu * I x 2 * 21
= + 0,001 * 4,064 * (3,0)2 * 21
= + 0,7681 tm
o Mtx = - 0,001 * qu * I x 2 * 52
= - 0,001 * 4,064 * (3,0)2 * 52
= - 1,9020 tm
o Mty = - 0,001 * qu * I x 2 * 52
= - 0,001 * 4,064 * (3,0)2 * 52
= - 1,9020 tm
M φ8−16mm
4 φ16mm
h = 300 mm
sengkang φ 8 mm
b = 1000 mm
Data - data :
Mdesain = 1,9020 tm = 18652248,3 Nmm
fc' = 25 MPa
fy = 400 MPa
h =30 cm = 300 mm
d’ = 5 cm = 50 mm
d = 300 mm – 50 mm = 250 mm
Es = 200000 MPa
fy
ε sb =
Es
400
=
200000
= 0.002
X ada = 0.75 * Xb
= 0.75 * 150 mm
= 112.5 mm
X = β1 * X ada
Dimana,
β1 = 0.85 untuk fc’ < 30 MPa
a = 0.85 * 112.5 mm
= 95.625 mm
T =C
8∗1
C = As1 . fy As1 = ∗π∗φ2
4
8∗1
= 1608.5 mm² * 400 MPa = ∗π∗(16)2
4
= 643400 N =1608.5 mm²
∑M =0
Mn1 = C * (d- 0.5 * a)
MARIA G RACO - 14021101180
PERENCANAAN PELABUHAN
Cek :
Mu
Mn1 < (Syarat tulangan rangkap)
∅
Mu 18652248.3 Nmm
=
∅ 0.85
= 21943821.53 Nmm
Mn1 = 130087437.5 Nmm
Mu
Mn1 < tulangan tekan tidak leleh
∅
Walaupun demikian, demi keamanan tetap di pasang tulangan tekan.
M φ4−16mm
6φ16mm
h = 300 mm
sengkang φ 8 mm
b = 1000 mm
Data - data :
Mdesain = 0.7681 tm = 7532487,865 Nmm
fc' = 25 MPa
fy = 400 MPa
h =30 cm = 300 mm
d’ = 5 cm = 50 mm
d = 300 mm – 50 mm = 250 mm
Es = 200000 MPa
fy
ε sb =
Es
400
=
200000
= 0.002
X ada = 0.75 * Xb
= 0.75 * 150 mm
= 112.5 mm
X = β1 * X ada
Dimana,
β1 = 0.85 untuk fc’ < 30 MPa
a = 0.85 * 112.5 mm
= 95.625 mm
T =C
6∗1
C = As1 . fy As1 = ∗π∗φ2
4
6∗1
= 1206.4 mm² * 400 MPa = ∗π∗(16)2
4
= 4825600 N =1206.4 mm²
∑M =0
Mn1 = C * (d- 0.5 * a)
= 4825600 N * (250 mm – 0.5 * 95.625 mm)
= 97567600 Nmm
Cek :
Mu
Mn1 < (Syarat tulangan rangkap)
∅
Mu 7532487.865 Nmm
=
∅ 0.85
= 8861750.429 Nmm
Mu
Mn1 > tulangan tekan tidak leleh
∅