Anda di halaman 1dari 27

LAMPIRAN B

(informatif)

Contoh perhitungan

1. Contoh Perhitungan fetch efektif

Gambar L–1 Contoh gambar fetch Rembang

Data fetch utara

147 dari 178


Data fetch Timur Laut

Data fetch Timur

Data fetch Barat Laut

148 dari 178


Contoh Perhitungan Hindcasting.

149 dari 178


Keterangan Hindcasting

1. Data dari angin yang didapat umumnya berupa sudut datang angin berhembus dan
kecepatan angin dalam satuan knot. Untuk mempermudah pengerjaan maka sudut
datang tersebut dibagi berdasarkan 8 penjuru mata angin. Kecepatan angin juga dirubah

kedalam satuan . Dimana 1 knot = 0,551 . Data angin dikelompokan

berdasarkan arah angin berhembus.


2. Kolom durasi berisi lamanya angin berhembus. Data angin yang didapat berupa data
angin setiap jam, ini dirubah ke dalam satuan detik.
3. UT koreksi stabilitas merupakan koreksi terhadap data angin karena adanya perbedaan
lokasi pengambilan data. Untuk data hindcasting digunakan angin pada perairan dalam,

sedangkan data yang diperoleh merupakan data angin pada daratan.

4. Tiap angin akan mengalami gesekan (drag) pada permukaan laut, sehingga kecepatan
angin Uw, ini harus dikoreksi lagi terhadap faktor tegangan-angin (wind-stress factor)

dengan menggunakan persamaan

5. Panjang fetch untuk suatu arah angin tertentu merupakan kumulatif dari panjang fetch
efektif yang merentang/melingkup sektor sebesar -22.5o sampai +22.5o terhadap arah

angin utama. Rumus yang digunakan untuk menghitung panjang fetch efektif :

Perhitungan fetch dilakukan sebelum proses hindcasting.

6. Perhitungan nilai t untuk menentukan pembentukan gelombang terbatas panjang fetch


atau terbatas durasi pembentukan. Apabila gelombang terbentuk karena terbatas durasi
maka dilakukan koreksi fetch.
7. Setelah ditentukan jenis pembentukan gelombang maka selanjutnya
dilakukanpengukuran tinggi dan perioda gelombang dengan rumus

150 dari 178


1

U
2
 gFeff 2
H s  1.6 *10 3 A  
g U 2 
 A 
1
 gFeff 3 U A
Ts  0.2857 2

 g atau
 UA 
Ts  19.66 H s ( Pierson  Moskowitz )

Diketahui pada baris 1 data angin sebagai berikut :


Arah datang = 10°
Kecepatan angin(U) = 4 knot; merupakan data angin setiap 1 jam.
Panjang Fetch = 418477,8 meter
Pengolahan :
Arah datang 10° berarti angin dari utara.

1.
2. Karena data setiap jam maka lama angin berhembus (t) = 1 jam = 3600 detik
3. Koreksi stabilitas ( UT )

4. Koreksi koefisien geser ( UA )

5. Panjang Fetch dari perhitungan fetch = 418477,8 meter


6. Perhitungan tkritis

Karena tkritis lebih besar dari t, maka pembentukan gelombang adalah terbatas waktu.

3
 t g  2 U A2
Karena terbatas waktu maka panjang fetch berubah sesuai Feff   * 
 68.8 U A  g

7. Selanjutnya perhitungan Hs dengan rumus

151 dari 178


Perhitungan Ts dengan rumus

Peramalan Tinggi Gelombang

152 dari 178


2. Perhitungan Pasang Surut dengan Admiralty
Dari pengukuran pasang surut jam-jaman di lokasi pekerjaan yang dilaksanakan antara tanggal
12 Desmber 2006 sampai dengan 09 Januari 2007 menghasilkan data seperti tertera pada
tabel.
Tabel Hasil pengukuran pasang surut

153 dari 178


Sesuai dengan alur perhitungan pasang surut dengan metoda Admiralty maka skema I adalah

Kemudian kalikan data jam-jaman setiap hari dengan koefisien pengali pasangannya di tabel 1
(yang mempunyai jam sama), lalu jumlahkan secara aljabar dan hasilnya diisikan ke skema II
pada lajur yang sesuai. X0 adalah jumlah aljabar harian dengan koefisien pengali seragam +1.

154 dari 178


155 dari 178
Seterusnya kalikan jumlah harian pada skema II dengan angka pengali pasangannya di tabel 2
(yang mempunyai nomor hari yang sama), lalu jumlahkan secara aljabar dan isikan ke skema III

156 dari 178


Isi lajur pertama skema IV dan skema V dari hasil perhitungan pada skema III.
Lengkapi skema IV dan V dengan mengisikan hasil kali antara nilai-nilai pada lajur pertama
skema tersebut dan koefisien koreksi yang ada pada tabel 3 pada posisi kotak yang sama.

157 dari 178


ISelanjutnya isi baris pertama dan kedua skema VI dengan masing-masing jumlah aljabar nilai-
nilai pada skema IV dan V pada lajur yang sama, kecuali lajur s0..
Baris ketiga dihitung dari baris pertama dan kedua sebagai berikut :
PR = pr2Sin2r + PR2Cos2r, kecuali lajur S0 yang diisi dengan X0
Selanjutnya untuk melengkapi skema VI, ikuti petunjuk sesuai dengan tabel, skema atau
formula yang ditunjuk pada lajur pertama skema tersebut. Lakukan simultan dengan pengisian
skema VII.

158 dari 178


Untuk mengisi skema VII, ikuti petunjuk yang ada pada lajur pertama skema tersebut
Hasil perhitungan pada skema IX diperoleh dari pemindahan hasil-hasil perhitungan di skema
VII dan skema VIII.

159 dari 178


160 dari 178
3. Mencari karakter gelombang di zona pecah
Dari data primer yang didapatkan dengan melaksanakan pengukuran gelombang pada
kedalaman 10 m, diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut : tinggi gelombang 3,00 m,
perioda gelombang 8 detik, dan sudut arah datang gelombang 180 azimuth Utara.
Dari peta topografi dan pengukuran bathimetri yang telah didapatkan, diperoleh data bahwa
garis pantai membuat sudut 100 - 280 terhadap azimuth Utara, serta mempunyai kontur dasar
pantai sejajar dengan garis pantai dengan landai dasar = 1 : 20.
Tentukan karakter gelombang di zona pecah dan jarak gelombang pecah dari garis pantai.

Jawab :
Panjang gelombang di perairan dalam :
gT 2 9,8 x8 2
Lo    99,82m
2 2
d 10
  0,10
Lo 99,82
Dari tabel Weigel didapatkan : (lihal tabel no. 2)
d
 0,1410 dan koefisien shoaling = ks = 0,9327
L
Panjang gelombang di lokasi pengukuran :
d 10
L   70,92.m
0,1410 0,1410

Cepat rambat gelombang di lokasi pengukuran :


L 70,92
C   8,865.m / det
T 8
Cepat rambat gelombang di perairan dalam :
Lo 99,82
Co    12,478.m / det  12,5 m/det
T 8

161 dari 178


Gelombang datang dengan membuat sudut terhadap garis tegak lurus garis pantai sebesar :
 = 100 + 90 - 180 = 10
sin  sin  0 sin 10

sin  0
 
C Co 8,865 12,478

162 dari 178


163 dari 178
keterangan :

12,478
sin  0  x sin 10  0,24442
8,865
Sudut datang gelombang di perairan dalam terhadap garis tegak lurus garis pantai :
0 = 14,15

cos 0 cos14,15
Koefisien refraksi = kr    0,9923
cos cos10
Tinggi gelombang di tempat pengukuran :
H = kr x ks x Ho
3 = 0,9923 x 0,9327 x Ho
Tinggi gelombang di perairan dalam :
3
Ho   3,24.m  3,25 m
0,9923x0,9327

Untuk menentukan tinggi gelombang pecah dipergunakan :


1. formula H = kr x ks x Ho
2. formula Mc. Cowan Hb = 0,78 db

Selanjutnya dipergunakan perhitungan dengan membuat tabel sebagai berikut :


d d/Lo d/L L C sin   kr ks H1 Hb
o
(m) (m) (m/det) ( ) (m) (m)

40 0,401 0,405 98,765 12,346 0,239 13,856 1,000 0,976 3,162 31,20
30 0,301 0,312 96,123 12,015 0,233 13,478 0,999 0,949 3,071 23,40
20 0,200 0,225 88,849 11,106 0,215 12,441 0,997 0,918 2,965 15,60
10 0,100 0,141 70,922 8,865 0,172 9,902 0,992 0,933 2,999 7,80
7 0,070 0,114 61,457 7,682 0,149 8,570 0,991 0,971 3,117 5,46
5 0,050 0,094 53,101 6,638 0,129 7,398 0,989 1,023 3,279 3,90
3 0,030 0,073 41,020 5,128 0,099 5,708 0,987 1,125 3,599 2,34
2 0,020 0,058 34,704 4,338 0,084 4,827 0,987 1,226 3,920 1,56
4,5 0,045 0,089 50,659 6,332 0,123 7,056 0,989 1,042 3,338 3,51
4,2 0,042 0,086 49,117 6,140 0,119 6,840 0,989 1,055 3,379 3,28
4,33 0,043 0,087 49,799 6,225 0,121 6,935 0,989 1,050 3,362 3,38
0,7 0,007 0,033 21,120 2,640 0,051 2,935 0,986 1,589 5,075 0,55

Formula yang digunakan untuk menentukan gelombang pecah:


- H = kr x ks x Ho
- Hb = 0,78 db (formula Mc. Cowan)
- C = L/T

164 dari 178


sin  0 xC
- sin  
Co
cos  0
- kr 
cos 

Lihat gambar 14 untuk sebagai grafik acuan.


Dari perhitungan di zona gelombang pecah :
- Tinggi gelombang Hb = 3,37 m
- Kedalaman air db = 4,33 m
- Cepat rambat gelombang di zona pecah = 6,22 m/det
- Sudut arah gelombang pecah = b = 6,93

Jarak gelombang pecah terhadap garis pantai :


db 4,33
J    86,8.m
m 1 : 20 

4. Contoh perhitungan Breakwater sejajar pantai


Suatu pantai akan dibangun pantai pasir buatan (artificial beach nourishment). Agar pantai
buatan tersebut aman maka diberi perlindungan jetty dan krib sejajar pantai. Dari lokasi
pekerjaan didapatkan data sebagai berikut :
a. tinggi gelombang berdasarkan hasil hitungan shoaling, refraksi H= 4 m, periode
gelombang T = 10 detik dan wind set-up = 0,30 m
b. rentang pasang surut pada saat purnama = 1,52 m
c. lokasi bangunan krib sejajar pantai pada saat kedalaman –2,0 m (LWS) dan sejauh 200
m dari pantai
d. kemiringan pantai di lokasi bangunan 1 : 100
e. bangunan krib dibuat dari tumpukan batu dengan berat volum = 2,6 ton/m 3 dan dengan
koefisien stabilitas
KD = 2,0 ( untuk gelombang pecah )
KD = 4,0 (untuk gelombang tidak pecah )
Diinginkan garis pantai “well developed salient”
Rencanakan krib sejajar pantai tersebut.
Jawab :
1. Penentuan tinggi muka air laut rencana
DWL = HWS + WS + SLR
HWS = 1,52 m

165 dari 178


WS = 0,30 m
SLR = 0,0 ……(catatan = krib tidak diperhitungkan terhadap SLR)
DWL = 1,52 + 0,30 = +1,82 m

2. Gelombang Rencana
Gelombang berdasarkan hitungan shoaling dan refraksi =
H=4m
Gelombang pecah berdasarkan kedalaman lokasi bangunan
ds = 2,00 + 1,82 = 3,82 m
landai pantai = 1:100
Hb
berdasarkan grafik  0,8
ds
ds 3,82
2
  0,00389
gT 9,8.100

Hb = 0,80 x 3,82 = 3,056 m < 4 m


Gelombang Rencana HD = Hb = 3,056 m

3. Elevasi Mercu

166 dari 178


ELmercu = DWL + Ru + Fb
= 1,82 + 3,056 + 1,28 = +6,156 m
Ru = Hb = 3,056 m
Fb = 1,28 m

4. Berat batu yang dipakai


 b .H 3 2,6.3,056 3
W   5,08Tf
K D 3 cot  2.1,54 3.2

digunakan :
cot θ = 2,0
2.60  1,024
Δ =  1,54
1,024

KD =2
5. Tebal lapis lindung luar
1 1
W  3
 5,08  3
t  2.   2   2,5m
    2,6 

6. Lebar mercu
Mercu dibangun dari laut:
1 3
W 
B ≥ 3    3,75m
  

Diambil B ≈ 6,0 m

167 dari 178


7. Sket krib sejajar pantai L

200 m

well developed salient


Garis pantai
Gambar L-2 Pembentukan salient
DWL = +1,82 m +6,16 m
B = 6,0 m
W = 5,08 Ton
W = 0,50 Ton
W = 2,5 Ton

2.5 m
1 1
2
 2

Fondasi dianggap tanah bagus


Gambar L-3 Potongan melintang breakwater
8. Panjang Krib
L
 1  L  200m
Y

5. Tembok Laut Tumpukan Batu


Suatu lahan reklamasi akan dilindungi dengan tembok laut yang terbuat dari tumpukan batu.
Dari lokasi pekerjaan didapatkan data sebagai berikut:
 Tinggi gelombang bedasarkan hasil hitungan shoaling dan refraksi
H = 2,00 m; T = 5 detik
 Wind set-up = 0,40 m; sea level rise = 0,6 cm/tahun
 Rentang pasang surut (tidal range) pada saat bulan purnama = 1,0 m

168 dari 178


 Lokasi tembok laut pada kedalaman – 1,5 m (LWS), dengan kemiringan pantai
1:50
 Tembok laut dibuat dari tumpukan batu Andesit dengan berat volume 2,65 T/m 3
dan dengan koefisien stabilitas KD = 2,0 (gelombang pecah) dan K D = 4,0
(gelombang tidak pecah) dengan “life time “ =100 tahun
Rencanakanlah tembok laut tersebut.
Jawab:
1. Penentuan tinggi muka air laut rencana
DWL = HWS + WS + SLR
= 1,00 + 0,40 + 0,60 = + 2,0 m

2. Gelombang Rencana
(a). Gelombang berdasarkan hitungan shoaling dan refraksi H = 2,0 m
(b). Gelombang pecah berdasarkan kedalaman lokasi bangunan
ds = 1,50 + 2,0 = 3,5 m
landai pantai 1: 50
Hb
 0,85
ds 3,5 ds
2
  0,014
gT 10.25
Grafik pada contoh breakwater.

Hb = 0,85 x 3,5 m = 2,98 m


Gelombang rencana HD = 2,0 m

3. Elevasi Mercu
El mercu = DWL + Ru + Fb
= 2,00 + 2,00 + 1,00 = +5,00 m

4. Berat batu yang dipakai

 bH 3 2,65.2 3
W    1,32Tf
K D 3 cot  2.1,59 3.2
Digunakan :
cot  = 2,0
2,65  1,024
 =  1,59
1,024

169 dari 178


KD =2
5. Tebal lapis lindung luar
1 1
W   1,32 
.3 3

t = 2  
 =2   = 2 . 0,8 = 1,6 m
    2,65 

6. Lebar mercu
1
W 
3

B  3   = 3 . 0,8 = 2,4 m
  

Diambil lebar mercu = 3,0 m


7. Sket bangunan tembok laut

+ 5,00 m
W = 0,1 Tf 3,0 m
W = 1,32 Tf
geotekstil
DWL + 2,00

W = 0,65 Tf
lahan reklamasi
1,6 m
6,0 m

- 1,50 m
Gambar L-4 Potongan melintang tembok laut

6. Gaya Gelombang pada Tembok Laut Vertikal

170 dari 178


Diketahui tinggi gelombang rencana HD = 1,0 m; menghantam tembok laut vertikal dengan
posisi seperti gambar di bawah ini. Hitunglah gaya gelombang yang bekerja pada tembok
laut.

Pb
R
Ruu

1,125 m 1,00 m

Fb
1,25 m
1,50 m
2,5 m

Pu

Fu

2,5
3
Gambar L-5 Distribusi tekanan pada dinding vertikal
Jawab :

Ru = 1,5 HD = 1,5 . 1,0 = 1,5 m

d 1,5
  1,52
H D 1,0
Berlaku formula Hiroi, tekanan gelombang merata

Pb = 1,5.w.HD = 1,5 .1,024 . 1,0 = 1,536 T/m2


Fb = 2,25 . 1,536 = 3,456 T/m’
Pu = 1,25 .w . HD = 1,25 . 1,024 . 1,0 = 1,28 T/m2
Fu =  . 1,28 . 2,5 = 1,60 T/m’

171 dari 178


7. Gaya Lateral akibat tekanan tanah

3,0 m

Pa
0,75 m Pp

Gambar L-6 Distribusi tekanan lateral tanah


Diketahui tembok laut seperti tergambar diatas.
Apabila tanah mempunyai c = 0,1 Tf/m2,  = 25 dan  = 2 Tf/m3, Hitunglah besar gaya
lateral yang disebabkan tekanan tanah aktif dan pasif.
Jawab :
a). tekanan tanah aktif
Ka = Tan2 (45 - /2) = Tan 32,5 2
= 0,405
1
Pa =  .H 2 .Ka  2.cH Ka
2
1
= .2.3,0 2.0,405  2.0,1.3. 0,405
2
= 3,645 + 0,382 = 4,027 T/m’

b). tekanan tanah pasif


Kp = Tan2 (45 + /2) = Tan 57,5 2
= 2,463
1
Pp =  .H 2 .Kp  2.cH Kp
2
1
= .2.0,75 2.2,463  2.0,1.0,75. 2,463
2
= 1,385 + 0,235 = 1,62 T/m’

8. Gaya Gempa
Tembok Laut dinding vertikal dengan berat 5 Ton/m’ dibangun pada daerah gempa zona 3.
Apabila diketahui tembok laut tersebut direncanakan dengan kala ulang 20 tahun , akan
dibangun pada tanah alluvium, maka hitunglah besarnya gaya gempa tersebut pada
tembok laut tersebut.

172 dari 178


Jawab :
Kala ulang 20 tahun ac = 85 gal
Tanah aluvium v = 1,1
Zona 3 z = 1,56

ad = z . ac . v = 1,56 . 85 . 1,1 = 145,86


ad 1,56.85.1,1 145,86
kh = =   0,149
g 981 981
FG = kh . W
FG = 0,149 x 5 Ton/m’ = 0,74 Ton/m’

173 dari 178

Anda mungkin juga menyukai