Anda di halaman 1dari 14

LAMPIRAN C

C.1. Hasil perhitungan Kecepatan, Arah Angin dan Tinggi Gelombang


berdasarkan Peramalan Gelombang di Laut Dalam

1. Distribusi Kecepatan Angin

U(10) = U(y)( )

Dimana:
U(10) = kecepatan angin pada ketinggian 10 meter (m/det)
y = elevasi terhadap permukaan air (m/det)
Maka

U(10) = U(y)( )

= 5,14 m/det x ( )

= 5,40 m/det

Gambar C.1 : Grafik hubungan antara kecepatan angin di laut dan di darat
Sumber : Triatmodjo, 1999
Nilai RL didapatkan = 1,3

2. Koreksi Stabilitas dan Efek Lokasi Pengamatan


U =RT x RL x U(10)
Dimana:

55
LAMPIRAN C

RT = Koefisien stabilitas perbedaan temperatur antara udara dan air


laut
U = Koreksi terhadap elevasi kecepatan angin
RL = Koefisien koreksi antara kecepatan angin di laut dan darat
U(10) = Kecepatan angin pada ketinggian 10 meter

Besarnya koreksi dilambangkan dengan Rt. Jika data temperatur udara dan
air tidak dimiliki maka dianjurkan memakai nilai Rt=1,10.
Maka
U = RT x RL x U(10)
= 5,40 m/det x 1,3 x 1,1
= 7,72 m/deT

Setelah dilakukan berbagai konversi kecepatan angin seperti yang


dijelaskan di atas, kecepatan angin di konversikan pada faktor tegangan angin
UA =0,71.U1,23
Dimana:
UA = faktor tegangan angin (m/s).
U = Kecepatan di atas permukaan laut (m/s)

Maka
UA = 0,71.U1,23
= 0,71 x (7,72 m/det)1,23

= 8,77 m/det

C.2. Perhitungan Fetch Efektif

Untuk perhitungan panjang garis Fetch rerata efektif dapat digunakan


dengan persamaan 2.4.


56
LAMPIRAN C

Dimana :

Feff = fetch rerata efektif


Xi = panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi
gelombang ke ujung akhir fetch.
α = deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan menggunakan
pertambahan 6° sampai sudut sebesar 42° pada kedua sisi dari
arah angin.

Perhitungan gelombang berdasarkan panjang fetch dimana daerah angin


berhembus dengan kecepatan dan arah yang konstan. Langkah-langkah dalam
pengukuran fetch adalah sebagai berikut:
1. Mencari peta menggunakan Goggle Earth, masukan pencarian lokasi
Kampung Jawa Lama, Kota Lhokseumawe. Kemudian crop dan bawa ke
AutoCad 2007
2. Skala yang digunakan adalah 1:100 dan peta harus sesuai dengan arah mata
angin, bagian utara diletakkan pada bagian atas agar mempermudah ketika
membaca arah angin
3. Tarik garis tengah terlebih dahulu untuk garis 0 agar memastikan garis yang
ditarik pada arah angin dominan yaitu Timur Laut. Kemudian tarik garis fetch
setiap interval sudut 6° sampai 42° dari arah angin dominan. Pada saat
menarik garis fetch tertuju pada pulau terdekat bukan pada daratan.
4. Panjang garis fetch dihitung dari lokasi peramalan sampai ke daratan di
ujung-ujung pulau yang membatasi, untuk perhitungan panjang garis fetch
rerata efektif dapat dilihat pada tabel

57
LAMPIRAN C

Gambar C.2 : Fetch efektif Pantai Kampung Jawa Lama, Lhokseumawe

Tabel C.1 Perhitungan fetch rerata efektif


Jarak sebenarnya
No Arah α (.....ᵒ) cos α Xi.cos α
Xi (km)
1 42 0,743 110,100 81,815
2 36 0,809 106,080 85,819
3 30 0,866 98,670 85,448
4 24 0,914 91,850 83,905
5 18 0,951 88,690 84,353
6 12 0,978 86,660 84,762
7 6 0,995 85,640 85,169
8 0 1,000 80,000 80,000
9 6 0,995 85,640 85,169
Timur Laut
10 (NE) 12 0,978 66,850 65,386
11 18 0,951 74,700 71,047
12 24 0,914 87,070 79,538
13 30 0,866 87,140 75,463
14 36 0,809 87,260 70,593
15 42 0,743 0,000 0,000
Jumlah 13,511 1118,47
Sumber : Hasil analisis penulis, 2021
Dari tabel diatas diperoleh nilai Fetch efektif sebagai berikut :

= 82,784 km

58
LAMPIRAN C

Berdasarkan nilai UA dan besarnya fetch, tinggi dan periode gelombang


dapat dicari dengan menggunakan grafik peramalan gelombang sebagai berikut :
Fetch efektif = 82,784 km
UA = 8,77 m/det

59
LAMPIRAN C

Gambar C.3 : Grafik peramalan gelombang


Sumber : Triatmodjo, (1999)

60
LAMPIRAN C

Dari Grafik Peramalan Gelombang berdasarkan nilai UA terbesar


didapatkan hasil Durasi (jam), Tinggi (m), dan periode (det) yang diharapkan
memenuhi karena keterbatasan grafik peramalan gelombang, oleh karena itu
berdasarkan nilai UA yaitu 8,77 m/det, didapat :
Tinggi (H) : 1,28 m
Periode : 5,58 det
Durasi : 8,7 jam

4. Perhitungan Gelombang rencana


Mencari tinggi gelombang pada kedalaman tertentu (refraksi gelombang)
Direncanakan terjadinya gelombang pecah pada elevasi dasar / kedalaman adalah
– 2 m dibawah muka air laut rerata (MWL), Arah gelombang yang diperhitungkan
dari arah Timur laut (α= 45o ), Ho= 1,28 m dan T = 5,58 detik
Panjang gelombang di laut dalam dihitung :

Lo =

= = 48,61 m

Co =

= = 8,71 m/det

d/Lo = 2 / 48,61
= 0,0411

Untuk nilai d/L0 diatas, dengan Tabel A-1 fungsi d/L untuk pertambahan
nilai d/L0 didapat :

61
LAMPIRAN C

Tabel C.2 : Fungsi d/L untuk penambahan nilai d/Lo


Sumber : Triatmodjo, 1999

Diperoleh nilai d/L = 0,08442


L = 2 / 0,08442
= 24,012 m
C =L/T
= 24,012 / 5,58
C1 = 4,30 m/det

Arah datangnya gelombang pada kedalaman 2 m dihitung :


Sin α1 = (c1 / c0) Sin α0

= sin 45

= 0,349
α1 = 47,071

Koefesien refraksi dihitung menggunakan rumus berikut:

Kr =√

62
LAMPIRAN C

Kr =√

= 1,01
Untuk menghitung koefisien pendangkalan dicari nilai n dengan
menggunakan Tabel A – 1 fungsi d/L untuk pertambahan nilai d/L0 berdasar nilai
d/L0 diatas (0,0411), maka didapat nilai Ks adalah (Ks= 1,059)

Maka tinggi gelombang pada kedalaman 2,0 m didapat :


H = Ks.Kr.H0
= 1,059 x 1,01 x 1,28 m
= 1,369 m

3. Analisa gelombang pecah


Kemiringan dasar laut diketahui 1 : 20 = 0,05 Gelombang pada laut dalam
ditentukan H0 = 1,28 m, T = 5,58 detik, Kr = 1,01
Maka
H’0 = Kr . Ho
= 1,01 x 1,28
= 1,292 m
=

= 0,0042
Dengan menggunakan grafik tinggi gelombang pecah di bawah ini, untuk
nilai tersebut diatas dengan nilai m = 1:20 atau m = 0,05 diperoleh :

63
LAMPIRAN C

Gambar C.4 : Grafik penentuan tinggi gelombang pecah Hb


Sumber : Triatmodjo, 1999

Dari grafik diatas diperoleh nilai Hb adalah sebagai berikut :


Hb/H’0= 1,30
Hb = 1,30 x 1,292
= 1,679 m
Menghitung kedalaman gelombang pecah :
= = 0,0054

Dengan menggunakan grafik kedalaman gelombang pecah di bawah ini,


untuk nilai dengan nilai m = 1:20 atau m = 0,05 diperoleh :

64
LAMPIRAN C

Gambar C.5 : Grafik kedalaman gelombang pecah Hb


Sumber : Triatmodjo, 1999

= 1,12

db = 1,12 x 1,679
= 1,880 m
Dari perhitungan diatas didapat :
- Tinggi gelombang pecah Hb = 1,679 m
- Kedalaman gelombang pecah db = 1,880 m

C.3. Perhitungan Pasang Surut

Data Pasang surut sangat penting didalam perencanaan dermaga, Elevasi


muka air tertinggi (pasang) dan terendah dapat mempengaruhi perencanaan
dermaga terutama pada saat akan menentukan elevasi dermaga, Data yang
diperlukan berupa muka air tinggi rerata (MHWL), tinggi muka air rerata (MSL)
dan muka air rendah terendah (MLWL), Data pasang surut untuk perencanaan
dermaga ini didapat dari badan meteorologi dan geofisikan Belawan tahun 2020

65
LAMPIRAN C

Berdasarkan data sekunder pasang surut, diperoleh tinggi muka air sebagai
berikut :
a. Elevasi muka air tertinggi (HWL) = 230 cm
b. Elevasi muka air rata-rata (MSL) = 180 cm
c. Elevasi muka air terendah (LWL) = 20 cm
Elevasi pasang surut diasumsikan + 0,00 dari LLWL sehingga didapatkan
nilai elevasi sebagai berikut :
HWL : 230 – 20 = 210 cm = + 2,1 m
MSL : 180 – 20 = 160 cm = + 1,6 m
LWL : + 0,00 m

Gambar C.6 : Elevasi pasang surut


Sumber : Penulis

1. Elevasi muka air rencana


Elevasi muka air rencana / Design Water Level (DWL) merupakan
parameter yang sangat penting untuk merencanakan elevasi bangunan. Elevasi
tersebut merupakan penjumlahan dari beberapa parameter, yaitu pasang surut,
tsunami, wave set up, wind set up dan kenaikan air laut pada permukaan (wave
run up), namun dalam perencanaan ini hanya beberapa parameter saja yang
menentukan diantaranya : pasang surut, wave sut up dan kenaikan air laut pada
permukaan (wave run up) menunjukkan penentuan elevasi muka air rencana,

66
LAMPIRAN C

2. Perhitungan (wave set up)


Gelombang yang datang dari laut menuju pantai menyebabkan fluktuasi
muka air didaerah pantai terhadap muka air diam, Turunnya muka air tersebut
dikenal dengan wave set down sedangkan naiknya muka air disebut wave set up
Data perhitungan
- kedalaman air (d) :2m
- tinggi gelombang (Ho) : 1,28 m
- periode gelombang (T) : 5,58 detik
- Kemiringan dasar laut (m) : 0,05
- Tinggi gel.pecah Hb : 1,679 m
- Kedalaman gel.pecah db : 1,880 m

Sw = 0,19 │1-2,82 │Hb

= 0,19 │1-2,82 │1,679

=0,252 m

3. Perhitungan run up gelombang


Untuk memperkirakan kenaikan air laut pada permukaan (wave run up)
maka dapat dihitung :
Tinggi gelombang dilaut dalam :
Lo = 1,56 x T2
= 1,56 x 5,582
= 48,57 m
Bilangan Irribaren :

Ir =

= 2,97

67
LAMPIRAN C

Dari grafik Run Up gelombang dibawah ini untuk lapis lindung dari batu
pecah pada Ir = 2,97 didapat nilai run up

Gambar C.7 : Grafik run up gelombang


Sumber : Triatmodjo, 1999

Ru / H = 1,15 maka
Ru = 1,15 x 1,369
= 1,574 m

68

Anda mungkin juga menyukai