Segmen 1 2 3
Titik segmen ABC CDE EFG
Titik tengah segmen B D F
Lebar segmen (x,m) 0,2743 0,2743 0,2743
Jarak ke titik tengah segmen (xH, m) 0,137167 0,4115 0,685833
Kedalaman sisi kiri (Di, m) 0,006 0,12 0,12
Kedalaman sisi kanan (Dii, m) 0,12 0,12 0,016
Kedalaman sisi tengah segmen (H, m) 0,092 0,122 0,069
0,6 H 0,075 0,075 0,075
Panjang melintang sungai (m, m) 0,297077 0,274333 0,293385
Luas tiap segmen (Ai, m2) 0,017283 0,03292 0,018655
N0,6H (rps) 1,3778 3,4444 4,2889
Kecepatan di Kedalaman Tertentu (v0,6H)
0,156947 0,368367 0,454753
(m/s)
Kecepatan rata-rata (vr) (m/s) 0,156947 0,368367 0,454753
Error 2 (%) 0 0 0
Debit (Qsegmen) (m3/s) 0,002712509 0,012126631 0,008483272
Debit Total (Qtotal) (m3/s) 0,023322412
Luas Penampang Total (Atotal) (m2) 0,068858
Panjang Melintang Total (mtotal) (m) 0,864795
Jari-jari hidrolis (Rh) (m) 0,079623
V. Analisis A
5.1 Analisis Cara Kerja
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran sungai menggunakan
metode velocity area method. Langkah yang dilakukan pertama kali
adalah suhu awal fluida pada aliran sungai diukur. Selanjutnya sebuah
tali dibentangkan pada penampang melintang menyebrangi sungai
dengan cara merawas. Lalu, penampang sungai dibagi menjadi tiga
segmen dengan lebar tiap segmen adalah sama, yaitu sebesar 0,274333
meter. Selanjutnya kedalaman pada tiap segmen diukur, yaitu
kedalaman di sisi kiri, kedalaman di sisi kanan, dan kedalaman di tengah
segmen. Data kedalaman di sisi kanan dan kiri segmen nantinya
digunakan dalam perhitungan penampang aliran sungai, sedangkan data
kedalaman di tengah segmen akan digunakan untuk pengukuran
kecepatan aliran sungai. Kecepatan aliran pada sungai diukur
menggunakan currentmeter tipe propeller pada tiap segmen yang
dilakukan pada titik kedalaman 0,2, 0,6, dan 0,8 dari titik tengah
segmen. Namun, karena sungai yang diukur hanya berbentuk model
sungai, maka kecepatan propeller yang diukur hanya pada titik
kedalaman 0,6 dari titik tengah segmen saja. Pengukuran kecepatan
seharusnya dilakukan pada 3 titik kedalaman tersebut agar hasil
percobaan yang didapat lebih akurat dan presisi. Propeller harus
diletakkan dengan menghadap ke hilir sungai dan beberapa hal yang
harus diperhatikan adalah:
1. Posisi pengukur harus berada di hilir alat pengukur dan tidak
boleh menyebabkan berubahnya garis aliran pada jalur vertical
yang diukur.
2. Posisi alat ukur harus berada di depan pengukur agar tidak
mengganggu aliran sungai (BSN, 2015)
Besar kecepatan yang diukur pada propeller memiliki satuan rotasi
per detik (rps). Jika pengukuran kecepatan sudah selesai, langkah
terakhir adalah suhu akhir fluida pada aliran sungai diukur kembali.
5.2 Analisis Grafik
5.2.1 Grafik Penampang Melintang Sungai
Berikut ini grafik penampang melintang sungai, yaitu grafik
kedalaman terhadap bentang sungai.
0,02
0,04
Kedalaman (m)
0,06
0,08
0,1
0,12
0,14
0,45
0,4
0,3
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0,137166667 0,4115 0,685833333
Bentang Sungai (m)
VI. Analisis B
Berikut ini aplikasi Modul 07 di bidang Teknik Lingkungan.
1. Pengukuran debit aliran sungai sangat penting untuk irigasi. Dengan
mengetahui debit aliran sungai, maka dapat dihitung dan
diperkirakan distribusi air pada lahan pertanian sehingga air yang
dialirkan dapat digunakan secara efektif.
VII. Kesimpulan
1. Berikut ini kontur distribusi kecepatan di seluruh penampang sungai
dalam bentuk 2D dan 3D
2. Berikut ini penampang melintang sungai yang dihasilkan pada saat
percobaan
0,02
0,04
Kedalaman (m)
0,06
0,08
0,1
0,12
0,14
3. SNI 8066:2015