Tabel II.3 Data densitas air terhadap suhu (Engineering Toolbox, 2001)
Temperatur Densitas air
(°C) (kg/m3)
0 999.9
5 1000
10 999.7
15 999.1
Temperatur Densitas air
(°C) (kg/m3)
20 998.2
30 995.7
40 992.2
50 988.1
60 983.2
70 977.8
7.5𝑘𝑔
𝑉= = 𝟎. 𝟎𝟎𝟕𝟓𝟐𝟐 𝐦𝟑
997.097𝑘𝑔/m3
𝐦𝟑/𝐬
Hasil perhitungan debit teoretis v-notch menurut persamaan Bazin
pada variasi debit lain tercantum pada tabel data akhir.
𝐦𝟑/𝐬
= 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟕𝟎𝟗 𝐦𝟑/𝐬
Hasil perhitungan debit teoretis u-notch menurut persamaan
Kindsvarter-Carter pada variasi debit lain tercantum pada tabel
data akhir.
III.11. Perhitungan keofisien koreksi head (K) untuk persamaan
Kindsvarter- Carter
Koefisien koreksi head didapatkan dengan menggunakan
persamaan berikut
𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟔𝟕𝟒 𝐦𝟑/𝐬 2
Hasil perhitungan debit teoretis v-notch menurut persamaan
Kindsvarter-Carter pada variasi debit lain tercantum pada tabel
data akhir.
Gambar V.1 Grafik debit aktual terhadap debit teoretis u-notch dengan persamaan
Bazin
Dari Gambar V.1 yang menjelaskan hubungan antara debit aktual dan
teoretis Bazin pada u-notch, diketahui bahwa persamaan regresi linear
pada intercept (0,0) adalah 𝑦 = 0.7667𝑥. Hal ini sejalan dengan
persamaan debit aktual, yaitu 𝑄𝑎𝑘𝑡 = 𝐶𝑑 × 𝑄𝑡𝑒𝑜. Pada kasus ini, dapat
disimpulkan dari variasi debit yang ada bahwa nilai koefisien discharge
percobaan secara rata-rata adalah 0.7667.
Koefisien determinasi dihitung untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan sejumlah variabel bebas yang ada dalam model persamaan
egresi secara berbarengan mampu menjelaskan variabel tidak bebasnya.
Nilai R2 berada di rentang nol sampai 1. Nilainya dikatakan ‘baik’ bila
di atas angka 0,5. Sedangkan nilai R2 dibilang ‘tidak baik’ bila di bawah
0,5. Secara umum, mengacu dari hasil penghitungan koefisien
determinasinya, maka sebuah model regresi bisa dibilang layak dipakai
bila nilai R2 lebih dari 0,5. Hal ini karena sebagian besar variable
terikatnya mampu dijelaskan dengan baik oleh variabel bebasnya.
Sebaliknya, model regresi linier dianggap tidak layak pakai apabila
nilai R2-nya di bawah 0,5. Lalu, koefisien korelasi adalah nilai yang
menunjukkan kuat atau tidaknya hubungan linier antarvariabel.
Koefisien korelasi ini dilambangkan dengan huruf R, di mana nilai R
bervariasi di rentang -1 sampai +1. Nilai R yang mendekati angka -1
atau +1 memberikan informasi bahwa kedua variabel memiliki
hubungan yang kuat. Sedangkan angka R yang dekat dengan angka 0,
menggambarkan bahwa hubungan antarvariabel dinilai rendah
(Wardana, 2019).
Gambar V.2 Grafik debit aktual terhadap debit teoretis v-notch dengan
persamaan Bazin
Dari Gambar V.2 yang menjelaskan hubungan antara debit aktual dan
teoretis Bazin pada u-notch, diketahui bahwa persamaan regresi linear
pada intercept (0,0) adalah 𝑦 = 0.7794𝑥. Hal ini sejalan dengan
persamaan debit aktual, yaitu 𝑄𝑎𝑘𝑡 = 𝐶𝑑 × 𝑄𝑡𝑒𝑜. Pada kasus ini, dapat
disimpulkan dari variasi debit yang ada bahwa nilai koefisien discharge
percobaan secara rata-rata adalah 0.7794.
Gambar V.3 Grafik debit aktual terhadap debit teoretis u-notch dengan
persamaan Kindsvarter-Carter
Gambar V.4 Grafik debit aktual terhadap debit teoretis v-notch dengan
persamaan Kindsvarter-Carter
Dari Gambar V.4 yang menjelaskan hubungan antara debit aktual dan
teoretis Bazin pada u-notch, diketahui bahwa persamaan regresi linear
pada intercept (0,0) adalah y= 0.6448𝑥. Hal ini sejalan dengan
persamaan debit aktual, yaitu 𝑄𝑎𝑘𝑡 = 𝐶𝑑 × 𝑄𝑡𝑒𝑜. Pada kasus ini, dapat
disimpulkan dari variasi debit yang ada bahwa nilai koefisien discharge
percobaan secara rata-rata adalah 0.6448.
Gambar V.5 Grafik debit aktual terhadap tinggi muka air rata-rata u-notch
Dari Gambar V.5 yang menjelaskan hubungan antara debit aktual dan
tinggi muka air rata-rata pada u-notch, diketahui bahwa persamaan
regresi power adalah 𝑦 = 0.0321𝑥1.2663. Kemudian, analisis galat dapat
dilakukan dengan perhitungan berikut:
1.2663 − 1.5
Galat = | | x 100% = 15.58%
1.5
Gambar V.6 Grafik debit aktual terhadap tinggi muka air rata-rata v-notch
Dari Gambar V.6 yang menjelaskan hubungan antara debit aktual dan
tinggi muka air rata-rata pada v-notch, diketahui bahwa persamaan
regresi power adalah 𝑦 = 0.29982.3282. Persamaan regresi ini
bersesuaian dengan persamaan teoretis, yaitu 𝑄𝑡𝑒𝑜 =
8 Ɵ
x √2𝑔 x tan 2 x ℎ2,5. Dengan Qakt adalah debit aktual, θ adalah
15
U-notch
V-notch
Setelah dilakukan analisis koefisien discharge dari setiap alat, kita dapat
menentukan notch yang terpilih. Notch dipilih berdasarkan galat yang
dihitung dari Cd aktual rumus bazin dengan Cd teoritis dari literatur.
Pada percobaan ini, galat yang diperoleh pada V-notch cenderung lebih
kecil daripada U-notch. Maka, jenis notch terpilih adalah V-notch. Hal
ini dapat terjadi karena V-notch hanya memiliki satu dead zone,
sedangkan U- notch memiliki dua dead zone sehingga menghasilkan
headloss lebih besar. Tetapi, pada percobaan ini terdapat ketidaktepatan
data pada variasi 1 dan 3 yang debit teoritisnya dihitung dengan
persamaan Bazin. Pada variasi 1 dan 3, galat pada V-notch lebih besar
daripada U-notch. Hal ini dapat terjadi karena ketidakakuratan
pembacaan tinggi muka air di atas notch atau karena ketidaktepatan
pengukuran waktu sehingga debit actual yang diperoleh juga kurang
akurat.
V.6. Perbedaan u-notch dan v-notch
Berikut adalah tabel perbedaan u-notch dan v-notch berdasarkan
beberapa parameter:
Parameter U- V-notch
notch
Bentuk Segi empat, plat tipis mendatar. Segitiga sama kaki, terjunan dengan
sudut.
Kriteria debit yang Hanya debit yang besar. Lebih akurat pada debit kecil namun
diukur dapat mengukur debit besar pula.
V-notch
Kelebihannya alat ukur ini yaitu mudah untuk melakukan
pengujiannya dikarenakan ukurannya yang kecil sehingga mudah
untuk diuji. Biaya yang dikeluarkan juga relative murah
dibandingkan dengan U-notch. Kelebihan yang lain adalah patahan
yang terjadi sangat terkonsentrasi namun kekurangannya adalah
terlalu mudah patah.
Kekurangannya kekurangan dari V notch adalah terlalu mudah
patah. Hanya dapat digunakan pada debit aliran yang kecil (< 100
l/d). Penggunannya sering kurang optimal karena gejolak aliran yang
melalui sekat terlampau besar (sangat turbulen) dan jarak dari
ambang ke saluran di hulunya tidak memenuhi syarat. Pengukuran
debit tidak bisa dilakukan jika muka air hilir naik diatas elevasi
ambang bangunan ukur.
U-notch
Kelebihannya adalah U-notch bisa digunakan untuk mengukur debit
yang besar, mudah diuji, karena ukurannya yang kecil. Biaya relative
murah, tetapi lebih mahal jika dibandingkan dengan v – notch, dan
pengujiannya dapat dilakukan disuhu ruang.
Kekurangannya pengukuran yang tidak akurat untuk debit yang
kecil.
V.8. Kesalahan
Dalam jaringan irigasi teknis, banyaknya debit air yang mengalir ke dalam
saluran harus dapat diukur dengan seksama agar pembagian air dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu diperlukan suatu bangunan
yang fungsinya untuk mengukur debit air pada saluran irigasi yang disebut
banguan ukur debit.Bangunan ukur biasanya difungsikan pula sebagai
bangunan pengontrol. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan taraf muka
air yang direncanakan dan untuk mengalirkan debit tertentu. Bangunan ukur
debit yang biasa digunakan pada umumnya merupakan suatu pelimpah
dengan ambang lebar atau ambang tajam. Pengaliran pada bangunan
pengontrol dilakukan dengan cara melalui atas bangunan (melimpah /
overflow) atau melalui bawah pintu / celah. Kondisi hidraulik ini
dimanfaatkan dalam desain dan perancangan pintu-pintu air, yang
semuanya didasarkan pada sifat aliran sempurna. Jika ternyata aliran yang
terjadi bukan aliran sempurna, maka dalam aplikasinya pintu-pintu tersebut
diberi tabel-tabel koreksinya.
1. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, debit aktual dan debit teoretis
yang dihasilkan dalam percobaan ini adalah:
Tabel VII.1 Debit aktual dan teoretis percobaan
QteoBazin (m3/s) QteoKindsvarter (m3/s)
Var. Qakt (m3/s)
u-notch v-notch u-notch v-notch
1 0.000440 0.000630 0.000566 0.000709 0.000674
2 0.000293 0.000232 0.000378 0.000271 0.000463
3 0.000107 0.000131 0.000125 0.000158 0.000171
Tabel VII.2 Koefisien discharge dan galat perhitungan persamaan Bazin vs.
Kindsvarter