Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA II – TL 2201


MODUL 05
ALAT UKUR DEBIT SALURAN TERBUKA

Nama Praktikan : Adinda Mirra Rahmani Taufik


NIM : 15318085
Kelompok/Shift : 2B (09.00 – 10.30)
Tanggal Praktikum : 26 Maret 2020
Tanggal Pengumpulan : 1 April 2020
PJ Modul : Irvan Affandi (15316026)
M. Farhan Huda (15317075)
Asisten yang Bertugas : Irvan Affandi (15316026)
M. Farhan Huda (15317075)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
I. TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.


1. Menentukan debit aktual dan teoretis aliran dengan notch.
2. Menentukan pengaruh koefisien koreksi pada persamaan
Kindsvarter terhadap pengukuran debit aliran.
3. Menentukan jenis notch terbaik berdasarkan akurasi perhitungannya.

II. DATA AWAL

Tabel II.1. Data awal


Massa beban (m) 2.5 kg
Suhu air awal (Tawal) 23°C
Suhu air akhir (Takhir) 23°C
Lebar saluran (b) 0.0760 m
Lebar notch (wu) 0.03 m
Tinggi notch (h) 0.08 m
Sudut v-notch (θ) 30°

Tabel II.2 Data pengamatan waktu tercapainya kesetimbangan hydraulic bench


dan tinggi muka air
Waktu (s) Tinggi muka air (m)
Variasi
t1 t2 t3 h1u h2u h3u h1v h2v h3v
1 17.22 16.35 17.75 0.037 0.037 0.037 0.061 0.060 0.060
2 23.47 26.96 26.57 0.019 0.019 0.019 0.051 0.051 0.052
3 68.56 75.66 66.56 0.013 0.013 0.013 0.033 0.033 0.033

Tabel II.3 Data densitas air terhadap suhu (Engineering Toolbox, 2001)
Temperatur Densitas air
(°C) (kg/m3)
0 999.9
5 1000
10 999.7
15 999.1
Temperatur Densitas air
(°C) (kg/m3)
20 998.2
30 995.7
40 992.2
50 988.1
60 983.2
70 977.8

III. PENGOLAHAN DATA


III.1. Perhitungan suhu rata-rata (Trata) dan densitas air (ρ)
Berdasarkan Tabel II.1, didapat hubungan sebagai berikut antara
densitas fluida dan temperatur:

Gambar III.1 Grafik massa jenis air terhadap suhu


Dari grafik di atas, diketahui densitas air dipengaruhi oleh
temperatur dengan persamaan 𝑦 = −0.0036𝑥2 − 0.0695𝑥 + 1000.6
Suhu rata-rata selama percobaan dapat diketahui dengan merata-
ratakan suhu awal dan akhir melalui persamaan
𝑇𝑎𝑤𝑎𝑙 + 𝑇𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 23℃ + 23℃
𝑇𝑟𝑎𝑡𝑎 = = = 23℃
2 2
Dengan demikian, dengan diketahui temperatur air selama
percobaan adalah Trata = 23°C, sehingga dengan substitusi
didapatkan:
𝜌 = −0.0036𝑥2 − 0.0695𝑥 + 1000.6
𝝆 =𝟗𝟗𝟕. 𝟎𝟗𝟕𝐤𝐠/𝐦𝟑
III.2. Perhitungan massa air (mair) pada hydraulic bench
Dengan prinsip kekekalan energi, dan diketahui lengan beban
memiliki panjang tiga kali lengan air, maka:
𝑙𝑎𝑖𝑟 × 𝑚𝑎𝑖𝑟 × 𝑔 = 𝑙𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 × 𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 × 𝑔
𝑙𝑎𝑖𝑟 × 𝑚𝑎𝑖𝑟 = 3𝑙𝑎𝑖𝑟 × 2. 𝑘𝑔
𝒎𝒂𝒊𝒓 = 𝟕. 𝟓𝒌𝒈
III.3. Perhitungan volume air (V)
Volume air dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 𝑉 =
𝑚𝑎𝑖𝑟
, sehingga didapat perhitungan sebagai berikut:
𝜌

7.5𝑘𝑔
𝑉= = 𝟎. 𝟎𝟎𝟕𝟓𝟐𝟐 𝐦𝟑
997.097𝑘𝑔/m3

III.4. Perhitungan waktu rata-rata (trata)


𝑡1 +𝑡2 +𝑡3
Rata-rata waktu dapat dihitung dengan persamaan 𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎 = .
3

Untuk rata-rata waktu pada debit pertama, digunakan rumus tersebut


sehingga didapat perhitungan sebagai berikut:
17.22 + 16.35 + 17.75
𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 𝟏𝟕. 𝟏𝟎𝟕 𝐬
3
Untuk debit lainnya digunakan cara yang sama untuk menghitung
waktu rata-rata tercapainya kesetimbangan massa. Data tercantum
pada tabel data akhir.

III.5. Perhitungan debit aktual aliran (Qakt)


𝑉
Debit aktual dapat dihitung dengan persamaan 𝑄𝑎𝑘𝑡 = 𝑡 . Debit aktual

untuk variasi debit pertama, menurut persamaan tersebut adalah:


0.00752m3
𝑄𝑎𝑘𝑡 = = 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟒𝟒𝐦𝟑 /𝐬
17.107𝑠
Debit aktual untuk variasi debit lainnya dihitung dengan metode yang
sama. Hasil perhitungan tercantum pada tabel akhir.
III.6. Perhitungan tinggi muka air rata-rata (hrata)
Rata-rata tinggi muka air dapat dihitung dengan persamaan
ℎ1+ℎ2+ℎ3
ℎ𝑟𝑎𝑡𝑎 = . Untuk rata-rata tinggi muka air pada debit
3

pertama untuk u-notch, digunakan rumus tersebut dan didapat


perhitungan berikut :
0.037 + 0.037 + 0.037
𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 𝟎. 𝟑𝟕 𝒎
3
Untuk debit lainnya pada u-notch dan v-notch digunakan cara
yang sama untuk menghitung tinggi muka air rata-rata. Data
tercantum pada tabel data akhir.

III.7. Perhitungan debit teoritis (Qteo) untuk u-notch menurut persamaan


Bazin
Perhitungan debit teoretis Bazin untuk jenis alat ukur u-notch dapat
dilakukan
2
dengan menyelesaikan persamaan 𝑄𝑡𝑒𝑜 = x √2𝑔 x 𝑏 x ℎ1,5 .
3

Perhitungan untuk variasi debit aliran pertama adalah :


2
𝑄𝑡𝑒𝑜 = x √2 x 9.81m/s2 x 0.03𝑚 x 0.0372,5 = 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟔𝟑𝟎
3

𝐦𝟑/𝐬
Hasil perhitungan debit teoretis v-notch menurut persamaan Bazin
pada variasi debit lain tercantum pada tabel data akhir.

III.8. Perhitungan debit teoritis (Qteo) untuk v-notch menurut persamaan


Bazin
Perhitungan debit teoretis Bazin untuk jenis alat ukur v-notch dapat
dilakukan
8 Ɵ
dengan menyelesaikan persamaan 𝑄𝑡𝑒𝑜 = x √2𝑔 x tan 2 x ℎ2,5.
15

Perhitungan untuk variasi debit aliran pertama adalah :


2 30°
𝑄𝑡𝑒𝑜 = 3 x √2 x 9.81m/s 2 x tan x 0.060332,5 = 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟓𝟔𝟔
2

𝐦𝟑/𝐬

Hasil perhitungan debit teoretis v-notch menurut persamaan Bazin


pada variasi debit lain tercantum pada tabel data akhir.

III.9. Perhitungan keofisien perbandingan b/B dan koefisien efek


viskositas (Kb) u-notch
Perhitungan koefisien perbandingan b/B dapat dicari melalui
𝑏
persamaan 𝐵 = 𝑐, didapat:
𝑏 0.03
= = 0.239
𝐵 0.239

Kemudian menghitung koefisien efek viskositas (Kb) yang


dilakukan dengan interpolasi dan didapat Kb = 0.0024 m.

Gambar III.2 Grafik koefisien efek viskositas pada u-notch


(Sumber : LMNOEngineering, 2014)

III.10. Perhitungan debit teoritis (Qteo) untuk u-notch menurut persamaan


Kindsvarter- Carter
Perhitungan debit teoretis Kindsvarter-Carter untuk jenis alat ukur
u-notch dapat dilakukan dengan menyelesaikan persamaan
2
𝑄𝑡𝑒𝑜 = x √2𝑔 x (𝑏 + 𝐾𝑏) x (ℎ + 𝐾ℎ)1,5. Dengan
3

menggunakan koefisien efek tegangan permukaan fluida air 0.001


m, perhitungan debit aliran pertama adalah :
2
𝑄𝑡𝑒𝑜 = x √2 x 9.81 x (0.03 + 0.0024) x (0.037 + 0.001)1,5
3

= 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟕𝟎𝟗 𝐦𝟑/𝐬
Hasil perhitungan debit teoretis u-notch menurut persamaan
Kindsvarter-Carter pada variasi debit lain tercantum pada tabel
data akhir.
III.11. Perhitungan keofisien koreksi head (K) untuk persamaan
Kindsvarter- Carter
Koefisien koreksi head didapatkan dengan menggunakan
persamaan berikut

K = 0.3048(0.0144902648 − (0.0003395535 × θ) + (3.298 ×


10−6 × 𝜃2)
− (1.062 × 10−8 × 𝜃3)
Sudut v-notch diketahui adalah 30°, dengan diubah ke radian,
𝜋
didapat 6 rad. Maka nilai kefisien koreksi head sebesar 0.004363m.

III.12. Perhitungan debit teoritis (Qteo) untuk v-notch menurut persamaan


Kindsvarter- Carter
Perhitungan debit teoretis Kindsvarter-Carter untuk jenis alat ukur
u-notch dapat dilakukan dengan menyelesaikan persamaan
2 θ
𝑄𝑡𝑒𝑜 = 3 x √2 g x tan 2 x (ℎ + 𝐾ℎ)2,5. Dengan menggunakan

koefisien efek tegangan permukaan fluida air 0.001 m, perhitungan


debit aliran pertama adalah :
2 30
𝑄𝑡𝑒𝑜 = x √2 x 9.81 x tan x (0.06033 + 0.004363)2,5 =
3 2

𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟔𝟕𝟒 𝐦𝟑/𝐬 2
Hasil perhitungan debit teoretis v-notch menurut persamaan
Kindsvarter-Carter pada variasi debit lain tercantum pada tabel
data akhir.

III.13. Perhitungan koefisien discharge aliran (Cd)


Koefisien discharge dapat dihitung dengan membandingkan debit
𝑄𝑎𝑘𝑡
aktual dengan debit akhir, yaitu melalui persamaan 𝐶𝑑 = .
𝑄𝑡𝑒𝑜

Koefisien discharge untuk variasi debit pertama, menurut persamaan


tersebut adalah:
𝑄𝑎𝑘𝑡 0.00044
𝐶𝑑 = = = 0.6974
𝑄𝑡𝑒𝑜 0.000630
Koefisien discharge untuk variasi debit lainnya dihitung dengan
metode yang sama. Hasil perhitungan tercantum pada tabel akhir.
IV. DATA AKHIR

Berikut tabel hasil perhitungan Bagian III.


Tabel IV.1 Data akhir percobaan
Hrata (m)
Var. trata (s)
u-notch v-notch
1 17.11 0.037 0.0603
2 25.67 0.019 0.0513
3 70.26 0.013 0.0333

Tabel IV.2 Data akhir percobaan


Var. Qakt (m3/s) QteoBazin (m3/s) QteoKindsvarter (m3/s) CdBazin CdKindsvarter
u-notch v-notch u-notch v-notch u-notch v-notch u-notch v-notch u-notch v-notch
1 0.000440 0.000440 0.000630 0.000566 0.000709 0.000674 0.6974 0.7773 0.6204 0.6521
2 0.000293 0.000293 0.000232 0.000378 0.000271 0.000463 1.2631 0.7776 1.0829 0.6320
3 0.000107 0.000107 0.000131 0.000125 0.000158 0.000171 0.8153 0.8554 0.6755 0.6260
V. ANALISIS A
V.1. Analisis Cara Kerja
Pada praktikum ini disiapkan beberapa alat yang dibutuhkan untuk
memenuhi tujuan dari modul ini. Pertama, ada Hydraulic Bench yang
digunakan sebagai pemutar aliran air di mana alat ini digerakkan oleh
sebuah dynamo pemutar aliran yang disambungkan pada sebuah saluran air
terbuka sepanjang 5 m dan lebar 0.0765 m melalui sebuah pipa yang pada
pipa itu terdapat globe valve agar debit aliran dapat diubah sesuai dengan
kebutuhan. Lalu terdapat juga v-notch dan u-notch. Selain itu, ada juga
jangka pengukur kedalaman air yang dapat dikalibrasi terlebih dahulu agar
perhitungan lebih akurat.
Pada prosedur pengerjaannya, diawali dengan mengukur suhu air
pada bak Hydraulic Bench yang digunakan untuk kalibrasi menentukan
densitas air. Kemudian, pasang ambang panjang pada posisi tertentu di
saluran terbuka. Hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah kalibrasi alat
pengukur kedalaman. Kalibrasi dilakukan dengan memutar alat ukur hingga
mencapai dasar, lalu jarum pengukur diatur agar pada skala menunjukan
nilai nol. Setelah itu, dilakukan pengukuran pada suhu awal fluida.
Selanjutnya, lebar dan panjang ambang panjang diukur dengan
menggunakan penggaris atau meteran. Kemudian nyalakan hydraulic
bench dengan cara menghubungkannya ke stop kontak 110 V dan ukur
waktu tercapainya kesetimbangan massa pada hydraulic bench dengan
meletakkan beban seberat 2.5kg pada lengan beban. Pengukuran dan
pencatatan waktu ini dilakukan sebanyak tiga kali (triplo) dengan tujuan
meminimalisasi kesalahan pencatatan waktu yang dilakukan secara manual
oleh praktikan.
Setelah data-data tersebut didapatkan, v-notch dipasang terlebih
dahulu dan aliran air dinyalakan dan ditunggu hingga ketinggiannya stabil.
Langkah ini ditempuh karena v-notch akan menghasilkan ketinggian air
yang lebih besar daripada u-notch sehingga pada debit yang paling besar
(variasi 1) tidak terjadi peluapan air. Setelah ketinggian muka air stabil,
tinggi air diukur sebanyak tiga kali. Pengukuran dilakukan tiga kali karena
fluida bergerak secara terus-menerus pada saat pembacaan alat ukur, oleh
karena itu diharapkan dengan pengukuran triplo kesalahan pembacaan dapat
diminimalisasi. Selanjutnya, debit diganti dengan memutar valve dan semua
proses di atas kecuali pengukuran suhu air diulang hingga terdapat tiga
variasi debit.
Pada praktikum ini, dilakukan pengambilan data secara triplo yaitu 3
kali pengukuran. Hal ini ditujukan agar hasil dari pengukuran yang didapat
bisa lebih akurat untuk merepresentasikan keadaan sesungguhnya juga untuk
meminimalisasi human error berupa kesalahan pengukuran waktu yang
mungkin terjadi akibat stopwatch yang dioperasikan oleh manusia. Setelah
ketiga variasi tersebut dilakukan, Hydraulic Bench kembali dimatikan dan
suhu air kembali diukur untuk digunakan sebagai input dari kalibrasi suhu
awal yang juga digunakan untuk menentukan densitas air, lalu valve pengatur
debit dimatikan, dan pompa dimatikan, serta dicabut dari stop kontak.

V.2. Analisis Grafik


V.2.1. Debit aktual terhadap debit teoretis Bazin untuk u-notch

Gambar V.1 Grafik debit aktual terhadap debit teoretis u-notch dengan persamaan
Bazin

Dari Gambar V.1 yang menjelaskan hubungan antara debit aktual dan
teoretis Bazin pada u-notch, diketahui bahwa persamaan regresi linear
pada intercept (0,0) adalah 𝑦 = 0.7667𝑥. Hal ini sejalan dengan
persamaan debit aktual, yaitu 𝑄𝑎𝑘𝑡 = 𝐶𝑑 × 𝑄𝑡𝑒𝑜. Pada kasus ini, dapat
disimpulkan dari variasi debit yang ada bahwa nilai koefisien discharge
percobaan secara rata-rata adalah 0.7667.
Koefisien determinasi dihitung untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan sejumlah variabel bebas yang ada dalam model persamaan
egresi secara berbarengan mampu menjelaskan variabel tidak bebasnya.
Nilai R2 berada di rentang nol sampai 1. Nilainya dikatakan ‘baik’ bila
di atas angka 0,5. Sedangkan nilai R2 dibilang ‘tidak baik’ bila di bawah
0,5. Secara umum, mengacu dari hasil penghitungan koefisien
determinasinya, maka sebuah model regresi bisa dibilang layak dipakai
bila nilai R2 lebih dari 0,5. Hal ini karena sebagian besar variable
terikatnya mampu dijelaskan dengan baik oleh variabel bebasnya.
Sebaliknya, model regresi linier dianggap tidak layak pakai apabila
nilai R2-nya di bawah 0,5. Lalu, koefisien korelasi adalah nilai yang
menunjukkan kuat atau tidaknya hubungan linier antarvariabel.
Koefisien korelasi ini dilambangkan dengan huruf R, di mana nilai R
bervariasi di rentang -1 sampai +1. Nilai R yang mendekati angka -1
atau +1 memberikan informasi bahwa kedua variabel memiliki
hubungan yang kuat. Sedangkan angka R yang dekat dengan angka 0,
menggambarkan bahwa hubungan antarvariabel dinilai rendah
(Wardana, 2019).

Analisis koefisien determinasi (R2) menunjukkan nilai 0.7263, yang


menandakan bahwa peluang debit aktual dipengaruhi oleh debit teoretis
sebesar 72.63% dan 23.37% dipengaruhi oleh variable inheren atu
konstanta lain. Nilai ini sudah mendekati 1, namun masih relatif jauh
sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh yang diberikan variabel
cukup besar namun tidak absolut. Analisis faktor korelasi (R)
menunjukkan nilai 0.9211. Hal ini menandakan hubungan positif yang
kuat antara kedua variable, yang berate semakin tinggi nilai debit
teoritis, semakin tinggi debit aktual.
V.2.2. Debit aktual terhadap debit teoretis Bazin untuk v-notch

Gambar V.2 Grafik debit aktual terhadap debit teoretis v-notch dengan
persamaan Bazin
Dari Gambar V.2 yang menjelaskan hubungan antara debit aktual dan
teoretis Bazin pada u-notch, diketahui bahwa persamaan regresi linear
pada intercept (0,0) adalah 𝑦 = 0.7794𝑥. Hal ini sejalan dengan
persamaan debit aktual, yaitu 𝑄𝑎𝑘𝑡 = 𝐶𝑑 × 𝑄𝑡𝑒𝑜. Pada kasus ini, dapat
disimpulkan dari variasi debit yang ada bahwa nilai koefisien discharge
percobaan secara rata-rata adalah 0.7794.

Analisis koefisien determinasi (R2) menunjukkan nilai 0,9983, yang


menandakan bahwa peluang debit aktual dipengaruhi oleh debit teoretis
sebesar 99.83% dan 0.17% dipengaruhi oleh variable inheren atu
konstanta lain. Nilai ini sangat mendekati 1, sehingga dapat dikatakan
bahwa bahwa pengaruh yang diberikan oleh debit teoretis terhadap
debit aktual untuk v-notch hampir absolut. Analisis faktor korelasi (R)
menunjukkan nilai 0.9998. Hal ini menandakan hubungan positif yang
kuat antara kedua variable, yang berate semakin tinggi nilai debit
teoritis, semakin tinggi debit aktual.
V.2.3. Debit aktual terhadap debit teoretis Kindsvarter-Carter untuk u-
notch

Gambar V.3 Grafik debit aktual terhadap debit teoretis u-notch dengan
persamaan Kindsvarter-Carter

Dari Gambar V.3 yang menjelaskan hubungan antara debit


aktual dan teoretis Bazin pada u-notch, diketahui bahwa
persamaan regresi linear pada intercept (0,0) adalah 𝑦 =
0.6791𝑥. Hal ini sejalan dengan persamaan debit aktual, yaitu
𝑄𝑎𝑘𝑡 = 𝐶𝑑 × 𝑄𝑡𝑒𝑜. Pada kasus ini, dapat disimpulkan dari
variasi debit yang ada bahwa nilai koefisien discharge
percobaan secara rata-rata adalah 0.6791.

Analisis koefisien determinasi (R2) menunjukkan nilai


0.6791.yang menandakan bahwa peluang debit aktual
dipengaruhi oleh debit teoretis sebesar 67.91% dan 32.09%
dipengaruhi oleh variable inheren atau konstanta lain. Nilai ini
sudah mendekati 1, namun masih relatif jauh sehingga dapat
dikatakan bahwa pengaruh yang diberikan variabel cukup besar
namun tidak absolut. Analisis faktor korelasi (R) menunjukkan
nilai 0.9219. Hal ini menandakan hubungan positif yang kuat
antara kedua variable, yang berate semakin tinggi nilai debit
teoritis, semakin tinggi debit aktual.
V.2.4. Debit aktual terhadap debit teoretis Kindsvarter-Carter untuk v-
notch

Gambar V.4 Grafik debit aktual terhadap debit teoretis v-notch dengan
persamaan Kindsvarter-Carter

Dari Gambar V.4 yang menjelaskan hubungan antara debit aktual dan
teoretis Bazin pada u-notch, diketahui bahwa persamaan regresi linear
pada intercept (0,0) adalah y= 0.6448𝑥. Hal ini sejalan dengan
persamaan debit aktual, yaitu 𝑄𝑎𝑘𝑡 = 𝐶𝑑 × 𝑄𝑡𝑒𝑜. Pada kasus ini, dapat
disimpulkan dari variasi debit yang ada bahwa nilai koefisien discharge
percobaan secara rata-rata adalah 0.6448.

Analisis koefisien determinasi (R2) menunjukkan nilai 0,9987, yang


menandakan bahwa peluang debit aktual dipengaruhi oleh debit teoretis
sebesar 99.87% dan 0.13% dipengaruhi oleh variable inheren atu
konstanta lain. Nilai ini sangat mendekati 1, sehingga dapat dikatakan
bahwa bahwa pengaruh yang diberikan oleh debit teoretis terhadap
debit aktual untuk v-notch hampir absolut. Analisis faktor korelasi (R)
menunjukkan nilai 0.9996. Hal ini menandakan hubungan positif yang
kuat antara kedua variable, yang berate semakin tinggi nilai debit
teoritis, semakin tinggi debit aktual.
V.2.5. Debit aktual terhadap tinggi muka air rata-rata untuk u-notch

Gambar V.5 Grafik debit aktual terhadap tinggi muka air rata-rata u-notch

Dari Gambar V.5 yang menjelaskan hubungan antara debit aktual dan
tinggi muka air rata-rata pada u-notch, diketahui bahwa persamaan
regresi power adalah 𝑦 = 0.0321𝑥1.2663. Kemudian, analisis galat dapat
dilakukan dengan perhitungan berikut:
1.2663 − 1.5
Galat = | | x 100% = 15.58%
1.5

Galat yang dihasilkan pada percobaan bernilai 15.58%, dengan asumsi


tingkat kepercayaan 90%, maka galat yang dihasilkan melebihi batas
wajar 10%. Hal ini dapat disebabkan oleh kesalahan dalam percobaan.

Analisis koefisien determinasi (R2) menunjukkan nilai 0.8497, yang


menandakan bahwa peluang debit aktual dipengaruhi oleh debit teoretis
sebesar 84.97% dan 15.03% dipengaruhi oleh variable inheren atu
konstanta lain. Nilai ini mendekati 1, sehingga dapat dikatakan bahwa
bahwa pengaruh yang diberikan oleh debit teoretis terhadap debit aktual
untuk v-notch hampir absolut. Analisis faktor korelasi (R) menunjukkan
nilai 0.9396. Hal ini menandakan hubungan positif yang kuat antara
kedua variable, yang berate semakin tinggi nilai debit teoritis, semakin
tinggi debit aktual.
V.2.6. Debit aktual terhadap tinggi muka air rata-rata untuk v-notch

Gambar V.6 Grafik debit aktual terhadap tinggi muka air rata-rata v-notch

Dari Gambar V.6 yang menjelaskan hubungan antara debit aktual dan
tinggi muka air rata-rata pada v-notch, diketahui bahwa persamaan
regresi power adalah 𝑦 = 0.29982.3282. Persamaan regresi ini
bersesuaian dengan persamaan teoretis, yaitu 𝑄𝑡𝑒𝑜 =
8 Ɵ
x √2𝑔 x tan 2 x ℎ2,5. Dengan Qakt adalah debit aktual, θ adalah
15

sudut v-notch, g adalah percepatan gravitasi (9.81 m/s2), dan h adalah


tinggi rata-rata muka air.

Analisis galat dapat dilakukan dengan


perhitungan berikut
2.3282 − 2.5
Galat = | | x 100% = 6.87%
2.5

Galat yang dihasilkan pada percobaan bernilai 6.87%, dengan asumsi


tingkat kepercayaan 90%, maka galat yang dihasilkan berada dalam
batas wajar 10%. Hal ini menandakan percobaan telah berlangsung
dengan cukup akurat sehingga hasilnya cukup merepresentasikan
keadaan teoretis.

Analisis koefisien determinasi (R2) menunjukkan nilai 0.9996, yang


menandakan bahwa peluang debit aktual dipengaruhi oleh debit teoretis
sebesar 99.96% dan 0.04% dipengaruhi oleh variable inheren atu
konstanta lain. Nilai ini sangat mendekati 1, sehingga dapat dikatakan
bahwa bahwa pengaruh yang diberikan oleh debit teoretis terhadap
debit aktual untuk v-notch hampir absolut. Analisis faktor korelasi (R)
menunjukkan nilai 0.9920. Hal ini menandakan hubungan positif yang
kuat antara kedua variable, yang berate semakin tinggi nilai debit
teoritis, semakin tinggi debit aktual.

V.3. Analisis Koefisien Discharge (Cd)

Koefisien discharge dalam percobaan ini, seperti tertera dalam tabel


IV.2, merupakan koefisien discharge aktual yang didapatkan dengan
melakukan percobaan pada u-notch dan v-notch. Pada bagian ini akan
dilakukan analisis galat koefisien discharge antara teoretis dan aktual,
kemudian dibandingkan kembali kemampuan kedua buah notch untuk
melakukan discharge pada debit aliran tertentu (variasi debit besar,
sedang, dan kecil).

Koefisien discharge teoretis untuk u-notch dapat ditemukan dengan


menentukan terlebih dahulu nilai rasio antara lebar notch terhadap
saluran (b/B) dan tinggi notch terhadap saluran (h/P). Berdasarkan
perhitungan pada bagian III.9, didapatkan nilai b/B = 0.375. Nilai h/P
berbeda untuk tiap variasi, dengan diketahui tinggi muka air (h) adalah
rata-rata ketinggian muka air pada variasi debit tertentu dan tinggi
saluran (P) = 0.08 m, secara berturut-turut nilai h/P untuk tiap variasi
adalah 0.4625; 0.2375; dan 0.1625. Selanjutnya, dilakukan perkiraan
nilai koefisien discharge dengan interpolasi pada grafik berikut:

Gambar V.7 Grafik koefisien discharge untuk u-notch


(Sumber : LMNOEngineering, 2014)
Dengan mengasumsikan nilai b/B ≈ 0.15, didapatkan nilai koefisien
discharge untuk setiap variasi debit pada percobaan ini sebesar 0.58.

V.4. Penurunan Rumus Bazin

U-notch

Gambar V.8 Ilustrasi U-notch


(Sumber : Horton, 1907)

Dengan keterangan gambar sebagai berikut :


H = tinggi air diatas bendungan
L = panjang bendungan
Cd = koefisien discharge
Area yang diarsir = L.dh
Dari gambar diketahui kecepatan teoritis dari air adalah area yang
melewati bidang = √2𝑔ℎ

Koefisien discharge dari bidang :


dq= Cd x area bidang x kecepatan teoritis
dq= Cd.L.dh √2𝑔

V-notch

Gambar V.9 Ilustrasi V-notch


(Sumber : Horton, 1907)

Dengan keterangan gambar sebagai berikut :


H = tinggi dari air diatas notch
𝜃 = sudut dari notch
Cd = koefisien discharge
Dari gambar diatas kita bisa mengetahui lebar dari notch di
𝜃
permukaan air = 2H tan 2
𝜃
Bidang area = 2 (H-h) tan 2.dh

Kita mengetahui bahwa kecepatan teoritis pada air adalah √2𝑔ℎ.


Dan discharge pada notch :

Untuk Total discharge sebagai berikut :

V.5. Jenis Notch Terpilih

Setelah dilakukan analisis koefisien discharge dari setiap alat, kita dapat
menentukan notch yang terpilih. Notch dipilih berdasarkan galat yang
dihitung dari Cd aktual rumus bazin dengan Cd teoritis dari literatur.
Pada percobaan ini, galat yang diperoleh pada V-notch cenderung lebih
kecil daripada U-notch. Maka, jenis notch terpilih adalah V-notch. Hal
ini dapat terjadi karena V-notch hanya memiliki satu dead zone,
sedangkan U- notch memiliki dua dead zone sehingga menghasilkan
headloss lebih besar. Tetapi, pada percobaan ini terdapat ketidaktepatan
data pada variasi 1 dan 3 yang debit teoritisnya dihitung dengan
persamaan Bazin. Pada variasi 1 dan 3, galat pada V-notch lebih besar
daripada U-notch. Hal ini dapat terjadi karena ketidakakuratan
pembacaan tinggi muka air di atas notch atau karena ketidaktepatan
pengukuran waktu sehingga debit actual yang diperoleh juga kurang
akurat.
V.6. Perbedaan u-notch dan v-notch
Berikut adalah tabel perbedaan u-notch dan v-notch berdasarkan
beberapa parameter:

Tabel V.6.1 Perbedaan u-notch dan v-notch dalam beberapa parameter

Parameter U- V-notch
notch

Bentuk Segi empat, plat tipis mendatar. Segitiga sama kaki, terjunan dengan
sudut.
Kriteria debit yang Hanya debit yang besar. Lebih akurat pada debit kecil namun
diukur dapat mengukur debit besar pula.

Terdapat dua di ujung plat Terdapat sebuah di titik sudut


Dead zone pertemuan antara kedua sisi miring
mendatar. segitiga.
Dipengaruhi oleh lebar saluran, Dipengaruhi oleh sudut yang
Koefisien discharge lebar notch, tinggi notch, dan dibentuk oleh kedua sisi miring
tinggi muka air di atas notch. notch.
Dipengaruhi oleh koefisien efek
Perhitungan debit dengan
viskositas (Kb) dan koefisien Dipengaruhi oleh koefisien koreksi (K).
persamaan Kindsvarter
tegangan permukaan air (Kh).
Perhitungan debit Dipengaruhi oleh lebar notch dan Dipengaruhi oleh sudut notch dan tinggi
Dengan persamaan Bazin tinggi muka air di atas notch. muka air di atas notch.

V.7. Kelebihan dan Kekurangan u-notch dan v-notch

V-notch
 Kelebihannya alat ukur ini yaitu mudah untuk melakukan
pengujiannya dikarenakan ukurannya yang kecil sehingga mudah
untuk diuji. Biaya yang dikeluarkan juga relative murah
dibandingkan dengan U-notch. Kelebihan yang lain adalah patahan
yang terjadi sangat terkonsentrasi namun kekurangannya adalah
terlalu mudah patah.
 Kekurangannya kekurangan dari V notch adalah terlalu mudah
patah. Hanya dapat digunakan pada debit aliran yang kecil (< 100
l/d). Penggunannya sering kurang optimal karena gejolak aliran yang
melalui sekat terlampau besar (sangat turbulen) dan jarak dari
ambang ke saluran di hulunya tidak memenuhi syarat. Pengukuran
debit tidak bisa dilakukan jika muka air hilir naik diatas elevasi
ambang bangunan ukur.

U-notch
 Kelebihannya adalah U-notch bisa digunakan untuk mengukur debit
yang besar, mudah diuji, karena ukurannya yang kecil. Biaya relative
murah, tetapi lebih mahal jika dibandingkan dengan v – notch, dan
pengujiannya dapat dilakukan disuhu ruang.
 Kekurangannya pengukuran yang tidak akurat untuk debit yang
kecil.

V.8. Kesalahan

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, terdapat beberapa


perbedaan dengan kondisi ideal yang diharapkan. Hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya pada perhitungan massa jenis
air digunakan persamaan y = −0.0036𝑥2 − 0.0695𝑥 + 1000.6 dengan y
merupakan massa jenis air dan x adalah suhu air. Dalam hal ini,
kesalahan dalam pengukuran suhu air misalnya dalam memegang
termometer atau memasukkan termometer, akan berpengaruh pada
perhitungan massa jenis air.

Kesalahan lain yang mungkin terjadi adalah dalam pencatatan waktu.


Pencatatan rentan mengalami kesalahan karena human error akibat
adanya pencatatan waktu yang dimulai atau diakhiri terlalu lambat atau
cepat. Peletakan beban dilakukan oleh orang yang berbeda, sehingga
memengaruhi akurasi pencatatan waktu. Hal ini memengaruhi
perhitungan debit aktual dan kecepatan aliran yang turut memengaruhi
faktor-faktor lain yang membuat hasil percobaan kurang akurat.
Antisipasi dari kendala ini dilakukan dengan mencatat waktu triplo agar
kesalahan dapat diminimalisasi dan jika ada satu data yang sangat
berbeda nilainya, terdapat pembanding sehingga data yang salah bisa
dibuang.
Selain itu, kondisi permukaan air yang kurang stabil saat melakukan
pengukuran kedalaman juga bisa membuat hasil pengukuran kurang
tepat.
VI. ANALISIS B

Berikut adalah aplikasi Modul 5 dalam bidang teknik lingkungan.


1. Pembuatan Bangunan Ukur Debit di Jaringan Irigasi

Dalam jaringan irigasi teknis, banyaknya debit air yang mengalir ke dalam
saluran harus dapat diukur dengan seksama agar pembagian air dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu diperlukan suatu bangunan
yang fungsinya untuk mengukur debit air pada saluran irigasi yang disebut
banguan ukur debit.Bangunan ukur biasanya difungsikan pula sebagai
bangunan pengontrol. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan taraf muka
air yang direncanakan dan untuk mengalirkan debit tertentu. Bangunan ukur
debit yang biasa digunakan pada umumnya merupakan suatu pelimpah
dengan ambang lebar atau ambang tajam. Pengaliran pada bangunan
pengontrol dilakukan dengan cara melalui atas bangunan (melimpah /
overflow) atau melalui bawah pintu / celah. Kondisi hidraulik ini
dimanfaatkan dalam desain dan perancangan pintu-pintu air, yang
semuanya didasarkan pada sifat aliran sempurna. Jika ternyata aliran yang
terjadi bukan aliran sempurna, maka dalam aplikasinya pintu-pintu tersebut
diberi tabel-tabel koreksinya.

Gambar V.1 Bangunan Ukur Debit pada Jaringan Irigasi


(Sumber : Erman, 2007)
2. Perencanaan Bendungan
Sebuah bendung memiliki fungsi, yaitu untuk meninggikan muka air sungai
dan mengalirkan sebagian aliran air sungai yang ada ke arah tepi kanan dan
tepi kiri sungai untuk mengalirkannya ke dalam saluran melalui sebuah
bangunan pengambilan jaringan irigasi. Fungsi bendung ini berbeda dengan
fungsi bendungan dimana sebuah bendungan berfungsi sebagai penangkap
air dan menyimpannya di musim hujan waktu air sungai mengalir dalam
jumlah besar dan yang melebihi kebutuhan. Air yang ditampung di dalam
bendungan ini dipergunakan untuk keperluan irigasi, air minum, industri,
dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Kelebihan dari sebuah bendungan, yaitu
dengan memiliki daya tampung tersebut, sejumlah besar air sungai yang
melebihi kebutuhan dapat disimpan dalam waduk dan baru dilepas mengalir
ke dalam sungai lagi di hilirnya sesuai dengan kebutuhan saja pada waktu
yang diperlukan. Dengan menggunakan alat ukur debit yaitu dapat
menggunakan ambang lebar, ambang tajam, atau alat ukur debit lainnya
sesuai dengan kebutuhannya, agar dapat memperkirakan tidak terjadi
kebocoran ataupun dapat meminimalisir proses erosi pada dasar bendungan
dengan mengatur debit yang keluar dari bendungannya.

Gambar V.2 Potongan Melintang Perencaan Konstruksi Bendungan


(Sumber : Setiabudi, 2015)
VII. KESIMPULAN

1. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, debit aktual dan debit teoretis
yang dihasilkan dalam percobaan ini adalah:
Tabel VII.1 Debit aktual dan teoretis percobaan
QteoBazin (m3/s) QteoKindsvarter (m3/s)
Var. Qakt (m3/s)
u-notch v-notch u-notch v-notch
1 0.000440 0.000630 0.000566 0.000709 0.000674
2 0.000293 0.000232 0.000378 0.000271 0.000463
3 0.000107 0.000131 0.000125 0.000158 0.000171

2. Berdasarkan tabel berikut, koefisien koreksi pada persamaan Kindsvarter-


Carter (untuk u-notch) dan persamaan Kindsvarter-Shen (untuk v-notch)
adalah sebagai korektor nilai debit yang berguna untuk mendekati nilai debit
yang sesungguhnya terjadi akibat adanya gangguan berupa head loss akibat
tegangan permukaan air (Kh), viskositas fluida (Kb), dan gangguan head
(K) yang tidak terhitung pada persamaan Bazin. Hal ini menyebabkan galat
perhitungan menjadi semakin kecil pada perhitungan debit teoretis dengan
persamaan Kindsvarter-Carter dan Kindsvarter-Shen.

Tabel VII.2 Koefisien discharge dan galat perhitungan persamaan Bazin vs.
Kindsvarter

Var. Cdteoretis CdBazin GalatBazin (%) CdKindsvarter GalatKindsvarter (%)


u-notch v-notch u-notch u-notch u-notch v-notch u-notch v-notch u-notch v-notch
1 0.58 0.5864 0.6974 0.6974 20.24 32.55 0.6204 0.6521 6.97 11.32
2 0.58 0.5864 1.2631 1.2631 117.78 32.30 1.0829 0.6320 86.71 7.90
3 0.58 0.5864 0.8153 0.8153 40.57 45.86 0.6755 0.6260 16.46 6.94

3. Berdasarkan perhitungan, notch terbaik adalah notch dengan kemampuan


untuk mengukur debit aliran pada range yang besar, yaitu dari debit aliran
besar hingga kecil. Kemampuan ini dilihat dengan perbandingan galat
perhitungan pada koefisien discharge antara teoretis dengan persamaan
Kindsvarter. Dengan demikian, notch terbaik untuk pengukuran debit aliran
adalah v-notch karena faktor versatility-nya tersebut.
Tabel VII.3 Galat perhitungan koefisien discharge pada persamaan
Kindsvarter

Variasi GalatKindsvarter (%)


u-notch v-notch
1 6.97 11.32
2 86.71 7.90
3 16.46 6.94
VIII. DAFTAR PUSTAKA

LMNOEngineering. 2014. V-notch Weir Calculator.

Diunduh di https://www.lmnoeng.com/Weirs/vweir.php pada 1 April 2020


pukul 12.06

Horton, R. E. 1907. Weir Experiments, Coefficients, and


Formulas. Washington: Government Printing
Office.
Erman Mawardi, Prof. R. Drs, Dipl. AIT. 2007. Desain Hidraulik Bangunan
Irigasi. Bandung : Alfabeta

Engineering Toolbox. 2001. Water - Density, Specific Weight, and


Thermal Expansion Coefficient. Diunduh di
https://www.engineeringtoolbox.com/water-density-
specific- weight-d_595.html pada 1 April 2020 pukul 09.45

Setiabudi, H. 2015. Analisis Korelasi Ekonometrika. Retrieved from: Slide Player


https://slideplayer.info/slide/4878475/ pada 31 Maret 2020 pukul 14.56

Wardana, Raditya. 2019. Memahami Penerapan Koefisien Korelasi di Statistik


Sederhana. Diunduh di https://lifepal.co.id/blog/badan-usaha/ pada 1 April
2020 pada 15.05
IX. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai