Anda di halaman 1dari 14

HYDRAULIC BENCH

MODUL 01

Nama Praktikan : Ainun Asifa

NIM : 15316086

Kelompok :8

Tanggal Praktikum : 07-09-2017

Jam : 11.00 12.30 WIB

PJ Modul : Lailatus Syifa (15314091) dan

Nurashila Dhiyani (15315006)

Asisten yang Bertugas : Indang Fauziah Hafid (15314031)


Steven Gunawn (15315012)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2016
A. Tujuan Praktikum
1. Menentukan debit aktual aliran fluida menggunakan prinsip massa dan volume
2. Menentukan efektivitas pengukuran debit aktual (Qaktual) aliran fluida menggunakan
hydraulic bench

B. Prinsip Praktikum
Prinsip praktikum ini yaitu menentukan debit aktual berbasis massa yang
menggunakan hydraulic bench dan berbasis volume yang menggunakan gelas ukur.
Hydraulic bench sendiri menggunakan konsep keseimbangan torsi. Pada salah satu
ujung tuas terdapat tanki penampung air dan di sisi lainnya diletakkan beban ketika
tuas menaik saat pengisian air. Di saat itu waktu dicatat sampai tuas kembali naik.
Sedangkan pada pengukuran berbasis volume, waktu dicatat ketika mengisi gelas
ukur dengan volume tertentu. Data-data yang didapat kemudian diolah untuk
menentukan debit aktual. Berikut adalah ilustrasinya

Gambar 1 Ilustrasi hydraulic bench

C. Teori Dasar
Hydraulic bench adalah alat yang digunakan untuk mengukur debit aktual
aliran fluida. Nilai debit aktual selalu lebih kecil dibandingkan dengan debit teoritis.
Hydraulic bench itu sendiri terdiri dari tuas yang menghubungkan antara tanki
penampung air (weight tank) dengan beban. Selain itu terdapat valve bench yang
bentuknya berupa tuas dan berfungsi untuk mengosongkan air pada tanki penampung
agar kembali ke keadaan setimbang. Bagian utama hydraulic bench lainnya adalah
cam lever yang berfungsi sebagai keran yang mengatur besar-kecilnya debit air.
Gambar 2 Hydraulic Bench
Sumber : www.google.com

Hydraulic bench bekerja dengan prinsip keseimbangan torsi. Tuas utamanya


memiliki perbandingan panjang lengan yang berbeda. Panjang lengan beban yaitu tiga
kali lipat lebih besar daripada lengan tanki air. Dengan menggunakan rumus
keseimbangan torsi, didapatkan persamaan berikut.

= F x r = F rcos
= Torsi (Nm)
F = Vektor gaya (N)
r = Vektor panjang lengan (m)
Nilai cos dapat dianggap 1 karena sudut antara beban dengan lengan beban
bernilai 0, sehingga didapat persamaan berikut.

beban = air
Fbeban rbeban= Fair rair
Fbeban 3= Fair 1
Fbeban 1
=
Fair 3
mbeban 1
=
mair 3
Sehingga didapat perbandingan antara massa air dan massa beban adalah 3
berbanding 1
Untuk mendapatkan Q aktual menggunakan hydraulic bench dapat
menggunakan rumus-rumus berikut

Vair = M x air
Vair = Qaktual x trata-rata
Qaktual = x
Keterangan :
M = Massa air (kg)
V = Volume air (m3)
= Massa jenis air (kg/m3)
Q = Debit air (m3/s)
t = Waktu yang diperlukan sesaat tuas akan bergerak naik (s)

Dalam pengukuran debit aktual berbasis volume, digunakan gelas ukur dengan
volume yang sama yaitu 1 L. pengukuran dilakukan dengan mengisi air dengan
variasi debit tertentu hingga gelas ukur terisi penuh kemudian dicatat waktunya.
Setelah itu perhitungan dilanjutkan dengan menggunakan rumus berikut.

Qaktual = Vair : trata-rata

D. Data Awal
Massa beban : 2.5 Kg
Massa air : 7.5 Kg
Suhu awal : 26 C
Suhu akhir : 26.5 C

Tabel 1 Data awal pengukuran waktu dengan hydraulic bench


t(s)
Variasi
t1 t2 t3
1 11.90 12.16 14.81
2 14.71 14.44 17.25
3 17.79 17.22 19.22
4 28.34 33.35 30.34
5 42.90 40.69 42.50
Tabel 2 Data awal pengukuran waktu dengan ember
t
Variasi
t1 t2 t3
3 1.53 1.59 1.44
4 3.88 3.97 3.68
5 6.13 5.91 6.6

Data hubungan antara suhu dan massa jenis fluida di bawah ini terdapat pada
buku Fluid Mechanics with Engineering Applications oleh E. John Finnemore.

Tabel 3 Perbandingan temperatur dengan massa jenis

Temperatur Massa Jenis (kg/m3)

0 999.8
5 1000
10 999.7
15 999.1
20 999.2
25 997
30 995.7
40 992.2
50 988
60 983.2
70 977.8
80 971.8
90 965.3
100 958.4
E. Pengolahan Data

Menentukan Temperatur rata rata

(260C + 26.50C )/2 = 26.25 0C

Dari Tabel 3 di data awal, dibuat grafik perbandingan antara massa jenis air dengan
suhu

1005
1000
995
990
y = -0.0036x2 - 0.0669x + 1000.7
Massa Jenis

985
R = 0.9986
980
975
970
965
960
955
0 20 40 60 80 100 120
Temperatur

Gambar 3 Grafik perbandingan massa jenis air dan temperatur

Kemudian membuat plot regresi massa jenis air terhadap temperatur. Dari
grafik yang dibuat dengan memplotkan massa jenis dan temperatur air didapat
persamaan:
y = -0.003x2 - 0.066x + 1000
Dengan x = suhu dan y = masa jenis.

Dari data suhu awal, juga didapat suhu rata-rata 26.250 C,maka masa jenis rata-rata :

y = -0,003 (26.252) 0,066 (26.25) + 1000

y = 996,20

sehingga didapat massa jenis fluida yang digunakan adalah 996,20 kg/m3

Data yang sudah didapatkan diolah untuk mencari debit aktual (Qaktual).
Perhitungan Debit Awal dengan Hydraulic Bench

Menentukan t rata-rata pada pengukuran berbasis massa variasi 1

t rata-rata = ( t1 + t2 + t3)/3

t rata-rata = (11+ 12+ 13)/3

t rata-rata = 12.33 s

Perhitungan di atas dilakukan pada semua varian dan juga perhitungan berbasis
volume. Kemudian dihitung volume air yang yang digunakan.

mair 7.5
Vair = =
air 996.02

= 7.53 x 103 m3

Angka tersebut kemudian digunakan untuk mengukur debit aktual

Vair 7.53 x 103


Qaktual1 = t =
ratarata1 12.96

= 5.80 x 104 m3/s

Vair 7.53 x 103


Qaktual2 = t =
ratarata2 15.47

= 4.8 x 104 m3/s

Vair 7.53 x 103


Qaktual3 = t =
ratarata3 18.08

= 4.16 x 104 m3/s

Vair 7.53 x 103


Qaktual4 = =
tratarata4 30.68

= 2.45 x 104 m3/s

Vair 7.53 x 103


Qaktual5 = t =
ratarata5 41.93

= 1.80 x 104 m3/s


Perhitungan Debit Aktual berbasis volume

Pengolahan data berbasis volume menggunakan volume yang sama yaitu 1 L=103m3

Vair 1 103
Qaktual3 = t =
ratarata3 1.52

= 6.66 x 10-4 m3/s

Vair 1 103
Qaktual4 = t =
ratarata4 3.84

= 2.6 x 10-4 m3/s

Vair 7,44 10^3


Qaktual5 = t =
ratarata5 6.21

= 1.6 x 10-4 m3/s

F. Data Akhir

Tabel 4 Hasil perhitungan debit aktual dengan hydraulic bench


Massa Air
Variasi t rata-rata (s) Qaktual (m3/s)
(kg)
1 7.5 12.33 0.0005809
2 7.5 15.7 0.0004866
3 7.5 18.14 0.0004164
4 7.5 30.68 0.0002453
5 7.5 41.93 0.0001790

Tabel 5 Hasil perhitungan debit aktual dengan gelas ukur


t rata-rata
Variasi V air (m3) Qaktual (m3/s)
(s)
3 1x103 1.52 0.00066
4 1x103 3.84 0.00026
5 1x103 6.21 0.00016
G. Analisa A Analisis Cara Kerja
Dalam pengukuran debit aktual menggunakan hydraulic bench, terdapat 5
variasi. Sedangkan dalam pengukuran debit aktual menggunakan gelas ukur (berbasis
volume, terdapat 3 variasi yang sama dengan 3 variasi terakhir menggunakan
hydraulic bench. Untuk setiap variasi semakin menurun karena debitnya diubah
sedikit-sedikit semakin kecil dengan memutar cam lever searah jarum jam. Setiap
variasi dilakukan triplo untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dan presisi.
Berikut adalah grafik Q aktual yang dihitung dengan hydraulic bench terhadap
Q aktual yang dihitung dengan gelas ukur atau berbasis volume.

0.0005
0.00045 y = 0.6963x
R = 0.6567
0.0004
0.00035
Qhydraulic

0.0003
0.00025
0.0002
0.00015
0.0001
0.00005
0
0.00000 0.00010 0.00020 0.00030 0.00040 0.00050 0.00060 0.00070
Q volume

Gambar 4 Grafik Qhydraulic terhadap Qvolume

Dari grafik di atas, didapatkan nilai y=0,6965x. Nilai tersebut merupakan


perbandingan antara Q dan Qvolume yang dapat dituliskan sebagai berikut.
Qhydaulic = 0,6965 Qvolume
Q
=0,6965=m
Qvolume

Jika kondisinya ideal, nilai y seharusnya sama dengan 1, yang berarti nilai
debit aktual menggunakan hydraulic bench dan yang berbasis volume bernilai sama.
Efisiensi dapat diketahui dengan membandingkan debit percobaan dengn debit
teoritis. Pada percobaan ini, Q diasumsikan sebagai Qpercobaan dan
Qvolume diasumsikan sebagai Qteoritis

Qpercobaan
Efisiensi = 100%
Qteoritis

Q
100% = 0.6965 100% = 69.65%
Qvolume

Maka, efisiensi pengukuran debit antara pendekatan massa dan pendekatan volume
adalah 69,65%.
Adanya ketidaksesuaian dalam pengukuran dinamakan galat. Galat tersebut
dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut.
1
= | | 100%
1

10.6965
=| | 100%
1

= 30.35%

Dengan demikian, galat dari praktikum ini adalah 30,35 %. Galat tersebut dapat terjadi
karena adanya kesalahan-kesalahan selama pengukuran berlangsung. Salah satunya
mungkin terjadi karena adanya gaya gesek atau ketidaktepatan saat mengukur waktu
dan meletakan beban. Peletakkan beban dilakukan oleh orang yang berbeda-beda
sehingga dapat memengaruhi waktu yang dicatat. Selain itu dapat dipengaruhi pula
oleh pengukuran suhu yang kurang tepat. Pengukuran suhu yang kurang tepat sedikit
saja dapat memengarhi massa jenis air dan berdampak pula pada perhitungan
selanjutnya.

Berdasarkan Gambar 4, didapat garis linear yang menyatakan koefisien


determinasi (R2) yaitu sebesar 0.656. Nilai tersebut cukup mendekati 1 yang
menandakan data yang didapat tergolong baik.

Selain itu juga didapat nilai R yaitu faktor korelasi yang merupakan akar dari
koefisien determinasi (R2). Nilai tersebut menunjukkan seberapa besara variabel-
variabel yang ada saling memengaruhi. Nilai faktor korelasi yang didapat yaitu 0.809
dan -0.809. Untuk menentukan nilai positif atau negatif yang digunakan, maka harus
melihat kembali grafik tersebut. Jika variabel-variabel yang berada di dalamnya
berbanding lurus, maka nilai faktor yang digunakan adalah yang bernilai positif yaitu
0.809.

Berdasarkan Gambar 3 yaitu grafik temperatur terhadap massa jenis, didapat


nilai koefisien determinasinya (R2) adalah 0.998. Sehingga didapat nilai faktor
korelasinya adalah -0.9989. Nilai yang diambil adalah yang bernilai negatif karena
suhu dan massa jenis berbanding terbalik. Nilai tersebut sangat mendekati 1 yang
menandakan nilainya saling memengaruhi.

H. Analisa B Aplikasi Hydraulic Bench di Bidang Teknik Lingkungan

Berikut adalah aplikasi dari hydraulic bench dalam bidang Teknik Lingkungan.

1. Pengolahan air limbah


Hydraulic bench merupakan alat pembanding ketelitian debit limbah yang
dialirkan dari suatu aliran secara aktual bila dibandingkan dengan hasil
perhitungan secara teoritis. Sehingga Hydraulic bench dapat disebut sebagai
alat penguji sederhana.

Gambar 5 Pengolahan air limbah


Sumber :https://www.farmasi-id.com/sistem-pengolahan-limbah-industri-farmasi/
2. Alat pengukur skala laboratorium

Hydraulic bench merupakan alat ukur debit aktual yang sederhana berskala
laboratorium. Alat ini dapat digabungkan dengn alat-alat untuk pengukuran
fluida lainnya seperti venturimeter, orificemeter, rotameter, dll.
3. Desain alat ukut debit PDAM

Hydraulic bench juga dapat digunakan dalam mendesain alat ukur debit
PDAM agar dapat diketahui debit maksimum dan minimumnya, sehingga
dapat diketahui banyaknya pasokan yang digunakan konsumen agar dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Gambar 6 PDAM
(Sumber : nasional.republika.co.id)

I. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini yaitu :
a. Nilai debit aktual (Qaktual) dengan prinsip kerja hydraulic bench (berbasis massa)
terdapat pada Tabel 4 dan nilai debit aktual (Qaktual) dengan menggunakan gelas ukur
(berbasis volume) terdapat pada Tabel 5.

b. Nilai efektifitas dalam pengukuran debit aktual (Qaktual) dengan menggunakan prinsip
kerja hydraulic bench yaitu sebesar 69.65%.
Daftar Pustaka

Finnemore, John. 2002. Fluid Mechanics with Engineering Application. New York: Mc
Graw Hill.
Puteri, Nurhaida Adha. 2013. Hydraulic Bench.
https://www.scribd.com/doc/175263871/Laporan-01-Hydraulic-Bench. Diakses
pada 14 September 2017 pukul 00.38.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai