MODUL 01
NIM : 15316086
Kelompok :8
2016
A. Tujuan Praktikum
1. Menentukan debit aktual aliran fluida menggunakan prinsip massa dan volume
2. Menentukan efektivitas pengukuran debit aktual (Qaktual) aliran fluida menggunakan
hydraulic bench
B. Prinsip Praktikum
Prinsip praktikum ini yaitu menentukan debit aktual berbasis massa yang
menggunakan hydraulic bench dan berbasis volume yang menggunakan gelas ukur.
Hydraulic bench sendiri menggunakan konsep keseimbangan torsi. Pada salah satu
ujung tuas terdapat tanki penampung air dan di sisi lainnya diletakkan beban ketika
tuas menaik saat pengisian air. Di saat itu waktu dicatat sampai tuas kembali naik.
Sedangkan pada pengukuran berbasis volume, waktu dicatat ketika mengisi gelas
ukur dengan volume tertentu. Data-data yang didapat kemudian diolah untuk
menentukan debit aktual. Berikut adalah ilustrasinya
C. Teori Dasar
Hydraulic bench adalah alat yang digunakan untuk mengukur debit aktual
aliran fluida. Nilai debit aktual selalu lebih kecil dibandingkan dengan debit teoritis.
Hydraulic bench itu sendiri terdiri dari tuas yang menghubungkan antara tanki
penampung air (weight tank) dengan beban. Selain itu terdapat valve bench yang
bentuknya berupa tuas dan berfungsi untuk mengosongkan air pada tanki penampung
agar kembali ke keadaan setimbang. Bagian utama hydraulic bench lainnya adalah
cam lever yang berfungsi sebagai keran yang mengatur besar-kecilnya debit air.
Gambar 2 Hydraulic Bench
Sumber : www.google.com
= F x r = F rcos
= Torsi (Nm)
F = Vektor gaya (N)
r = Vektor panjang lengan (m)
Nilai cos dapat dianggap 1 karena sudut antara beban dengan lengan beban
bernilai 0, sehingga didapat persamaan berikut.
beban = air
Fbeban rbeban= Fair rair
Fbeban 3= Fair 1
Fbeban 1
=
Fair 3
mbeban 1
=
mair 3
Sehingga didapat perbandingan antara massa air dan massa beban adalah 3
berbanding 1
Untuk mendapatkan Q aktual menggunakan hydraulic bench dapat
menggunakan rumus-rumus berikut
Vair = M x air
Vair = Qaktual x trata-rata
Qaktual = x
Keterangan :
M = Massa air (kg)
V = Volume air (m3)
= Massa jenis air (kg/m3)
Q = Debit air (m3/s)
t = Waktu yang diperlukan sesaat tuas akan bergerak naik (s)
Dalam pengukuran debit aktual berbasis volume, digunakan gelas ukur dengan
volume yang sama yaitu 1 L. pengukuran dilakukan dengan mengisi air dengan
variasi debit tertentu hingga gelas ukur terisi penuh kemudian dicatat waktunya.
Setelah itu perhitungan dilanjutkan dengan menggunakan rumus berikut.
D. Data Awal
Massa beban : 2.5 Kg
Massa air : 7.5 Kg
Suhu awal : 26 C
Suhu akhir : 26.5 C
Data hubungan antara suhu dan massa jenis fluida di bawah ini terdapat pada
buku Fluid Mechanics with Engineering Applications oleh E. John Finnemore.
0 999.8
5 1000
10 999.7
15 999.1
20 999.2
25 997
30 995.7
40 992.2
50 988
60 983.2
70 977.8
80 971.8
90 965.3
100 958.4
E. Pengolahan Data
Dari Tabel 3 di data awal, dibuat grafik perbandingan antara massa jenis air dengan
suhu
1005
1000
995
990
y = -0.0036x2 - 0.0669x + 1000.7
Massa Jenis
985
R = 0.9986
980
975
970
965
960
955
0 20 40 60 80 100 120
Temperatur
Kemudian membuat plot regresi massa jenis air terhadap temperatur. Dari
grafik yang dibuat dengan memplotkan massa jenis dan temperatur air didapat
persamaan:
y = -0.003x2 - 0.066x + 1000
Dengan x = suhu dan y = masa jenis.
Dari data suhu awal, juga didapat suhu rata-rata 26.250 C,maka masa jenis rata-rata :
y = 996,20
sehingga didapat massa jenis fluida yang digunakan adalah 996,20 kg/m3
Data yang sudah didapatkan diolah untuk mencari debit aktual (Qaktual).
Perhitungan Debit Awal dengan Hydraulic Bench
t rata-rata = ( t1 + t2 + t3)/3
t rata-rata = 12.33 s
Perhitungan di atas dilakukan pada semua varian dan juga perhitungan berbasis
volume. Kemudian dihitung volume air yang yang digunakan.
mair 7.5
Vair = =
air 996.02
= 7.53 x 103 m3
Pengolahan data berbasis volume menggunakan volume yang sama yaitu 1 L=103m3
Vair 1 103
Qaktual3 = t =
ratarata3 1.52
Vair 1 103
Qaktual4 = t =
ratarata4 3.84
F. Data Akhir
0.0005
0.00045 y = 0.6963x
R = 0.6567
0.0004
0.00035
Qhydraulic
0.0003
0.00025
0.0002
0.00015
0.0001
0.00005
0
0.00000 0.00010 0.00020 0.00030 0.00040 0.00050 0.00060 0.00070
Q volume
Jika kondisinya ideal, nilai y seharusnya sama dengan 1, yang berarti nilai
debit aktual menggunakan hydraulic bench dan yang berbasis volume bernilai sama.
Efisiensi dapat diketahui dengan membandingkan debit percobaan dengn debit
teoritis. Pada percobaan ini, Q diasumsikan sebagai Qpercobaan dan
Qvolume diasumsikan sebagai Qteoritis
Qpercobaan
Efisiensi = 100%
Qteoritis
Q
100% = 0.6965 100% = 69.65%
Qvolume
Maka, efisiensi pengukuran debit antara pendekatan massa dan pendekatan volume
adalah 69,65%.
Adanya ketidaksesuaian dalam pengukuran dinamakan galat. Galat tersebut
dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut.
1
= | | 100%
1
10.6965
=| | 100%
1
= 30.35%
Dengan demikian, galat dari praktikum ini adalah 30,35 %. Galat tersebut dapat terjadi
karena adanya kesalahan-kesalahan selama pengukuran berlangsung. Salah satunya
mungkin terjadi karena adanya gaya gesek atau ketidaktepatan saat mengukur waktu
dan meletakan beban. Peletakkan beban dilakukan oleh orang yang berbeda-beda
sehingga dapat memengaruhi waktu yang dicatat. Selain itu dapat dipengaruhi pula
oleh pengukuran suhu yang kurang tepat. Pengukuran suhu yang kurang tepat sedikit
saja dapat memengarhi massa jenis air dan berdampak pula pada perhitungan
selanjutnya.
Selain itu juga didapat nilai R yaitu faktor korelasi yang merupakan akar dari
koefisien determinasi (R2). Nilai tersebut menunjukkan seberapa besara variabel-
variabel yang ada saling memengaruhi. Nilai faktor korelasi yang didapat yaitu 0.809
dan -0.809. Untuk menentukan nilai positif atau negatif yang digunakan, maka harus
melihat kembali grafik tersebut. Jika variabel-variabel yang berada di dalamnya
berbanding lurus, maka nilai faktor yang digunakan adalah yang bernilai positif yaitu
0.809.
Berikut adalah aplikasi dari hydraulic bench dalam bidang Teknik Lingkungan.
Hydraulic bench merupakan alat ukur debit aktual yang sederhana berskala
laboratorium. Alat ini dapat digabungkan dengn alat-alat untuk pengukuran
fluida lainnya seperti venturimeter, orificemeter, rotameter, dll.
3. Desain alat ukut debit PDAM
Hydraulic bench juga dapat digunakan dalam mendesain alat ukur debit
PDAM agar dapat diketahui debit maksimum dan minimumnya, sehingga
dapat diketahui banyaknya pasokan yang digunakan konsumen agar dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Gambar 6 PDAM
(Sumber : nasional.republika.co.id)
I. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini yaitu :
a. Nilai debit aktual (Qaktual) dengan prinsip kerja hydraulic bench (berbasis massa)
terdapat pada Tabel 4 dan nilai debit aktual (Qaktual) dengan menggunakan gelas ukur
(berbasis volume) terdapat pada Tabel 5.
b. Nilai efektifitas dalam pengukuran debit aktual (Qaktual) dengan menggunakan prinsip
kerja hydraulic bench yaitu sebesar 69.65%.
Daftar Pustaka
Finnemore, John. 2002. Fluid Mechanics with Engineering Application. New York: Mc
Graw Hill.
Puteri, Nurhaida Adha. 2013. Hydraulic Bench.
https://www.scribd.com/doc/175263871/Laporan-01-Hydraulic-Bench. Diakses
pada 14 September 2017 pukul 00.38.
Lampiran