Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA I – TL 2101


MODUL 01
HYDRAULIC BENCH

Nama Praktikan : Muhammad Wajdi

NIM : 15319019

Kelompok/Shift : 3/3A

Tanggal Praktikum : 22 Oktober 2020

Tanggal Pengumpulan : 28 Oktober 2020

PJ Modul : Amanda Abiella Resmana (15318051)

Nur Latifa Ristiaramdani (15318028)

Asisten yang Bertugas : Amalia Bintang Adiningrum ( 15317027)

Jonathan Damara Simorangkir (15318011)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2020
I. TUJUAN
Tujuan praktikum modul 1 ini mengenai Hydraulics Bench adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan debit aktual (Qaktual) aliran fluida menggunakan prinsip
hydraulic bench.
2. Menentukan debit aktual (Qaktual) aliran fluida menggunakan gelas ukur
berupa ember.
3. Menentukan hubungan pengukuran debit aktual ( Qaktual) dengan
menggunakan hydraulic bench dan ember.

II. DATA AWAL


Berdasarkan data yang telah diberikan, didapat data massa, suhu, serta
volume sebagai berikut :
Tabel II.1 Data Awal 1
Massa beban 2.5 kg
Suhu awal 23o C
Suhu akhir 23o C
Volume Ember 1 Liter
Setelah dilakukan percobaan dengan hydraulics bench dan ember didapat
data berikut:
Tabel II.2 Data Awal Pengukuran Waktu dengan Hydraulic Bench
Data Awal Pengukuran Waktu dengan Hydraulic Bench
t(s)
Variasi
t1 t2 t3
1 40,3 42,8 40,3
2 15 17,9 16,33
3 15,7 14,7 15,23
4 15,6 15 16,05
5 14,3 14,4 14,36
Tabel II.3 Data Awal Pengukuran dengan Ember
Data Awal Pengukuran dengan Ember
t(s)
Variasi
t1 t2 t3
3 10,6 10,6 10,7
4 9,7 9,4 8,9
5 8,4 8,6 8,7

Densitas air pada suhu tertentu akan dijadikan acuan dalam perhituyngan
massa jenis dalam pemngolahamn data. Berikut adalah data tersebut:
Tabel II.4 Tabel Finnemore Temperatur dan Massa jenis
Massa Massa
Suhu Suhu
Jenis Jenis
(oC) (oC)
(Kg/m3) (Kg/m3)
0 999,8 50 988
5 1000 60 983,2
10 999,7 70 977,8
15 999,1 80 971,8
20 998,2 90 965,3
30 995,7 100 958,4
40 992,2

Hasil plotting massa jenis (sumbu y) terhadap suhu (sumbu x) berdasarkan


Tabel Finnemore dan persamaan massa jenis terhadap suhu yang didapatkan
dan koefisien korelasinya. Persamaan yang didapat adalah y = -0,0036x2-
0,069x+1000,6, dengan coefisien corelation R2=0,9992
Grafik Massa Jenis terhadap Suhu
1010

1000
f(x) = − 0 x² − 0.07 x + 1000.55
R² = 1
990

980

970

960

950

940

930
0 20 40 60 80 100 120

Grafik II.1 Hasil Plot Massa jenis dengan Temperatur Berdasarkan


Finnemore Table

III. Pengolahan Data

1. Penentuan Massa air


Dalam menentukan massa air agar sesuai dengan prinsip percobaan
maka:
τ air = τ beban

F́air x r´ air = F́beban x ´r beban

F air 3= Fbeban 1

F air Fbeban
=
1 3

F beban 3
=
F air 1

m beban 3
=
m air 1
Massa beban yang diketahui adalah 2,5 Kg maka diperoleh mair adalah:
Massa air = 3 × 2,5 kg
Massa air = 7,5 kg
Jadi, massa air yang diperoleh adalah 7,5 kg.

Hal demikian terjadi karena prinsip ytang digunakan hydrauylisc


bench marupakan prinsip torsi atau tuas kesetimbangan. Panjang
lengan terhadap beban sama dengan 3 kali panjang lengan terhadap
air. Massa air harus lebih berat 3 kali lipat dari massa beban yang
digunakan.

2. Grafik Massa Jenis terhadap Temperatur Air


Pada percobaan, Grafik II.1 massa jenis terhadap suhu air
digunakan untuk mencari massa jenis air berdasarkan suhu air.
Berdasarkan hasil plot antara suhu dan massa jenis air, didapat
persamaan sebagai berikut; y=−0,00036 x2−0,069 x +1000,6
Dengan determination coeficient yang menunjukkan keterikatan antara
variabel dalam grafik. (massa jenis dan suhu)
R2=0,9992
3. Massa Jenis Air (ρ)
Massa jenis air didapatkan dengan memasukkan suhu rata rata air ke
persamaan yang didaptkan dari plotting grafik massa jenis terhadap
suhu. Yang dimana nilai x adalah suhu dan nilai y adalah massa jenis.
Suhu rata-rata merupakan mean dari suhu awal terhadap suhu akhir
air.

suhu awal+ suhu akhir


uhu rata−rata=
2

23+ 23
hu rata−rata=
2
Suhu rata−rata=23 ° C
Setelahg mendapatkan suhu rata-rata air, hasil tersebut dimasukkan ke
dalam persamaan massa jenis terhadap suhu yang telah didapat.

y=−0,00036 x2−0,069 x +1000,6

y ( 23 )=−0,00036 ( 23 )2−0,069 ( 23 ) +1000,6

kg
y ( 23 )=998,82256
m3
Jadi, massa jenis air yang didapat pada suhu 23OC adalah
kg
998,82256 3
m

4. Mencari Volume Air

Volume air pada perhitungan Qaktual Hydraulic Bench didapatkan dari


massa air dan massa jenis air yang telah diketahui sebelumnya. Berikut
adalah rumus untuk massa jenis berdasarkan massa dan volume:

massa
massa jenis=
volume

Menggunakan cara diatas, didapat volume air adalah:

massa
volume=
massa jenis

7,5 kg
volume=
kg
998,82256
m3

volume=0,00750884121m 3
5. Mencari Qaktual
Mencari debit aktual dilakukan dengan cara membagi volume air
yang didapat sebelumnya dengan t . Sebelumnya, nilai t
rata-rata rata-rata

percobaan dengan hydraulic bench harus terlebih dahulu diketahui.


Pada debit variasi 1, t rata-rata yang digunakan adalah adalah rata-rata
dari waktu yang didapat dari ketiga percobaan yang dilakukan pada 3
variasi debit 1. Demikian pula dengan variasi debit selanjutnya.
t 1 +t 2+ t 3
t rata−rata=
3
15,7+14,7+ 15,23
t rata−rata=
3
t rata−rata=15,21 detik
Qaktual =
volume air
Q aktual =
t rata −rata

0,00750884121m 3
Q aktual =
15,21detik
m3
Q aktual =0,000 4936779231
s

Berdasarkan cara tersebut, maka Qaktual pada variasi selanjutnya adalah

m3
Q aktual =0,000 4936779231
s
6. Mencari Qteoritis

Khusus pada modul ini, debit teoritis yang digunakan adalah hasil
perhitungan waktu mengisi ember sampai batas volume air pada
ember tersebut. Pada perhitungan ini, digunakan debit variasi 3.

t 1 +t 2+ t 3
t rata−rata=
3
10,6+10,6+10,7
t rata−rata=
3
t rata−rata=10,633 detik
Maka dari itu Qteoritis dapat ditemukan dengan persamaan :

volume ember
Q teoritis =
t rata−rata

0,001 m 3
Q teoritis =
10,633 detik
m3
Q teoritis =0,00009404683532
s

IV. DATA AKHIR

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan. Didapat Qaktual


hydraulics bench dengan metode pendekatan massa adalah sebai berikut :

Tabel IV.1 Hasil Perhitungan Qaktual dengan Hydraulics Bench

Varias Massa
t rata-rata (s) Qaktual hydraulic bench(m3/s)
i air(kg)
1 41,33 0.0001836054222
2 16,41 0,0004575771609
3 7,5 15,21 0,0004936779231
4 15,55 0,0004828836791
5 14,353 0,0005231548255

Khusus pada modul ini, perhitungan Qaktual pada ember dijadikan Qteoritis

Tabel IV.2 Hasil Perhitungan Debit Aktual dengan Ember


Variasi Volume air (m3) t rata-rata (s) Qaktual ember(m3/s)
3 10,633 0,00009404683532
4 0,001 9,333 0,0001071466838
5 8,567 0,0001167269756
Qrata-rata ember 0,0001059734982
V. ANALISIS A
 Analisa Cara kerja
Hydraulic Bench dinyalakan dengan menghubungkannya ke sumber
listrik 110 V dan tombol power cut off switch yang berfungsi untuk
menghidupkan mesin ditekan. Setelah itu, suhu air yang mengalir
diukur dengan menggunakan termometer. Data suhu awal kemudian
dicatat dan akan dipakai untuk menentukan massa jenis air yang akan
digunakan untuk perhitungan volume air dari massa jenis dan massa
yang diketahui. Debit air yang mengalir lewat pipa diatur dengan
memutar valve bench. Valve bench diputar ke kanan untuk
memperbesar aliran dan sebaliknya.

Periksa hydraulic bench agar tidak terjadi kebocoran di perpompaan,


perpipaan, atau bagian lainnya. Setelah itu, Tutup drain di bak dalam
weight tank dengan memutar cam lever ke atas. Fungsinya adalah agar
air yang mengalir lewat pipa ditampung di measuring tank.

Pada percobaan yang dilakukan debit dihitung dengan menggunakan


alat bernama Hydraulic Bench. kecepatan air dalam percobaan ini
dilakukan sejumlah tiga kali. Setelah keran diputar, air akan mengalir
menuju measuring tank yang mempunyai drain valve untuk
mengeluarkan air. Tutup measuring tank agar air yang mengalir
tertampung di dalamnya dan saat beban hendak terangkat waktu
dihitung hingga beban turun waktu berhenti dihitung. Ulangi sebanyak
3 kali sesuai variasi kecepatan yang ditentukan. Dari data yang telah
diperoleh dari hasil pengamatan dan juga perhitungan, terdapat
beberapa variabel yang dapat dianalisis hubungannya. Di antaranya
yaitu hubungan antara debit aktual dan waktu, hubungan antara
kecepatan dan waktu, dan juga hubungan antara debit aktual dan
volume.
Setelah praktikum usai, valve di bench ditutup serta pompa dimatikan.
Fitting stop kontak sumber listrik dicabut agar Hydraulic Bench mati.
Terakhir, suhu akhir fluida sesudah percobaan diukur. Pengukuran
suhu fluida dilakukan dua kali, yaitu di awal dan akhir karena suhu
fluida tidak konstan sepanjang percobaan berlangsung. Oleh karena
itu, angka suhu fluida yang dipakai untuk perhitungan massa jenis
adalah rata-rata dari suhu awal dan suhu akhir fluida agar lebih akurat.

 Analisa Data dan Grafik


Berikut adalah hasil plotting grafik hubungan antara Qaktual Hydraulics
Bench (sumbu y) dengan Qteoritis (sumbu x). Debit yang diambil adalah
debit variasi 3, 4, dan 5.

Qaktual (y) terhadap Qteoritis (x)


0

0 f(x) = 221671.39 x² − 45.42 x + 0


R² = 1
0

0
0 0 0 0 0 0 0

Grafik V.2 Grafik hubungan antara Qaktual dengan Qteoritis dengan


trendline Polynomial Orde 2.

y=226171 x 2−42,423 x +0,0028


R2=1
Di dalam percobaan ini dilakukan dua jenis percobaan pengukuran
debit, yakni dengan pendekatan massa (Hydraulics bench) dan
pendekatan volume (ember). Qaktual dan Qteoritis akan menunjukkan hasil
yang sama jika keadannya ideal karena nilai variabvel akan sama
semua. Namun karena di dalam percobaan terdapat galat, persamaan
yang di dapat malah menjadi y = m.x yang tadinya y = x karena
efisiensi.

Berdasarkan grafik V.1, persamaan yang menghubungkan antara Q aktual


dan Qteoritis adalah

y=mx

 Galat
Dalam keadaan ideal, Qaktual akan sama dengan QTeoritis namun karena
banyak faktor, terdapat pebedaan antara Qaktual dan QTeoritis sehingga
efisiensi yang didapat adalah 469,02 %. Perbedaan ini disebut galat
karena terjadi kesenjangan antara kondisi ideal dan kondisi aktual
hydraulics bench.
Qrata−rata teoritis −Q rata−rata Hydraulic Bench
galat= × 100 %
Qrata−rata teoritis

0,0001059734982−0,0004999052759
galat= × 100 %
0,0001059734982

galat=−4,71 %
Galat tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti
ketidakkonsistenan dan kesalahan praktikan dalam pengukuran.
 Analisis Penurunan Rumus
Singkatnya percobaan hydraulics bench ini menggunakan prinsip tuas
kesetimbangan atau torsi yang dimana beban untuk menghitung debit
aktual dan menghitung waktu diperlukan debit dari awal aliran hingga
tuas terangkat. Jika tuas trerangkat maka keadaannya setimbang.

Gambar V.1 Perbandingan lengan beban dan lengan massa air

Gambar V.2 Ilustrasi prinsip kesetimbangan pada hydrauylics bench

Dalam keadaan setimbang, resultan torsi yang diberikan oleh beban


dan besar torsi yang diberikan oleh air adalah sama.
∑ τ =0
τ air −τ beban =0
τ air =τ beban…………….…(V.1)
Torsi adalah gaya dikali dengan lengan gaya.
τ =F × r
Maka dari itu, persamaan (V.1) dapat ditulis sebagai berikut.

F air ×r air =Fbeban ×r beban………….…(V.2)


Karena gaya yang diberikan oleh masing-masing ruas merupakan gaya
berat,
F=W =m× g
maka persamaan (V.2) dapat ditulis sebagai berikut:,
mair × g × r air =mbeban × g × r beban……………..(5.3)
Karena berdasarkan gambar 5.1 perbandingan lengan hydraulic bench
yang dipasang beban dengan lengan yang dipasang air adalah 3:1,
maka persamaan (V.3) dapat ditulis sebagai berikut.
m air × g × 1=mbeban × g × 3
mair =3 × mbeban…………….(V.4)

 Kesalahan
Dilihat pada Tabel IV.1 dan IV.2, terlihat bahwa terdapat perbedaan
antara Qaktual dan Qteoritis dimana nilai Qteoritis lebih kecil daripada nilai
Qaktual. Hal ini dapat terjadi karena adanya kesalahan pada datanya.
Selain ada kemungkinan datanya yang salah, perbedaan pada Q aktual

dan Qteoritis juga dapat disebabkan oleh human error atau kesalahan
perhitungan yang dilakukan pada saat praktikum. Seperti saat sedang
mengoperasikan stopwatch pada saat percobaan, terdapat sedikit
perbedaan waktu yang juga dapat berpengaruh pada data waktu yang
didapat serta memengaruhi perhitungan debit.

VI. ANALISIS B

Aplikasi pada bidang teknik lingkungan


1. Alat ukur debit
Untuk mengetahui debit minimum dan maksimum agar dapat
ditentukan jumlah pasokan air bersih yang dibutuhkan konsumen
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka serta untuk pengukuran
headloss yang digunakan dalam sistem pengolahan air minum,
pada turbin reaksi, turbo pump dan turbo blower.

2. Drainage System

Gambar VI.1 : Meteran Air PDAM

Sumber :
https://www.hetanews.com/images/20170308/20170308103641-
meteran-air.jpg

Gambar VI.2 : Drainage System

Sumber : https://precast.id/wp-content/uploads/2020/08/mengenal-apa-
itu-drainage-system.jpg

Prinsip hydraulics bench juga digunakan dalam sistem drainase


yang bertujuan dalam pemeliharaan level air yang disesuaikan
dengan laju aliran air.

VII. KESIMPULAN

1. Debit aktual yang didapat dari penerapan prinsip Hydraulic Bench


dengan pendekatan massa adalah :
Varias Massa
t rata-rata (s) Qaktual hydraulic bench(m3/s)
i air(kg)
1 41,33 0.0001836054222
2 16,41 0,0004575771609
3 7,5 15,21 0,0004936779231
4 15,55 0,0004828836791
5 14,353 0,0005231548255
2. Debit teoritis (Q teoritis) yang didapat dengan metode pendekatan
volume adalah :

Volume air t rata-rata


Variasi 3
Qaktual ember(m3/s)
(m ) (s)
3 10,633
0,00009404683532
4 0,001 9,333
0,0001071466838
5 8,567
0,0001167269756
Qrata-rata ember 0,0001059734982
3. Hubungan antara debit aktual (Q aktual) dan debit teoritis (Q teoritis)
yang didapat adalah :

Qaktual (y) terhadap Qteoritis (x)


0

0 f(x) = 221671.39 x² − 45.42 x + 0


R² = 1
0

0
0 0 0 0 0 0 0
DAFTAR PUSTAKA

Finnemore, E.John and Joseph B. Franzini. 2002. Fluid Mechanics with Engineering
Application. California : The McGraw Companies.

Giles, Ranald V. 196. Seri Buku Schaum. Mekanika Fluida dan Hidraulika.
Guildford:Erlangga.

Hilton, P.A. Hydraulics Bench HB100. https://www.bestech.com.au/wp-


content/uploads/HB100_Hydraulics-Bench.pdf. Diakses pada 15 September 2018
pukul 23.21.

B. Burke, Christopher. 2018. http://cbbel-in.com/aging-drainage-systems-require-


creative-engineering-solutions/. Diakses pada 16 September 2019 pukul 11.29

Anda mungkin juga menyukai