Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA I – TL 2101


MODUL 02
ALAT UKUR DEBIT SALURAN TERTUTUP

Nama Praktikan : Muhammad Wajdi

NIM : 15319019

Kelompok/Shift : 3/3A

Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2020

Tanggal Pengumpulan : 4 November 2020

PJ Modul : Amalia Bintang Adiningrum ( 15317027)

Jonathan Damara Simorangkir (15318011)

Asisten yang Bertugas : Amalia Bintang Adiningrum ( 15317027)

Jonathan Damara Simorangkir (15318011)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2020
VENTURIMETER

I. TUJUAN
Tujuan praktikum modul 2 ini mengenai alat ukur debit saluran tertutup
adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Vb untuk menghitung Qteoritis dari venturimeter.
2. Menentukan Qaktual untuk menghitung nilai koefisien discharge (Cd)
pada venteurimeter.
3. Menentukan nilai tinggi muka air ha dan hb pada venturimeter untuk
menghitung nilai Δh absis.
4. Menentukan hubungan antara Qaktual terhadap Δh absis pada
venturimeter.
5. Menentukan hubungan antara Qteoritis terhadap Qaktual pada
venturimeter .

II. DATA AWAL


Berdasarkan data yang telah diberikan, didapat data massa, suhu, serta
volume sebagai berikut :
Tabel II.1 Data Awal 1
Massa beban 2.5 kg
Suhu awal 22,5o C
Suhu akhir 23o C
Diameter A 26 mm
Diameter B 16 mm
Diameter E 51 mm
Diameter F 20 mm

Setelah dilakukan percobaan dengan hydraulics bench dan ember didapat


data berikut:
Tabel II.2 Data Awal Pengukuran Ketinggian Muka Air dan Waktu pada
Venturimeter
Data Awal Pengukuran Ketinggian Muka Air dan Waktu pada
Venturimeter
Variasi hA (mm) hB (mm) ∆h (mm) t (s)
278 219 59 37,7
1 277 219 58 38,82
277 219 58 39,94
330 249 81 26,8
2 332 250 82 27,11
331 250 81 26,9
343 245 98 26,5
3 344 245 99 26,42
342 245 97 26,47
355 240 115 24,13
4 352 239 113 25,32
350 240 110 24,74
358 194 164 20,34
5 370 193 177 21,12
368 194 174 21,41

Densitas air pada suhu tertentu akan dijadikan acuan dalam perhituyngan
massa jenis dalam pemngolahamn data. Berikut adalah data tersebut:
Tabel II.4 Tabel Finnemore Temperatur dan Massa jenis

Massa Jenis Massa Jenis


Suhu (oC) Suhu (oC)
(Kg/m3) (Kg/m3)

0 999,8 50 988
5 1000 60 983,2
10 999,7 70 977,8
15 999,1 80 971,8
20 998,2 90 965,3
30 995,7 100 958,4
40 992,2

Hasil plotting massa jenis (sumbu y) terhadap suhu (sumbu x) berdasarkan


Tabel Finnemore dan persamaan massa jenis terhadap suhu yang didapatkan
dan koefisien korelasinya. Persamaan yang didapat adalah y = -0,0036x2-
0,069x+1000,6, dengan coefisien corelation R2=0,9992
Grafik Massa Jenis terhadap Suhu
1005
1000
y = -0,0036x2 - 0,069x + 1000,6
995 R² = 0,9992
990
985
980
975
970
965
960
955
0 20 40 60 80 100 120

Grafik II.1 Hasil Plot Massa jenis dengan Temperatur Berdasarkan Finnemore Table
Tabel II.5 Data Temperatur terhadap Viskositas
Suhu (℃) Viskositas (m2/s)
0 0,000001785
5 0,000001519
10 0,000001306
15 0,000001139
20 0,000001003
25 0,000000893
30 0,00000008
40 0,000000658
50 0,000000553
60 0,000000474
70 0,000000413
80 0,000000364
90 0,000000326
100 0,000000294
(Sumber: Merle Potter, 2008)
0,000002
0,0000018
0,0000016
0,0000014
Viskositas (m2/s)

0,0000012
0,000001
0,0000008 y = 2E-10x2 - 3E-08x + 2E-06
R² = 0,9803
0,0000006
0,0000004
0,0000002
0
0 20 40 60 80 100 120
Suhu (℃)

Gambar II.2 Temperatur terhadap Viskositas

III. Pengolahan Data

1. Penentuan Massa air

Dalam menentukan massa air agar sesuai dengan prinsip percobaan


maka:
τair = 𝜏𝜏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏

�⃑𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 x r�⃑𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 = �F⃑𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 x����⃑


F r 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏

Fair 3= Fbeban1

Fair Fbeban
=
1 3

Fbeban 3
=
Fair 1

mbeban 3
=
mair 1
Massa beban yang diketahui adalah 2,5 Kg maka diperoleh mair
adalah:
Massa air = 3 × 2,5 kg
Massa air = 7,5 kg
Jadi, massa air yang diperoleh adalah 7,5 kg.

Hal demikian terjadi karena prinsip ytang digunakan hydrauylisc


bench marupakan prinsip torsi atau tuas kesetimbangan. Panjang
lengan terhadap beban sama dengan 3 kali panjang lengan terhadap
air. Massa air harus lebih berat 3 kali lipat dari massa beban yang
digunakan.

2. Grafik Massa Jenis terhadap Temperatur Air


Pada percobaan, Grafik II.1 massa jenis terhadap suhu air
digunakan untuk mencari massa jenis air berdasarkan suhu air.
Berdasarkan hasil plot antara suhu dan massa jenis air, didapat
persamaan sebagai berikut;
𝑦𝑦 = −0,00036𝑥𝑥 2 − 0,069𝑥𝑥 + 1000,6
Dengan determination coeficient yang menunjukkan keterikatan antara
variabel dalam grafik. (massa jenis dan suhu)
𝑅𝑅2 = 0,9992
3. Massa Jenis Air (ρ)
Massa jenis air didapatkan dengan memasukkan suhu rata rata air ke
persamaan yang didaptkan dari plotting grafik massa jenis terhadap
suhu. Yang dimana nilai x adalah suhu dan nilai y adalah massa jenis.
Suhu rata-rata merupakan mean dari suhu awal terhadap suhu akhir
air.

𝑠𝑠𝑠𝑠ℎ𝑢𝑢 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎+𝑠𝑠𝑠𝑠ℎ𝑢𝑢 𝑎𝑎𝑎𝑎ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖


S𝑢𝑢ℎ𝑢𝑢 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 − 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 =
2
22,5 + 23
ℎ𝑢𝑢 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 − 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 =
2

𝑆𝑆𝑆𝑆ℎ𝑢𝑢 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 − 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = 22,75°𝐶𝐶


Setelahg mendapatkan suhu rata-rata air, hasil tersebut dimasukkan ke
dalam persamaan massa jenis terhadap suhu yang telah didapat.

𝑦𝑦 = −0,00036𝑥𝑥 2 − 0,069𝑥𝑥 + 1000,6

𝑦𝑦(22,75) = −0,00036(22,75)2 − 0,069(22,75) + 1000,6

𝑘𝑘𝑘𝑘�
𝑦𝑦(22,75) = 998,82256 𝑚𝑚3
Jadi, massa jenis air yang didapat pada suhu 22,75OC adalah
𝑘𝑘𝑘𝑘
997,20115 �𝑚𝑚3

2. Menentukan Desitas Air (𝜌𝜌)


Densitas air dapat diperoleh dengan menggunakan perhitungan regresi
yang terdapat pada Gambar 2.1 berupa 𝑦𝑦 = −0,0036𝑥𝑥 2 −
0,0675𝑥𝑥 + 1000,6 dimana x adalah variable dari suhu dan y berupa
variable dari densitas. Dengan temperature rata-rata sebesar 22,75℃,
maka densitas yang diperoleh adalah sebesar 997,20115 kg/m3.

3. Mencari Volume Air


Volume air pada perhitungan Qaktual Hydraulic Bench didapatkan dari
massa air dan massa jenis air yang telah diketahui sebelumnya.
Berikut adalah rumus untuk massa jenis berdasarkan massa dan
volume:

𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗 =
𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣

Menggunakan cara diatas, didapat volume air adalah:


𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 =
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗

7,5 𝑘𝑘𝑘𝑘
𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 =
𝑘𝑘𝑘𝑘�
998,8439275 𝑚𝑚3

𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 = 0,007518680579 𝑚𝑚3


4. Mencari Waktu Rata-Rata Pada Variasi 1 Venturimrter
Mencari debit aktual dilakukan dengan cara membagi volume air yang
didapat sebelumnya dengan t rata-rata.
𝑡𝑡1 + 𝑡𝑡2 + 𝑡𝑡3
𝑡𝑡𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟−𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 =
3
37,7 + 38,82 + 39,94
𝑡𝑡𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟−𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 =
3
𝑡𝑡𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟−𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = 38,82 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑
5. Kecepatan b (Vb) pada variasi 1 venturimeter
a. Luas a (Aa
𝜋𝜋
𝐴𝐴𝑎𝑎 = 𝑥𝑥 𝑑𝑑𝑎𝑎2
4
Keterangan:
Aa = Luas pada muka a venturimeter (m2 )
da = Diameter pada muka a (m)
Kemudian disubtisutiskan besar diameter pada muka a yakni 0,026 m
ke dalam persamaan yang tadu diperoeh
𝜋𝜋
𝐴𝐴𝑎𝑎 = × 𝑑𝑑𝑎𝑎2
4
𝜋𝜋
= × 0,0262
4
= 5,2092 × 10−4 𝑚𝑚2
b. Luas a (Aa
𝜋𝜋
𝐴𝐴𝑎𝑎 = 𝑥𝑥 𝑑𝑑𝑏𝑏2
4
Keterangan:
Ab = Luas pada muka b venturimeter (m2 )
db = Diameter pada muka b (m)
Kemudian disubtisutiskan besar diameter pada muka a yakni 0,016 m
ke dalam persamaan yang tadi diperoeh
𝜋𝜋
𝐴𝐴𝑎𝑎 = × 𝑑𝑑𝑎𝑎2
4
𝜋𝜋
= × 0,0262
4
= 2,0106 × 10−4 𝑚𝑚2

c. Perubahan ketinggian rata-rata (Δhrata-rata)


∆ℎ1 + ∆ℎ2 + ∆ℎ3
∆ℎ𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟−𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 =
3
0,059 + 0,058 + 0,058
=
3
= 0,058 m
d. Kecepatan b (vb)
0,5
⎡ 2𝑔𝑔 𝑃𝑃𝑎𝑎 𝑃𝑃𝑏𝑏 ⎤
𝑉𝑉𝑉𝑉 = ⎢ � − �⎥
⎢ 𝐴𝐴𝑏𝑏 2 𝜌𝜌 × 𝑔𝑔 𝜌𝜌 × 𝑔𝑔 ⎥
1 − �𝐴𝐴 �
⎣ 𝑎𝑎 ⎦
Keterangan;
g = percepatan gravitasi (m/s2)
P = tekanan (Pa)
A = luad (m2)
𝜌𝜌 = massa jenis (kg/m3)
v = kecepata (m/s)

Pada persamaan ini, nilai kecepatan gravitasi yang digunakan


ialah10 m/s 2 . Pada persamaan di atas, tekanan dapat dianggap
𝑃𝑃𝑎𝑎−𝑃𝑃𝑏𝑏
menjadi perubahan ketinggian (∆h), yaitu ∆h = � � maka
𝜌𝜌×𝑔𝑔

diperoleh persamaan:
0,5
⎡ 2𝑔𝑔 ⎤
𝑉𝑉𝑏𝑏 = ⎢ × ∆ℎ ⎥
⎢ 𝐴𝐴𝑏𝑏 2 ⎥
1 − �𝐴𝐴 �
⎣ 𝑎𝑎 ⎦
0,5
⎡ ⎤
2 × 9,81
= ⎢ 2 × 0,058

⎢ 2,0106 × 10−4 ⎥
1 − � �
⎣ 5,3092 × 10 −4 ⎦
= 1,15518 𝑚𝑚/𝑠𝑠
6. Qteoritis pada variasi 1 venturimeter

𝑄𝑄𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡= 𝑉𝑉𝑏𝑏 ×𝐴𝐴𝑏𝑏


= 1,15518 × 2,0106 × 10−4
= 2,31036 × 10−4 𝑚𝑚3 /𝑠𝑠

Perhitungan Qaktual dan Qteoritis variasi 1 venturimeter dapat


diaplikasikan pada variasi venturimeter lainnya. Perhitungan ini pula
dapat diaplikasikan pada perhitungan orificemeter dengan mengganti
Aa menjadi Ae, Ab menjadi Af, dA menjadi de, dan db menjadi df.
Dengan begitu akan dihasil peroleh perhitungan 5 variasi menggunakan
venturimeter dan perhitungan 5 variasi menggunakan orificemeter.

7. Mencari Qaktual

Khusus pada modul ini, debit teoritis yang digunakan adalah hasil
perhitungan waktu mengisi ember sampai batas volume air pada
ember tersebut. Pada perhitungan ini, digunakan debit variasi 3.

𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉
𝑄𝑄𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 =
𝑡𝑡 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 − 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
Maka diperoleh :

𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎
𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄 =
𝜌𝜌 × 𝑡𝑡 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 − 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
7,5
𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄 =
997,20115 × 38,82
𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄 = 0,0001937 𝑚𝑚3 /𝑠𝑠
8. Menentukan Dicharge Coeficient (Cd) pada Venturimeter

𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄
𝐶𝐶𝐶𝐶 =
𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄
Dengan melakukan perhitungan menggunakan variasi pertama, maka
nilai koefisien discharge yang diperoleh
0,0001937
𝐶𝐶𝐶𝐶 =
0,000231036
𝐶𝐶𝐶𝐶 = 0,8384
Untuk variasi yang lain sama halnya digunakan dengan cara tersebut

IV. DATA AKHIR

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan didapatkan beberapa


data sebagi berikut:

Tabel IV.1 Hasil Perhitungan

Qteoritis Venturimeter
Variasi ∆hab rata-rata (m) Qaktual (m3/s) Vb (m/s)
(m3/s)
1 0,058333333 0,000193742 1,10944 0,000221888
2 0,081333333 0,000279212 1,310071 0,000262014
3 0,098 0,000284206 1,438 0,0002876
4 0,112666667 0,000304127 1,5419 0,00030838
5 0,171666667 0,000358886 1,9 0,00038

V. ANALISIS A
• Analisa Cara kerja
Cara kerja pada praktikum alat ukur debit saluran tertutup ialah
temperatur fluida di awal percobaan diukur terlebih dahulu. Pengukuran
suhu di awal percobaan dimaksudkan untuk memperoleh nilai densitas
atau massa jenis air. Lalu hydraulic bench diaktifkan. Lalu udara yang
terjebak di dalam piezometer dikeluarkan agar piezometer dapat bekerja
dengan maksimal dan akurasinya pun tidak terganggu. Posisi muka air
di piezometer berada pada ketinggian kira-kira 280 mm agar praktikan
dapat melihat tinggi air dengan jelas, tidak terlalu rendah maupun terlalu
tinggi. Untuk percobaan ini pengukuran debit dilakukan dalm 5 variasi
dengan cara mengatur valve di hydraulic bench. Untuk satu variasi debit
dilakukan dengan pengukuran waktu 3 kali atau triplo. Pengukuran
dilakukan triplo untuk memperoleh nilai yang akurat juga untuk
meminimalisir kesalahan yang dilakukan praktikan Lalu untuk
venturimeter hasil pembacaan tinggi muka air di tabung piezometer A
dan B dicatat sementara untuk orificemeter hasil pembacaan tinggi
muka air di tabung piezometer E dan F. Terakhir temperatur di akhir
percobaan diukur. Jangan lupa matikan hydraulic bench.
• Analisa Data dan Grafik
Berikut adalah hasil perbandingan Qaktual terhadap Δh pada venturimeter

Grafiik hubungan Qaktual terhadap Δh ab rata-rata


0,0004

0,00035

0,0003

0,00025
y = 0,001x0,5367
0,0002 R² = 0,8997

0,00015

0,0001

0,00005

0
0 0,05 0,1 0,15 0,2

Grafik V.1 Grafiik hubungan Qaktual terhadap Δh ab rata-rata


Q aktual terhadap Q teoritis
0,0004
y = 0,9442x + 2E-05
0,00035
R² = 0,9131
0,0003

0,00025

0,0002

0,00015

0,0001

0,00005

0
0 0,00005 0,0001 0,00015 0,0002 0,00025 0,0003 0,00035 0,0004

Grafik V.2 Grafiik hubungan Qaktual terhadap Qteoritis

Pada percobaan ini terdapat dua yang dapat kita telaah untuk mencari
nilai koefisien determinasinya (R2) dan galatnya. Pada tabel IV.1 grafik
perbandingan Qaktual terhadap Δh pada venturimeter diperoleh
persamaan y = 0,001x0,5367 dan koefisien determinasinya adalah 0,8997

• Galat dan analisis penurunan rumus


untuk mengetahui galat diperlukan uyntuk mengetahui penurunan
rumusnya.
𝑄𝑄𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 = 𝐴𝐴 × 𝑣𝑣
𝑄𝑄𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎
𝐶𝐶𝐶𝐶 =
𝑄𝑄𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡
𝑄𝑄𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 = 𝐶𝐶𝐶𝐶 × 𝑄𝑄𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡
𝑄𝑄𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 = 𝐶𝐶𝐶𝐶 × 𝐴𝐴 × 𝑣𝑣
0,5
⎡ 2𝑔𝑔 𝑃𝑃1 − 𝑃𝑃2 ⎤
𝑄𝑄𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 = 𝐶𝐶𝐶𝐶 × 𝐴𝐴 × ⎢ ×� �⎥
⎢ 𝐴𝐴2 2 𝜌𝜌 × 𝑔𝑔 ⎥
⎣1 − �𝐴𝐴1 � ⎦
0,5
⎡ 2𝑔𝑔 ⎤
𝑄𝑄𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 = 𝐶𝐶𝐶𝐶 × 𝐴𝐴 × ⎢ × ∆ℎ ⎥
⎢ 𝐴𝐴2 2 ⎥
⎣1 − �𝐴𝐴1 � ⎦
𝑄𝑄𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 = ∆ℎ0,5
Dari persamaan diatass kita dapat membandingkan Qaktual secara rumus
dan Qaktual dengan cara regresi.
𝑄𝑄𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = 𝑄𝑄𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
∆ℎ0,5 = ∆ℎ0,5367
Nilai yang didapat hampirlah sama, untuk mencari galat dapat dilajukan
dengan cara berikut:
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 − 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔 = � � × 100%
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
0,5367 − 0,5
𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔 = � � × 100%
0,5
𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔 = 7,34%
Galat tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti
ketidakkonsistenan dan kesalahan praktikan dalam pengukuran.

Pada tabel V.2 grafik perbandingan Qteoritis terhadap Qaktual


pada venturimeter diperoleh persamaan y = 0,9442x + (2 × 10-0,5) dan
koefisien determinasinya adalah 0,9131.
𝑄𝑄𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎
𝐶𝐶𝐶𝐶 =
𝑄𝑄𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡
dari persamaan tersebut kida dapat menentukan coefficient discharge
secara rumus.
1
𝐶𝐶𝐶𝐶 =
0,9442
= 1,059097649
Hasil tersbut juga kurang lebih mirip dengan nilai Cd yang di dapat pada
literature Venturimeter
Gambar V.1 Cd Literature for Venturimeter
Sumber https://www.engineeringtoolbox.com/orifice-nozzle-venturi-d_590.html

Dalam penentuan Cd literature yang digunakan diperlakuan terlebiuh


dahulu mengetahui diametrer rasio dan bilangan reynoldsnya. Untuk
memperoleh ratio digunakan cara berikut ;

𝑑𝑑𝑏𝑏
𝑑𝑑 =
𝑑𝑑𝑎𝑎
0,016
=
0,026
= 0,6153
Sedangkan untuk menentukan bilangan reynolds dapat menggunakan
persamaan :
𝑣𝑣𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟−𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 × 𝐷𝐷
𝑅𝑅𝑅𝑅 =
𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣
1,4598822 × 0,016
=
0,00899
= 2,623 × 103
Maka diperoleh nilai Cd literature-nya ialah 0,95. Disebabkan adanya
perbedaanya nilai Cd literature dengan Cd menggunakan rumus, kita
dapat menghitung galat di antara keduanya. Untuk mencari galat kita
dapat menggunakan persamaan:

𝐶𝐶𝐶𝐶 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 − 𝐶𝐶𝐶𝐶 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟


𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔 = � � × 100%
𝐶𝐶𝐶𝐶 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
0,975 − 1,059097649
𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔 = � � × 100%
1,059097649
𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔 = 10,3%
Nilai galat yang diperoleh ialah sebesar 10,3%. Angka yang cukup
kecil maka bisa dipastikan perhitungan Cd secara rumus dapat
dikatakan menghampiri benar.

• Kesalahan
Dalam menjalankan praktikum alat ukur debit saluran tertutup terdapat
beberapa kesalahan yang dilakukan praktikan. Kesalahan ini
mengakibatkan perbedaannya nilai Q aktual dengan Q teoritis,
perhitungan debit tidak ideal, dan efisiensi alat tidak maksimal.
Pertama, cara kerja praktikan dalam melakukan praktikum alat ukur
debit saluran tertutup tidaklah efektif contohnya ketika lengan yang
menghubungkan beban dengan bak bergerak ke atas stopwatch belum
jalan. Stopwatch dinyalakan beberapa milisekon kemudian. Kedua,
pada percobaan debit menggunakan ember, selang belum mengalirkan
air ke dalam ember, tetapi stopwatch telah dijalankan. Ketiga, ketika air
di dalam ember telah mencapai 5 liter, tetapi stopwatch masih
dijalankan karena arah pandang melihat batas di ember tidaklah sejajar.
Keempat, pengukuran suhu tidaklah tepat, ketika termometer diangkat
dari air, suhunya sudah berubah, tidak seperti ketika dialirkan air
sementara yang dicatat ialah suhu ketika sudah berubah. Kelima, pada
praktikum ini pula praktikan tidak lepas dari human error yang
menyebabkan kesalahan dalam pengambilan data. Keenam, praktikan
kurang jeli dalam memerhatikan piezometer.

VI. ANALISIS B

Aplikasi pada bidang teknik lingkungan


1. Alat ukur debit
Untuk mengetahui debit minimum dan maksimum agar dapat
ditentukan jumlah pasokan air bersih yang dibutuhkan konsumen
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka serta untuk pengukuran
headloss yang digunakan dalam sistem pengolahan air minum, pada
turbin reaksi, turbo pump dan turbo blower. Menggunakan prinsip
venturimeter

Gambar VI.1 : Meteran Air PDAM

Sumber :
https://www.hetanews.com/images/20170308/20170308103641-
meteran-air.jpg

VII. KESIMPULAN

1. Tabel hasil yang di dapatkan setalah melakukan praktikum dan


pengolahan data adalah:

Qteoritis Venturimeter
Variasi ∆hab rata-rata (m) Qaktual (m3/s) Vb (m/s)
(m3/s)
1 0,058333333 0,000193742 1,10944 0,000221888
2 0,081333333 0,000279212 1,310071 0,000262014
3 0,098 0,000284206 1,438 0,0002876
4 0,112666667 0,000304127 1,5419 0,00030838
5 0,171666667 0,000358886 1,9 0,00038

2. Hubungan antara Qaktual dan Δh


Grafiik hubungan Qaktual terhadap Δh rata-rata
0,0004

0,00035

0,0003

0,00025
y = 0,001x0,5367
0,0002 R² = 0,8997

0,00015

0,0001

0,00005

0
0 0,05 0,1 0,15 0,2

3. Hubungan antara debit aktual (Q aktual) dan debit teoritis (Q teoritis)


yang didapat adalah :

Q aktual terhadap Q teoritis


0,0004
y = 0,9442x + 2E-05
0,00035
R² = 0,9131
0,0003

0,00025

0,0002

0,00015

0,0001

0,00005

0
0 0,00005 0,0001 0,00015 0,0002 0,00025 0,0003 0,00035 0,0004
ORIFICEMETER

I. TUJUAN
Tujuan praktikum modul 2 ini mengenai alat ukur debit saluran tertutup
adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Vf untuk menghitung Qteoritis dari orificemeter.
2. Menentukan Qaktual untuk menghitung nilai koefisien discharge (Cd)
pada venteurimeter.
3. Menentukan nilai tinggi muka air ha dan hb pada orificemeter untuk
menghitung nilai Δh absis.
4. Menentukan hubungan antara Qaktual terhadap Δh absis pada
orificemeter.
5. Menentukan hubungan antara Qteoritis terhadap Qaktual pada
orificemeter .

II. DATA AWAL


Berdasarkan data yang telah diberikan, didapat data massa, suhu, serta
volume sebagai berikut :
Tabel II.1 Data Awal 1
Massa beban 2.5 kg
Suhu awal 22,5o C
Suhu akhir 23o C
Diameter A 26 mm
Diameter B 16 mm
Diameter E 51 mm
Diameter F 20 mm

Setelah dilakukan percobaan dengan hydraulics bench dan ember didapat


data berikut:
Tabel II.2 Data Awal Pengukuran Ketinggian Muka Air dan Waktu pada
Orificemeter
Data Awal Pengukuran Ketinggian Muka Air dan Waktu pada Orificemeter
Varias t rata-rata
hE (mm) hF (mm) ∆h(mm) t (s)
i (s)

276 205 71 37,7 38,82


1 275 204 71 38,82
275 204 71 39,94
328 221 107 26,8 26,9366666
2 330 229 101 27,11 7
329 229 100 26,9
342 222 120 26,5 26,4633333
3 341 220 121 26,42 3
341 221 120 26,47
356 212 144 24,13 24,73
4 350 210 140 25,32
351 213 138 24,74
374 151 223 20,34 20,9566666
5 373 150 223 21,12 7
374 149 225 21,41

Densitas air pada suhu tertentu akan dijadikan acuan dalam perhituyngan
massa jenis dalam pemngolahamn data. Berikut adalah data tersebut:
Tabel II.4 Tabel Finnemore Temperatur dan Massa jenis

Massa Jenis Massa Jenis


Suhu (oC) Suhu (oC)
(Kg/m3) (Kg/m3)

0 999,8 50 988
5 1000 60 983,2
10 999,7 70 977,8
15 999,1 80 971,8
20 998,2 90 965,3
30 995,7 100 958,4
40 992,2
Hasil plotting massa jenis (sumbu y) terhadap suhu (sumbu x) berdasarkan
Tabel Finnemore dan persamaan massa jenis terhadap suhu yang didapatkan
dan koefisien korelasinya. Persamaan yang didapat adalah y = -0,0036x2-
0,069x+1000,6, dengan coefisien corelation R2=0,9992

Grafik Massa Jenis terhadap Suhu


1005
1000
y = -0,0036x2 - 0,069x + 1000,6
995 R² = 0,9992
990
985
980
975
970
965
960
955
0 20 40 60 80 100 120

Grafik II.1 Hasil Plot Massa jenis dengan Temperatur Berdasarkan Finnemore Table
Tabel II.5 Data Temperatur terhadap Viskositas
Suhu (℃) Viskositas (m2/s)
0 0,000001785
5 0,000001519
10 0,000001306
15 0,000001139
20 0,000001003
25 0,000000893
30 0,00000008
40 0,000000658
50 0,000000553
60 0,000000474
70 0,000000413
80 0,000000364
90 0,000000326
100 0,000000294
(Sumber: Merle Potter, 2008)

0,000002
0,0000018
0,0000016
0,0000014
Viskositas (m2/s)

0,0000012
0,000001
0,0000008 y = 2E-10x2 - 3E-08x + 2E-06
R² = 0,9803
0,0000006
0,0000004
0,0000002
0
0 20 40 60 80 100 120
Suhu (℃)

Gambar II.2 Temperatur terhadap Viskositas

III. Pengolahan Data

1. Penentuan Massa air

Dalam menentukan massa air agar sesuai dengan prinsip percobaan


maka:
τair = 𝜏𝜏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏

�⃑𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 x r�⃑𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 = �F⃑𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 x����⃑


F r 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏

Fair 3= Fbeban1

Fair Fbeban
=
1 3
Fbeban 3
=
Fair 1

mbeban 3
=
mair 1

Massa beban yang diketahui adalah 2,5 Kg maka diperoleh mair


adalah:
Massa air = 3 × 2,5 kg
Massa air = 7,5 kg
Jadi, massa air yang diperoleh adalah 7,5 kg.

Hal demikian terjadi karena prinsip ytang digunakan hydrauylisc


bench marupakan prinsip torsi atau tuas kesetimbangan. Panjang
lengan terhadap beban sama dengan 3 kali panjang lengan terhadap
air. Massa air harus lebih berat 3 kali lipat dari massa beban yang
digunakan.

2. Grafik Massa Jenis terhadap Temperatur Air


Pada percobaan, Grafik II.1 massa jenis terhadap suhu air
digunakan untuk mencari massa jenis air berdasarkan suhu air.
Berdasarkan hasil plot antara suhu dan massa jenis air, didapat
persamaan sebagai berikut;
𝑦𝑦 = −0,00036𝑥𝑥 2 − 0,069𝑥𝑥 + 1000,6
Dengan determination coeficient yang menunjukkan keterikatan antara
variabel dalam grafik. (massa jenis dan suhu)
𝑅𝑅2 = 0,9992
3. Massa Jenis Air (ρ)
Massa jenis air didapatkan dengan memasukkan suhu rata rata air ke
persamaan yang didaptkan dari plotting grafik massa jenis terhadap
suhu. Yang dimana nilai x adalah suhu dan nilai y adalah massa jenis.
Suhu rata-rata merupakan mean dari suhu awal terhadap suhu akhir
air.
𝑠𝑠𝑠𝑠ℎ𝑢𝑢 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎+𝑠𝑠𝑠𝑠ℎ𝑢𝑢 𝑎𝑎𝑎𝑎ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖
S𝑢𝑢ℎ𝑢𝑢 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 − 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 =
2

22,5 + 23
ℎ𝑢𝑢 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 − 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 =
2

𝑆𝑆𝑆𝑆ℎ𝑢𝑢 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 − 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = 22,75°𝐶𝐶


Setelahg mendapatkan suhu rata-rata air, hasil tersebut dimasukkan ke
dalam persamaan massa jenis terhadap suhu yang telah didapat.

𝑦𝑦 = −0,00036𝑥𝑥 2 − 0,069𝑥𝑥 + 1000,6

𝑦𝑦(22,75) = −0,00036(22,75)2 − 0,069(22,75) + 1000,6

𝑘𝑘𝑘𝑘�
𝑦𝑦(22,75) = 998,82256 𝑚𝑚3
Jadi, massa jenis air yang didapat pada suhu 22,75OC adalah
𝑘𝑘𝑘𝑘
997,20115 �𝑚𝑚3

4. Menentukan Desitas Air (𝜌𝜌)


Densitas air dapat diperoleh dengan menggunakan perhitungan regresi
yang terdapat pada Gambar 2.1 berupa 𝑦𝑦 = −0,0036𝑥𝑥 2 −
0,0675𝑥𝑥 + 1000,6 dimana x adalah variable dari suhu dan y berupa
variable dari densitas. Dengan temperature rata-rata sebesar 22,75℃,
maka densitas yang diperoleh adalah sebesar 997,20115 kg/m3.

5. Mencari Volume Air


Volume air pada perhitungan Qaktual Hydraulic Bench didapatkan dari
massa air dan massa jenis air yang telah diketahui sebelumnya.
Berikut adalah rumus untuk massa jenis berdasarkan massa dan
volume:

𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗 =
𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣
Menggunakan cara diatas, didapat volume air adalah:

𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 =
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗

7,5 𝑘𝑘𝑘𝑘
𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 =
𝑘𝑘𝑘𝑘�
998,8439275 𝑚𝑚3

𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 = 0,007518680579 𝑚𝑚3


6. Mencari Waktu Rata-Rata Pada Variasi 1 Orificemeter
Mencari debit aktual dilakukan dengan cara membagi volume air yang
didapat sebelumnya dengan t rata-rata.
𝑡𝑡1 + 𝑡𝑡2 + 𝑡𝑡3
𝑡𝑡𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟−𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 =
3
37,7 + 38,82 + 39,94
𝑡𝑡𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟−𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 =
3
𝑡𝑡𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟−𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = 38,82 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑
9. Kecepatan b (Vb) pada variasi 1 orificemeter
a. Luas a (Aa
𝜋𝜋
𝐴𝐴𝑒𝑒 = 𝑥𝑥 𝑑𝑑𝑒𝑒 2
4
Keterangan:
Ae= Luas pada muka e orificemeter (m2 )
de = Diameter pada muka a (m)
Kemudian disubtisutiskan besar diameter pada muka e yakni 0,051 m
ke dalam persamaan yang tadu diperoeh
𝜋𝜋
𝐴𝐴𝑒𝑒 = × 𝑑𝑑𝑒𝑒 2
4
𝜋𝜋
= × 0,0512
4
= 2,041785 × 10−3 𝑚𝑚2
b. Luas f = (Af)
𝜋𝜋
𝐴𝐴𝑒𝑒 = 𝑥𝑥 𝑑𝑑𝑓𝑓 2
4
Keterangan:
Af = Luas pada muka orificemeter (m2 )
df = Diameter pada muka f (m)
Kemudian disubtisutiskan besar diameter pada muka f yakni 0,020 m
ke dalam persamaan yang tadi diperoeh
𝜋𝜋
𝐴𝐴𝑓𝑓 = × 𝑑𝑑𝑒𝑒 2
4
𝜋𝜋
= × 0,0202
4
= 3,14 × 10−4 𝑚𝑚2

c. Perubahan ketinggian rata-rata (Δhrata-rata)


∆ℎ𝑒𝑒𝑒𝑒1 + ∆ℎ𝑒𝑒𝑒𝑒2 + ∆ℎ𝑒𝑒𝑒𝑒3
∆ℎ𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟−𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 =
3
0,071 + 0,103 + 0,120
=
3
= 0,098 m
d. Kecepatan b (vb)
0,5
⎡ ⎤
⎢ 2𝑔𝑔 𝑃𝑃𝑒𝑒 𝑃𝑃𝑓𝑓 ⎥
𝑉𝑉𝑉𝑉 = ⎢ 2� − �⎥
𝐴𝐴
⎢1 − � �𝑓𝑓 𝜌𝜌 × 𝑔𝑔 𝜌𝜌 × 𝑔𝑔 ⎥
⎣ 𝐴𝐴𝑒𝑒 ⎦
Keterangan;
g = percepatan gravitasi (m/s2)
P = tekanan (Pa)
A = luad (m2)
𝜌𝜌 = massa jenis (kg/m3)
v = kecepata (m/s)

Pada persamaan di atas, tekanan dapat dianggap menjadi


𝑃𝑃𝑎𝑎−𝑃𝑃𝑏𝑏
perubahan ketinggian (∆h), yaitu ∆h = � � maka diperoleh
𝜌𝜌×𝑔𝑔

persamaan:
0,5
⎡ ⎤
⎢ 2𝑔𝑔 ⎥
𝑉𝑉𝑓𝑓 = ⎢ 2 × ∆ℎ⎥
⎢1 − �𝐴𝐴𝑓𝑓 � ⎥
⎣ 𝐴𝐴𝑒𝑒 ⎦
0,5
⎡ ⎤
2 × 9,81
= ⎢ 4 × 0,071

⎢ 2,041785 × 10−3 ⎥
� �
⎣1 − 3,14 × 10−4 ⎦
= 2,307649104 𝑚𝑚/𝑠𝑠
8. Qteoritis pada variasi 1 orificemeter

𝑄𝑄𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡= 𝑉𝑉𝑓𝑓×𝐴𝐴𝑓𝑓

= 1,15518 × 2,0106 × 10−4


= 2,31036 × 10−4 𝑚𝑚3 /𝑠𝑠

Perhitungan Qaktual dan Qteoritis variasi 1 orificemeter dapat


diaplikasikan pada variasi orificemeter lainnya. Perhitungan ini pula
dapat diaplikasikan pada perhitungan orificemeter dengan mengganti
Aa menjadi Ae, Ab menjadi Af, dA menjadi de, dan db menjadi df.
Dengan begitu akan dihasil peroleh perhitungan 5 variasi menggunakan
orificemeter dan perhitungan 5 variasi menggunakan orificemeter.

9. Mencari Qaktual

Khusus pada modul ini, debit teoritis yang digunakan adalah hasil
perhitungan waktu mengisi ember sampai batas volume air pada
ember tersebut. Pada perhitungan ini, digunakan debit variasi 3.

𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉
𝑄𝑄𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 =
𝑡𝑡 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 − 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
Maka diperoleh :
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎
𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄 =
𝜌𝜌 × 𝑡𝑡 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 − 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
7,5
𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄 =
997,20115 × 38,82
𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄 = 0,0001937 𝑚𝑚3 /𝑠𝑠
10. Menentukan Dicharge Coeficient (Cd) pada Orificemeter

𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄
𝐶𝐶𝐶𝐶 =
𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄𝑄
Dengan melakukan perhitungan menggunakan variasi pertama, maka
nilai koefisien discharge yang diperoleh
0,0001937
𝐶𝐶𝐶𝐶 =
0,000231036
𝐶𝐶𝐶𝐶 = 0,8384
Untuk variasi yang lain sama halnya digunakan dengan cara tersebut

IV. DATA AKHIR

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan didapatkan beberapa


data sebagi berikut:

Tabel IV.1 Hasil Perhitungan

Qteoritis
∆hab rata-rata Qaktual
Variasi Vb (m/s) orificemeter
(m) (m3/s)
(m3/s)
1 0,071 0,00019755 1,18026092 0,000370602
2 0,102666667 0,000279232 1,4192635 0,00044565
3 0,120333333 0,000284227 1,53653506 0,000482472
4 0,140666667 0,000304148 1,66128866 0,000521645
5 0,223666667 0,000358911 2,09483651 0,000657779
V. ANALISIS A
V.1 Analisa Cara kerja
Cara kerja pada praktikum alat ukur debit saluran tertutup ialah
temperatur fluida di awal percobaan diukur terlebih dahulu. Pengukuran
suhu di awal percobaan dimaksudkan untuk memperoleh nilai densitas
atau massa jenis air. Lalu hydraulic bench diaktifkan. Lalu udara yang
terjebak di dalam piezometer dikeluarkan agar piezometer dapat bekerja
dengan maksimal dan akurasinya pun tidak terganggu. Posisi muka air
di piezometer berada pada ketinggian kira-kira 280 mm agar praktikan
dapat melihat tinggi air dengan jelas, tidak terlalu rendah maupun terlalu
tinggi. Untuk percobaan ini pengukuran debit dilakukan dalm 5 variasi
dengan cara mengatur valve di hydraulic bench. Untuk satu variasi debit
dilakukan dengan pengukuran waktu 3 kali atau triplo. Pengukuran
dilakukan triplo untuk memperoleh nilai yang akurat juga untuk
meminimalisir kesalahan yang dilakukan praktikan Lalu untuk
orificemeter hasil pembacaan tinggi muka air di tabung piezometer A
dan B dicatat sementara untuk orificemeter hasil pembacaan tinggi
muka air di tabung piezometer E dan F. Terakhir temperatur di akhir
percobaan diukur. Jangan lupa matikan hydraulic bench.
V.2. Analisa Data dan Grafik
Berikut adalah hasil perbandingan Qaktual terhadap Δh pada orificemeter:
Grafiik hubungan Qaktual terhadap Δhef rata-rata
0,0004
0,00035
0,0003
0,00025

Qaktual
y = 0,0008x0,4945
0,0002
R² = 0,9127
0,00015
0,0001
0,00005
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25
Δhef rata-rata

Grafik V.1 Grafik hubungan qaktual terhadap Δhef rata-rata

Pada percobaan ini terdapat dua yang dapat kita telaah untuk mencari
nilai koefisien determinasinya (R2) dan galatnya. Pada tabel V.1 grafik
perbandingan Qaktual terhadap Δh pada orificemeter diperoleh
persamaan y = 0,008x0,4945 dan koefisien determinasinya adalah 0,9127

V.3 Galat
𝑄𝑄𝑓𝑓 = 𝐴𝐴𝑓𝑓 × 𝑣𝑣𝑓𝑓
0,5
⎡ ⎤
⎢ 2𝑔𝑔 ⎥
𝑄𝑄𝑓𝑓 = 𝐴𝐴𝑓𝑓 × ⎢ 2 × ∆ℎ⎥
⎢1 − �𝐴𝐴𝑓𝑓 � ⎥
⎣ 𝐴𝐴𝑒𝑒 ⎦
0,5
⎡ ⎤
⎢ 2𝑔𝑔 ⎥
𝑄𝑄𝑓𝑓 = 𝐴𝐴𝑓𝑓 × ⎢ 2⎥ × ∆ℎ0,5
⎢1 − �𝐴𝐴𝑓𝑓 � ⎥
⎣ 𝐴𝐴𝑒𝑒 ⎦
Berdasarkan bentuk dasar 𝑦𝑦 = 𝑎𝑎𝑥𝑥 𝑏𝑏 , dapat dilihat bahwa
variabel y pada persamaan tersebut adalah Qf, variabel x adalah ∆ℎ0,5
dan konstanta a adalah
0,5
2𝑔𝑔
𝐴𝐴𝑓𝑓 × � 𝐴𝐴𝑓𝑓 2
� .
1−� �
𝐴𝐴𝑒𝑒
1
Secara teoritis, nilai b pada persamaan diatas adalah atau 0,5.
2

Sementara itu nilai b didapat dari hasil regresi yaitu 0,4945. Dari
perbedaan nilai b tersebut, dapat ditentukan nilai galat pada percobaan
orificemeter sebagai berikut.
𝑏𝑏𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 − 𝑏𝑏𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺 = � � 𝑥𝑥 100%
𝑏𝑏𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡

0,5 − 0,4945
𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺 = � � 𝑥𝑥 100% = 1,1%
0,5
Galat sebesar 1,1% menunjukkan bahwa 1,1% nilai debit aktual
pada hydraulic bench dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti
headloss atau kesalahan pada percobaan.

Pada grafik tersebut, diperoleh juga nilai koefisien determinasi.


Seperti yang sudah dijelaskan, jika koefisien determinasi semakin
mendekati angka satu maka semakin dekat keterkaitan antara keduanya.
Nilai R² yang didapat pada grafik di atas adalah 0,9127 yang sangat
mendekati satu sehingga keterkaitannya pun dapat dikatakan kuat
sehingga data tergolong baik.
V.4 Grafik Qaktual dengan Qteoritis

Hubungan Qaktual dengan Qteoritis


0,0007
0,0006
0,0005
Qaktual

0,0004
0,0003
y = 1,7407x
0,0002
R² = 0,9971
0,0001
0
0 0,00005 0,0001 0,00015 0,0002 0,00025 0,0003 0,00035 0,0004
Qteoritis
Grafik V.2 Grafiik hubungan Qaktual terhadap Qteoritis

Bentuk dasar dari persamaan tersebut adalah y = mx.


Berdasarkan persamaan yang didapat pada grafik, dapat diperoleh nilai
koefisien discharge (Cd).
𝑦𝑦 = 1,7407𝑥𝑥
𝑄𝑄𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 = 1,7407 𝑄𝑄𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎
𝑄𝑄𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 1
𝐶𝐶𝐶𝐶𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 = =
𝑄𝑄𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 1,7407
𝐶𝐶𝐶𝐶𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 = 0,74481

Cd literature dapat dihitung dengan terlebih dahulu mencari


bilangan Reynolds. Rumus dari bilangan Reynolds adalah sebagai
berikut.
𝜌𝜌 × 𝑑𝑑 × 𝑣𝑣𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟−𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑅𝑅𝑅𝑅 =
𝜇𝜇
Karena suhu yang digunakan adalah 22,75°C, maka viskositasnya
adalah
𝑦𝑦(22,75) = 0,0002(22,75)2 − 0,0347(22,75) + 1,6779
𝑦𝑦(22,75) = 0,991875
𝜇𝜇 = 0,9919875 𝑐𝑐𝑐𝑐
𝜇𝜇 = 0,0009919875 𝑃𝑃𝑃𝑃. 𝑠𝑠
Perhitungan bilangan Reynoldsnya adalah sebagai berikut.

𝜌𝜌 × 𝑑𝑑 × 𝑣𝑣𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟−𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑅𝑅𝑅𝑅 =
𝜇𝜇
𝑘𝑘𝑘𝑘� 𝑚𝑚⁄
997,20115
𝑅𝑅𝑅𝑅 = 𝑚𝑚3 × 0,02 𝑚𝑚 × 1,747 𝑠𝑠
0,00099198 𝑃𝑃𝑃𝑃. 𝑠𝑠
𝑅𝑅𝑅𝑅 = 35123,90
𝑅𝑅𝑅𝑅 = 3,512390 × 104
Kemudian dicari perbandingan diameter orificemeter sebagai berikut.
𝑑𝑑𝑓𝑓 0,02
=
𝑑𝑑𝑒𝑒 0,051
𝑑𝑑𝑓𝑓
= 0,3921
𝑑𝑑𝑒𝑒

V.5 Viskositas Dinamik Air pada Suhu Tertentu


Hasil tersbut juga kurang lebih mirip dengan nilai Cd yang di dapat pada
literature Orificemeter

Gambar V.5.1 Cd Literature for Orificemeter


Sumber : https://www.engineeringtoolbox.com/orifice-nozzle-venturi-d_590.html
Didapat Cd literatur berdasarkan data tersebut adalah 0,61
𝐶𝐶𝐶𝐶 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 − 𝐶𝐶𝐶𝐶 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔 = � � × 100%
𝐶𝐶𝐶𝐶 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
0,61 − 0,4945
𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔 = � � × 100%
0,61
𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔 = 18,9%
Nilai galat yang diperoleh ialah sebesar 18,9%. Menunjukkan bahsa
sebesar 18,9% tersebut dipengaruhi daktor-faktor lain

V.6 Kesalahan
Dalam menjalankan praktikum alat ukur debit saluran tertutup terdapat
beberapa kesalahan yang dilakukan praktikan. Kesalahan ini
mengakibatkan perbedaannya nilai Q aktual dengan Q teoritis,
perhitungan debit tidak ideal, dan efisiensi alat tidak maksimal.
Pertama, cara kerja praktikan dalam melakukan praktikum alat ukur
debit saluran tertutup tidaklah efektif contohnya ketika lengan yang
menghubungkan beban dengan bak bergerak ke atas stopwatch belum
jalan. Stopwatch dinyalakan beberapa milisekon kemudian. Kedua,
pada percobaan debit menggunakan ember, selang belum mengalirkan
air ke dalam ember, tetapi stopwatch telah dijalankan. Ketiga, ketika air
di dalam ember telah mencapai 5 liter, tetapi stopwatch masih
dijalankan karena arah pandang melihat batas di ember tidaklah sejajar.
Keempat, pengukuran suhu tidaklah tepat, ketika termometer diangkat
dari air, suhunya sudah berubah, tidak seperti ketika dialirkan air
sementara yang dicatat ialah suhu ketika sudah berubah. Kelima, pada
praktikum ini pula praktikan tidak lepas dari human error yang
menyebabkan kesalahan dalam pengambilan data. Keenam, praktikan
kurang jeli dalam memerhatikan piezometer.

VI. ANALISIS B

Aplikasi pada bidang teknik lingkungan


1. Sebagai cerobong asap orrificemeter dapat digunakan untuk
mengalirkan gas khususnya pada bidang industri, hal ini sesuai dengan
salah satu kuntungan orrificemeter yang tidak hanya bisa di gunakan
untuk cairan tetapi juga gas.

Gambar VI.1 : Gambar cerobong asap


Sumber : baimjoenloenz.com
VII. KESIMPULAN

4. Tabel hasil yang di dapatkan setalah melakukan praktikum dan


pengolahan data adalah:

Qteoritis
∆hab rata-rata Qaktual
Variasi Vb (m/s) orificemeter
(m) (m3/s)
(m3/s)
1 0,071 0,00019755 1,18026092 0,000370602
2 0,102666667 0,000279232 1,4192635 0,00044565
3 0,120333333 0,000284227 1,53653506 0,000482472
4 0,140666667 0,000304148 1,66128866 0,000521645
5 0,223666667 0,000358911 2,09483651 0,000657779

5. Hubungan antara Qaktual dan Δh

Grafiik hubungan Qaktual terhadap Δhef rata-rata


0,0004
0,00035
0,0003
0,00025
Qaktual

y = 0,0008x0,4945
0,0002
R² = 0,9127
0,00015
0,0001
0,00005
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25
Δhef rata-rata

6. Hubungan antara debit aktual (Q aktual) dan debit teoritis (Q teoritis)


yang didapat adalah :
Hubungan Qaktual dengan Qteoritis
0,0007
0,0006
0,0005

Qaktual
0,0004
0,0003
y = 1,7407x
0,0002
R² = 0,9971
0,0001
0
0 0,00005 0,0001 0,00015 0,0002 0,00025 0,0003 0,00035 0,0004
Qteoritis
DAFTAR PUSTAKA

Finnemore, E.John and Joseph B. Franzini. 2002. Fluid Mechanics with Engineering
Application. California : The McGraw Companies.

Giles, Ranald V. 196. Seri Buku Schaum. Mekanika Fluida dan Hidraulika.
Guildford:Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai