Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

PRAKTIKUM

KALIBRASI DAYA REAKTOR

Pusat Studi Teknologi Akselerator


Badan Tenaga Atom Nasional
5 November 2019

Disusun Oleh :
RINALDI HADISAPUTRA
17/413831/TK/46271

PROGRAM STUDI TEKNIK NUKLIR


DEPARTEMEN TEKNIK NUKLIR DAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2019
I. Tujuan
Melakukan kalibrasi daya reaktor, yaitu mencari berapa daya sesungguhnya yang
dibangkitkan di dalam teras reaktor, apabila meter penunjukan daya menunjukkan
daya pada suatu nilai tertentu.

II. Dasar Teori


Daya reaktor ditimbulkan oleh energi yang dibebaskan dari reaksi pembelahan
yang terjadi di dalam reaktor yang sedang beroperasi. Banyaknya reaksi pembelahan
yang terjadi tiap detik tiap satuan volume reaktor ditentukan oleh ϕ . Σ f . Kalau
banyaknya reaksi pembelahan tiap detik yang perlu untuk menghasilkan daya sebesar
1 watt adalah 3,2 1010 ϕ pembelahan , maka daya total P dari reaktor diberikan oleh
persamaan :

Vf
Σf
P=
3.2 1010
∫ ϕ ( v ) dv (watt) .......................................................................................(1)
0

dengan ketentuan
Σ f = tampang lintang makroskopis pembelahan
V f = volume reaktor.

Jadi dengan mengukur fluks neutron di dalam teras, dapat ditentukan daya
reaktor. Metode lain pengukuran daya reaktor adalah dengan metode kalorimeter
yang dapat ditempuh dengan 2 cara yaitu :
1. Reaktor dioperasikan dengan sistem pendingin dijalankan.
2. Reaktor dioperasikan dengan sistem pendingin tidak dijalankan.

Pada metode pertama yaitu dengan sistem pendingin dijalankan atau metode
stasioner. Panas yang terakumulasi di dalam tangki reaktor diambil oleh sistem
pendingan primer, kemudian dengan melalui sistem penukar panas, panas
dipindahkan ke sistem pendingin sekunder. Dengan mengatur debit pendingin akan
diperoleh kondisi stasioner, Kondisi stasioner menunjukkan bahwa di dalam sistem
pemindah panas tidak terjadi akumulasi panas di dalam sub-sistemnya. Di dalam
kondisi stasioner, panas yang dipindahkan dari teras reaktor bergantung pada debit air
(G) dan beda suhu inlet dan outlet sistem pendingin primer. Secara matematik daya
reaktor ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:

P=G . c . ∆t.................................................................................................................. (2)

dengan ketentuan
G = debit air sistem pendingin primer (cm3/detik)
c = panas jenis air (c = 4,187 watt .det/gr.℃)
∆ t = beda suhu inlet dan outlet sistem pendingin primer (℃)
Dengan menggunakan persamaan (2) tersebut dapat diukur daya reaktor yang
sesungguhnya berdasarkan pada metode stasioner.

Pada metode kedua yaitu dengan sistem pendingin tidak dijalankan atau metode
non-stasioner, panas yang dihasilkan oleh teras reaktor terakumulasi di dalam tangki
reaktor, sehingga suhu air di dalam reaktor akan naik terus. Batas maksimum suhi air
tangki yang diizinkan pada reaktor KARTINI adalah 40℃. Dengan mengamati laju
kenaikan suhu air tangki pada tingkat daya teaktor yang tetap, dapat digunakan untuk
menentukan daya reaktor yang sesungguhnya. Besarnya daya reaktor yang
ditunjukkan oleh laju kenaikan suhu air tangki dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut :

dQ dT
P= =60 H ......................................................................................................(3)
dt dt

dengan ketentuan
P = daya reaktor yang sesungguhnya (KWatt).
Q = energi panas yang terbentuk di reaktor .
H = harga air reaktor KARTINI = 19,0476 Kwh/ ℃.
T = suhu air tangki reaktor (℃)
t = interval waktu pengamatan (menit)

Pada konsul reaktor, daya reaktor dapat dibaca pada :


a) Kanal daya linear (% power) yang berhubungan dengan detektor CIC dalam
reaktor
b) Kanal daya logaritmik (power) yang berhubungan dengan detektor F.C. di
dalam reaktor.

Ada kalanya penunjukan Kanal daya linear (% power) meter tidak menunjuk pada
nilai yang sama dengan hasil perhitungan yang kita peroleh dari pengamatan
kenaikan temperatur. Apabila ini terjadi maka perlu diadakan kalibrasi % power
kanal linear. Demikian juga terhadap kanal logaritmik

III. Tata Laksana Teori


a. Alat dan Bahan
i. Termometer 20-100
ii. Stopwatch

b. Flowchart
[Terlampir]
IV. Hasil Praktikum
Pengukuran daya reaktor metode non-stasioner
Daya reaktor terukur: 100 KWatt
[Terlampir]

V. Perhitungan
[Terlampir]

VI. Pembahasan
[Terlampir]

VII. Kesimpulan
Pada praktikum ini, dilakukan dua pengukuran suhu menggunakan dua
thermometer. Dari dua pengukuran tersebut, pada pengukuran menggunakan
thermometer pertama didapatkan daya sebesar 102.2544432 dan pada thermometer
kedua didapatkan daya sebesar 87.53238. Namun terdapat perbedaan pada nilai dT/dt
antara nilai pada grafik dan perhitungan manual. Pada perhitungan manual, untuk
menentukan nilai dT/dt menggunakan persamaan:
dT ( n. Σ ( t i . ΔT i) )−(Σt i . ΔT i )
=
dt ( n . Σ t i2)−(Σt i)2
Pada pengukuran menggunakan thermometer pertama, nilai dT/dt dari grafik
didapatkan nilai 0.0908 dan nilai yang didapatkan pada perhitungan manual
didapatkan nilai 0.089472727. Hal ini bisa saja terjadi karena nilai yang didapat dari
perhitungan memiliki error sebesar 2.2544432.
Pada pengukuran menggunakan thermometer kedua, nilai dT/dt dari grafik
didapatkan nilai 0.0784 dan nilai yang didapatkan pada perhitungan manual
didapatkan nilai 0.076590909. Hal ini bisa saja terjadi karena nilai yang didapat dari
perhitungan memiliki error sebesar 12.46762.

VIII. Daftar Pustaka


Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional. 2019.
PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA REAKTOR DI FASILITAS REAKTOR KARTINI
BATAN YOGYAKARTA. Yogyakarta
IX. Lampiran
1) Lampiran 1. Flowchart

2) Lampiran 2. Tabel Hasil Praktikum


ti ti2
N Ti (℃ ) ∆ Ti (℃ ) ti.∆ Ti(℃ )
(menit) (menit2)
1 0 30.6 30.3 0 0 0 0 0
2 5 31.21 31 0.464 0.505 2.32 2.525 25
3 10 31.69 31.4 0.944 0.905 9.44 9.05 100
4 15 32.3 31.8 1.554 1.305 23.31 19.575 225
5 20 32.53 31.9 1.784 1.405 35.68 28.1 400
6 25 33.12 32.4 2.374 1.905 59.35 47.625 625
7 30 33.41 32.8 2.664 2.305 79.92 69.15 900
8 35 33.76 33.3 3.014 2.805 105.49 98.175 1225
9 40 34.48 33.8 3.734 3.305 149.36 132.2 1600
157.72
10 45 34.79 34 4.044 3.505 181.98 2025
5
11 50 35.29 34.3 4.544 3.805 227.2 190.25 2500
754.37
Σ 275 363.18 357 25.12 21.75 874.05 5 9625
Gambar 1. Tabel Hasil Praktikum

Grafik Temperatur terhadap Waktu pertama


36
Temepatur Air pada Reaktor (℃)
35 f(x) = 0.09 x + 30.75
R² = 0.99
34
33
32
31
30
29
28
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (s)

Gambar 2. Grafik Temperatur terhadap Waktu Pertama

Grafik Temperatur terhadap Waktu pertama


36
Temepatur Air pada Reaktor (℃)

35
34 f(x) = 0.08 x + 30.5
33 R² = 0.99

32
31
30
29
28
27
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (s)

Gambar 3. Grafik Temperatur terhadap Waktu pada Stopwatch Kedua

Analisis Dari Data Termometer 1 (Tabel)


H 19.0476
dT (Derajat Celcius) 2706.55
dt (menit) 30250
dT/dt 0.089472727
P (daya) (kW) 102.2544432
Error 2.2544432

Gambar 4. Grafik Temperatur terhadap Waktu Pertama


Analisis Dari Data Termometer 2 (Tabel)
H 19.0476
dT (Derajat Celcius) 2316.875
dt (menit) 30250
dT/dt 0.076590909
P (daya) (kW) 87.53238
Error 12.46762

Gambar 3. Grafik Temperatur terhadap Waktu Kedua

Anda mungkin juga menyukai