PRAKTIKUM
Disusun Oleh :
RINALDI HADISAPUTRA
17/413831/TK/46271
Vf
Σf
P=
3.2 1010
∫ ϕ ( v ) dv (watt) .......................................................................................(1)
0
dengan ketentuan
Σ f = tampang lintang makroskopis pembelahan
V f = volume reaktor.
Jadi dengan mengukur fluks neutron di dalam teras, dapat ditentukan daya
reaktor. Metode lain pengukuran daya reaktor adalah dengan metode kalorimeter
yang dapat ditempuh dengan 2 cara yaitu :
1. Reaktor dioperasikan dengan sistem pendingin dijalankan.
2. Reaktor dioperasikan dengan sistem pendingin tidak dijalankan.
Pada metode pertama yaitu dengan sistem pendingin dijalankan atau metode
stasioner. Panas yang terakumulasi di dalam tangki reaktor diambil oleh sistem
pendingan primer, kemudian dengan melalui sistem penukar panas, panas
dipindahkan ke sistem pendingin sekunder. Dengan mengatur debit pendingin akan
diperoleh kondisi stasioner, Kondisi stasioner menunjukkan bahwa di dalam sistem
pemindah panas tidak terjadi akumulasi panas di dalam sub-sistemnya. Di dalam
kondisi stasioner, panas yang dipindahkan dari teras reaktor bergantung pada debit air
(G) dan beda suhu inlet dan outlet sistem pendingin primer. Secara matematik daya
reaktor ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
dengan ketentuan
G = debit air sistem pendingin primer (cm3/detik)
c = panas jenis air (c = 4,187 watt .det/gr.℃)
∆ t = beda suhu inlet dan outlet sistem pendingin primer (℃)
Dengan menggunakan persamaan (2) tersebut dapat diukur daya reaktor yang
sesungguhnya berdasarkan pada metode stasioner.
Pada metode kedua yaitu dengan sistem pendingin tidak dijalankan atau metode
non-stasioner, panas yang dihasilkan oleh teras reaktor terakumulasi di dalam tangki
reaktor, sehingga suhu air di dalam reaktor akan naik terus. Batas maksimum suhi air
tangki yang diizinkan pada reaktor KARTINI adalah 40℃. Dengan mengamati laju
kenaikan suhu air tangki pada tingkat daya teaktor yang tetap, dapat digunakan untuk
menentukan daya reaktor yang sesungguhnya. Besarnya daya reaktor yang
ditunjukkan oleh laju kenaikan suhu air tangki dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut :
dQ dT
P= =60 H ......................................................................................................(3)
dt dt
dengan ketentuan
P = daya reaktor yang sesungguhnya (KWatt).
Q = energi panas yang terbentuk di reaktor .
H = harga air reaktor KARTINI = 19,0476 Kwh/ ℃.
T = suhu air tangki reaktor (℃)
t = interval waktu pengamatan (menit)
Ada kalanya penunjukan Kanal daya linear (% power) meter tidak menunjuk pada
nilai yang sama dengan hasil perhitungan yang kita peroleh dari pengamatan
kenaikan temperatur. Apabila ini terjadi maka perlu diadakan kalibrasi % power
kanal linear. Demikian juga terhadap kanal logaritmik
b. Flowchart
[Terlampir]
IV. Hasil Praktikum
Pengukuran daya reaktor metode non-stasioner
Daya reaktor terukur: 100 KWatt
[Terlampir]
V. Perhitungan
[Terlampir]
VI. Pembahasan
[Terlampir]
VII. Kesimpulan
Pada praktikum ini, dilakukan dua pengukuran suhu menggunakan dua
thermometer. Dari dua pengukuran tersebut, pada pengukuran menggunakan
thermometer pertama didapatkan daya sebesar 102.2544432 dan pada thermometer
kedua didapatkan daya sebesar 87.53238. Namun terdapat perbedaan pada nilai dT/dt
antara nilai pada grafik dan perhitungan manual. Pada perhitungan manual, untuk
menentukan nilai dT/dt menggunakan persamaan:
dT ( n. Σ ( t i . ΔT i) )−(Σt i . ΔT i )
=
dt ( n . Σ t i2)−(Σt i)2
Pada pengukuran menggunakan thermometer pertama, nilai dT/dt dari grafik
didapatkan nilai 0.0908 dan nilai yang didapatkan pada perhitungan manual
didapatkan nilai 0.089472727. Hal ini bisa saja terjadi karena nilai yang didapat dari
perhitungan memiliki error sebesar 2.2544432.
Pada pengukuran menggunakan thermometer kedua, nilai dT/dt dari grafik
didapatkan nilai 0.0784 dan nilai yang didapatkan pada perhitungan manual
didapatkan nilai 0.076590909. Hal ini bisa saja terjadi karena nilai yang didapat dari
perhitungan memiliki error sebesar 12.46762.
35
34 f(x) = 0.08 x + 30.5
33 R² = 0.99
32
31
30
29
28
27
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (s)