Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM OPERASI KINETIKA DAN PENGENDALIAN REAKTOR


KALIBRASI DAYA REAKTOR KARTINI

Disusun oleh:
Nama : Faiqotul Himmah
NIM : 032000008
Tanggal Praktikum : 4 April 2023

Asisten Pendamping/ Dosen Pengampu: Bagus Agul Triyandi, S.ST.

PROGRAM STUDI ELEKTRO MEKANIKA


POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
YOGYAKARTA
2023
I. Judul Praktikum
Praktikum ini berjudul “Kalibrasi Daya Reaktor Kartini”.
II. Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mahasiswa mampu menentukan besarnya daya pada saat Reaktor dioperasikan
pada suatu tingkat daya tertentu (konstan).
2. Mahasiswa mampu mengatur (menentukan) penunjukan meter daya yang tertampil
pada ruang kendali
III. Dasar Teori
Daya reaktor ditimbulkan oleh energi yang dibebaskan dari reaksi pembelahan
yang terjadi di dalam reaktor yang sedang beroperasi. Banyaknya reaksi pembelahan
yang terjadi tiap detik tiap satuan volume reaktor ditentukan oleh 𝜙 ⋅ ∑ 𝑓. Apabila
banyaknya reaksi pembelahan tiap detik yang perlu untuk menghasilkan daya sebesar
1 watt adalah 3,2 × 1010 pembelahan, maka daya total 𝑃 dari reaktor diberikan oleh
persamaan:
∑𝑓 𝑉𝑓
𝑃= ∫ 𝜙(𝑉) 𝑑𝑣 (1)
3,2 × 1010 0
dengan ketentuan:
Σ𝑓 = tampang lintang makroskopis pembelahan
𝑉𝑓 = volume reaktor
Jadi dengan mengukur fluks neutron di dalam teras, dapat ditentukan daya reaktor.
Metode lain pengukuran daya reaktor adalah dengan metode kalorimeter yang
dibedakan menjadi 2 cara yaitu:
1. Reaktor dioperasikan dengan sistem pendingin dijalankan (Metode Stasioner)
2. Reaktor dioperasikan dengan sistem pendingin tidak dijalankan (Metode non
Stasioner)
Pada cara yang pertama yaitu dengan sistem pendingin yang dijalankan atau
metode stasioner. Panas yang terakumulasi di dalam tangki reaktor diambil oleh sistem
pendingin primer, kemudian dengan melalui sistem penukar panas, panas dipindahkan
ke sistem pendingin sekunder. Dengan mengatur debit pendingin akan diperoleh
kondisi stasioner, kondisi ini menunjukkan bahwa di dalam sistem pemindahan panas
tidak terjadi akumulasi panas di dalam sub-sistemnya. Di dalam kondisi stasioner,
panas yang dipindahkan dari teras reaktor bergantung pada debit air (𝐺) dan perbedaan
suhu inlet dan outlet sistem pendingin primer. Secara matematik daya reaktor dapat
ditentukan dengan persamaan berikut.
𝑃 = 𝐺 ⋅ 𝑐 ⋅ Δ𝑡 (2)
dengan ketentuan:
G = debit air sistem pendingin primer (cm3 /detik)
c = kalor jenis air (4,187 watt ⋅ det/gr ⋅ ℃)
Δt = perbedaan suhu 𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 dan 𝑜𝑢𝑡𝑙𝑒𝑡 pada sistem pendingin primer (℃)
Dengan menggunakan persamaan (2) tersebut dapat diukur daya reaktor yang
sesungguhnya berdasarkan metode stasioner.
Pada metode kedua yaitu dengan sistem pendingin tidak dijalankan atau metode
non stasioner, panas yang dihasilkan oleh teras reaktor terakumulasi di dalam tangki
reaktor, sehingga suhu air di dalam reaktor akan naik terus. Batas maksimum suhu air
tangki yang diizinkan pada reaktor Kartini adalah 40°C. Dengan mengamati laju
kenaikan suhu air tangki pada tingkat daya reaktor yang tetap, dapat digunakan untuk
menentukan daya reaktor yang sesungguhnya. Besarnya daya reaktor yang ditunjukkan
oleh laju kenaikan suhu air tangki dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
𝑑𝑄 𝑑𝑇
𝑃= = 60𝐻 (3)
𝑑𝑡 𝑑𝑡
dengan ketentuan:
𝑃 = daya reaktor yang sesungguhnya (kW)
𝑄 = energi panas yang terbentuk di reaktor
𝐻 = harga air reaktor Kartini = 19,0476 kWh⁄℃
𝑇 = suhu air tangki reaktor (℃)
𝑡 = interval waktu pengamatan (menit)
Pada konsul reaktor, daya reaktor dapat dibaca pada:
a. Kanal daya linear (% power) yang berhubungan dengan detektor CIC dalam
reaktor.
b. Kanal daya logaritmik (power) yang berhubungan dengan detektor F.C. di dalam
reaktor.
Ada kalanya penunjukan kanal daya linear (% power) meter tidak menunjuk
pada nilai yang sama dengan hasil perhitungan yang diperoleh dari pengamatan
kenaikan temperatur. Apabila ini terjadi maka perlu diadakan kalibrasi % power kanal
linear. Demikian juga terhadap kanal logaritmik
IV. Alat dan Bahan
Beberapa alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah sebagai
berikut:
1. Reaktor Kartini
2. Termometer
3. Stopwatch
V. Langkah Percobaan
1. Memasang termometer pada air tangki reaktor.
2. Reaktor dioperasikan hingga mencapai daya sesuai yang dikehendaki untuk
dikalibrasi (misal : 100 kW).
3. Mematikan sistem pendingin primer, sehingga suhu air tangki Reaktor dibiarkan
naik secara kontinu.
4. Setelah daya konstan (beberapa saat) mulai dilakukan pengamatan penunjukan suhu
(℃) air pendingin primer dalam tangki reaktor setiap selang waktu 5 menit.
5. Mengulangi pengamatan ini (pencatatan data) setiap selang waktu 5 menit, hingga
8 data (± selama 1 jam).
6. Menghidupkan sistem pendingin primer kembali untuk proses pendinginan air
tangki reaktor.
7. Reaktor di shutdown.
8. Melakukan perhitungan dengan metode non stasioner, dengan menggunakan
regresi linier.
9. Membandingkan hasil perhitungan dengan meter penampil daya pada sistem
kendali reaktor, kemudian dihitung penyimpangan dayanya.
VI. Data Hasil Percobaan
Tabel 1. Data Pengamatan pada Termometer

No. t (menit) T air (℃)


1. 0,00 29,40
2. 5,00 29,90
3. 10,00 30,40
4. 15,00 30,90
5. 20,00 31,40
6. 25,00 31,70
7. 30,00 32,10
8. 35,00 32,50

Grafik Suhu terhadap Waktu


36.00
35.00 y = 0.0883x + 29.492
R² = 0.9944
34.00
33.00
Suhu

32.00
31.00
30.00
29.00
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00
Waktu

Gambar 1. Grafik Suhu terhadap Waktu Menggunakan Termometer


Dari grafik pada praktikum didapatkan gradien sebesar 0,0883. Dari persamaan
ini dapat dikatakan bahwa:
𝑑𝑇
= 0,0883℃ ⋅ menit −1
𝑑𝑡
sehingga daya reaktor yang dapat dibangkitkan berdasarkan metode kalorimeter non
stasioner adalah:
𝑑𝑇
𝑃=𝐻⋅
𝑑𝑡
𝑃 = 19,0476 kWh/℃ ⋅ 0,0883℃ menit −1 ⋅ 60 menit
𝑃 = 100,9142 kWh
Persentase penyimpangan daya Reaktor Kartini ditentukan dari persamaan
berikut ini:
100,9142 − 100
Δ𝑃 = | | × 100%
100
Δ𝑃 = 0,9142%
VII. Pembahasan
VIII. Kesimpulan
IX. Daftar Pustaka
Indratoro, G. P. (2014). Praktikum Fisika Reaktor Nuklir Percobaan C - Kalibrasi
Daya Reaktor. Yogyakarta: Scribd.
Lamarsh, J. R. (1972). Introduction to Nuclear Reactor Theory. New York: Addison-
Wesley Publishing Company.
Stacey, W. M. (2018). Nuclear Reactor Physics. Weinheim: Wiley-VCH Verlag GmbH
& Co. KGaA.
Trijono, E. (1998). Modul petunjuk Praktikum Fisika Reaktor. Yogyakarta: Fakultas
Teknik UGM / PPNY-BATAN.
X. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai