Anda di halaman 1dari 3

Judul : HUKUM BOYLE GAY-LUSSAC + HUKUM TERMODINAMIKA

Tanggal Praktikum : Kamis, 10 April 2008


Nama Siswa (XIE) : 1. Albert Millardo – 2 3. Michael James – 27
2. Kevin – 23 4. Muliadi – 28
I. Tujuan
- Menunjukkan dan mempelajari Hukum Boyle Gay-Lussac.
- Mempelajari Hukum Termodinamika.
II. Dasar Teori
HUKUM-HUKUM GAS
Untuk gas ideal berlaku persamaan : PV = nRT
Perubahan-perubahan dari P, V dan T dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan kondisi-kondisi tertentu
dicerminkan dengan hukum-hukum berikut:
A. HUKUM BOYLE
Hukum ini diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal dengan
n1 = n2 dan T1 = T2 ; sehingga diperoleh :
P1 V1 = P2 V2
B. HUKUM GAY-LUSSAC
"Volume gas-gas yang bereaksi den volume gas-gas hasil reaksi bile diukur pada suhu dan
tekanan yang sama, akan berbanding sebagai bilangan bulat den sederhana".
Jadi untuk: P1 = P2 dan T1 = T2 berlaku :
V1 / V2 = n1 / n2
C. HUKUM BOYLE-GAY LUSSAC
“Bagi suatu kuantitas dari suatu gas ideal (yakni kuantitas menurut beratnya) hasilkali dari
volume dan tekanannya dibagi dengan temperatur mutlaknya adalah konstan”.
Hukum ini merupakan perluasan hukum terdahulu den diturukan dengan keadaan harga n1 =
n2 sehingga diperoleh persamaan:
P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2
HUKUM TERMODINAMIKA
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah fisika
energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan
mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal.
Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari
suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke
dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.
BESARNYA PANAS YANG DIBERIKAN KE LINGKUNGAN
Dalam percobaan menggunakan kompor, besar total kalor yang dikeluarkan dapat dihitung
dengan mengalikan besarnya daya listrik yang dipakai dengan waktu lamanya pemakaian kompor
(Q = P. t). Besar kalor total yang dikeluarkan ada yg diberikan ke lingkungan (W) dan ada juga yang
menjadi energi dalam (U) yang diberikan ke pada udara yang ada di dalam botol. Besarnya energi
dalam yang diberikan dapat dihitung dengan rumus U = 1,5.N.K.T, dimana N adalah besarnya
molekul gas dan T adalah besarnya suhu.
Besarnya molekul gas dapat dihitung dengan rumus,

Bila besarnya energi dalam dan besarnya kalor total yang dikeluarkan telah diketahui maka
besarnya kalor yang diberikan ke lingkungan dapat diketahui, yaitu dengan cara mengurangi
besarnya kalor total dengan energi dalam (W = Q – U).
III. Alat & Bahan
- Sebuah Kompor untuk memanaskan air di dalam panci.
- Sebuah Jangka Sorong untuk mengukur jari – jari dalam selang.
- Sebuah Termometer untuk mengukur suhu air.
- Sebuah Gelas beker unutk mengukur volume air.
- Sebuah Panci sebagai tempat untuk memanaskan air.
- Sebuah Botol Kaca
- Plastisin untuk menutup rapat lubang pada botol.
- Sebuah Papan Triplek sebagai tempat selang dilekatkan.
- Selembar Milimeter Blok untuk mempermudah pengukuran.
- Selang atau Pipa Kapiler dengan diameter + 0,5cm dan panjang + 150cm.
- Sebuah Statip untuk menggantungkan termometer.
- Seutas Benang untuk mengikat termometer di statip.
IV. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dan merangkainya seperti
gambar.

2. Mengukur dan menghitung volume total botol dan pipa kapiler.


3. Memasukkan air ke dalan panci secukupnya (tidak tumpah saat dimasukkan
botol).
4. Mengukur suhu awal air pada panci.
5. Memasukkan air secukupnya ke dalam pipa kapiler. Memberi tanda pada titik
awal air.
6. Pada saat yang bersamaan, kompor dan stopwatch dinyalakan.
7. Setiap beberapa waktu yang ditentukan, mengukur besarnya suhu air di panci,
waktu lamanya pemakaian kompor, serta mengukur tinggi naiknya air pada pipa kapiler bagian
kanan dari titik awal yang telah diberi tanda. Mencatat data di tabel.
8. Mengulangi langkah ke-7 sampai mendapatkan 10 data.
9. Menghitung besarnya kalor yang diberikan ke lingkungan.
V. Data Pengamatan
Keadaan Awal
P0 = 1 atm = 105 Pa; T0 = 303 K; V0 = 0,00028 m3; P = 300 W; Mr = 60 (O2 + N2)
No. T (K) V (m3) P (Pa) P.V P.V/T h (cm) t (s) Q (J) N (molekul) ∆ T (K) ∆ U (J) W (J)
1 309 0,0002786 100040 27,87 0,09 0,2 180 54000 3,918X1023 6 48,7 53951,3
2 315,5 0,0002786 100050 27,87 0,09 0,25 300 90000 3,838 X1023 12,5 99,3 89900,7
3 323 0,0002786 100060 27,88 0,09 0,3 420 126000 3,75 X1023 20 155,3 125844,7
4 331 0,0002787 100100 27,9 0,08 0,5 540 162000 3,662 X1023 28 212,3 161787,7
5 339 0,0002787 100120 27,9 0,08 0,6 660 198000 3,576 X1023 36 266,5 197733,5
6 348 0,0002787 100140 27,91 0,08 0,7 780 234000 3,484 X1023 45 324,5 233675,5
7 358 0,0002788 100180 27,93 0,08 0,9 960 288000 3,389 X1023 55 385,8 287614,2
8 363,5 0,0002789 100220 27,95 0,08 1,1 1080 324000 3,341 X1023 60,5 418,4 323581,6
9 370 0,0002789 100260 27,96 0,08 1,3 1200 360000 3,283 X1023 67 455,3 359544,7
10 373 0,0002789 100320 27,99 0,08 1,6 1320 396000 3,26 X1023 70 472,4 395527,6
VI. Analisis Data
Berikut adalah contoh perhitungan data pada nomor satu:
V = Vbotol + Vselang
= 0,000235 m3 + π r2h
= 0,000235 + 0,000043599
= 0,0002786 m3
P= P0 + ρ gh
= 105 Pa + 1000kg/m3 . 10 N/kg . 0,002m
= 100040 Pa
PV = 0,0002786 X 100040
= 27,87
PV/T = 27,87 : 309
= 0,09
Q = P.t
= 300 watt X 180 s
= 54000 J
N = (P.V.Mr.NA) : (R.T)
= (100040 Pa . 0,0002786 m3 . 60 . 6,02 . 1026molekul/kmol) : (8314 J/kmol K. 303 K)
= 3,918 X 1023 molekul
∆U = 1,5.NK∆ T
= 1,5. 3,918 X 1023 molekul .1,38 X 10-23 J/K . 6 K
= 48,7 J
W =Q-∆ U
= 54000 J – 48,7 J
= 53951,3 J
Dari data mengenai Hukum Boyle Gay-Lussac, dapat dibuat tiga grafik hubungan (Grafik
terlampir). Grafik pertama adalah grafik hubungan antara Tekanan dengan Volume. Grafik kedua
adalah grafik hubungan antara Tekanan dan Suhu. Sedangkan grafik yang ketiga adalah grafik
hubungan antara Volume dengan Suhu. Dari ketiga grafik tersebut dapat dicari besarnya kesalahan
relatif masing – masing grafik. Pada grafik hubungan Tekanan dengan Volume didapatkan kesalahan
relatif sebesar 56,78%. Pada grafik hubungan Tekanan dengan Suhu didapatkan kesalahan relatif
sebesar 31,48%. Sedangkan pada grafik hubungan Volume dengan Suhu, besarnya kesalahan relatif
adalah 62,38%. Besarnya kesalahan relatif pada tiap data menunjukkan prosentase kesalahan data
yang didapatkan pada percobaan.
Besarnya kesalahan relatif yang didapat mungkin dapat terjadi karena beberapa hal. Salah
satunya adalah botol kaca tidak tertutup rapat dengan plastisin. Akibatnya pada saat pemanasan dan
udara di dalam botol kaca menguap, uap udaranya tidak seluruhnya masuk ke dalam selang,
melainkan ke luar melalui celah – celah yang ada di antara plastisin.
VII. Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa:
- Besarnya nilai PV/T akan relatif tetap konstan pada tiap data.
- Semakin besar kalor total yang diberikan oleh kompor, maka semakin besar pula energi
dalamnya.
- Besarnya energi kalor yang diberikan ke lingkungan (W) dapat dicari dengan prinsip dasar
hukum termodinamika yang pertama, dimana dalam hukum itu dinyatakan hukum kekelan
energi. Jadi besarnya kalor yang diberikan ke lingkungan dapat dicari dengan mengurangi
besarnya kalor total (Q) dengan energi dalamnya (U), bila dituliskan secara matematis:
W=Q-U
VIII. Daftar Pustaka
bebas.vlsm.org/v13/Sponsor/_SponsorPendamping/Praweda/Kimia/0160%20Kim%201-1a.htm
Daton, Goris Seran, dkk.2007.Fisika untuk SMA/MA Kelas XI.Jakarta:Grasindo.
id.wikipedia.org/wiki/Termodinamika
triatmojo.wordpress.com/2006/09/02/page/2/
IX. Lampiran
1. Data Sementara.
2. Grafik Hubungan Tekanan (P) dengan Volume V.
3. Grafik Hubungan Tekanan (P) dengan Suhu (T).
4. Grafik Hubungan Volume (V) dengan Suhu (T).

Anda mungkin juga menyukai