Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

PINDAH PANAS

ASAS BLACK

Oleh:
Devan Theodore V.P
A1C021090

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN ............................................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B. Tujuan ........................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................3
III. METODOLOGI ................................................................................................4
A. Alat dan Bahan ...........................................................................................4
B. Prosedur Kerja ...........................................................................................4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................5
A. Hasil ...........................................................................................................5
B. Pembahasan................................................................................................9
V. PENUTUP ......................................................................................................15
A. Kesimpulan ..............................................................................................15
B. Saran ........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................17
LAMPIRAN ...........................................................................................................19

ii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara agraris yang berarti merupakan negara yang


mempunyai penghasilah dari sektor pangan yang besar. Sebagai negara agraris,
tentunya sektor pertanian menjadi sektor yang menyumbang peran besar dalam
perekonomian nasional. Pertanian Indonesia dapat dikatakan sebagai roda
penggerak perekonomian nasional. Sektor pertanian di Indonesia termasuk industri
pengolahannya merupakan sektor strategis karena menyumbang ± 27% PDB
nasional (Loesasi, 2013). Selain menyumbang PDB nasional sektor pertanian di
Indonesia juga merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat Indonesia.
Sektor pertanian yang maju berarti menggunakan alat dan mesin pertanian. Di
kebanyakan alat dan mesin pertanian pasti menerapkan prinsip perpindahan panas.
Perpindahan panas adalah salah satu dari disiplin ilmu teknik termal yang
mempelajari cara menghasilkan panas, menggunakan panas, mengubah panas, dan
menukarkan panas diantara sistem fisik. Berikut perpindahan panas diklasifikasi
menjadi:
1. Konduktivitas termal
2. Konveksi termal
3. Radiasi termal
4. Perpindahan panas melalui perubahan fasa.
Kesetimbangan termal adalah hubungan antara dua benda atau sistem tertutup,
di mana transfer energi hanya diperbolehkan dan terjadi melalui partisi yang
permeabel terhadap panas, dan di mana transfer berlangsung sampai keadaan benda
berhenti berubah. Kesetimbangan termal terjadi akibat perbedaan suhu. Proses
perpindahan panas disebut kalor. Perpindahan panas ini dijelaskan oleh Joseph
Black dan dikenal dengan nama asas black.
Prinsip dari asas black ini menjadi dasar untuk pemahaman kita tentang
fenomena perpindahan panas, dimana panas akan mengalir dari benda dengan suhu

1
yang tinggi ke suhu yang rendah. Asas Black memperkuat hukun termodinamika
yang menyatakan bahwa entropi alam semesta cenderung meningkat seiring waktu
dan energi panas akan merata dengan sendirinya jika dibiarkan berinteraksi dengan
sistem yang lebih dingin. Dengan demikian, Asas Black dalam konteks perpindahan
panas menjelaskan prinsip dasar mengenai arah alami perpindahan panas yang
terjadi dalam sistem fisik.

B. Tujuan

1. Mengetahui perpindahan panas yang terjadi pada pencampuran fluida


2. Dapat menghitung suhu campuran fluida.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

Kalor adalah suatu bentuk energi yang bisa berpindah dari zat yang memiliki
suhu tinggi ke zat yang lebih rendah. Kalor yang diterima berarti zat tersebut
suhunya rendah dan kalor yang dilepaskan berarti zat tersebut suhunya tinggi,
artinya kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang diterima. Ada pula ilmuwan
dari Amerika bernama Benjamin Thompson mengatakan bahwa kalor bukanlah zat
alir, melainkan energi yang terjadi karena adanya proses mekanik, seperti gesekan
(Manik, 2018).
Hal tersebut juga diungkapkan Nanda (2022) bahwa Benjamin Thomson
merupakan seorang Amerika yang kemudian mengganti nama menjadi Count
Ranford, pertama kali membuktikan pada bahwa panas tidak bisa menjadi zat. Saat
mengebor meriam, air yang digunakan untuk mendinginkan masih mendidih,
meskipun bor membuat tumpul dan tidak memungkinkan untuk dibor. Dia
menyimpulkan bahwa gesekan antara air dan bor dapat menghasilkan panas atau
panas. Artinya, panas atau kehangatan adalah suatu bentuk energi, bukan zat yang
mengalir seperti yang dipahami sebelumnya.
Asas black merupakan suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan
oleh Josep Black. Ketika suatu benda melepas panas ke sekitarnya, Q < 0. Ketika
benda menyerap panas dari sekitarnya, Q > 0. Jumlah panas, kecepatan penyaluran
panas, dan fluks panas semua disimbolkan dengan perbedaan permutasi huruf Q.
Mereka biasanya diganti dalam konteks yang berbeda. Jumlah panas dinotasikan
sebagai Q, dan diukur dalam joule dalam satuan SI (Parinussa, 2016).
Menurut Asas Black, apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian
disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu
tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi
keseimbangan termal (suhu kedua benda sama) (Muhsin, 2019).
Secara matematis dapat dirumuskan:
Qlepas = Qterima.

3
III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1. Termometer
2. Gelas Ukur
3. Kaki Tiga
4. Lampu Bunsen
5. Air
6. Timbangan
7. Korek Api

B. Prosedur Kerja

1. Volume air dingin diukur masing-masing 250 ml.


2. Massa air dihitung menggunakan rumus:
Massa (Kg) = ρ air (kg/m3) x v air (m3)
3. Suhu air dingin diukur.
4. Air dipanaskan hingga mencapai suhu 55°C, 65°C, 75°C, dan 85°C masing-
masing sebanyak 250 ml.
5. Massa air panas dihitung (kg).

4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Alat dan Bahan


a. Termometer

Gambar 1. Termometer
b. Gelas Ukur

Gambar 2. Gelas Ukur


c. Lampu Bunsen

Gambar 3. Lampu Bunsen


d. Kaki Tiga

Gambar 4. Kaki Tiga

5
e. Air

Gambar 5. Air
f. Timbangan

Gambar 6. Timbangan
g. Korek

Gambar 7. Korek
2. Rumus dan Keterangan

Qlepas = Qterima
m1 C ΔT1 = m2 C ΔT2
m1 C (Tc-T1) = m2 C (T2-Tc)
Keterangan:
m : massa air (kg)
C : kalor jenis air (4200J/kgK)
T1 : suhu air dingin (°C)
T2 : suhu air panas (°C)
Tc : suhu campuran (°C)
3. Tabel Data Hasil Pengukuran Suhu

6
Tabel 1. Tabel data hasil pengukuran suhu
m air dingin Suhu (°C) Suhu Campuran (°C)
No.
(kg) Air Dingin Air Panas Praktik Rumus
1 0,25 28 55 41,5 41,5
2 0,25 29 65 48 47
3 0,25 29 75 52 52
4 0,25 30 85 57,5 57,5

4. Hasil Perhitungan Menggunakan Rumus

a. Percobaan 1
Diketahui:
m1 = m2 = 0,25 kg
C = 4200J/kgK
T1 = 28 , T2 = 55
Ditannya: Tc ?
Jawab :
Qlepas = Qterima
m1 C ΔT1 = m2 C ΔT2
m1 C (Tc-T1) = m2 C (T2-Tc)
𝑇1+𝑇2
Tc = 2
28+55
Tc = 2

Tc = 41,5°C
b. Percobaan 2
Diketahui:
m1 = m2 = 0,25 kg
C = 4200J/kgK
T1 = 29 , T2 = 65
Ditannya: Tc ?
Jawab :
Qlepas = Qterima

7
m1 C ΔT1 = m2 C ΔT2
m1 C (Tc-T1) = m2 C (T2-Tc)
𝑇1+𝑇2
Tc = 2
29+65
Tc = 2

Tc = 47°C

c. Percobaan 3
Diketahui:
m1 = m2 = 0,25 kg
C = 4200J/kgK
T1 = 29 , T2 = 75
Ditannya: Tc ?
Jawab :
Qlepas = Qterima
m1 C ΔT1 = m2 C ΔT2
m1 C (Tc-T1) = m2 C (T2-Tc)
𝑇1+𝑇2
Tc = 2
29+75
Tc = 2

Tc = 52°C

d. Percobaan 4
Diketahui:
m1 = m2 = 0,25 kg
C = 4200J/kgK
T1 = 29 , T2 = 85
Ditannya: Tc ?
Jawab :
Qlepas = Qterima
m1 C ΔT1 = m2 C ΔT2
m1 C (Tc-T1) = m2 C (T2-Tc)

8
𝑇1+𝑇2
Tc = 2
28+55
Tc = 2

Tc = 57,5°C

B. Pembahasan

Heat exchanger merupakan ilmu untuk meramalkan perpindahan energi


yang terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara benda atau material. Ilmu
perpindahan kalor tidak hanya mencoba menjelaskan bagaimana energi kalor
berpindah dari suatu benda ke benda lain tetapi juga mempelajari perpindahan
panas pada kondisi-kondisi tertentu (Rohmah & Hayatunnufus, 2015).
Perpindahan panas (heat transfer) merupakan disiplin ilmu yang
mempelajari bagaimana panas dapat berpindah dari suatu benda ke benda
lainnya melalui berbagai macam medium perambatan. Panas dapat berpindah
dari suatu tempat ke tempat lain akibat adanya perbedaan suhu. Dalam ilmu
perpindahan panas, dikenal tiga proses perpindahan panas yang dilihat dari
medium perambatannya yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi (Burhani et al.,
2014).
Menurut Satriani (2019) ada tiga cara untuk kalor berpindah dari satu
benda ke benda lain, di antaranya sebagai berikut:
1. Konduksi
Perpindahan panas secara konduksi adalah distribusi energi berupa
panas terjadi pada benda atau medium yang diam (padat) bersuhu tinggi ke
bagian benda yang bertemperatur rendah atau terdapat gradient temperatur
pada benda tersebut. Konduksi adalah perpindahan panas yang tidak disertai
perpindahan zat penghantar. Misalnya pada batang logam yang dipanaskan
salah satu ujungnya maka ujung batang yang lain akan ikut panas.
2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai perpindahan partikel-
partikel zat. Terdapat dua jenis konveksi, yaitu konveksi alami (aliran energi
terjadi karena perbedaan massa jenis) dan konveksi paksa (aliran panas yang

9
dipaksa dialirkan ke tempat yang dituju dengan alat tertentu. Misalnya, dengan
kipas angin. Pada konveksi alamiah adalah perpindahan panas oleh gerakan
massa pada fluida dari suatu daerah ruang daerah lainnya. Contoh umum
meliputi sistem pemanas udara panas dan air panas, sistem pendingin pada
mesin mobil dan aliran darah dalam tubuh. Jika fluida tersirkulasi oleh blower
atau pompa, proses disebut konveksi paksa, jika aliran disebabkan karena
perbedaan densitas akibat ekspansi termal, seperti udara panas yang naik,
maka proses disebut konveksi alami atau konveksi bebas.
3. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas oleh gelombang elektromagnetik
seperti cahaya tampak, inframerah, dan radiasi ultra ungu. Setiap orang
merasakan kehangatan radiasi matahari dan panas yang intens dan
pembakaran kayu atau dari batu bara yang membara di perapian. Kebanyakan
panas dari benda yang sangat panas tersebut mencapai tubuh kita tidak dengan
konduksi atau konveksi melalui udara melainkan dengan radiasi. Perpindahan
panasi ini akan terjadi bahkan jika tidak ada media (hampa udara) di antara
tubuh kita dan sumber panas. Radiasi adalah perpindahan energi dalam bentuk
gelombang elektron magnetik. Energi matahari yang sampai kebumi terjadi
secara radiasi atau pancaran tanpa melalui zat perantara. Pada umumnya benda
yang berpijar memancarkan panas. Pancaran panas itu sebagian diserap oleh
benda dan sebagian dipantulkan. Laju pemancaran kalor oleh permukaan
hitam menurut Stefan dinyatakan sebagai berikut, “energi total yang
dipancarkan oleh suatu permukaan hitam sempurna dalam bentuk radiasi kalor
setiap satuan waktu, setiap satuan luas permukaan, sebanding dengan pangkat
empat suhu mutlak permukaan itu”.
Perpindahan panas dipengaruhi oleh beberapa hal (Mehling & Cabeza,
2013).
Hal-hal yang mempengaruhi perpindahan panas yaitu sebagai berikut:
1. Kapasitas kalor

10
Kapasitas kalor adalah jumlah yang dibutuhkan kalor untuk menaikkan
suhu sebesar 1˚C. Semakin tinggi nilainya untuk suatu bahan, semakin lama
suhu akan naik.
2. Perbedaan suhu
Kalor dipindahkan dari suhu panas ke lokasi suhu dingin. Perpindahan
kalor akan terus berlangsung selama ada perbedaan suhu antara kedua tempat
tersebut. Setelah dua lokasi mencapai suhu yang sama, kesetimbangan termal
terbentuk dan perpindahan panas berhenti.
3. Massa benda
Variabel lain yang mempengaruhi laju kalor adalah massa benda. Massa
benda yang lebih berat akan membutuhkan waktu yang lebih lama daripada
massa benda yang lebih ringan.
Kalor adalah energi yang ditransfer dari suatu benda ke benda lain
karena perbedaan temperatur. Jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan 9 temperatur suatu zat adalah sebanding dengan massa zat, kalor
jenis, dan perubahan temperatur pada zat tersebut. Perpindahan kalor dapat
didefinisikan sebagai perpindahan energi dari suatu daerah ke daerah lain
sebagai akibat dari perbedaan suhu antara daerah-daerah tersebut (Hersandi et
al., 2014).
Menurut Samola (2022) kalor adalah suatu energi yang mudah diterima
dan mudah sekali dilepaskan sehingga dapat mengubah temperatur zat tersebut
menjadi naik atau turun. Kalor juga bisa berpindah dari satu zat ke zat yang
lain melalui medium atau perantara. Ternyata kalor adalah bentuk energi yang
tidak dapat dilihat ataupun terlihat. Dan ternyata Energi kalor juga dapat
berubah menjadi bentuk energi lain, seperti cahaya, gerak, listrik, kimia dan
lain-lain. Misalkan, dua buah zat yang memiliki temperatur berbeda
dicampurkan pada sebuah wadah. Maka temperatur kedua benda tersebut akan
menjadi sama. Pada gejala ini, kalor berpindah dari temperatur tinggi ke
temperatur yang lebih rendah hingga mencapai temperatur setimbangnya.
Satuan internasional dari kalor yaitu Joule, dan satuan lainnya yaitu kal
(kalori).

11
Rizkianawati (2015) menyebutkan bahwa kalor jenis zat adalah jumlah
kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan atau menurunkan suhu 1 kg massa
zat sebesar 1ºC atau 1 K. Jika kalor jenis suatu zat = c, maka untuk
menaikkan/menurunkan suatu zat bermassa, dengan suhu ºC, kalor yang
diperlukan/dilepaskan adalah:
𝑄 = 𝑚. 𝑐. ∆T
Keterangan:
𝑄 = kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J atau kal)
𝑚 = massa benda (kg)
𝑐 = kalor jenis (J/kgºC)
∆T = perubahan suhu benda (ºC)
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan:
Kalor yang diberikan pada benda sebanding dengan kenaikan suhu.
Kalor yang diberikan pada benda menaikkan suhu sebanding massa benda.
Kalor yang diberikan pada benda menaikkan suhu tergantung jenis benda.
Kalor jenis benda merupakan karakteristik termal suatu benda. Berdasarkan
Persamaan kalor tampak bahwa kalor jenis sama dengan kapasitas kalor per satuan
massa, sehingga dapat dirumuskan.
𝑐 = 𝐶.𝑚
Keterangan:
c = kalor jenis (J/kgºC) C = kapasitas kalor (kal/ºC) 𝑚 = massa benda (kg).
Putra et al (2017) menyatakan bahwa untuk mengukur suatu benda secara
tepat haruslah mempergunakan suatu alat yang mempunyai sifat fisis yang dapat
diukur, karena terjadi suatu perubahan yang dapat diukur dengan berubahnya
temperatur benda tersebut. Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang
diperlukan untuk memanaskan satu gram air sehingga suhunya naik satu derajat
Celcius. Satu kalori setara dengan 4,2 Joule. Karena kalor adalah bentuk energi,
maka satuan SI untuk kalor sama seperti energi, yaitu Joule. Kalor berpindah dari
suhu tinggi ke suhu rendah. Panas yang ditimbulkan oleh arus listrik memiliki
rumus pada persamaan, Q = 0,24 I 2Rt.

12
Sesuai dengan hukum kekekalan energi, kalor yang dilepaskan benda panas
akan diserap benda dingin. Hal ini pertama kali dikemukakan oleh seorang
Fisikawan Inggris bernama Joseph Black (1728-1799), sehingga dikenal dengan
asas black. Joseph Black merupakan orang pertama yang menyadari bahwa
kenaikan suhu suatu benda dapat digunakan untuk menentukan banyaknya kalor
yang diserap benda. Kapasitas kalor suatu zat ialah banyaknya kalor yang diserap
/dilepaskan untuk menaikkan/menurunkan suhu 1ºC.
Kalor yaitu energi yang di pindahkan dari benda yang memiliki temperatur
tinggi ke benda yang memiliki temperatur rendah sehingga pengukuran kalor selalu
berhubungan dengan perpindahan energi. Bunyi Asas Black yaitu “pencampuran
dua zat, banyaknya kalor yang di lepas zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan
banyaknya kalor yang di terima zat yang suhunya lebih rendah”. Energi adalah
kekal sehingga benda yang memiliki temperatur lebih tinggi akan melepaskan
energi sebesar QL dan benda yang memiliki temperatur lebih rendah akan
menerima energi sebesar QT dengan besar yang sama.
Yanti & Ihsan (2014) menyebutkan Asas Black adalah suatu prinsip dalam
termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph Black dimana asas ini menjabarkan
sebagai berikut:
1. Jika dua buah benda yang berbeda suhunya kemudian dicampur, maka benda
yang panas memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya
akan sama (tetap).
2. Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang
dilepas benda panas.
3. Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang
diserap bila dipanaskan
Secara matematis, asas black dinyatakan (Lana, 2020):
Qserap = Qlepas
m1 × c1 × ∆T1 = m2 × c2 × ∆T2
Keterangan:
QSerap = Jumlah Kalor Yang Diterima Oleh Benda Bersuhu Rendah (J)
Qlepas = Jumlah Kalor Yang Diterima Oleh Benda Bersuhu Tinggi (J) m1 = Massa

13
Zat Bersuhu Rendah (kg) m2 = Massa Zat Bersuhu Tinggi (kg) c1 = Kalor Jenis
Benda Bersuhu Rendah (J/kg.oC) c2 = Kalor Jenis Benda Bersuhu Tinggi (J/kg.
°C)
∆T1 = Perubahan Suhu Awal Benda Bersuhu Rendah (°C)
∆T2 = Perubahan Suhu Awal Benda Bersuhu Tinggi (°C)
Penerapan Asas Black dalam bidang industri salah satunya adalah pada
industry kelapa sawit dimana Asas Black diterapkan pada alat bernama boiler yang
berungsi untuk memanaskan zat cair atau udara pada suatu wadah. Didalam pipa
dialirkan air panas atau udara panas hasil dari proses pemanasan. Pipa penukar kalor
ini akan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air atau udara yang akan
dipanaskan, sehingga disini terjadi perpindahan kalor secara konveksi dan
konduksi. Proses ini berlangsung dengan cara air panas yang mengalir dalam pipa
akan menghantarkan kalor secara konveksi ke pipa bagian dalam. Dari bagian
dalam pipa dan permukaan pipa ini kalor akan dihantarkan secara konveksi pada
zat cair atau udara.
Berikut ini adalah penerapan Asas Black dalam bidang keteknikan pertanian:
1. Penentuan nilai pembakaran suatu bahan bakar (LHV/HHV/GHV). Nilai kalor
bahan bakar adalah suatu besaran yang menunjukan nilai energi kalor yang
dihasilkan dari suatu proses pembakaran setiap satuan massa bahan bakar.
Bahan bakar yang banyak digunakan umumnya berbentuk senyawa
hidrokarbon.
2. Penentuan kapasitas beban pendinginan mesin (cooling water rate). Beban
pendinginan merupakan jumlah panas yang dipindahkan oleh suatu sistem
pengkondisian udara. Beban pendinginan terdiri dari panas yang berasal dari
ruang pendingin dan tambahan panas dari mesin. Tujuan perhitungan beban
pendinginan adalah untuk menduga kapasitas mesin pendingin yang
dibutuhkan untuk dapat mempertahankan keadaan optimal yang diinginkan
dalam ruang.
3. Penetapan untuk pemilihan bahan bangunan pertanian, misalnya lantai. Dari
Asas Black, maka energi dalam bentuk perpindahan panas haruslah sama,
hanya ada pada konstanta panas jenis.

14
Pada praktikum acara 2 tentang Asas Black, Praktikan mencoba menghitung
dan membandingkan suhu campuran pada pencampuran antara air dingin dan air
panas. Massa air yang digunakan sebanyak 0,25 kg atau sebanyak 250 ml untuk tiga
kali percobaan. Air dengan massa 250 ml di masukan ke dalam gelas beker dan
kemudian dipanaskan hingga mencapai suhu (T2) yang ditentukan, yaitu hingga
suhunya mencapai 55°C, 65°C, 75°C, dan 85°C.
Dalam percobaan praktikum yang sudah dilakukan, didapatkan data sebagai
berikut:
Pada percobaan ke dua apabila dihitung menggunakan rumus yaitu:
m1 C ΔT1 = m2 C ΔT2
m1 C (Tc-T1) = m2 C (T2-Tc)
𝑇1+𝑇2
Tc =
2
29+65
Tc = 2

Tc = 47°C
Hasil perhitungan yang dilakukan, menunjukkan bahwa perpindahan panas
yang terjadi jika mencampurkan dua buah zat cair dengan suhu yang berbeda akan
terjadi adanya suhu campuran antara kedua zat cair tersebut sehingga suhu
campuran menjadi suhu kesetimbangan yang terjadi pada zat cair tersebut. Hal
tersebut sesuai dengan percobaan pada teori asas black yaitu jumlah kalor yang
dilepaskan sama dengan jumlah kalor yang diterima. Ini menunjukkan bahwa suhu
hanya berpindah dari zat cair yang suhunya tinggi ke zat cair yang suhunya rendah
dan pada akhirnya suhu dari kedua zat cair yang dicampurkan akan sama..

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Perpindahan panas merupakan perpindahan energi dari material satu ke


material lainnya berdasarkan perbedaan temperatur. Menurut asas Black apabila
dua benda dengan suhu yang berbeda di satukan atau dicampur maka akan terjadi

15
aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Aliran
ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan termal (suhu ke dua benda sama).
Perhitungan suhu campuran fluida dapat dihitung dengan menggunakan
rumus dari teori Asas Black yaitu:
Qserap=Qlepas
m1 C ∆T1 = m2C ∆T2
m1 C (Tc-T1) = m2 C (T2-Tc)

B. Saran

Untuk pembawaan materi dan praktikum sudah bagus. Saran untuk


kedepannya mungkin untuk jadwal praktikum direnggangkan sedikit misal sekali
dalam seminggu. Kemudian untuk tenggat waktu pengumpulan laprak jangan
terlalu mepet, laprak satu dengan laprak acara berikutnya. Dan kalau alat lebih
diperlengkapi lagi supaya menambah wawasan secara langsung.

16
DAFTAR PUSTAKA

Burhani, K., Ramelan, & Naryanto, R.F. 2014. Pengembangan Media


Pembelajaran Perpindahan Panas Radiasi dengan Variasi Beda Perlakuan
Permukaan Spesimen Uji. Journal of Mechanical Engineering, 3(2): 86-93.

Hersandi, M., Supriyadi, B., & Yushardi. 2014. Pengaruh Bentuk Elemen Pemanas
terhadap Jumlah Kalor yang Dihasilkan. Jurnal Pendidikan Fisika, 3(1): 23-
27.

Lana, K. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Ipa Dengan Menerapkan Metode


Problem Solving Pada Peserta Didik Kelas VIIA SMP Ulul Albaab Kota
Ternate. KUANTUM: Jurnal Pembelajaran dan Sains Fisika, 1(1), 1-16.

Manik, Y. M. S. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan


Pendekatan keterampilan proses Sains Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Pokok Kalor dan Perubahannya di Kelas VII SMP Negeri 4
Lintongnihuta TP 2017/2018.

Mehling, H., & Cabeza, L. F. 2013. Basic thermodynamics of thermal energy


storage. In Heat and cold storage with PCM. Springer, Berlin, Heidelberg.

Muhsin, M. (2019). Application of Talking Stick Learning Model to Improve


Students' Positive Attitude and Learning Achievement in the Subject of Heat.
Jurnal Pendidikan Fisika, 7(1), 32-48.

Nanda, W. (2022). Pengaruh Model Pjbl (Project Based Learning) Dengan


Pendekatan Steam (Science, Technology, Engineering, Arts and Mathematics)
Terhadap Kemampuan Computational Thinking Pada Pelajaran Fisika
(Doctoral dissertation, Uin Raden Intan Lampung).

Parinussa, R.M., 2016. Rancang Bangun Alat Pemanas Air Tenaga Surya
Sederhana. Diploma. Fakultas Teknologi Industri. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya.

Putra, V. G V., Wijayono A., Purnomosari E., Ngadiono, & Irwan. 2019. Studi
Penentuan Kalor Jenis Air dan Larutan Garam Menggunakan Mikrokontroler
Arduino Uno. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah, 3(2): 86-
97.

Rizkianawati, A. 2015. Implementasi Model Pembelajaran Multidimensional Pada


Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa.

17
Skripsi. Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Semarang.

Rohmah, E. N. dan Hayatunnufus, T. 2015. Design Oven Skala Laboratorium


untuk Rekayasa Minyak Goreng Bekas menjadi Biooil. Jurnal Integrasi
Proses. 5(3).

Samola, G. J. 2022. Analisa Sistem Pendingan Berdasarkan Daya Listrik yang


Dibangkikan pada PLTP Lahendong. Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas
Sam Ratulangi, Manado.

Satriani. 2019. Perpindahan Paanas dalam Perspektif Sains dan Al-quran. Skripsi,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Alaudin,
Makassar.

Yanti, R. P., & Ihsan, I. 2014. Studi Penentuan Nilai Kalori Pada Buah Durian
(Durio zibethinus). Teknosains: Media Informasi Sains Dan Teknologi, 8(2):
161-174.

18
LAMPIRAN

19

Anda mungkin juga menyukai