PERCOBAAN IV
TERMOKIMIA
Oleh :
LABORATORIUM KIMIA
PROGRAM STUDI FISIKA
SURAKARTA
2021
PERCOBAAN IV
TERMOKIMIA
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari bahwa setiap reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan energi.
2. Mempelajari bahwa setiap perubahan kalor dapat diukur atau dipelajari dengan
percobaan yang sederhana.
Gambar 9.
Cawan Arloji
D. Rangkaian Alat
Tabel 3. Data Hasil Pengamatan Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH
Menit ke- Suhu (oC)
1 39,5
2 39
3 38,5
4 38
5 38
6 38
7 38
8 38
9 38
10 37
o
T NaOH = 28 C
T HCl = 28 oC
VI. PEMBAHASAN
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah mempelajari bahwa setiap reaksi kimia
selalu disertai dengan perubahan energi, serta mempelajari bahwa perubahan kalor dapat
diukur atau dipelajari dengan percobaan yang sederhana. Prinsip dari percobaan
termokimia ini adalah dengan cara mencampurkan kedua zat yang mempunyai perbedaan
suhu dalam kalorimeter, di mana zat dengan suhu tinggi akan melepaskan kalor dan zat
dengan suhu rendah akan menerima kalor yang dilepaskan sehingga suhu akhir atau
campuran dapat ditentukan, kemudian nilai tetapan kalorimeter dapat ditentukan melalui
suatu persamaan.
Kalorimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang
berkaitan dengan suatu perubahan atau reaksi kimia. Prinsip kerja pada kalorimeter
adalah mengalirkan arus listrik melalui kumparan kawat penghantar yang dimasukkan ke
dalam air suling yang ada dalam kalorimeter. Semakin besar nilai tegangan listrik pada
suatu bahan, maka semakin kecil panas listrik yang dimiliki oleh bahan tersebut.
Pada percobaan praktikum termokimia ini terdapat 3 langkah percobaan yaitu, yang
pertama penentuan tetapan kalorimeter dengan mencampurkan aquades pada suhu kamar
dan aquades yang dipanaskan dengan volume yang sama. Yang kedua, penentuan kalor
pada reaksi Zn(s) + CuSO4(aq), dan yang terakhir Penentuan kalor penetralan HC1 dan
NaOH.
Tetapan kalorimeter merupakan jumlah kalor yang dapat diserap oleh kalorimeter per
satuan suhu. Tetapan kalorimeter harus diukur untuk mengetahui tetapan kalorimeter itu
sendiri atau banyaknya kalor yang diserap oleh kalorimeter karena setiap komponen
kalorimeter memiliki sifat khas dalam mengukur kalor. Pada percobaan ini diperoleh
hasil perhitungan yaitu kalor yang diserah air dingin (Q1) sebesar 546 Joule, kalor yang
diserap air panas (Q2) sebesar 924 Joule, dan kalor yang diserap kalorimeter (Q3)
sebesar 378 Joule. Tetapan kalorimeter diperoleh dari membagi jumlah kalor yang
diserap Kalorimeter (Q3) dengan AT (suhu air panas - suhu air dingin) maka diperoleh
tetapan kalorimeter sebesar 72,69 J/K.
Kalor reaksi adalah perubahan entalpi pada suatu reaksi atau kalor yang menyertai
suatu reaksi. Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
lingkungan ke sistem (kalor diserap oleh sistem dari lingkungannya), ditandai dengan
adanya penurunan suhu lingkungan di sekitar sistem. Pada reaksi endoterm, entalpi
sesudah reaksi menjadi lebih besar, sehingga ∆H positif. Sedangkan reaksi eksoterm
adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan (kalor
dibebaskan oleh sistem ke lingkungannya), ditandai dengan adanya kenaikan suhu
lingkungan disekitar sistem. Pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih
kecil, sehingga ∆H negatif. Pada percobaan ini diperoleh nilai perhitungan dari kalor
yang diserap kalorimeter (Qk) sebanyak 489,42 Joule. Nilai kalor reaksi ialah jumlah dari
penambahan banyaknya kalor yang diserap kalorimeter dengan kalor yang diserap
larutan ZnSO4, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai kalor reaksi adalah banyaknya
kalor yang diperlukan suatu larutan untuk bereaksi dengan zat terlarutnya.
Penentuan kalor netralisasi adalah entalpi yang terjadi pada penetralan asam oleh basa
atau baliknya pada keadaan standar. Perubahan kalor penetralan HCI dan NaOH seperti
halnya pada percobaan kedua, pencampuran HCI dan NaOH mengalami reaksi endoterm,
yaitu mengalami kenaikan suhu. Sebelum melakukan pencampuran keduanya larutan
tersebut dilakukan penyamaan suhu antar keduanya. Sebab apabila suhu keduanya
berbeda maka terjadi dua perubahan kalor yaitu perubahan kalor reaksi dan perubahan
kalor campuran dengan suhu yang berbeda (Petrucci, 1992). Persamaan reaksinya adalah
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Pada proses percobaan, kalorimeter harus ditutup secara menyeluruh dengan tujuan
agar system pada percobaan ini tetap terisolasi dan agar kalor yang dihasilkan dari reaksi
di kalorimeter tidak keluar, atau kalor dari luar kalorimeter itu sendiri masuk kedalam
tabung. Selama proses percobaan sering terjadi kesalahan pengukuran temperature
karena kurang telitinya praktikan dalam mengukur temperature yang nantinya akan
berpengaruh pada proses perhitungan. Di percobaan ini kalorimeter yang digunakan
adalah kalorimeter sederhana,perbedaan antara kalorimeter sederhana dengan kalorimeter
bom yaitu kalorimeter sederhana dapat digunakan menjalankan reaksi dengan kondisi
tekanan tetap sedangkan kalorimeter bom yaitu kalorimeter yang digunakan untuk
menentukan perubahan entalpi dari reaksi-reaksi pembakaran yang melibatkan gas. Pada
proses penentuan kalor penetralan HCI dan NaOH, kalor yang dihasilkan bernilai negatif
karena kalor tersebut dilepaskan keluar sistem menuju ke lingkungan.
VII. KESIMPULAN
1. Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa setiap reaksi kimia
diikuti dengan adanya perubahan entalpi (∆H).
2. Tetapan pada percobaan termokimia ini sebesar 72,69 J/K.
3. Proses perubahan kalor dapat ditentukan melalui percobaan sederhama yaitu dengan
mereaksikan Zn(s) + CuSO4(aq) dan menentukan kalor penetralan HCl dan NaOH.
IX. LAMPIRAN
1. Perhitungan dan grafik
2. Cover buku
3. Jurnal
X. LEMBAR PENGESAHAN
Ngawi, 3 November 2021
Mengetahui,
Asisten Pembimbing Praktikan
32.4
32.2
32
31.8 y = -0.1455x + 33.2
R² = 0.7273
31.6
0 2 4 6 8 10 12
t (menit)
Ditanya : ∆H?
Grafik Hubungan T terhadap t pada Penentuan
Kalor Reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)
42
41
40
39
y = 0.5394x + 35.733
38 R² = 0.7039
T (°C)
37
36
35
34
33
0 2 4 6 8 10 12
t (menit)
2
a = 35,733; b = 0,5394; R = 0,7039
y = bx + a → x = 0
y = 0,5394(0) + 35,733
y = 35,733oC (suhu campuran)
T = 35,733oC = 308,733 K
• ∆T = 308,733 – 302
∆T = 6,733 K
• Qk = k x ∆T
Qk = 72,69 x 6,733
Qk = 489,42 J
1,5
• mol Zn =
65
mol Zn = 0,023 M
• mol CuSO4 = M x V
mol CuSO4 = 0,5 x 25
mol CuSO4 = 12,5 mmol = 0,0125
• Reaksi :
Zn(s) + CuSO4(aq) → ZnSO4(aq) + Cu(s)
mol mula-mula : 0,023 0,0125 – –
mol reaksi : 0,0125 0,0125 0,0125 0,0125
mol setimbang : -0,102 0 0,0125 0,0125
• mol ZnSO4 = 0,0125 mol
massa ZnSO4 = mol ZnSO4 x Mr ZnSO4
massa ZnSO4 = 0,0125 x 161
massa ZnSO4 = 2,0125 gram
• QL = m ZnSO4 x c ZnSO4 x ∆T
QL = 2,0125 x 3,52 x 6,733
QL = 47,696 J
• Qt = Qk + QL
Qt = 489,42 + 47,696
Qt = 537,116 J
𝑄𝑡
• ∆H =
mol ZnSO4
537,116
• ∆H =
0,0125
∆H = 42969,28 J/mol
Keterangan :
Qk = kalor serap kalorimeter
QL = kalor serap ZnSO4
Qt = kalor reaksi percobaan ini
∆H = entalpi reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)
Ditanya : ∆H?
Grafik Hubungan T terhadap t pada Penentuan
Kalor Penetralan HCl(aq) + NaOH(aq)
40
39.5
39
y = -0.1939x + 39.267
38.5
T (°C)
R² = 0.7568
38
37.5
37
36.5
0 2 4 6 8 10 12
t (menit)