Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERCOBAAN IV
TERMOKIMIA

Oleh :

Nama : Shofiyyah Nur Fauzi


NIM : M0221085
Hari/Tgl. Praktikum : Jumat, 29 Oktober 2021
Asisten Pembimbing : Fitri Annisak

LABORATORIUM KIMIA
PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA
2021
PERCOBAAN IV
TERMOKIMIA

I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari bahwa setiap reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan energi.
2. Mempelajari bahwa setiap perubahan kalor dapat diukur atau dipelajari dengan
percobaan yang sederhana.

II. DASAR TEORI


Termokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan kalor (panas) dalam
reaksi kimia. Kalor merupakan salah satu bentuk energi. Enegi didefinisikan sebagai
kemampuan untuk melakukan kerja. Beberapa istilah dalam termokimia yang harus
diketahui adalah sistem dan lingkungan. Sistem adalah sekumpulan elemen atau unsur
yang saling mempengaruhi anara satu dengan yang lain. Misalnya tabung reaksi yang
berisi larutan yang bereaksi. Lingkungan adalah segala sesuatu diluar sistem (Foliatini,
2008). Prinsip dari percobaan termokimia adalah penentuan tetapan dengan mengamati
perubahan temperatur pada selang waktu tertentu dengan menggunakan alat kalorimeter.
Kalorimeter berfungsi sebagai untuk menjalankan reaksi dengan kondisi tekanan tetap.
Jadi, pada percobaan ini membutuhkan kalorimeter sederhana untuk menjaga agar sistem
memiliki tekanan yang tetap. Termokimia didasarkan asas black, yaitu pada
pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepaskan zat yang suhunya lebih tinggi
sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah (Utami dkk.,
2009).
Kalor reaksi dapat ditentukan pada dua keadaan, yaitu pada tekanan tetap atau volume
tetap. Kalor reaksi pada tekanan tetap berbeda dengan kalor reaksi volume tetap, kalor
reaksi pada tekanan tetap memperhitungkan kerja tekanan-volume, sedangkan kalor
reaksi pada volume tetap tidak memperhitungkannya (Manika, dkk. 2016). Perubahan
entalpi adalah besarnya perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia pada tekanan tetap.
Entalpi dibedakan menjadi 5 yaitu entalpi pembentukan, entalpi penguraian, entalpi
pembakaran, entalpi netralisasi dan entalpi reaksi (Utami dkk., 2009).
Reaksi dalam termokimia terbagi menjadi reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor dari sistem ke lingkungan.
Sedangkan reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor dari lingkungan ke sistem
(Petrucci, 1992). Ada dua kemungkinan, menghasilkan panas atau sebaliknya
membutuhkan panas. Hal ini bergantung pada sistem dan lingkungannya, Sistem dan
lingkungan ini saling berinteraksi satu sama lainnya. Sistem dibagi menjadi 3 yaitu
tertutup, terbuka, dan terisolasi. Sistem terbuka adalah suatu reaksi dimana energi dapat
dipertukarkan dengan lingkungan sekitar.contohnya dalam kehidupan sehari hari adalah
mendidihkan air menggunakan panci, Panas masuk ke sistem dari kompor, dan air
dilepaskan ke sekitarnya sebagai uap.Sistem tertutup adalah sistem yang dapat bertukar
energi tetapi tidak peduli dengan lingkungannya. Contohnya yaitu campuran gas
hidrogen (H2) dan gas oksigen (O₂) dalam silinder yang dipasang dengan piston. Sistem
terisolasi adalah sistem di mana tidak ada energi maupun materi yang dapat
dipertukarkan sekitar. Contoh sistem terisolasi yakni termos terisolasi yang berisi kopi
panas, pada bagian luar tidak akan terasa panas karena tidak ada energi yang
dipertukarkan (Keenan, 1980).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:
1. Gelas beaker 1 buah
2. Gelas ukur 1 buah
3. Kalorimeter 1 buah
4. Termometer 1 buah
5. Timer 1 buah
6. Pemanas 1 buah
7. Pengaduk 1 buah
8. Neraca 1 buah
9. Cawan arloji 1 buah
B. Bahan
1. Akuades 50 mL
2. Serbuk Zn 1,5 gram
3. Larutan CuSO4 0,5M 25 mL
4. Larutan NaOH 2 M 25 mL
5. Larutan HCl 2M 25 mL
C. Gambar Alat

Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4.


Gelas Beaker Gelas Ukur Kalorimeter Termometer

Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8.


Timer Pemanas Pengaduk Neraca

Gambar 9.
Cawan Arloji
D. Rangkaian Alat

Gambar 12. Rangkaian alat kalorimeter sederhana

IV. CARA KERJA


A. Penentuan Tetapan Kalorimeter
1. Sebanyak 25 mL akuades dimasukkan ke dalam kalorimeter, temperatur dicatat.
2. Sebanyak 25 mL akuades dimasukkan ke dalam gelas beaker, dipanaskan sampai
±10°C di atas suhu ruang, dan temperatur dicatat.
3. Akuades yang telah dipanaskan dicampurkan ke dalam kalorimeter.
4. Campuran diaduk, temperatur diamati selama 10 menit (dengan selang 1 menit
setelah pencampuran).
5. Kurva pengamatan temperatur vs selang waktu dibuat.
B. Penentuan Kalor Reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)
1. Sebanyak 25 mL larutan CuSO4 dimasukkan ke dalam kalorimeter, temperatur
dicatat.
2. Sebanyak 1,5 gram serbuk Zn ditimbang dengan neraca.
3. Serbuk Zn dimasukkan ke dalam larutan CuSO4 (di dalam kalorimeter).
4. Campuran diaduk, temperatur diamati selama 10 menit (dengan selang 1 menit
setelah pencampuran), dan dicatat.
5. Kurva pengamatan temperatur vs selang waktu dibuat.
C. Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH
1. Sebanyak 25 mL larutan HCl dimasukkan ke dalam kalorimeter, temperatur
dicatat.
2. Sebanyak 25 mL larutan NaOH dimasukkan ke dalam gelas beaker, temperatur
dicatat.
3. Larutan NaOH dimasukkan ke dalam kalorimeter.
4. Campuran diaduk, temperatur diamati selama 10 menit (dengan selang 1 menit
setelah pencampuran), dan dicatat.
5. Kurva pengamatan temperatur vs selang waktu dibuat.
V. DATA
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Penentuan Tetapan Kalorimeter
Menit ke- Suhu (oC)
1 33
2 33
3 33
4 33
5 32
6 32
7 32
8 32
9 32
10 32
o
T awal akuades = 28 C
T akuades panas = 42 oC

Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Penentuan Kalor Reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)


Menit ke- Suhu (oC)
1 34
2 37
3 38
4 39
5 39
6 40
7 40
8 40
9 40
10 40
o
T CuSO4 = 29 C

Tabel 3. Data Hasil Pengamatan Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH
Menit ke- Suhu (oC)
1 39,5
2 39
3 38,5
4 38
5 38
6 38
7 38
8 38
9 38
10 37
o
T NaOH = 28 C
T HCl = 28 oC

VI. PEMBAHASAN
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah mempelajari bahwa setiap reaksi kimia
selalu disertai dengan perubahan energi, serta mempelajari bahwa perubahan kalor dapat
diukur atau dipelajari dengan percobaan yang sederhana. Prinsip dari percobaan
termokimia ini adalah dengan cara mencampurkan kedua zat yang mempunyai perbedaan
suhu dalam kalorimeter, di mana zat dengan suhu tinggi akan melepaskan kalor dan zat
dengan suhu rendah akan menerima kalor yang dilepaskan sehingga suhu akhir atau
campuran dapat ditentukan, kemudian nilai tetapan kalorimeter dapat ditentukan melalui
suatu persamaan.
Kalorimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang
berkaitan dengan suatu perubahan atau reaksi kimia. Prinsip kerja pada kalorimeter
adalah mengalirkan arus listrik melalui kumparan kawat penghantar yang dimasukkan ke
dalam air suling yang ada dalam kalorimeter. Semakin besar nilai tegangan listrik pada
suatu bahan, maka semakin kecil panas listrik yang dimiliki oleh bahan tersebut.
Pada percobaan praktikum termokimia ini terdapat 3 langkah percobaan yaitu, yang
pertama penentuan tetapan kalorimeter dengan mencampurkan aquades pada suhu kamar
dan aquades yang dipanaskan dengan volume yang sama. Yang kedua, penentuan kalor
pada reaksi Zn(s) + CuSO4(aq), dan yang terakhir Penentuan kalor penetralan HC1 dan
NaOH.
Tetapan kalorimeter merupakan jumlah kalor yang dapat diserap oleh kalorimeter per
satuan suhu. Tetapan kalorimeter harus diukur untuk mengetahui tetapan kalorimeter itu
sendiri atau banyaknya kalor yang diserap oleh kalorimeter karena setiap komponen
kalorimeter memiliki sifat khas dalam mengukur kalor. Pada percobaan ini diperoleh
hasil perhitungan yaitu kalor yang diserah air dingin (Q1) sebesar 546 Joule, kalor yang
diserap air panas (Q2) sebesar 924 Joule, dan kalor yang diserap kalorimeter (Q3)
sebesar 378 Joule. Tetapan kalorimeter diperoleh dari membagi jumlah kalor yang
diserap Kalorimeter (Q3) dengan AT (suhu air panas - suhu air dingin) maka diperoleh
tetapan kalorimeter sebesar 72,69 J/K.
Kalor reaksi adalah perubahan entalpi pada suatu reaksi atau kalor yang menyertai
suatu reaksi. Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
lingkungan ke sistem (kalor diserap oleh sistem dari lingkungannya), ditandai dengan
adanya penurunan suhu lingkungan di sekitar sistem. Pada reaksi endoterm, entalpi
sesudah reaksi menjadi lebih besar, sehingga ∆H positif. Sedangkan reaksi eksoterm
adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan (kalor
dibebaskan oleh sistem ke lingkungannya), ditandai dengan adanya kenaikan suhu
lingkungan disekitar sistem. Pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih
kecil, sehingga ∆H negatif. Pada percobaan ini diperoleh nilai perhitungan dari kalor
yang diserap kalorimeter (Qk) sebanyak 489,42 Joule. Nilai kalor reaksi ialah jumlah dari
penambahan banyaknya kalor yang diserap kalorimeter dengan kalor yang diserap
larutan ZnSO4, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai kalor reaksi adalah banyaknya
kalor yang diperlukan suatu larutan untuk bereaksi dengan zat terlarutnya.
Penentuan kalor netralisasi adalah entalpi yang terjadi pada penetralan asam oleh basa
atau baliknya pada keadaan standar. Perubahan kalor penetralan HCI dan NaOH seperti
halnya pada percobaan kedua, pencampuran HCI dan NaOH mengalami reaksi endoterm,
yaitu mengalami kenaikan suhu. Sebelum melakukan pencampuran keduanya larutan
tersebut dilakukan penyamaan suhu antar keduanya. Sebab apabila suhu keduanya
berbeda maka terjadi dua perubahan kalor yaitu perubahan kalor reaksi dan perubahan
kalor campuran dengan suhu yang berbeda (Petrucci, 1992). Persamaan reaksinya adalah
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Pada proses percobaan, kalorimeter harus ditutup secara menyeluruh dengan tujuan
agar system pada percobaan ini tetap terisolasi dan agar kalor yang dihasilkan dari reaksi
di kalorimeter tidak keluar, atau kalor dari luar kalorimeter itu sendiri masuk kedalam
tabung. Selama proses percobaan sering terjadi kesalahan pengukuran temperature
karena kurang telitinya praktikan dalam mengukur temperature yang nantinya akan
berpengaruh pada proses perhitungan. Di percobaan ini kalorimeter yang digunakan
adalah kalorimeter sederhana,perbedaan antara kalorimeter sederhana dengan kalorimeter
bom yaitu kalorimeter sederhana dapat digunakan menjalankan reaksi dengan kondisi
tekanan tetap sedangkan kalorimeter bom yaitu kalorimeter yang digunakan untuk
menentukan perubahan entalpi dari reaksi-reaksi pembakaran yang melibatkan gas. Pada
proses penentuan kalor penetralan HCI dan NaOH, kalor yang dihasilkan bernilai negatif
karena kalor tersebut dilepaskan keluar sistem menuju ke lingkungan.

VII. KESIMPULAN
1. Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa setiap reaksi kimia
diikuti dengan adanya perubahan entalpi (∆H).
2. Tetapan pada percobaan termokimia ini sebesar 72,69 J/K.
3. Proses perubahan kalor dapat ditentukan melalui percobaan sederhama yaitu dengan
mereaksikan Zn(s) + CuSO4(aq) dan menentukan kalor penetralan HCl dan NaOH.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Foliatini, 2008. Buku Pintar Kimia SMA. KTSP. Jakarta: Wahyu Media.
Keenan, Charles, W. 1980. Kimia Untuk Universitas. Edisi 6. Jakarta: Erlangga.
Manika, R., Fadiawati, N., Tania, L. 2016. Alat Penentuan Kalor Reaksi pada Tekanan Tetap.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, 5(1): 101.
Petrucci, R. H. 1992. Kimia Dasar. Edisi 4. Jilid 1. Jakarta: Ahli Bahasa, Suminar. Erlangga.
Utami, B., Nugroho, A., Mahardiani, L., Mulyani, B., dan Yamtinah, S. 2009. Kimia untuk SMA
dan MA Kelas XI Program Ilmu Alam. Edisi 2. Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

IX. LAMPIRAN
1. Perhitungan dan grafik
2. Cover buku
3. Jurnal

X. LEMBAR PENGESAHAN
Ngawi, 3 November 2021
Mengetahui,
Asisten Pembimbing Praktikan

Fitri Annisak Shofiyyah Nur Fauzi


LAMPIRAN PERHITUNGAN DAN GRAFIK

A. Penentuan Tetapan Kalorimeter


Diketahui :
• Akuades
Volume awal = 25 mL
Suhu awal (T1) = 28 oC = 301 K
• Akuades panas
Volume awal = 25 mL
Suhu awal (T2) = 42 oC = 315 K
• Massa jenis akuades (ρakuades) = 1 g/cm3
• Kalor jenis akuades (cakuades) = 4,2 J/g.K

Ditanya : k (tetapan kalorimeter)?


Grafik Hubungan T terhadap t pada Penentuan
Tetapan Kalorimeter
33.2
33
32.8
32.6
T (°C)

32.4
32.2
32
31.8 y = -0.1455x + 33.2
R² = 0.7273
31.6
0 2 4 6 8 10 12
t (menit)

a = 33,2; b = -0,1455; R2 = 0,7273


y = bx + a → x = 0
y = -0,1455(0) + 33,2
y = 33,2oC (suhu campuran)
T = 33,2oC = 306,2 K
• Q1 = makuades x Cakuades x ∆T1
Q1 = (1 x 25) x 4,2 x (306,2 – 301)
Q1 = 546 J
• Q2 = makuades x Cakuades x ∆T2
Q2 = (1 x 25) x 4,2 x (315 – 306,2)
Q2 = 924 J
• Q3 = 924 – 546
Q3 = 378 J
378
• k=
5,2
k = 72,69 J/K
Keterangan :
Q1 = kalor serap akuades
Q2 = kalor lepas akuades
Q3 = kalor serap kalorimeter

B. Penentuan Kalor Reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)


Diketahui :
• CuSO4 0,5 M
Volume awal = 25 mL = 0,025 L
Suhu awal = 29 oC = 302 K
• Zn
massa = 1,5 gram
• Massa jenis ZnSO4 (ρ) = 1,114 g/cm3
• Kalor jenis larutan ZnSO4 (c) = 3,52 J/g.K

Ditanya : ∆H?
Grafik Hubungan T terhadap t pada Penentuan
Kalor Reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)
42
41
40
39
y = 0.5394x + 35.733
38 R² = 0.7039
T (°C)

37
36
35
34
33
0 2 4 6 8 10 12
t (menit)
2
a = 35,733; b = 0,5394; R = 0,7039
y = bx + a → x = 0
y = 0,5394(0) + 35,733
y = 35,733oC (suhu campuran)
T = 35,733oC = 308,733 K
• ∆T = 308,733 – 302
∆T = 6,733 K
• Qk = k x ∆T
Qk = 72,69 x 6,733
Qk = 489,42 J
1,5
• mol Zn =
65
mol Zn = 0,023 M
• mol CuSO4 = M x V
mol CuSO4 = 0,5 x 25
mol CuSO4 = 12,5 mmol = 0,0125
• Reaksi :
Zn(s) + CuSO4(aq) → ZnSO4(aq) + Cu(s)
mol mula-mula : 0,023 0,0125 – –
mol reaksi : 0,0125 0,0125 0,0125 0,0125
mol setimbang : -0,102 0 0,0125 0,0125
• mol ZnSO4 = 0,0125 mol
massa ZnSO4 = mol ZnSO4 x Mr ZnSO4
massa ZnSO4 = 0,0125 x 161
massa ZnSO4 = 2,0125 gram
• QL = m ZnSO4 x c ZnSO4 x ∆T
QL = 2,0125 x 3,52 x 6,733
QL = 47,696 J
• Qt = Qk + QL
Qt = 489,42 + 47,696
Qt = 537,116 J
𝑄𝑡
• ∆H =
mol ZnSO4
537,116
• ∆H =
0,0125
∆H = 42969,28 J/mol
Keterangan :
Qk = kalor serap kalorimeter
QL = kalor serap ZnSO4
Qt = kalor reaksi percobaan ini
∆H = entalpi reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)

C. Penentuan Kalor Penetralan HCl(aq) + NaOH(aq)


Diketahui :
• HCl 2 M
Volume awal = 25 mL = 0,025 L
Suhu awal = 28 oC = 301 K
• NaOH 2 M
Volume awal = 25 mL = 0,025 L
Suhu awal = 28 oC = 273 K
• Massa jenis NaCl (ρ) = 1,03 g/cm3
• Kalor jenis NaCl (c) = 3,96 J/g.K

Ditanya : ∆H?
Grafik Hubungan T terhadap t pada Penentuan
Kalor Penetralan HCl(aq) + NaOH(aq)
40
39.5
39
y = -0.1939x + 39.267
38.5
T (°C)

R² = 0.7568
38
37.5
37
36.5
0 2 4 6 8 10 12
t (menit)

a = 39,267; b = -0,1939; R2 = 0,7568


y = bx + a → x = 0
y = -0,1939(0) + 39,267
y = 39,267oC (suhu campuran)
T = 39,267oC = 312,267 K
• ∆T = T – Tawal
∆T = 312,267 – 301
∆T = 11,267 K
• Qk = k x ∆T
Qk = 72,69 x 11,267
Qk = 818,9 J
• mol HCl = M x V
mol HCl = 2 x 25 = 50 mmol = 0,05 mol
• mol NaOH = M x V
mol NaOH = 2 x 25 = 50 mmol = 0,05 mol
• Reaksi :
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
mol mula-mula : 0,05 0,05 – –
mol reaksi : 0,05 0,05 0,05 0,05
mol setimbang : 0 0 0,05 0,05
• massa larutan NaCl = mol NaCl x Mr NaCl
massa larutan NaCl = 0,05 x 58,5 = 2,925 gram
• QL = m NaCl x c NaCl x ∆T
QL = 2,925 x 3,96 x 11,267 = 130,505 J
• Qt = Qk + QL
Qt = 818,9 + 130,505 = 949,405 J
𝑄𝑡
• ∆H = –
mol NaCl
949,405
∆H = – = –18988,1 J/mol
0,05
Keterangan :
Qk = kalor serap kalorimeter
QL = kalor serap NaCl
Qt = kalor reaksi percobaan ini
∆H = entalpi penetralan

Anda mungkin juga menyukai