KIMIA DASAR
PANAS PELARUTAN
Oleh:
NAMA : ISRA AULIA
NIM : 2021244010022
2021
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 2021244010022
KELOMPOK : 2 ( DUA )
I. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan panas pelarutan zat padat
2. Menentukan panas pelarutan kristal Kuprisulfat pentahidrat (CuSO4.
5H2O) dan kristal Kuprisulfat anhidrat (CuSO4)
3. Menghitung panas reaksi secara tidak langsung dengan menggunakan
hukum Hess.
Selain kalor reaksi, penyerapan atau pelepasan kalor dapat terjadi pada
proses-proses fisik. Diantaranya adalah pada proses pelarutan suatu zat di
dalam pelarutnya, atau penambahan zat terlarut ke dalam zat pelarut. Panas
pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu mol senyawa
dilarutkan dalam sejumlah pelarut. Secara teoritis, panas pelarutan suatu
senyawa harus diukur pada proses pelarutan tak terhingga, tetapi dalam
prakteknya, pelarut yang ditambahkan jumlahnya terbatas, yaitu sampai tidak
lagi timbul perubahan panas ketika ditambahkan lebih banyak pelarut.
Ada dua panas pelarutan yaitu panas pelarutan integral dan panas pelarutan
deferensial. Panas pelarutan integral didefenisikan sebagai perubahan entalpi
jika suatu mol zat dilakukan dalam n mol pelarut. Panas pelarutan diferensial
didefenisikan sebagai perubahan antalpi jika suatu mol zat terlarut dilarutkan
dalam jumlah larutan tak terhingga,sehingga konsentrasinya tidak berubah
dalam penambahan 1 mol zat terlarut. Secara matematik didefenisikan
sebagaimana d m∆H/dm , yaitu perubahan panas diplot sebagai jumlah mol
zat terlarut dan panas pelarutan diferensial dapat diperoleh dengan
mendapatkan kemiringan tergantung pada konsenterasi larutan.Perubahan
entalpi yang menyertai pelarutan suatu senyawa disebut panas pelarutan.
Panas pelarutan ini dapat meliputi panas hidrasi yang menyertai pencampuran
secara kimia, energi ionisasi bila senyawa yang dilarutkan mengalami
peristiwa ionisasi. Perubahan entalpi pada pelarutan suatu senyawa
tergantung pada jumlah, sifat zat terlarut dan pelarutnya, temperature dan
konsentrasi awal dan akhir dari larutannya. Jadi panas pelarut standar
didefinisikan sebagai perubahan entalpi yang terjadi pada suatu system
apabila 1 mol zat terlarut dilarutkan dalam n1 mol pelarut pada temperature
25o C dan tekanan 1 atmosfer.
Pada percobaan ini pelarut yang digunakan sangat terbatas, dan
mencari panas pelarutan dua senyawa yaitu tembaga (III) sulfat.5H2O dan
tembaga (II) sulfat anhidrat. Dengan menggunakan Hukum Hess dapat
dihitung panas reaksi :
CuSO4 (s) + aq → CuSO4.5H2O
Menurut hukum Hess bahwa perubahan entalpi suatu reaksi kimia tidak
bergantung pada jalannya reaksi, tetapi hanya tergantung kepada keadaan
awal dan akhir dari suatu reaksi.Sebagai contoh penggunaan Hukum Hess :
CuSO4 (s) + aq → CuSO4 (aq) = a kJ
CuSO4.5H2O (s) + aq → CuSO4 (aq) + 5H2O (aq) = b kJ
Sehingga : CuSO4 (s) + 5H2O (aq) → CuSO4.5H2O (s) = (a - b) kJ
Penerapan hukum pertama disebut hukum Hess : “Entalpi reaksi secara
keseluruhan
adalah jumlah entalpi reaksi dari reaksi-reaksi individual yang merupakan
bagian dari suatu
reaksi.”
3.2 Bahan:
1. Akuades
2. Kristal CuSO4.5H2O
3. Kristal CuSO4
V. Data pengamatan
Tabel 4.1 Data tetapan calotimeter
1 30 28
2 60 28
3 90 28 28
4 120 28
6.1 Pembahasan
Pada praktikum ini, telah dilakukan percobaan yaitu mengenai
“PanasPelarutan”. Praktikum ini bertujuan agar dapat menentukan panas pelarutan
dariCuSO4.5H2O dan CuSO4, serta dapat menghitung panas reaksi
dengan menggunakan hukum Hess. Panas pelarutan adalah perubahan entalpi yang
menyerupai dan menyertai pelarutan suatu senyawa. Panas pelarutan ini dapat
meliputi panas hidrasi yang menyertai pencampuran secara kimia. Pada
praktikum ini digunakan dua bahan kimia yaitu CuSO4.5 H2O sebagai pentahidrat
dan CuSO4 sebagai anhidrat.
Pada proses penentuan panas pelarutan dan panas reaksi menggunakanCuSO4
pentahidrat dan CuSO4 anhidrat. Sebelum dilakukan percobaan
makaCuSO4.5H2O dihaluskan dahulu dengan mortar. Bahan baku ini berwarna
biru, dipanaskan hingga berubah warna menjadi putih dan kemudian didinginkan
didalam desikator. CuSO4 sebanyak 5 gr dan air 100 ml. CuSO4 pentahidrat itu
dilarutkan dalam air di kalorimeter kemudian diukur t4 dan t5. T4 merupakansuhu
mula-mula air sebelum ditambahkan CuSO4.5H2O sedangkan t5 merupakansuhu
saat ditambahkan CuSO4.5H2O serta suhu diukur selama 5 menit. Setiap 30detik
suhu yang didapat dicatat. CuSO4 anhidrat yang telah dipanaskan adalah 10gram.
Zat ini dibuat dengan volume yang berlebih karena untuk mengantisipasi
kehilangan uap air sehingga dibuat dengan volume berlebih.
6.2 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
- Panas pelarutan merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada suatu sistem
apabila 1 mol zat terlarut dilarutkan dalam 1 mol pelarut pada termometer.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi entalpi yaitu : jumlah zat,temperatur, sifat zat
terlarut dan pelarutnya, konsentrasi awal dan akhir larutan.
- Hukum Hess juga dikenal sebagai hukum penjumlahan kalor seingga hukum Hess
dapat digunakan untuk menentukan panas reaksi secara tidka langsung.
- Harga ketetapan kalorimeter = -0,00098 j.
- Panas reaksi yang didapat ∆H0= 2.133,84 j.
1. https://docplayer.info/32173256-Faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
laju-reaksi.html
2. https://id.scribd.com/document/134376954/IODINASI-ASETON