Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

PANAS PELARUTAN

Oleh:
NAMA : ISRA AULIA
NIM : 2021244010022

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

2021
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL PRAKTIKUM : PANAS PELARUTAN

HARI / TANGGAL PRAKTIKUM : RABU/27 OKTOBER 2021

NAMA : ISRA AULIA

NIM : 2021244010022

KELOMPOK : 2 ( DUA )

KASIE LAB. KIMIA DASAR & DOSEN PEMBIMBING


KIMIA ANALITIK

Satriananda, S.T.,M.T. Dr. Dra. Zaimahwati, M.Si.


NIM. 197605212005011003 NIM.195711101989032002
PANAS PELARUTAN

I. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan panas pelarutan zat padat
2. Menentukan panas pelarutan kristal Kuprisulfat pentahidrat (CuSO4.
5H2O) dan kristal Kuprisulfat anhidrat (CuSO4)
3. Menghitung panas reaksi secara tidak langsung dengan menggunakan
hukum Hess.

II. Landasan Teori


Kalor/panas (q) adalah bentuk energi yang berpindah dari suhu tinggi
ke suhu rendah. Jika suatu benda menerima/melepaskan kalor maka suhu
benda itu akan naik/turun atau wujud benda berubah. Nilai positif untuk q
menyatakan bahwa kalor diserap oleh sistem dari sekelilingnya. Suatu nilai
negatif dari q berarti bahwa system memberikan kalor kepada sekelilingnya.
Perubahan energi dalam, U yang dihasilkan oleh perpindahan kalor q ke
sistem, bila tak ada kerja yang dilakukan dinyatakan sebagai:
∆U = q
Perubahan entalpi pelarutan (ΔHr) adalah kalor yang menyertai proses
penambahan sejumlah tertentu zat terlarut terhadap zat pelarut pada suhu dan
tekanan tetap. Terdapat dua macam entalpi pelarutan yaitu entalpi pelarutan
integral dan entalpi pelarutan diferensial. Entalpi pelarutan integral adalah
perubahan entalpi jika satu mol zat terlarut dilarutkan ke dalam n mol pelarut.
Jika pelarut yang digunakan adalah air, maka persamaan reaksi pelarutnya
dituliskan sebagai berikut:
X + n H2O X. nH2O ΔHr = ........kJ
Persamaan tersebut menyatakan bahwa satu mol zat x dilarutkan ke dalam n
mol air. Sebagai contoh entalpi pelarutan integral dalam percobaan kita kali
ini adalah CuSO4:
CuSO4 + 5 H2O CuSO4. 5 H2O ΔHr= ........kJ
Pelarut yang kita gunakan dalam hal ini adalah air. ah satu sifatnya adalah
mempunyai kemampuan melarutkan berbagai jenis zat. Hal tersebut
disebabkan kemampuannya menstabilkan ion dalam larutan hingga ion-ion
itu dapat terpisah antara satu dengan lainnya. Kemampuan ini disebabkan
oleh besarnya tetapan dielektrika yang dimiliki air. Walaupun air bukan
pelarut yang universal (pelarut yang dapat melarutkan semua zat), tetapi
dapat melarutkan banyak macam senyawa ionik, senyawa organik dan
anorganik yang polar dan bahkan dapat melarutkan senyawa-senyawa yang
polaritasnya rendah tetapi berinteraksi khusus dengan air. Dalam percobaan
ini akan dicari panas pelarutan dua senyawa yaitu CuSO4.5H2O dan CuSO4
anhidrat. Biasanya panas reaksi senyawa sangat sulit untuk ditentukan, tetapi
dengan menggunakan hukum Hess panas reaksi ini dapat dihitung secara
tidak langsung.Kapasitas panas didefinisikan sebagai panas yang diperlukan
untuk menaikkan temperatur system sebesar 1 derajat sedangkan kalor jenis
adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 g zat
sebesar 1 0C.

Selain kalor reaksi, penyerapan atau pelepasan kalor dapat terjadi pada
proses-proses fisik. Diantaranya adalah pada proses pelarutan suatu zat di
dalam pelarutnya, atau penambahan zat terlarut ke dalam zat pelarut. Panas
pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu mol senyawa
dilarutkan dalam sejumlah pelarut. Secara teoritis, panas pelarutan suatu
senyawa harus diukur pada proses pelarutan tak terhingga, tetapi dalam
prakteknya, pelarut yang ditambahkan jumlahnya terbatas, yaitu sampai tidak
lagi timbul perubahan panas ketika ditambahkan lebih banyak pelarut.
Ada dua panas pelarutan yaitu panas pelarutan integral dan panas pelarutan
deferensial. Panas pelarutan integral didefenisikan sebagai perubahan entalpi
jika suatu mol zat dilakukan dalam n mol pelarut. Panas pelarutan diferensial
didefenisikan sebagai perubahan antalpi jika suatu mol zat terlarut dilarutkan
dalam jumlah larutan tak terhingga,sehingga konsentrasinya tidak berubah
dalam penambahan 1 mol zat terlarut. Secara matematik didefenisikan
sebagaimana d m∆H/dm , yaitu perubahan panas diplot sebagai jumlah mol
zat terlarut dan panas pelarutan diferensial dapat diperoleh dengan
mendapatkan kemiringan tergantung pada konsenterasi larutan.Perubahan
entalpi yang menyertai pelarutan suatu senyawa disebut panas pelarutan.
Panas pelarutan ini dapat meliputi panas hidrasi yang menyertai pencampuran
secara kimia, energi ionisasi bila senyawa yang dilarutkan mengalami
peristiwa ionisasi. Perubahan entalpi pada pelarutan suatu senyawa
tergantung pada jumlah, sifat zat terlarut dan pelarutnya, temperature dan
konsentrasi awal dan akhir dari larutannya. Jadi panas pelarut standar
didefinisikan sebagai perubahan entalpi yang terjadi pada suatu system
apabila 1 mol zat terlarut dilarutkan dalam n1 mol pelarut pada temperature
25o C dan tekanan 1 atmosfer.
Pada percobaan ini pelarut yang digunakan sangat terbatas, dan
mencari panas pelarutan dua senyawa yaitu tembaga (III) sulfat.5H2O dan
tembaga (II) sulfat anhidrat. Dengan menggunakan Hukum Hess dapat
dihitung panas reaksi :
CuSO4 (s) + aq → CuSO4.5H2O
Menurut hukum Hess bahwa perubahan entalpi suatu reaksi kimia tidak
bergantung pada jalannya reaksi, tetapi hanya tergantung kepada keadaan
awal dan akhir dari suatu reaksi.Sebagai contoh penggunaan Hukum Hess :
CuSO4 (s) + aq → CuSO4 (aq) = a kJ
CuSO4.5H2O (s) + aq → CuSO4 (aq) + 5H2O (aq) = b kJ
Sehingga : CuSO4 (s) + 5H2O (aq) → CuSO4.5H2O (s) = (a - b) kJ
Penerapan hukum pertama disebut hukum Hess : “Entalpi reaksi secara
keseluruhan
adalah jumlah entalpi reaksi dari reaksi-reaksi individual yang merupakan
bagian dari suatu
reaksi.”

III. Alat dan bahan yang digunakan


3.1 Alat:
1. Kalorimeter 1 buah
2. Termometer 0-100 0C 1 buah
3. Gelas ukur 100 mL 1 buah
4. Gelas kimia 250 mL 2 buah
5. Pemanas listrik/Bunsen
6. stopwatch
7. Desikator
8. Cawan porselin
9. Mortar

3.2 Bahan:
1. Akuades
2. Kristal CuSO4.5H2O
3. Kristal CuSO4

IV. Prosedur praktikum

4.1 Menentukan tetapan Kalorimeter:

1. Masukkan 50 mL akuades ke dalam calorimeter


2. Ukur suhu awal 3 kali setiap 30 detik sampai suhu tidak berubah (T0)
3. Panaskan 50 mL akuades dalam gelas kimia yang lain sekitar 20 0C di
atas suhu awal (T1)
4. Tuangkan segera air panas tersebut ke dalam calorimeter
5. Aduk dan ukur segera suhu campuran 3 kali setiap 30 detik. Catat suhu
tertinggi atau suhu stabil (T2)
6. Tetapkan tetapan kalorimeter

4.2 Menentukan Panas pelarutan dan panas reaksi:

1. Masukkan 100 mL akuades ke dalam calorimeter


2. Ukur suhu awal 3 kali setiap 30 detik sampai suhu tidak berubah
3. Timbang 5 gram Kristal CuSO4.5H2O dan masukkan ke dalam
calorimeter tersebut
4. Aduk dan ukur segera suhu larutan 6 kali setiap 30 detik. Catat suhu
tertinggi atau suhu stabil 5. Ulangi langkah 1-4 dengan menggunakan kristal
CuSO4 anhidrat.Praktikum Kimia Dasar Prodi Teknologi Rekayasa Kimia
Industri 2019-2020 Page 22
5. Hitung panas pelarutan
6. Hitung panas reaksi dengan menggunakan hukum Hess
Catatan:
Kalorimeter dapat dimodifikasi dengan menggunakan gelas kimia yang
diisolasi sekelilingnya dengan kapas/isolator.

V. Data pengamatan
Tabel 4.1 Data tetapan calotimeter

No Waktu (detik) Temperatur (0C) T konstan (0C)


1 30 28
2 60 28 28
3 90 28
Penambahan 50 ml air panas
1 30 37
2 60 37
3 90 37 37
4 120 37

Tabel 4.2 Data Panas pelarutan Kristal CuSO4.5H2O


No Waktu (detik) Temperatur (0C) T konstan (0C)
1 30 28
2 60 28 28
3 90 28
Penambahan 5 gram Kristal CuSO4.5H2O

1 30 28
2 60 28
3 90 28 28
4 120 28

Tabel 4.3 Data Panas pelarutan Kristal CuSO4 anhidrat


No Waktu (detik) Temperatur (0C) T konstan (0C)
1 30 28
2 60 28 28
3 90 28
Penambahan 5 gram Kristal CuSO4 anhidrat
1 30 28
2 60 28
3 90 28 27
4 120 28
5.3 Data Perhitungan

Menentukan tetapan calorimeter (C):


Kalor yang diserap (Q serap) = Kalor yang dilepas (Q lepas) (m. c. ΔT) + C. ΔT = (m.
c. ΔT)
m. c (T2-T0) + C (T2-T0) = m. c (T3-T2)
dimana:
m = masaa air (g)
c = kalor jenis air = 4.184 J/g/0C
penyelesaian:
(m. c. ΔT) + C. ΔT = (m. c. ΔT)
50 g .4,184 j/g °C (37°C-28°C) + 4,184j/g °C (37°C-28°C) = 50 g. 4,184j/g °c (28°C-
37°C)
1.882,8 + 37,7 = -1.882.8
Q = - 1.882,8/ 1920,456
= -0,00098 j

Menentukan Panas pelarutan: Q= Qair + Qkal


= m. c. ΔT + C. ΔT
= 50 g .4,184 j/g °C (37°C-27°C) + 4,184j/g °C (37°C-27°C)
= 2.133,84 j

ΔH = Q/n (dimana n adalah jumlah mol zat terlarut)

Mol CuSO4 = gram / Mr


= 3 g / 169 g/mol
= 0,018 mol

Mol CuSO4. 5h2O = gram / Mr


= 3 g / 249,5 g/ mol
= 0,012 mol
VI. Pembahasan dan kesimpulan

6.1 Pembahasan
Pada praktikum ini, telah dilakukan percobaan yaitu mengenai
“PanasPelarutan”. Praktikum ini bertujuan agar dapat menentukan panas pelarutan
dariCuSO4.5H2O   dan   CuSO4,   serta   dapat   menghitung   panas   reaksi  
dengan menggunakan hukum Hess. Panas pelarutan adalah perubahan entalpi yang
menyerupai dan menyertai pelarutan suatu senyawa. Panas pelarutan ini dapat
meliputi   panas  hidrasi  yang  menyertai   pencampuran   secara   kimia.   Pada
praktikum ini digunakan dua bahan kimia yaitu  CuSO4.5 H2O sebagai pentahidrat
dan CuSO4 sebagai anhidrat.
Pada proses penentuan panas pelarutan dan panas reaksi menggunakanCuSO4 
pentahidrat dan CuSO4  anhidrat. Sebelum dilakukan percobaan
makaCuSO4.5H2O dihaluskan dahulu dengan mortar. Bahan baku ini berwarna
biru, dipanaskan hingga berubah warna menjadi putih dan kemudian didinginkan
didalam desikator. CuSO4 sebanyak 5 gr dan air 100 ml. CuSO4 pentahidrat itu
dilarutkan dalam air di kalorimeter kemudian diukur t4 dan t5. T4 merupakansuhu
mula-mula air sebelum ditambahkan CuSO4.5H2O sedangkan t5 merupakansuhu
saat ditambahkan CuSO4.5H2O serta suhu diukur selama 5 menit. Setiap 30detik
suhu yang didapat dicatat. CuSO4 anhidrat yang telah dipanaskan adalah 10gram.
Zat ini dibuat dengan volume yang berlebih karena untuk mengantisipasi
kehilangan uap air sehingga dibuat dengan volume berlebih.

6.2 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
- Panas pelarutan merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada suatu sistem
apabila 1 mol zat terlarut dilarutkan dalam 1 mol pelarut pada termometer.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi entalpi yaitu : jumlah zat,temperatur, sifat zat
terlarut dan pelarutnya, konsentrasi awal dan akhir larutan.
- Hukum Hess juga dikenal sebagai hukum penjumlahan kalor seingga hukum Hess
dapat digunakan untuk menentukan panas reaksi secara tidka langsung.
- Harga ketetapan kalorimeter = -0,00098 j.
- Panas reaksi yang didapat ∆H0= 2.133,84 j.

VII. Daftar Pustaka

1. https://docplayer.info/32173256-Faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
laju-reaksi.html

2. https://id.scribd.com/document/134376954/IODINASI-ASETON

Anda mungkin juga menyukai