PERCOBAAN 2
NIM : 1830221007
2019
BAB I
PENDAHULUAN
termokimia adalah ilmu tentang perubahan kalor (panas) suatu zat yang
melibatkan proses kimia dan fisika. Termokimia yang merupakan bagian dari
Termodinamika membahas tentang perubahan energi yang menyertai suatu reaksi
kimia yang dimanifestasikan sebagai kalor reaksi. Partikel-partikel penyusun zat
selalu bergerak konstan, sehingga zat memiliki energi kinetik. Energi kinetik rata-
rata suatu objek berbanding lurus dengan temperature absolutnya.
Ketika melarutkan suatu zat yang disertai dengan perubahan suhu dan perubahan
panas, besarnya perubahan panas ini dapat terjadi karena pelarutan yang melepas
panas akan menaikan suhu air dan calorimeter tersebut. Eksoterm sebaliknya
untuk pelarutan yang yang menerima panas akan menurunkan suhu air dan
kalorimeter dan bersifat endoterm.
Pelarut yang di gunakan dalam hal ini adalah air. Karena air mempunyai sifat
khusus yang mampu melarutkan sebagai jenis zat salah satu penyebab mengapa
air dapat melarutkan zat ionik. Karena kemampuanya menstabilkan ion dalam
larutan hingga ion itu dapat terpisah satu dan yang lain.
1.2 Tujuan
1. Mengerti efek panas akibat pelarut zat
2. Menentukan kalor pelarut molar (Hpelarut)
3. Mengerti penggunaan azaz black
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar teori
termokimia adalah ilmu tentang perubahan kalor (panas) suatu zat yang
melibatkan proses kimia dan fisika. Termokimia yang merupakan bagian dari
Termodinamika membahas tentang perubahan energi yang menyertai suatu reaksi
kimia yang dimanifestasikan sebagai kalor reaksi. Partikel-partikel penyusun zat
selalu bergerak konstan, sehingga zat memiliki energi kinetik. Energi kinetik rata-
rata suatu objek berbanding lurus dengan temperature absolutnya (0K).
Kajian tentang kalor dihasilkan atau dibutuhkan oleh kimia adalah termodinamika
yang merupakan cabang dari termokimia karena tabung reaksi dan isinya
membentuk sistem. Kita dapat mengukur (secara langsung) dengan cara
mengukur kerja atau kenaikan temperatur energi yang dihasilkan oleh rekasi
dengan kalor dan dikenal sebagai q bergantung pada kondisinya. Apakah dengan
perubahan energi dalam atau perubahan entalpi. Sebaliknya, jika kita tau ∆H suatu
reaksi dapat meramalkan jumlah energi yang dihasilkan.
Tetapan kalorimeter adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu sebesar
1° C yang biasanya dilakukan dengan mencampur air dingin dengan air panas
sehingga terjadi perpindahan panas sesuai azaz black.
Qlepas = Qterima
Kalor pelarutan molar adalah kalor yang diserap atau dilepas oleh mol xat ketika
dilarutkan dengan jumlah pelarut.
∆H = Q/n
M1c∆T = C.∆T
METODOLOGI
Alat
Kalorimeter
Gelas ukur
Gelas arloji
Timbangan
Spatula
Termometer
Stopwatch
Bahan
H2O
NaOH
Skema kerja
Membuat grafik hubungan antara waktu dengan suhu untuk memperoleh suhu
yang maksimal yang tepat
Kalor pelarutan molar
Ambil 100ml air dengan gelas ukur. Masukan kedalam kalorimeter, catat suhu air,
sesudah air dimasukan ke dalam kalorimeter: aduk dan catat suhu air setiap 30
detik hingga menit ke 4
Tepat pada menit ke 4, masukan NaOH yang telah di timbang aduk sampai larut
Buat grafik hubungan antara waktu dengan suhu untuk memperoleh suhu
maksimum yang tepat (Tc).
BAB IV
Hasil pembahasan
Pembahasan
Termodinamika adalah bidang ilmu yang meliputi hubungan antara panas dan
jenis energi lainnya. Perubahan energi dapat terjadi dalam suatu sistem maupun
lingkungan. Sistem sistem dapat berupa gas, uap, air dalam kontek cairan. Secara
umum sistem ada 3, yaitu: sistem terbuka, tertutup dan terisolasi dan pada
percobaan ini yang menjadi sistem adalah air dan NaOH. Selain itu pada
percobaan kali ini ada juga yang bertindak sebagai lingkungan yakni kalorimeter.
Jika suatu sistem reaksi diberikan sejumlah energi dalam bentuk kalor q, maka
sistem akakn melakukan kerja yang maksimum. Jumlah kalor dari hasil reaksi
kimia dapat di ukur dengan alat yang dinamakan kalorimeter. Jumlah kalor yang
di serap untuk menaikan suhu 1 derajat di sebut tetapan kalorimeter, satuanya JK-
1
.
Jika kalor yang di pindahkan dari sistem ke lingkungan, maka reaksi tersebut di
sebut reaksi eksoterm. Dan jika kalor berpindah dari likungan ke sistem, maka
reaksi tersebut bersifat endoterm. Reaksi eskoterm akan membebaskan energi
sehingga entalpi sistem berkurang dan penambahan entalpinya bernilai negatif.
Reaksi endoterm menyerap sejumlah energi sehingga energi sistem bertambah.
Dan pada percobaan kali ini terjadi reaksi endotern yang mana reaksi tersebut
menyerap panas. Air dingin yang di campur dengan air panas akan menghasilkan
air hangat , sementara pada percobaan kedua terjadi reaksi eksoterm. Ketika
NaOH di masukan ke dalam air menyebabkan panas . panas yang di hasilkan dari
zat yang bereaksi merupakan sistem kemudian di lepaskan kelingkungan.
Kalor pelarutan adalah panas yang di lepaskan atau di serap ketika suatu senyawa
dilarutkan dalam pelarut berlebih sampai pada keadaan dimana penambahan
pelarut selanjutnya tidak ada panas yang diserap atau dilepaskan lagi.
NaOH + H2O → Na+(aq) + OH-(aq) pada pereaksi ini hanya terjadi pelarutan saja
dari NaOH yang awalnya padatan. Air dinginb+ air panas → mencapai
kesetimbangan (air hangat)
Grafik 1 :
40
35
30
25
20 H2O
H2O Setelah Pemanasan
15
10
0
30' 60' 90' 120' 150' 180' 210' 240'
Grafik 2 :
32
31
30
29
28 H2O
NaOH
27
26
25
24
30' 60' 90' 120'
BAB V
Kesimpulan
Kuis