Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM KIMIA FISIKA (KIM 19501)

LAPORAN PRAKTIKUM

Penentuan Tetapan Kalorimeter

Mnsab [abcejpu8
Dr. I Nyoman Suardana, M.Si.
Ni Luh Putu Ananda Saraswati, S.Si.,M.Si.

Misusub Nlag 8
Desak Putu Eka Candrawati Arsini (1913031009)

Denik Harum Puspitasari (1913031010)


Kadek Adi Mahendra (1913031011)

Program Studi Pendidikan Kimia


Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Ganesha
2021
D. Judul Praktikum

Penentuan tetapan kalorimeter


DD. Tujuan

Mahasiswa mampu mengetahui sifat-sifat kalorimeter dan menentukan tetapan


kalorimeter
DDD. Dasar Teori

Kalorimeter merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur


perubahan panas. Kalorimeter menggunakan teknik pencampuran dua zat di dalam
suatu wadah. Setiap kalorimeter mempunyai sifat yang khas dalam mengukur panas.
Ini tejadi karena kalorimeter tersebut terbuat dari berbagai jenis seperti gelas,
polietena, dan logam sehingga mempunyai kemampuan penyerap panas yang
berbeda. Teknik penggunaan kalorimeter dikembangkan oleh Lavoisier dan ahli
kimia lama lainnya dan telah diperbaiki hingga saat ini.

Pada dasarnya kalorimeter didesain agar pertukaran kalor hanya terjadi di


dalam bejana dan menghindari pertukaran kalor ke lingkungan sekitarnya. Namun,
dalam penggunaannya, kalorimeter juga menyerap panas sehingga tidak semua
panas dapat terukur. Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan
pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Proses dalam
kalorimeter

berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada ada energi yang lepas atau masuk dari
luar ke dalam kalorimeter. Zat yang akan direaksikan dimasukkan ke dalam, dengan
mengukur suhu sebelum dan sesudah reaksi dapat ditentukan kapasitas panas dan
kalor reaksi (Petrucci, 2007).
Untuk menentukan jumlah panas yang diserap oleh kalorimeter beserta
termometernya dan pengaduknya, sebelum digunakan maka terlebih dahulu perlu
diketahui konstanta atau tetapan kalorimeter yang digunakan dalam percobaan.
Tetapan kalorimeter adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
kalorimeter sebesar 1°C pada air dengan massa 1 gram. Pengukuran besaran kalor
dengan metode mencampur menggunakan prinsip bahwa bila terjadi pertukaran
kalor antara dua benda yang suhu awalnya berbeda, besarnya kalor yang hilang oleh
benda Penuntun Praktikum Kimia Fisika 14 yang lebih dingin dan akhirnya tercaoai
suatu suhu keseimbangan diantara keduanya. Hal ini benar bila tidak ada kalor yang
diperoleh atau hilang oleh sistem ke sekelilingnya.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menentukan tetapan kalorimeter
adalah dengan mencampurkan volume tertentu air dingin (massa m1 dan T1 )
dengan
volume tertentu air panas (massa m2 dan T2 ) di dalam kalorimeter yang akan
ditetapkan tetapannya. Jika kalorimeter tidak menyerap panas dari pencampuran
antara air panas dengan air dingin ini, maka kalor yang diberikan oleh air panas
harus sama dengan kalor yang diserap oleh air dingin. Namun, karena kalorimeter
ikut menyerap panas, maka kalor yang diserap oleh kalorimeter merupakan selisih
kalor yang diberikan oleh air panas dikurangi dengan kalor yang diserap oleh air
dingin. Harga tetapan kalorimeter diperoleh dengan membagi jumlah kalor yang
diserap oleh kalorimeter dengan perubahan temperatur pada kalorimeter.
Dengan demikian,

satuan dari tetapan kalorimeter adalah JK—1 (Giancoli, 2001).

DV. Alat dan Iahan


e. Alat
- Kalorimeter
- Gelas ukur 50 mL
- Pemanas magnetik
- Termometer 100oC

- Batang pengaduk
- Gelas kimia 100 mL
- Pipet tetes
i. Iahan
- Air panas
- Air dingin

V. Cara Kerja
1. Sebanyak 50 mL air dimasukkan ke dalam kalorimeter sambal diaduk.
2. Suhu air dalam kalorimater dicatat setiap 30 detik hingga menit keempat. Tepat
pada setengah menit keempat ditambahkan 50 mL air panas 60 °C — 70 °C ke
dalam kalorimeter.
3. Suhu air dalam kalorimeter dicatat tiap 30 detik dan kalorimeter diaduk.
Pencatatan suhu dihentikan pada menit ke-8 atau sampai diperoleh 3 titik pada
suhu yang konstan.
4. Kurva hubungan antar waktu dengan suhu dibuat untuk memperoleh suhu
percampuran melalui ekstrapolasi
VD. Data
Tabel Penentuan Tetapan Kalorimeter Berdasarkan Data Sekunder

Detik ke- (s) T (0C)


0 29
30 29
60 29
90 29
120 44
150 44
180 44
210 44
240 42

VDD. Pemiahasan
Dari data sekunder pada percobaan ini, didapatkan grafik hubungan antara suhu
dan waktu dalam penentuan tetapan kalorimeter berikut:
Suhu
50
45
f{x) = 0.08 x +
40
27.64
35
R² = 0.7
30
la
t
d
]sd25
x 20
E
15
10
5
0

0 50 100 150 200 250 300

Selang waktu {detik)

Berdasarkan grafik di atas, pada detik ke-0 hingga detik ke-90 suhu air dingin
konstan di suhu 29oC. Hal itu menandakan tidak adanya reaksi eksoterm maupun
reaksi endoterm pada kalorimeter. Selanjutnya pada detik ke-90, ditambahkan air

panas sebanyak 50 mL dan akibatnya terjadi peningkatan suhu didetik ke-120 dan
terus konstan hingga detik ke-210 dengan suhu 44 oC. Namun, didetik 240 terjadi
penurunan suhu menjadi 42oC. Hal itu menandakan adanya reaksi endoterm atau
penyerapan energi dari reaksi tersebut.
Dalam percobaan ini, sejumlah air yang telah diketahui massanya, dipanaskan
terlebih dahulu. Kemudian air yang suhunya lebih tinggi ini dimasukkkan ke dalam
kalorimeter yang berisi air, massa air dingin sudah ditimbang terlebih dahulu. Dalam
hal ini air dingin dan kalorimeter adalah dua benda yang bersuhu sama yang akan
menerima panas dari air panas.
Perhitungan:

Energi panas yang diserap air dingin


Diketahui:
Volume air panas = mair panas = 50 mL x 1 g/mL = 50 gram
Volume air dingin = mair dingin = 50 mL x 1 g/mL = 50 gram

T1(air dingin) = 29oC


o
T2(air panas) = 69 C
∆T = 44oC
Kalor jenis larutan = 4,2 J/g oC
Ditanya: energi panas yang diserap air dingin (q1) = …?
Jawab:
q1 = mair dingin x kalor jenis larutan x (∆T — T1)
= 50gram x 4,2 J/g oC x (44oC — 29oC)
= 210 J/oC (15oC)
= 3150 J
Energi panas yang dilepaskan oleh air panas
Diketahui:
Volume air panas = mair panas = 50 mL x 1 g/mL = 50 gram
Volume air dingin = mair dingin = 50 mL x 1 g/mL = 50 gram

T1(air dingin) = 29oC

T2(air panas) = 69oC

Tcampuran = 44oC

Kalor jenis larutan = 4,2 J/g oC


Ditanya: energi panas yang dilepaskan oleh air panas (q2) = …?
Jawab:
q2 = mair panas x kalor jenis larutan x (T2 — ∆T)
= 50gram x 4,2 J/g oC x (69oC — 44oC)
= 210 J/oC (25oC)
= 5250 J
Energi panas yang diserap oleh kalorimeter
Diketahui:
Kalor yang diserap oleh air dingin (q1) = 3150 J
Kalor yang dilepaskan oleh air panas (q2) = 5250 J
Ditanya: energi panas yang diserap oleh kalorimeter (q3) = …?
Jawab:
Q3 = q2 — q1
= 5250 J — 3150 J
= 2100 J
Energi panas yang diserap kalorimeter untuk setiap kenaikan suhu 1 oC
Diketahui:
Energi panas yang diserap kalorimeter (q3) = 2100 J
∆T = 44oC — 29oC = 15oC
Ditanya: c = …?
Jawab:
q3
c ¾ (∆ ] ∙] ) 1

2100 H
¾ 15n O

= 140 J/oC
Pada data sekunder yang diberikan, terlihat bahwa setelah penambahan air panas
suhu yang semulai tetap kemudian naik yang mana disebabkan oleh kalorimeter
telah menyerap panas dari penacampuran air tersebut dan dalam selang waktu
tertentu suhu keduanya akan sama. Hal ini sesuai dengan pernyataan bila sebuah
benda dengan suhu tertentu disinggungkan benda lain yang suhunya lebih rendah
maka dalam selang waktu tertentu suhu kedua benda tersebut akan menjadi sama
(setimbang). Hal ini terjadi karena benda yang bersuhu lebih tinggi memberikan
panasnya ke benda yang bersuhu lebih rendah. Terlihat juga bahwa dari data-data
tersebut sesuai dengan sifat kalorimeter yaitu menjaga suhu dan tidak ada pengaruh
dari lingkungan karena dalam prosesnya kalorimeter berlangsung secara adiabatik,
yaitu tidak ada ada energi yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter.
Dari hasil pengolahan data sekunder, didapatkan bahwa energi panas yang
diserap oleh air dingin sebesar 3150 J. Sedangkan energi panas yang dilepaskan
oleh air panas didapatkan sebesar 5250 J yang mana ini tidak sesuai dengan
pernyataan dari hukum kekekalan energi dimana jumlah panas yang diberikan sama
dengan jumlah panas yang diterima oleh benda yang bersuhu lebih rendah (asas
Black). Hal ini dikarenakan pada dasarnya kalorimeter didesain agar pertukaran
kalor hanya terjadi di dalam bejana dan menghindari pertukaran kalor ke
lingkungan sekitarnya. Namun, dalam penggunaannya, kalorimeter juga menyerap
panas sehingga tidak semua panas dapat terukur atau terserap oleh air dingin.
Dalam menentukan kapasitas panas dari kalorimeter (jumlah panas yang diserap

oleh kalorimeter beserta termometernya dan pengaduknya), sebelum digunakan


maka terlebih dahulu perlu diketahui konstanta atau tetapan kalorimeter yang
digunakan dalam percobaan. Tetapan kalorimeter adalah kalor yang dibutuhkan
untuk menaikkan suhu kalorimeter sebesar 1°C pada air dengan massa 1 gram.
Dalam pengolahan data, didapatkan bahwa jumlah energi panas yang diserap
kalorimeter atau dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1oC adalah sebesar 140 J/oC.
VDDD. Kesimpulan

Berdasarkan data sekunder yang diberikan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan


pengolahan data yang dilakukan telah menunjukkan salah satu sifat dari kalorimeter
yaitu menjaga suhu dan tidak terpngaruh lingkungan karena hasil data yang terlihat
cukup konstan sampai detik terakhir setelah penambahan air panas yang mana hal ini
disebabkan dalam prosesnya kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak
ada ada energi yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter.
Selain itu, berdasarkan pengolahan data didapatkan energi panas yang diserap

oleh air dingin sebesar 3150 J. Sedangkan energi panas yang dilepaskan oleh air
panas didapatkan sebesar 5250 J yang mana ini tidak sesuai dengan pernyataan dari
hukum kekekalan energi (asas Black). Hal ini dikarenakan dalam penggunaannya,
kalorimeter juga menyerap panas sehingga tidak semua panas dapat terukur atau
terserap oleh air dingin.
Dalam menentukan kapasitas panas dari kalorimeter (jumlah panas yang diserap
oleh kalorimeter beserta termometernya dan pengaduknya), terlebih dahulu perlu
diketahui tetapan kalorimeternya. Berdasarkan pengolahan data, didapatkan bahwa
jumlah energi panas yang diserap kalorimeter atau dibutuhkan untuk menaikkan
suhu 1oC adalah sebesar 140 J/oC.
DW. Daftar Pustaka

Atkins, PW. 1996. Kimia Fisik Edisi Keempat. Jakarta:


Erlangga.
Ananda Saraswati, Ni Luh Putu. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Singaraja:
Undiksha
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jilid I. Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga
Sastrawidana, Retug. 2004. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha

Anda mungkin juga menyukai