Anda di halaman 1dari 10

Abstrak— percobaan ini dilakukan untuk menentukan harga air kalorimeter melalui

serangkaiaan percobaan. Harga air kalorimeter ditentukan dengan metode


menimbang massa air (m1 dan m2) dan kalorimeter kemudian mencampur air
dengan suhu (T1) dan air dengan suhu (T2) dimana (T1>T2) dalam kalorimeter, kemudian
mengukur suhu air saat mencapai suhu setimbang. Dari percobaan diperoleh harga air
kalorimeter berturut-turut yaitu percobaan pertama sebesar -0,0114261kal/K, percobaan
kedua sebesar 0,0272458 kal/K, pada percobaan ketiga sebesar 0,0621667 kal/K.
Kata Kunci—Harga air kalorimeter, kalorimeter, panas, kapasitas panas, dan asas
black.

I. PENDAHULUAN
nergi mekanika akibat gerakan partikel materi dan dapat dipindah dari satu tempat ke

E tempat lain disebut kalor. Alat yang biasanya digunakan untuk mengukur kalor jenis
adalah kalorimeter,alat ini menggunakan teknik pencampuran zat didalam suatu wadah.
Menentukan harga air kalorimeter dapat dilakukan dengan cara dua macam zat yang
berbeda temperatur dicampurkan. Bahan kalorimeter biasanya sering tidak diketahui panas
jenisnya. Maka dari itu, digunakan persamaan Asas Black. Dalam kehidupan sehari-hari kita
sering menjupai penerapan harga air kalorimeter yaitu memasak air dan air di dalam termos.
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu
“Bagaimana menentukan harga air kalorimeter?”.
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu menentukan harga air kalorimeter.

II. KAJIAN TEORI


Harga air kalorimeter adalah banyaknya panas yang diperlukan untuk menaikkan satu
satuan derajat suhu kalorimeter tersebut . Harga air tersebut sama dengan kapasitas panas dari
kalorimeter. Karena bahan kalorimeter biasanya sering tidak diketahui (panas jenisnya tidak
diketahui), harga air kalorimeter sering ditentukan dengan Asas Black.
Misalnya air bermassa m1 dengan suhu t1 dimasukkan ke dalam kalorimeter yang telah
berisi air bermassa m2 dengan suhu t2, jika t1>t2 maka setelah terjadi perpindahan panas sampai
dicapai kesetimbangan termal berlaku :
Jumlah panas yang diterima=jumlah panas yang diberikanm1cair(t1-ta) = ( Mkal ckal+m2 cair)(ta-
t2) (1) karena cair (panas jenis air murni)= 1 dan Mkal ckal =H, maka:

(2)
dengan : m1 :massa air dengn suhu t1
m2 : massa air dengan suhu t2
ta :suhu akhir(suhu setimbang) [1]
Bunyi hukum kekekalan kalor adalah banyaknya kalor yang dilepas pada suatu benda
sama dengan banyaknya kalor yang diterima. Bunyi hukum ini juga sering disebut “Asas Black”
yaitu jumlah kalor yang diterima pada suatu benda atau sebanding dengan jumlah kalor yang
diterima pada benda tersebut. [2]
Prinsip hukum kekekalan kalor ditulis dengan persamaan:
Qlepas = Qserap
m c ΔT1 = m c ΔT2 (3) [3]
Panas merupakan suatu bentuk energi yang bila ditambahkan kesuatu benda akan
menyebabkan kandungan energy didalamnya bertambah, dan oleh karena itu temperaturnya akan
naik. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1oK pada benda disebut kapasitas
panas. Setiap benda memberikan respon yang berbeda terhadap pengamnbilan atau penambahan
panas dinamakan kapasitas panas jenis. [4]
Bila energi panas ditambahkan pada suatu zat , maka temperatur zat itu biasnya naik
(pengecualian kerja selama perubahan fasa, seperti air bila membeku atau menguap). Jumlah
energi panas Q yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur suatu zat adalah sebanding dengan
perubahan temperatur dan massa zat itu.
Q = c . ΔT = m . c . ΔT (4)
dengan c adalah kapasitas panas zat, yang didefinisikan sebagai energy panas yang
dibutuhkan untuk menaikkan temperatur suatu zat dengan satu derajat. Panas jenis c adalah
kapasitas panas persatuan massa.

e= (5)
Satuan energi panas historis kalori mula-mula didefinisikan sebagai jumlah energi panas
dibutuhkan untuk menaikkan temperatur satu gram air satu derajat celcius atau satuan karena
derajat celcius dan kelvin besarnya sama. Selanjutnya kilokalori adalah banyaknya energi panas
yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur satu kilogram air dengan satu kilogram air
dengan satu derajat celcius (“kalori”) yang digunakan dalam mengukur energi yang ekivalen
dalam makanan sebenarnya adalah kalorimeter karena sekarang kita mengakui bahwa panas
hanyalah bentuk lain dari energi yang berbeda dari satuan energi lain. Kalori didefinisikan
sebagai menyatakan dalam satuan SI untuk energi yaitu Joule 1 kal:4.184 J. [4]
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor. Kalorimeter umunya
digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Kalorimeter mengunakan teknis
pencampuran dua zat didalam satu wadah. Jika kalor jenis suatu zat diketahui, maka kalor jenis
zat lain ynag dicampur dengan zat tersebut dapat dihitung. Ada beberapa jenis kalorimeter salah
satunya yaitu kalorimeter aluminium.
Kalorimeter aluminium memiliki dua dinding dalam benjana (benjana dalan dan benjana
luar) yang dibuat mengkilap untuk mengurangi radiasi kalor dan kehilangan kalor karena
penyerapan dinding benjana. Cincin serat (fiber) yang memisahkan kedua benjana dengan tutup
kayu adalah penghantar kalor yang jelek (isolator). Ruang antara kedua dinding benjana berisi
udara yang berfungsi sebagai isolator kalor, sebab udara adalah penghantar kalor yang jelek. [3]
Satu kegunaan yang penting dari kalorimeter adalah dalam penentuan kalor jenis zat-zat,
Pada teknis yang dikenal sebagai “metode pencampuran”. Satu sampel zat dipanaskan sampai
temperatur tinggi yang diukur dengan akurat dan dengan cepat ditempatkan pada air dingin
kalorimeter. Kalor yang hilang pada sampel tersebut akan diterima oleh air dan kalorimeter.
Dengan mengukur temperatur akhir campuran tersebut kalor jenis dapat dihitung .[5]

III. METODE PERCOBAAN


Percobaan harga air kalorimeter menggunakan alat dan bahan sebagai berikut: neraca
digital 1 buah, kalorimeter 1 buah, termometer 2 buah, kaki tiga 1 buah, pematik 1 buah, kawat
kasa 1 buah, pembakar Bunsen 1 buah, statip dan klem 1 buah, gelas ukur 250 ml 1 buah, dan
air
Gambar 6.

Rumusan hipotesis percobaan ini yaitu jika pada saat T2 tetap dan suhu T1 diperbesar
maka suhu akhir campuran (Ta) juga akan semakin besar.
Identifikasi dan definisi operasional variabel dalam percobaan pertama ini yaitu
identifikasi variabel berupa variabel manipulasi yaitu T1, manipulasi respon yaitu Ta, dan
manipulasi kontrol yaitu m1, m2, T2. Definisi operasional variabel manipulasi adalah mengubah-
ubah suhu (T1) sebanyak tiga kali sebesar 328 K, 348 K, dan 365 K yang diukur dengan
termometer. Definisi operasional respon adalah mencatat suhu akhir yaitu sebesar 324 K, 325K,
dan 325 K, suhu dari pencampuran air yang dipanaskan dengan air yang didalam kalorimeter
diukur dengan termometer dengan satuan derajat kelvin. Definisi operasional variabel kontrol
adalah menjaga tetap m1 sebesar 0,0493 kilogram, m2 sebesar 0,02 kilogram, T2 sebesar 301 K,
dan suhu ruangaaan sebesar 301K selama percobaan.
Langkah percobaan pada harga air kalorimeter yaitu menimbang massa air (m2)
kemudian memasukan air kedalam kalorimeter dan mengukur suhu (T2). Kemudian menimbang
kembali masasa air (m1) yang dipanaskan dalam benjana logam sampai suhunya t1>t2 (t1 dibuat
di atas 60oC). Kemudian dengan cepat menuangkan air yang telah dipanaskan tersebut ke dalam
kalorimeter yang telah berisi air m2 dan bersuhu t2. Kemudian diaduk pelan-pelan sampai
diperoleh suhu yang tidak berubah lagi (tetap) ulangi percobaan tersebut beberapa kali dengan
variasi suhu t1 yang berbeda-beda.

Gambar 10. rancangan percobaan harga air kalorimeter


Adapun teknik analisis yang digunakan untuk menentukan harga air kalorimeter yaitu
menggunakan Asas Black yang ditentukan dengan persamaan :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Data Hasil Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan harga air kalorimeter. Hasil dari percobaan
diperoleh data sebagai berikut:
NST termometer = 10/10= 1oC
= ½ . NST =1/2 x 1 = 0,5oC = 273,5 K
NST neraca digital= 0,01 gram = 0,00001 kg
= 1. NST = 1 x 0,001 = 0,001 gram
Suhu ruang= 28oC = 301 K
Tekanan udara ruang= 1 atm
Perc (m1±0,01)kg (t1±Δ0,5)OC (m2±0,01)kg (t2±0,5)oC (ta±0,5)OC Tabel 1.Hasil
ke pengamatan
1 0,0493±0,01 55±0,5 0,02±0,01 28±0,5 51±0,5 percobaan harga air
Kalorimeter
2 0,0493±0,01 75±0,5 0,02±0,01 28±0,5 52±0,5 B.
Pembahasan
Dalam
percobaan
3 0,0493±0,01 92±0,5 0,02±0,01 28±0,5 52±0,5 menggunakan alat
percobaan seperti
termometer dan
neraca digital. Termometer berfungsi untuk mengukur suhu air yang dipanaskan dan suhu air
setimbang. Neraca digital digunakan untuk mengukur massa benjana dan massa air. Perhitungan
harga air kalorimeter ini menggunakan satuan kilogram dan kelvin. Dari data yang diperoleh
terlihat bias seperti pada saat suhu awal dinaikkan, suhu kesetimbangannya ada yang sama
dengan suhu sebelumnya. Seharusnya saat T1 diperbesar maka suhu kesetimbangannya juga
akan semakin besar.
Dari data yang didapat maka dapat digunakan persamaan:
H = mkal x ckal
dapat mencari hasil H secara teoritis. Sedangkan untuk mencari H percobaan dapat
menggunakan persamaan :

Dari persamaan tersebut diperoleh hasil sebesar: untuk percobaan pertama -0,0114261 kal/K,
pada percobaan kedua sebesar 0,0272458 kal/K, pada percobaan ketiga sebesar 0,0621667.Dari
hasil yang diperoleh kai tidak dapat membandingkan antara nilai teoritis dan nilai percobaan karena kami
binggung yang mana menentukan massa kalorimeter sehingga hanya didapat hasil percobaan. Dari hasil
percobaan terdapat nilai yang negatif hal ini bisa terjadi mungkin karena kesalahan saat praktikum yang kurang
teliti dan bisa terjadi hasil yang negatif , mungkin karena saat mengaduk air di kalorimeter kurang mencapai
suhu setimbang sehingga bisa menghasilkan hasil yang negatif. Dan juga suhu diruangan laboratorium bisa
mempengaruhi hasil dari praktikum ini. Berikut faktor – faktor yang mempengaruhi kesalahan pada
percobaan ini adalah keterlambatan pada saat menuangkan air yang dipanaskan ke dalam
kalorimeter, kurangnya ketelitian dalam menetralkan suhu air kalorimeter, suhu yang akan
dipanaskan dan membaca skala suhu akhir campuran, tidak konstan pada saat mengaduk air
dalam kalorimeter serta suhu ruangan yang mungkinberubah-ubah yang dapat mempengaruhi
percobaan dan beberapa faktor sehingga hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi harga air kalorimeter adalah massa air yang akan dipanaskan sebagai (m1), massa
air dalam kalorimeter sebagai (m2), suhu air yang akan dipanaskan sebagai (T1), suhu air dalam
kalorimeter sebagai (T2), suhu akhir campuran sebagai (Ta), suhu udara ruangan, massa
kalorimeter utuh, kalor jenis kalorimeter. Sehinga sebaiknya saat menetralkan suhu harus lebih
hati-hati dan memastikan kalau itu benr-benar sudah suhu setimbang. dan juga saat menuangkan
air ke kalorimeter dengan cepat agar tidak terkena suhu ruangan yang dingin sehingga akan
berpengaruh pada air.

V. SIMPULAN
Menentukan harga air kalorimeter dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan
yaitu :

dari persamaan tersebut diperoleh hasil sebesar : untuk percobaan pertama -0,0114261 kal/K,
pada percobaan kedua sebesar 0,0272458 kal/K, pada percobaan ketiga sebesar 0,0621667.
Dan secara teoritis dengan menggunakan persamaaan:
H = mkal x ckal
Faktor – faktor yang mempengaruhi kesalahan pada percobaan ini adalah keterlambatan pada saat
menuangkan air yang dipanaskan ke dalam kalorimeter, kurangnya ketelitian dalam menetralkan
suhu air kalorimeter, suhu yang akan dipanaskan dan membaca skala suhu akhir campuran, tidak
konstan pada saat mengaduk air dalam kalorimeter serta suhu ruangan yangmungkin berubah-
ubah yang dapat mempengaruhi percobaandan beberapa faktor sehingga hasilnya tidak seperti yang
diharapkan

UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penyusun haturkan kehadirat allah karena atas berkat rahmatNya penyusun
dapat menyelesaikan jurnal praktikum Harga Air Kalorimeter ini. Penyusun mengucapkan
terimakasih kepada Ulul Azmi Purnamasari selaku asisten praktikum Harga Air
Kalorimeter yang dengan baik mengarahkan dan membimbing. Serta tidak lupa ucapkan
terimakasih kepada kedua orang yang selalu mendukung dan mendoakan. Dan juga teman-
teman satu kelompok yang telah berpartisipasi dan berkerjasama sehingga praktikum dapat
dilaksanakan.
DASAR TEORI
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang
menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor
berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas.
Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun
dilepaskan oleh suatu benda. Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata caloric
ditemukan oleh ahli kimia perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser (1743
– 1794). Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama
dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1
derajat celcius (Akbar, 2010).
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat.
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda
yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor
yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya
rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering
dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung
pada 3 faktor yaitu massa zat, jenis zat (kalor jenis), perubahan suhu (Purnomo,2008)
Menurut Halliday (1985), perbandingan banyaknya tenaga kalor (∆Q)
yang dibekalkan kepada sebuah benda untuk menaikkan temperaturnya sebanyak ∆T
dinamakan kapasitas kalor (C) dari benda tersebut yakni:
C = Q:T
Kapasitas kalor per satuan massa sebuah benda yang dinamakan kalor jenis (c)
adalah ciri (karakteristik) dari bahan yang membentuk benda tersebut:
Kalor jenis adalah jumlah energi yang dipindahkan dari suatu benda atau
tubuh ke benda lain akibat dari suatu perbedaan suhu diantara benda atau tubuh
tersebut. Kalor dinyatakan dalam satuan energi joule (J) menurut satuan SI.
Kalor umunya dinyatakan dalam satuan kalori (kkal), yaitu satu kalori adalah
jumlah kalor yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 gram air sebanyak 1
derajat celcius pada suhu kamar (293 K) (Metana, 2010).
Kalor yang dipindahkan dari atau ke sistem diukur di dalam alat yang
dinamakan kalorimeter, yang terdiri dari sebuah wadah cuplikan kecil yang
dibenamkan dalam sebuah bejana air yang besar. Bejana luar itu disekat dengan
baik sekali di sebelah luar untuk menghalangi lubang kamar mencapai air,
sedangkan wadah di dalam dibuat dari tembaga atau suatu bahan penghantar
kalor yang lain untuk mengizinkan kalor acara mudah dipertukarkan antara
wadah itu dan air (Cromer, 1994).
Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu
reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Dengan menggunakan
hukum Hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data
perubahan entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen.
Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi
yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter (Petrucci,1987).
Kalor berpindah dari benda yang bersuh tinggi kebenda yang bersuhu rendah.
Ada tiga macam perpindahan kalor, yaitu:
1. Perpindahan kalor secara konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat padat. Perpindahan ini tidak diikiuti
dengan perpindahan partikel perantara. Berdasarkan kemampuan menghantarkan
kalor, zat dibagi menjadi 2 golongan yaitu isolator dan konduktor. Konduktor adalah zat
yag mudah menghantarkankalor dengan baik. Namun, isolator adalah zat yang sukar
menghantarkan kalor. Banyaknya kalor Q yang melalui dinding selama selang waktu t,
dinyatakan sebagai berikut:
Q= K.A.t.T:L
Keterngan:
Q= kalor (J) atau (kal)
K= konduktivitas termal (W/mk)
A= luas penampang (m2)
T= perubahan suhu (K)
L= panjang (m)
t= waktu (sekon)
contoh perpindahan kalor secara konduksi adalah peristiwa dua batang logam yang
dipanaskan.
2. Perpindahan kalor secara konveksi.
Konveksi adalah proses perpindahan kalor dari satu bagian fluida kebagian fluida
lain oleh pergerakan fluida itu sendiri. Ada dua jenis konveksi, yaitu konveksi alamiah
dan konveksi paksa. Pada konveksi alamiah, pergerakan fluida terjadi akibat perbedaan
massa jenis. Adapun konveksi paksa, fluida yang telah dipanasi langsung diarahkan
ketujuannya oleh sebuah peniup (blower) atau pompa. Contoh konveksi paksa antara
lain system pendingin mobil dan pengering rambut (hairdryer).
Pemanfaatan konveksi terjadi [ada cerobong asap, system suplai air panas dan
lemari es. Laju kalor Q:t sebuah panas memindahkan kalor ke fluida sekitarnya secara
konveksi sebanding dengan luas permukaan benda bersentuhan dengan fluida dan
beda suhu diantara benda dan fluida. Hal tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
H=h.A.T4
Keterangan H = laju kalor (kal/s atau J/s)
Dengan h adalah koefisien konveksi yang nilainya bergantung pada bentuk dan
kedudukan permukaan, yaitu tegak, miring, mendatar, menghadap kebawah, atau
menghada[ keatas. Konveksi dalam kehidupan sehari hari antara lain terlihat pada
peristiwa angina darat dan angina laut.
3. Perpindahan kalor secara radiasi.
Radiasi atau pancaran adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Pada tahun 1897, Joseph Stefan melakukan pengukuran daya total
yang dipancarkan oleh benda hitam sempurna. Dia menyatakan bahwa daya total
sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak nya. Hubungan ini dinamakn sebagai
hokum Stefan-boltzman yang berbunyi “energy yang dipancarkan oleh suhu permukaan
(A) dan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan itu”.
Q:t= ∂.A.T4.e
Dengan ∂ dikenal sebagai tetapan Stefan-boltzman yang memiliki nilai 5,67x10-
8 W/m2K4. Dengan e adalah koefisien yang disebut emivisitas, nilai nya diantara 0-1

serta tergantung pada jenis zat dan kedaan permukaan. Untuk benda hitam sempurna
e=1.
System calorimeter bekerja berdasarkam azas black, yaitu “apabila pada kondisi
adiabatic dicampurkan dua zat yang temperaturnya mula-mula berbeda, maka pada
saat kesetimbangan banyak kaor yang dilepas oleh zat yang temperaturnya mula-mula
tinggi sama dengan banyak nya kalor yang diserap oleh zat yang temperaturnya
rendah.
Qlepas = Qterima
m.c.T = m.c.T
C. ALAT DAN BAHAN
1. calorimeter
2. timbangan/neraca
3. thermometer
4. bejana didih
5. kulkas/pendingin
6. pipet
7. stopwatch
8.air
9. zat padat (logam)
D. PROSEDUR KERJA
1. siapkan alat dan bahan percobaan.
2. hidupkan pemanas dari bejana didih yang berisi air.
3. timbanglah calorimeter kosong dan alat pengaduk dari logam.
4. isilah calorimeter dengan air sedemikian tingginya sehingga benda padat (logam) dapat
tercelup, kemudian timbanglah calorimeter tersebut. Serta catat massa airnya.
5. Masukkan benda logam kedalam bejana didih.
6. Dinginkan calorimeter berisi air tadi kedalam pendingin supaya suhunya dibawah suhu
kamar.
7. Bersihkan dinding luar dari calorimeter agar tidak embun yang melekat.
8. Masukkan calorimeter tadi pada tempatnya dan catat suhu mula-mulanya.
9. Catatlah tekanan yang terbaca pada barometer dan suhu kamar dan kemudian
angkatlah benda logam dari bejana didih dan dengan cepat masukkanlah kedalam
calorimeter.
10. Aduk dan amati suhu maksimum yaitu suhu akhir dan catat suhunya.
11. Setelah percobaan timbang calorimeter + air + benda logam.
12. Ulangi lamgkah 4-10 dengan jumlah air yang berbeda.
13. Rapikan alat dan bahan seperti kondisi semula.
E.HASIL PERCOBAAN.
NO berat Berat air Berat Suhu Suhu air Suhu air (t2-t1)
logam (gr) calorimeter logam mula- akhir (t2)
(gr) +pengaduk mula- mula (t1)
(gr) mula (tb)
1. 20 gr 100gr 70gr 92 24 26 2
2. 20gr 100gr 70 91 25 27 2
3. 20gr 100gr 70gr 92 24 25 1
4. 60gr 100gr 70gr 93 20 23 3
5. 60gr 100gr 70gr 92 23 25 2
6. 60gr 100gr 70gr 93 22 24 2
Suhu kamar = 27◦C.
F.ANALISIS DATA

G. PEMBAHASAN
Kalor jenis adalah jumlah energy yang dipindahkan dari suatu benda ke benda
lain karna perbedaan suhu. Kalor berpindah/ mengalir dari benda yang bersuhu tinggi
kebenda yang berhusu rendah.kalor yang dipindahkan dari atau kesuatu system diukur
dalam calorimeter. Sehingga, fungsi dari calorimeter itu sndr adalah untuk menentukan
kalor jenis suat zat.
Calorimeter menggunakan system azas black. Azas black yaitu apabila pada
kondisi adiabatic dicampurkan dua zat yang temperaturnya mula-mula berbeda, maka
pada saat kesetimbangan banyak kalor yang dilepas oleh zat yang temperaturnya tinggi
sama dengan banyaknya kalor yang diserap oleh zat yang temperaturnya rendah.
Dengan kata lain, jika dua buah benda yang berbeda suhunya dicampurkan, maka
benda yang panas akan memberikan kalor pada benda yang dingin sehingga suhu
akhir nya sama. Persamaan azas black adalah
Qlepas = Qterima
m.c.∆T= m.c. ∆T
Dalam praktikm ini, kita akan menentukan besarnya kalor jenis zat padat
(logam) dengan berat yang berbeda. Perpindahan kalor ada 3 macam, yaitu konduksi
(perantara), konveksi (mengalir), dan radiasi (pancaran). Dalam praktikum ini, telah
menggunakan kalor secara konveksi. Karena dalam praktikum ini benda yang yang
memiliki kalor lebih besar (logam yang dipanaskan) akan memberikan kalor kepada
benda yang memiliki kalor rendah (air yang telah dimasukkan dalam kulkas). Sehingga
ketika 2 benda tsb dicampurkan, maka akan terjadi konveksi (aliran). Dan dalam kasus
ini, menerapkan system azas black.
Berdasarkan alinisis data yang telah kita cari dengen menggunakan metode
interpolasi, kita telah menemukan besarnya Ck (besar kalor jenis calorimeter) dan Cp
(besar kalor jenis pengaduk). Calorimeter yang kita gunakan berupa dari aluminium (Al)
dan pengaduk yang kita gunakan dari bahan besi (Fe). Besar kalor jenis calorimeter (Al)
adalah 22,4079 kal/g◦C. sedangkan harga kalor jenis dari pengaduk (Fe) adalah
10,8551 kal/g◦C. sehingga, kalor jenis aluminium lebih besar dibandingkan dengan besi.
Dalam menentukan kalor jenis zat padat, kita menggunakan 2 buah benda
logam yang ebrbeda beratnya, yaitu 20 gr dan 60 gr. Dan denga berat air 100 gr, berat
pengaduk serta calorimeter sebesar 70 gr. Pada logam pertama, kita melakukan 3
percobaan. Dengan percobaan pertama, didapatkan kalor jenis logam pertama (Cb1)
sebesar 0,17003 kal/g◦C. sedangkan pada percobaan kedua, didapatkan besar kalor
jenis logam pertama (Cb2) sebesar 0,175 kal/g◦C. Dan pada percobaan ketiga,
didapatkan besar kalor jenis logam pertama (Cb3) sebesar 0,0837 kal/g◦C. Dengan tiga
percobaan diatas, diperoleh rata-rata kalor jenis pada logam pertama dengan berat 20
gr sbesar 0,14291 kal/g◦C. Dan diperoleh juga hasil ∆Cb sebesar 0,05 kal/g◦. sehingga,
Cb rata-rata +-∆Cb adalah 0,14291+- 0,05 kal/g◦C.
Sehingga, pada logam kedua juga dilakukan 3 percobaan sama seperti logam
pertama. Namun, logam kedua memiliki berat yang lebih besar disbanding logam
pertama, yaitu logam kedua sebesar 60 gr. Pada percobaan pertama,diperoleh kalor
jenis logam kedua sebesar 0,08 kal/g◦C. Sedangkan pada percobaan kedua diperoleh
kalor jenis (Cb2) sebesar 0,056 kal/g◦C. Dan pada percobaan ketiga diperoleh kalor
jenis logam kedua (Cb3) sebsar 0,054 kal/g◦C.
Dan tiga percobaan diatas diperoleh rata-rata kalor jenis zat padat (logam
kedua) sebesar 0,063 kal/g◦C. Dan diperoleh juga ∆Cb adalah 0,063 +- 0,014 kal/g◦C.
Ternyata berdasarkan percobaan yang kita lakukan, dapat disimpulkan bahwa logam
pertama memiliki nilai kalor jenis lebih besar disbanding logam kedua. Sehingga,
semakin ringan suatu berat benda, maka kalor jenis nya semakin besar. Oleh karena
iyu, hubungan antara massa dengan kalor jenis berlawanan/ bertolak belakang.
Berdasarkan hasil percobaan, perubahan suhu pada logam pertama yang
massa nya 20 gr adalah sekisar 1-2◦C. namum, pada logam kedua yang beratnta 60 gr
memiliki perubahan suhu sekisar 2-3◦C. hal ini dpat disimpulkan bahwa logam pertama
meiliki perubahan suhu lebih kecil disbanding logam kedua.
Menurut teori yang ada, benda yang bersuhu rendah meiliki kalor yang sedikit.
Begitu juga sebaliknya. Benda yang bersuhu tinggi memiliki kalor jenis yang tinggi.
Namun, dalam percobaan kita tidak sesuai dengan teori yang ada yaitu benda yang
memilki perubahan suhu renda justru memiliki kalor jenis yang tinggi. Dan benda yang
bersuhu tinggi memiliki kalor jenis rendah. Sehingga, pada praktikum kita ini terjadi
kesalahan. Dan kesalahan tersebut dipengaruhioleh beberapa factor yaitu antara lain :
ketidaktelitian dalam membaca hasil timbangan neraca, ketidaktelitian dalam membaca
suhu pada thermometer, ketidakakuratan saat menimbang logam yang disebabkan
benang ikut ditimbang, tergesa gesa dalam percobaan, atau suhu ruangan masuk
kedalam calorimeter.
Adapun, aplikasi penerapan kalor jenis dalam kehidupan adalah pemanfaatan
termos. Termos berfungsi untuk menyimpan zat cair dalam waktu tertentu agar tetap
panas. Sehingga termos terbuat untuk mencegah perpindahan kalor secarakonduksi,
konveksi maupun radiasi. Selain itu juga dalam pemanfaatan kalor pada setrika. Setrika
terbuat dari logam yang bersifat konduktor dan penggaannya bersifat isolator. Lalu juga,
pemanfaatan kalor pada panic masak dan lemari dingin (kulkas) penurunan suhu dalam
kulkas disebabkan oleh penguapan Freon yang mengalir dalam pipa yang melewati
kulkas. Apabla Freon menguap dalam pipa yang terletak didalam ruang pembeku,
maka Freon akan menyerap kalor dari pembekuan.

Anda mungkin juga menyukai