Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN I

TETAPAN KALORIMETER DAN H2SO4

I. Tujuan
1. Menentukan tetapan calorimeter sebagai dasar percobaan yang lain.
2. Menentukan konsentrasi H2SO4
II. Landasan Teori
Kalor jenis (specific heat) suatu zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan
satu gram untuk menaikkan suhu sebesar 1℃. kapasitas kalor (heat capacity)
adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sebesar 1
derajat Celsius.

C=m.S
Kalor jenis merupakan sifat intensif, sedangkan kapasitas kalor
merupakan sifat ekstensif. Rumus diatas merupakan hubungan antara
kapasitas kalor dan kalor jenis (Chang,2005).

Alat yang paling sering digunakan untuk menghitung perubahan energy


adalah kalorimeter bom adiabatik. Perubahan keadaan yang dapat berubah
suatu reaksi kimia berawal dari suatu wadah bervolum tetap. Bom tersebut di
rendam di dalam air penyadah dan keseluruhan alat tersebut disebut dengan
kalorimeter.

Temperatur di dalam kalorimeter dan diluar calorimeter dioantau dan


diatur hingga memiliki nilai yang sama.hal ini bertujuan untuk meminimalisir
kalor yang keluar (Pettruci, 1987).

Q=C. ∆𝑇

Dalam kalorimeter perubahan temperature diperlukan dari hasil reaksi


sebanding dengan energy yang dibebaskan ataupun diserap sebagai kalor. Oleh
karena itu untuk menghitung nilai dari perubahan suhu( ∆𝑇) kita dapat
mengetahui ∆𝑈konvrsi dari kapasitas kalor (Ck) dari kalorimeter dengan
koefisien perbandingannya antara energi yang diberikan sebagai kalor dan
kenaikan temperatur.

Untuk mengukur C atau kapasitas dari kalor calorimeter dapat


dilakukan dengan pengaliran listrik melalui pemanas dalam calorimeter dan
kita dapat mengukur dari menentukan berapa banyak kerja yang diperlukannya
dari kalorimeter yang digunakan (Guntoro, 2000).
Dalam keadaan tertentu terdapat berbagai jenis konsentrasi H2SO4 yang
digunakan untuk banyaknya berbagai keperluan industri contohnhya 10%
asam sulfat digunakan untuk kepentingan laboratorium, 33,56% digunakan
untuk kepentingan di dalam baterai, 62 % digunakan untuk pupuk dan 73,61%
dapat digunakan untuk asam glover, untuk asam sulfat pekat adalah 98%.

Terdapat pula H2SO4 dalam ukuran berbagai kemurnian mutu teknik


H2SO4 didalam pelakuannya banyak hal yang perlu dipertimbangkan untuk
mengukur kadar perbandingan H2SO4 untuk kepentingan industri tersebut dan
dapat dimanfaatkan (Sadikin,2003).

Banyaknya kalor yang dapat dihasilkan suatu reaksi dapat diukur


dengan menggunakan suatu alat yaitu kalorimeter. Kalor dapat pula diukur
dengan mengukur jumlah total dari kalor yang diserap oleh lingkungannya
dapat menyerap air. Yang dihitung dengan menggunakan perkalian massa kalor
jenis dan kenaikkan suhu yang dialami didalam reaksi. Sedangkan kalor yang
diserap komponen lingkungan lain yaitu alat pengaduk, thermometer, dan
lingkungan lain sebagainya.
Perubahan energi pada reaksi kimia dapat kita pelajari dengan
menggunakan kalorimeter. Metode kalorimeter dapat dilakukan dengan metode
yang sederhana. Kalorimeter sederhana dapat digunakan untuk menjalankan
reaksi dengan kondisi tekanan uap yang tetap. Sesuai dengan hokum
termodinamika yang pertama yang berbunyi “Jika suatu sistem dikenai dengan
sembarang perubahan siklus maka kerja yang dihasilkan akan diserap dan
diberikan kepada lingkungan sama dengan panas yang diserap atau dilepas oleh
lingkungan”. Dengan sistem tersebut kita akan dengan mudah memperoleh nilai
entalpi dari suatu reakis yang setara dengan kalor jenis. Kalor yang diperlukan
antara pertukaran sistem dan lingkungannya pada tekanan yang tetap adalah
sama dengan perubahan entalp sistem. Dari proses pertukaran kalor perlu
diperhatkan bahwa daya serap atau bias juga dilihat kapasitas dari adsorb dari
kalorimeter).
Untuk mendapatkan kalorimeter yang memiliki karakteristik yang
diharapkan ( dengan sensitifitas yang tinggi dan periode yang pendek)
perhitungan kalorimeter yang dilakukan sebaiknya terdapapat pada berbagai
ukuran dan juga pada berbagai zat yang diisikan kepada kalorimeter.
Dengan demikian, perhitungan hanya dilakukan untuk ukuran tersebut.
Untuk menciptakan perubahan suhu yang baik dapat dilakukan dengan fungsi
variasi pada nilai panas gamma, baik unuk fungsi penambahan maupun untuk
fungsi pengurangan pada reaksi. Perhitungan juga dapat dilakukan dengan
pengujian beberapa nilai suhu air dari pendingin (Ginting dan Suparjo ,2012).

Pada dasarnya alat-alat tersebut memiliki cara kerja yaitu merubah energi
listrik yang mengalir pada kumparan kawat menjadi energi kalor. Sama halnya
dengan kalorimeter yaitu alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
(nilai kalor) yang dibebaskan. Kalorimeter merupakan suatu alat yang
digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan
atau reaksi kimia. Adanya kalor merupakan energi yang berpindah akibat
adanya perbedaan suhu. Hukum pertama thermodinamika menghubungkan
perubahan energi dalam suatu proses thermodinamika dengan jumlah kerja
yang dilakukan pada sistem dan jumlah kalor yang dipindahkan sistem. Pada
kalorimeter terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi kalor
sesuai dengan hukum kekekalan energi. (Dogra, 1999).

Hukum termodinamika yang sesuai dengan kalorimeter “Apabila pada


kondisi adiabatik dicampurkan dua macam zat yang temperature mula-mulanya
berbeda, maka pada kesetimbangan banyak kalor yang dilepaskan oleh zat yang
temperaturnya mula-mula tinggi, menjadi sama dengan banyaknya kalor yang
diserap oleh zat yang temperature mula-mulanya rendah. Pernyataan ini sesuai
dengan asas Black.

Kalor adalah energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat
berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Besarnya kalor yang terlibat
reaksi kimia dapat diukur dengan menggunakan kalorimeter. Harga air
kalorimeter adalah besarnya kalor yang diserap kalorimeter untuk menaikkan
10C dengan satuan Jk-1 (Muran, 2002).

Panas spesifik atau kapasitas panas spesifik (c) suatu zat adalah jumlah
kuantitas panas yang dibutuhkan untuk mengubah temperature dari satuan
massa zat sebesar satu derajat Celsius

∆𝑄
𝐶= 𝑎𝑡𝑎𝑢 ∆𝑄 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑇
𝑚. ∆𝑇

Ukuran SI c memiliki satuan J/Kg


Persoalan kalorimeter melibatkan pembagian energy termal antara
benda-benda yang pada awalnya panas antara benda-benda dan juga dingin
energinya kekal, maka persamaannya akan menghasilkan jumlah perubahan
panas sementara sama dengan nol. Disini panas yang mengalir keluar dari
sistemnya yang memilik temperatur yang lebih tinggi akan keluar dari
sistemnya secara numeric yang memiliki temperatur lebih rendah ini adalah
sesuai dengan azas black (Fatimah, 2015).
III. Prosedur Percobaan
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
-Kalorimeter
-Pengaduk
-Bahan isolasi
-Termometer
-Gelas ukur 50 mL
-Lampu spiritus
-Stopwatch
3.1.2. Bahan
-Larutan H2SO4
-Akuades
3.2. Skema Kerja
3.2.1. Menentukan Tetapan Kalorimeter

Air dingin

Dimasukkan ke gelas kimia

Dicatat suhu selama 30 detik

Dicatat Hasil

Air Panas

Dimasukkan ke kalorimeter

Dicatat suhu selama 30 detik

Air dingin

Dicampurkan ke kalorimeter

Diaduk dan diukur suhu

Air dingin

3.2.2. Pembentukan Konsentrasi H2SO4

Air

Dimasukkan Kalorimeter

H2SO4 X molar

Dicampurkan ke kalorimeter

Diaduk selama 30 detik catat waktu

Diulangi pengukuran dengan berbagai pengenceran

Hasil
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1.Menentukan Tetapan Kalorimeter
Berdasarkan hasil percobaan di laboratorium , untuk menentukan
tetapan calorimeter yang digunakan dilakukan dengan mencampurkan air
panas dan air dingin sebagai bahan dasar dari percobaan dengan wadah
kalorimeter yang digunakan untuk diukur tetapannya, untuk mengukur volume
dari larutan air dingin dan panas dapat digunakan gelas ukur.Berdasarkan
perlakuan yang dilakukan maka didapat

No. Air dingin Air Panas Pencampuran


Waktu(s) Td(℃) Wakt Tp(℃) Waktu(s) Tc(℃)
u(s)
1 30 29 30 58
2 60 29 60 56
3 90 29 90 54.5
4 120 29 120 52
5 150 29 150 50,5
6 180 29 180 49
7 210 29 210 48
8 240 29 240 47,5
9 270 29 270 47,5
10 300 29 300 47
11 330 pencampur 330 Pencampur
an an
12 30 40,5
13 60 40,5
14 90 40
15 120 40
16 150 40
17 180 40
18 210 40
19 240 40
20 270 40
21 300 40

Berdasarkan data yang didapat diatas maka diperoleh grafik untuk data yaitu
yang pertama adalah air dingin.
Air Dingin
35
30 y = 29
R² = 0
25
20
Suhu

15 Air Dingin
10 Linear (Air Dingin)
5
0
30 60 90 120 150 180 210 240 270 300
Waktu

Air dingin yang digunakan tetap konstan pada percobaan dengan nilai regresi 0
yang menyatakan tidak adanya korelasi antara perubahan waktu terhadap suhu
yang dihasilkan dari air dingin hal ini didapatkan kesalahan
Air dingin yang digunakan didalam percobaan adalah air pada kondisi
atmosfer pada percobaan di laboratorium yang berarti sesuai dengan kondisi
tekanan pada lingkungan.
Selanjutnya yaitu perubahan pada air panas yang ada didalam
percobaan menghasilkan grafik seperti berikut

Air Panas
70
60
y = -1.2545x + 57.9
50
R² = 0.9209
40
Suhu

30 Air Panas
20
Linear (Air Panas)
10
0
30 60 90 120 150 180 210 240 270 300
Waktu

Untuk hasil dari pengukuran air panas didalam calorimeter didapatkan


bahwa nilai dari regresi yang didapatkan mendekati 1 dimana hal ini
menandakan adanyak korelasi dan cukup valid terhadap hasil yang digunakan
untuk menyatakan bahwa semakin lama waktu yang dihasilkan akan mencapai
penurunan hingga suhu konstan.
Air panas yang digunakan adalah air yang dipanaskan dengan Bunsen dan
didapatkan suhu yang naik pada air. Selanjutnya dapat dikalibrasikan nilai dari
air panas dengan air yang dingin setelah dicampurkan pada kalorimeter yang
digunakan.

Campuran
40.6

40.4

40.2
Suhu

40 y = -0.0636x + 40.5
R² = 0.6364
39.8

39.6 Campuran
39.4
Linear (Campuran)
30 60 90 120 150 180 210 240 270 300
Waktu

Setelah air panas dan dingin dicampurkan didapatkan grafik seperti data diatas.
Hasil dari pencampuran ini dilihat bahwa nilai dari regresinya adalah lebih dari
0,5yang menyatakan korelasi pada data telah cukup baik.
Suhu akan turun dengan bertahap hingga didapatkan temperatur yang konstan
di dalam perlakuaannya. Setelah didapatkan data diatas maka didapatkan
tetapan kalorimeternya sebesar -5,374 J pada nilai Cknya. Hal ini menandakan
ada kalor yang dikeluarkan dari system ke lingkungan pada kalorimeter yang
menandakan bahwa reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis
Fungsi dari seluruh percobaan pertama yang dilakukan adalah untuk
menentukan berapa kapasitas kalor yang ada pada nilai kalorimeter yang
digunakan pada percobaan kali ini. Nilai 7 derajat yang muncul adalah tetapan
umum yang telah didapatkan dari handbook yang ada pada percobaan dan
ditetapkan untuk percobaan umum kali ini. Daya isolasi dari kalorimeter
mungkin kurang kuat sehingga didapatkan pada beberapa bagian dari
kalorimeter memberikan kebocoran pada beberapa sisi yang menyebabkan
bagian dari kalorimeter yang digunakan mengeluarkan panas dari dalam system
ke lingkungan.
4.2.Menentukan konsentrasi asam sulfat
Untuk mengukur konsentrasi asam sulfat digunakan data

Pengenceran V H SO Ta max Panas Mol zat Konsentrasi


2 4
(mL)
0 Pelarutan terlarut (mol) (M)
( C)
(kJ/mol)
0x 5 32 138,91 -3 -0,0714
-0,357 x 10
2x 5 31 138,91 -3 -0,0238
-0,119 x 10
3x 5 30,5 138,91 0 0

4x 5 30 138,91 -3 0,0238
0,119 x 10
5x 5 30 138,91 -3 0,0238
0,119 x 10

Percobaan selanjutnya adalah menghitung panas larutan. Larutan yang


digunakan adalah H2SO4 dengan konsentrasi yang tidak diketahui. Volume air
50 mL, volume H2SO4 adalah 5 mL, dan hasil perlakuannya dapat dibuat untuk
penentuan konsentrasinya .
Pada percobaan penentuan konsentrasi asam sulfat ini tidak didapatkan
hasil yang sama dengan literatur karena kesalahan dari kalorimeter yang
digunakan mengandung kebocoran pada alat tersebut.

Kalorimeter yang digunakan dalam percobaan ini adalah kalorimeter


sederhana dengan peralatan yang cukup sering dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan menggunakan botol dengan tutup diatasnya adalah
stirofoam pada bagian pelindung dari kalorimeter tersebut dengan gelas yang
dietakkan pada bagian dalam sebagai tempat untuk meletakkan sampel yang
digunakan. Diberikan 2 lubang pada bagian atas dari kalorimeter untuk
meletakkan batang pengaduk dan thermometer yang berfungsi sebagai
homogeny dari larutan serta pengukur suhu pada kalorimeter.
V. Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
1. Hasil tetapan kalorimeter yang didapat dari alat yang diuji adalah
sebesar -5,374 J/℃.
2. Hasil konsentrasi dari H2SO4 berturut-turut setelah pengenceran
adalah 0,09M ,0,03M, 0M, 0,03M.
5.2. Saran
Di dalam percobaan kalorimeter yang digunakan adalah
terjadi kebocoran , jadi diharapkan untuk menjaga suhu tetap stabil
diperlukan penahan suhu yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Chang,Raymond.2005.Kimia Dasar I.Jakarta:Erlangga.

Dogra,S.K.1990. Kimia Fisik dan Soal-soal. Jakarta : UI Press.

Fatimah,Is.2015.Kimia Fisika edisi I.Yogyakarta:Depublish.

Ginting,A dan Suparjo.2012.”Komparasi Analisis Reaksi Termokimia Matriks Ai


dengan Bahan Baka Um/Al menggunakan differensial thermal analys”.Jurnal
Kimia.Vol.18.no.1(1-58).

Guntoro.N.A.,2000, Fisika Terapan. Jakarta : Gudang Ilmu.

Moran,S.2002. Termodinamika Teknik. Jakarta : Erlangga. Mundilarto, 1983,


Materi Pokok Fisika Dasar II, Jakarta : UI-Press

Petrucci.R.H, 1987, Kimia Dasar Prinsip Terapan Moderen Jilid 2 Edisi


4. Jakarta: Erlangga.

Sadikin, 2003 , Kimia Larutan , Jakarta : Gudang Ilmu.

Sukardjo, 2002 , Kimia Fisika , Yogjakarta : Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai