Anda di halaman 1dari 10

PERCOBAAN KALORIMETER

Risky Bima Purnawan

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, INSTIPER Yogyakarta

ABSTRAK

Kalorimetri adalah ilmu dalam pengukuran panas dari reaksi kimia atau perubahan fisik. Kalorimetri termasuk
penggunaan kalorimeter. Katakalorimetri berasal dari bahasa Latin yaitu calor, yang berarti panas..Hal itu
membenarkan teori energi dinamik. Pengeluaran panas oleh makhluk hidup juga dapat dihitung oleh perhitungan
kalorimetri langsung (directcalorymetry), dimana makhluk hidup ditempatkan didalam kalorimeter untukdilakukan
pengukuran.Jika benda atau sistem diisolasi dari alam, maka temperatur harus tetapkonstan. Jika energi masuk atau
keluar, temperatur akan berubah. Selain itu Kalor adalah energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat
dipindah dari satu tempat ke tempat lain. Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu
reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
(nilai kalori) yang dibebaskan adalah kalorimeter. Dengan menggunakan hukum Hess, kalor reaksi suatu reaksi
kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan secara
eksperimen. Panas jenis suatu zat ialah jumlah panas dalam kalori, yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gr zat
tersebut setinggi 1o C. Dalam perhitungan kimia, digunakan istilah kapasitas panas, yaitu panas jenis per mole

Kata Kunci : Kalorimeter, Hokum Hess, Suhu, Panas Jenis

1. PENDAHULUAN
Kalorimetri adalah ilmu dalam pengukuran panas dari reaksi kimia atau perubahan fisik. Kalorimetri
termasuk penggunaan kalorimeter. Katakalorimetri berasal dari bahasa Latin yaitu calor, yang berarti
panas. Kalorimetri tidak langsung (indirect calorimetry) menghitung panas pada makhluk hidup yang
memproduksi karbondioksida dan buangannitrogen (ammonia, untuk organisme perairan, urea, untuk
organisme darat)atau konsumsi oksigen. mengatakan bahwa produksi panas dapat diperkirakan dari
konsumsi oksigen dengan menggunakan regresi acak.Hal itu membenarkan teori energi dinamik.
Pengeluaran panas oleh makhlukhidup juga dapat dihitung oleh perhitungan kalorimetri langsung
(directcalorymetry), dimana makhluk hidup ditempatkan didalam kalorimeter untukdilakukan
pengukuran.Jika benda atau sistem diisolasi dari alam, maka temperatur harus tetapkonstan. Jika energi
masuk atau keluar, temperatur akan berubah[1].
Energi akan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya yang disebut dengan panas dan kalorimetri
mengukur perubahan suhu tersebut, bersamaan dengan kapasitas panasnya, untuk menghitung
perpindahan panas.Kalorimetri adalah pengukuran panas secara kuantitatif yang masukselama proses
kimia. Kalorimeter adalah alat untuk mengukur panas darireaksi yang dikeluarkan [1].
Kalorimetri adalah pengukuran kuantitas perubahan panas. Sebagai contoh, jika energi dari reaksi
kimia eksotermal diserap air, perubahan suhu dalam air akan mengukur jumlah panas yang ditambahkan.
Kalorimeter digunakan untuk menghitung energi dari makanan denganmembakar makanan dalam
atmosfer dan mengukur jumlah energi yangmeningkat dalam suhu kalorimeter.Bahan yang masuk
kedalam kalorimetri digambarkan sebagai volume air,sumber panas yang dicirikan sebagai massa air dan
wadah atau kalorimeterdengan massanya dan panas spesifik. Keseimbangan panas diasumsikansetelah
percobaan perubahan suhu digunakan untuk menghitung energitercapai [2].
Selain itu Kalor adalah energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat dipindah dari satu
tempat ke tempat lain. Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi
kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah
kalor (nilai kalori) yang dibebaskan adalah kalorimeter. Dengan menggunakan hukum Hess, kalor reaksi
suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan standar, energi
ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada
energi yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter [3].
Hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi disebut termodinamika. Termodinamika
dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang menangani hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain energi
dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan [4].
Panas jenis suatu zat ialah jumlah panas dalam kalori, yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gr zat
tersebut setinggi 1o C. Dalam perhitungan kimia, digunakan istilah kapasitas panas, yaitu panas jenis per
mole [4].
Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi
kimia dalam sistem larutan misalnya reaksi netralisasi asam – basa / netralisasi, pelarutan dan
pengendapan. Pada dasarnya, kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada
kalorimeter. Berdasarkan perubahan suhu per kuantitas pereaksi kemudian dihitung kalor reaksi dari
reaksi sistem larutan tersebut. Kini kalorimeter larutan dengan ketelitian cukup tinggi dapat diperoleh
dipasaran. Pada kalorimeter ini, kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap / dilepaskan larutan
sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan Menurut [5].

2. MATERIAL DAN METODE


2.1 Material
Adapun bahan – bahan yang di gunakan di dalam praktikum kali ini adalah air dan 5 logam
( alumunium, seng, besi, tembaga, timah)
2.2 Alat/Instrumen
Adapun alat – alat yang di gunakan di dalam praktikum kali ini adalah pemanas listrik, panci uap,
pemanas 2 lapis, dudukan pemanas, kalorimeter, tutup kalorimeter, set logam, thermometer digital,
cangkir stainless, sumbat karet besar, sumbat karet kecil, selang silikon.
2.3 Prosedur kerja
2.3.1 Pengukuran kapasitas kalorimeter
Keringkan kalorimeter (termasuk termometer). Ukur massa kalorimeter m i menggunakan neraca,
keluarkan cangkir yang ada di dalam kalorimeter. Isi air dingin ke dalam cangkir sebanyak 1/3
bagian. Masukkan kemabli cangkir ke dalam kalorimeter. Ukur massa kalorimeter dan air
(termasuk termometer) mc. massa air dapat dihiting dengan m c-mi. Masukkan termometer ke dalam
cangkir kalorimeter, ukur suhu air dingin Tc. Tuang air kedalam cangkir stainless kemudian
letakkan cangkir di atas pemanas. Segera masukan air yang telah mendidih ke dalam cangkir kalori
meter sebanyak 2/3 bagian kemudian tutup kalorimeter dengan rapat. Amati termometer dan catat
suhu setimbangnya. Timbang massa total kalorimeter m h setelah ditambah air panas menggunakan
neraca. Massa air panas di peroleh mh-mc.
2.3.2 Pengukuran Kalor Jenis Logam
Pertama, massa logam lakukan dengan kelima jenis logam yang lain, kemudian masukkan logam
ke dalam kalorimeter dan tambahkan air dingin kedalam kalorimeter sampai logam tenggelam,
keudian catat dan amati, setelah itu gantungkan logan didalam tabung uap dengan mengikatnya
pada sumbat karet, masukkan thermometer dari sumbat karet, kemudian saat suhu mencapai 90ºC -
92ºC pindahkan porongan logam kedalam kalorimeter kemudian catat dan amati ulangi langkah
tersebut beberapa kali untuk setiap jenis logam.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Kapasitas Kalorimeter


Massa kalorimeter (termasuk termometer), m i (gram) 120
Massa total kalorimeter dan air dingin, mc (gram) 222
Suhu air dingin didalam kalorimeter, Tc (0C) 28,8
Suhu air panas Th (0C) 92,6
Suhu campuran T (0C) 76,8
Massa total kalorimeter dan air panas, mh (gram) 596
Kapasitas kalor kalorimeter, C (kal/0C) 21,14

Tabel 2. Pengukuran Kalor Jenis Logam


Al Kuningan Pb Zn (seng) Cu
(timbal) (tembaga)
Massa logam m1 (gram) 50 50 50 50 50
Massa total kalorimeter dan air dingin,
480 512 565 491 542
mc (gram)
Massa air dingin, m2 = mc – mi (gram) 430 462 515 441 492
Suhu kalorimeter dan air dingin, T2(0C) 23 22,8 22,7 23,2 22,8
Suhu logam, T1 (0C) 89,01 90,2 89,8 89,3 92
Suhu akhir campuran, T (0C) 68,2 66,02 63 67 69,8
Kalor jenis logam, S (kal/gram0C) 33,6 33,2 38,7 33,6 31,4
Kalor jenis logam berdasarkan
0,214 0,90 0,031 0,093 0,093
referensi, S0 (kal/0C)
Error (%) 183,71 38,43 1104,80 400,93 459,21

Adapun hasil pembahasan yang di dapat ialah Energi akan berpindah dari satu tempat ke tempat
lainnya yang disebut dengan panas dan kalorimetri mengukur perubahan suhu tersebut, bersamaan dengan
kapasitas panasnya, untuk menghitung perpindahan panas.Kalorimetri adalah pengukuran panas secara
kuantitatif yang masukselama proses kimia. Kalorimeter adalah alat untuk mengukur panas darireaksi
yang dikeluarkan. Selain itu Panas jenis suatu zat ialah jumlah panas dalam kalori, yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 gr zat tersebut setinggi 1o C. Dalam perhitungan kimia, digunakan istilah kapasitas
panas, yaitu panas jenis per mole [1].
Kalorimetri adalah pengukuran kuantitas perubahan panas. Sebagai contoh, jika energi dari reaksi
kimia eksotermal diserap air, perubahan suhu dalam air akan mengukur jumlah panas yang ditambahkan.
Kalorimeter digunakan untuk menghitung energi dari makanan denganmembakar makanan dalam
atmosfer dan mengukur jumlah energi yangmeningkat dalam suhu kalorimeter.Bahan yang masuk
kedalam kalorimetri digambarkan sebagai volume air,sumber panas yang dicirikan sebagai massa air dan
wadah atau kalorimeterdengan massanya dan panas spesifik. Keseimbangan panas diasumsikansetelah
percobaan perubahan suhu digunakan untuk menghitung energitercapai [2].
Dari pratikum ini di dapatkan hasil akhir berupa tabel ke 1 berupa pengamatan yang berisi hasil dari
perhitungan kapasitas kalorimeter dengan nilai Massa kalorimeter, m i 120, Massa total kalorimeter dan
air dingin, mc 222, Suhu air dingin didalam kalorimeter, Tc 28,8, Suhu air panas Th 92,6. Suhu campuran
T 76,8, Massa total kalorimeter dan air panas, m h 596 dan Kapasitas kalor kalorimeter, C (kal/ 0C) 21,14.
Selain itu di dapatkan hasi akhir berupa tabel ke 2 yang berupa pengukuran kalor jenis logam dengan
jumlah Kapasitas kalor kalorimeter, C = 21,14 kal/ 0C dan dengan Massa kalorimeter, m i = 120 gram.
Selain itu juga didapat hasil perhitungan Massa Jenia Air Dingin dengan Rumus : m 2 = mc – mi (gram),
yang mendapatkan hasil akhir (Al) mc = 430, kuningan m2 = 462, Pb= 515, Zn = 411 dan Cu= 492

4. KESIMPULAN
Kesimpulan yang di dapat ialah Kalorimeter adalah alat untuk mengukur panas darireaksi yang
dikeluarkan. Selain itu Panas jenis suatu zat ialah jumlah panas dalam kalori, yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 gr zat tersebut setinggi 1o C. Dalam perhitungan kimia, digunakan istilah kapasitas
panas, yaitu panas jenis per mole. Dari pratikum ini di dapatkan hasil akhir berupa tabel ke 1 berupa
pengamatan yang berisi hasil dari perhitungan kapasitas kalorimeter dengan nilai Massa kalorimeter, m i
120, Massa total kalorimeter dan air dingin, m c 222, Suhu air dingin didalam kalorimeter, Tc 28,8, Suhu
air panas Th 92,6. Suhu campuran T 76,8, Massa total kalorimeter dan air panas, m h 596 dan Kapasitas
kalor kalorimeter, C (kal/0C) 21,14. Selain itu di dapatkan hasi akhir berupa tabel ke 2 yang berupa
pengukuran kalor jenis logam dengan jumlah Kapasitas kalor kalorimeter, C = 21,14 kal/ 0C dan dengan
Massa kalorimeter, mi = 120 gram. Selain itu juga didapat hasil perhitungan Massa Jenia Air Dingin
dengan Rumus : m2 = mc – mi (gram), yang mendapatkan hasil akhir (Al) m c = 430, kuningan m2 = 462,
Pb= 515, Zn = 411 dan Cu= 492

REFERENSI
[1] Mahmud. 2010. “Penentuan Nilai Kalor Berbagai Komposisi Campuran bahan Bakar Minyak Nabati”.
Malang: Universitas Islam Negeri
[2] Nova, N. 2010. Fisika Dasar modul 8 kalorimeter. Bandung: Universitas Padjadjaranj Atinangor.
[3] Sutrisno. 1983. Fisika Dasar. Bandung : ITB
[4] Sukardjo. 2004. Kimia Fisika. Jakarta: PT Rineka Cipta
[5] Zaida. 2008. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Bandung: Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas
Padjadjaran
.
LAMPIRAN

1. Perhitungan
1.1 Kapasitas Kalorimeter

( mh−mc ) (T h−T ) m −m ¿
C= -( c i
T −T c
(596−222)( 92,6−76,8)
= −( 222−120)
76,8−28,8
= 21,14 kal/0
2.1 Massa Jenia Air Dingin
Rumus : m2 = mc – mi (gram)
(Al) mc = 480-5 = 430
(kuningan) m2 = 512-20 = 462
(Pb) = 565-50 = 515
(Zn) = 491-50 = 411
(Cu ) = 542-50 = 492
2.2 Kalor Jenis Logam
Kapasitas kalor kalorimeter, C = 21,14 kal/ 0C
Massa kalorimeter, mi = 120 gram

( m2+C ) (T +T 2)
S=
m 1 (T 1−T )

(430+21,14)(68,2+23)
SAl =
50 x( 89,01−68,2)

= 33,6

(462+ 21,14)(66,02+22,8)
SKun=
50 x ( 90,2−66,02)

= 33,2

(515+21,14)( 63+22,7)
SPb =
50 x (89,8−63)

= 38,7

(441+ 21,14)(67+23,2)
SZn =
50 x (89,3−67)

= 33,6

(492+ 21,14)(69,8+22,8)
Su =
50 x ( 92−69,8)

= 31,4

2.3 Persentase Error


(S−S 0)
Error (%) = x 100%
S0

(39,534−0,214)
Error (%)Al = x 100 %
0,214

= 18,71%

(35,495−0,90)
Error (%)Kun = x 100 %
0,90

= 38,43%

(34,286−0,031)
Error (%)Pb = x 100 %
0,031

= 1104,80%

(37,387−0,093)
Error (%)Zn = x 100 %
0,093

= 40,93%

(42,808−0,093)
Error (%)Cu = x 100 %
0,093

= 59,21%

Bukti Jurnal 1
Bukti Jurnal 2
Bukti Jurnal 3

Anda mungkin juga menyukai