Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PELAKSANAAN

PRAKTEK LAPANGAN
ACARA SABUN

Disusun Oleh :
Dika Erlangga
19/21423/THP/STPK

SARJANA TEKNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DAN


TURUNANNYA
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2022

i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN
ACARA PENGOLAHAN SABUN

Disusun oleh :
Dika Erlangga
19/21423/THP/STPK

Laporan Pelaksanan Praktek Lapangan ini diajukan kepada


Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Stiper Yogyakarta sebagai salah satu
syarat untuk mendapatkan nilai mata kuliah Praktek Lapangan di
Minat Sarjana Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit dan Turunannya dan telah
dipertahankan di hadapan dewan penguji pada tanggal 14 Juni 2022

Yogyakarta, 23 Juni 2022

Mengetahui dan Menyetujui


Dosen Pembimbing, Penulis,

(Dr. Ir. Ida Bagus Banyuro P, MS) (Dika Erlangga)

ii
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Tujuan.......................................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................3
A. Sabun........................................................................................................................3
B. Pengolahan Sabun.....................................................................................................4
III. ALAT BAHAN DAN PROSEDUR KERJA...........................................................6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................................8
C. Pembahasan............................................................................................................11
IV. KESIMPULAN.......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

iii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sabun merupakan campuran dari senyawa natrium dengan asam lemak yang
digunakan sebagai bahan pembersih tubuh, berbentuk padat, busa, dengan atau tanpa
zat tambahan lain serta tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Sabun dibuat dengan
dua cara, yaitu proses saponifikasi dan proses netralisasi minyak. Proses saponifikasi
minyak akan diperoleh produk sampingan yaitu gliserol, sedangkan proses netralisasi
tidak akan memperoleh gliserol. Proses saponifikasi terjadi karena reaksi antara
trigliserida dengan alkali, sedangkan proses netralisasi terjadi karena reaksi asam
lemak bebas dengan alkali.( Prabowo, A., dan Devi, F. P. 2017)

Sabun mengandung senyawa surfaktan, merupakan suatu oleokimia turunan


dimana salah satu molekulnya memiliki gugus hidrofobik (bagian non polar, suka
minyak/lemak) dan gugus yang lainnya bersifat hidrofilik (bagian polar, suka air),
sehingga dapat menyatukan campuran antara air dan minyak/lemak. Surfaktan
bekerja dengan cara menurunkan tegangan permukaan air, sehingga proses penarikan
kotoran pada kulit akan menjadi lebih mudah. Kotoran yang berupa partikel lemak,
keringat, maupun debu yang menempel di permukaan kulit akan terikat pada gugus
hidrofobik dan ikut tertarik saat dibilas oleh air. Hal inilah yang menyebabkan air
akan jauh lebih mudah menarik kotoran, karena tegangan permukaannya yang
semakin berkurang. Kandungan antibakteri yang terdapat dalam sabun
mengakibatkan sabun dapat mematikan bakteri pada kulit sehingga kulit menjadi
bersih dan terhindar dari paparan bakteri yang dapat mengkontaminasi. Selain itu
pemanfaatan sabun telah banyak dikembangkan menjadi produk yang memiliki
manfaat lain seperti melembabkan, memutihkan dan lain sebagainya. Sabun padat
memiliki keunggulan dari segi nilai ekonomis dan kestabilannya yang cenderung
lebih baik.( Rahadiana, P., Andayani L.S. 2014)

Sabun padat transparan merupakan salah satu inovasi sabun yang menjadikan
sabun lebih menarik. Sabun trannsparan mempunyai busa yang lebih halus

1
dibandingkan dengan sabun opaque sabun yang tidak transparan (Widiyanti, Yunita.
2017). Faktor yang dapat mempengaruhi transparansi sabun adalah kandungan
alkohol, gula, dan gliserin dalam sabun. Ketika sabun akan dibuat jernih dan bening,
maka hal yang paling penting adalah kualitas gula, alkohol, dan gliserin. Kandungan
gliserin baik untuk kulit karena berfungsi sebagai pelembab pada kulit dan
membentuk fasa gel pada sabun (Qisti, Rachmiati. 2015).

B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu merencanakan produksi sabun.
2. Mahasiswa mampu melakukan proses produksi sabun.
3. Mahasiswa mampu melakukan analisis sifat-sifat sabun yang dihasilkan.
4. Mahasiswa mampu merencanakan produksi lilin.
5. Mahasiswa mampu melakukan proses produksi lilin.
6. Mahasiswa mampu melakukan dihasilkan analisis sifat-sifat lilin yang

2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sabun
Sabun adalah garam alkali dari asam lemak dan dihasilkan menurut reaksi asam
lemak. Basa alkali yang umum digunakan untuk membuat sabun adalah natrium
(NaOH) dan amonia (NH4OH) sehingga rumus molekul selalu dinyatakan sebagai
RCOONa, RCOOK atau RCOONH4. Proses pembuatan sabun dikenal dengan istilah
saponifikasi. Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa
lemah/kuat.
Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak
alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar, bagian kepala bersifat hidrofilik dan
bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampu mengangkat
kotoran (biasanya lemak) dari badan atau pakaian. Lemak atau minyak yang
digunakan dapat berupa lemak hewani ataupun nabati, lilin, maupun minyak ikan
laut. Pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat. Sabun dengan jenis dan
bentuk yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah dipasaran seperti sabun mandi,
sabun cuci baik untuk pakaian maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga sabun
yang digunakan dalam industri.

Sabun adalah surfaktan atau campuran surfaktan yang digunakan dengan air untuk
mencuci dan membersihkan lemak (kotoran). Sabun memiliki struktur kimiawi
dengan panjang rantai karbon C12 hingga C16. Sabun bersifat ampifilik, yaitu pada
bagian kepalanya memiliki gugus hidrofilik (polar), sedangkan pada bagian ekornya
memiliki gugus hidrofobik (non polar). Oleh sebab itu, dalam fungsinya, gugus
hidrofobik akan mengikat molekul lemak dan kotoran, yang kemudian akan ditarik
oleh gugus hidrofilik yang dapat larut di dalam air.

3
B. Pengolahan Sabun
Sabun adalah bahan pembersih yang baik dan umum dipakai, karena mampu
membersihkan kotoran seperti debu serta sisa metabolisme. Hal terbaik dari sabun
sebagai pembersih yaitu kemampuannya untuk mengontrol sejumlah bakteri patogen
agar tidak memicu penyakit. Membersihkan kulit dengan sabun yang memiliki
kandungan zat antiseptik ialah salah satu upaya untuk mencegah penyakit yang
diakibatkan oleh bakteri pada kulit. Kandungan saponin pada aloe vera mempunyai
kemampuan untuk membersihkan serta bersifat antiseptik. Accemanan yang
terkandung dalam aloe vera berperan sebagai anti virus, anti bakteri, serta anti jamur.
Tidak hanya mampu membunuh bakteri. Aloe vera sebagai bahan pembuat sabun
dapat membuat kulit lebih lembut dikarenakan kandungan lignin yang bermanfaat
untuk menjaga kelembaban kulit, sehingga tidak terjadi penguapan yang berlebihan

1. Minyak Nabati
Minyak nabati adalah minyak yang disari/diekstrak dari berbagai
bagian tumbuhan. Minyak ini digunakan sebagai makanan, bahan
penggorengan, pelumas, bahan bakar, bahan pewangi (parfum), pengobatan, dan
berbagai penggunaan industry.
a. Minyak Kelapa Sawit
Minyak sawit adalah minyak nabati yang didapatkan dari mesocarp buah
pohon kelapa sawit, umumnya dari spesies Elaeis guineensis, dan sedikit dari
spesies Elaeis oleifera dan Attalea maripa. Minyak sawit secara alami
berwarna merah karena kandungan alfa dan beta-karotenoid yang tinggi.
b. Minyak Kelapa
Minyak kelapa adalah minyak nabati yang diekstrak dari daging buah kelapa.
Berdasarkan teknik ekstraksinya, minyak kelapa bisa dikelompokkan atas tiga
jenis: Minyak Kelapa Virgin, Minyak Kelapa Non-RBD, dan Minyak Kelapa
RBD.
2. NaOH
NaOH adalah singkatan dari natrium hidroksida atau sodium hidroksida atau
dikenal sebagai soda kaustik atau soda api di industri. NaOH dalam suhu ruang

4
berbentuk kristal putih tidak berbau dan bersifat sangat higroskopis (menyerap
kelembaban udara). Dilansir dari National Library of Medicine, natrium
hidroksida saat dilarutkan dalam air atau dinetralkan dengan cairan asam akan
melepaskan panas yang cukup untuk menyalakan bahan mudah terbakar.Dan
kemudian NaOH akan membentuk cairan beningyanglebihkentaldariair.
3. Pewangi
Pewangi ialah suatu zat bahan bila dicampurkan pada
produk sabun seperti sabun wajah dan sabun badanyang bertujuan untuk menutupi
bau yang tidak enak. Jumlah umum yang diperlukan sekitar 0,05% hingga 2% 
untuk campuran sabun. Pewarna digunakan untuk membuat produk agar lebih
menarik.
4. Pewarna
Pewarna pada sabun berfungsi untuk men ingkatkan estetika sabun atau dapat
mempercantik sabun yang dibuat. Ada beberapa jenis pewarna yang dapat
digunakan untuk mewarnai sabun yaitu
a. Pewarna makanan
Jenis pewarna ini hanya cocok untuk mewarnai sabun cair, hot process
atau melt and pour. Namun, jenis pewarna ini tidak tahan terhadap kondisi
yang basa (pH tinggi atau alkaline). Ketika membuat sabun dengan Teknik
cold process, adonan sabun masih terlalu basa sehingga jika ditambahkan
pewarna makanan maka pewarnanya akan berubah menjadi pudar dan tidak
sesuai dengan warna aslinya.
b. Pigmen
Pigmen merupakan pewarna yang diperoleh dari hasil penambangan dari
dalam bumi. Pewarna ini menghasilkan warna yang tetap stabil untuk pH
tinggi dan tidak berubah, pudar maupun luntur, cenderung menghasilkan
warna yang gelap dan tidak tembus pandang. Ada berbagai macam jenis
pigmen yang tersedia antara lain iron oxide, titanium dioxide, ultramarine,
zinc oxide, lake pigment dan lainnya.

5
III. ALAT BAHAN DAN PROSEDUR KERJA
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan pembuatan sabun yaitu: hand
blender, timbangan, cetakan sabun, tabung reaksi, vortex, ph-meter, spatula,gelas
ukur 100ml,gelas ukur plastik 1Liter, minyak goreng sawit, minyak kelapa, NaOH,
aquadest, pewarna, essential oil
B. Prosedur Kerja
1. Proses pembuatan sabun
a.Buat larutan NaOH dengan cara melarutkan 50 gr NaOH ke dalam 150 ml
aquadest, aduk dengan menggunakan spatula hingga homogen), lalu diamkan
hingga suhu turun menjadi 30 40°C.
b. Timbang minyak goreng sawit sebanyak 200 gr dan minyak kelapa
sebanyak 100 gr, campurkan dan aduk dengan menggunakan hand blender
hingga homogen. Tuang ke dalam gelas ukur plastik 1 L.
c.Tambahkan larutan NaOH perlahan-lahan, Aduk hingga tercapai kondisi trace.
Trace adalah kondisi dimana sabun sudah terbentuk dan merupakan akhir dari
proses pengadukan. Tandanya adalah ketika campuran sabun mulai mengental.
Apabila disentuh dengan solet, maka beberapa detik bekas solet tadi masih
membekas
d. Tambahkan pewarna, essential oil 3% atau zat aditif lainnya saat kondisi
trace.
e.Aduk beberapa detik hingga merata.
f. Hentikan pengadukan. Tuang ke dalam cetakan sabun.
g. Diamkan hingga memadat (1-2 hari). Simpan sekurang kurangnya 3
minggu sebelum dipakai.
2. Lakukan Analisa
a.Uji stabilitas (foamability) busa Sebanyak 1 gram sabun ditimbang dan
dilarutkan dalam 10 ml aquadest. Masukkan 5 ml sabun yang telah dilarutkan ke
dalam tabung reaksi kemudian digojog dengan bantuan vortex selama 12 menit.
b. Amati busa yang terbentuk dan catat tinggi busa sabun (a cm). Diamkan
busa selama 2 menit. Setelah 2 menit, catat tinggi busa yang terbentuk (b cm).

6
c. Uji pH Timbang 5 gram sampel lalu larutkan dengan air suling/aquadest
ke dalam erlenmeyer hingga 50 ml. Celupican pH meter ke dalam larutan
sampel, catat pH yang tertera
3. Diagram Alir
Pembuatan Sabun

Dibuat larutan NaOH 50 gr


campur kedalam 150 gr aquades

Ditimbang minyak goreng 200gr


dan minyak kelapa 100gr

Ditambahkan larutan NaOH dan


aduk hingga trace

Ditambahkan pewarna 3% dan


tuangkan ke cetakan sabun

Diaduk beberapa detik hingga


homogen

Dituang kedalam cetakan sabun

Diamkan hingga memadat 1-2


hari

Dilakukan Analisa

Diagram Alir 1. Pembuatan Sabun

7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktek Lapangan
Hari Acara Kegiatan Hasil

Tangga
l

Pengamatan Persentase Perbandingan :


perbandingan minyak
goreng sawit dan Minyak goreng sawit : 66,
minyak kelapa 67% (200 gram)

Minyak kelapa :

33,33 % (100 gram)

Pengamatan Persentase perbandingan


perbandingan NaOH
dan akuades NaOH :

33,33 % (50 gram)

Akuades :
Pencampuran
66,67% (150 gram)

Pengamatan lama
proses pencampuran
hingga tercapai kondisi 2 menit
trace

Pengamatan jumlah 4 % (12ml)


essential oil yang
digunakan

Pengamatan Warna : Kuning


organoleptik
Aroma : Melati

Tekstur: Keras

Uji Stabilitas Busa Tinggi busa awal :6 cm

8
Analisis Tinggi busa akhir : 5 cm

Ketahanan Busa : 16,67%

Analisis Uji pH 10
Ekonomi

Analisa ekonomi Rp. 77.623


(Harga pokok
penjualan)

Harga Jual Rp. 5.865

B. Analisa Ekonomi
a. Biaya Produksi
1. Total Variabel Cost
a). Biaya Pengemas 300 ml minyak
20 batang sabun x Rp. 300 = Rp. 6.000/kg
b) Pembelian bahan baku untuk 200 batang sabun
bahan baku Rp. 33.476 = 33.476/kg
Total TVC = Rp. 36.470/kg

No Ingredients Quantity Cost Total Cost

1 Minyak Kelapa 100 gr Rp. 37.100 Rp. 3.710

2 Minyak Kelapa Sawit 200 gr Rp. 23.500 Rp. 4.700

3 NaOH 50 gr Rp. 40.000 Rp. 2.000

4 Pewarna 2 ml Rp. 17.000 Rp.566

5 Fragrance Oil 12 ml Rp. 75.000 Rp. 22.500

TOTAL

2. Total Fixed Cost


a) Biaya penyusutan alat

9
No Alat Q Harga Sub Total Maksa Penyusutan/hari
Pakai(h)

1 Hand 1 Rp. 230.000 Rp. 230.000 10 63,01


Blender

2 Gelas Ukur 2 Rp. 14.000 Rp. 28.000 5 15,34


Plastik

3 Spatula 2 Rp. 2.600 Rp. 5.200 5 2,84


Plastik

4 Gelas Ukur 1 Rp. 125.000 Rp. 125.000 5 68,49


Kaca

5 Gelas Beker 1 Rp. 32.000 Rp. 32.000 5 17,53

6 Termometer 1 Rp. 30.000 Rp. 30.000 5 16,43

7 Centong 1 Rp. 1.900 Rp. 1.900 5 1,04

8 Cetakan 4 Rp. 63.000 Rp. 252.000 5 138,08


Sabun

9 Pipet tetes 10 Rp. 1.000 Rp. 10.000 - 10.000

10 Timbangan 1 Rp. Rp. 5 4,931


9.000.000 9.000.000

Total Penyusutan 15,253

b) Biaya tenaga kerja ( 1 orang x Rp 7,950 x 4 jam x 26 hari) = Rp.


15.900/hari
c) Biaya listrik dan air Rp.90.000/bulan = Rp. 3000/hari
d) Biaya maintenance alat Rp. 60.000/bulan = Rp. 2000/hari
e) Biaya sewa Gedung Rp. 150.000/bulan = Rp. 5.000/hari
TOTAL TVC = Rp. 41.153/bulan
3. Total Cost

10
a) Total TVC = Rp. 36.470/bulan
b) Total TFC = Rp. 41.153/bulan
TOTAL TC = 77.623/bulan
4. Harga pokok produksi
TC
HPP =
Q
Rp 77.623
HPP = = 258 ml/gr
300 ml
Harga jual−hargamodal Rp 500−258
5. Margin = = = 48,4%
harga jual 500
6. Harga jual
Harga jual = Rp. 258 + ( Rp. 258 x 0,48 = 123,84
Harga jual = Rp. 258 + Rp. 123,84
Harga jual = Rp. 381,8/ml
Harga jual = Rp. 5.865/batang sabun

C. Pembahasan
Sabun dibuat dari hasil hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam
kondisi basa atau disebut juga dengan reaksi Saponifikas seperti ditunjukkan pada
gambar 2. Sabun yang dibuat dengan NaOH lebih lambat larut dalam air
dibandingkan dengan sabun yang dibuat dengan KOH, Sabun yang terbuat dari alkali
kuat (NaOH, KOH) mempunyai nilai pH antara 9,0 sampai 10,8 sedangkan sabun
yang buat dari alkali lemah (NH4OH) akan mempunyai nilai pH yang lebih dah yaitu
8,0 sampai 9,5.+ H,C.
Sabun memiliki 2 sifat yaitu sifat hidrofil adalah gugus molekul selalu menuju ke
air atau suka air. Hidrofob yaitu gugus rantai karbon selalu menjauhi air atau tidak
suka air, namun tertarik ke mnyak atau disebut juga dengan ekor sabun . sabun dibuat
dari hasil hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa atau
disebut juga dengan reaksi saponifikasi.
Dalam pembuatan sabun kami memakai minyak kelapa sawit 200 gram dan
minyak kelapa 100 gram,NaOH 50 gram dan akuadest 150 gram dan pengamatan
lama proses pencampuran selama 2 menit, memakai essential oil yang digunakan

11
12ml . sabun yang dibuat berwarna kuning dan aroma melati dan bertekstur keras. Uji
stabilitas busa memiliki tinggi busa awal 6cm dan tinggi busa akhir 5cm dan memiliki
ketahanan busa 16,67 %. Dalam pembuatan sabun uji pH 10.
Adapun langkah kerja pembuatan sabun yaitu buat larutan Naoh dengan cara
melarutkan 50gr NaOH ke dalam 150ml aquadest, timbang minyak kelapa sawit
sebanyak 200 gr dan minyak kelapa sebanyak 100gr, tambahkan larutan NaOH
perlahan-lahan, tambahkan pewarna essential oil atau zat aditif lainnya dan aduk
beberapa detik hingga merata. Setelah pembuatan sabun lakukan Analisa seperti uji
stabilitas dan uji Ph.
Sabun merupakan bahan pembersih kotoran dan lemak yang menempel di
permukaan kulit. Sabun terbentuk dari reaksi saponifikasi trigliserida dengan
menggunakan alkali. Salah satu trigliserida yang dapat digunakan dalam pembuatan
sabun adalah minyak sawit. Sabun dapat dibagi atas 2 berdasarkan wujudnya yaitu
sabun padat dan sabun cair dengan kelebihan dan kekurangan masingmasing.
Walapun sabun cair mempunyai lebih banyak keunggulan, namun sebagian besar
masyarakat masih menggunakan sabun padat sebagai bahan pembersih sewaktu
mandi. Pemakaian sabun batangan yang digosok ke permukaan kulit, membuat secara
tak langsung kotoran dan sel kulit mati terangkat .
Sabun merupakan bahan pembersih kotoran dan lemak yang menempel di
permukaan kulit. Sabun terbentuk dari reaksi saponifikasi trigliserida dengan
menggunakan alkali. Salah satu trigliserida yang dapat digunakan dalam pembuatan
sabun adalah minyak sawit.

12
IV. KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan analisis hasil serta pembahasan pembuatan sabun maka
dapat diambil kesimpulan anatara lain :
1. Sabun yang dibuat adalah sabun padat yang berbasis minyak kelapa sawit dan
minyak kelapa
2. NaOH dalam pembuatan sabun padat digunakan untuk sabun pembersih pakaian
misalnya berupa garam Na-Palmitat, Na- Stearat
3. Macam macam sabun padat ada 3 jenis yaitu sabun tidak transparan, sabun
transparan dan sabun agak transparan
4. Metode dalam pembuatan sabn padat adalah metode panas, metode semi panas,
dan metode dingin.
5. Dalam pembuatan sabun padan memiliki 6 mutu yaitu : uji kadar air, uji alkali
bebas, uji asam lemak bebas, uji derajat keasaman, uji lemak tidak tersabunkan,
dan uji tambahan

13
DAFTAR PUSTAKA
Prabowo, A., dan Devi, F. P. 2017. Pembuatan Sabun Transparan dari Minyak Kelapa
dengan Penambahan Ekstrak Buah Mengkudu Menggunakan Metode Saponifikasi
NaOH [Tugas Akhir]. Surabaya: Departemen Teknik Kimia Industri. ITS

Rahadiana, P., Andayani L.S. 2014. Pabrik Sabun Transparan Beraroma Terapi dari
Minyak Jarak dengan Proses Saponifikasi Trigliserida Secara Kontinyu. Program
Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS.

Qisti, Rachmiati. 2015. Sifat Kimia Sabun Transparan dengan Penambahan Madu pada
Konsentrasi yang Berbeda. Bogor, Program Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor

Widiyanti, Yunita. 2017. Kajian Pengaruh Jenis Minyak terhadap Mutu Sabun
Transparan. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai