Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan laporan praktikum kimia
pembuatan sabun mandi padat ini dengan lancar mulai dari tahap persiapan hingga tahap
penyelesaian laporan.
Dalam penyusunan laporan ini, kami mendapat banyak bimbingan serta petunjuk dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami tak lupa mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada Bapak H. Ismadi Rajab, M.Pd. selaku guru pengampu mata pelajaran
kimia yang telah membimbing kami dalam pembuatan laporan ini. Kedua, kepada
kedua orang tua kami yang telah memberikan bantuan baik moril, material, maupun
spiritual sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini. Yang terakhir, kepada
teman-teman yang telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan laporan ini, sehingga
laporan ini dapat diselesaikan,
Kami menyadari bahwa penyusun laporan ini masih jauh dari sempurna. Karena
pengalaman dan pengetahuan kami yang terbatas. Oleh karena itu, saran dan kritik dari
semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan laporan ini di masa mendatang.
Semoga laporan yang kami hasilkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh
masyarakat. Selain itu, kami selaku penulis juga berharap laporan yang kami hasilkan
dapat membantu banyak pihak dan menjadi referensi untuk penelitian-penelitian lain
yang akan mendatang.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sabun merupakan produk kimia yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari. Pembuatan sabun telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu. Metode
pembuatan sabun pada zaman dahulu tidak berbeda jauh dengan metode yang
digunakan saat ini, walaupun tentunya kualitas produk yang dihasilkan saat i ni jauh
lebih baik. Sabun dibuat dengan metode saponifikasi yaitu mereaksikan trigliserida
dengan soda kaustik (NaOH) sehingga menghasilkan sabun dan produk samping
berupa gliserin. Bahan baku pembuatan sabun dapat berupa lemak hewani maupun
lemak/minyak nabati. Penggunaan sabun dalam kehidupan sehari-hari sudah tidak
asing lagi, terutama sesuai dengan fungsi utamanya yaitu membersihkan. Berbagai
jenis sabun ditawarkan dengan beragam bentuk mulai dari sabun cuci (krim dan
bubuk), sabun mandi (padat dan cair), sabun tangan (cair) serta sabun pembersih
peralatan rumah tangga (krim dan cair). (Apriana, 2013).
Sabun tersusun dari asam lemak, minyak dan lilin, dimana senyawa itu
mengandung ikatan tidak jenuh yang akan mudah teroksidasi. Reaksi tersebut ditandai
dengan keluarnya bau tengik pada sabun. Untuk menjaga kualitas sabun dari reaksi
oksidasi diperlukan bahan antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat
menghambat atau mencegah terjadinya oksidasi pada substrat ya ng mudah teroksidasi
dan telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Antioksidan berfungsi sebagai
senyawa yang dapat menghambat reaksi radikal bebas penyebab penyakit
karsinogenis, kardiovaskuler dan penuaan dalam tubuh manusia serta menangkal
radikal bebas yang berasal dari polusi, radiasi dan asap rokok. Antioksidan diperlukan
karena tubuh manusia tidak memiliki sistem pertahanan antioksidan yang cukup,
sehingga apabila terjadi paparan radikal berlebihan, maka tubuh membutuhkan
antioksidan eksogen (berasal dari luar). (Muchtadi dalam Arsyad, 2014). Berdasarkan
sumbernya antioksidan dikelompokkkan menjadi dua, yaitu antioksidan yang
diperoleh secara alami 2 (antioksidan alami) dan sintetik (antioksidan sintetik).
4
B. Tujuan
1. Membuktikan reaksi pembuatan sabun
2. Mengetahui proses pembuatan sabun
3. Menambah wawasan mengenai saponifikasi
C. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan saponifikasi?
2. Apa fungsi NaOH dalam pembuatan sabun?
3. Apa reaksi yang dihasilkan dalam pembuatan sabun?
D. Manfaat
Adapun manfaat yang ingin diperoleh oleh wawancara ini adalah:
1. Secara teoritis praktikum ini diharapkan dapat menambah khasanah,
pengetahuan, dalam hal penerapan reaksi kimia untuk pembuatan sabun dalam
kehidupan sehari-hari. Serta hasil praktikum ini dapat dipakai sebagai referensi
praktikum selanjutnya.
2. Secara praktis wawancara ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan
dan bahasan pertimbangan bagi semua pihak dalam memahami penerapan
reaksi kimia untuk pembuatan sabun dalam kehidupan sehari-hari. Serta
memberikan manfaat bagi semua pihak.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sabun
6
B. Saponifikasi
C. Minyak Kelapa
Minyak kelapa telah digunakan sebagai minyak makan selama ribuan tahun
dan sampai sekarang masih digunakan oleh masyarakat di daerah tropis. Minyak
kelapa dapat dimamfaatkan untuk keperluan pangan, seperti minyak goreng, bahan
margarin dan mentega putih. Sementara itu, pemamfaatan minyak kelapa untuk
keperluan non-pangan antara lain sebagai minyak lampu serta bahan pembuat sabun
dan kosmetika. Minyak kelapa secara fisik berwujud cairan yang berwarna bening
sampai kuning kecoklatan dan memiliki karateristik bau yang khas. Warna pada
minyak kelapa disebabkan oleh zat warna dan kotoran-kotoran lainnya. Zat warna
alamiah yang terdapat pada minyak kelapa adalah karoten yang merupakan
hirokarbon tidak jenuh dan tidak stabil pada suhu tinggi. Warna minyak kelapa
dipengaruhi oleh bahan dasar dan suhu selama proses pengolahan (Ketaren, 1986).
Minyak kelapa mengandung 84% trigliserida yang ketiga asam lemaknya
jenuh, 12% yang kedua asam lemaknya jenuh dan satu asam lemaknya tidak jenuh
serta mengandung 4% trigliserida yang satu asam lemaknya jenuh dan dua asam
lemaknya tidak jenuh. Trigliserida terdiri atas 96% asam lemak dan gliserol
4%. Asam lemak penyusun minyak kelapa terdiri atas 94% asam lemak jenuh dan 6%
asam lemak tidak jenuh. Berdasarkan komposisi tersebut, sifat fisiko-kimiawi minyak
dapat ditentukan dari sifat fisiko-kimia asam lemaknya. Pada golongan asam lemak
jenuh, asam laurat merupakan komponen utama sekitar 44,0 – 52,0, diikuti oleh asam
miristat (13 -19%) dan asam palmitat (7,5 – 10,5%) (Alamsyah, 2005).
7
BAB III
PEMBAHASAN
3. Aquades 250 Ml
4. NaOH 150 Gr
5. Pewarna sabun 30 Ml
6. Essential oil 10 Gr
7. Cetakan 4 Buah
9. Spatula 1 Buah
8
C. Cara Kerja
1. Mencuci semua alat dan menyiapkan semua bahan yang akan digunakan.
Gunakan sarung tangan, jas laboratorium, dan kaca mata selama praktikum
untuk melindungi anggota tubuh dari hal yang tidak diinginkan
2. Setelah itu tuangkan aquadest yang sudah diukur menggunakan gelas ukur ke
dalam gelas kimia 250 ml, tambahkan NaOH yang sudah ditimbang
menggunakan neraca O`hauss sedikit demi sedikit sambil diaduk
menggunakan batang pengaduk secara perlahan hingga suhu larutan NaOH
sama dengan suhu ruangan dan warna larutan berubah menjadi bening.
Hindari menghirup uap NaOH yang sedang dilarutkan dalam aquadest dan
memegang gelas kimia yang berisi larutan NaOH yang sedang panas.
3. Selanjutnya tuangkan minyak kelapa (barco) dan minyak zaitun (sari ayu) ke
dalam gelas kimia 2000 ml dan aduk perlahan menggunakan sutil kayu
hingga tidak ada gelembung udara di dalam minyak.
4. Kemudian tuangkan larutan NaOH yang sudah larut, warnanya sudah bening,
dan suhunya sudah sama dengan suhu ruangan ke dalam gelas kimia 2000 ml
yang berisi campuran minyak kelapa (barco) dengan minyak zaitun (sari ayu)
secara perlahan sambil diaduk menggunakan sutil kayu hingga teksturnya
berubah menjadi kental dan warnanya menjadi warna putih
5. Jika teksturnya sudah kental dan warnanya menjadi warna putih, tuangkan
pewarna sabun dan essential oil dan aduk kembali hingga warna dan wanginya
merata.
6. Siapkan cetakan sabun kemudian tuangkan adonan sabun ke dalam cetakan dan
ratakan permukaannya sambil digoyang-goyangkan atau bentuk permukannya
sesuai dengan selera supaya ketika sabunnya sudah mengeras terdapat variasi
bentuk.
7. Simpan dan diamkan adonan sabun hingga mengeras di dalam ruangan selama
1 minggu.
8. Jika sudah mengeras potonglah sabun sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
9
D. Pembahasan
Ternyata sabun dibuat dari bahan dasar lemak dan basa kuat melalui proses
reaksi substitusi. Reaksi substitusi merupakan reaksi penggantian atom/gugus atom
oleh atom/gugus atom yang lain. Reaksi substitusi banyak terjadi pada senyawa
turunan alkana. Contonya pada pembentukan senyawa alkil halide dari alcohol berikut
ini.
CH3 CH2 – OH + H – Cl –> CH3 CH2 – Cl + H – OH
Gugus – OH pada alkohol di substitusi oleh atom Cl yang berasal dari asam
clorida sehingga membentuk etil klorida serta air. Reaksi di atas serupa dengan reaksi
saponifikasi yang akan di bahas berikut ini.
10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
A. Dokumentasi Praktikum
13
14
B. Dokumentasi Alat dan Bahan
15
TABEL PENILAIAN
1.
2.
3.
4.
5.
16