Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KIMIA TERAPAN

“PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING DARI JERUK NIPIS DENGAN


PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN PANDAN”

Dosen pengampu: Dr. Abdul Gani, M.Si.


Mata Kuliah Kimia Terapan

DISUSUN OLEH:

Nama : Rina Kartika


NIM : 2106103040072
Prodi : Pendidikan Kimia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menuliskan
laporan ini sebagaimana mestinya. Kemudian shalawat beserta salam tak lupa dan
tak bosan-bosannya kita curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang
telah membawa umatnya dari alam jahiliyah menuju ke alam islamiyah serta ilmu
pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat sekarang ini.
Alhamdulillah berkat petunjuk dan anugerah yang Allah SWT berikan
kepada penulis hingga penulis berhasil menyelesaikan laporan yang berjudul
“Pembuatan sabun cuci piring dari jeruk nipis dengan penambahan ekstrak daun
pandan” yang ditulis sebagai persyaratan memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia
Terapan.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu Mata
Kuliah Kimia Terapan, Bapak Dr. Abdul Gani, M.Si., yang telah memberikan
ilmu dan bimbingan sehingga penulis mampu menyelesaikan proposal ini.
Penulis sangat menyadari bahwa proposal ini jauh dari kata kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis memohon kritik serta saran yang membangun sehingga
diharapkan mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.

Darussalam, 03 November
2023

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
BAB II METODE PELAKSANAAN PROYEK.................................................3
2.1 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan................................................................3
2.2 Alat Dan Bahan.............................................................................................3
2.2.1 Alat..........................................................................................................3
2.2.2 Bahan......................................................................................................3
2.3 Prosedur Pembuatan....................................................................................3
2.4 Analisis Mutu................................................................................................4
2.4.1 Gambaran Umum Produk....................................................................4
2.4.2 Kelebihan (Streangth)............................................................................5
2.4.3 Kelemahan (Weaknes)...........................................................................5
2.4.4 Peluang (Opportunity)............................................................................5
2.4.5 Ancaman (Thearty)................................................................................6
2.5 Analisis Ekonomi..........................................................................................6
2.5.1. Modal.....................................................................................................6
2.5.2 Hasil Usaha.............................................................................................7
2.5.3 Laporan Laba atau Rugi.......................................................................7
2.5.4 Break Event Point (BEP).......................................................................7
2.5.5 Benefit Cost (B/C) Ratio........................................................................7
2.5.6 Return of Infestment (ROI)..................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................8
3.1 Hasil Percobaan............................................................................................8
3.2 Pengertian Produk Sabun Cuci Piring.......................................................8
3.3 Kandungan Dari Produk Sabun Cuci Piring.............................................9
BAB V PENUTUP................................................................................................11
4.1 KESIMPULAN...........................................................................................11
Daftar Pustaka......................................................................................................12
LAMPIRAN..........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sabun merupakan produk yang dihasilkan dari reaksi penyabunan
asam lemak dengan alkali. Minyak yang umum digunakan dalam
pembentukan sabun adalah trigliserida (Bunta, 2019).
Penggunaan sabun dalam kehidupan sehari-hari sudah tidak asing lagi,
terutama sesuai dengan fungsi utamanya yaitu membersihkan. Berbagai jenis
sabun ditawarkan dengan beragam bentuk mulai dari sabun cuci (krim dan
bubuk), sabun mandi (padat dan cair), sabun tangan (cair) serta sabun
pembersih peralatan rumah tangga (krim dan cair). (Qaishum dkk, 2019).
Sabun sebagai salah satu kebutuhan utama untuk mendapatkan standar
kebersihan yang baik dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam kebutuhan
pokok, tetapi sabun tidak termasuk dalam kelompok kebutuhan primer.
Pemenuhan akan sabun seringkali dianggap sebagai kebutuhan sekunder,
karena kebutuhan primer (sandang, pangan, papan) merupakan kebutuhan
yang wajib untuk dipenuhi setiap hari. Konsumsi sabun yang terus menerus
setiap harinya, menyebabkan kebutuhan pengadaan sabun yang membutuhkan
biaya yang tidak sedikit.
Berbagai jenis merek sabun cuci banyak beredar dengan berbagai
macam harga. Perkembangan zaman sabun cuci piring tidak asing lagi.
Pasalnya sabun cuci piring ini digunakan setiap hari untuk membersihkan
peralatan dapur yang kotor. Sabun cuci piring mempunyai dua bentuk, yaitu
sabun cuci piring cream dan sabun cuci piring cair. Faktor kepraktisan dan
kecepatan larut sabun dalam air pada sabun cair menyebabkan banyak orang
lebih memilih menggunakannya daripada sabun cream cuci piring. Selain itu
pula disebabkan aroma sabun cream baunya lebih menempel pada peralatan
dapur serta kurang lembut di tangan dan kadang dibeberapa orang dikulit
terasa panas. Oleh karena itu dalam proses ini, saya mempelajari proses
pembuatan sabun cair cuci piring dari jeruk nipis dan ekstrak daun pandan.

1
Kurangnya pengetahuan dan kemampuan petani dalam mengolah hasil
panen jeruk nipis menjadikan sebuah permasalahan ketika panen melimpah
dengan harga jual jeruk nipis yang sangat murah. Selain bermanfaat untuk
kesehatan ternyata jeruk nipis memiliki manfaat lain sebagai pembersih lemak
membandel pada peralatan makan dan memasak. (Muntaha,2021).
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) mengandung senyawa saponin,
flavonoid limonen dan minyak atsiri. Kandungan limonen berfungsi sebagai
antibakteri dimana senyawa tersebut banyak di temukan dalam kulit jeruk
yang berfungsi sebagai pemberi aroma yang khas pada tanaman. (Sukmawati,
2020)
Maka dengan hal sedemikian kita dapat menginovasikan dengan
pemanfaatan bahan alami yang campuran perbandinganya lebih banyak
dibanding bahan kimia. Salah satu bahan nya adalah pandan, alasan
menggunakan pandan yaitu berfungsi sebagai minyak esensial (aroma sabun)
karena selama ini aroma yang ditimbulkan dari sabun berasal dari parfum
yang kita tahu dalam kandungan parfum tersebut terdapat zat etanol yang
terlebih bisa dikatakan toksin. Toksin adalah sebuah zat beracun dan
berbahaya yang diproduksi dalam komposisi sebuah produk, toksin bisa
berupa molekul kecil, peptida, atau protein yang dapat membahayakan
kesehatan tubuh manusia, selain itu pandan juga berkhasiat sebagai bahan
pewarna alami walaupun dalam penggunaanya memiliki kekurangan yaitu dari
segi warna yang tidak terlalu mencolok sehingga banyak orang yang lebih
tertarik menggunkan warna yang hasilnya terlihat bagus dipandang akan tetapi
tidak baik untuk kesehatan terutama pada gangguan pencernaan, namun tidak
kalah unggul pewarna alami pasti sehat untuk dipakai dan baik digunakan
dalam jangka waktu yang lama. Selanjutnya adalah bahan alami utama adalah
jeruk nipis yang dapat berkhasiat sebagai antiseptik, penghilang lemak pada
kotoran peralatan dapur dan dapat juga berguna untuk aroma jeruk segar.
(Yuniar dkk, 2019).

2
BAB II
METODE PELAKSANAAN PROYEK

2.1 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan


Pelaksanaan proyek ini dilakukan pada tanggal 12 oktober 2023 di
rumah Jalan Lam ara 3 Rukoh,Kopelma Darussalam, Kota Banda Aceh, Aceh.

2.2 Alat Dan Bahan


2.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada proses pembuatan produk sabun cuci
piring ialah sebagai berikut :
Alat yang digunakan pada Pembuatan sabun cuci piring dari
jeruk nipis dengan penambahan ekstrak daun pandan adalah :
1. Blender
2. Baskom
3. kompor
4. Timbangan
5. Corong
6. Botol
7. Pengaduk

2.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada proses pembuatan produk sabun
pepaya ialah sebagai berikut :
1. Jeruk Nipis
2. Daun Pandan
3. Texapon
4. Garam
5. Air

2.3 Prosedur Pembuatan


1. Daun pandan terlebih dahulu dicuci sampai bersih
2. Setelah itu daun pandan tersebut secukupnya dipotong-potong dan di
blender

3
3. Kemudian setelah di saring, air pandan tersebut dicampur dengan bahan
kimia texapon sebanyak 1/2 kg agar sabun menghasilkan busa
4. Selanjutnya dimasukkan air sedikit-sedikit sampai 2 liter dan dicampur
dengan jeruk nipis serta garam 70 gram
5. Setelah itu hasil sabun tersebut diaduk hingga menimbulkan busa sebanyak
mungkin
6. Diamkan sabun selama 1 malam hingga busanya menghilang
7. Selanjutnya sabun/ tersebut siap dikemas dan digunakan

2.4 Analisis Mutu


2.4.1 Gambaran Umum Produk
“Yuma” ini dibuat dengan mencampur ekstrak jeruk nipis yang
mengandung asam sitrat sebagai agen pembersih alami, dan ekstrak daun
pandan yang memiliki sifat antibakteri dan harum. Kombinasi ini
menciptakan sabun cuci piring ramah lingkungan dengan aroma segar
dan kemampuan membersihkan lemak pada peralatan dapur.Bentuk cair
atau gel memungkinkan sabun ini mudah diaplikasikan pada peralatan
dapur. Beberapa varian juga dapat memiliki partikel kecil dari bahan
alami, menambah dimensi visual dan memberikan sedikit eksfoliasi
untuk membersihkan lebih efektif. Keseluruhan, kombinasi bentuk cair,
warna alami, dan mungkin tekstur tambahan menciptakan pengalaman
pengguna yang unik dan menyenangkan selama proses mencuci piring.

Gambar 1 Desain Botol Pengemas Sabun cuci piring

4
2.4.2 Kelebihan (Streangth)
Kelebihan dari produk sabun cuci piring ini adalah:
1. Sabun cuci piring dari jeruk nipis ini dibuat dengan penambahan
ekstrak daun pandan termasuk potensi peningkatan daya pembersihan,
aroma segar alami, dan mungkin sifat antimikroba dari ekstrak daun
pandan yang dapat menambah efektivitas produk tersebut.
2. Penggunaan bahan alami seperti ini dapat menjadi pilihan ramah
lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada bahan kimia
berbahaya.
3. Kandungan senyawa aktif dalam daun pandan dapat memiliki potensi
manfaat kesehatan.

2.4.3 Kelemahan (Weaknes)


Kelemahan dari produk sabun cuci piring ini adalah:
1. Ekstrak daun pandan mungkin memiliki warna yang dapat
memengaruhi estetika sabun cuci piring, mengubah warna alami jeruk
nipis yang diinginkan. Selain itu, karakteristik aromatik dan kekuatan
pembersih ekstrak pandan bisa bertentangan dengan aroma dan
performa yang diinginkan dari sabun cuci piring.
2. Ketersediaan jeruk nipis dan daun pandan yang konsisten sepanjang
tahun bisa menjadi kendala, mengakibatkan fluktuasi dalam formulasi
sabun cuci piring dan konsistensi produk.
3. Perubahan pada pH akibat reaksi kimia antara bahan-bahan tersebut
dapat memengaruhi efektivitas pembersihan sabun. Jeruk nipis yang
bersifat asam dan ekstrak daun pandan yang bersifat basa dapat
menciptakan perubahan pH yang kurang stabil, mempengaruhi
kemampuan sabun untuk mengatasi lemak dan kotoran pada peralatan
dapur.
2.4.4 Peluang (Opportunity)

Peluang dari produk sabun ini adalah:


1. Produk sabun cuci piring membuka peluang usaha hal ini karena
belum ada pembuatan sabun cuci piring dari bahan utamanya bahan
alami.

5
2. Dapat meningkatkan perekonomian
3. Dapat digunakan untuk berbagai kalangan masyarakat

2.4.5 Ancaman (Thearty)


Ancaman dari produk sabun cuci piring ini adalah:
1. Perubahan pada kualitas bahan baku, seperti variasi dalam kadar asam
sitrat pada jeruk nipis atau fluktuasi kandungan senyawa aktif dalam
ekstrak daun pandan, dapat mengakibatkan ketidakstabilan formulasi
sabun. Ini dapat mempengaruhi konsistensi, aroma, dan efektivitas
pembersihan produk.
2. Jeruk nipis yang bersifat asam dan ekstrak daun pandan yang bersifat
basa dapat menciptakan reaksi yang kompleks, mengakibatkan
perubahan pH yang tidak diinginkan dalam sabun cuci piring. Variasi
pH ini dapat mengurangi efektivitas pembersihan, mengubah sifat-
sifat fisik dan kimia sabun, serta mempengaruhi kenyamanan
penggunaan.
3. Bahan-bahan alami juga menjadi ancaman mutu. Komponen-
komponen dalam jeruk nipis dan ekstrak daun pandan rentan terhadap
perubahan kimia selama penyimpanan, pengemasan, atau penggunaan
produk, yang dapat mengurangi keefektifan dan mutu keseluruhan
sabun.

2.5 Analisis Ekonomi


2.5.1 Modal
No Nama Bahan Jumlah Bahan Harga (Rp)
1. Jeruk Nipis 4 buah 2.000
2. Daun Pandan 30 lembar 5.000
3. Texapon ½ kg 15.000
4. Garam 1 pcs 10.000
Total 24.000

6
2.5.2 Hasil Usaha
Didapatkan Pembuatan sabun cuci piring dari jeruk nipis dengan
penambahan ekstrak daun pandan sebanyak 6 botol. Harga Tiap satu
sabun ini yaitu Rp. 12.000
HU = Jumlah produk × Harga Perunit
HU = 6 × Rp. 12.000 = Rp. 72.000

2.5.3 Laporan Laba atau Rugi\


L/R = HU – Modal, Karena HU > Modal, maka produk ini
menghasilkan laba:
L = Rp. 48.000 – Rp. 24.000 = Rp.24.000

2.5.4 Break Event Point (BEP)


BEP = Modal: total produksi
BEP = Rp. 24.000: 6 = Rp. 4.000
Jadi, titik balik modal produk ini akan didapatkan apabila harga
jualnya per satuan adalah Rp. 4.000

2.5.5 Benefit Cost (B/C) Ratio


B/C ratio = HU: modal
B/C ratio = Rp. 48.000: Rp. 22.000 = 2,18
Jadi dari sebanyak Rp. 22.000 biaya yang dikeluarkan akan
diperoleh hasil usaha 2,18 kali lipat, sehingga layak untuk diusahakan.
2.5.6 Return of Infestment (ROI)
ROI = (laba: modal) × 100%
ROI = (Rp. 24.000: Rp. 24.000) × 100% = 1%
Jadi dari modal sebesar Rp. 24.000 biaya yang dikeluarkan akan
diperoleh keuntungan sebesar 1% untuk penggunaan modal usaha yang
sangat efektif.

Melalui paparan perhitungan diatas maka dapat disimpulkan


bahwa usaha sabun mandi ini layak dijadikan usaha berkelanjutan.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Percobaan


Hasil percobaan yaitu sabun cuci piring ini memiliki Tekstur kental,
warna hijau dan wangi jeruk nipis,lalu Setelah sabun di diamkan selama 1
minggu mengalami perubahan warna yaitu menjadi coklat kekuningan dan
wangi jeruk nipis dan daun pandan

3.2 Pengertian Produk Sabun Cuci Piring


Sabun merupakan salah satu kebutuhan dalam memperoleh
kebersihan yang berstandar baik di kehidupan sehari-hari yang mana itu
termasuk dalam kebutuhan pokok. Akan tetapi sabun bukanlah suatu
kebutuhan primer (Lase, 2022). Sabun cuci piring berfungsi buat
membersihkan alat-alat makan misalnya piring, sendok, garpu, gelas dan alat-
alat dapur lainnya berdasarkan kotoran dan lemak-Iemak residu makanan.
Dalam menghilangkan kotoran dan minyak, bagian yang bersifat hidrofobik
pada sabun akan larut dalam minyak dan mengepung kotoran minyak,
sedangkan bagian hidrofilik akan terlepas dari permukaan yang dibersihkan
dan terdispersi dalam air sehingga dapat dicuci (Nusantara, 2020). Sabun
dulu berbentuk batang, namun sekarang dijadikan sabun cair yang dimana
peminatnya lebih banyak dan penggunaan sabun cair telah meluas. Apabila
diterapkan terhadap permukaan tersebut, maka air yang berbusa atau berbuih
efisien mengerat komponen didalam suspensi yang mudah terbawa oleh air
bersih.
Daun pandan merupakan tumbuhan yang memiliki kandungan kimia
alkaloid, flovonoid, saponin, tanin dan polifenol, kandungan ini berfungsi
sebagai zat aktioksidan alami.Tumbuhan ini sangat berguna dalam
membersihkan lemak membandel pada peralatan memasak (Faras et
al.,2014).Dalam hal ini, penggunaan sabun cuci piring tentu sangat efektif
untuk membersihkan peralatan dapur kita. Permasalahan yang kerap terjadi
pada sabun cuci piring yaitu terdapat dermatitis kontak iritan yang efeknya

8
sitotoksik dikulit yang memberikan reaksi peradangan non imunologik yang
melewati jalur eksogen ataupun endogen yang langsung terkontak pada

9
permukaan tubuh. Adanya dermatitis kontak iritan diakibatkan oleh paparan
zat-zat kimia yang terdapat dalam bahan sabun dengan, dengan beberapa
gejala berupa rasa gatal, kulit kering pecah-pecah, iritasi, dan ruam
kemerahan (Mulyani, dkk 2022). Maka diperlukan bahan alami untuk
mencari alternatif bahan untuk pembuatan sabun cair, salah satunya yaitu
jeruk nipis (Citrus aurantifolia s.), karena jeruk nipis dapat memberikan
kesan yang lembut, memiliki aktivitas bakteri dan melembabkan kulit.
Sabun terbentuk karena asam lemak yang direaksikan dengan jumlah
basa yang berlebih. Sabun yang beredar di pasaran biasanya memiliki
kelebihan lemak sebesar 1-7% (Purwaniati et al.2020).Busa pada sabun
terbentuk dari lemak yang terdapat di dalam sabun tersebut. sabun yang lebih
diminati masyarakat adalah berbentuk cair, hal ini dikarenakan penggunaanya
lebih praktis, hemat, mudah dibawa dan mudah disimpan. Namun kendalanya
pada sabun cuci piring ini sering terjadi dematitis kontak iritan
(Nofiyanti,2017). Untuk mengatasi hal ini perlu adanya sabun cuci piring
berbahan alami yang dapat melembabkan kulit, halus, lembut dan memiliki
aroma khas pada sabuncuci piring tersebut. Potensi pembuatan sabu cuci
piring berbahan alami (jeruk nipis dandaun pandan) memiliki prospek yang
menjanjikan dalam pengembangan wirausaha, selain itu dapat menciptakan
lapangan pekerjaan baru bagi.

3.3 Kandungan Dari Produk Sabun Cuci Piring


Sabun cuci piring ini mengandung flavonoid, saponin dan minyak
atsiri, limonene dan asam sitrat 7%, selain itu jeruk mengandung zat
bioflavonoid, pectin, enzim, protein, lemak dan pigmen (Prastiwi &
Ferdiansyah, 2017). Bahan sabun cuci piring dengan menggunakan air jeruk
nipis didapatkan dari hasil kebun, memiliki kandungan bakteriostatik,Selain
itu bakterisid juga ampuh dalam membunuh bakteri, sehingga cocok untuk
dimanfaatkan sebagai bahan pencuci piring. Pada air perasan jeruk nipis
terdapat senyawa asam organik yaitu asam sitrat 61,5 g/L, asam malat 5,18
g/L, dan asam laktat 0,92 g/L (Jayani, Kartini, & Basirah, 2018).Daun pandan
memiliki kandungan kimia alkaloid, flovonoid, saponin, tanin dan polifenol,
kandungan ini berfungsi sebagai zat aktioksidan alami.Tumbuhan ini sangat

10
berguna dalam membersihkan lemak membandel pada peralatan memasak
(Faras et al.,2014).Adapun kandungan- kandungan tersebut ialah sebagai
berikut:
1. Flavonoid
Sifat antibakteri dan antimikroba flavonoid dapat membantu
membersihkan dan menghilangkan kuman,mengatasi lemak dan minyak
pada permukaan piring, membuat sabun cuci piring lebih efektif dalam
membersihkan noda-noda sulit. pada peralatan dapur, seperti piring dan
alat makan.
2. Saponin
Saponin bertindak sebagai deterjen alami, membantu membentuk
busa dan mempercepat proses pembersihan. Ini memungkinkan
penggunaan sabun cuci piring dengan jumlah yang lebih sedikit untuk
hasil yang optimal.
3. Pigmen
Dapat memberikan warna alami pada sabun cuci piring,
memberikan kesan visual yang menarik. Selain itu, pigmen juga dapat
berkontribusi pada aroma alami jeruk nipis, menciptakan pengalaman
mencuci yang lebih menyenangkan.
4. Alkaloid
Senyawa-senyawa tertentu dalam daun pandan juga dapat
memberikan warna hijau alami pada sabun cuci piring, memberikan nilai
estetika tambahan.
5. Bakteriostatik
Sifat antibakteri dapat membantu menghambat pertumbuhan
bakteri yang dapat menyebabkan bau pada peralatan dapur, memberikan
efek pembersihan dan kesegaran tambahan

11
BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat saya ambil dari proyek yang telah
dilakukan ialah sebagai berikut :
1. Sabun sebagai salah satu kebutuhan utama untuk mendapatkan standar
kebersihan yang baik dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam
kebutuhan pokok,
2. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) mengandung senyawa saponin, flavonoid
limonen dan minyak atsiri. Kandungan limonen berfungsi sebagai
antibakteri dimana senyawa tersebut banyak di temukan dalam kulit jeruk
yang berfungsi sebagai pemberi aroma yang khas pada tanaman
3. Menggunakan daun pandan menjadi alasan bahwasannya berfungsi
sebagai minyak esensial (aroma sabun) karena selama ini aroma yang
ditimbulkan dari sabun berasal dari parfum yang kita tahu dalam
kandungan parfum tersebut terdapat zat etanol yang terlebih bisa
dikatakan toksin.
4. Dengan adanya sabun cuci piring berbahan alami yang dapat
melembabkan kulit, halus, lembut dan memiliki aroma khas pada sabun
cuci piring tersebut. Potensi pembuatan sabu cuci piring berbahan alami
(jeruk nipis dan daun pandan) memiliki prospek yang menjanjikan dalam
pengembangan wirausaha, selain itu dapat menciptakan lapangan
pekerjaan baru bagi Masyarakat.
5. Pembuatan sabun cuci tangan dengan perasan jeruk nipis berfungsi
sebagai antiseptik. Semakin tinggi konsentrasi air perasan jeruk nipis
yang digunakan dapat meningkatkan aktivitas antiseptiknya. Penambahan
beberapa bahan tambahan lainnya yang digunakan diantaranya seperti
garam untuk membantu mengentalkan sabun dan texapon yang berfungsi
untuk menghasilkan busa yang kental.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bunta, S.M., dkk. (2019). Pengaruh Penambahan Variasi Konsentrasi Asam


Sitrat terhadap Kualitas Sintesis Sabun Transparan. Gorontalo:
Universitas Negeri Gorontalo.
Faras, A.F., dkk. (2014). Effect of leaf extract of pandanusamaryllifolius roxb on
growth of escherichia coli and micrococcus (Staphylococcus) aureus.
International Food Research Journal, 21(1): 421-423.
Lase, A. (2022). Pelatihan dan Praktek Pembuatan Sabun Cuci Sunlight di Desa
Onozalukhu,Kecamatan Lahewa, Kabupaten Nias Utara. Zadama: Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 1(1), 1-6.
Mulyani, L.D., dkk. (2021). Pemanfaatan Limbah Kain Perca Menjadi Produk
Yang Mempunyai Nilai Jual Pada Ibu-Ibu Rumah Tangga. Al-Mu’awanah.
Muntaha, Sidrotul., dkk. (2021). SAJENI (Sabun Cuci Piring Jeruk Nipis):
Program Pengolahan Kreatif Jeruk Nipis Menjadi Sabun Cuci Piring
Sebagai Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa Tanggulangin.
Semarang: Universitas Negeri Semarang
Nofiyanti, A. L., dkk (2017). Dermatitis kontak iritasi kronis padapegawai
laundry. Medula, 7(3), 1-5.
Nusantara, T.E.E. (2020). Modul Belajar Pembuatan Eco-enzyme 2020.
Disampaikan Dalam Webinar Nasional Eco-Enzyme Nusantara.
Prastiwi, S. S., & Ferdiansyah, F. (2017). Kandungan dan Aktivitas Farmakologi
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia s.). Jurnal Farmaka, 15(2), 1–7.
Purwaniati., dkk. (2020). Produksi sabun cuci piring dan sabun mandi rumah
tangga sebagai upaya peningkatan kemandirian masyarakat. Amaliah:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2): 145–51.
Qaishum, dkk. (2019). Isolasi Minyak Ikan Dari Limbah Ikan Patin. Tidak
Dipublikasikan. Laporan Penelitian. Pekanbaru: Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Riau.

13
LAMPIRAN
Lampiran 1 Proses Pembuatan sabun cuci piring dari jeruk nipis dan ekstrak
daun pandan

14

Anda mungkin juga menyukai