Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM PDAM

DISUSUN OLEH :

ANNISA WICHITA PO7233321859


DEVI UTARI PO7233321863
MUHAMMAD KAMIL MISSIRMAN K PO7233321873
PRISSICILIA PUTRI HERNITA PO7233321876
SELLI SRI ANANDA PO7233321881
VARATU SOLEHA PO7233321882
WAHYU KURNIAWAN PO7233321883

KELAS : 2B SANITASI

DOSEN PENGAMPU :

HEVI HORIZA, M.Si


RINALDI DASWITO, SKM, MPH
GINA DWI NUR KUSUMA, SST

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG
PROGRAM STUDI DIII SANITASI
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Berjudul : Laporan Praktikum PDAM Titra Kepri

Dilaksanakan : Tanggal 19 Oktober 2022 / Hari Rabu

Tanjungpinang, 20 Oktober 2022

Dosen Mata Kuliah Dosen Terstruktur

Hevi Horiza, M.Si Gina Dwi Nur Kusuma, SST


19870404 201212 2 002 1998901 112015 0 320

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan LAPORAN PRAKTIKUM PDAM ini dengan baik.

Penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para


pembacanya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh
dari kata sempurna, karena masih banyak kekurangan dan kesalahan. Maka
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan laporan ini. Dengan laporan ini, penulis mengharapkan semoga
laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penulis serta pembaca pada
umumnya.

Tanjungpinang, 20 Oktober 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Tujuan .......................................................................................... 2

BAB II GAMBARAN PROFIL DI PDAM TIRTA KEPRI .................... 3

2.1 Struktur Organisasi PDAM Tirta Kepri ....................................... 3

2.2 Gambaran Umum Kegiatan PDAM ............................................. 3

2.3 Kegiatan Umum PDAM ............................................................... 4

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 5

3.1 Proses Produksi Di PDAM Tirta Kepri ........................................ 5

3.1.1 Intake Building ................................................................... 5

3.1.2 Water Treatment Plant ....................................................... 5

3.1.3 Resevoir .............................................................................. 6

3.2 Kualitas air secara kimia .............................................................. 6

3.2.1 pH ....................................................................................... 6

3.2.2 Sisa Klor ............................................................................. 6

3.2.3 Mangan ............................................................................... 6

3.2.4 Fe (Besi) ............................................................................. 6

3.2.5 Salinitas .............................................................................. 6

3.2.6 Alkalinitas .......................................................................... 7

iv
3.2.7 Nitrat ................................................................................... 7

3.2.8 Kloret .................................................................................. 7

3.2.9 Kromium ............................................................................ 7

3.2.10 Nitrit ................................................................................. 7

3.3 Kualitas Air Secara Fisik ............................................................. 7

3.4 Kondisi Kualitas Lingkungan Fisik di PDAM Tirta Kepri .......... 8

3.5 Sistem Penyediaan Air di PDAM Tirta Kepri .............................. 8

3.5.1 Aerasi ................................................................................. 8

3.5.2 Sedimentasi ........................................................................ 8

3.5.3 Filtrasi ................................................................................. 8

3.5.4 Desinfeksi ........................................................................... 8

3.6 Instrument Laboratorium PDAM Tirta Kepri .............................. 9

3.6.1 Jar Test ............................................................................... 9

3.6.2 Pipet Ukur .......................................................................... 9

3.6.3 Ph Meter ............................................................................. 9

3.6.4 Beaker Glass ....................................................................... 9

3.6.5 Labu Ukur .......................................................................... 9

3.6.6 Neraca Analitik .................................................................. 9

3.7 Praktek Jartes .............................................................................. 10

3.8 Penentuan Dosis Kaporit ............................................................. 11

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 13

4.1 Kesimpulan ................................................................................. 13

4.2 Saran ............................................................................................ 13

LAMPIRAN ................................................................................................. 14

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang sangat berguna dan paling
potensial dalam kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya, sehingga dapat
dikatakan bahwa air merupakan sumber kehidupan di bumi. Kebutuhan akan air
terus meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh faktor
pertumbuhan jumlah penduduk, melainkan air juga digunakan dalam kegiatan
industri dan pertanian dan perikanan.

Pada masa sekarang ini banyak permasalahan yang muncul karena


keterbatasan air dari segi kuantitas maupun kualitas air sebagai air bersih. Hal itu
dikarenakan sumber daya alam yang jumlahnya tidak bertambah namun
penggunaannya yang semakin bertambah banyak.

Pemanfaatan air sebagai air bersih dan air minum, tidak dapat dilakukan
secara langsung, akan tetapi memerlukan proses pengolahan terlebih dahulu.
Pengolahan dilakukan agar air tersebut dapat memenuhi standar sebagai air bersih
maupun air minum. Faktor kualitas air baku sangat menentukan efisiensi
pengolahan. Faktor-faktor kualitas air baku dapat meliputi warna, kekeruhan, pH,
kandungan logam, kandungan zat-zat kimia, dan lain lainnya. Untuk melakukan
proses pengolahan tersebut dibutuhkan suatu instalasi yang sesuai dengan kualitas
dan kuantitas yang di inginkan.

Salah satu cara untuk memperoleh air bersih adalah dengan


memanfaatkan pelayanan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu BUMD yang dimiliki
pemerintah daerah. Berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 1962 sebagai usaha
milik Pemerintah Daerah (Pemda) yang memberikan jasa pelayanan dan
menyelenggarakan kemanfaatan umum di bidang air minum. Aktivitas PDAM

1
mulai dari memproduksi, mengolah, dan mendistribusikan air bersih ke
pelanggan.

PDAM dalam melakukan proses pengolahan air menggunakan teknik


pengolahan lengkap yang secara garis besar terdiri dari intake, koagulasi,
flokulasi,sedimentasi, filtrasi, dan klorinasi. Pengolahan lengkap tersebut
diberlakukan pada air baku yang berasal dari air permukaan atau sungai.

1.2 Tujuan
1. Sebagai salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan mata kuliah
Penyediaan Air
2. Menambah wawasan mahasiswa tentang pengolahan air bersih di PDAM
3. Untuk mengetahui proses produksi di PDAM Tirta Kepri
4. Untuk mengetahui system penyediaan air di PDAM Tirta Kepri
5. Untuk mengetahui instrument laboratorium Tirta Kepri
6. Untuk mengetahui metode Jartest
7. Untuk mengetahui dosis bahan koagulan dan kaporit

2
BAB II

GAMBARAN PROFIL DI PDAM TIRTA KEPRI

2.1 Struktur Organisasi PDAM Tirta Kepri


 Kepala IPA : Bapak Budiyanto
 Kepala Seksi Produksi : Bapak Razak
 Kepala Shif
Shif A : Bapak Mukmin
Shif B : Bapak Maulana
Shif C : Bapak Wan Fadilah
Shif D : Bapak Nazar Usman
 Kepla Seksi Perawatan : Bapak M. Thaprizal
 Laboratorium : Ibu Maysarah
 Gudang : Ibu Santi dan Bapak Anto

2.2 Gambaran Umum Kegiatan PDAM


Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kepri Tanjung Pinang
merupakan sebuah perusahan daerah yang memiliki wewenang dalam penyediaan
kebutuahan air bersih bagi masarakat Kota TanjungPinang.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Janggi Kabupaten Bintan pada
awalnya merupakan Unit Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Riau. Secara resmi
mulai dijalankan pada tanggal 3 Mei tahun 1971, diresmikan oleh Presiden
Soeharto dan merupakan PDAM pertama di Provinsi Riau dengan nama Tirta
Pulai, secara langsung asset dan pengelolaan PDAM Tanjungpinang berada di
bawah Tingkat I Provinsi Riau.
Kemudian dengan Perda nomor 4 Tahun 1993 pengelolaannya diserahkan
kepada Kabupaten Kepulauan Riau. Dengan Perda Nomor 11 Tahun 1997
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau menggabungkan PDAM Tanjungpinang
(Tirta Pulai) dengan PDAM yang sudah ada di Kabupaten Kepulauan Riau
sebelumnya (Tirta Bintan) menjadi Tirta Janggi. Sedangkan yang berada di

3
Kabupaten Kepulauan Riau menjadi cabang dari Tirta Janggi, namun asset masih
menjadi milik Provinsi Riau. Dalam pengoperasiannya, PDAM Tirta Janggi
memiliki cabang, yaitu Cabang Tanjunguban, Cabang Kijang, Cabang Air Raja,
Cabang Daik Lingga dan Cabang Dabo. Namun akibat adanya pemekaran
beberapa kabupaten, seperti Kabupaten Daik Lingga, PDAM Daik Lingga dan
Dabo pun memisahkan diri dari Tanjungpinang.
Dengan terbentuknya pemekaran wilayah Provinsi Kepulauan Riau, pada
tanggal 31 Mei tahun 2006, seluruh aset Provinsi Riau yang ada di Kabupaten
Bintan diserahterimakan kepada Provinsi Kepulauan Riau, termasuk asset PDAM
Tirta Janggi. Secara otomatis asset PDAM Tirta Janggi berada di bawah
kepemilikan Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau. Pada tahun 2007 DPRD dan
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau merencanakan untuk menjadikan PDAM
Tirta Janggi dibawah pengelolaan Provinsi Kepulauan Riau. Berdasarkan Perda
Provinsi Kepulauan Riau Nomor 4 tahun 2008 yang di tetapkan pada tanggal 12
Agustus 2008 secara resmi PDAM Tirta Janggi berubah nama menjadi
Perusahaan Daerah Air Minum TIRTA KEPRI.

2.3 Kegiatan Umum PDAM


Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kepri adalah perusahaan yang bergerak
dibidang jasa yang memproduksi air bersih. Dalam pemasarannya perusahaan
melakukan kegiatan dengan cara menyalurkan air bersih ke rumah-rumah tangga,
perusahaan-perusahaan industri, lembaga-lembaga sosial dan sebagainya.
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kepri juga memproduksi air yang siap
untuk dikonsumsi oleh masyarakat tetapi masih disebagian perumahan yang sudah
menggunakannya.

4
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Proses Produksi Di PDAM Tirta Kepri

3.1.1. Intake Building

bangunan ini berfungsi sebagai tempat pertama masuknya air dari sumber air.
Bangunan ini dilengkapi dengan screen bar yang berfungsi untuk menyaring
benda-benda asing yang terdapat dalam air. Selanjutnya air akan masuk ke
dalam bak besar sebelum dipompakan ke water treatment plant.

3.1.2. Water Treatment Plant (WTP)

WTP merupakan instalasi utama pengolahan air bersih. Terdapat beberapa


bagian pengolahan pada STP yang membuat air menjadi layak digunakan.
Adapun bagian tersebut, yakni :

 Koagulasi : Di bak ini air akan di destabilisasi dari partikel


koloid/kotoran. Proses destabilisasi dapat dilakukan secara kimiawi
dengan penambahan zat tawas (aluminium sulfat) maupun dengan cara
fisika yaitu dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan
atau hydrolic jump) dan secara mekanis (batang pengaduk) agar tawas
bercampur merata dengan air.
 Flokulasi : Untuk membentuk dan memperbesar flok (kumpulan
kotoran). Prosesnya air akan diaduk perlahan agar tawas yang
tercampur di air dapat mengikat partikel kotoran dan membentuk flok
yang lebih besar agar lebih mudah mengendap.
 Sedimentasi : Setelah flok terbentuk (biasanya berbentuk lumpur), air
akan masuk ke bak sedimentasi dimana berat jenis flok yang lebih
berat akan otomatis mengendap di dasar bak dan air bersih dapat
terpisah dari lumpur.
 Filtrasi : Setelah air terpisah dari lumpur, air akan disaring lagi agar
benar-benar bersih dengan dimasukkan ke bak filtrasi. Bak filtrasi
dapat menggunakan teknologi membran, namun dapat pula disubtitusi
dengan media lainnya seperti pasir dan kerikil silica. Proses ini
dilakukan dengan bantuan gaya grafitasi.
 Desinfeksi: Setelah proses pengolahan selesai, biasanya juga dilakukan
proses tambahan (disinfeksi) berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV,

5
dan lain sebagainya. Untuk menghindari adanya potensi kuman dan
bakteri yang terkandung di dalam air.

3.1.3 Resevoir

Setelah air selesai diolah, air akan dimasukkan ke tempat penampungan


sementara di bak reservoar sebelum didistribusikan ke rumah dan bangunan.
Untuk mengalirkan air, biasanya digunakan pipa HDPE dan pipa PVC.

3.2 Kualitas air secara kimia

Parameter-parameter kimia yang digunakan untuk menganalisis air bagi


kepentingan budidaya antara lain :

3.2.1. pH

PH adalah derajat keasaman atau kebasaan suatu larutan, menyatakan


logaritma negative konsentrasi ion H dengan bilangan pokok 10. Larutan
netral mempunyai PH 7, asam lebih kecil dari 7, basa lebih besar dari 7. pH
merupakan variabel kualitas air yang dinamis dan berfluktuasi sepanjang hari

3.2.2. Sisa Klor

Residu klorin disebut juga dengan klorin bebas atau aktif, dapat diartikan
jumlah klorin yang tersedia sebagai desinfektan setelah waktu kontak tertentu.
Residu klorin ini terdapat dalam dua bentuk antara lain residu klorin terikat
dan residu klorin bebas

3.2.3. Mangan

Mangan adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Mn
dan nomor atom 25. Mangan termasuk golongan transisi yang merupakan
logam berwarna putih abu-abu yang penampilannya serupa dengan besi tuang.
Memiliki titik lebur yang tinggi kira-kira 1250 °C.

3.2.4. Fe (Besi)

Besi adalah unsur kimia dengan simbol Fe (dari bahasa Latin: ferrum) dan
nomor atom 26. Merupakan logam dalam deret transisi pertama.

3.2.5. Salinitas

Salinitas dapat didefinisikan sebagai total konsentrasi ion-ion terlarut dalam


air. Dalam budidaya perairan, salinitas dinyatakan dalam permil (°/oo) atau

6
ppt (part perthousand) atau gram/liter. Tujuh ion utama yaitu : sodium,
potasium, kalium, magnesium, klorida, sulfat dan bikarbonat mempunyai
kontribusi besar terhadap besarnya salinitas, sedangkan yang lain dianggap
kecil (Boyd, 1990). Refraktometer adalah alat untuk mengukur salinitas air.

3.2.6. Alkalinitas

Alkalinitas merupakan kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa


menurunkan pH larutan. Alkalinitas merupakan buffer terhadap pengaruh
pengasaman. Dalam budidaya perairan, alkalinitas dinyatakan dalam mg/l
CaCO3.

3.2.7. Nitrat

Nitrat adalah zat kimia alami yang terdapat pada air minum. Zat ini bisa
masuk lewat sumber mata air (biasanya air sumur) dan dari aktivitas tertentu
pada manusia. Tidak hanya itu, beberapa sayuran juga mengandung nitrat.

3.2.8. Kloret

Klorinasi air adalah proses penambahan klorin (Cl2) atau hipoklorit pada air.
Metode ini digunakan untuk membunuh bakteri dan mikrob tertentu di air
keran karena klorin sangat beracun.

3.2.9. Kromium

3.2.10. Nitrit

Nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik alami, yang merupakan bagian dari
siklus nitrogen. Aktifitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang
mengandung nitrogen organik pertama-tama menjadi ammonia, kemudian
dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat.

3.3 Kualitas air secara Fisik

 Warna
 Suhu
 Kekeruhan
 TDS

7
3.4 Kondisi Kualitas Lingkungan Fisik di PDAM Tirta Kepri

Kondisi Kualitas Lingkungan Fisik di PDAM Tirta Kepri Lingkungan


fisik merupakan salah satu faktor utama dalam suatu perusahaan seperti pdam tirta
kepri, dimana kualitas lingkungan fisik yang diamati ialah dari lingkungan alam
itu sendiri, seperti meliputi tumbuh tumbuhan, keadaan tanah, rumah, jenis
makanan, benda gas, benda cair, dan juga benda padat.Jika di lihat pada
lingkungan fisik yang ada di pdam tirta kepri,dari segi tumbuh tumbuhan sudah
sangat cukup untuk sebagai daerah atau proses penyerapan air masuk kedalam
tanah. Akan tetapi jika dilihat dari kualitas tanah itu sendiri bisa dikatakan cukup
tercemar, karena proses dari pembuangan sampai sembarangan. Sehingga
menyebabkan pencemaran lingkungan itu sendiri.

3.5 Sistem Penyediaan Air di PDAM Tirta Kepri

PDAM Tirta Kepri melakukan proses produksi dengan cara :

3.5.1. Aerasi

Aerasi adalah suatu proses penambahan udara/oksigen dalam air dengan


membawa air dan udara ke dalam kontak yang dekat, dengan cara
menyemprotkan air ke udara atau dengan memberikan gelembung-gelembung
halus udara dan membiarkannya naik melalui air.

3.5.2 Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses pengendapan material hasil erosi di tempat tertentu.


Bahan yang terendap tersebut dapat disebabkan oleh banyak kondisi, misalnya
material yang terbawa angin, terbawa aliran air, atau terbawa gletser.

3.5.2. Filtrasi (Penyaringan)

Penyaringan adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan


melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya
padatan akan terendapkan. Rentang penyaringan pada industri mulai dari
penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks

3.5.4 Desinfeksi

Yang umum digunakan dalam masyarakat adalah desinfeksi dengan


penambahan zat kimia (seperti kaporit) atau dengan melakukan perebusan.
Desinfeksi dengan zat kimia dapat mengubah rasa dan meninggalkan residu
bahan kimia di dalam air.

8
3.6 Instrument Laboratorium PDAM Tirta Kepri

3.6.1. Jar Test

Alat ini berfungsi untuk menganalisis endapan / sedimen yang terdispersi


dalam air sungai atau limbah. Alat ini digunakan sebagai sampling air di suatu
area. Umum diaplikasikan di pengolahan air limbah, yaitu mempraktekkan
proses koagulasi dan flokulasi yang dapat memisahkan partikel dengan air.
dengan kata lain sebagai simulasi penentu berapa banyak bahan koagulan,
intensitas putaran dan waktu untuk memisahkan partikel dengan air.

3.6.2. Pipet Ukur

Pipet Ukur adalah alat yang digunakan untuk memindahkan larutan atau
cairan dengan volume yang sudah disesuaikan. Ukuran terbesar dari pipet
ukur sendiri sebesar 50 ml. Sebenarnya ada dua jenis pipet ukur yang banyak
dijual di pasaran, yaitu: pipet serologi dan pipet mohr. Fungsi keduanya pun
berbeda.

3.6.3. Ph Meter

Merupakan jenis alat ukur untuk mengukur derajat keasaman atau kebasaan
suatu cairan, pada Ph meter digital terdapat elektroda khusus yang berfungsi
untuk mengukur pH bahan-bahan semi padat , elektroda (probe pengukur)
terhubung sebuah alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai pH.

3.6.4. Beaker Glass atau gelas beker

Merupakan sebuah wadah penampung yang digunakan untuk mengaduk,


mencampur, dan memanaskan cairan yang biasanya digunakan dalam
laboratorium.

3.6.5. Labu Ukur

Merupakan sebuah perangkat yang mempunyai kapasitas sela 5 mL sampai 5


L dan biasanya instrumen ini digunakan untuk mengencerkan zat tertentu
sampai batas leher labu ukur.

3.6.6 Neraca Analitik

Merupakan jenis neraca yang dirancang untuk mengukur massa kecil dalam
rentang sub-miligram. Neraca analitik elektronik mengukur tekanan yang
diperlukan untuk menghitung massa yang akan diukur, dan bukan mengukur
massa realnya.

9
3.7 Praktek Jartes

Jartest adalah suatu metode pengujian untuk mengetahui kemampuan suatu


koagulan dan menentukan kondisi operasi (dosis)optimum pada proses
penjernihan air dan air limbah.

A. Prosedur jartest

Alat :

 Alat jartest
 Beker glass ( 1000 ml & 100 ml )
 Pipet ukur ( 5ml & 10 ml )
 Gelas ukur ( 100 ml )
 Labu ukur ( 500 ml & 250 ml )
 pH meter
 Neraca Analitik
 Turbidimeter
 Spektrofotometer
 Stopwatch

Bahan :

 Alum
 Soda
 Air aquades
 Tisu

B. Prosedur Larutan Soda & Alumunium

1. Ukur/timbang soda sebanyak 1 gr dan alumunium 1gr menggunakan


neraca analitik
2. Isi air sebanyak 100 ml dan 150 ml kedalam gelas ukur
3. Tuang air tersebut kedalam Beker glass yang berisikan soda dan
aluminium
4. Larutkan soda dan alumunium dengan air menggunakan sendok
pengaduk
5. Setelah larut, masukkan kedalam labu ukur
6. Masukkan air reservoir sebanyak 1000 ml kedalam Beker glass
7. Selanjutnya ambil menggunakan pipet tetes dengan dosis ppm
( 1:1, 1:1,5, 1:2 )

10
C. Cara Kerja

1. Isi air sebanyak 100 ml ke dalam beker 4 glass


2. Bubuhkan larutan soda dan aluminium sesuai dengan variasi dosis yang
ditentukan
3. Letakkan beker glass dibawah paddle jartest
4. Turunkan pedal jar test ke dalam beker gelas atau hingga dasar
5. Atur kecepatan pedal pada 100 rpm selama 1 menit, kemudian amati &
catat waktu pembentukan flog pertama kali
6. Atur pedal pengadukan lambat dengan kecepatan 30 RPM selama 10
menit, lalu amati pembentukan flok
7. Setelah PDL berhenti amati proses pengendapan selama 10 menit
8. Ambil supernatant (cairan atas) dengan hati-hati agar flog tidak
terbawa, lalu analisa PH, warna, turbidimeter.

DATA ANALISA LABORATORIUM PDAM TIRTA KEPRI

Hari/Tanggal : Rabu/ 19 Oktober 2022

Waktu Analisa : 13.48 WIB

Jenis Sampel : Air Baku

Jenis Analisa : Jar Test

Data Jar Test :

Bahan Variasi Dosis


5 5 10 10
Aluminium Sulfat (ppm) 1,5 ml 2,5 ml 1,5 ml 2,5 ml
Soda (ppm) 0,5 ml 2 ml 0,5 ml 2 ml
Ukuran Flok (mm) D1 D2 D3 D4
Waktu pengendapan 10 menit 10 menit 10 menit 10 menit

3.8 Penentuan Dosis Kaporit

Variasi dosis terdiri dari

 1 ½ : ½ (1,5 Alumunium : 0,5 ml soda)


 2: 2 ½ ( 2 ml soda : 2,5 ml Alumunium )
 1 ½ : ½ (1,5 ml Alumunium : 0,5 ml soda )
 2: 2 ½ ( 2 ml soda : 2,5 ml Alumunium )

11
Kapasitas Bahan Kimia Sehari = Dosis x debit x waktu / 10-6

Mg/l x l/detik x 3600 x 24 Jam / 10-6

= 5 mg/l x 100 l/detik x 3600 x 24 jam / 10-6

= 500 mg/l2 x 3600 x 24 jam / 10-6


=
43.200.000 / 10-6

= 43, 20 Kg

Jadi rata-rata dalam 1 hari PDAM Tirta Kepri menggunakan kaporit sebanyak
43,20 kg

12
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Dari laporan PDAM ini, kita dapat mengetahui proses produksi di


PDAM, dapat mengetahui proses produksi di PDAM Tirta Kepri

2. Dari laporan PDAM ini, kita dapat mengetahui proses produksi di


PDAM, dapat mengetahui kualitas air di PDAM Tirta Kepri

3. Dari laporan PDAM ini, kita dapat mengetahui proses produksi di


PDAM, dapat mengetahui sistem penyediaan air di PDAM Tirta Kepri

4. Dari laporan PDAM ini, kita dapat mengetahui proses produksi di


PDAM, dapat mengetahui instrument laboratorium Tirta Kepri

5. Dari laporan PDAM ini, kita dapat mengetahui proses produksi di


PDAM, dapat mengetahui metode Jartest

6. Dari laporan PDAM ini, kita dapat mengetahui proses produksi di


PDAM, dapat mengetahui dosis kaporit

4.2 Saran

Bagi mahasiswa diharapkan untuk mempelajari dan memahami sistem


sistem pengelolaan air bersih, proses dosis air minum yang baik,serta mengetahui
kualitas air yang baik untuk dikonsumsi masyarakat.

13
LAMPIRAN

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
SEKIAN TERIMAKASIH

38

Anda mungkin juga menyukai