PENCEMARAN LAUT
KM. GULF DAOUD
PT. PELAYARAN NIAGASAMUDERA INTI
PERKASA
SURABAYA
DI SUSUN OLEH :
Oleh,
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji I Penguji II
Capt. Sutanto, ANT II, S.SOS, M.A Raden Roro A W M, A.Md., ANT III
Mengetahui,
Kepala Kepala Kompetensi Keahlian
SMK PelayaranWiraSamudera Nautika Kapal Niaga
Kami juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
walaupun kami telah berusaha dengan semaksimal mungkin dan daya upaya yang
ada pada kami.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pencemaran Laut ............................................................... 10
B. Peraturan Pencemaran Laut ................................................................. 10
1. Annex I: Prevention of pollution by oil ......................................... 11
2. Annex II: Control of pollution by noxiuos liquid substances ........ 11
3. Annex III: Prevebtion of pollution by harmful substances in
packaged......................................................................................... 11
4. Annex IV: Prevention of pollutin by sewage from ships............... 11
5. Annex V: Prevention of pollution by garbage from ships ............. 11
6. Annex VI: Prevention of air pollution ........................................... 12
C. Penyebab Pencemaran Laut ................................................................. 13
1. Pencemaran oleh minyak ............................................................... 13
2. Pencemaran oleh pestisida ............................................................. 14
3. Pencegahan pencemaran dalam bentuk kemasan .......................... 15
4. Pencemaran oleh sewage ............................................................... 17
5. Pencemaran oleh sampah ............................................................... 18
6. Pencemaran oleh air pollution ....................................................... 19
D. Pencegahan dan penanggulangan terjadinya pencemaran air laut ....... 21
1. Pencegahan terjadinya pencemaran laut ........................................ 21
2. Penanggulangan pencemaran laut .................................................. 22
Total hydrocarbons (oily waters, crude, bilge water, used oils, dll)
yang diizinkan untuk dibuang ke laut oleh sebuah kapal adalah tidak boleh
https://riauone.com/global/Dampak--pencemaran-minyak-terhadap-
kehidupan-di-Laut-
Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, yang
mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hampir tidak bias dielakkan.
Kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar tiap tahun.
Apabila terjadi pencemaran miyak dilautan, ini akan mengakibatkan minyak
mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan terbawa ke
pantai.
Contoh kecelakaan kapal yang pernah terjadi :
a) Torrey canyon dilepas pantai Inggris 1967mengakibatkan 100.000 burung
mati
b) Showa maru di selat Malaka pada tahun 1975
c) Amoco Cadiz di lepas pantai Perancis 1978
Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan
dan tumbuh tumbuhan yang hidup disuatu daerah. Minyak yang mengapung
berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan
air. Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk membersihkannya, mereka
http://imahkesling.blogspot.com/2015/12/pencemaran-air.html
Kerusakan yang disebabkan oleh pestisida adalah bersifat
akumulatif. Sampah sengaja ditebarkan ke dalam suatu lingkungan dengan
tujuan untuk mengontrol hama tanaman atau organism-organisme lain yang
tidak diinginkan. Idealnya pestisida ini harus mempunyai spesifikasi yang
tinggi yaitu dapat membunuh organism-organisme yang tidak dikehendaki
tanpa merusak hewan lainnya, tetapi pada kenyataannya pestisida bisa
membunuh biota air yang ada di laut.
Beberapa pestisida yang dipakai kebanyakan berasal dari suatu
grup bahan kimia yang disebut Organochloride. DDT termasuk dalam grup ini.
Pestisida jenis ini termasuk golongan yang mempunyai ikatan molekul yang
sangat kuat dimana molekul-molekul ini kemungkinan dapat bertahan di alam
sampai beberapa tahun sejak mereka mulai dipergunakan. Hal itu sangat
A. Pemberlakuan
Annex III ini berlaku untuk semua kapal yang mana sedang
mengangkut bahan – bahan berbahaya dalam kemasan ( Reg. 1.(1) ) dan
mulai berlaku dengan resmi 1 July 1992.
1. Harmful substances ( bahan – bahan berbahaya ) adalah semua bahan
yang diidentifikasikan sebagai pollutant ( penyebab polisi ) di laut di
dalam IMDG – International Maritime Dangerous Good
2. Packaged from adalah semua bentuk kemasan selain yang termasuk
bagian dari bagian kapal sebagaimana termaksud dalam IMDG Code
Annex III melarang semua bentuk pengangkutan bahan - bahan berbahaya
kecuali dengan mematuhi peraturan dalam IMDG Code Pengemasan,
pemberian tanda pemberian label, dokumentasi, pemadatan, pembatasan
jumlah dan pengecualan untuk mencegah atau mengurangi dampak
pencemaran yang mungkin ditimbulkan.
B. Kemasan (Reg. 2 )
D. Dokumentasi ( Reg. 4 )
1. Dalam semua dokumen yang berhubungan dengan pengangkutan
bahan berbahaya haruslah ditulis dengan jelas dan tegas dengan nama
teknis yang tepat ( nama merek saja tidak boleh ) dan harus dengan
tegas dinyatakan sebagai polutan laut.
E. Pemadatan ( Reg. 5 )
Pemadatan yang dilakukan haruslah sesuai untuk mengurangi
bahaya terhadap lingkungan laut tanpa mengecualikan keselamatan kapal
dan awak kapal.
G. Pengecualian ( Reg. 7 )
1. Pembuangan ke laut ( jettisoning ) bahan berbahaya dalam kemasan
adalah dilarang, kecuali jika betul – betul diperlukan dalam rangka
mengamankan keselamatan kapal dan jiwa di laut.
Note :
Receiption Facility adalah fasilitas penampungan didarat yang tidak hanya
digunakan untuk menampung kotoran,tetapi digunakan juga untuk
menampung sisa-sisa minyak,zat cairan beracun,dan sampah yang berasal
dari kapal.negara peserta konvensi MARPOL 73/78 diwajibkan untuk
menyiapkan dan memelihara fasilitas penampungan yang cukup didarat.
https://www.mongabay.co.id/2018/11/07/lautan-dunia-dalam-ancaman-
bahan-kimia-beracun/
Plastik telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang
dibuang, terapung dan terendap di lautan. 80% (delapan puluh persen) dari
sampah di laut adalah plastik, sebuah komponen yang telah dengan cepat
terakumulasi sejak akhir Perang Dunia II. Massa plastik di lautan
diperkirakan yang menumpuk hingga seratus juta metrik ton.
Plastik dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di laut
berbahaya untuk satwa liar dan perikanan. Organisme perairan dapat
terancam akibat terbelit, sesak napas, maupun termakan.
Jaring ikan yang terbuat dari bahan plastik, kadang dibiarkan atau
hilang di laut. Jaring ini dikenal sebagai hantu jala sangat membahayakan
lumba-lumba, penyu, hiu, dugong, burung laut, kepiting, dan makhluk
lainnya. Plastik yang membelit membatasi gerakan, menyebabkan luka dan
infeksi, dan menghalangi hewan yang perlu untuk kembali ke permukaan
untuk bernapas.
F. Suatu tabel diikat pada botol sampel dengan catatan khusus sbb:
1. Tempat dimana sple diambil dan prosedur sampling.
2. Tanggal pengisian bbm
3. Nama pemasok dan nama tongkang
4. Nama dan IMO Number kapal penerima
5. Tanda tangan dan nama pemasok dan wakil dari kapal
6. Keterangan dari Identificaion number atau tanda pada cap label
7. Derajat/tingkat dari baha bakar yang masuk (Grade of Bunker Fuel)
Kewajiban Negara
Konvensi Hukum Laut 1982 meminta setiap Negara untuk
melakukan upaya-upaya guna mencegah (prevent), mengurangi (reduce),
dan mengendalikan (control) pencemaran lingkungan laut dari setiap
sumber pencemaran, seperti pencemaran dari pembuangan limbah
berbahaya dan beracun yang berasal dari sumber daratan (land-based
sources), dumping, dari kapal, dari instalasi eksplorasi dan eksploitasi.
Dalam berbagai upaya pencegahan, pengurangan, dan pengendalian
pencemaran lingkungan tersebut setiap Negara harus melakukan kerja
sama baik kerja sama regional maupun global sebagaimana yang diatur
oleh Pasal 197-201 Konvensi Hukum Laut 1982.
Negara peserta Konvensi Hukum Laut 1982 mempunyai
kewajiban untuk menaati semua ketentuan Konvensi tersebut berkenaan
dengan perlindungan dan pelestarian lingkungan laut, yaitu antara lain
sebagai berikut :
1. Kesimpulan
a) Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia,
limbah industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran
organisme invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek
berbahaya.
b) Penyebab pencemaran laut yaitu :
- Pencemaran oleh minyak
- Pencemaran oleh logam berat
- Pencemaran oleh sampah
- Pencemaran oleh pestisida
- Pencemaran akibat proses Eutrofikasi
- Pencemaran akibat peningkatan keasaman
- Pencemaran akibat polusi kebisingan
c) Upaya pencegahan maupun penanggulangan pemcemaran laut telah diatur
oleh pemerintah dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Laut.
2. Saran
a. Saran umum
Kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum makhluk
hidup ada. Sampai pada satu sisi dimana bumi ini telah tua dan memohon
agar kita menjaga serta melstarikannya. Marilah kita bergotong royang
untuk menyelematkan bumi dengan stop pencemaran laut akibat ulah
manusia.
b. Saran pelaut