Anda di halaman 1dari 30

PERAWATAN DAN PERBAIKAN ALAT TANGKAP

PURSE SEINE DI KM. IMJ LIMA


PT. CILACAP SAMUDERA FISHERIES INDUSTRY,
KENDARI

TUGAS AKHIR

Oleh :
FAISAL RUSLI
1622020284

PROGRAM STUDI PENANGKAPAN IKAN


JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
2019
iv
v
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Perikanan (A.Md.Pi) di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.

Pangkep, 06 Agustus 2019

Yang menyatakan,

Faisal Rusli

vi
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan limpaham rahmat dan hidayah-Nya, sholawat salam kami haturkan

kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan teladan terbaik bagi

umatnya sehingga bisa meniru kegigihan dan kesungguhan beliau dalam berjuang.

Pada kesempatan ini, tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan doa dan dukungannya baik

secara moril ataupun material kepada anak-anaknya, sehingga anak-anaknya

bisa mengenyam pendidikan yang terbaik.

2. Bapak Dr. Ir. Darmawan, M.P selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri

Pangkep.

3. Bapak Syamsul Marlin, ST., M.Si. selaku Ketua Jurusan Penangkapan Ikan.

4. Bapak Ir. Muhammad Nadir, M.Si. dan Ir. Muslimin, M.P selaku dosen

pembimbing yang membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas

Akhir ini.

5. Bapak/Ibu Dosen Serta Pegawai dan Pranata Laboratorium Pendidikan

Jurusan Penangkapan Ikan

6. Sahabat-sahabat serta teman-teman dari Jurusan Penangkapan Ikan Angkatan

XXIX.

vii
Dalam menyusun dan menulis laporan ini, penulis menyadari sepenuhnya

bahwa laporan ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karenanya, berbagai bentuk

kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga laporan ini

bermanfaat khususnya bagi semua pihak.

Wassalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Pangkep, 06 Agustus 2019

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI.............................................................. iii

PERNYATAAN..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x

ABSTRAK ............................................................................................................. xi

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Tujuan dan Kegunaan ......................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 3

2.1 Definisi Alat Tangkap Purse Seine ..................................................... 3

2.2 Penggolongan Purse Seine .................................................................. 3

2.2.1 Berdasarkan Ukuran Purse Seine ................................................ 4

2.3 Bagian Alat Tangkap Purse Seine ...................................................... 6

2.4 Perbaikan Jaring Alat Tangkap Purse Seine ...................................... 9

2.5 SKKNI Perawatan dan Perbaikan Alat Tangkap Purse Seine .......... 14

2.5.1 Perawatan Alat Tangkap Purse Seine ....................................... 14

2.5.2 Perbaikan Alat Tangkap Purse Seine ........................................ 15

BAB III. METODOLOGI ..................................................................................... 18

3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................ 18

3.2 Metode Pengambilan Data ................................................................ 18

ix
BAB IV. KEADAAN UMUM LOKASI .............................................................. 19

4.1 Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari ................................ 19

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 21

5.1 Deskripsi Alat Tangkap Purse Seine ................................................ 21

5.2 Perawatan Dan Perbaikan Alat Tangkap Purse Seine ..................... 21

5.2.1 Perawatan Alat Tangkap Purse Seine di atas Kapal ................. 22

5.2.2 Perbaikan Alat Tangkap Purse Seine di atas Kapal .................. 23

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 25

6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 25

6.2 Saran ................................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26

L A M P I R A N ................................................................................................... 27

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 31

x
DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2. 1. Cara Pengoperasian Purse Seine ....................................................... 5


Gambar 2. 2. Teknik Penyambungan Jaring dari Mesh ke Mesh ......................... 10
Gambar 2. 3. Menyambung Jaring dari Point ke Point ........................................ 11
Gambar 2. 4. Menyambung Jaring Dengan (a) Menyisip (b) Merangkap ............ 12
Gambar 2. 5. Menyambung Jaring Dengan Lashing ............................................ 13
Gambar 4. 1. PT. Cilacap Samudera Fisheries Industry ....................................... 20
Gambar 5. 1. Penyusunan Purse Seine di atas Kapal ............................................ 22
Gambar 5. 2. Perbaikan Jaring Menjurai .............................................................. 23

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1. KM. IMJ LIMA ................................................................................ 28


Lampiran 2. Pemisahaan Jaring ............................................................................ 28
Lampiran 3. Perbaikan Jaring ............................................................................... 29
Lampiran 4. Alat Navigasi .................................................................................... 29
Lampiran 5. Data Kapal ........................................................................................ 30

xii
ABSTRAK

FAISAL RUSLI, 1622020284 Studi Tentang Kegiatan Perawatan dan


Perbaikan Alat Tangkap Purse Seine Di PT. Cilacap Samudera Fisheries Industry
Kendari, Dibawah Bimbingan MUHAMMAD NADIR dan MUSLIMIN.
Purse seine adalah suatu alat penangkapan ikan yang digolongkan ke
dalam kelompok jaring melingkar (surrounding nets) jaring ini dioperasikan
dengan jalan melingkar gerombolan ikan, baik dari bagian samping maupun dari
bagian bawah,sehingga gerombolan ikan tersebut tidak dapat meloloskan diri dari
ujung jaring. Tugas Akhir ini bertujuan untuk mendeskpresikan perawatan dan
perbaikan purse seine untuk memperpanjang pemakaian alat tangkap sehingga
dapat meningkatkan kinerja dan prodiktifitas alat tangkap dan kegunaan dari
Tugas Akhir ini sebagai bahan informasi dan acuan dalam perawatan dan
perbaikan alat tangkap purse seine.
Data Tugas Akhir ini dilaksanakan selama 3 bulan. Terhitung mulai bulan
Januari sampai April 2019, bertempat di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari
khususnya KM IMJ LIMA PT. Cilacap Samudera Fisheries Industry, Kendari.
Metode pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan
ABK, Nakhoda dan sumber lainnya yang dapat dipercaya serta dari pengalaman
yang penulis dapatkan pada saat mengikuti peraktek laut. Adapun sumber
informasi lainnya penulis dapakan dari studi literatur yang berkaitan dengan
Tugas Akhir.
Dari hasil pengamatan data di lapangan menunjukan bahwa, untuk
menjaga ketahanan alat tangkap purse seine maka dilakukan perawatan dan
perbaikan alat tangkap purse seine yaitu dalam memelihara jaring dilakukan
penanganan yang efektif agar mudah dioperasikan pada pengoperasian
selanjutnya. Bagian-bagian jaring yang sobek harus dilakukan penjuraian atau
penambalan.

Kata kunci : Perawatan, Perbaikan

xiii
14
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perikanan purse seine sebagai salah satu usaha yang berorintasi pada

penangkapan untuk jenis-jenis ikan pelagis yang diusahakan seoptimal mungkin

agar dapat mengekploitasi sumber daya alam laut demi tercapainya peningkatan

produksi perikanan. Suatu peningkatan produksi perikanan ini tidak lepas dari

peningkatan kualitas sumber daya manusia yang pada akhirnya dapat

menghasilkan dan meningkatkan komoditi ekspor. Sangat disayangkan apabila

sumber daya alam tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu

sumber daya alam tersebut adalah perikanan. Dimana sumber alam ini merupakan

kebutuhan pokok manusia. Hal ini menyebabkan banyak permintaan dari

masyarakat berupa produk-produk perikanan. Untuk mencapai semua itu maka

diperlukan alat yang efesien untuk mendapatkan hasil laut dengan jumlah yang

maksimal dan aman. Sumber daya perikanan pelagis kecil di duga merupakan

salah satu sumber daya perikanan yang paling melimpah di indonesia.

Perawatan maupun perbaikan alat tangkap khususnya jaring sangat

memegang peranan penting, oleh karena kelancaran operasional suatu

penangkapan ikan sangatlah ditentukan olehnya. alat tangkap yang tidak

mendapatkan perawatan sebagamaina mestinya akan mengalami penurunan

kekuatan, sebagaimana bahwa setiap alat tangkap yang dipergunakan dalam suatu

usaha penangkapan ikan akan berkurang kekuatannya dan dalam waktu yang

tertentu akan rusak dan sama sekali tidak dapat dipergunakan lagi jika tidak

mendapatkan pemeliharaan.
Karena umumnya alat tangkap setelah pengoperasian dan hauling selesai

pasti akan mengalami kerusakan baik kerusakan dalam skala kecil maupun besar

yang dimana kerusakan-kerusakan tersebut dipengaruhi oleh faktor alam maupun

faktor manusia itu sendiri. Untuk itu apabila ada jaring mengalami kerusakan

ataupun sobek, setelah pemakaian alat tangkap perlu diperbaiki, dirajut ataupun

ditambal agar alat tangkap tersebut tidak terjadi kerusakan yang lebih besar. Hal

ini sesuai dengan pernyataan Sadhori (1983) yang mengatakan bahwa, pada

umunya alat penagkapan ikan setelah digunakan operasi pasti akan mengalami

kerusakan yang disebakan oleh pergesekan antara benda lain seperti kapal dan

sebagainya, digigit atau terkena sirip ikan yang akan melepas diri atau sengaja

dirobek oleh nelayan karena terjadi kekusutan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil

judul dalam Tugas Akhir ini yaitu Perawatan dan Perbaikan Alat Tangkap Purse

Seine di KM. IMJ LIMA PT. Cilacap Samudera Fisheries Industry, Kendari.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan Penulisan Tugas Akhir ini untuk mendeskripsikan perawatan dan

perbaikan alat tangkap purse seine.

Kegunaan dari Penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai bahan informasi

dan acuan dalam perawatan dan perbaikan alat tangkap purse saine.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Alat Tangkap Purse Seine

Purse seine adalah suatu alat penangkapan ikan yang digolongkan kedalam

kelompok jaring lingkar. Jaring ini dioperasikan dengan jalan melingkari

gerombolan ikan, baik dari bagian samping maupun dari bagian bawah, sehingga

gerombolan ikan tersebut tidak dapat meloloskan diri dari jaring. Purse seine

smerupakan alat tangkap yang cukup dominan dipergunakan nelayan diberbagai

perairan Indonesia dikarenakan alat tangkap ini cukup efisien dalam menangkap

ikan (Baskoro dan Suherman, 2007).

Purse seine disebut juga pukat cincin karena alat tangkap ini dilengkapi

dengan cincin dan tali kolor. Fungsi cincin dan tali kerut/tali kolor ini penting

terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut

tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir

penangkapan (Sudirman dan Mallawa, 2012).

Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari

suatu gelombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah

dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan terkumpul di bagian kantong. Dengan

kata lain dengan memperkecil ruang lingkup gerak ikan. Ikan-ikan tidak dapat

melarikan diri dan akhirnya tertangkap. Fungsi mata jaring dan jaring adalah

sebagai dinding penghadang, dan bukan sebagai pengerat ikan (Ayodhyoa, 1981).

2.2 Penggolongan Purse Seine

Panjang jaring purse seine dipengaruhi oleh ukuran dan kecepatan kapal

yang digunakan, tingkah laku jenis ikan yang akan di tangkap khususnya

kecepatan renang dan cara menemukan/menarik gerombolan ikan. Panjang


minimum kantong tergantung dari kapal, dimana panjang minimum purse seine

sama dengan 15 kali panjang kapal. Untuk menangkap ikan pelagis kecil seperti

ikan layang, ikan kembung, atau pelagis besar seperti ikan cakalang dan ikan tuna,

apabila menggunakan rumpon atau lampu dalam pengoprasian purse seine maka

panjang jaring yang dianjurkan 400 meter, tetapi apabila dalam operasianya

memburu gerombolan ikan (scouting) maka panjang jaring yang di anjurkan 850

meter (Sudirman dan Mallawa, 2012).

Lebar jaring atau tinggi jaring ditentukan berdasarkan juga tingkah laku

ikan, dan kedalaman perairan. Tinggi jaring harus selalu lebih tinggi atau

minimum sama dengan kemampuan menyelam ikan (swimming depth) dan tinggi

jaring harus lebih kecil dari kedalaman perairan. Jumlah pemberat (sinker) dan

pelampung (float) yang dipasang pada jaring purse seine harus memenuhi

perbandingan tertentu, dimana daya apung pelampung harus lebih besar dibanding

daya tenggelam pemberat dan jaring (Mallawa, 2012).

a. Berbentuk persegi panjang yang dioperasikan dengan satu kapal.

b. Berbentuk satu lengkungan (trapezium terbalik) yang dioperasikan dengan

satu kapal.

c. Berbentuk dua lengkungan simetris yang dioperasikan dengan dua kapal.

2.2.1 Berdasarkan Ukuran Purse Seine

1. Pukat cincin mini: panjang kurang dari 300 m, berkembang di laut

dangkal (Laut Jawa, Selat Malaka, Perairan Timur Aceh) atau di

sepanjang perairan pantai sasaran utamanya adalah ikan pelagis

kecil, seperti :ikan layang, ikan tembang, lemuru dan kembung.


2. Pukat cincin berukuran sedang: panjang dari 300 – 600 m yang

dioperasikan di perairan yang lebih jauh atau di perairan lepas

pantai. Sasaran utamanya adalah ikan tongkol dan kembung.

3. Pukat cincin berukuran besar: panjang lebih dari 600 – 1000 m, yang

dioperasikan di perairan laut-dalam di dalam Zona Ekonomi

Eksklusif Indonesia sasaran utama ikan cakalang dan ikan tuna.

4. Pukat cincin super panjang lebih dari 1000 m, berkembang di

perairan laut bebas.

Pukat cincin dioperasikan dengan cara melingkarkan jaring terhadap

gerombolan ikan. Pelingkaran dilakukan dengan cepat, kemudian secepatnya

menarik purse line di antara cincin-cincin yang ada, sehingga jaring akan

membentuk seperti mangkuk. Kecepatan tinggi diperlukan agar ikan tidak

dapat meloloskan diri. Setelah ikan berada di dalam mangkuk jaring, lalu

dilakukan pengambilan hasil tangkapan menggunakan serok atau penciduk.

Gambar 2. 1. Cara Pengoperasian Purse Seine


Sumber : Ardidja, Supardi. 2007

Pukat cincin dapat dioperasikan siang atau mal am hari. Pengoperasian

pada siang hari sering menggunakan rumpon atau payaos sebagai alat bantu

pengumpul ikan. Sedangkan alat bantu pengumpul yang sering digunakan di


malam hari adalah lampu, umumnya menggunakan lampu petromaks.

Keberhasilan pengoperasian pukat cincin dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu

ketepatan melingkari gerombolan ikan, kecepatan tenggelam pemberat dan

kecepatan penarikan tali kolor. Pengaturan jaring harus tepat dan cepat

sehingga gerombolan atau kawanan ikan tidak punya kesempatan untuk keluar

dari lingkaran jaring.

Hasil tangkapan utama adalah ikan pelagis antara lain: ikan kembung,

tembang, japuh, lemuru, julung-julung layur, tetengkek, talang-talang, siro,

selar kuning, parang-parang, layang, senuk, tongkol, cucut, tenggiri papan dan

kenyar. Penyuluh dapat memilih alat tangkap apa yang sesuai dengan kondisi

perairannya. Alat tangkap ini dapat dimodifikasi dan disesuaikan dengan

daerah penangkapan, menurut Tomasila dan Usemahu (2004).

Purse seine digunakan untuk menangkap ikan yang bergerombol. Oleh

karena itu, jenis-jenis ikan yang tertangkap adalah jenis ikan pelagis yang

hidupnya bergerombol seperti layang, lemuru, kembung dan tuna. Ikan-ikan

yang tertangkap dengan purse seine tersebut dikurung oleh jaring sehingga

pergerakannya terhalang oleh jaring dari dua arah, baik pergerakannya

kesamping (horizontal) maupun pergerakan kearah dalam (vertical).

2.3 Bagian Alat Tangkap Purse Seine

Adapun beberapa bagian alat tangkap Purse Seine menurut Usemahu, (2003)

1. Jaring Utama

Bahan jaring utama pukat cincin terbuat dari bahan nylon atau vinylon,

dengan ukuran mata jaring yang disesuaikan dengan jenis ikan yang akan

ditangkap, semakin besar jenis ikan yang akan ditangkap semakin besar pula
ukuran mata jaring (mesh size) yang digunakan. Ukuran mata jaring pada tiap-tiap

bagian adalah tidaklah sama.

Bagian yang memiliki ukuran yang sama pada bagian sayap dengan

ukuran mata yang besar. Sementara pada bagian kantong ukuran matanya lebih

kecil, karena pada bagian ini merupakan tempat berkumpulnya ikan-ikan yang

tertangkap sebelum ikan diangkat ke permukaan. Untuk ukuran mata jaring yang

terkecil adalah 2,5 cm. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang

dituangkan dalam Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia no: 85, tahun

1982.

2. Kantong (bag, bunt)

Yang dimaksudkan dengan kantong adalah bagian jaring yang pada waktu

penarikan tali kolor dengan serentaknya membentuk suatu kantong, yang nantinya

akan berfungsi sebagai tempat untuk mengurung/mengumpulkan ikan. Karena

berfungsi sebagai penadah maka kantong memiliki ukuran mata jaring yang lebih

kecil dibandingkan dengan mata jaring yang terletak pada kantong dan sayap

sehingga diharapkan ikan-ikan yang telah terkumpul pada bagian kantong tidak

dapat meloloskan diri.

3. Srampat (Salvage)

Pada tali ris bawah maupun tali ris atas, selvage merupakan mata jaring

penguat yang dipasang untuk melindungi bagian pinggir dari jaring utama agar

tidak mudah rusak atau robek pada saat operasi penangkapan. Bahan jaring

srampat biasanya lebih kaku dari bahan jaring utama seperti polyethylene (PE).

Ukuran matanya selalu lebih besar dari jaring utama, demikian juga dengan

nomor benangnya.
4. Tali Ris (Float Line)

Tali ris menggunakan arah pintalan yang berlawanan dimaksudkan untuk

mencegah agar jaring tidak terbelit atau melintir. Biasanya tali ris menggunakan

bahan kuralon atau polyethylene, dengan ukuran diameter 8-10 mm. (Usemahu,

2003).

5. Pelampung (Float)

Pelampung berguna untuk memberikan daya apung pada alat tangkap, agar

alat tangkap dapat terbentang dengan sempurna pada saat dioperasikan. Bahan

yang d igunakan adalah bahan yang berat jenisnya lebih kecil dari berat jenis air

laut. Pada saat ini bahan yang banyak digunakan adalah dari busa plastik yang

keras. Ukuran pelampung disesuaikan dengan daya apung tiap pelampung

misalnya bentuk oval dengan diameter 13 cm dan panjang 23 cm. (Usemahu,

2003).

6. Tali Cincin (Bridle Line)

Tali cincin merupakan tali yang dipergunakan untuk menggantungkan

cincin pada tali ris bawah. Tali ini menghubungkan antara cincin dengan tali ris

bawah. Biasanya tali cincin ini terbuat dari bahan yang sama dengan bahan tali ris

atas atau tali ris bawah. Bahan yang digunakan untuk tali cincin ini adalah bahan

kuralon atau polyethylene dengan diameter yang lebih kecil dengan tali ris.

Usemahu, (2003).

7. Cincin (Ring)

Alat ini berguna untuk jalannya tali kerut (purse line) pada waktu jaring

ditarik sehingga bagian bawah jaring dapat terkumpul dan membentuk kantong.

Bahan yang digunakan untuk cincin biasanya terbuat dari bahan tembaga atau
kuningan namun ada pula yang terbuat dari bahan besi yang dilapisi dengan

kuningan. Ukuran cincin berdiameter 10 cm dengan berat 40 kg.

8. Pemberat (Sinker)

Pemberat berguna untuk memberikan daya tenggelam pada alat tangkap

sehingga jaring dapat terbentang dengan sempurna. Pemberat terbuat dari bahan

yang tidak mudah berkarat, harganya murah dan mudah didapat misalnya timah.

Ukuran panjang pemberat biasanya 3 cm dan diameter 3-5 cm.

9. Tali Kerut (Purse Line)

Tali kerut yang dilewatkan pada cincin digunakan untuk menutup bagian

bawah jaring pada saat dioperasikan. Dengan ditariknya tali kerut ini maka tali

cincin akan terkumpul yang kemudian jaring akan membentuk sebuah kantong.

sehingga tali kerut biasanya dipilih dari tali yang permukaannya licin, kaku dan

tidak mudah putus.

2.4 Perbaikan Jaring Alat Tangkap Purse Seine

Dalam memperbaiki jaring pastinya kita akan menemui istilah menjurai.

Sebenarnya jurai jaring adalah bagian dari perbaikan jaring dan setiap nelayan di

indonesia pandai dalam menjurai jaring. Kerusakan pada jaring harus cepat di

perbaiki. Dalam pola perbaikan jaring diantaranya menambal, menyambung dan

memotong jaring (Sadhori, 1983).

Keterampilan memotong dan menyambung jaring haruslah telah dikuasai

benar-benar. Dan penguasaan tentang teknik menjurai jaring di dapatkan biasanya

dari belajar dengan nelayan atau mengikuti Diklat perikanan atau diklat nelayan.

Ketelitian dalam menentukan bentuk-bentuk kerusakan pada lembaran jaring serta

keterampilan dalam membentuk kembali sebuah kerusakan pada jaring agar


mudah diperbaiki. Karena dalam memperbaiki jaring apabila tidak teliti dan

mengetahui tekniknya maka kondisi jaring akan rusak dan tidak bisa digunakan

(Sadhori 1983). Untuk memperbaiki kerusakan pada jaring, nelayan umunya

menggunakan beberapa cara yaitu :

1. Menyambung jaring

Menurut Yahya dkk, (2012) menyambung jaring adalah merangkaikan beberapa

lembaran jaring sehingga mempunyai bentuk tertentu sesuai dengan yang

diinginkan. Adapun beberapa macam penyambungan sebagai berikut :

a. Menyambung mesh dengan mesh

Sambungan ini digunakan untuk menyambung bagian jaring yang

mempunyai jumlah mata yang akan disambung sama banyaknya dan sama

potongannya yaitu semua potongan mesh. Penyambungan dapat dimulai dari

ujung bertanda lingkaran ke jaring A dan selanjutnya disambung ke jaring B

dan seterusnya sampai selesai.

Gambar 2. 2. Teknik Penyambungan Jaring dari Mesh ke Mesh


Sumber : Yahya dkk, 2012
b. Penyambungan Point dengan Point

Sambungan ini dipergunakan untuk menyambung bagian jaring yang

mempunyai jumlah mata yang akan disambung sama jumlahnya dan sama

potonganya yaitu semuanya potongan point.

Gambar 2. 3. Menyambung Jaring dari Point ke Point


Sumber : Yahya dkk, 2012

c. Penyambungan dengan cara Take Up

Penyambungan ini biasa terjadi pada penyambungan mesh dengan

mesh atau point dengan point yang jumlah mata kedua sisi yang akan

disambungkan tidak sama. Misalnya dari dua lembar jaring yang akan

disambung tadi mempunyai jumlah mata masing-masing untuk lembaran A

= 200 mata sedangkan untuk lembaran B = 300 mata. Ada beberapa contoh

dalam penyambungan dengan take up ini diantaranya :

- Cara menyisip yaitu mengambil perbandingan dari jumlah mata kedua

sisi yang akan disambung tadi, misalnya sisi A = 200 mata dan sisi B =

300 mata, mata perbandingan A : B = 200 : 300 atau 2 : 3. Ini berarti

bahwa tiap-tiap 2 mata pada harus disambung dengan 3 mata dari jaring

B. Setiap dua mata pada jaring A dibuatkan anakan (mata gantungan)

untuk disambungkan pada jaring B.


- Cara merangkap yaitu setiap 3 mata jaring dari jaring B harus disambung

dengan 2 mata jarring A. Seperti pada gambar 2.4. dari dua jaring yang

akan disambung.

(a)

(b)

Gambar 2. 4. Menyambung Jaring Dengan (a) Menyisip (b) Merangkap


Sumber : Yahya dkk, 2012
d. Menyambung dengan cara Lashing

Menyambung dengan cara Lashing adalah cara penyabungan dua sisi

jaring yang dilakukan seperti menjahit kain dengan tangan. Penyambungan

dengan cara ini memang dapat dilakukan dengan cepat akan tetapi hasilnya

sangat kasar. Oleh karena itu penyambungan cara lashing ini biasanya

hanya dilakukan untuk menyambung dua bagian jaring yang telah dijelaskan

sebelumnya. Hal ini dapat terjadi bila kedua sisi atau salah satu dari sisi

yang akan disambungkan tadi terdiri dari hasil potongan campuran atau

potongan all bars.

Namun demikian lashing kadang-kadang dilakukan juga pada

potongan-potongan jaring yang teratur all mesh atau all point bila mana

jumlah yang akan disambung terlalu banyak sehingga apabila dilakukan

penyambungan dengan cara mesh dengan mesh atau point dengan point atau

take up dengan take up perbaikan cara lashing biasanya dilakukan dalam

keadaaan darurat misalnya menambal jaring yang rusak atau robek pada saat

operasi dimana jaring yang akan kembali segera diopersikan. Bila operasi

telah selesai, penambalan dengan cara biasa kembali dingunakan.

Gambar 2. 5. Menyambung Jaring Dengan Lashing


Sumber : Yahya dkk, 2012
2.5 SKKNI Perawatan dan Perbaikan Alat Tangkap Purse Seine

Sistem standardisasi kompetensi kerja nasional adalah rumusan

kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan atau keahlian

serta sikap kerja yang revelen dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang

ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan untuk mencapai tujuan

yang standardisasi kompetensi kerja nasional indonesia. SKKNI ini menciptakan

suatu hubungan timbal balik antara dunia usaha dengan lembaga diklat yaitu bagi

perusahaan, industri yang harus dapat merumuskan standar kebutuhan kualifikasi

SDM yang diinginkan, dalam upaya menjamin kesenambungan usaha atau

industri. Sedangkan pihak lembaga diklat akan menggunakan SKKNI sebagai

acuhan dalam pengembagan program dan kurikulum pendidikan dan pelatihan.

Sementara pihak pemerintah menggunakan SKKNI sebagai acuhan dalam

merumuskan kebijakan dalam pengembagan SDM secara makro.

2.5.1 Perawatan Alat Tangkap Purse Seine

Perawatan ini juga mencakup tentang pengetahuan, keterampilan dan

sikap kerja yang dibutuhkan dalam melakukan perawatan alat tangkap

purse saine saat di laut atau dikapal. Sebelum pengoprasian alat tangka purse

saine tersusun rapi di buritan kapal. Setelah di gunakan purse saine di

bersihkan dari sisa-sisa ikan kemudian di susun rapi kembali ke buritan kapal.

Adapun tahap-tahap melakukan persiapan perawatan yaitu

1. Melakukan persiapan perawatan dan pencegahan kerusakan alat

penangkap ikan.

- Cara penyimpanan dan penyebab dan kerusakan alat tangkap ikan di

darat.
- Cara penyimpanan dan penyebab dan kerusakan alat tangkap ikan di

darat ditentukan.

- Tindakan perawatan dan pencegahan kerusakan alat tangkap ikan.

2. Menyiapkan jenis bahan dan peralatan untuk perawatan alat

penangkap ikan.

- Spesifikasi peralatan perawatan dan penjegahan di darat

diidentifikasi.

- Jenis, jumlah dan ukuran peralatan dan pencegahan kerusakan

sesuai jenis alat tangkap ikan berbahan utama jaring.

3. Melakukan penyimpanan alat penangkap ikan.

- Tempat penyiapan alat tangkap alat tangkap ikan disiapkan.

- Penataan alat tangkap penagkapan ikan.

2.5.2 Perbaikan Alat Tangkap Purse Seine

Keterampilan membuat dan memotong jaring termasuk menyambung

jaring haruslah telah dikuasai benar-benar. Dan Penguasaan tentang teknik

menjurai jaring di dapatkan biasanya dari belajar dengan nelayan atau

mengikuti Diklat perikanan atau diklat nelayan.

Ketelitian dalam menentukan bentuk-bentuk kerusakan pada lembaran

jaring serta keterampilan dalam membentuk kembali sebuah kerusakan pada

jaring agar mudah diperbaiki. Karena dalam memperbaiki jaring apabila tidak

teliti dan mengetahui tekniknya maka kondisi jaring akan rusak dan tidak bisa

di gunakan. Tanpa memiliki kedua modal dasar tersebut di atas tidaklah

mungkin kita dapat memperbaiki kerusakan-kerusakan pada jaring secara baik.


Memperbaiki kerusakan jaring dapat dilakukan berdasarkan :

1. Melakukan identifikasi kerusakan alat penangkapan ikan.

- Jenis kerusakan alat tangkap ikan diidentifikasi.

- Spesifikasi bahan dan peralatan alat tangkap ikan.

- Catatan penting lainnya dari alat penangkap ikan dan komponen yang

rusak dibuat di dalam from isian kerusakan.

2. Melakukan bongkar muat alat penangkap ikan ke kapal.

- Pembongkaran alat tangkap ikan ke kapal dilaksanakan sesuai SOP.

- Pemuatan alat penagkap ikan ikan ke kapal dilaksanakan sesuai SOP.

3. Menyiapkan kebutuhan peralatan bahan perbaikan atau penganti kerusakan

alat tangkap ikan.

- Tempat perbaikan ditentukan sesuai kebutuhan.

- Bahan dan perbaikan atau penganti bagian yang rusak dihitung.

- Peralatan bahan dan tenaga kerja sudah di pastikan.

- Alat penagkapan sudah di bentang.

4. Melakukan perbaikan dengan cara mengantikan bahan (replacing)

komponen utama webbing alat penangkap ikan yang rusak..

- Jumlah mata jaring arah horisontal (mesh) dan vertikal (point)

komponen webbing yang rusak dan bagian webbing di sisi terdekat

ke bagian yang rusak dihitung.

- Perbandingan dan distribusi mata jaring antar bagian yang rusak

dengan bagian terdekat lainnya dihitung.

- Pemotongan, pembersihan dan mesh selvedging, point dan

potongan miring bahan pengganti dilakukan.


- Komponen webbing yang rusak dilepas.

- Penggantian dan pemasangan kembali komponen webbing yang

rusak dilakukan.

5. Melakukan perbaikan dengan cara memperbaiki (repairing) sebagian

komponen webbing alat penangkap ikan yang rusak.

- Perlakuan pra penjurai dilakukan.

- Penjuraian dilakukan.

6. Melakukan perbaikan dengan cara mengantikan bahan replacing atau

sebagian komponen tali ris atas (float line) dan ris bawah (sinker line) alat

penangkapan ikan yang rusak.

- Spesifikasi tali, pelampung dan pemberat yang rurak diidentifikasi.

- Interval jarak pelampung, pemberat dan tali pegantung (hanging line)

yang rusak diukur.

- Rasio pengantungan (hang-in ratio) dan distribusi mata jaring pada

hanging line sepanjang ris yang rusak dihitung.

- Tindakan pengantian seluruh atau sebagian atas ris bawah yang rusak dan

pemasangan kembali komponen webbing ris bawah dan dikerjakan.

7. Melakukan perbaikan dengan cara memperbaiki (repairing) tali di sebagian

komponen alat penangkap ikan yang rusak.

- Spesifikasi tali, pelampung dan pemberat yang rurak diidentifikasi.

- Interval jarak pelampung, pemberat dan tali pegantung (hang- in ration)

yang rusak diukur.

- Rasio pengantungan (hang-in ratio) dan distribusi mata jaring pada

hanging line sepanjang ris yang rusak dihitung.


BAB III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Pengambilan data Tugas Akhir ini dilaksanakan pada bulan Jaunuari

sampai April 2019, bertempat di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari

khususnya di KM IMJ LIMA PT. Cilacap Samudera Fisheries Industry, Kendari.

3.2 Metode Pengambilan Data

Metode yang digunakan dalam pengambilan data Tugas Akhir ini adalah

wawancara langsung dengan ABK, Nakhoda dan sumber lain yang dapat

dipercaya serta dari pengalaman yang penulis dapatkan pada saat mengikuti

praktek laut. Adapun sumber informasi lainnya penulis dapatkan dari studi

literatur yang berkaitan dengan Tugas Akhir.

Anda mungkin juga menyukai