TUGAS AKHIR
Oleh:
ARMA AULIA ARTA
1622010159
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
v
KATA PENGANTAR
lagi maha penyayang yang telah memberikan kenikmatan yang tiada terkira
sehingga penulis dapat menyusun tugas akhir ini dengan baik. Tidak lupa
sholawat serta salam selalu penulis haturkan kepada junjungan terbaik baginda
akhir zaman. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada beliau, serta kepada
pihak yang telah mendukung dan membantu penyusunan tugas akhir ini sehingga
1. Bapak Syahrir, Ibu Hartati, Rezky Amalia Arta, Sri Nurfiana Arta, Saifullah
Arta selaku orang tua dan saudara. Terima kasih atas segala do’a,
kepercayaan, cinta kasih yang tiada henti diberikan kepada penulis, dan
2. Bapak Ir. Andi Yusuf Lingka, M.P. selaku pembimbung pertama dan bapak
3. Ibu Dr. Andriani, S.Pi., M.Si. selaku Ketua Program Studi Budidaya
Perikanan.
Budidaya Perikanan.
vi
5. Bapak Dr. Ir. Darmawan, M.P. selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Pangkajene Kepulauan.
6. Bapak Bio Prasetyo Nugroho dan Bapak Bayu Pradana selaku pembimbing
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif dari semua pembaca demi kesempurnaan tugas akhir ini. Semoga
tugas akhir ini dapat memberikan kontribusi positif serta bermanfaat bagi kita
semua, Aamiin.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
PERNYATAAN ...................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ............................................................. 2
viii
3.3 Metode Pengumpulan Data ................................................. 18
3.4 Metode Pelaksanaan............................................................ 19
3.5 Parameter yang Diamati dan Analisis Data ........................ 24
BAB VI PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................ 42
5.2 Saran .................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Jenis dan Ukuran Pakan .......................................................... 13
Tabel 2.2 Analisis Nafsu Makan Udang Berdasarkan Cek Anco ........... 15
Tabel 3.1 Alat yang Digunakan Selama Pemberian Pakan pada
Pembesaran Udang Vaname ................................................... 17
Tabel 3.2 Bahan yang Digunakan Selama Pemberian Pakan pada
Pembesaran Udang Vaname ................................................... 18
Tabel 5.1 Pertumbuhan Harian Udang Vaname ..................................... 38
Tabel 5.2 Kelangsungan Hidup Udang Udang Selama Pemeliharaan .... 39
Tabel 5.3 FCR Udang Selama Pemeliharaan .......................................... 40
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Morfologi Udang Vaname .................................................. 4
Gambar 3.1 Pemberian Pakan Manual .................................................... 19
Gambar 3.2 Pemberian Pakan Auto Fedeer ............................................ 19
Gambar 3.3 Pemberian Pakan di Anco ................................................... 19
Gambar 3.4 Pengecekan Anco ................................................................ 21
Gambar 3.5 Sampling.............................................................................. 22
Gambar 3.6 Panen Udang ....................................................................... 23
Gambar 3.7 Pencucian Udang ................................................................. 23
Gambar 3.8 Sortir Udang ........................................................................ 23
Gambar 4.1 Layout Tambak PT. Suri Tani Pemuka Banyuwangi .......... 28
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. Suri Tani Pemuka Banyuwangi .... 30
Gambar 5.1 Pertumbuhan Udang Vaname.............................................. 36
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kandungan Nutrisi Pakan PT. Suri Tani Pemuka .............. 45
Lampiran 2. Program Pemberian Pakan PT. Suri Tani Pemuka ............. 46
Lampiran 3. Pakan Blind Feeding ........................................................... 47
Lampiran 4. Persentase Pakan Harian (Feeding Rate, FR) ..................... 48
Lampiran 5. Jumlah Pakan yang Digunakan pada Pembesaran Udang
Vaname .............................................................................. 49
Lampiran 6. Hasil Panen Udang Vaname ............................................... 51
Lampiran 7. Contoh Perhitungan Pakan ................................................. 52
Lampiran 8. Skema Produktivitas Akuakultur ........................................ 53
Lampiran 9. Kinerja Pertumbuhan Udang Vaname Selama
Pemeliharaan 63 Hari......................................................... 54
Lampiran 10. Kegiatan Pemberian Pakan pada Pembesaran Udang
Vaname ............................................................................. 55
xii
RINGKASAN
xiii
BAB I. PENDAHULUAN
permintaan yang tinggi, udang vaname juga memiliki kemampuan daya tahan
tubuh yang tinggi sehingga tingkat kematiannya rendah. Udang vaname juga
memiliki tingkat produktivitas yang cukup tinggi dan memiliki kemampuan untuk
Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan budidaya udang secara intensif
udang. Biaya pakan mencapai lebih dari 50% dari biaya total sehingga perlu
budidaya (Hasan, 2012 dalam Supono, 2017). Manajemen pemberian pakan yang
baik sangat penting dilakukan agar pemberian pakan optimum sehingga tidak
terjadi kelebihan pakan atau kekurangan pakan. Pemberian pakan yang kurang
sifat kanibalisme pada udang, begitupun sebaliknya apabila kelebihan pakan (over
feeding) menyebabkan penurunan kualitas air dan nilai konversi pakan tinggi.
2
kualitas air terjaga, efisiensi pakan dan akan memacu pertumbuhan dan
meningkat.
Manfaat tugas akhir ini adalah sebagai bahan informasi untuk menambah
kali dilakukan oleh Boone pada tahun 1931 dengan klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Subkelas : Eumalacostraca
Superordo : Eucarida
Ordo : Decapoda
Subordo : Dendrobrachiata
Famili : Penaeidae
Genus : Litopenaeus
Menurut Supono (2017), nama ilmiah udang vaname yang pertama kali
diberikan oleh Boone pada tahun 1931 ini adalah Penaeus vannamei. Namun
Litopenaeus diusulkan oleh Isabel Parez Farfante dan Brian Kensley pada tahun
1997 untuk menggantikan nama genus penaeus. Nama lain udang vaname
menurut FAO adalah whiteleg srimp (Inggris), crevette pattes blanches (Prancis)
Tubuh udang vaname dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian
kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut
cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di
bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas
pula. Ujung ruas keenam terdapat ekor kipas (uropod) 4 lembar dan satu telson
Udang vaname termasuk genus Penaeus dicirikan oleh adanya gigi pada
rostrum bagian atas dan bawah. Mempunyai dua gigi di bagian ventral dari
rostrum dan 8-9 gigi di bagian dorsal serta mempunyai antena panjang (Elovaara,
omnivora atau pemakan segala. Beberapa sumber pakan udang antara lain udang
menggunakan sinyal kimiawi berupa getaran dengan bantuan organ sensor yang
terdiri dari bulu-bulu halus (setae). Organ sensor ini terpusat pada ujung anterior
antennula, bagian mulut, capit, antena, dan maxilliped. Dengan bantuan sinyal
kimiawi yang ditangkap, udang akan merespon untuk mendekati atau menjauhi
dan oesophagus. Bila pakan yang dikonsumsi terlalu besar, akan dicerna secara
parameter tingkat keberhasilan proses budidaya. Karena dua faktor tersebut yang
hidup (survival rate) adalah banyaknya udang yang berhasil hidup hingga masa
dipelihara ialah kondisi lingkungan perairan tambak dan kondisi benur, terutama
pada waktu penebaran benur dilakukan. Selain itu terdapatnya predator di tambak
perairan tambak hampir sama dengan kondisi air pada bak pembenihan benur
tersebut. Serta sebelum benur ditebar, hama predator maupun kompetitor harus
baik apabila nilai SR>70%, untuk SR kategori sedang 50–60% dan untuk kategori
yang terjadi secara bertahap, dimana proses ini sangat dipengaruhi oleh frekuensi
ganti kulit (moulting). Moulting akan terjadi secara teratur pada udang yang sehat.
Bobot udang akan bertambah setiap kali mengalami moulting. Moulting dapat
terjadi secara massal, yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang berubah
secara tiba-tiba, seperti terjadinya pasang surut, pergantian air maupun jika terjadi
perubahan suhu secara mendadak. Kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan
juga sangat mempengaruhi pertumbuhan udang. Udang akan tumbuh jika pakan
pakan tersebut harus memiliki kandungan protein yang tinggi (minimal 35%).
Kualitas air tambak yang baik akan mendukung perkembangan dan pertumbuhan
pakan yang sengaja dibuat dan disiapkan. Beberapa hal penting perlu diperhatikan
selama pemberian pakan pada hewan budidaya, antara lain; (1) Pakan berkualitas
kultivan yang akan dipelihara, diproduksi dengan kualitas baik dimana nutrien
yang ada dapat tercerna secara maksimal; (2) Mengunakan pakan yang attraktif,
7
palatabilitas tinggi, serta size/ukuran yang sesuai dengan hewan yang dipelihara;
baik dan benar; (4) memberikan pakan pada kultivan dengan jumlah dan frekuensi
yang tepat sesuai dengan jumlah dan ukuran populasi; (5) Mendistribusikan pakan
secara merata pada media budidaya (tambak, kolam dsb) sehingga semua udang
2.5.1 Protein
organisme lainnya. Fungsi protein dalam tubuh udang antra lain: pemeliharaan
Umumnya protein yang dibutuhkan oleh udang dalam prosentase yang lebih
akan protein berbeda-beda untuk setiap stadia hidupnya, pada stadia larva
pertumbuhan udang lebih pesat dibanding yang dewasa. Disamping itu sumber
protein yang didapatkan oleh udang juga berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan
kebiasaan makan dari udang dimana pada stadia larva cenderung bersifat
karnivora. Makanan yang baik bagi udang vaname adalah yang mengandung
protein paling bagus minimal 30% serta kestabilan pakan dalam air minimal
2.5.2 Lemak
Menurut Amri dan kanna (2008), lemak merupakan senyawa organic yang
terdiri dari minya, phospholipid dan sterol. Lemak juga merupakan komponen
jaringan yang berfungsi sebagai carrier atau pembawa vitamin yang terlarut
didalamnya. Lemak adalah bahan yang mudah dicerna, mengandum energi yang
tinggi dan sangat esensial dalam pertumbuhan dan fungsi normal dari tulang.
jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak tak jenuh ditandai adanya ikatan
rangkap (PUFA), sedangkan asam lemak jenuh ditandai dengan tidak adanya
PUFA. Beberapa jenis asam lemak yang sangat dibutuhkan harus tersedia dalam
pakan (asam lemak esensial). Lemak dalam udang berfungsi untuk sebagai
sumber asam lemak dan energi atau sumber tenaga yang sangat penting untuk
serta memengaruhi aroma dan tekstur pakan. Kadar lemak dalam pakan udang
vaname sekitar 5 – 7%. Kadar lemak yang berlebihan dapat menyebabkan pakan
sangat besar meskipun kadarnya dalam makanannya relatif kecil. Fungsi lemak
dalam tubuh udang antara lain sumber energi. Lemak membantu penyerapan
kalsium dan vitamin A dari makanan. Asam lemak yang penting bagi udang
adalah asam linolenat. Asam lemak ini banyak terdapat pada bagian kepala udang.
9
makanannya, sebab udang tak mampu mensintesa nutrien tersebut dalam tubuh
dalam tubuh udang melalui makanan akan sangat berpengaruh pada kadar
2.5.3 Karbohidrat
terdapat dalam pakan dan dibutuhkan oleh tubuh. Peranan karbohidrat adalah: a)
energi; d) menambah cita rasa; e) memelihara kesehatan dan fungsi normal alat
2.5.4 Vitamin
dalam jumlah sedikit, tetapi sangat penting artinya untuk perbaikan, pertumbuhan,
reproduksi dan kesehatan udang. Beberapa jenis vitamin yang dibutuhkan udang
antara lain; vitamin A, vitamin D3, vitamin E, vitamin K, vitamin B1, vitamin
kompleks yang sangat penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh udang.
Pada umunya vitamin disintesis dalam tubuh udang sehingga harus tersedia dalam
dibandingkan zat makanan lainnya, namun kekurangan salah satu vitamin dalam
10
pakan akan menyebabkan gejala tidak normal pada udang sehingga mengganggu
2.8.5 Mineral
Menurut Amri dan Kanna (2008), mineral merupakan bahan organik yang
dibutuhkan oleh udang dalam jumlah kecil, tetapi mempunyai fungsi yang sangat
penting. Fungsi umum dari mineral adalah 1) sebagai komponen utama dalam
saraf dan kontraksi otot; 2) sebagai komponen utama dari enzim, vitamin,
dari kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Ma), kalium (K), fosfor (P), klorida
(Cl) dan sulfur (S). Sedangkan mikroelemen terdiri dari besi (Fe), seng (Zn),
mangan (Mn), tembaga (Cu), iodium (I), koblt (Co), nikel (Ni), flor (f), khrom
Fungsi utama mineral adalah sebagai komponen utama dalam struktur gigi
Selanjutnya diktatakan, kebutuhan mineral bagi udang dan ikan sangat tergantung
pada konsentrasi air tempat budidaya. Udang memerlukan mineral tertentu untuk
ganti kulit karena selama ganti kulit, ekseskeleton yang lepas banyak mengandung
mineral. Penambahan mineral dalam pakan yang berlebih justru akan berakibat
disebabkan oleh kadarnya yang rendah tetapi lebih sering terjadi karena ketidak
Stabilitas air (Water Stability) atau ketahanan pakan dalam air mutlak
dimiliki oleh suatu pakan mengingat sifat biologis udang yang mengonsumsi
makanan secara lambat dan terus menerus. Stabilitas pakan dalam air merupakan
faktor penting dalam menentukan efisiensi pakan dan secara langsung dapat
mempengaruhi tingkat rasio konversi pakan. Pakan yang tidak stabil dan cepat
terurai dalam air merupakan pemborosan dan dapat menimbulkan pencemaran air
yang akhirnya menurunkan kualitas air dalam tambak (Naharuddin, 2008). Sifat
pakan udang yang berbeda dari udang menuntut adanya tarik dan kestabilan pakan
yang baik agar pakan dapat dimanfaatkan secara baik dan efisien sebelum larut
atau terurai dalam air (Naharuddin, 2008). Selanjutnya dikatakan, larutnya pakan
dalam air sebelum dimanfaatkan oleh udang akan berakibat terhadap kualitas air,
namun kehilangan sebagian kecil nutrien dalam waktu perendaman tertentu masih
Menurut Amri dan Kanna (2008), pakan yang baik mempunyai Water
Stability sekitar 2 – 3 jam. Jika lebih dari waktu itu, berarti pakan susah dicerna
oleh udang. Sedangkan jika kurang, kemungkinan besar pakan sudah hancur
Pakan dengan kandungan nutrien yang cukup tinggi dan seimbang akan
menjadi tidak berarti apabila tidak dimakan oleh udang, karena pakan tidak
memiliki aroma dan rasa yang disukai oleh udang (Heriansyah, 1995).
Selanjutnya dikatakan bahwa attraktan sebagai sumber aroma dapat keluar dari
bagian tubuh udang. Pakan yang memiliki aroma baik akan menarik udang untuk
menghampirinya dan rasa yang disukai oleh udang sehingga akan terus
lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Pakan juga merupakan faktor yang
sangat penting dalam budidaya udang vaname karena menyerap 60 – 70% dari
total biaya operasional. Pemberian pakan yang sesuai kebutuhan akan memacu
Menurut Haliman dan Adijaya (2005), pakan udang selama ini sering
diartikan sebagai pelet karena kebutuhan nutrisi udang budidaya dipenuhi dari
pakan buatan yang berbentuk pelet. Namun demikian ada juga jenis pakan lain,
yaitu pakan alami dan pakan tambahan yang mempunyai fungsi yang tidak kalah
penting. Pakan tambahan digunakan sebagai pelengkap nutrisi pakan alami dan
pakan buatan. Selain itu pakan tambahan dapat berfungsi merangsang nafsu
13
pupuk organik.
Menurut Amri dan Kanna (2008), jenis dan ukuran pakan sebaiknya
disesuaikan dengan ukuran udang yang diberikan pakan itu sendiri. Ukuran udanh
yang umum digunakan untuk menentukan jenis dan ukuran pakan adalah berat
dibagi menjadi empat macam yaitu PL. Feed, Starter, Grower dan Finishe.
empat bentuk yaitu Fine Crumble, Coarse, Crumble dan Pellet. Jenis dan ukuran
Pemberian pakan buatan dapat mulai dilakukan sejak benur ditebar hingga
udang siap panen. Namun ukuran dan jumlah pakan yang diberikan harus
dilakukan secara cermat dan tepat sehingga udang tidak mengalami kekurangan
tubuh tampak keropos, dan timbul sifat kanibalisme. Sedangkan overfeeding dapat
paling paling kritikal dalam budidaya udang. Kesalahan dalam pemberian pakan
akan berdampak pada kualitas air dan lingkungan tambak. Karenannya, strategi
atau teknik pemberian pakan harus memberikan perilaku makan udang sebagai
pemakan kontonu dan lambat, serta sifat udang sebagai binatang malam
udang berkaitan dengan persentase (Feeding rate, FR) dan frekuensi pemberian
pakan perhari.
vaname bersifat nokturnal atau aktif makan pada malam hari. Frekuensi
untuk mendapatkan nilai feed conversion ratio (FCR) atau nilai konversi yang
ideal. Pakan yang dikonsumsi secara normal akan diproses selama 3 – 4 jam
dilakukan dengan interval tertentu. Frekuensi pemberian pakan pada udang kecil
cukup 2 – 3 kali sehari karena masih mengandalkan pakan alami. Setelah terbiasa
menjadi 4 – 6 kali sehari pada pukul 04.00, 08.00, 12.00, 16.00, 20.00 dan 24.00.
antara jumlah pakan yang bisa dikonsumsi oleh udang di anco dengan waktu yang
nafsu makan udang sehingga kebutuhan pakannya dapat diestimasikan dan tidak
terjadi under feeding atau pun over feeding. Kebutuhan pakan berdasarkan cek
anco ini bisa di-croos check dengan perhitungan dari data hasil sampling.
Tabel analisis nafsu makan udang berdasarkan cek anco dapat dilihat dari
Tabel 2.2
0 (habis) 0 Ditambah 5%
< 10% 1 Tetap
10–25% 2 Dikurangi 10%
> 25-50% 3 Dikurangi 30%
> 50% 4 Dikurangi 40%
16
FCR) adalah jumlah total berat pakan buatan dibandingkan dengan jumlah berat
total udang hasil panen. FCR yang umum antara 1,2 – 1,5. Semakin kecil nilai
dalam budidaya udang vaname adalah untuk pakan sekitar 60%. Untuk
dosis sesuai anjuran. Pemberian feed additive dilakukan setiap hari bersama
pemberian pakan, sebaiknya pemberian dilakukan pada siang hari (nafsu makan
paling tinggi).
BAB III. METODOLOGI
Januari – 14 April 2019 di tambak intensif PT. Suri Tani Pemuka Banyuwangi
Jawa Timur.
3.2.1 Alat
Tabel 3.1 Alat yang Digunakan Selama Pemberian Pakan pada Pembesaran
Udang
Vaname
3.2.2 Bahan
Tabel 3.2 Bahan yang Digunakan Selama Pemberian Pakan pada Pembesaran
Udang
Vaname
vaname.
- Metode wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab
Proses pemberian pakan pada udang vaname ada dua cara yaitu pemberian
pakan secara manual dan pemberian pakan menggunakan mesin auto feeder.
4) Pakan dituang ke dalam auto feeder yang telah diatur durasi waktunya
(Gambar 3.2).
2) Sisa pakan, kesehatan dan pertumbuhan udang yang ada di anco diamati
(Gambar 3.4).
2) Anco diangkat secara perhahan-lahan, lalu udang yang ada di dalam anco
3) Udang yang ada di dalam disak pakan dituang ke dalam keranjang dengan
cepat.
4) Timbangan dihidupkan.
Panen
air.
kondom.
Pasca Panen
2) Udang hasil dipanen dicuci (Gambar 3.7) dan disortir (Gambar 3.8), lalu
1) Pertumbuhan
udang
3) Populasi
5) Biomassa udang
Data disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan gambar, kemudian dianalisis
Populasi
Berdasarkan SOP PT. Suri Tani Pemuka (2017), populasi dihitung dengan
rumus :
ABW II−ABW I
ADG = ......................................................................................... (3.5)
T
(gram/ekor)
Berdasarkan Suyanto dan Mujiman (1989), jumlah pakan per hari (FD)