Anda di halaman 1dari 25

Mata Kuliah Teknologi Penangkapan Ikan

LAPORAN PRAKTIK LAPANG

TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN PADA BAGAN PERAHU YANG BERBASIS DI


DUSUN MATE’NE KABUPATEN BARRU

Disusun oleh

ANDI MUTMAINNA QALBI

L051201068

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya.
Berkat limpahan nikmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktik lapang yang berjudul “teknologi penangkapan ikan pada bagan perahu yang
berbasis di Dusun Mate’ne Kabupaten Barru
Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata
kuliah teknologi penangkapan ikan. Selain itu, pembuatan laporan ini juga bertujuan
untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca
Dalam penyusunan laporan ini, tentu tak lepas dari pengarahan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih
kepada semua pihak yang membantu selama kegiatan praktik lapang dan penyusunan
laporan.

Makassar, Juni 2022

Andi Mutmainna Qalbi

i
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... v

I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Tujuan dan Kegunaan ........................................................................... 1

II. METODE PRAKTIK ................................................................................... 2


A. Waktu dan Tempat ................................................................................ 2
B. Alat dan Bahan ...................................................................................... 2
C. Teknik Pengambilan Data ..................................................................... 3

III. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 5


A. Gambaran Umum Lokasi Praktik Lapang ................................................ 5
B. Aspek Teknis .......................................................................................... 5
C. Aspek Ekonomi ....................................................................................... 11
D. Aspek Manajemen .................................................................................. 12
E. Hasil Tangkapan .................................................................................... 13
IV. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 15
A. Kesimpulan ........................................................................................... 15
B. Saran .................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 16

LAMPIRAN .................................................................................................... 17

ii
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman
1. Alat yang digunakan pada praktik lapang. ................................................. 2
2. Nilai hasil tangkapan ................................................................................... 11
3. Biaya Operasional ....................................................................................... 12

iii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman
1. Peta Praktik lapang ..................................................................................... 2
2. Daerah fishing groung ................................................................................. 5
3. Kapal bagan perahu .................................................................................... 6
4. Jaring .......................................................................................................... 7
5. Mesin Penggerak Kapal .............................................................................. 7
6. Mesin Roller ............................................................................................... 8
7. Mesin pompa air .......................................................................................... 8
8. Genset ........................................................................................................ 9
9. Lampu ................................................................................................ 9
10. Serok......................................................................................................... 10
11. Roller.......................................................................................................... 10
12. Jaring sortir ............................................................................................... 11
13. Box Styrofoam........................................................................................... 11
14. Manajemen alur pengoperasian bagan perahu ......................................... 12
15. Komposisi Hasil Tangkapan Ikan per Unit Kapal ........................................ 13
16. Histogram hasil tangkapan kelompok 5 ..................................................... 14

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman
1. Penyortiran hasil tangkapan ........................................................................ 17
2. Foto Bersama Kapal.................................................................................... 17
3. Hasil tangkapan utama ................................................................................ 18
4. Proses pengangkatan jaring (Hauling)......................................................... 19

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kabupaten Barru adalah salah satu Kabupaten yang berada pada pesisir barat
Propinsi Sulawesi Selatan, terletak antara koordinat 405’49” – 4047’35” lintang selatan
dan 11935’00” – 11949’16” bujur timur dengan luas wilayah 1.174.72 km2 berjarak
lebih kurang 100 km sebelah utara Kota Makassar dan 50 km sebelah selatan Kota
Parepare dengan garis pantai sepanjang 78 km. Kabupaten Barru berbatasan dengan
kota Parepare dan Kabupaten Sidrap di sebelah Utara, Kabupaten Soppeng dan
Kabupaten Bone di sebelah Timur, Kabupaten Pangkep di sebelah Selatan dan Selat
Makassar di sebelah Barat.
Alat penangkapan ikan (fishing gear) adalah segala macam alat yang dipergunakan
dalam usaha penangkapan ikan, termasuk juga alat tangkap, dan sampan bantunya
serta metoda yang saling berkaitan sehingga proses penangkapan menjadi berhasil.
Bagan merupakan salah satu jaring angkat yang dioperasikan di perairan pantai pada
malam hari dengan menggunakan cahaya lampu sebagai faktor penarik ikan.
Berdasarkan cara pengoperasiannya bagan dapat dikelompokkan kedalam jaring
angkat. Sejalan dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi serta kemajuan
yang telah dicapai oleh masyarakat maka desain dan konstruksi bagan semakin
berkembang. Komponen dan peralatan bagan yang penting adalah perahu, jaring,
rangka bagan, lampu dan generator sebagai pembangkit listrik (Sudirman, 2003).
Permasalahan utama dalam kegiatan penangkapan ikan di desa Mate’ne adalah
lokasi penangkapan ikan yang potensial. Karena dalam operasi penangkapan ikan
nelayan harus menentukan lokasi penangkapan ikan yang potensial agar ikan yang
menjadi target tangkapan dapat diketahui lokasinya.

B. Tujuan dan Kegunaan


1. Mengetahui teknologi penangkapan ikan pada bagan perahu yg beroperasi di
Dusun Mate’ne, Kabupaten Barru
2. Mengetahui fungsi teknologi yang digunakan pada bagan perahu dan pengaruhnya
terhadap hasil tangkapan

1
II. METODE PRAKTIK LAPANG

A. Waktu dan Tempat


Praktik lapang terpadu dilaksanakan di Dusun Mate’ne Kabupaten Barru, Provinsi
Sulawesi Selatan. Kegiatan ini dilakukan pada alat tangkap bagan perahu yang
dioperasikan di Dusun Mate’ne, Kabupaten Barru, Sulawesi selatan, pada tanggal 31
Mei – 2 Juni 2022 yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, Departemen Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,
Universitas Hasanuddin.

Gambar 1. Peta praktik lapang


B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktik lapang teknologi penangkapan ikan adalah
sebagai berikut.
Tabel 1. Alat yang digunakan pada praktik lapang.

No Alat Kegunaan
Untuk mencatat semua data yang didapatkan selama
1. Alat tulis menulis
praktik lapang
Kamera Untuk dokumentasi proses yang dilakukan nelayan dalam
2.
Hand Phone operasi penagkapan
Untuk memudahkan pengambilan data dalam praktik
3. Kuisioner
lapang

2
GPS (Global Untuk menentukan titik fishing base dan fishing ground
4
Positioning System
5 Meteran Kain Digunakan untuk mengukur hasil tangkapan ikan
6 Pelampung Sebagai alat keselamatan di laut

2. Bahan
Bahan yang digunakan selama praktik lapang teknologi penangkapan ikan adalah
hasil tangkapan. Adapun hasil tangkapan dominan yang diperoleh pada bagan perahu
adalah ikan teri, ikan tembang, dan ikan peperek.
.
C. Metode Pengambilan Data

Beberapa metode pengambilan data yang dilakukan selama praktik lapang di di


Dusun Mate’ne Kabupaten Barru adalah sebagai berikut.

1. Observasi
Teknik ini dilakukan dengan melibatkan mahasiswa yang turun langsung melaut
bersama nelayan untuk menangkap ikan serta melihat langsung proses yang dilakukan
di atas kapal dan proses pengoperasian alat tangkap yang digunakan. Tahap-tahap
yang dilakukan dalam praktik lapang ini, diantaranya, yaitu:
a. Mahasiswa dibagi menjadi 12 kelompok kapal. Yang dibagi menjadi 2 gelombang.
Gelombang pertama terdiri dari 6 kapal begitupun gelombang yang kedua. Setiap
kapal terdiri dari 7-9 orang mahasiswa.
b. Mengamati dan mendokumentasikan persiapan ABK sebelum pergi melaut
c. Menentukan titik koordinat fishing base menggunakan GPS
d. Menentukan titik koordinat fishing ground setiap kali setting dan hauling
e. Mencatat setiap kegiatan nelayan yang berhubungn dengan penangkapan ikan
f. Mengukur parameter oseanografi setiap kali setting dan hauling
g. Mengambil gambar hasil tangkapan dengan menggunakan kamera handphone
h. Mencatat serta mengukur jenis hasil tangkapan dominan

2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk melengkapi data yang dibutuhkan. Mahasiswa
melakukan proses wawancara dengan salah satu ABK mengenai proses penangkapan
ikan yang mereka lakukan. Wawancara dilakukan saat nelayan tidak beraktifitas agar
tidak mengganggu aktivitas nelayan. Kuisioner yang diberikan berguna sebagai
pedoman dalam wawancara.

3
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu bentuk kegiatan atau proses dalam menyediakan
berbagai dokumen dengan memanfaatkan bukti yang akurat. Adapun kegiatan
pengambilan data dokumentasi dilakukan mulai dari persiapan menuju fishing ground
sampai tiba kembali ke Fishing base.

4. Studi Literatur
Studi literatur dapat digunakan sebagai bahan perbandingan antara praktik yang
dilakukan dengan teori yang sudah ada atau untuk melengkapi segala kekurangan yang
terdapat didalam praktek ini. Literatur dititik beratkan pada jurnal yang berkaitan dengan
daerah penangkapan ikan.

4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Praktik Lapang


Lokasi Praktik lapang terpadu program studi Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan kali ini bertempat Kabupaten Barru, Kecamatan Tanete Rilau,
Desa/Kelurahan Tanete, Dusun Mate’ne, Sulawesi Selatan. Masyarakat disana
umumnya berprofesi sebagai nelayan. Alat tangkap yang digunakan adalah bagan
perahu. Selain dengan menggunakan alat tangkap bagan perahu, nelayan juga ada
yang menangkap ikan secara sendiri (memancing).
Barru sendiri terletak sebelah utara Makassar ± 70 KM, sebelah utara Barru
berbatasan dengan Kotamadya Pare-pare, sebelah timur berbatasan dengan Kab.
Soppeng dan Kab. Bone sehingga jika diperhatikan secara geografis letaknya sangat
strategis dalam peningkatan perekonomian. Barru terdiri dari daratan, sawah, kebun,
gunung, hutan, empang, padang rumput, gunung kebatuaan, lautan, dll

Gambar 2. Daerah fishing ground


B. Aspek Teknis
a. Kapal bagan perahu
Bagan perahu (boat lift nets) adalah alat penangkap ikan yang dioperasikan
dengan cara diturunkan ke kolom perairan dan diangkat kembali setelah banyak ikan di
atasnya, dalam pengoperasiannya menggunakan perahu untuk berpindah-pindah ke

5
lokasi yang diperkirakan banyak ikannya. Bagan perahu diklasifikasikan ke dalam
kelompok jaring angkat (lift nets) (Subani dan Barus 1989).

Alat tangkap bagan perahu merupakan alat tangkap yang berbentuk persegi
empat yang memiliki panjang dan lebar yang sama. Konstruksi alat tangkap bagan
perahu ini terdiri dari jaring, bambu, pipa besi, tali temali, lampu dan kapal bermesin.
Bagian jaring dari bagan ini terbuat dari bahan waring yang dibentuk menjadi kantong.
Bagian kantong terdiri dari lembaran-lembaran waring yang dirangkai atau dijahit
sedemikian rupa sehingga dapat membentuk kantong berbentung bujur sangkar yang
dikarenakan adanya kerangka yang dibentuk oleh bambu dan pipa besi (Sudirman dan
Mallawa, 2012).

Bagan perahu yang digunakan oleh nelayan bagan perahu berukuran L = 23 m,


B = 22 m, D = 2 m. Bagan perahu yang digunakan oleh nelayan Kabupaten Barru adalah
bagan perahu (mobile lift net) karena bagan perahu atau bagan petepete dilengkapi
dengan mesin penggerak sendiri yang tidak dimiliki bagan yang lain, sehingga dapat
bergerak dengan cepat ke fishing ground dan kembali lagi ke fishing base. Bagan perahu
atau bagan pete-pete yang digunakan dengan mesin penggerak.

Gambar 3. Kapal bagan perahu


b. Jaring
Jaring yang digunakan pada bagan perahu adalah jaring yang disebut dengan
waring dengan mata jaring (mesh size) 5 mm dengan posisi terletak pada bagian bawah
bangunan bagan yang diikatkan pada bingkai waring yang berbentuk segi empat dan
memiliki dimensi L= 24 m X B= 23 m. Bingkai waring berfungsi sebagai tempat mengikat
waring, pemberat, dan tali penggantung yang dihubungkan dengan roller bingkai waring.
Waring pada bagan petepete berbentuk seperti kelambu terbalik dan terbuat dari bahan
waring hitam (polypropylene). Di mensi waring memiliki panjang 18 m dan lebar 15 m.

6
Bagian tepi waring dipasang tali ris terbuat dari bahan polyethylen (PE) sebagai penguat
pinggiran waring.

Gambar 4. Jaring

c. Mesin
Dalam pengoperasian kapal bagan perahu, terdapat beberapa mesin yang
digunakan, yaitu sebagai berikut.
1) Mesin Penggerak Kapal
Bagan perahu di dusun matene menggunakan mesin penggerak (motor) sebagai
tenaga penggeraknya. Mesin penggerak utama yang digunakan pada Kapal bagan
perahu yang ada di Dusun Mate’ne memiliki kekuatan 120 PK yang berjumlah satu buah.

Gambar 5. Mesin Penggerak Kapal

2) Mesin Roller
Penggunaan mesin roller sangat memudahkan nelayan dalam proses pengangkatan
maupun penurunan jaring.Mesin Roller yang di gunakan pada saat praktik di Kelurahan
Tanete yaitu 15 GT. Dimana Dalam sekali operasi mesin roller membutuhkan 5 liter solar
atau lebih tergantung jumlah hauling.

7
Gambar 6. Mesin Roller

3) Mesin Pompa Air


Mesin pompa sangat dibutuhkan bagan perahu untuk menguras air yang masuk di
dalam lambung kapal. Nelayan menggunakan pompa air karena pada siang hari genset
tidak menyala. Sehingga untuk menghemat biaya nelayan menggunakan mesin pompa
yang menghasilkan tenaga 3 PK untuk menguras air pada bangunan penopang bagan.

Gambar 7. Mesin pompa air

4) Genset
Genset di gunakan pada bagan perahu sebagai alat untuk aliran listrik di kapal. Besar
kekuatan listrik yang dibutuhkan tergantung daya dan jumlah lampu yang digunakan
dalam satu unit bagan.

8
Gambar 8. Genset
d. Teknologi alat bantu
1) Lampu
Lampu merupakan salah satu alat bantu penangkapan ikan yang digunakan
pada bagan perahu. Pada bagan perahu, lampu sebagai alat bantu untuk merangsang
atau menarik perhatian ikan agar berkumpul di bawah cahaya lampu. Pada alat tangkap
bagan perahu yang di tumpangi digunakan lampu penarik sebanyak 36 buah yaitu 14
buah lampu sorot dan 16 buah lampu merkuri. Terdapat juga 2 buah lampu berwarna
kuning-orange dibagian sisi kiri dan kanan, 2 buah lampu tiang yang berguna sebagai
penerangan di atas kapal bagi nelayan untuk melihat barang yang ada dikapal dan 2
buah lampu focus yang diletakkan pada bagian sisi kiridankanan kapal. Mesin
pembangkit listrik bertenaga 300 PK.

Gambar 9. Lampu
2) Serok
Serok merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengangkat hasil tangkapan
keatas kapal. Serok terdiri dari waring yang dijahit menyerupai kantong dan kayu/bambu.

9
Gambar 10. Serok
3) Roller
Roller pada bagan perahu terbagi atas 2 bagian yaitu roller jaring, dan roller jangkar.
Roller terbuat dari kayu yang berfungsi dalam proses penurunan jaring maupun jangkar.
Pada saat setting dan menarik rangka jaring pada saat hauling. Roller ini dipasang
secara melintang baik pada sisi kiri,kanan, maupun bagian tengah rangka bagan.
Panjang tali yang digunakan bergantung pada kedalaman perairan.

Gambar 11. Roller


4) Jaring Sortir
Jarring sortir merupakan tempat nelayan menyortir hasil tangkapan. Di sini nelayan
memilih hasil tangkapannya sesuai dengan ukuran yang dan jenis yang diinginkan.

10
Gambar 12. Jaring sortir
5) Wadah
Wadah yang digunakan adalah Box Styrofoam. Box Styrofoam digunakan sebagai
tempat penyimapanan hasil tangkapan. Tapi sebelum itu, box Styrofoam diisi dengan
terlebih dahulu diisi dengan es balok. Es balok berfungsi untuk menjaga mutu ikan agar
tetap segar sampai di daratan.

Gambar 13. Box Styrofoam

C. Aspek Ekonomi
Tabel 2. Nilai hasil tangkapan
No Musim Penangkapan Harga
1 Musim puncak Rp. 800.000,00/box

2 Musim biasa Rp. 600.000,00/box

11
Tabel 3. Biaya Operasional
No Musim Penangkapan Harga
1 Solar Rp. 640.000,00
2 Garam Rp. 20.000,00
3 Es Batu Rp. 40.000,00

Total Rp. 700.000,00

Keuntungan juga dipengaruhi dari musim penangkapan dan biaya operasional.


Setiap musim keuntungan yang didapatkan berbeda-beda hal itu dipengaruhi oleh hasil
penangkapan yang berbeda-beda setiap musim.

D. Aspek Manajemen

Berangkat dari fishing Tiba di fishing ground Setting pertama


base Jam 17:49 Jam 18:12 WITA
Jam 16:40 WITA

Setting kedua HaulingJ 1 Perendaman Penurunan


JAM 23:49 WITA Jam 23:24 WITA Jaring jarring
Jam 18:18

Penurunan jarring Hauling kedua Kembali ke fishing


Jam 23:56 WITA Jam 05:09 WITA base
:48 WITA Jam 06:05 WITA

Gambar 14. Manajemen alur pengoperasian bagan perahu


Kapal 5 pada hari Selasa tanggal 31 Mei 2022 berangkat dari fishing base pukul
16:40 WITA. Kapal tersebut membawa serta ABK sebanyak 13 orang. Umur ABK nya
pun bervariasi ada yang usianya sudah lanjut bahkan ada juga yang masih duduk
dibangku sekolah. Proses penangkapan ikan disana ialah Menggunakan Bagan Perahu.
Adapun kapal tiba di fishing ground pada jam 17:49 WITA. Proses penangkapan
dimulai dengan setting sampai hauling dan hauling dilakukan sebanyak 2 kali. Adapun
setting pertama dilakukan pada jam 18:12 WITA dengan mulainya nelayan menyalakan
lampu hingga mengikat jaring di masing-masing pinggiran pemberat kapal. Adapun
penurunan jaring dilakukan pada jam 18:18 WITA dibantu dengan mesin roller. Setelah
itu para ABK kapal berkumpul untuk makan dan kamipun juga turut serta Bersama ABK
kapal untuk makan.
Pada saat menunggu jaring ABK kapal melakukan aktivitas yang berbeda-beda,
mulai dari memancing cumi, bermain handphone, dan ada juga yang saling mengobrol.

12
Setelah itu mereka pun akhirnya pergi untuk istrahat. Pada jam 23:10 semua ABK sudah
dibangunkan dan langsung menyiapkan persiapan untuk healing. Pada jam 23:20 mesin
roller sudah menarik jaring hingga jam 23:40 ikan sudah berada di atas kapal dan
dikumpulkan dalam jaring sortir. Lalu memulai setting Kembali dan melanjutkan untuk
menyortir ikan yang ada di jaring sortir lalu melanjutkan istrahatnya. Hauling kedua
dilakukan pada jam 05:09.
Setelah hauling selesai jaring dikembalikan kedalam kapal lalu mereka pun
Kembali ke fishing base sambil para ABK kapal menyortir ikan dan memasukkan didalam
box Styrofoam dan di berikan pecahan es batu agar ikan tersebut segar sampai ke
Daratan.

E. Hasil Tangkapan

Hasil Tangkapan Ikan per unit kapal


800
700
600
Teri
500
Tembang
400
Peperek
300
Lainnya
200
100
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Gambar 15. Komposisi Hasil Tangkapan Ikan per Unit Kapal


Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa 3 jenis ikan tangkapan terbesar 12 kapal
adalah ikan teri, tembang, dan peperek. Sedangkan, hasil tangkapan terbanyak yang
diperoleh oleh masing- masing kapal adalah ikan teri. Sasaran utama dari bagan adalah
ikan pelagis kecil dan ikan-ikan yang mempunyai sifat fototaksis positif yaitu ikan teri
(Stolephorus sp), dan avertebrata yaitu cumi-cumi (Loligo sp). Namun tidak jarang bagan
juga sering menangkap hasil sampingan seperti layur (Trichulus savala), tembang
(Sardinella fimbriata), pepetek (Leiognathus sp), kembung (Rastrelliger spp), layang
(Decapterus spp), dan lain-lain (Subani dan Barus, 1989).

13
0% 5
KAPAL
Teri Tembang Peperek Lainnya

14%

17%

69%

Gambar 16. Histogram hasil tangkapan kelompok 5


Adapun hasil tangkapan kapal 5 yang tertangkap yaitu ikan teri, ikan tembang
dan ikan peperek. Ikan teri merupakan spesies ikan yang juga banyak tertangkap,
berdasarkan hasil penelitian Gustaman, dkk (2011) menyatakan bahwa penggunaan
lampu dengan cahaya putih sangat efektif untuk penangkapan ikan teri. Teri cenderung
menyenangi intensitas cahaya yang tinggi, ini dibuktikan melambatnya pergerakan sel
kon pada iluminasi 14 lux (Sudirman, dkk 2004). Sudirman (2003) menyatakan bahwa
ikan teri menyenangi intensitas cahaya yang tinggi berkisar antara 35-45 lux.
Penggunaan cahaya putih membuat ikan teri cepat merespon untuk berkumpul di
catchable area 3-4 kali lebih cepat.

14
IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan praktik lapang dalam pengoperasian bagan


perahu yang berbasis di Dusun Mate’ne, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru
dapat disimpulkan bahwa:

1. Penentuan teknologi penangkapan ikan dalam pengoprasian bagan perahu yang


dilakukan oleh nelayan di Kabupaten Barru Kecamatan Tanete Rilau, berdasarkan
yang diamati bagan perahu yang digunakan yaitu bagan yang terdiri dari kapal,
jaring yang di lekatkan di rangka kapal, serta Mesin. Adapun alat bantu yang
digunakan dalam pengoperasial bagan perahu yaitu lampu, roller, jaring sortir, serok
dan Box Styrofoam.
2. Fungsi teknologi penangkapan ikan pada bagan perahu yaitu perahu digunakan
sebagai wadah penangkapan ikan yang di bantu dengan bagian teknologi
penangkaoan yang lainnya. Adapun fungsi jaringzx yaitu alat untuk memerangkap
ikan dibantu dengan rangka di pinggir kapal. Serta mesin untuk membantu
menurunkan dan menarik jaring, tali, dan jangkar.

B. Saran

Saran buat praktik lapang ini yaitu sebaiknya dilakukan pada saat musim puncak
penangkapan ikan agar dapat dilhat hasil tangkapan yang banyak dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya dan tidak saat musim penghujan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sudirman, dkk. Al., 2003. Profil Pencahayaan Dan Distribusi Ikan pada Areal
Penangkapan Bagan Rambo di Selat Makassar. Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu
Kelautan Dan Perikanan. Universitas Hasanuddin Makassar.
Subani, A. 1983. Penggunaan Lampu sebagai Alat Bantu Penangkapan Ikan. Laporan
Penelitian Perikanan Laut. No. 27. Balai Penelitian Perikanan Laut. Departemen
Pertanian. Jakarta

Nelwan, A.F.P., Indar, M.Y.N. and Ihsan, M.N. (2015) ‘Analisis Produktivitas
Penangkapan Bagan Perahu di Perairan Kabupaten Polewali Mandar’, Jurnal
IPTEKS PSP, pp. 345–356.

Barru.Kab, 2013. http://barrukab.go.id/pemerintahan/dinas/dinas-kelautan-dan-


perikanan/. [Diakses pada tanggal 06 Juni 2022 pukul 15:00 WITA]

16
LAMPIRAN

Lampiran 1. Penyortiran hasil tangkapan

Lampitan 2. Foto Bersama Kapal

17
Lampiran 3. Hasil tangkapan utama

18
Lampiran 4. Proses pengangkatan jaring (Hauling)

19

Anda mungkin juga menyukai