Disusun oleh
L051201068
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya.
Berkat limpahan nikmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktik lapang yang berjudul “teknologi penangkapan ikan pada bagan perahu yang
berbasis di Dusun Mate’ne Kabupaten Barru
Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata
kuliah teknologi penangkapan ikan. Selain itu, pembuatan laporan ini juga bertujuan
untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca
Dalam penyusunan laporan ini, tentu tak lepas dari pengarahan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih
kepada semua pihak yang membantu selama kegiatan praktik lapang dan penyusunan
laporan.
i
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Tujuan dan Kegunaan ........................................................................... 1
LAMPIRAN .................................................................................................... 17
ii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Alat yang digunakan pada praktik lapang. ................................................. 2
2. Nilai hasil tangkapan ................................................................................... 11
3. Biaya Operasional ....................................................................................... 12
iii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Peta Praktik lapang ..................................................................................... 2
2. Daerah fishing groung ................................................................................. 5
3. Kapal bagan perahu .................................................................................... 6
4. Jaring .......................................................................................................... 7
5. Mesin Penggerak Kapal .............................................................................. 7
6. Mesin Roller ............................................................................................... 8
7. Mesin pompa air .......................................................................................... 8
8. Genset ........................................................................................................ 9
9. Lampu ................................................................................................ 9
10. Serok......................................................................................................... 10
11. Roller.......................................................................................................... 10
12. Jaring sortir ............................................................................................... 11
13. Box Styrofoam........................................................................................... 11
14. Manajemen alur pengoperasian bagan perahu ......................................... 12
15. Komposisi Hasil Tangkapan Ikan per Unit Kapal ........................................ 13
16. Histogram hasil tangkapan kelompok 5 ..................................................... 14
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Penyortiran hasil tangkapan ........................................................................ 17
2. Foto Bersama Kapal.................................................................................... 17
3. Hasil tangkapan utama ................................................................................ 18
4. Proses pengangkatan jaring (Hauling)......................................................... 19
v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Barru adalah salah satu Kabupaten yang berada pada pesisir barat
Propinsi Sulawesi Selatan, terletak antara koordinat 405’49” – 4047’35” lintang selatan
dan 11935’00” – 11949’16” bujur timur dengan luas wilayah 1.174.72 km2 berjarak
lebih kurang 100 km sebelah utara Kota Makassar dan 50 km sebelah selatan Kota
Parepare dengan garis pantai sepanjang 78 km. Kabupaten Barru berbatasan dengan
kota Parepare dan Kabupaten Sidrap di sebelah Utara, Kabupaten Soppeng dan
Kabupaten Bone di sebelah Timur, Kabupaten Pangkep di sebelah Selatan dan Selat
Makassar di sebelah Barat.
Alat penangkapan ikan (fishing gear) adalah segala macam alat yang dipergunakan
dalam usaha penangkapan ikan, termasuk juga alat tangkap, dan sampan bantunya
serta metoda yang saling berkaitan sehingga proses penangkapan menjadi berhasil.
Bagan merupakan salah satu jaring angkat yang dioperasikan di perairan pantai pada
malam hari dengan menggunakan cahaya lampu sebagai faktor penarik ikan.
Berdasarkan cara pengoperasiannya bagan dapat dikelompokkan kedalam jaring
angkat. Sejalan dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi serta kemajuan
yang telah dicapai oleh masyarakat maka desain dan konstruksi bagan semakin
berkembang. Komponen dan peralatan bagan yang penting adalah perahu, jaring,
rangka bagan, lampu dan generator sebagai pembangkit listrik (Sudirman, 2003).
Permasalahan utama dalam kegiatan penangkapan ikan di desa Mate’ne adalah
lokasi penangkapan ikan yang potensial. Karena dalam operasi penangkapan ikan
nelayan harus menentukan lokasi penangkapan ikan yang potensial agar ikan yang
menjadi target tangkapan dapat diketahui lokasinya.
1
II. METODE PRAKTIK LAPANG
No Alat Kegunaan
Untuk mencatat semua data yang didapatkan selama
1. Alat tulis menulis
praktik lapang
Kamera Untuk dokumentasi proses yang dilakukan nelayan dalam
2.
Hand Phone operasi penagkapan
Untuk memudahkan pengambilan data dalam praktik
3. Kuisioner
lapang
2
GPS (Global Untuk menentukan titik fishing base dan fishing ground
4
Positioning System
5 Meteran Kain Digunakan untuk mengukur hasil tangkapan ikan
6 Pelampung Sebagai alat keselamatan di laut
2. Bahan
Bahan yang digunakan selama praktik lapang teknologi penangkapan ikan adalah
hasil tangkapan. Adapun hasil tangkapan dominan yang diperoleh pada bagan perahu
adalah ikan teri, ikan tembang, dan ikan peperek.
.
C. Metode Pengambilan Data
1. Observasi
Teknik ini dilakukan dengan melibatkan mahasiswa yang turun langsung melaut
bersama nelayan untuk menangkap ikan serta melihat langsung proses yang dilakukan
di atas kapal dan proses pengoperasian alat tangkap yang digunakan. Tahap-tahap
yang dilakukan dalam praktik lapang ini, diantaranya, yaitu:
a. Mahasiswa dibagi menjadi 12 kelompok kapal. Yang dibagi menjadi 2 gelombang.
Gelombang pertama terdiri dari 6 kapal begitupun gelombang yang kedua. Setiap
kapal terdiri dari 7-9 orang mahasiswa.
b. Mengamati dan mendokumentasikan persiapan ABK sebelum pergi melaut
c. Menentukan titik koordinat fishing base menggunakan GPS
d. Menentukan titik koordinat fishing ground setiap kali setting dan hauling
e. Mencatat setiap kegiatan nelayan yang berhubungn dengan penangkapan ikan
f. Mengukur parameter oseanografi setiap kali setting dan hauling
g. Mengambil gambar hasil tangkapan dengan menggunakan kamera handphone
h. Mencatat serta mengukur jenis hasil tangkapan dominan
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk melengkapi data yang dibutuhkan. Mahasiswa
melakukan proses wawancara dengan salah satu ABK mengenai proses penangkapan
ikan yang mereka lakukan. Wawancara dilakukan saat nelayan tidak beraktifitas agar
tidak mengganggu aktivitas nelayan. Kuisioner yang diberikan berguna sebagai
pedoman dalam wawancara.
3
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu bentuk kegiatan atau proses dalam menyediakan
berbagai dokumen dengan memanfaatkan bukti yang akurat. Adapun kegiatan
pengambilan data dokumentasi dilakukan mulai dari persiapan menuju fishing ground
sampai tiba kembali ke Fishing base.
4. Studi Literatur
Studi literatur dapat digunakan sebagai bahan perbandingan antara praktik yang
dilakukan dengan teori yang sudah ada atau untuk melengkapi segala kekurangan yang
terdapat didalam praktek ini. Literatur dititik beratkan pada jurnal yang berkaitan dengan
daerah penangkapan ikan.
4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
5
lokasi yang diperkirakan banyak ikannya. Bagan perahu diklasifikasikan ke dalam
kelompok jaring angkat (lift nets) (Subani dan Barus 1989).
Alat tangkap bagan perahu merupakan alat tangkap yang berbentuk persegi
empat yang memiliki panjang dan lebar yang sama. Konstruksi alat tangkap bagan
perahu ini terdiri dari jaring, bambu, pipa besi, tali temali, lampu dan kapal bermesin.
Bagian jaring dari bagan ini terbuat dari bahan waring yang dibentuk menjadi kantong.
Bagian kantong terdiri dari lembaran-lembaran waring yang dirangkai atau dijahit
sedemikian rupa sehingga dapat membentuk kantong berbentung bujur sangkar yang
dikarenakan adanya kerangka yang dibentuk oleh bambu dan pipa besi (Sudirman dan
Mallawa, 2012).
6
Bagian tepi waring dipasang tali ris terbuat dari bahan polyethylen (PE) sebagai penguat
pinggiran waring.
Gambar 4. Jaring
c. Mesin
Dalam pengoperasian kapal bagan perahu, terdapat beberapa mesin yang
digunakan, yaitu sebagai berikut.
1) Mesin Penggerak Kapal
Bagan perahu di dusun matene menggunakan mesin penggerak (motor) sebagai
tenaga penggeraknya. Mesin penggerak utama yang digunakan pada Kapal bagan
perahu yang ada di Dusun Mate’ne memiliki kekuatan 120 PK yang berjumlah satu buah.
2) Mesin Roller
Penggunaan mesin roller sangat memudahkan nelayan dalam proses pengangkatan
maupun penurunan jaring.Mesin Roller yang di gunakan pada saat praktik di Kelurahan
Tanete yaitu 15 GT. Dimana Dalam sekali operasi mesin roller membutuhkan 5 liter solar
atau lebih tergantung jumlah hauling.
7
Gambar 6. Mesin Roller
4) Genset
Genset di gunakan pada bagan perahu sebagai alat untuk aliran listrik di kapal. Besar
kekuatan listrik yang dibutuhkan tergantung daya dan jumlah lampu yang digunakan
dalam satu unit bagan.
8
Gambar 8. Genset
d. Teknologi alat bantu
1) Lampu
Lampu merupakan salah satu alat bantu penangkapan ikan yang digunakan
pada bagan perahu. Pada bagan perahu, lampu sebagai alat bantu untuk merangsang
atau menarik perhatian ikan agar berkumpul di bawah cahaya lampu. Pada alat tangkap
bagan perahu yang di tumpangi digunakan lampu penarik sebanyak 36 buah yaitu 14
buah lampu sorot dan 16 buah lampu merkuri. Terdapat juga 2 buah lampu berwarna
kuning-orange dibagian sisi kiri dan kanan, 2 buah lampu tiang yang berguna sebagai
penerangan di atas kapal bagi nelayan untuk melihat barang yang ada dikapal dan 2
buah lampu focus yang diletakkan pada bagian sisi kiridankanan kapal. Mesin
pembangkit listrik bertenaga 300 PK.
Gambar 9. Lampu
2) Serok
Serok merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengangkat hasil tangkapan
keatas kapal. Serok terdiri dari waring yang dijahit menyerupai kantong dan kayu/bambu.
9
Gambar 10. Serok
3) Roller
Roller pada bagan perahu terbagi atas 2 bagian yaitu roller jaring, dan roller jangkar.
Roller terbuat dari kayu yang berfungsi dalam proses penurunan jaring maupun jangkar.
Pada saat setting dan menarik rangka jaring pada saat hauling. Roller ini dipasang
secara melintang baik pada sisi kiri,kanan, maupun bagian tengah rangka bagan.
Panjang tali yang digunakan bergantung pada kedalaman perairan.
10
Gambar 12. Jaring sortir
5) Wadah
Wadah yang digunakan adalah Box Styrofoam. Box Styrofoam digunakan sebagai
tempat penyimapanan hasil tangkapan. Tapi sebelum itu, box Styrofoam diisi dengan
terlebih dahulu diisi dengan es balok. Es balok berfungsi untuk menjaga mutu ikan agar
tetap segar sampai di daratan.
C. Aspek Ekonomi
Tabel 2. Nilai hasil tangkapan
No Musim Penangkapan Harga
1 Musim puncak Rp. 800.000,00/box
11
Tabel 3. Biaya Operasional
No Musim Penangkapan Harga
1 Solar Rp. 640.000,00
2 Garam Rp. 20.000,00
3 Es Batu Rp. 40.000,00
D. Aspek Manajemen
12
Setelah itu mereka pun akhirnya pergi untuk istrahat. Pada jam 23:10 semua ABK sudah
dibangunkan dan langsung menyiapkan persiapan untuk healing. Pada jam 23:20 mesin
roller sudah menarik jaring hingga jam 23:40 ikan sudah berada di atas kapal dan
dikumpulkan dalam jaring sortir. Lalu memulai setting Kembali dan melanjutkan untuk
menyortir ikan yang ada di jaring sortir lalu melanjutkan istrahatnya. Hauling kedua
dilakukan pada jam 05:09.
Setelah hauling selesai jaring dikembalikan kedalam kapal lalu mereka pun
Kembali ke fishing base sambil para ABK kapal menyortir ikan dan memasukkan didalam
box Styrofoam dan di berikan pecahan es batu agar ikan tersebut segar sampai ke
Daratan.
E. Hasil Tangkapan
13
0% 5
KAPAL
Teri Tembang Peperek Lainnya
14%
17%
69%
14
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran buat praktik lapang ini yaitu sebaiknya dilakukan pada saat musim puncak
penangkapan ikan agar dapat dilhat hasil tangkapan yang banyak dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya dan tidak saat musim penghujan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Sudirman, dkk. Al., 2003. Profil Pencahayaan Dan Distribusi Ikan pada Areal
Penangkapan Bagan Rambo di Selat Makassar. Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu
Kelautan Dan Perikanan. Universitas Hasanuddin Makassar.
Subani, A. 1983. Penggunaan Lampu sebagai Alat Bantu Penangkapan Ikan. Laporan
Penelitian Perikanan Laut. No. 27. Balai Penelitian Perikanan Laut. Departemen
Pertanian. Jakarta
Nelwan, A.F.P., Indar, M.Y.N. and Ihsan, M.N. (2015) ‘Analisis Produktivitas
Penangkapan Bagan Perahu di Perairan Kabupaten Polewali Mandar’, Jurnal
IPTEKS PSP, pp. 345–356.
16
LAMPIRAN
17
Lampiran 3. Hasil tangkapan utama
18
Lampiran 4. Proses pengangkatan jaring (Hauling)
19