Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

PEMBUATAN TROLLEY MEDIS

DI CV. GLOBAL SAMUDRA

Laporan

disajikan sebagai salah satu syarat

untuk mengikuti Ujian Laporan Prakerin

Oleh

Slamet Riyanto

Teknik Pemesinan

17597

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMK NEGERI 2 KEBUMEN

2019
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini telah disahkan oleh pembimbing, diuji oleh penguji, dan
diketahui oleh ketua kompetensi keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 2
Kebumen, pada:

Hari :

Tanggal :

Tempat : SMK Negeri 2 Kebumen

Penguji Pembimbing

H. Purwanto S.Pd., M.Pd. Achmad Taufik N H, S.Pd.


NIP: 19670912 199103 1 006 NIGTT: 101072017144

Mengetahui,

Ketua Kompetensi Keahlian

Drs. Sabarno M.Pd.

NIP: 19640209200701 1 009

i
MOTTO

1. Jadikan pengalamanmu sebagai gurumu


2. Bermimpilah setinggi tingginya karena hidup itu berawal dari mimpi
3. Keikhlasan menjadikan suatu pekerjaan mengghasikan sesuatu yang manis
4. Perjuangan dan do’a akan menghasilkan suatu keberhasilan yang berkah
5. Orang orang yang gagal adalah orang yang selalu mengeluh dalam segala
hal
6. Pertahankan apa yang pantas untuk dipertahankan
7. Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah
8. dilaksanakan/ perbuatnya
9. Sedikit bicara dan banyak usaha lebih baik dari banyak bicara sedikit
usaha
10. Orang sukses adalah orang yang mencintai pekerjaan dengan baik apa
yang dilakukannya
11. Jadilah orang yang terbuka untuk menerima kritikan orang lain

ii
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa dan telah
melimpahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga saya dapat melaksanakan
Prakerin di CV. Global Samudera dan juga dapat menyelesaikan laporan ini
dengan baik.
Laporan ini saya susun sesuai dengan pengalaman dan data data yang saya
peroleh selama melaksanakan Prakerin di CV. Global Samudera yang terletak di
Muktisari.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Prakerin ini tidak
lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini saya
menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. Haryoko, M.M selaku kepala SMK N 2 Kebumen yang telah
mendorong dan memberi izin kepada penulis untuk melaksanakan Praktek
Kerja Industri.
2. Bapak Sarno Aji selaku pimpinan CV. Global Samudera yang telah
memberi izin kepada penulis untuk menimba ilmu di tempat.
3. Bapak Drs. Sabarno, M. Pd selaku ketua program keahlian yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja
Industri.
4. Bapak Achmad Taufik Nur Hidayat, S.Pd selaku guru pembimbing yang
telah meluangkan waktunya untuk membimbing pembuatan makalah.
5. Seluruh karyawan CV. Global Samudera yang telah membantu dan
memberikan arahan kepada penulis selama proses Praktek Kerja Industri.
6. Orang tua penulis yang selalu mendo’akan dan memberi dukungan selama
melaksanakan Praktek Kerja Industri.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan kepada penulis
dalam menyelesaikan laporan ini.

iii
Saya juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
walaupun saya telah berusaha semaksimal mungkin. Semoga laporan prakerin
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis

Slamet Riyanto

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... i

HALAMAN MOTTO ................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Prakerin ................................................................. 1


B. Tujuan Kegiatan Prakerin .............................................................. 3
1. Tujuan Umum .......................................................................... 3
2. Tujuan Khusus ......................................................................... 4
C. Manfaat .......................................................................................... 4
1. Bagi Siswa ................................................................................ 4
2. Bagi Sekolah ............................................................................. 4
3. Bagi Industri ............................................................................. 5

BAB II KEGIATAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI.............................. 6

A. Orientasi industri ............................................................................ 6


1. Profil Industri ........................................................................... 6
2. Sejarah Industri ........................................................................ 6
3. Bidang Industri ......................................................................... 6
4. Sarana dan Prasarana................................................................ 7
5. Permasalahan dalam Industri ................................................... 10

v
B. Teori Dasar ..................................................................................... 11
1. Mesin Gerinda .......................................................................... 11
2. Mesin Las Argon ...................................................................... 16
C. Uraian Kegiatan Praktik Kerja Industri.......................................... 24

BAB III PENUTUP .................................................................................. 27

A. Kesimpulan .................................................................................... 27
B. Saran ............................................................................................... 28
1. Bagi Sekolah ........................................................................... 28
2. Bagi Industri ............................................................................. 28
C. Penutup........................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 30

LAMPIRAN LAMPIRAN ........................................................................ 31

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alat bending yang ada di CV. Global Samudra.................... 7

Gambar 1.2 Mesin Bor yang ada di CV. Global Samudra ....................... 8

Gambar 1.3 Alat Pengerol Besi Pipa ........................................................ 8

Gambar 1.4 Pemindai Sidik Jari di CV. Global Samudra ........................ 9

Gambar 1.5 Mesin Las .............................................................................. 9

Gambar 1.6 Mesin Gerinda Tangan ......................................................... 10

Gambar 2.1 Armature/Rotor ..................................................................... 13

Gambar 2.2 Stator ..................................................................................... 13

Gambar 2.3 Carbon Brush ........................................................................ 14

Gambar 2.4 Saklar Gerinda ...................................................................... 14

Gambar 2.5 Skema Alat Las Argon ........................................................... 17

Gambar 2.6 Regulator ............................................................................... 19

Gambar 2.7 Torch Las Argon ................................................................... 21

Gambar 2.8 Jenis Elektroda Tungsten ...................................................... 22

Gambar 3.1 Roda yang digunakan untuk Trolley Medis .......................... 31

Gambar 3.2 Proses Penggerindaan Pembuatan Nampan Trolley ............ 31

Gambar 3.3 Hasil nampan yang sudah dibending .................................... 32

Gambar 3.4 Proses Pengelasan Pembuatan Kaki Trolley Medis ............. 32

Gambar 3.5 Proses Finishing (Memoles) ................................................. 33

Gambar 3.6 Trolley Medis ........................................................................ 33

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran gambar ....................................................................................... 31

Lembar konstultasi pembimbing ................................................................ 34

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Industri


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 1 angka (1) menyatakan bahwa: pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya
untuk memiliki kekuatan spiritual agama, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Pada Standar Proses (SP) Pendidikan
Menengah Kejuruan (PMK) dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada
PMK diarahkan untuk mencapai tujuan yang dikembangkan berdasarkan
profil lulusan yaitu:
1. Beriman, bertaqwa, dan berbudi pekerti luhur
2. Memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan dirinya
secara berkelanjutan
3. Menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta pembangunan
4. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya
baik untuk bekerja pada pihak lain atau berwirausaha, dan
5. Berkontribusi dalam pembangunan industry Indonesia yang kompetitif
menghadapi pasar global

Proses pembelajaran diselenggarakan dengan berbasis aktivitas secara


interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta
didik. Selain itu proses pembelajaran juga memberikan ruang untuk
berkembangnya keterampilan abad ke-21 yaitu kreatif, berfikir kritis,
penyelesaian masalah, kolaborasi, dan komunikasi yang memberikan peluang
bagi pengembangan prakarsa dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat,
dan perkembangan psikologis peserta didik. Karakteristik proses

1
pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik program keahlian yang berada
pada bidang keahlian yang dilakukan di sekolah/madrasah, di dunia kerja
DU/DI atau gabungan dari keduanya. Pelaksanaan proses pembelajaran
melibatkan DU/DI melalui model penyelenggaraan Praktik Kerja Lapangan.

Pembelajaran di dunia kerja DU/DI adalah program PKL yaitu


kegiatan pembelajaran praktik untuk merapkan, memantapkan, dan
meningkatkan kompetensi peserta didik. Pelaksanaan PKL melibatkan
praktisi ahli yang berpengalaman di bidangnya untuk memperkuat
pembelajaran praktik dengan cara pembimbingan. Program PKL sangat
penting untuk memberikan bekal kemampuan bagi peserta didik, maka perlu
dibuat suatu pedoman, sesuai dengan pernyataan pada pasal 4 tentang Standar
Proses (SP) yang dinyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran praktik di
DU/DI berupa PKL yang diatur lebih lanjut oleh Direktorat Jendral terkait.
Kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan kurikulum pendidikan
SMK yang mendukung kegiatan belajar siswa melalui kegiatan praktik kerja
secara langsung didunia kerja sesuai dengan program study tertentu untuk
mencapai keahlian keja sebagai bekal untuk bekerja secara provesional

Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka diterapkan suatu sistim


pendidikan yang dikenal dengan istilah “Praktik Kerja Industri (Prakerin)”
atau disebut juga dengan istilah “On The Training (OJT)”.

Sistim ini merupakan suatu bentuk penyelenggaran pendidikan


keahlian provesional yang memadukan secara sistematis program pendidikan
disekolah dengan program penguasaan keahlian melalui kegiatan kerja secara
langsung dan terarah untuk mencapai tingkat keahlian tertentu. Sehubungan
dengan itu maka siwa SMK diwajibkan mengikuti kegiatan praktek kerja
secara langsung.

2
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan kegitan yang diadakannya praktek kerja secara langsung :
a. Untuk memperkenalkan siswa pada dunia usaha
b. Menumbuhkan dan meningkatkan sikap profesional yang diperlukan
siswa untuk memasuki dunia usaha
c. Meningkatkan daya kreasi dan produktifitas terhadap siswa sebagai
persiapan dan menghadapi atau dunia usaha yang sesungguhnya
d. Meluaskan wawasan dan pandangan siswa terhadap jenis pekerjaan
pada tempat di mana siswa melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
e. Memperoleh pendidikan untuk jadi tenaga kerja yang mempunyai
keahlian profesional
f. Mengetahui perbedaan pada lingkungan dunia usaha/dunia lapangan
kerja dengan lingkungan sekolah
g. Memberikan gambaran bagaimana langkah kerjayang baik serta
benar,sesui dengan pendidikan yang didapatkan di dunia kerja atau di
sekolah
h. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik
dalam rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang
berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja
i. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk
memasuki dunia kerja dalam menghadapi tuntutan pasar kerja global
j. Memenuhi hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai
keutuhan standar kompetensi lulusan
k. Mengaktualisasikan salah satu bentuk aktivitas dalam
penyelenggaraan Model Pendidikan Sistem Ganda (PSG) antara SMK
dan institusi Pasangan DU/DI yang memadukan secara sistematis dan
sistematik.

3
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pelaksanaan Prakerin:
a. Sebagai pemenuhan syarat untuk mengikuti ujian laporan
b. Mengenalkan pada pembaca cara pembuatan trolley
c. Memberikan gambaran kepada pembaca tentang pembuatan trolley
d. Sebagai bukti tertulis bahwa siswa telah melaksanakan prakerin
e. Sebagai hasil tuangan pikiran penulis kedalam bentuk tulisan yang
dapat diuji keilmiahannya.

C. MANFAAT
1. Manfaat bagi peserta didik:
a. Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah diperoleh di
sekolah
b. Menambah wawasan mengenai dunia kerja khususnya berupa
pengalaman kerja langsung (real) dalam rangka menanam iklim
kerja positif yang berorientasi pada mutu proses dan hasil kerja.
c. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta dapat menanamkan
etos kerja yang tinggi.
d. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi keahlia
yang dipelajari.
e. Mengembangkan kemampuannya sesuai dengan bimbingan dan
arahan pembimbing industri dan dapat berkontribusi kepada dunia
kerja.
2. Manfaat bagi sekolah:
a. Terjalinnya hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara
sekolah dan DU/DI.
b. Meningkatkan kualitas lulusannya melalui pengalaman kerja selama
PKL.

4
c. Mengembangkan program sekolah melalui sinkronisasi kurikulum,
proses pembelajaran, teaching factory, dan pengembangan sarana
dan prasarana praktik berdasarkan hasil pengamatan di tempat PKL.
d. Meningkatkan kualitas lulusan.
3. Manfaat bagi dunia kerja:
a. DU/DI lebih dikenal masyarakat khususnya masyarakat sekolah.
b. Adanya masukan yang positif dan kontruktif dari SMK untuk
perkembangan DU/DI.
c. DU/DI dapat mengembangkan proses dana tau produk melalui
optimalisasi peserta PKL.
d. Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhannya.
e. Meningkatkan citra positif DU/DI karena dapat berkontribusi
terhadap dunia pendidikan sekaligus sebagai implementasi dari
Inpres No 09 Tahun 2016.

5
BAB II

KEGIATAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

A. Orientasi Industri
1. Profil Industri
Nama Perusahaan : CV. Global Samudra
Alamat : Jl. Bocor Lama No. 01 Mukrisari, Kebumen
Tahun berdiri : 2008
Nomor telepon : 0816 681 679
Jenis perusahaan : Produksi perlengkapan rumah sakit
Susunan Manajemen Perusahaan:
Pemilik : Bp. Sarno Aji
Direktur Utama : Bp. Banyu Aji
Manajer Administrasi : Bp. Tomi
Manajer Teknisi : Bp. Hariaji

2. Sejarah Industri
Bengkel ini berdiri pada tahun 2008. Pada awalnya bengkel ini
bernama CV. Abadi Jaya oleh Bapak Sarno Aji. CV. Abadi jaya terletak
di daerah Gombong. Pada tahun 2009 CV. Abadi Jaya berganti nama
menjadi CV. Global Samudra. Setelah ganti nama CV. Global Samudra
kemudian berpindah dari daerah Gombong menjadi di daerah Kebumen,
tepatnya di Desa Muktisari. Bengkel ini hanya terfokus dalam pembuatan
perlengkapan rumah sakit di daerah Kebumen dan sekitarnya.

3. Bidang Industri
Industri atau bengkel ini berjalan di bidang industri barang, karena
bengkel ini memproduksi barang perlengkapan rumah sakit.

6
4. Sarana dan Prasarana
a. Alat Pembengkok Plat (bending)
Alat pembengkok plat (bending) adalah alat yang digunakan
untuk menekuk atau mebengkokan plat dengan ketebalan maksimal
2,00mm. Bending adalah proses deformasi secara plastik dari logam
terhadap sumbu linier dengan hanya sedikit atau hampir tidak
mengalami perubahan luas permukaan dengan bantuan tekanan
piston pembentuk dan cetakan (die). Sepotong besi dapat menjadi
bengkok akibat tekanan mesin sederhana dengan menggunakan pres
yang disebut bending. Biasanya pekerjaan bending menggunakan
sepotong besi panjang, lembaran logam ataupun piring. Bending
biasanya memakai die berbentuk V, U, W atau yang lainnya.
Bending menyebabkan logam pada sisi luar sumbu netral mengalami
tarikan, sedangkan pada sisi lainnya mengalami tekanan.

Gambar 1.1 Alat bending yang ada di CV. Global Samudra

b. Bor
Bor adalah alat yang digunakan untuk melubangi dan
memotong benda kerja.

7
Gambar 1.2 Mesin Bor yang ada di CV. Global Samudra

c. Alat Mengerol Pipa Besi


Alat pengerol pipa besi adalah alat yang digunakan untuk
pembengkokan atau membuat radius pada pipa besi dengan
ukuran tertentu.

Gambar 1.3 Alat Pengerol Besi Pipa

d. Absen dengan Pemindai Sidik Jari


Pemindai sidik jari adalah sebuah perangkat elektronik yang
digunakan untuk menangkap gambar digital dari pola sidik jari.

8
Gambar tersebut disebut pemindaian hidup. Pemindaian hidup
adalah pemrosesan digital untuk membuat sebuah template
biometrik yang disimpan dan digunakan untuk pencocokan. Ini
merupakan ikhtisar dari beberapa sidik jari yang lebih umum
digunakan sensor teknologi.

Gambar 1.4 Pemindai Sidik Jari di CV. Global Samudra

e. Mesin Las
Mesin las adalah mesin yang digunakan untuk
penyambungan besi dengan cara membakar.

Gambar 1.5 Mesin Las

f. Gerinda Tangan
Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk
menggerinda benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan
untuk benda kerja berupa logam yang keras seperti besi dan
stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah

9
benda kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan
untuk membentuk benda kerja seperti merapikan hasil
pemotongan, merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada
benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja
untuk dilas, dan lain-lain.

Gambar 1.6 Mesin Gerinda Tangan

5. Permasalahan dalam Industri


a. Masih kurangnya keselamatan kerja yang ada disana, sehingga masih
membahayakan pekerja
b. Masih sering kekurangan bahan dalam proses penyelesaian job
c. Gaji karyawan masih sedikit sehingga masih banyak keluhan dari para
karyawan.
d. Kurang adanya refreshing (liburan) sehingga ada keluhan dari
karyawan.

10
B. Teori Dasar
1. Mesin Gerinda
Mesin Gerinda (Grinder) adalah power tool multifungsi yang
cukup penting. Mesin gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang
digunakan untuk mengasah/memotong ataupun menggerus benda
kerja dengan tujuan atau kebutuhan tertentu. Prinsip kerja mesin
gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja
sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau
pemotongan.
Fungsi umum mesin gerinda:

 Memotong benda kerja yang tidak terlalu tebal.


 Membentuk profil seperti sudut atau lengkungan pada benda
kerja
 Menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja.
 Mengasah alat potong supaya tetap tajam.
 Menghaluskan atau menghilangkan sisi tajam pada benda
kerja.
 Sebagai proses jadi akhir (finishing) pada benda kerja.

a. Mesin Gerinda Tangan (Hand Grinder)


Mesin gerinda jenis ini berukuran cukup kecil sehingga
dapat dipegang dan dioperasikan langsung dengan tangan. Jenis
mesin gerinda tangan ini adalah mesin gerinda serba guna. Mesin
ini dapat dipergunakan untuk menghaluskan ataupun memotong
benda logam, kayu, lantai keramik, kaca serta dapat dipergunakan
untuk memoles permukaan mobil. Mesin gerinda tangan
digunakan secara umum sebagai alat potong di dalam bengkel
kecil ataupun rumah tangga. Mesin gerinda tangan itu sendiri
merupakan alat yang digunakan untuk memotong dan meratakan
benda kerja. Cara kerja mesin gerinda tangan yaitu perubahan

11
energi listrik menjadi gerak. Gerakan tersebut berupa putaran
yang memutar mata gerinda. Sedangkan mata gerinda tersebut
berfungsi sebagai pengikis, sehingga menghasilkan alur berupa
pemotongan atau perataan permukaan benda.
Bagian-bagian mesin gerinda tangan sebenarnya sangat
sederhana. Karena hanya berupa rangkaian komponen elektrik
yang menghasilkan energi gerak (putaran). Hal ini berlaku pada
setiap jenis mesin gerinda, baik mesin gerinda tangan maupun
mesin gerinda duduk. Komponen mesin gerinda tangan maupun
mesin gerinda duduk, dapat di klasifikasikan memiliki dua bagian
utama, yaitu komponen mesin dan komponen elektrik. Komponen
mesin meliputi bagian-bagian roda gigi penghubung, bearing
(lakher), batu gerinda, fange, dan pelindung mesin. Sedangkan
komponen elektrik meliputi bagian-bagian kabel, saklar, carbon
brush, stator, dan armature.
Perlu diketahui, bahwa setiap komponen mesin gerinda
tangan memiliki fungsi masing-masing. Dan berikut ini
merupakan uraian mengenai bagian-bagian mesin gerinda tangan
dan fungsinya.

b. Bagian - Bagian Mesin Gerinda Tangan dan Fungsinya


1) Armature / Rotor
Armature merupakan poros utama pada mesin gerinda
tangan. Bagian ini terbuat dari gulungan tembaga. Pada salah
satu ujungnya terdapat kipas yang berfungsi sebagai pendingin
mesin dan penyeimbang putaran. Dan di salah satu ujung
lainnya terdapat kolektor yang berfungsi sebagai tempat
gesekan antara rotor dengan carbon brush. Pada bagian
armature ini melekat dua buah bearing yang merupakan tempat
dudukan berputarnya armature itu sendiri.

12
Gambar 2.1 Armature/Rotor

2) Stator
Merupakan bagian mesin gerinda tangan yang diam.
Berfungsi untuk menggerakan armature. Rangkanya berbentuk
lingkaran memanjang. Terbuat dari gulungan tembaga yang
tersusun rapih dan teratur. Kedua ujung gulungan tembaganya,
terdapat dua jalur kabel yang memiliki fungsi berbeda. Kabel
yang satu berfungsi sebagai penghubung dengan rumah carbon
brush. Sedangkan kabel yang satunya lagi sebagai penghubung
ke sumber listrik.

Gambar 2.2 Stator

3) Carbon Brush
Di kalangan masyarakat umum, carbon brush sering
disebut dengan spul/brustel/arang. Merupakan bagian mesin
gerinda tangan berupa karbon padat yang berfungsi sebagai
penghantar arus listrik. Pada ujungnya terdapat pir yang
berfungsi untuk memastikan carbon brush tersebut selalu
menempel pada kolektor armature. Jenis carbon brush mesin

13
gerinda tangan sangat bervariasi. Mulai dari bentuk,ukuran,
dan model pengaitnya.

Gambar 2.3 Carbon Brush

4) Roda Gigi Penghubung


Roda gigi penghubung merupakan bagian mesin gerinda
tangan berupa sepasang roda gigi yang saling mengait. Bentuk
kedua ujung roda gigi tersebut adalah tirus, sehingga apabila
dipadukan akan menghasilkan gerakan putaran yang tegak
lurus. Bentuk gigi dari roda gigi penghubung ini ada yang
lurus dan ada juga yang berbentuk miring. Biasanya setiap
merk dan tipe mesin gerinda tangan bentuknya berbeda-beda.

5) Saklar Gerinda
Saklar adalah bagian mesin gerinda tangan yang berfungsi
sebagai penyambung dan pemutus arus listrik. Letaknya berada
bagian di atas di belakang mesin gerinda tangan. Saklar pada
mesin gerinda tangan ini biasanya ada juga yang dilengkapi
dengan pengatur kecepatan putaran (speed control). Pengatur
kecepatan inilah yang berfungsi untuk mengatur cepat
lambatnya putaran pada mesin gerinda tangan.

Gambar 2.4 Saklar Gerinda

14
6) Bearing (Laher)
Yaitu bagian mesin gerinda tangan yang berfungsi sebagai
tempat dudukan armature. Di dalam mesin gerinda tangan,
terdapat tiga buah bearing. Yaitu dua buah bearing yang
melekat pada armature dan satunya lagi berada kepala mesin
gerinda tangan. Bearing ini memiliki nomer dan ukuran yang
sangat beragam. Jadi apabila kita akan mengganti bearing
mesin gerinda tangan, jangan lupa untuk melihat nomer yang
tertera pada bearing tersebut.

7) Flange
Flange atau penjepit mata gerinda adalah bagian mesin
gerinda tangan berupa sepasang lempengan besi yang
berfungsi sebagai tempat dudukan batu gerinda. Bagian ini
berada pada ujung mesin gerinda tangan. Pada flange inilah
terdapat lubang untuk kunci mata gerinda.

8) Kabel
Sudah sangat jelas fungsi dari kabel. Tidak hanya pada
mesin gerinda tangan, tetapi pada semua perangkat elektronik
mana pun pasti memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai
media aliran arus listrik. Fungsi kabel pada mesin gerinda
tangan yaitu sebagai penghubung antara mesin gerinda dengan
sumber listrik. Dan juga sebagai penghubung antara bagian-
bagian komponen elektrik mesin gerinda tangan.

9) Kipas
Kipas ini terletak dan menempel bersama dengan angker.
Fungsi tentu untuk mendinginkan mesin agar tidak cepat panas
dan juga untuk membersihkan mesin motor listrik dari bedu

15
dan kotoran yang menempel sehingga mesin selalu bersih dan
terjaga.

10) Batu Gerinda


Bagian mesin gerinda tangan selanjutnya yaitu mata
gerinda. Atau sering disebut batu gerinda. Bentuk mata gerinda
ini yaitu lingkaran seperti piringan pipih dan sangat beragam
jenisnya. Fungsi mata gerinda inilah yang paling berperan
dalam memotong atau meratakan benda kerja. Sebelum
menggunakan mata gerinda, kita harus paham terlebih dahulu
dari jenis dan fungsi setiap mata gerinda tersebut. Karena
setiap mata gerinda memiliki fungsi yang berbeda-beda.

11) Pelindung
Pada mesin gerinda tangan terdapat pelindung yang berada
pada kepala mesin. Pelindung tersebut berfungsi untuk
mengarahkan percikan gesekan antara mata gerinda dan benda
kerja. Sehingga ketika menggunakan mesin gerinda tangan
akan lebih aman dan nyaman.

12) Bagian penahan pisau agar tidak berputar


Bagian ini berfungsi untuk menahan pisau ketika ingin
dibuka.

2. Mesin Las Argon


Salah satu proses las yang cukup populer di kalangan masyarakat
awam adalah las argon. Las argon banyak dikenal masyarakat sebagai
pengelasan yang berbahaya bagi kesehatan tetapi memiliki upah yang
cukup tinggi. Sebenarnya apa sih las argon? Nama las argon berasal
dari kata “Argon” yang merupakan sebuah unsur golongan gas mulia
yang memiliki nama yang sama dengan lambang Ar. Disebut las

16
argon karena pengelasan yang dimaksud melibatkan unsur Argon dalam
prosesnya.
Argon sendiri dalam pengelasan berfungsi sebagai gas pelindung
(shielding gas), karena sifatnya yang mulia (inert) sehingga gas tersebut
tidak bereaksi dengan lingkungan sekitarnya. Sifat tersebut menjadikan
gas Argon sebagai pelindung yang cukup ideal saat proses pengelasan.
Aplikasi gas Argon adalah pada pengelasan MIG (Metal Inert Gas) dan
TIG (Tungsten Inert Gas). Namun kebanyakan yang dimaksud
masyarakat awam sendiri saat menyebut las argon adalah pengelasan
TIG.
Untuk memulai mengerjakan sebuah pekerjaan pengelasan TIG
dibutuhkan beberapa peralatan. Peralatan yang perlu dipersiapkan
sedikit lebih banyak dari pada peralatan las listrik pada umumnya.
Apabila kita membandingkan pengelasan stik (SMAW) dengan
pengelasan argon, maka akan sangat terlihat perbedaannya.
Dimana kesamaan keduanya hanya pada trafo las, kebanyakan
trafo las yang beredar di pasaran dapat digunakan sebagai trafo las
SMAW dan GTAW. Selain itu tidak ada lagi kesamaan lain ditinjau
dari peralatan yang dibutuhkan. Peralatan GTAW diantara lain sebagai
berikut
a. Peralatan Las Argon

Gambar 2.5 Skema Alat Las Argon

17
1) Power Source
Power Source merupakan sumber energi yang digunakan
untuk menyalakan busur listrik pengelasan GTAW. Listrik yang
berasal dari stop kontak dirubah oleh rangkaian transformer step
up pada power source sehingga memiliki tegangan dan arus
listrik yang cukup tinggi untuk digunakan mengelas. Output dari
mesin las bisa bermacam – macam tergantung dari tipenya.
Mesin las bisa menghasilkan listrik arus searah (Direct Current),
arus bolak – balik (Alternating Current), ataupun keduanya
dengan hanya menekan tombol pada mesin las untuk mengganti
jenis arus keluarannya. Khusus pada mesin las GTAW, ada
beberapa fungsi tambahan seperti untuk regulator gas shielding
dan kendali pada control pedal.

2) Inert Gas Supply


Inert Gas Supply adalah tabung silinder yang berisi gas mulia
(inert) yang digunakan untuk mensuplai kebutuhan gas
pelindung kawat las. Tabung gas yang digunakan memiliki
kapasitas beragam, mulai dari 1 m3 hingga 10 m3. Pada
umumnya proses las GTAW memang menggunakan gas mulia
argon. Akan tetapi gas mulia helium juga banyak digunakan
apabila argon terlalu langka untuk digunakan. Pada beberapa
kasus pengelasan GTAW juga menggunakan jenis gas aktif
seperti karbon dioksida (CO2) pada pengelasannya. Gas mulia
yang biasa digunakan memiliki beberapa tingkatan kemurnian,
yang paling umum adalah welding grade atau industrial grade,
dengan standar kemurnian yang cukup. High purity grade
memiliki kemurnian lebih tinggi dari industrial grade dan ultra-
high purity memiliki tingkat kemurnian 99.99% menjadikannya
memiliki tingkatan tertinggi dalam hal kemurnian.

18
3) Flowmeter dan Regulator

Gambar 2.6 Regulator


Flowmeter dan Regulator adalah bagian yang berfungsi untuk
mengatur laju aliran gas dari silinder suplai. Selain katup buka
tutup yang ada pada tabung suplai, regulator juga memiliki
katup untuk mengatur tekanan kerja gas pelindung. Regulator
juga dilengkapi dengan dua indikator yang masing – masing
berfungsi untuk mengetahui tekanan kerja gas serta volume gas
yang tersisa. Masih menjadi satu rangkaian terdapat flowmeter
yang berfungsi untuk mengatur laju debit aliran gas. Untuk
menentukan laju debit aliran gas sendiri tergantung pada jenis
gas, posisi pengelasan, dan kondisi sekitar
pekerjaan pengelasan berangin atau tidak. Beberapa jenis
regulator, khususnya pada regulator gas CO2, dilengkapi dengan
pemanas yang berfungsi untuk mencegah terbentuknya uap air
akibat reaksi dengan udara di sekitarnya.

4) Cooling Water
Cooling Water berfungsi untuk mendinginkan torch agar
tidak terlampau panas akibat pekerjaan las yang terus menerus.
Karena pengelasan GTAW biasanya dilakukan secara terus

19
menerus dengan panas yang dihasilkan oleh busur listrik bisa
mencapai 3.000oC sehingga untuk mengurangi kerusakan pada
torch beberapa model torch dilengkapi dengan mekanisme
pendinginan. Untuk torch yang bermodel self-insulated atau air-
insulated pendinginan berasal dari aliran udara dan gas
pelindung. Tetapi untuk model water-insulated ada selang
insulasi khusus yang masuk pada torch handle. Selang tersebut
berfungsi untuk mensirkulasikan air agar panas pada torch bisa
terdistribusikan melalui air yang mengalir tersebut.

5) Foot Pedal Fine Control


Foot Pedal Fine Control adalah suatu alat yang berfungsi
untuk mengatur besar kecilnya arus yang digunakan pada saat
pengelasan sedang berlangsung. Khusus pada pengelasan
GTAW yang memang cenderung rumit, alat ini memiliki banyak
kegunaan, seperti untuk membantu menyalakan busur listrik
tanpa perlu melakukan kontak antara elektroda dengan logam
induk dan untuk mencegah crater crack dengan mematikan
busur listrik secara bertahap. Selain itu, untuk mencegah
terjadinya cacat burn through dan lack of fusion biasanya welder
akan memanfaatkan fungsi dari pedal ini.

6) Welding Torch
Welding Torch adalah bagian yang dikendalikan oleh
welder pada saat pekerjaan pengelasan berlangsung. Torch
khususnya untuk GTAW memiliki bagian yang cukup rumit jika
dibandingkan proses lainnya yang cenderung lebih sederhana.
Di bagian belakang, ada beberapa mekanisme inlet dan outlet.
Seperti electrode cable yang membawa arus listrik dari mesin
las, gas hose yang merupakan selang gas pelindung, water inlet

20
and outlet hose yang berfungsi mensirkulasikan air untuk
pendingin torch pada water-insulated torch.

Gambar 2.7 Torch Las Argon


Selanjutnya ada torch handle yang berfungsi sebagai tempat
pegangan welder dalam operasi pengelasan. Cap berfungsi
untuk menutupi ujung elektroda yang biasanya terlalu panjang
agar tidak ter ekspos ketika beraliran listrik karena bisa
berbahaya apabila terjadi kontak arus pendek yang tidak
diinginkan. Collet berfungsi untuk menjepit elektroda agar tidak
bergeser pada saat digunakan. Gas orifice nut adalah sebuah
baut untuk menempatkan gas orifice yang berfungsi untuk
menyemprotkan gas pelindung ke daerah kawah las.
Gas nozzle berfungsi untuk mengarahkan semprotan gas
agar terkumpul pada titik kawah las yang membutuhkan
perlindungan gas. Tungsten electrode adalah elektroda tungsten
yang digunakan untuk menyalakan busur, elektroda ini
merupakan jenis elektroda tidak terumpan karena memiliki titik
lebur yang lebih tinggi dari material yang di las dan hanya
dipakai pada GTAW.

21
b. Jenis Jenis Elektroda Tungsten

Gambar 2.8 Jenis Elektroda Tungsten

1) Electrode Wolfram Pure (Warna Hijau)


Electrode Wolfram Pure (EWP) yaitu elektroda tungsten
murni dengan kode warna hijau. Memiliki harga yang paling
murah dibandingkan elektroda jenis lain. Keunggulan dari
elektroda jenis ini hanya pada harga, dengan sifat – sifat
elektroda yang tidak terlalu unggul. Elektroda ini dapat
digunakan untuk mengelas aluminium dan magnesium.

2) Electrode Wolfram Thorium Oxide (warna kuning dan merah)


Electrode Wolfram Thorium Oxide (EWTh) yaitu elektroda
tungsten dicampur dengan unsur Thorium dengan kadar 1%
untuk kode warna kuning dan 2% untuk kode warna merah.
Elektroda ini unggul pada stabilitas busur dan penyalaan awal
yang cenderung lebih mudah. Akan tetapi thorium merupakan
unsur radioaktif yang dapat memiliki dampak lingkungan akibat
limbah serta dampak kesehatan bagi welder.

3) Electrode Wolfram Cerium Oxide (warna orange)


Electrode Wolfram Cerium Oxide (EWCe) yaitu elektroda
tungsten dengan campuran unsur Cerium dengan kadar 2%

22
dengan kode warna orange. Keunggulan elektroda ini adalah
ketahanannya terhadap panas yang mencegah terjadinya lelehan
dan kontaminasi. Elektroda ini juga menghasilkan busur yang
stabil dan penyalaan awal yang mudah, seperti jenis EWTh.
Tetapi elektroda ini tidak memiliki bahaya radiasi seperti jenis
EWTh.

4) Electrode Wolfram Lanthanum Oxide (warna hitam)


Electrode Wolfram Lanthanum Oxide (EWLa) yaitu kawat
las argon dengan campuran unsur Lanthanum dengan kadar 1%
untuk kode warna hitam, 1.5% untuk kode warna emas, 2%
untuk kode warna biru. Memiliki keungguran yang mirip dengan
elektroda jenis EWCe.

5) Electrode Wolfram Zirconium Oxide (warna coklat)


Electrode Wolfram Zirconium Oxide (EWZr) yaitu
elektroda tungsten dengan campuran unsur Zirconium dengan
kadar 0.3% dan memiliki kode warna coklat. Campuran
zirconium meningkatkan titik lebur elektroda sehingga mampu
menahan kuat arus yang tinggi dan lebih tahan lama.

23
C. Uraian Kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin)

1. Persiapan Alat dan Bahan


Alat-alat yang harus disiapkan sebelum pembuatan trolley medis:
 Mesin gerinda tangan
 1 lembar plat stainless
 Pipa stall stainless ukuran 2x2
 Besi begel (beton) stainless ukuran 10
 Roda ukuran 2 inchi
 Mesin las argon
 Alat ukur
 Alat penekuk (bending)
 Kabel roll
 Langsol untuk memoles

2. Proses Pembuatan
a. Pembuatan dudukan obat (nampan):
1) Siapkan 1 lembar plat stainless.
2) Gambar persegi panjang dengan ukuran material 47x67cm
3) Potonglah dengan gerinda tangan dan bersihkan sisa tatal
yang ada
4) Buatlah dua garis tepi dengan ukuran garis tepi luar 1,5 cm
dan garis tepi dalam 2 cm
5) Gerindalah garis tersebut sampai mudah untuk ditekuk
(dibending)
6) Setelah kiranya mudah dibending, bendinglah semua hasil
gerindaan nampan tersebut dengan alat bending
7) Pastikan hasil bendingan tersebut siku
8) Buatlah nampan tersebut 2 buah
9) Potong setiap pojok nampan dengan ukuran 2x2 cm, lakukan
itu ke dua nampan yang sudah dibending

24
b. Pemotongan stall untuk rangka trolley medis:
1) Siapkan stall stainless dengan ukuran 2x2 cm
2) Potonglah stall tersebut dengan panjang
 40 cm sebanyak 2 buah
 73 cm sebanyak 4 buah
3) Buatlah ujung salah satu stall yang panjangnya 70 cm
menjadi sudut 45 derajat
4) Buatlah kedua ujung stall yang panjangnya 40 cm menjadi
45 derajat

c. Proses Perangkaian Trolley Medis:


1) Satukan ujung stall ukuran 70 cm dengan stall ukuran 40
cm dengan las
2) Lakukan hal itu ke besi stainless yang lainnya
3) Satukan nampan yang sudah dibending dengan stall besi
dengan jarak 23 cm dan jarak antar nampan 45 cm dengan
di las
4) Lakukan hal yang sama ke seluruh pojok nampan
5) Tambahkan diujung stall besi begel (beton) stainless ukuran
10 mm dengan panjang 69 cm, dan lakukan pengelasan
pada ujung besinya. Lakukan hal itu di atas kedua nampan
dengan jarak 5 cm.
6) Tambahkan besi begel (beton) ukuran 10 mm dengan
panjang 36 dan las lah dengan jarak 5 cm dari nampan
paling bawah
7) Pasanglah mur pada bagian bawah rangka untuk memasang
roda trolley

d. Proses Finishing
1) Gerindalah setiap hasil pengelasan agar bagus dan lebih
halus

25
2) Setelah melakukan penggerindaan, amplaslah hasil
gerindaan tersebut dengan amplas dipasang pada mesin
gerinda tangan
3) Setelah pengamplasan selesai, lakukan pemolesan pada
setiap hasil pengamplasan agar hasilnya mengkilap.
4) Lakukan hal itu ke semua bagian hasil pengelasan
5) Setelah semua hasil las mengkilap, pasanglah 4 roda pada
trolley medis tersebut.

26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pengalaman Praktek Keja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan
di CV. Global Samudra selama hampir 3 bulan dapat kami ambil
kesimpulan.
Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan (PKL), para peserta didik
cukup banyak mendapatkan informasi dan pengalaman khususnya dalam
perkembangan dunia kerja, sehingga menambah motivasi bagi peserta
didik untuk memperdalam ilmu dunia kerja.
Setelah pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) inidapat
disimpulkan antar teori yang didapat disekolah dengan Praktek Keja di
dunia usaha/industri memiliki banyak perbedaan. Teori lebih sulit jika
dibandingkan dengan praktek kerja langsung, namun praktek kerja
langsung memiliki risiko yang lebih besar dan lebih memiliki banyak
tanggung jawab.
Keberhasilan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini
sangat dibutuhkan oleh para siswa/siwi agar dapat mengkuti salah satu
syarat menempuh UAS/UN. Dengan adanya laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi lancarnya
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL), terutama pada awal kerja
berkaitan dengan praktek keahlian yang ada di dunia usaha/industri.
Semoga dengan ini, dapat memberikan tambahan wawasan bagi para
pembaca. Jika ada kesalahan jadikan sebagai motivasi.

27
B. Saran
1. Bagi Sekolah
a. Sebaiknya sekolah menjalin kerja sama dengan Dunia Usaha atau
Dunia Industri yang lebih berkualitas dan lebih besar
produksinya.
b. Melakukan pemantauan terlebih dahulu lewat guru pembimbing
untuk tempat Prakerin yang layak dan tidak layak untuk siswa.
Salah dalam pemilihan tempat untuk Prakerin dapat membuat
siswanya juga kurang mengeluarkan kemampuan terbaiknya
sehingga siswa kurang dapat berkembang.
c. Sebaiknya waktu yang diberikan bagi siswa untuk memilih
tempat Prakerin lebih lama agar para siswa dapat menentukan
yang terbaik untuk dirinya.
d. Sebaiknya sekolah terlebih dahulu menetapkan nama-nama
DU/DI terbaik dan yang berkualitas yang dapat siswa tempati
dengan layak.

2. Bagi Industri
a. Diharapkan agar kerja sama antara sekolah dan DU/DI semakin di
tingkatkan.
b. Untuk para karyawan lebih ditingkatkan lagi motivasinya dan
disiplinnya untuk bekerja di bengkel.
c. Hubungan siswa dan karyawan lebih harmonis sampai kapanpun.
d. Diharapkan untuk lebih ditingkatkan kerja samanya antar
karyawan yang ada di bengkel.

28
PENUTUP

Penulis mengucapkan paji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas nikmat
yang diberikan kepada penulis sehingga penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini tanpa halangan suatu apapun. Laporan ini disusun
berdasarkan data-data yang didapatkan dari tempat Prakerin disesuaikan dengan
ilmu yang diperoleh dari sekolah. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari kata sempurna. Penulis berharap semoga laporan ini dapat berguna bagi
pembaca pada umumnya dan bagi adik-adik kelas X dan kelas XI jurusan
pemesinan pada khususnya.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan dan penulisan laporan ini hingga menjadi
seperti ini.

Penulis

Slamet Riyanto

29
DAFTAR PUSTAKA

https://www.wikipedia.org

https://www.tehnikmesin.com/2017/06/bagian-mesin-gerinda-tangan.html

www.kelistrikanku.com

buku pedoman praktik kerja industry

https://www.pengelasan.net/las-argon/

30
LAMPIRAN I

Gambar 3.1 Roda yang digunakan untuk Trolley Medis

Gambar 3.2 Proses Penggerindaan Pembuatan Nampan Trolley

31
Gambar 3.3 Hasil nampan yang sudah dibending

Gambar 3.4 Proses Pengelasan Pembuatan Kaki Trolley Medis

32
Gambar 3.5 Proses Finishing (Memoles)

Gambar 3.6 Trolley Medis

33
LEMBAR KONSULTASI DAN BIMBINGAN
NO Hari/Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Kebumen, Oktober 2019


Pembimbing

Achmad Taufik N H, S.Pd


NIGTT : 101072017144

34

Anda mungkin juga menyukai