Anda di halaman 1dari 8

Th.

2017
LSP P3-LSP Perkapalan

SKEMA SERTIFIKASI
JURU LAS I SMAW / PENGELASAN SMAW
(MMAW) SATU
Skema sertfikasi Juru Las I SMAW merupakan skema sertifikasi Okupasi yang
dikembangkan oleh komite skema sertifikasi LSP Perkapalan . Kemasan kompetensi yang
digunakan mengacu pada SKKNI yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor KEP. 342/MEN/X/2007 Tentang penetapan
standar kompetensi kerja nasional Indonesia sektor industri pengolahan sub sektor industri
barang dari logam bidang jasa industri pengelasan sub bidang pengelasan SMAW. Skema
sertifikasi ini digunakan untuk memastikan kompetensi tenaga kerja pada skema ini dan
sebagai acuan dalam asesmen oleh LSP Perkapalan dan asesor kompetensi.

Ditetapkan tanggal: Disyahkan tanggal:


28 Juli 2017 28 Juli 2017

Oleh: Oleh:

Danis Maulana,.MBA Ir. Sugianto


Ketua Komite Skema Ketua LSP

Nomor Dokumen : I-SS-W-LSPP-MA-I-2017


Nomor Salinan :
Status Distribusi :
Terkendali
Tak terkendali
SKEMA SERTIFIKASI WELDER

1. Latar Belakang
Skema ini disusun sebagai langkah dalam menghadapi era globalisasi ( MEA dan
WTO ) dan implementasi dari Undang - Undang Nomor 12 tahun 2012 Tentang
.Pendidikan Tinggi dan implementasi Undang - Undang Nomor KEP. 342/MEN/X/2007
Tentang penetapan standar kompetensi kerja nasional Indonesia sektor industri
pengolahan sub sektor industri barang dari logam bidang jasa industri pengelasan sub
bidang pengelasan SMAW.
Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan dalam
sertifikasi kompetensi profesi Juru Las I SMAW bagi tenaga kerja yang telah
mendapatkan kompetensinya melalui proses pembelajaran baik formal, non formal,
pelatihan kerja, ataupun pengalaman kerja, yang mengacu kepada standar kompetensi
yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Nomor KEP. 342/MEN/X/2007.
Dengan skema sertifikasi yang mengacu langsung pada SKKNI ini diharapkan
dapat memberi manfaat langsung para pemangku kepentingan.

Bagi Industri
• Membantu industri meyakinkan kepada kliennya bahwa jasanya telah dibuat oleh
tenaga-tenaga yang kompeten.
• Membantu industri dalam rekruitmen dan mengembangkan tenaga berbasis
kompetensi guna meningkatkan efisensi pengembangan SDM khususnya dan efisiensi
nasional pada umumnya.
• Membantu industri dalam sistem pengembangan karir dan remunerasi tenaga berbasis
kompetensi dan meningkatkan produktivitas.

Bagi Tenaga Kerja


• Membantu tenaga profesi meyakinkan kepada organisasi/industri/kliennya bahwa
dirinya kompeten dalam bekerja atau menghasilkan jasa dan meningkatkan percaya
diri tenaga profesi.
• Membantu tenaga profesi dalam merencanakan karirnya dan mengukur tingkat
pencapaian kompetensi dalam proses belajar di lembaga formal maupun secara
mandiri.
• Membantu tenaga profesi dalam memenuhi persyaratan regulasi.
• Membantu pengakuan kompetensi lintas sektor dan lintas negara.
• Membantu tenaga profesi dalam promosi profesinya dipasar tenaga kerja

Bagi Lembaga Pendidikan dan juga Pelatihan.


• Membantu memastikan link and match antara kompetensi lulusan dengan tuntutan
kompetensi dunia industri.
• Membantu memastikan tercapainya efisiensi dalam pengembangan program diklat.
• Membantu memastikan pencapain hasil diklat yang tinggi.
• Membantu Lemdiklat dalam sistem asesmen baik formatif, sumatif maupun holistik
yang dapat
• memastikan dan memelihara kompetensi peserta didik selama proses diklat..
2. Ruang Lingkup Skema Sertifikasi
2.1. Ruang Lingkup : Bidang industri pengolahan sub sektor industri barang dari logam
bidang jasa industri pengelasan sub bidang pengelasan SMAW.
2.2. Lingkup Penggunaan:
2.2.1. Dunia usaha/industri dan penggunaan tenaga kerja
2.2.2. Institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi

3. Tujuan Sertifikasi
3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi kerja tenaga pengelasan pada okupasi Juru
Las I SMAW
3.2. Sebagai acuan dalam melaksanakan asesmen oleh LSP Perkapalan dan asesor
kompetensi

4. Acuan Normatif
4.1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4.2. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
4.3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2004 tentang Badan
Nasional Sertifikasi Profesi.
4.4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 tahun 2003 tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional Indonesia
4.5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia
4.6. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor KEP.
342/MEN/X/2007 Tentang penetapan standar kompetensi kerja nasional Indonesia
sektor industri pengolahan sub sektor industri barang dari logam bidang jasa industri
pengelasan sub bidang pengelasan SMAW
4.7. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi nomor 1/BNSP/III/2014 Tentang
pedoman Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi
4.8. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi nomor 4/BNSP/VII/2014 Tentang
pedoman Pengembangan dan pemeliharaan Skema Sertifikasi

5. Kemasan/Paket Kompetensi
5.1. Jenis Kemasan :
KKNI / Okupansi Nasional / Klaster
5.2. Rincian Unit Kompetensi/Uraian Tugas :

NO KODE UNIT JUDUL UNIT


1 JIP.SM01.001.01 Melakukan komunikasi timbal balik
Mengidentifikasi prinsip-prinsip Keselamatan dan
2 JIP.SM01.002.01
Kesehatan Kerja (K3)
3 JIP.SM02.001.01 Mengukur dengan alat ukur mekanik dasar
4 JIP.SM02.002.01 Membaca sketsa dan/atau gambar kerja
NO KODE UNIT JUDUL UNIT
sederhana
Menggunakan peralatan tangan dan mesin-mesin
5 JIP.SM02.003.01
ringan
6 JIP.SM02.004.01 Melaksanakan pemotongan secara mekanik
7 JIP.SM02.005.01 Melaksanakan pemotongan dengan gas
Melaksanakan rutinitas (dasar) pengelasan dengan
8 JIP.SM02.008.01
proses las busur manual
Mengelas pelat posisi di bawah tangan/ flatdengan
9 JIP.SM02.009.01
proses las busur manual
Mengelas pelat posisi mendatar/ horizontaldengan proses las
10 JIP.SM02.010.01
busur manual
11 JIP.SM03.001.01 Membuat laporan
12 JIP.SM03.002.01 Melakukan perhitungan dasar teknik

6. Persyaratan Dasar Pemohon Sertifikasi


6.1. Memiliki sertifikat pelatihan berbasis kompetensi pada jabatan Juru Las I SMAW
6.2. Tenaga Kerja pada Jabatan Juru Las I SMAW yang telah berpengalaman minimal 1
tahun secara berkelanjutan

7. Hak Permohonan Sertifikat dan Kewajiban Pemegan Sertifikat


7.1. Hak Pemohon
7.1.1. Memperoleh penjelasan tentang gambaran proses sertifikasi sesuai
dengan skema sertifikasi
7.1.2. Mendapatkan hak bertanya berkaitan dengan kompetensi
7.1.3. Memperoleh pemberitahuan tentang kesempatan untuk menyatakan,
dengan alasan, permintaan untuk disediakan kebutuhan khusus
sepanjang integritas asesmen tidak dilanggar, serta mempertimbangkan
aturan yang bersifat Nasional
7.1.4. Memperoleh hak banding terhadap keputusan Sertifikasi
7.1.5. Memperoleh sertifikat kompetensi jika dinyatakan kompeten
7.1.6. Menggunakan sertifikat untuk promosi diri sebagai Juru Las I SMAW

7.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat


7.3. Melaksanakan keprofesian di bidang industri pengolahan sub sektor industri
barang dari logam bidang jasa industri pengelasan sub bidang pengelasan
SMAW
7.3.1. Menjaga dan mentaati kode etik profesi secara sungguh-sungguh dan
konsekuen
7.3.2. Menjamin bahwa sertifikat kompetensi tidak disalahgunakan
7.3.3. Menjamin terpelihara kompetensi yang sesuai pada sertifikat kompetensi
7.3.4. Menjamin bahwa seluruh pernyataan dan informasi yang diberikan
adalah terbaru, benar dan dapat dipertanggung jawabkan
7.3.5. Membayar biaya sertifikasi
8. Biaya
Biaya Sertifikasi ditetapkan oleh LSP Perkapalan sebesar ±Rp. 1.000.000,-
9. Proses Sertifikasi
9.1. Proses Pendaftaran
9.1.1. Pemohon memahami proses Asesmen Juru Las I SMAW ini yang mencakup
persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak
pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat
9.1.2. Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01) yang dilengkapi
dengan bukti :
a. Copy KTP atau Kartu Karyawan
b. Copy sertifikat pelatihan Juru Las I SMAW atau CV pengalaman kerja pada
jabatan yang sesuai dengan skema ini
c. Pas foto 4x6 sebanyak 2 lembar
9.1.3. Pemohon mengisi formulir Asesmen Mandiri (APL 02) dan dilengkapi dengan
bukti-bukti pendukung
9.1.4. Pemohon telah memenuhi persyaratan dasar sertifikasi yang telah ditetapkan
9.1.5. Pemohon menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan
memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian
9.1.6. LSP Perkapalan menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa pemohon
sertifikasi memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.

9.2. Proses Asesmen


9.2.1. Asesmen Juru Las I SMAW direncanakan dan disusun dengan cara yang
menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan secara
obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi untuk memastikan
kompetensi.
9.2.2. LSP Perkapalan menugaskan Asesor Kompetensi untuk melaksanakan Asesmen
9.2.3. Asesor memilih perangkat asesmen dan metoda asesmen untuk
mengkonfirmasikan bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukti tersebut
akan dikumpulkan
9.2.4. Asesor menjelaskan, membahas dan mensepakati rincian rencana asesmen dan
proses asesmen dengan Peserta Sertifikasi
9.2.5. Asesor melakukan pengkajian dan evaluasi kecukupan bukti dari dokumen
pendukung yang disampaikan pada lampiran dokumen Asesmen Mandiri APL
-02, untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang
diperlukan
9.2.6. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti direkomendasikan
Kompeten dan yang belum memenuhi aturan bukti direkomendasikan untuk
mengikuti proses lanjut ke proses uji kompetensi

9.3. Proses Uji Kompetensi


9.3.1. Uji kompetensi Juru Las I SMAW dirancang untuk menilai kompetensi secara
praktek, tertulis, lisan, pengamatan atau cara lain yang handal dan objektif, serta
berdasarkan dan konsisten dengan skema sertifikasi. Rancangan persyaratan uji
kompetensi menjamin setiap hasil uji dapat dibandingkan satu sama lain, baik
dalam hal muatan dan tingkat kesulitan, termasuk keputusan yang sah untuk
kelulusan atau ketidaklulusan;
9.3.2. Uji kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang ditetapkan;
9.3.3. Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian Juru Las I SMAW
diverifikasi atau dikalibrasi secara tepat.
9.3.4. Bukti yang dikumpulkan melalui uji praktek, tulis , lisan , diperiksa dan
dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang
diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti
9.3.5. Hasil proses uji kompetensi yang telah memenuhi aturan bukti VATM
direkomendasikan “Kompeten” dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM
direkomendasikan “Belum Kompeten”

9.4. Keputusan Sertifikasi


9.4.1. LSP Perkapalan menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses
sertifikasi mencukupi untuk :
a. mengambil keputusan sertifikasi;
b. melakukan penelusuran apabila terjadi banding
9.4.2. Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh LSP Perkapalan
berdasarkan rekomendasi dan informasi yang dikumpulkan oleh asesor
kompetensi melalui proses sertifikasi. Personil yang membuat keputusan
sertifikasi tidak ikut serta dalam pelaksanaan asesmen dan uji kompetensi.
9.4.3. Personil yang membuat keputusan sertifikasi memiliki pengetahuan yang cukup
dan pengalaman proses sertifikasi untuk menentukan apakah persyaratan
sertifikasi telah dipenuhi.
9.4.4. Sertifikat tidak diserahkan sebelum seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi.
9.4.5. LSP Perkapalan menerbitkan sertifikat kompetensi kepada semua yang telah
berhak menerima sertifikat dalam bentuk surat dan/atau kartu, yang ditanda
tangani dan disahkan oleh personil yang ditunjuk LSP Perkapalan.

9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat, Penambahan dan Pengurangan Lingkup


Sertfikasi
9.5.1. LSP Perkapalan akan mempunyai kebijakan dan prosedur terdokumentasi untuk
pembekuan dan pencabutan sertifikasi, penambahan dan pengurangan ruang
lingkup sertifikasi, yang juga menjelaskan tindak lanjut oleh LSP Perkapalan.
9.5.2. Kegagalan dalam menyelesaikan masalah yang mengakibatkan pembekuan
sertifikat, dalam waktu yang ditetapkan oleh LSP Perkapalan, akan
mengakibatkan pencabutan sertifikasi atau pengurangan ruang lingkup sertifikasi.
9.5.3. LSP Perkapalan akan membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang
sertifikat kompetensi untuk memastikan bahwa selama pembekuan sertifikasi,
pemegang sertifikat tidak diperkenankan melakukan promosi terkait dengan
sertifikasi yang dibekukan. ‘
9.5.4. LSP Perkapalan akan membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang
sertifikat kompetensi untuk memastikan bahwa setelah pencabutan sertifikat,
pemegang sertifikat tidak diperkenankan menggunakan sertifikatnya sebagai
bahan rujukan untuk kegiatannya.

9.6. Pemeliharaan Sertifikasi


9.6.1. Untuk memelihara kompetensi, LSP melakukan survey kepada pemegang
sertifikat kompetensi, yang dapat mencakupi salah satu :
 Evaluasi rekaman kegiatan minimal sekali dalam setahun
 Evaluasi asesi (sampling)
 Witness (bila diperlukan)

9.7. Proses Sertifikasi Ulang


9.7.1. LSP Perkapalan menetapkan kebijakan dan prosedur terdokumentasi untuk proses
sertifikasi ulang, dengan persyaratan: masa berlaku sertifikat telah habis,
pemegang sertifikat masih bekerja di area sesuai dengan kompetensinya,
pemegang sertifikat sudah tidak bekerja di bidangnya tetapi akan bekerja kembali
di area kompetensi yang sama.
9.7.2. LSP Perkapalan akan menjamin selama proses sertifikasi ulang, proses tersebut
memastikan kompetensi pemegang sertifikat terpelihara, dan pemegang sertifikat
masih mematuhi persyaratan skema sertifikasi terkini.
9.7.3. Periode sertifikasi ulang ditetapkan berdasarkan skema sertifikasi. Landasan
penetapan periode sertifikasi ulang, bila relevan, mempertimbangkan beberapa
hal berikut :
9.7.3.1. Persyaratan sesuai peraturan perundangan;
9.7.3.2. Perubahan dokumen normatif;
9.7.3.3. Perubahan skema sertifikasi yang relevan;
9.7.3.4. Sifat dan kematangan industri atau bidang tempat pemegang sertifikat
bekerja;
9.7.3.5. Risiko yang timbul akibat orang yang tidak kompeten;
9.7.3.6. Perubahan teknologi, dan persyaratan bagi pemegang sertifikat;
9.7.3.7. Persyaratan yang ditetapkan pemangku kepentingan;
9.7.3.8. Frekuensi dan muatan kegiatan penilikan/surveilan, bila dipersyaratkan
dalam skema sertifikasi.
9.7.4. Kegiatan sertifikasi ulang yang ditetapkan LSP Perkapalan akan menjamin bahwa
dalam memastikan terpeliharanya kompetensi pemegang sertifikat dilakukan
melalui asesmen yang tidak memihak.
9.7.5. Sertifikasi ulang yang ditetapkan LSP Perkapalan, minimum mempertimbangkan
beberapa hal berikut:
9.7.5.1. Asesmen di tempat kerja;
9.7.5.2. Pengembangan profesional;
9.7.5.3. Wawancara terstruktur;
9.7.5.4. Konfirmasi kinerja yang memuaskan secara konsisten,
9.7.5.5. Uji kompetensi;
9.7.6. Pemeriksaan kemampuan fisik terkait tuntutan kompetensi.

9.8. Penggunaan Sertifikat, Logo dan Penanda


9.8.1. LSP Perkapalan akan mengatur dan mendokumentasikan persyaratan penggunaan
logo atau penanda sertifikasi kompetensi.
9.8.2. LSP Perkapalan mensyaratkan pemegang sertifikat kompetensi untuk
menandatangani perjanjian dengan pertimbangan sebagai berikut:
9.8.2.1. Untuk mematuhi ketentuan yang relevan dalam skema sertifikasi;
9.8.2.2. Untuk membuat pernyataan bahwa sertifikasi yang diterima hanya untuk
ruang lingkup sertifikasi yang telah diberikan;
9.8.2.3. Untuk tidak menggunakan sertifikasi yang dapat mencemarkan LSP
Perkapalan, dan tidak membuat pernyataan terkait sertifikasi yang oleh
LSP Perkapalan dianggap menyesatkan atau tidak dapat
dipertanggungjawabkan;
9.8.2.4. Menghentikan penggunaan semua pengakuan atas sertifikasi yang
merujuk pada LSP Perkapalan apabila sertifikat dibekukan atau dicabut,
dan mengembalikan sertifikat yang diterbitkan LSP Perkapalan;
9.8.2.5. Tidak menyalagunakan sertifikat.

9.9. Banding atas Keputusan Sertifikasi


9.9.1. LSP Perkapalan akan menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian,
dan membuat keputusan terhadap banding. Proses penanganan banding mencakup
setidaknya unsur-unsur dan metoda berikut :
 Proses untuk menerima, melakukan validasi dan menyelidiki banding, dan
untuk memutuskan tindakan apa yang diambil dalam menanggapinya,
dengan mempertimbangkan hasil banding sebelumnya yang serupa;
 Penelusuran dan perekaman banding, termasuk tindakan-tindakan untuk
mengatasinya;
 Memastikan bahwa, jika berlaku, perbaikan yang tepat dan tindakan
perbaikan dilakukan.
9.9.2. LSP Perkapalan akan membuat kebijakan dan prosedur yang mejamin bahwa
semua banding ditangani secara konstruktif, tidak berpihak, dan tepat waktu.
9.9.3. Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik tanpa
diminta.
9.9.4. LSP Perkapalan bertanggungjawab atas semua keputusan di semua tingkat proses
penanganan banding. LSP Perkapalan akan menjamin bahwa personil yang
terlibat dalam pengambilan keputusan proses penanganan banding berbeda dari
mereka yang terlibat dalam keputusan yang menyebabkan banding.
9.9.5. Penyerahan, investigasi dan pengambilan keputusan atas banding tidak akan
mengakibatkan tindakan diskriminatif terhadap pemohon banding.
9.9.6. LSP Perkapalan akan menerima banding, dan memberikan laporan kemajuan
serta hasil penangannya kepada pemohon banding.
9.9.7. LSP Perkapalan akan memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding
pada akhir proses penanganan banding.

Anda mungkin juga menyukai