Skema Rangkaian Relay. Klik untuk memperbesar Relay di aktifkan menggunakan transistor NPN C9013 Q1. Relay hanya akan aktif jika Q1 ON. Sedangkan Q1 hanya akan ON jika basisnya mendapatkan arus yang cukup. Basis Q1 hanya bisa
mendapat arus melalui R1 dan transistor PNP C9012 Q2. Jadi, Q1 hanya akan ON jika Q2 juga ON. Q2 akan ON jika basisnya mendapatkan tegangan yang lebih rendah dari emitornya sekitar 0,7V. Basis Q2 terhubung ke kolektor Q1 melalui R2. Dan karena Q1 masih OFF, maka kolektor ini akan tertarik ke tegangan catu daya melalui kumparan pada relay. Dengan demikian, basis Q2 akan memiliki tegangan yang sama dengan emitornya. Oleh karena itu, Q2 juga akan OFF. Susunan dioda D2 dan R4 menjadikan tegangan basis Q2 hanya ditarik menuju tegangan catu melalui relay kemudian melalui R2 saja yg besarnya adalah 1M. Jika kita menyentuh sensor sementara bagian tubuh kita yang lain juga menyentuh ground, maka tegangan basis Q2 akan tertarik ke bawah. Tarikan ke arah tegangan catu oleh R2 terlalu kecil dibandingkan tarikan ke bawah melalui tangan. Hal ini mengakibatkan basis Q2 menjadi lebih rendah dari emitornya. Dengan demikian, Q2 akan ON. Jika Q2 ON, maka Q1 juga akan ON. Dan jika Q1 ON, maka kolektor Q1 akan turun menjadi hanya sekitar 0,3V saja. Dengan susunan D2 dan R4, maka basis Q2 akan ditarik cukup kuat ke arah ground. Dengan demikian, walaupun tangan kita dilepaskan dari sensor, Q2 akan tetap dipertahankan untuk ON. C1 digunakan untuk memastikan bahwa saat pertama kali rangkaian mendapatkan arus, maka basis Q2 akan bertegangan sama dengan emitornya. Dengan demikian, Q2 akan dijamin dalam keadaan OFF sampai sensor disentuh. D1 digunakan untuk membuang tegangan yang dihasilkan oleh kumparan relay saat catu daya diputus. Hal ini berguna untuk mencegah kerusakan pada transistor karena tegangan tersebut.
Kunci Motor dengan CDI AC. Klik untuk memperbesar Untuk memasang rangkaian relay pada sepeda motor tipe ini, hubungkan + dari rangkaian ke titik B. Kemudian pasang secara paralel saklar relay dengan mengambil bagian normal tertutup ke titik C dan D. Ground dari rangkaian dihubungkan ke chasis sepeda motor.
Pemasangan pada CDI AC. Klik untuk memperbesar Untuk mengetahui titik2 tersebut, lakukan percobaan berikut: Pertama putar kunci pada posisi OFF. Gunakan Voltmeter dengan probe negatif dihubungkan ke chasis. Kemudain probe positif dicoba pada ke empat titik pada kunci. Hanya ada satu titik yang akan memiliki tegangan 12V. Nah, titik tersebut adalah titik A. Kemudian putar kunci ke posisi ON dan cari titik lain yang juga memiliki tegangan 12V. Titik tersebut adalah titik B. 2 titik lainnya adalah titik C dan D. Sedangkan pada sepeda motor dengan CDI DC, maka kunci motor hanya memiliki 2 kabel saja. Jadi yg perlu Anda lakukan adalah mencari titik A saja. Dan otomatis titik yang lain adalah titik B. Sedangkan pemasangannya adalah dengan memotong hubungan B ke kelistrikan. Dari B dihubungkan ke + rangkaian dan common saklar relay. Kemudian dari normal terbuka dihubungkan ke kelistrikan motor. Jangan lupa, ground dari rangkaian dihubungkan ke chasis sepeda motor.
Pemasangan pada CDI DC. Klik untuk memperbesar Sensor bisa ditempatkan dimana saja terserah Anda. Akan tetapi sensor harus benar-benar terisolasi dari chasis. Sebagai contoh, sambungkan sensor ke salah satu sekrup atau baud pada body motor (yang plastik) yang sekrup tersebut tidak menyentuh pada chasis. Selamat mencoba, semoga sepeda motor Anda terhindar dari pencurian
Dua sensor sentuh. Klik untuk memperbesar. Perhatikan bahwa kita hanya membuat rangkaian pada Q2 menjadi dua kali dengan bentuk yang sama persis, kemudian menyusunnya secara seri. Dengan cara yang sama, Anda juga bisa menambah jumlah sensor menjadi tiga, atau bahkan empat. Silakan mencoba
Aplikasi dari IC timer 555 ini sangat beragam, salah satunya rangkaian Timer 10 Menit dengan IC 555. Rangkaian Timer 10 Menit ini menggunakan IC NE555 yang di set menjadi monostabil multivibrator. Pengaturan waktu dari Rangkaian Timer 10 menit dengan IC 555 ini diatur oleh konfigurasi C2, R4 dan R5. Semakin besar nilai C2 pada Rangkaian Timer 10 menit dengan IC 555 ini maka waktu aktif timer akan semakin lama. Nilai hambatan total antara R4 dan R5 juga menentukan aktifnya Rangkaian Timer 10 menit dengan IC 555 ini, dimana semakin besar nilainya maka semakin lama juga waktu aktifnya. Inti pengaturan aktifnya timer di tentukan dari waktu pengisian C2 pada Rangkaian Timer 10 menit dengan IC 555. Sehingga dengan nilai C2 tetap maka dengan waktu timing pada Rangkaian Timer 10 menit dengan IC 555 ini dapat di atur dengan mengubah nilai resistansi R4+R5. Indikator aktifnya timer pada Rangkaian Timer 10 menit dengan IC 555 ini menggunakan LED D2 dan D3 yang hanya akan menyala salah satu saja untuk mengidentifikasikan timer aktif dan timer belum terpenuhi.
Keterangan :
S1 digunakan untuk set/reset timer R5 digunakan untuk mengatur waktu timer yang di inginkan