Anda di halaman 1dari 3

HIPERTERMIA

Definisi : suhu tubuh di atas kisaran normal diurnal karena kegagalan termoregulasi. Suhu

tubuh >40 derajat Celcius.

Batasan karakteristik :

a. Postur abnormal
Biasanya seseorang yang hipertermia biasanya mengalami gejala badan lemas, haus,
pusing,sakit kepala, mual, kelelahan, kurang berkonsentrasi, denyut nadi cepat dan
berkeringat, tangan dan kaki tentuya menjadi kaku, kepala terkulai kebelakang, disusul
munculnya gerakan kejut yang kuat, kulit membiru dan tampak pucat.
b. Apnea
Apnea merupakan henti nafas. Kondisi ini biasanya berhentinya proses pernafasan dalam
waktu yang singkat (hanya beberapa detik hingga satu atau dua menit) tetapi dapat juga
terjadi dalam jangka waktu yang lama.
c. Koma
Koma merupakan tidak sadarkan diri tidak dapat dibangunkan melalui stimulus fisik.suhu
tubuh yang tinggi dapat merusak otot dan organ vital lainnya sehingga dapat menyebabkan
tubuh menjadi koma.
d. Kulit kemerahan
Gejala ini disebabkan karena adanya vesodilatasi pembuluh darah.
e. Hipotensi
Hipotensi merupakan tekanan darah rendah, kondisi ini berada di bawah 90/60 mmHg.
Apabila tubuh mengalami kepanasanmaka tekanan darah dapat menurun. Gejalnya bisa
pusing lemas dan lain sebagainya.
f. Bayi tidak dapat mempertahankan menyusu
Apabila ibu yang masih menyusui anaknya namun beliau malah hipertermia jadi
sebaiknya anak tidak diberi asi tersebut, karena dapat menyebabkan anak tersebut tertular.
g. Gelisah
Saat tubuh mengalami peningkatan suhu maka seseorang daapt merasakan kebingungan
karena tubuh kepanasan.
h. Letarki
Letarki merupakan kondisi dimana seseorang mengalami kelelahan, baik secara fisik
maupun pikiran. Apabila kondisi kekebalan imun tubuh tidak kuat maka dapat
menyebabkan orang tersebut kena penyakit hipertermia.
i. Kejang
Kejang terjadi karena adanya peningkatan temperatur yang tinggi sehingga otot tubuh
mengalami fluktuasi kontraksi dan peregangan dengan sangat cepat sehingga
menyebabkan gerakan yang tidak terkendali seperti kejang. Kondisi seperti ini biasanya
dialami Anak dibawah usia 5 tahun. Saat kejang anak mengalami kehilangan kesadaran,
kadang-kadang nafas berhenti beberapa saat.
j. Kulit terasa hangat
Fase dingin pada hipertermia akan hilang jika titik pengaturan hipotalamus baru telah
tercapai. Selama fase plateau dingin akan hilang dan anak akan merasakan hangat. Hal ini
juga terjadi karena adanya vasodilatasi pembuluh darah sehingga kulit menjadi hangat,
k. Stupor
Stupor merupakan penurunan kesadaran yang dapat menjadi suatu kondisi mental yang
serius dimana seseorang tidak dapat menanggapi suatu percakapan yang normal. Kondisi
ini hanya dapat merespon melalui stimulus fisik dengan cara dilakukan rangsanga nyeri.
l. Takikardia
Takikardia merupakan tanda gejala dini dari gangguan atau ancaman syok, pernafasan
yang memburuk atau rasa nyeri.
m. Takipnea
Takipnea merupakan pernafasan dengan frekuensi > 24 kali per menit. Proses ini terjadi
karena paru-paru dalam keadaan atelektaksis atau terjadi emboli.
n. Vasodilatasi
Vasodilatasi merupakan pembesaran lumen pembuluh darah akibat relaksasi otot polos
sirkular pembuluh darah terutama di arteri-arteri besar, arteriol dan vena besar dan kecil.

Intervesinya :
a. Pengaturan suhu
1. Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam sesuai kebutuhan. Dilakukan pengecekan suhu
tubuh dengan alat termometer.
2. Pasang alat monitor suhu inti secara kontinu, sesuai kebutuhan. Dengan alat
termometer.
3. Monitor tekanan darah, nadi, dan respirasi sesuai kebutuhan. Dilakukan TTV.
4. Monitor suhu tubuh dan warna kulit. Dengan alat termometer dan lihat warna kulit
apakah abnormal.
5. Monitor dan laporkan adanya tanda dan gejala dari hipertermia dan hipotermia. Apakah
tubuh merasakan panas, lesu, gelisah dan lain sebagainya.
6. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat.
7. Diskusikan pentingnya termogulasi dan kemungkinan efek negatif dari demam
berlebihan sesuai kebutuhan.

b. Perawatan hipertermia
1. Pastikan kepatenan jalan nafas.
2. Monitor tanda vital. TTV
3. Berikan oksigen seseuai kebutuhan. Nasal kanul.
4. Longgarkan atau lepaskan pakaian.
5. Berikan metode pendingin eksternal (misalnya kompres dingin di leher, abdomen, kulit
kepala, ketiak, dan selangkangan, selimut dingin) sesuai kebutuhan.
6. Basahi permukaan tubuh pasien dan kipasi. Kompres dingin.
7. Monitor suhu tubuh menggunakan alat yang sesuai (pemeriksaan rektal atau
esophagus).

Anda mungkin juga menyukai