DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV :
NAMA NIM
RAMZAN K202202009
CINDY YUNASHINTIA N K202102008
MIFTAHUL RAHMAH K202202012
ARNIS SAMPE K202202013
DESKANIA ANESYVELLA PUTRI K202001054
IGHA RAHAYU K202001033
LAELA FADILLAH K202001059
NINDA SRI RAHMADANI K202202022
NOVI MAYA PUSPITA SARI K202202008
KELOMPOK IV
Kendari, Juli 2023
Menyetujui,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan laporan magang ini tepat waktu sebagai persyaratan dan bukti
pelaksanaan Mata Kuliah semester VI Kesehatan Masyarakat pada Universitas
Mandala Waluya Kendari. Laporan magang ini ditulis berdasarkan informasi
yang di kumpulkan dari berbagai pihak selama pelaksanaan magang. Pada
kesempatan ini Penulis menghatur8kan rasa terima kasih yang sebesar besarnya
kepada :
ii
Semoga laporan ini berguna bagi pembaca secara umum dan penulis
secara khusus. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Tujuan magang...................................................................................3
1.3 Manfaat magang.................................................................................3
1.4 Ruang Lingkup...................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................5
2.1 Pengertian Air Bersih.........................................................................5
2.2 Persyaratan kualitas dan kuantitas limbah.........................................7
2.3 Pengertian Limbah Pelabuhan Perikanan..........................................9
BAB III DESKRIPSI TEMPAT MAGANG.............................................15
3.1 Gambaran Umum Instansi Magang....................................................15
3.2 Aksesibilitas Pelabuhan Perikanan Samudera kendari.......................16
3.3 Visi Misi.............................................................................................16
3.4 Struktur Organisasi PPS Kendari.......................................................17
BAB IV HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN...............................18
4.1 Waktu dan jadwal pelaksanaan...........................................................18
4.2 Metode dan teknik pengumpulan data.................................................18
4.3 Pengolahan air bersih dan pemantauan kualitas pesisir dan laut.........18
4.4 Proses Pengolahan air bersih...............................................................18
4.5 Mekanisme Pengelolaan Air bersih di PPS Kendari...........................24
4.6 Pengelolaan Limbah cair dan padat.....................................................26
iv
BAB V PENUTUP........................................................................................31
5.1 Kesimpulan..........................................................................................31
5.2 Saran ...................................................................................................32f
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pelaksanaan magang Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat
Peminatan Kesehatan Lingkungan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Samudera
Kendari. Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari (PPS) merupakan pusat
industri perikanan terpadu di kawasan timur indonesia dan khususnya di
Sulawesi Tenggara yang terletak di Kel. Puday, Kecamatan Abeli, Kota Kendari,
Provinsi Sulawesi Tenggara dengan posisi geografis 03º58´48´´LS, dan 122º34
´17´´BT yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikan an
No. KEP. 64/MEN/2010 Tentang Wilayah Kerja dan Pengoperasian Pelabuhan
Perikanan Samudera Kendari.
Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari dalam kegiatan ekonomi, telah
memberikan manfaat yang cukup tinggi bagi masyarakat seperti fasilitas
produksi, pemasaran hasil perikanan, pengawasan pemanfaatan dan pelestaraian
sumberdaya ikan, pelayanan kesyahbandaran, mendukung kegiatan yang
berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan
lingkungannya, serta penyerapan tenaga kerja. PPS Kendari sebagai basis utama
perikanan Laut pada umumnya di kawasan Indonesia Timur khususnya Sulawesi
Tenggara dengan daerah penangkapan 8(fishing ground) meliputi WPP 714 dan
WPP 715 yang kaya akan sumberdaya ikan baik pelagis maupun dimersal yang
telah menjadi salah satu komoditas ekspor hasil perikanan andalan Sulawesi
Tenggara.
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan, menyebutkan salah satu fasilitas
fungsional pelabuhan terdiri atas fasilitas kebersihan dan pengolahan limbah
seperti Instalasi Pengolahan Air imbah (IPAL) dan Tempat Pembuangan
Sementara (TPS). Namun demikian berdasarkan data dan fakta Menteri Kelautan
dan Perikanan Republik Indonesia tahun 2018 yang ada, pelabuhan perikanan di
Indonesia umumnya belum dilengkapi dengan fasilitas dan standar operasi
pelaksanaan pengelolaan lingkungan. Kondisi infrastruktur pelabuhan belum
sesuai dengan kententuan ketersediaan fasilitas pelabuhan yang ada. Umumnya
kondisi fisik pelabuhan kumuh serta tidak tertata dengan baik.
2
1.2 Tujuan Magang
Tujuan magang yang dilakukan di Pelabuhan Perikanan Samudera
Kendari, antara lain sebagai berikut :
1. Mengetahui Struktur Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Visi Misi
Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari.
2. Mengetahui Kegiatan Pengelolaan Air Bersih, Penyaringan Air Bersih dan
Pengelolaan Limbah Cair dan Padat.
3. Mengetahui Kegiatan Pengendalian Pencemaran Lingkungan Meliputi:
Pemantauan Kualitas Air, Pengukuran Kekeruhan Air ,Sendimentasi dan
Bak Utama Penampung Air.
3
1.4 Ruang Lingkup
Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam kegiatan magang Penyediaan Air
Bersih (PAB) di Pelabuhan Perikanan Samudra Kendari adalah adalah:
a. Pengolahan Air Bersih
b. Pengolahan Limbah cair dan Padat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
3) Tidak berasa dan berbau
4) Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah
tangga
5) Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen
Kesehatan RI.
6
sepanjang tahun, saat musim kemarau sekalipun. Sementara itu, air tanah
juga memiliki beberapa kerugian atau kelemahan dibandingkan sumber
lainnya. Air tanah mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi yang
tinggi. Konsentrasi yang tinggi dari zat-zat mineral semacam magnesium,
kalium, dan logam berat seperti besi.
2.2 Persyaratan Kuantitas dan Kualitas Air
Sifat fisik air dapat dianalisa secara visual dengan pancaindra. Misalnya,
air keruh atau berwarna dapat dilihat, air berbau dapat dicium. Penilaian
tersebut tentunya bersifat kualitatif. Misalnya, bila tercium bau berbeda, rasa
air pun akan berbeda, rasa air pun berbeda atau bila air berwarna merah, bau
yang akan tercium pun pasti sudah dapat ditebak. Cara ini dapat digunakan
untuk menganalisis air secara sederhana karena sifat-sifat air saling berkaitan
(Kusnaedi, 2010).
Ada beberapa persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam sistem
penyediaan air bersih. Persyaratan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut
(Kusnaedi, 2010):
a) Syarat Kuantitatif
Persyaratan kuantitatif dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari
banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jumlah penduduk
yang akan dilayani. Selain itu, jumlah air yang dibutuhkan sangat
tergantung pada tingkat kemajuan teknologi dan sosial ekonomi
masyarakat setempat. Berdasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negri
Nomor 23 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis 13 dan Tata Cara
Pengaturan Tarif Air Minum, standar kebutuhan pokok air sebesar 60
liter/orang/hari. Penyediaan air bersih harus memenuhi kebutuhan
masyarakat karena penyediaan air bersih yang terbatas memudahkan untuk
timbulnya penyakit di masyarakat. Kebutuhan air bervariasi untuk setiap
individu dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan dan
kebiasaan masyarakat.
b) Syarat Kualitatif
7
Menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air bersih. Persyaratan ini
meliputi syarat fisik, kimia, bioligis dan radiologis.
c) Syarat Fisik
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa(tawar). Warna dipersyaratankan dalam air bersih untuk masyarakat
karena pertimbangan estetika. Rasa asin, manis, pahit, asam dan
sebagainya tidak boleh terdapat dalam air bersih untuk masyarakat. Bau
yang bisa terdapat pada air adalah bau busuk, amis, dan sebagainya. Bau
dan rasa biasanya terdapat bersama-sama dalam air. Suhu air sebaiknya
sama dengan suhu udaraatau kurang lebih 25°C. Sedangkan untuk jernih
atau tidaknya air dikarenakan adanya butiran-butiran koloid daribahan
tanah liat. Semakin banyak mengandung koloid maka air semakin keruh.
d) Syarat Kimia
Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang
melampaui batas. Secara kimia, air bersih tidak boleh terdapat zat-zat yang
beracun, tidak boleh ada zat-zat yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan, tidak mengandung zatzat yang melebihi kadar tertentu sehingga
menimbulkan gangguan teknis, dan tidak boleh mengandung zat kimia
tertentu sehingga dapat menimbulkan gangguan ekonomis. Salah satu
peralatan kimia air bersih adalah kesadahan. Menurut (Chandra, 2006), air
untuk keperluan air minum dan masak hanya diperbolehkan dengan
batasan kesadahan 50-150 mg/L. Kadar kesadahan diatas 300 mg/L sudah
termasuk air sangat keras.
e) Syarat Bakteriologis
Air bersih tidak boleh mengandung kuman-kuman patogen dan parasitik
seperti kuman-kuman typus, kolera, dysentri dan gastroenteris. Karena
apabila bakteri patogen dijumpai pada air minum maka akan menganggu
kesehatan atau timbul penyakit. Untuk mengetahui adanya bakteri patogen
dapat dilakukan dengan pengamatan terhadap ada tidaknya bakteri E. Coli
yang merupakan bakteri indikator pencemaran air. Secara bakteriologis,
total Coliform yang diperbolehkan pada air bersih yaitu 0 koloni per 100
8
15 ml air bersih. Air bersih yang mengandung golongan Coli lebih dari
kadar tersebut dianggap terkontaminasi oleh kotoran manusia.
f) Syarat Radioaktif
Air minum tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan bahan-bahan
yang mengandung radioaktif seperti sinar alfa, gamma, dan beta.
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai
ekonomi. Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan
bahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (Bahan Beracun dan
Berbahaya)( Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 ). Bahan ini
dirumuskan sebagai bahan dalam jumlah relatif sedikit tapi mempunyai
potensi mencemarkan/merusakkan lingkungan kehidupan dan sumber daya
(Nurdijanto,dkk 2011). Berdasarkan karakteristiknya limbah dapat
digolongkan menjadi 4 macam,yaitu :
a. Limbah Cair : Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan
yang berwujud cair
b. Limbah Padat :Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik.
c. Limbah gas dan partikel : Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh
beberapa partikel zat (limbah) yang mengandung partikel (asap dan jelaga),
hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida ,ozon (asap kabut
fotokimiawi), karbon monoksida dan timah
d. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) : Suatu limbah digolongkan
sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang
sifat dan konsentrasinya baik langsung maupun tidak langsung dapat
merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan
kesehatan manusia
9
berkompetisi secara internasional, maka perlu dilakukan pengelolaan
pelabuhan perikanan yang berwawasan Iingkungan (Sari, 2003). Hal yang
dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, maka upaya dan langkah-
langkah yang bisa ditempuh, yaitu:
a. Menciptakan Pelabuhan Perikanan yang bersih dan sehat
b. Menyempurnakan sarana dan prasarana untuk meningkatkan mutu ikan,
termasuk di dalamnya penyediaan laboratorium untuk pemeriksaan mutu
ikan dan kualitas air.
c. Menyediakan fasilitas pengolahan Iimbah
d. Menjaga kelestarian ekosistem perairan yang menjadi prioritas utama
dalam mengambil langkah kebijakan dalam rangka meningkatkan fungsi
dan peranan pelabuhan perikanan
10
b. Meningkatnya kenyamanan dan keamanan pelabuhan
termasuk kebersihan,keteduhan, dan keasrian lingkungan dalam
kawasan pelabuhan.
c. Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia
pengelola lingkungan di kawasan pelabuhan.
d. Meningkatnya kinerja pelayanan dan keselamatan kerja di pelabuhan.
e. Diimplementasikannya peraturan dan pedoman teknis mendukung
pengelolaan lingkungan pelabuhan.
f. Meningkatnya peran aktif stakeholders dalam mewujudkan pelabuhan
yang berwawasan lingkungan.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 61 tahun 2009
tentang kepelabuhanan fasilitas pokok pelabuhan selain dermaga, gudang dan
fasilitas pokok lainnya diyatakan juga bahwa fasilitas pokok pelabuhan
termasuk fasilitas penampungan dan pengolahan limbah serta tempat
penyimpanan bahan berbahaya dan beracun (B3) atau dikenal dengan istilah
reception facilities. Selanjutnya disampaikan juga dalam Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 tahun 2009 tentang Pengelolaan
Limbah di Pelabuhan, bahwa pengelola dapat menyediakan fasilitas
pengelolaan limbah untuk seluruh atau sebagian jenis limbah.
Penanganan limbah pada pelabuhan digunakan dengan system
plumbing Sewage Treatment Plant. Sewage Treatment Plant merupakan
bangunan instalasi system pengolah limbah rumah tangga atau limbah cair
domestik termasuk limbah dari dapur, air bekas, air kotor, limbah maupun
kotoran. Limbah yang mengandung logam berat akan mendapat perlakuan
khusus, bukan termasuk dalam limbah domestik. Tujuan dari system
pengolahan limbah cair domestik adalah agar limbah tidak mengandung zat
pencemar lingkungan, sehingga layak buang sesuai dengan peraturan
pemerintah yang berlaku. (Ahmad Muqorrobin, 2017). Sewage treatment
plant merupakan sebuah permesinan bantu yang digunakan dalam pengolahan
limbah kotoran manusia di atas kapal agar limbah tersebut layak untuk
dibuang ke laut dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dengan cara
11
mempertahankan dan memperbanyak kehidupan bakteri pada limbah dengan
menjaga aliran udara untuk menguraikan limbah-limbah tersebut menjadi
lumpur. (Wasis Novebar Armanah,2019)
Proses Sewage Treatment Plant, terdiri dari Screen Chamber,
Equalization Tank, Aeration Tank, Sedimentation Tank, Chlorination Tank,
Sludge Tank, Blower Room dan Effluent Tank, adalah : (Tinton suprapto,
2017)
a. Screen Chamber adalah Suatu Bak yang dilengkapi dengan screen ( Tipe
Basket Screen) yang memiliki fungsi sebagai penyaring sampah-
sampah / padatan kasar seperti kertas tissue, plastik, pembalut, dll. yang
ada dalam air limbah awal,sebelum masuk pada Equalization Tank.
Juga di tambahkan Comunitor untuk membantu memperkecil sampah
organic, dan dilengkapi dengan diffuser untuk menghancurkan tinja
(feces).
b. Equalization Tank adalah Suatu Bak yang digunakan untuk menyama-
ratakan (homogenisasi) aliran air dan kualitas air limbah. Di dalam bak
ini juga di suplai udara dari "air blower", yang berfungsi sebagai
pengaduk yang ditransfer menggunakan diffuser (tipe Air Seal Diffuser),
sehingga proses homogenisasi dapat tercapai. Kemudian akan di
alirkan menggunakan Equalizing pump yang bekerja secara automatic
berdasarkan flow switch(pelampung).
c. Aeration Tank adalah komponen utama dalam sistem ini,dimana pada
bagian ini terjadi penguraian zat-zat pencemar (Senyawa Organic). Di
dalam Aeration Tank ini, air limbah di hembus dengan udara,sehingga
mikro organisme "aerob" yang ada akan menguraikan zat organic dalam
air limbah. Energi yang diperoleh dari hasil penguraian tadi akan di
pergunakan oleh mikro organisme untuk proses pertumbuhannya.
Dengan demikian biomassa akan tumbuh dan berkembang dalam jumlah
besar, yang akan menguraikan senyawa polutan yang ada dalam air
limbah. Penambahan udara dalam air tersebut mempergunakan air
blower yang berfungsi menyuplai udara, sehingga tercipta kondisi
12
aerobik. Selain itu, bak aerasi in dilengkapi dengan diffuser (air seal
diffuser), yang berfungsi menciptakan gelembung- gelembung udara
(bubble) agar proses penyerapan oksigen oleh mikro organisme dapat
lebih optimal.
d. Sedimentation Tank adalah Sistem untuk pengendapan partikel - partikel
floc( Activated Sludge / lumpur aktif ).sebagian lumpur aktif akan di
kembalikan kedalam bak aerasi dan sebagian lagi akan di buang kedalam
bak penampung lumpur(sludge tank). Airlift System yang dipasang pada
tanki ini bertujuan mengembalikan / recycle sebagian besar lumpur
mengendap untuk di olah kembali,sementara Scum Skimmer berfungsi
menyedot permukaan air dari sampah/padatan ringan. Airlift dan Scum
Skimmer yang digunakan menggunakan tenaga udara yang di hembuskan
dari air blower.Pengembalian kembali Lumpur aktif dan buih harus
kontinyu(terus menerus) agar proses berhasil. Dalam Sedimentation Tank
terjadi pengendapan lumpur aktif, sedangkan air limbah yang sudah
diolah (lebih jernih) mengalir secara gravitasi melalui gutter masuk ke
dalam chlorin tank dan sebagian masuk kedalam Buffer Tank yang
selanjutnya masuk kedalam proses Recycle.
e. Chlorination Tank adalah Air olahan yang berasal dari proses
pengendapan, di injeksikan "kaporit" / chlorine terlebih dulu untuk
membunuh bakteri - bakteri pathogen, kemudian akan mengalir secara
gravitasi ke dalam bak effluent.(Effluent Tank).
f. Effluent Tank adalah Bak proses akhir dengan bantuan pompa
submersible, air hasil pengolahan sebagian akan di alirkan kedalam
saluran pembuangan.
g. Sludge Tank adalah merupakan bak penampung lumpur sementara
sebelum di buang oleh mobil tinja.untuk mencegah terjadinya kondisi
septic,maka dipergunakan udara untuk mengaduk , sehingga kondisi
aerob tetap terjaga. Bak ini apabila sudah hampir penuh, harus dibuang
dengan menggunakan mobil tinja.
h. Blower Room adalah merupakan ruang kontrol sistem STP, dimana
13
blower control panel dan pompa dossing serta tanki kimia berada di sini.
Setiap harinya operator STP harus masuk ke dalam ruangan ini untuk
pengecekan sistem dan pembuatan larutan desinfektan.
14
BAB III
DESKRIPSI TEMPAT MAGANG
15
Lokasi Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari yang terletak di teluk
Kendari tentunya sangat strategis dalam memudahkan masyarakat untuk
mengkases lokasi PPS Kendari. PPS Kendari berjarak 4,5 km dari titik nol
kota Kendari dengan waktu tempuh sekitar 10 menit. Selain itu
pembangunan jembatan Teluk Kendari yang telah diresmikan Presiden Joko
Widodo pada Kamis 22 Oktober 2020 sepanjang 1,34 km yang
menghubungkan kawasan Pelabuhan Kota Lama dengan Kecamatan Poasia
di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) juga mendukung
konektivitas bagi masyarakat yang berada di daerah kota lama untuk ke
pelabuhan perikanan, dengan begitu diharapkan dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya di bidang perikanan.
Dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas kinerja
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari, memiliki visi dan misi dalam
mengembangkan kinerja pelabuhan, sebagai berikut :
3.3 Visi dan Misi
“Terwujudnya Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari yang berdaulat,
mandiri, berdaya, saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan nelayan.”
Misi Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari adalah :
1) Mendorong dan mengoptimalkan peningkatan investasi serta fasilitas
produksi, pengolahan, distribusi hasil perikanan dan pengendalian
pemanfaatan sumberdaya ikan untuk kelestariannya.
2) Peningkatan kualitas pelayanan dan informasi perikanan sesuai
kebutuhan masyarakat nelayan dan pengguna jasa pelabuhan.
3) Meningkatkan daya saing usaha perikanan tangkap di PPS Kendari.
4) Menjadikan pelabuhan perikanan sebagai kawasan yang aman, tertib,
bersih, higienis, indah serta menerapkan kaidah-kaidah keselamatan dan
kesehatan kerja melalui program K5.
5) Meningkatkan kualitas SDM yang professional berbasis IPTEK.
6) Mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakatat.
16
Berikiut adalah gambar dari Struktur Organisasi yang ada di Wilayah Kerja
Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari :
BAB IV
17
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
18
di 6 titik akan tetapi untuk saat ini jumlah sumur bor yang berfungsi
hanya 3 sumur. Berikut salah satu gambar dari sumur bor yang
digunakan
19
Gambar 6 Bagian dalam Penampungan Awal
Air yang berasal dari sumbernya dalam hal ini sumur bor ditampung di bak
penampungan awal dengan rata-rata volume air sebesar 750 ton/hari. Perawatan
bak penampungan secara keseluruhan dilakukan 3 bulan sekali, meliputi perawatan
mesin, perpipaan dan kapur pada dinding-dinding yang dilalui air.
Pada unit ini, air dari unit penampungan awal di proses melalui beberapa tahapan
sebagai berikut:
1. Tahap Aerasi
20
yang mengandung oksigen sampai jenuh). Metode Aerasi pada unit ini
menggunakan cascade aerator yang terdiri atas 4-6 step/tangga, setiap step
kira-kira ketingian 30 cm. Cascade Aerator terdiri atas 2 unit yang berada
disebelah kanan dan kiri.
2. Tahap Pengendapan (Sedimentasi)
Pada tahap ini partikel-patikel flok tersebut mengendap secara alami
di dasar penampungan karena massa jenisnya lebih besar dari unsur air.
Kemudian air di alirkan masuk ke tahap penyaringan di Unit Filtrasi. Bak
sedimentasi terdiri atas 2 unit disesuaikan dengan jumlah cascade aerator.
4.4.2 Unit Pengolahan (Treatment 2)
21
Pemberian larutan koagulan cair berupa Natrium Hidroksida (NAOH)
dengan ukuran kapasitas air yaitu 25 liter/ 25 kg bubuk
2) Tahap Penyaringan (Filtration)
22
Proses penyaringan kedua ditujukan untuk menghilangkan bahan-bahan
terlarut dan tak terlarut sebelum melalui proses disinfeksi.adapun bahan
yang digunakan dalam proses filtrasi yaitu Kerikil,Pasir dan karbon Aktif.
3) Tahap disinfeksi
Sebelum masuk pada unit penampungan akhir (reservior) air akan
terlebih dahulu melalui proses disinfeksi dengan menambahkan bahan kimia
Natrium Hipoklorit (Na.CLO) yang diberikan tiap 1 kali sehari 3 kg
sebanyak 10kg/hari.
23
Pada Unit ini air akan di tampung dan siap didistribusikan keseluruh
perusahaan yang berada pada kawasan PPS Kendari.
Jika dikelompokan, sistem penyediaan air bersih yang di PPS Kendari terbagi
menjadi tiga tahapan yaitu tahapan pengadaan dan tahapan pengolahan,
Pendistribusian .
a. Pengadaan
Fasilitas instalasi di PPS Kendari pada tahapan pengadaan terdiri atas
intake, bak sedimentasi dan pipa transmisi .Urutan mekanisme penyediaan
air bersih adalah : volume air yang diperoleh melalui air tanah dari 6 titik
sumur bor tetapi yang berfungsi sebanyak 3 titik sumur bor yang ditarik
melalui mesin pompa air dan ditampung pada intake. Kemudian air
dialirkan menuju bak pengendapan untuk mengendapkan partikel – partikel
yang terbawah bersama aliran air yang telah mengalami proses sedimentasi
dialirkan secara gravitasi dengan bantuan mesin pompa penyalur air
melalui pipa transmisi air baku menuju bak pengolahan.
b. Pengolahan
Aliran air baku yang sampai pada bak pengolahan di PPS Kendari masih
bermasalah dalam hal kualitas , seperti kesadahan dan sebagainya . Aliran
air ini harus melalui proses filtrasi di dalam bak pengolahan. Pada proses
24
filtrasi, aliran air akan “ terhadang “oleh media saringan ( pasir) yang
memiliki ukuran sangat kecil dengan ukuran pori –pori pasir. Seiring dengan
lambatnya aliran air dalam media penyaringan dan panjangnya waktu
kontak antara air dan media penyaring serta aliran yang berkelok – kelok
melalui pori – pori.
Saringan memberikan kesempatan partikel halus untuk saling
berinteraksi membentuk gugusan yang lebih besar atau seperti lapisan
biologis yang kemudian tertahan oleh pori pori saringan ( akumulasi kotoran
tersebut akan menempel pada media)
Dengan adanya lapisan itu, disamping proses penyaringan secara
fisika , terjadi pula penghilangan kotoran secara bio- kimia.sehingga zat besi
, mangaan, dan zat lain yang menimbulkan bau dan kesadahan akan hilang
dihasilkannya filtrate dari proses ini yaitu air yang terbebas dari partikel –
partikel yang tidak diharapkan ada dalam air bersih .kondisi air yang
memiliki kandungan kapur yang sangat tinggi, mengharuskan pengolahan
air bersih di PPS Kendari menggunakan bahan kimia antara lain:PAC,
Natrium Clorat, Natrium Hidroksida dan karbon aktif.
Proses pengolahan air bersih secara singkat dapat dijelaskan melalui
dua tahap yaitu :
1. Air tanah di pompa terlebih dan ditampung pada bak penampung yang
bertujuan untuk melakukan pengendapan lumpur, pembersihan dan
kotoran – kotoran
2. Air diolah menggunakan bahan kimia untuk kemudian didistribusikan .
Pendistribusian air bersih ke unit- unit kegiatan bergantung pada
permintaan akan air bersih tersebut. Permintaan air bersih di PPS Kendari
setiap bulanya cukup fluktuatif, bergantung pada musim penangkapan/
musim melaut pada saat musim penangkapan, permintaan air bersih
untuk bekal melaut meningkat, begitu juga permintaan es yang bahan
baku air bersihnya dari pelabuhan turut meningkat. Sedangkan aktivitas –
aktivitas lain di pelabuhan tidak signifikan mempengaruhi fluktuasi .
pada saat musim puncak penangkapan permintaan air bersih naik secara
25
drastis sehingga pihak pelabuhan kesulitan menyediakan air bersih
bahkan mengalami kekurangan dalam suplai air. Namin sebaliknya
ketika tidak musim ikan, air bersih yang tersedia cukup banyak bahkan
melimpah tidak terkendali . kondisi ketersediaan air bersih di PPS
Kendari sangat bergantung pada kondisi ketersediaan air tanah pada 6.
Titik sumur bor yang tersebar di sekitar kawasan PPS Kendari.
4.6 Pengelolaan Limbah Cair Dan Padat
4.6.1 Diagram Alur Pengolahan Limbah cair PPS Kendar
LIFT STASION*pengumpulan
Asal limbah :
Kloset
Cucian ikan
Limbah kapal
STOCK TANK
*control* bak pengendapan
lumpur
AERATION TANK
*manajemen distribusi O2
OXIDATING TANK
*Manajemen oksidasi
26
Dari hasil gambar alur pengolahan STP (Sewage treatment plan) kami
simpulkan :
1. Pada tahap Life tank yakni tahap pemisahan pada tahap ini pemisahan di
lakukan antara limbah padatan dan limbah cair , sayangnya hasil observasi
pengelolaan limbah cair sudah baik dan ter distribusi dengan tepat ,namun
untuk limbah padatan pengelolaanya masih belum jelas . limbah padatan
dari hasil obeservasi yakni ,kantong plastic ,botol aqua gelas dan beberapa
kaleng -kalengan .
2. Pada tahap stock tank terjadi penumpukan limbah namun menurut petugas
hal ini biasa terjadi mengingat penumpukan limbah atau biasa meraka
mengatakan pengendapan diakibatkan limbah cair masih bercampur
dengan lumpur .
3. Stock Tank tahap ini sudah terjadi perpisahan limbah namun kekentalan
cairan masih boleh dikata cukup kental
4. AERATION TANK dan OXIDATING TANK dengan tahapan
menggunakan metode distribusi O2 dan oksidasi guna menurunkan kadar
BOD dan COD pada air limbah .
5. Tahap akhir air limbah di alirkan ke badan air, badan air tersebut dijadikan
indikator apakah limbah yang dibuang masi dalam nilai ambang batas. Jika
ikan yang ada di dalam badan air mati bisa dikatakan air limbah tersebut
tidak aman dibuang ke lingkungan begitu pula sebaliknya jika ikan tersebut
hidup berarti limbah yang dibuang aman untuk lingkungan.
27
4.6.2 Jumlah Limbah cair yang dihasilkan di wilayah PPS Kendari
Menurut data dari Pengolahan UPI dan Fasilitas Umum PPS Kendari jumlah
produksi limbah cair yang dihasilkan pada tahun 2022 dapat dilihat pada
table berikut
No Bulan Nomor KWh meter Jumlah
Awal Akhir yang Sumber
dibuang
1 Januari 8.420 10.247 1.827
2 Februari 10.247 12.877 2.630
3 Maret 12.877 14.781 1.904 Pengolahan
28
Timbulan Sampah / Sumber
Sampah
Pengumpulan
Pemilahan
Pengangkutan
29
6 Juni 171 64.428
7 Juli 158 59.530
8 Agustus 158 57.275
9 September 121 45.589
10 Oktober 132 47.850
11 November 253 95.323
12 Desember 221 83.600
Jumlah 2017 756.142
Rata-rata/Bulan 168 63.012
30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari merupakan pusat
Industri perikanan terpadu yang telah lama berdiri dan beroperasi sejak tahun
1990 dan diresmikan oleh Presiden RI Soeharto. Pada aktivitasnya, PPS
Kendari setiap hari menghasilkan limbah berupa limbah padat (sampah plastik,
sisa makanan, daun kering dan lain sebagainya) maupun limbah cair (air
cucian ikan, air sabun/deterjen dan air tinja).
Air limbah domestik oleh aktivitas industri pengolahan ikan dan
industri penunjang lainnya yang terdiri dari Kurang Lebih 30 perusahaan di
kawasan PPS Kendari. Semua limbah cair yang hasil aktivitas dari masing-
masing perusahaan (pengolahan ikan dan penunjang), kantor PPS, mess
nelayan, MCK, Kantin, Poliklinik, Posyandu dan fasilitas umum lainnya
dialirkan kedalam jaringan Instalasi Pengolahan Air (IPAL) melalui bak
control (manhole). Hasil buangan limbah cair disalurkan melalui pipa supply.
Limbah padat domestik berupa sampah plastik maupun sisa makanan
dikumpulkan ditempat penampungan sementara, kemudian diangkut oleh truk
pengangkut sampah setiap harinya dengan volume timbulan sampah rata-rata
10 m3/hari.
Air bersih yang digunakan untuk semua aktivitas di Pelabuhan
Perikanan Kendari dikelola dan diolah sendiri oleh pihak PPS Kendari
sebagai bentuk fasilitator untuk perusahan-perusahaan yang berada dikawasan
PPS tidak terkecuali nelayan dan pelaksana pelayanan PPS terpadu. Unit
pengolahan air bersih Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari merupakan
unit pengolahan air bersih yang bergerak dalam bidang penyediaan air bersih
untuk kawasan lingkup PPS Kendari dan wilayah sekitar kompleks pelabuhan
perikanan samudera Kendari.
31
5.2 Saran Individu
32
DAFTAR PUSTAKA
33
LAMPIRAN
Gambar Dokumentasi Kegiatan Selama Magang Penyediaan Air Bersih di
Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari
34
3
Selasa/4/7/2023 pengenalan
profil Pelabuhan Perikanan
Samudera Kendari
35
5 Selasa/4/7/2023 Melihat
Tempat pelelangan Ikan (TPI)
Higienis
6 Rabu/5/7/2023 Mengunjungi
tempat Sumber air baku (sumur
Bor) yang akan diolah dan
digunakan di wilayah PPS
Kendari
7 Rabu/5/7/2023 Mengunjungi
tempat pengoperasian panel
mesin sumur bor
36
8
37
9
38
10 Senin /10/7/2023 melakukan
kerja bakti
11
Selasa,11/7/2023 melakukan
penanaman pohon bersama
39