Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTEK LAPANG

PERENCANAAN DAN EVALUASI PROYEK PERIKANAN

“ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL OLAHAN KEPALA UDANG DI


KOTA KENDARI”

OLEH :

MEI SINTA
Q1B119001

KELOMPOK 9

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022
LAPORAN PRAKTEK LAPANG

i
PERENCANAAN DAN EVALUASI PROYEK PERIKANAN

“ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL OLAHAN KEPALA UDANG DI


KOTA KENDARI”

Analysis of the financial feasibility of processed shrimp heads


in the city of kendari

OLEH :

MEI SINTA
Q1B119001

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan pada Mata Kuliah


Perencanan dan Evaluasi Proyek Perikanan

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Analisis Kelayakan Finansial Olahan Kepala Udang di Kota

Kendari

Nama : Mei Sinta

Stambuk : Q1B119001

Kelompok : 9 ( sembilan )

Jurusan : Teknologi Hasil Perikanan

Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan

Menyetujui,

Dosen Pendamping Asisten Pembimbing

Irdam Riani, S.Pi., M.Si Restu Destriani,S.Pi


NIP.

Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
Perencanaan dan Evaluasi Proyek Perikanan

Dr. Sarinah, SP., M.Si


NIP.

Tanggal Pengesahan : Juni 202

iii
RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap Mei Sinta, biasa dipanggil Mei lahir di Desa

Lelamo, Kecamatan Kulisusu Utara, Kabupaten Buton Utara

pada Tanggal 20 Mei 2001 dari pasangan bapak Jafarudin dan

ibu Ramayana yang merupakan anak pertama dari dua

bersaudara. Penulis memulai pendidikan pada Tahun 2006 di

TK Raudfatul Athfal , Penulis masuk SD pada Tahun 2007 dan tamat pada Tahun

2013di SD Negeri 22 Kulisusu. Kemudian pada tahun tersebut Penulis

melanjutkan kebangku SMP dan tamat pada Tahun 2016 di SMP Negri 1 Kulisusu

Utara Kecdan pada Tahun 2013. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan di

SMK Negeri 1 Kulisusu Utara Jurusan Agribinis Perikanan dan tamat pada Tahun

2019. Kemudian pada Tahun 2019 Penulis melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi

Negeri di Universitas Halu Oleo dan diterima sebagai mahasiswi Jurusan

Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan ANALISIS KELAYAKAN

FINANSIAL OLAHAN KEPALA UDANG DI KOTA KENDARI ini dapat

diselesaikan. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Perencanan dan

Evaluasi Proyek Industri Perikanan. Keberhasilan dalam penyusunan laporan ini

tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu tak lupa penyusun

mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dosen Irdam Riani M.Si selaku Dosen

Pemangku Mata Kuliah Perencanan dan Evaluasi Proyek Industri Perikanan.

Penyusun menyadari bahwa proposal ini banyak kesalahan dan kekurangan,

oleh karena itu kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan

demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat.

Kendari , 08 Juni 2022

Penyusun

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL..................................................................................... i
HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... iv
KATA PENGANTAR...................................................................................... v
DAFTAR ISI..................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ vii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan dan Kegunaan.................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori.............................................................................. 3
1. Kepala Udang......................................................................... 3
2. Pengolahan Tepung Kepala Udang........................................ 4
3. Analisis Kelayakan Finansial ................................................ 5
4. Aspek Kelayakan Fianansial.................................................. 7
a. Biaya
b. Produksi
c. Penerimaan
d. Keuntungan
e. R/C Ratio
f. Net Pesent Value (NPV)
g. Internal Rate of Return (IRR)
h. Payback Periode (PP)
B. Penelitian Terdahulu..................................................................... 15
C. Kerangka Pikir............................................................................... 18

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat......................................................................... 19


B. Teknik Penarikan Sampel.............................................................. 19
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 19
D. Konsep Operasional....................................................................... 20
E. Analisis Data ................................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Skema Kerangka Pikir .................................................................. 18

vii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki potensi wilayah dan hasil laut yang sangat besar

terutama perikanan, baik berupa perikanan tangkap maupun perikanan budidaya.

Salah satu hasil perikanan tersebut adalah udang. Udang terdiri dari beberapa

spesies yaitu udang galah, udang windu, udang rebon, udang karang, udang

vanname dan sebagainya (KKP, 2014).

Dewasa ini, udang merupakan salah satu hasil laut terbesar di Indonesia

yang memiliki nilai ekonomis dan menjadi komoditas perikanan yang umumnya

di ekspor dalam bentuk beku (70%), bentuk olahan (27,9%) dan bentuk udang

segar (1,5%). Salah satu jenis udang unggulan ekspor Indonesia adalah udang

vanname (Litopenaeus vannamei), pada tahun 2010 hingga 2014 udang vanname

mengalami peningkatan nilai ekspor sebesar 20,49 %. Peningkatan produksi

udang menyebabkan tingginya limbah yang dihasilkan yaitu sebanyak 60-70%

limbah dari berat udang dibuang, terutama kulit dan kepala (DJPB, 2014).

Di Sulawesi Tenggara saat ini, kepala udang belum dimanfaatkan secara

optimal, hanya dianggap limbah yang dapat mengakibatkan terjadinya

pencemaran lingkungan. Limbah yang dihasilkan pada industri pembekuan udang

merupakan limbah industri potensial. Selain karapas yang merupakan bahan baku

kitin dan kitosan, daging pada kepala udang masih dapat digunakan untuk bahan

baku ataupun bahan tambahan dalam pembuatan produk pangan. Oleh karena itu,

perlu dilakukan praktek lapang tentang analsis pemanfaatan limbah kepala

viii
udang,.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dapat

ditarik rumusan masalah yaitu:

1. Berapa besar penerimaan dari olahan kepala udang di Kota Kendari?

2. Bagaimana kelayakan finansial olahan kepala udang di Kota Kendari?

C. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan praktek lapang yang ingin dicapai yaitu :

1. Untuk mengetahui berapa besar penerimaan olahan kepala udang di Kota

Kendari

2. Untuk mengetahui bagaimana kelayakan kelayakan finansial olahan kepala

udang di Kota Kendari

Praktek lapang ini diharapkan dapat memberi kegunaan bagi berbagai pihak :

1. Bagi Pelaku Usaha

- Sarana pengembangan skill kewirausahaan

2. Bagi peneliti selanjutnya

- Menciptakan inovasi olahan pangan yang berbahan dasar tepung udang

dan daging udang sebagai potensi lokal daerah Kota Kendari, Sulawesi

Tengggara

ix
II. TINJAUN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Kepala Udang

Udang adalah komoditas andalan dari sektor perikanan yang

umumnya diekspor dalam bentuk beku (Prasetyo, 2004).Udang juga

merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma

spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi .Secara morfologi, udang

terdiri dari dua bagian, 6 yaitu bagian kepala yang menyatu dengan dada

(cephalothorax) dan bagian badan (abdomen) yang terdapat ekor di

belakangnya.Udang memiliki tubuh yang beruasruas dan seluruh bagian

tubuhnya tertutup kulit kitin yang tebal dan keras. Bagian kepala beratnya

lebih kurang 36-49% dari total keseluruhan berat badan, daging 24-41% dan

kulit 17-23% (Purwaningsih, 2000).

Limbah udang mengandung protein kasar sekitar 25-40 persen,

kalsium karbonat 45-50 persen dan kitin 15-20 persen. Selain sebagai sumber

yang telah disebutkan, limbah udang sendiri mengandung karotinoid berupa

astaxantin yang merupakan pro vitamin A untuk pembentukan warna kulit.

Gambaran kandungan 7 protein dan mineral yang cukup tinggi dari limbah

udang, dapat dijadikan sebagai pakan alternatif untuk ternak (Muzzarelli dan

Joles, 2000).Limbah udang merupakan limbah perikanan yang jumlahnya

semakin meningkat seiring dengan meningkatnya ekspor udang. Berdasarkan

data Kementrian Kelautan dan Perikanan tahun 2015, produksi udang

nasional mencapai 592.000 ton.Potensi produksi udang di Indonesia dari

10
tahun ke tahun terus meningkat. Selama ini produksi udang Indonesia rata-

rata meningkat sebesar 13,6% per tahun. Maka diperkirakan produksi udang

nasional tahun 2016 mencapai 756.576 ton. Dari proses pembekuan udang

untuk ekspor, 60-70% dari berat total udang menjadi limbah (kulit udang)

sehingga diperkirakan pada tahun 2016 akan dihasilkan limbah udang sebesar

529.603 ton. Hal ini menjadikanindustri pengolahan krustasea menghasilkan

sejumlah besar limbah padat berupa cangkang yang sangat potensial sebagai

bahan baku kitin (Wibowo, 2008).

2. Pengolahan Tepung Kepala Udang

Limbah udang merupakan hasil sampingan dari industri

pengolahan udang daging berupa bagian kepala, cangkang dan udang kecil

utuh yang tidak termanfaatkan. Limbah udang berpotensi karena masih

memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Limbah udang mengandung

protein kasar yang cukup tinggi, yaitu sebesar 45-55 % (Gernat, 2001;

Odugawa et al., 2004; Okoye et al., 2005;Khempaka et al., 2006).

Erwan dan Resmi (2004).

Limbah industri pengolahan perikanan pada awalnya hanya

memberikan pengaruh negatif pada masyarakat dan lingkungan

sekitarnya, namun sekarang limbah tersebut memberikan pengaruh positif

karena dapat dimanfaatkan lagi sehingga dapat memberikan keuntungan

bagi masyarakat (Hikamah & Mubarok,2012). Pengembangan industri

pengolahan limbah berpotensi untuk memperluas lapangan kerja,

menumbuhkan usaha baru dalam masyarakat, dan meningkatkan

11
pendapatan (Luhur, dkk., 2016). Menurut Djunaidi dkk (2009), tepung

limbah udang (TLU) terbuat dari limbah udang sisa hasil pengolahan

udang setelah diambil bagian dagingnya, sehingga yang tesisa adalah

bagian kepala, cangkang dan udang kecil utuh dalam jumlah sedikit.

Kualitas dan kandungan nutrisi limbah udang sangat tergantung pada

proporsi bagian kepala dan cangkang udang ( Djunaidi dkk ,2009)

Pembuatan tepung kepala udang sebagai berikut :

a.) Udang vanname diperoleh dari pasar tradisional di kawasan kota

kendari. Udang vanname yang didapat kemudian dicuci dengan

menggunakan air bersih secara berulang sebanyak tiga kali

pencucian.

b.) Kemudian dilakukan pemisahan daging, kepala dan kulit

udang vanname. Selanjutnya hitung nilai proporsi daging

c.) Kulit dan kepala udang vanname yang sudah bersih kemudian

dikeringkan dibawah sinar matahari selama kurang lebih 3 hari

(08.00-16.00) hingga kering.

d.) Setelah proses pengeringan selesai kemudian dilakukan proses

pengecilan ukuran menggunakan blender.

3. Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk

mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman

modal. Analisis finansial bertujuan untuk mengetahui perkiraan dalam hal

pendanaan dan aliran kas, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya usaha

12
yang dijalankan. Analisis finansial merupakan suatu analisis yang

membandingkan  antara biaya dan manfaat  untuk menentukan  apakah  suatu

bisnis akan menguntungkan selama umur usaha ( Husnan Suswarsono, 2000).

Dalam pembangunan suatu proyek diperlukan analisis untuk

mengetahui kelayakan (feasibility) proyek tersebut. Studi kelayakan suatu

proyek diperlukan untuk meninjau apakah proyek tersebut layak dalam

beberapa aspek, misalnya aspek teknis, aspek managerial dan administratif,

aspek organisasi, aspek komersial, aspek ekonomi dan aspek finansial. Tidak

semua proyek mencakup pertimbangan ke-lima aspek tersebut. Namun dalam

pengambilan suatu keputusan investasi diperlukan pertimbangan terhadap

aspek finansial. Dari sisi investor, investasi akan menarik apabila

menguntungkan. Hal ini dapat dilihat dari berapa besarnya keuntungan/profit

yang akan didapat ( Riyanto, 1995).

Analisis finansial mengkaji beberapa analisis kelayakan finansial yang

digunakan yaitu :

a.) Asumsi Dasar Perhitungan

Sebagai titik tolak dari analisis finansial, diasumsikan bahwa

studi-studi yang telah dilakukan sebelumnya menghasilkan parameter

dasar sebagai landasan membuat perkiraan biaya sebagai batasan lingkup

proyek. Asumsi dasar ini biasanya mencakup umur proyek, suku bunga

pinjaman yang berlaku, kapasitas produksi, jumlah hari kerja produksi,

harga yang berlaku, modal yang digunakan, biaya pemeliharaan dan

penyusutan mesin/peralatan produksi, dan lain sebagainya.

13
b.) Perhitungan Harga bahan baku

Biaya harga bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk

pemngadaan bahan baku produksi dalam satuan waktu tertentu, meliputi

biaya bahan baku utama, bahan baku pembantu, dan bahan pengemas.

c.) Perhitungan biaya pemeliharaan

Biaya pemeliharaan mesin/ peralatan adalah biaya yang

dikeluarkan untuk perawatan mesin/ peralatan. Komponen biaya

pemeliharaan mesin/ perawatan adalah biaya perawatan preventif, biaya

perawatan korektif, dan biaya overhaul.

d.) Perhitungan biaya penyusutan

Biaya penyusutan mesin/ peralatan adalah biaya yang dikeluarkan

akibat penurunan nilai mesin/ peralatan. Metode yang digunakan adalah

metode depresiasi garis lurus (Straight Line) yaitu metode yang berdasar

pada asumsi bahwa nilai aset berkurang secara proporsional terhadap waktu

atau umur dari 41 | P a g e aset tersebut (Pujawan, 2004).

e.) Kapasitas produksi

Kapasitas produksi adalah kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan sejumlah produk per satuan waktu. Besarnya kapasitas

produksi merupakan parameter penting yang dapat dipakai sebagai masukan

dalam perhitungan aspek ekonomi-finansial dan aspek teknis dalam analisis

kelayakan suatu usaha.

4. Aspek Kelayakan Finansial

a.) Biaya

14
Biaya  mencakup  semua  pengeluaran  yang  dikeluarkan  perusahaan.

Secara garis besar,  macam-macam  biaya  yang  termasuk  didalamnya  adalah

biaya  tetap, biaya variabel, pajak, rugi yang diakibatkan penjualan aktiva tetap

dan penyusutan barang investasi. Biaya terbagi menjadi dua yaitu biaya investasi

dan biaya operasional.

1. Biaya Investasi .

Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan

aktiva tetap yang akan digunakan perusahaan untuk menjalankanaktivitas

usahannya. Secara umum biaya investasi digunakan untuk sewa tanah,

bangunan, pembeliaan mesin/peralatan produksi, kendaraan transportasi,

peralatan kamtor, penyediaan instalansi listrik, air, jalan..

2 .Biaya Produksi

Biaya tetap adalah biaya produksi yang jumlah totalnya tetap meskipun

volume produksi berubah. Komponen biaya tetap meliputi biaya pembelian

mesin/peralatan produksi, biaya pemeliharaan mesin/peralatan produksi, dan

biaya penyusutan mesin/peralatan prduksi. Biaya variabel adalah biaya

produksi yang jumlah totalnya berubah secara proporsional terhadap

perubahan volume produksi. Komponen biaya variabel meliputi biaya bahan

baku, biaya bahan pembantu, biaya bahan pengemas, biaya utilitas, dan upah

tenaga kerja.

b.) Produksi

Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah

kegunaan suatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor

15
produksi dalam ilmu ekonomi berupa tanah, tenaga kerja dan skill. produksi

juga dapat merupakan benda-benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan

oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa

(kusuma, 2014).

c.) Penerimaan

Penerimaan adalah tota pendapatan yang diterima produsen berupa uang

yang diperolehe dari hasil penjualan barang yang di produksi. Penerimaan

merupakan kenaikan dari aktivitas-aktivitas yang dilakukam perusahaan dalam

periode tertentu.. Penerimaan kas yang merupakan sumber transaksi penerimaan

yang paling besar dari hasil penjualan tunai. Penerimaan kas ialah semua bagian

dari mana perusahaan kass yang didapatkan perusahaan baik dalam uang tunai

juga surat berharga yang mempunyai sifat dan dapat digunakan.

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan akan dijual ke pasar agar dapat

dbeli oleh konsumen. Hasil penjualan disebut sebagai total penerimaan (Total

Revenue / TR = Quantity x Price). Total penerimaan akan naik apabila: a)

jumlah barang yang terjual naik, harga tidak berubah; b) jumlah barang yang

terjual tetap, tetapi harga naik; dan c) baik jumlah barang yang terjual maupun

harga kedua-duanya naik).

Dari TR dapat diketahui Average Revenue yaitu Total Revenue dibagi

dengan jumlah barang yang terjual atau TR/Q = AR = Price. TR pada jumlah 30

unit barang terjual misalnya Rp 150.000,- (TR = 30 x Rp 5) sedangkan pada

jumlah 40 unit barang yang terjual, harganya turun menjadi Rp 4,50 maka TR =

40 x Rp 4,50 = Rp 180.000. Pertamabhan revenue karena pertambahan satuan

16
tertentu barang yang terjual disebut sebagai Marginal Revenue (MR). MR =

TRn+1 – TRn. (Hadi, 2021).

d.) Keuntungan

Keuntungan adalah selisi antara penerimaan total dengan biaya total

selama periode tertentu yang dinyatakan dalam nilai rupiah. Keuntungan juga

bisa disebut sebagai hasil penjualan suatu barang atau jasa yang didapat

melebihi modal Setelah dipahami konsep pendapatan dan biaya lebih lanjut

dapat dihitung besarnya keuntungan. Seperti telah dinyatakan sebelumnya

keuntungan adalah selisih antara Total Revenue (TR) dengan Total Biaya (TC)

(khumairoh, 2013).

Rumus yang digunakan adalah :

π = TR  TC

Keterangan :

π = Keuntungan

TR = Total Penerimaan

TC = Total Biaya

e.) R – C Ratio

R – C Ratio adalah tingkat perbandingan antara penerimaan total

dengan biaya total. Semakin besar nilai R/C maka semakin besar pula

keuntungan dari usaha tersebut (Khumairoh,2013).

Rumus yang digunakan adalah :

TR
R/C Ratio =
TC

Keterangan :

17
TR = Total revenue (Total Penerimaan)

TC = Total cost (Total Biaya)

Kriteria :

- Jika R/C >1, maka usaha tersebut untung sehingga usaha tersebut layak

untuk dilanjutkan,

- Jika R/C = 1, maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi (impas),

- Jika R/C < 1, usaha rugi/tidak layak untuk dilanjutkan.

f.) Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) merupakan kombinasi pengertian present

value penerimaan dengan present value pengeluaran kas. Present value adalah

konsep yang menyatakan jumlah uang saat ini yang bernilai lebih dari jumlah

yang sama pada masa depan. Dengan kata lain, uang yang diterima pada masa

depan tidak bernilai sama dengan jumlah yang diterima pada masa kini

(Khumairoh, 2013).

Metode ini dikenal sebagai metode Present Worth dan digunakan untuk

menentukan apakah suatu rencana mempunyai keuntungan dalam periode

analisa, yaitu dengan menentukan base year market value dari proyek. Net

Present Value dari suatu proyek merupakan nilai sekarang (present value)

antara Benefit (manfaat) dibandingkan dengan Cost (biaya) Menurut Riyanto

(1995) dalam metode NPV dari sisi investor pertama-tama menghitung nilai

sekarang dari arus kas yang diharapkan atas dasar discount rate tertentu,

kemudian jumlah nilai sekarang dari jumlah investasi (initial outlay). Selisih

nilai sekarang dari keseluruhan arus kas dengan nilai sekarang dari pengeluaran

18
untuk investasi (initial outlay) dinamakan nilai bersih sekarang (Net Present

Value). Metode ini memperhatikan baik aliran kas netto (Net Cash Flow) yang

memperhitungkan ”Time Value Money” yaitu dengan adanya tingkat bunga

(discount rate) yang ditetapkan 12,5% dengan asumsi tidak ada perubahan

tingkat suku bunga selama konsesi. Analisa nilai NPV yang ditinjau adalah dari

sisi investor, karena menganalisa investasi dari proyek ( Riyanto, 1995).

Rumus yang digunakan adalah :


n
CFt
NPV ¿ ∑ −Io
t=1 ( 1+ K ) t
Keterangan :

CFt = aliran kas pertahun pada periode t

Io = investasi awal pada tahun 0

K = suku bunga (discount rate)

Kriteria penilaian NPV adalah :

- Jika NPV > 0, maka investasi diterima.

- Jika NPV < 0, maka investasi ditolak.

g.) Internal Rate Of Return (IRR)

Internal rate of return (IRR) adalah tingkat bunga yang menyamakan

PV arus kas keluar dan PV arus kas masuk ( Khumairoh, 2013).

Metode ini merupakan kriteria investasi yang bisa dipakai untuk

mengukur persentase keuntungan dari proyek dalam mengembalikan

pinjaman. Dari tabel 5.9 terlihat nilai IRR sebesar 27%. Nilai IRR ini lebih

besar dari tingkat bunga (discount rate) yang digunakan yaitu 12,5%,

sehingga IRR > 12,5% dapat disimpulkan bahwa proyek layak untuk

19
dilaksanakan (Kasmir, 2003).

Rumus yang digunakan adalah :

P 2−P 1
IRR = P1 – C1 ×
C 2−C 1

Keterangan :

P1 = Tingkat bunga 1

P2 = Tingkat bunga 2

C1 = NPV 1

C2 = NPV 2

Kriteria penilaian IRR adalah :

- Jika IRR > dari suku bunga yang telah ditetapkan, maka investasi

diterima.

- Jika IRR < dari suku bunga yang telah ditetapkan, maka investasi ditolak.

h.) Payback Periode (PP)

Payback Periode (PP) merupakan metode untuk menghitung berapa

cepat investasi yang dilakukan bisa kembali yang dinyatakan dalam suatu

waktu (tahun atau bulan), (Khumairoh, 2013). Metode ini untuk mengetahui

berapa lama investasi yang ditanam pada proyek pembangunan pasar

Tradisional Modern Plaju akan kembali. Setiap tahun pengembalian tidak

sama maka perlu menghitung pengembalian pinjaman tahun ke tahun

sehingga keseluruhan investasi dapat diperoleh kembali sebagaimana terlihat

pada tabel 1. Payback Periode dari investasi proyek pembangunan pasar Plaju

terjadi pada tahun ke-7 (tahun 2012) sejak biaya investasi dikeluarkan (tahun

2006) atau pada tahun ke-4 (tahun 2012) sejak pengoperasian pasar (tahun

20
2009). Hasil ini menunjukkan bahwa pada tahun ke-4 (tahun 2012) uang yang

ditanamkan telah kembali ( Kadariah, 1988).

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Putri dkk., 2016) :

Investasi
Payback Period = ×1 Tahun
cashflow

Kriteria seleksi :

- Jika payback period lebih kecil dibanding dengan target kembalinya

investasi, maka proyek investasi layak.

i.) Break Event Point (BEP)

Break Event Point (BEP) adalah analisis yang digunakan untuk

mengetahui titik impas dari suatu usaha. BEP merupakan titik pertemuan

antara biaya dan penerimaan usaha (Fadih dan Kordiana, 2021).

Analisis impas (Break Event Point)juga merupakan suatu cara untuk

mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi,

tetapi juga belum memperoleh laba (dengan kata lain labanya sama dengan nol).

Dalam analisis break even point memerlukan informasi mengenai penjualan dan

biaya yang dikeluarkan. Laba bersih akan diperoleh bila volume penjualan

melebihi biaya yang harus dikeluarkan, sedangkan perusahaan akan menderita

kerugian bila penjualan hanya cukup untuk menutup sebagian biaya yang

dikeluarkan, dapat dikatakan dibawah titik impas.

Analisis break even point tidak hanya memberikan informasi mengenai posisi

perusahaan dalam keadaaan impas atau tidak, namun analisis break even point

sangat membantu manajemen dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.

Tujuan analisis titik impas adalah untuk mengetahui tingkat aktivitas dimana

pendapatan hasil penjualan sama dengan jumlah semua biaya variabel dan biaya

21
tetapnya. Apabila suatu perusahaan hanya mempunyai biaya variabel saja, maka

tidak akan muncul masalah break even dalam perusahaan tersebut. Masalah break-

even baru muncul apabila suatau perusahaan di samping mempunyai biaya variabel

juga mempunyai biaya tetap. (Henry Simamora, 2012)

Rumus yang digunakan adalah :

Rumus BEP Produksi :

TC
BEP Produksi = =
P

Rumus BEP Harga :

TC
BEP Harga = = Rp
Y

Keterangan :

TC = Total Cost (Total biaya)

P = Price (Harga satuan)

Y = Jumlah Produksi

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Nintha Pratiwi dkk, ( 2017) dengan judul

Komposisi Kimia Pada Tepung Kulit Dan Kepala UdangVanname (Litopenaeus

Vannamei) ini bertujuan untuk mengetahui komposisi proksimat tepung kulit

dan kepala udang vanname. Metode penelitian terdiri dari dua tahap, yaitu: 1.)

Preparasi pembuatan tepung kulit dan kepala udang vanname, 2.) Analisis

proksimat tepung kulit dan kepala udang vanname. Parameter yang diukur pada

tahap satu meliputi perhitungan nilai proporsi dan rendemen, pada tahap kedua

meliputi kadar air, abu, protein dan lemak.

22
Hasil penelitian menunjukan bahwa udang vanname memiliki nilai proporsi

sebagai berikut: kepala 23,75%, kulit 15,75% dan daging 55,63%. Komposisi

kimia yang terdapat pada tepung kulit dan kepala udang vanname adalah sebagai

berikut: kadar air 10,12% (bb), kadar abu 27,59% (bk), kadar protein 66,63% (bk)

dan kadar lemak 2,65% (bk), dengan rendemen tepung yang dihasilkan adalah

15,95%.

Penelitian yang dilakukan oleh Haerul, ( 2020) dengan Judul Pemanfaatan

Kepala Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Pada Pembuatan Kerupuk.

tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis formulasi/perbandingan yang

tepat pada pembuatan kerupuk kepala udang. 2. Menganalisis hasil pengujian

kadar air, daya kembang dan organoleptik pada produk kerupuk kepala udang.

Penelitian ini dilakukan oleh Giftania dkk (2019) dengan judul Analisis

Proksimat dan Pembuatan dari Lembah Kulit dan Kepala Udang Whiteleg Shrimp

(Litopenaeus vannamei). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kitosan yang

terkandung dalam Crustacea berada dalam kadar yang cukup tinggi berkisar 20-

60%. Udang merupakan komoditas penting bagi hasil perikanan Indonesia. Pada

umumnya udang diekspor dalam bentuk dagingnya yang telah dipasteurisasi.

Hasil samping pengolahan udang berupa limbah kulit dan kepala. Limbah ini

belum termanfaatkan secara baik dan berdaya guna, bahkan sebagian besar

merupakan buangan yang juga turut mencemari lingkungan. Salah satu alternatif

upaya pemanfaatan limbah udang agar memiliki nilai dan daya guna yang menjadi

produk yang bernilai ekonomis tinggi adalah pengolahan limbah udang menjadi

kitosan, salah satu dari jenis udang yang dapat diolah limbahnya sebagai kitosan

23
adalah Litopenaeus vannamei.Optimasi pembuatan kitosan melalui reaksi

demineralisasi dengan larutan HCl 1 N, perbandingan 15:1 (v/b) direaksikan pada

suhu 90°C selama 1 jam. Reaksi deproteinisasi dengan larutan NaOH 3,5 %,

perbandingan 10:1 (v/b), kemudian direaksikan selama 2 jam pada temperatur

90°C. Reaksi bleaching dengan larutan H2O2 perbandingan10:1 (v/b) sampai

berwarna putih. Dengan analisis proksimat pada kulit udang sebelum dilakukan

proses pembuatan kitosan diperoleh hasil kadar air 6,7083%, kadar abu 0,3317%,

kadar protein 32,03% dan kadar karbohidrat 4,307 %.

Penelitian ini dilakukan oleh Shafurah dkk (2019) degan judul Pembuatan

Bubuk Flavour Kepala Udang Vannamei (Litopenaus vannamei) Sebagai

Pengganti MSG (Monosodium glutamat). Penelitian ini bertujuan sebagai uji

pendahuluan untuk mengetahui daya terima masyarakat terhadap bubuk flavor

sebagai pengganti flavor MSG. metode yang digunakan adalah analisa sensori

yang dilakukan terhadap panelis. Bubuk flavor kepala udang dibuat dengan dua

variasi konsentrasi penambahan kepala udang yaitu A (64,94%) dan B (52,63%).

Hasil uji sensori menunjukkan bahwa pada spesifikasi kenampakan dan bau hasil

olahan bubuk flavor sampel A lebih disukai namun untuk rasa dan tekstur panalis

lebih menyukai bubuk flavor sampel B.

Penelitian ini dilakukan oleh Wahyu dkk (2019) dengan judul Lushisan

Biscuit Substitusi Kulit Udang Sebagai Cemilan Kaya Protein . Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan warna, rasa, aroma, tekstur dan

keseluruhan pada produk sandwich biskuit dengan substitusi tepung udang

vaname. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL)

24
pengulangan 3 kali dengan empat variasi sustitusi tepung kulit udang yaitu 0%,

5%, 10%, dan 15%. Perlakuan F.10% (Tepung Terigu Protein Rendah 90% :

Tepung udang 10%) merupakan perlakuan yang paling disukai panelis dengan

skor penilaian terhadap warna, rasa, aroma tekstur dan keseluruhan berturut-turt

sebesar sandwich biscuit berbasisi substitusi tepung udang yang memiliki

kandungan protein tinggi dan berdasarkan penilaian organoleptic dapat diterima

(disukai) oleh panelis.

C. Kerangka Pikir

Olahan Kepala Udang

Proses Pembuatan Tepung Kepala


Udang

Produksi

Penerimaan Harga
Output

Harga Pendapatan
Input

Analisis Kelayakan
- NPV
Biaya Biaya - IRR
Tetap Variabel - R/C Ratio
- B/C Ratio
- Break Event Point

Total Biaya

25
Layak Tidak
Layak

Gambar 1. Skema Kerangka pikir

III. METODE PRAKTEK

A. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktek lapang Perencanaan dan Evaluasi Proyek Perikanan

dilaksanakan pada Hari rabu, yaitu pada pukul 08.00- Selesai. Lokasi Pelaksanaan

Praktek dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Kendari.

B. Metode Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel dalam praktek lapang ini yaitu menggunakan

metode Simple Random Sampling (Metode acak sederhana) pada usaha

pengolahan kepala udang di Kota Kendari. Sampel dalam penelitian ini adalah

pada usaha pengolahan Kepala Udang.

C. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

1. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada

responden/narasumber dengan model pembicaraan informal. Media yang

26
digunakan dalam pengambilan data di lapangan yaitu menggunakan

kuisioner.

2. Observasi

Teknik yang digunakan untuk melengkapi data yang telah diperoleh dari

wawancara yaitu melakukan pengukuran secara lagsung pada objek yang

dilteliti.

3. Dokumentasi

Pengambilan gambar setiap pengambilan data dilokasi praktek lapang.

Dokumentasi dilakukan sebagai bukti selama melakukan praktek lapang.

Jenis data yang digunakan dalam praktek lapang ini yaitu :

1. Data primer merupakan data-data yang diperoleh secara langsung dari sumber

asli (responden) dengan tanpa perantara. Data tersebut diperoleh dengan

melakukan wawancara secara langsung terhadap sumber informasi yaitu pada

usaha pengolahan kepala udang.

2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui

beberapa instansi terkait untuk melengkapi informasi yang diperoleh dari

praktek lapang ini. Data sekunder pada umumnya berupa data-data tertulis

serta data yang diperoleh dari berbagai macam media elektronik maupun

cetak yang ada hubungannya dengan usaha pengolahan kepala udang. .

D. Konsep Operasional

Konsep operasional adalah suatu cara untuk memudahkan proses praktek

lapang dalam mencapai tujuan. Konsep operasional dalam praktek lapang ini

yaitu:

27
1. Responden

Responden menurut saya adalah seseorang yang memberikan tanggapan

atau jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan. Mereka bertugas mengisi

angket atau menjadi narasumber (orang yang diwawancara) dalam sebuah

penelitian. Responden adalah kriteria apa saja yang akan diberikan kepada

subjek penelitian agar sumber informasi pada penelitian atau eksperimen

tersebut dapat tertuju dengan tepat dan sesuai harapan. Dalam hal ini juga

tergantung dengan penggunaan jenis serta metode penelitian.

Sementara itu, guna mengetahui cara menentukan jumlah responden

kuesioner terdapat beberapa rumus dan teori yang dapat digunakan. Misalnya

seperti menggunakan rumus aaker, rumus slovin, atau teori ferdinand. Lalu,

tidak ada batasan pasti untuk jumlah minimal responden kuesioner penelitian,

namun kebanyakan penelitian berdasarkan rumus slovin atau rumus aaker

minimal jumlah responden adalah 90 hingga 100 orang.

2. Kepala Udang

Kepala udang merupakan hasil sampingan dari industri pengolahan

udang daging berupa bagian kepala, cangkang dan udang kecil utuh yang

tidak termanfaatkan. Tepung limbah udang merupakan limbah industri

pengolahan udang yang terdiri dari kepala dan kulit udang. Proporsi kepala

dan kulit udang diperkirakan antara 30-40% dari bobot udang segar.

Cangkang udang basah mempunyai kadar air 60-65% dan apabila dikeringkan

maka cangkang udang kering mengandung 50% protein kasar, 11% kalsium

dan 1,95% fosfor. Kandungan kapur yang cukup tinggi memungkinkan

28
bahan ini lebih cocok untuk bahan pakan ternak yang membutuhkan kalsium

tinggi, seperti unggas petelur ataupun ternak ruminansia dengan tingkat

produksi yang tinggi (bunting dan laktasi).

3. Produksi

Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah

kegunaan suatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-

faktor produksi dalam ilmu ekonomi berupa tanah, tenaga kerja dan skill.

produksi juga dapat merupakan benda-benda yang disediakan oleh alam atau

diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang

dan jasa (kusuma, 2014).

4. Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya produksi yang jumlah totalnya tetap

meskipun volume produksi berubah. Komponen biaya tetap meliputi biaya

pembelian mesin/peralatan produksi, biaya pemeliharaan mesin/peralatan

produksi, dan biaya penyusutan mesin/peralatan prduksi. Biaya variabel

adalah biaya produksi yang jumlah totalnya berubah secara proporsional

terhadap perubahan volume produksi. Komponen biaya variabel meliputi

biaya bahan baku, biaya bahan pembantu, biaya bahan pengemas, biaya

utilitas, dan upah tenaga kerja

5. Biaya variabel

Biaya variabel adalah biaya perusahaan yang bisa berubah secara

proporsional tergantung produksi yang dikeluarkan. Biaya variabel bisa naik

atau turun tergantung pada volume produksi perusahaan. Biaya variabel akan

29
naik saat produksi meningkat dan turun saat produksi juga menurun, tidak

seperti biaya tetap yang sifatnya tidak tergantung dengan proses produksi.

Biaya variabel ini dapat dihitung sebagai jumlah biaya marginal

(marginal cost) dari semua unit yang diproduksi atau biaya yang berkaitan

langsung dengan produksi suatu barang. Biaya variabel juga terkadang

disebut sebagai biaya unit-level atau biaya tingkat level karena biaya-biaya

variabel tersebut bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi.

6. Total biaya

Biaya total atau total cost adalah biaya aktual yang dikeluarkan dalam

produksi tingkat output tertentu. Dengan kata lain, total biaya (biaya) yang

dikeluarkan, baik eksplisit maupun implisit, pada sumber daya untuk

memperoleh tingkat output tertentu disebut biaya total.

Biaya Total adalah biaya aktual yang dikeluarkan dalam produksi

tingkat output tertentu. Dengan kata lain, total biaya (biaya) yang

dikeluarkan, baik eksplisit maupun implisit, pada sumber daya untuk

memperoleh tingkat output tertentu disebut biaya total.

7. Penerimaan

Penerimaan an adalah total pendapatan yang diterima produsen

berupa uang yang diperolehe dari hasil penjualan barang yang di produksi.

Penerimaan merupakan kenaikan dari aktivitas-aktivitas yang dilakukam

perusahaan dalam periode tertentu.. Penerimaan kas yang merupakan sumber

transaksi penerimaan yang paling besar dari hasil penjualan tunai.

30
Penerimaan kas ialah semua bagian dari mana perusahaan kass yang

didapatkan perusahaan baik dalam uang tunai juga surat berharga yang

mempunyai sifat dan dapat digunakan

8. Pendapatan

Pendapatan merupakan arus kas masuk atau kenaikan dalam aset

pemilik atau penyudahan beban entitas atau gabungan keduanya dalam masa

tertentu yang diperoleh dari produksi barang, menyediakan layanan untuk

kegiatan implementasi lainnya berupa gerakan pokok perusahaan yang

sedang berjalan.

9. Harga output

Harga Keluaran (output) dalam ilmu ekonomi adalah jumlah barang

atau jasa yang diproduksi dalam periode waktu tertentu oleh masyarakat,

perusahaan, atau pemerintah, baik untuk dikonsumsi langsung atau diolah

kembali untuk produksi lebih lanjut

10. Harga input

Harga input atau faktor produksi yang dimaksud ,berupa barang atau jasa

yang digunakan sebagai masukan atau pendukung pada suatu proses produksi

11. Analis kelayakan

Analis kelayakan adalah Sebuah analisis dan evaluasi yang

berdasarkan projek untuk menentukan apakah secara teknis layak, layak dalan

estimasi biaya, dan akan menguntungkan. Studi kelayakan hampir selalu

dilakukan dimana sejumlah besar hal yang dipertaruhkan.

Studi kelayakan juga biasa disebut dengan analisis kelayakan

31
12. R/c ratio

Analisis R/C Ratio adalah merupakan perbandingan antara total

penerimaan dengan biaya. Semakin besar nilai R/C semakin besar pula

keuntungan dari usaha tersebut. Analisis ini dilakukan untuk melihat keuntungan

relatif suatu usaha dalam satu tahunterhadap biaya yang digunakan tersebut.

13. B/C ratio adalah

Benefit Cost Ratio atau biasa disingkat dengan B/C Ratio merupakan salah

satu istilah dalam dunia usaha yang berkaitan dengan perhitungan keuntungan.

Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu usaha menguntungkan

atau justru merugikan.

B/C Ratio juga digunakan sebagai salah satu konsep yang terkadang

digunakan untuk menentukan kelayakan sebuah proyek. Terlebih pada proyek

pemerintah yang memiliki dampak langsung terhadap masyarakat luas, dimana

metode perhitungan B/C Ratio ini cukup dibutuhkan.

14. Break event point

Break Event Point (BEP) adalah analisis yang digunakan untuk

mengetahui titik impas dari suatu usaha. BEP merupakan titik pertemuan antara

biaya dan penerimaan usaha.

15. IRR

IRR adalah metode yang digunakan untuk mencari tingkat bunga yang

menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau

penerimaan kas dengan mengeluarkan investasi awal.

15. Layak

32
Suatu bisnis dikatakan layak dilakukan apabila memiliki banyak

konsumen. Suatu kegiatan dapat dikatakan layak apabila dapat memenuhi

persyaratan tertentu. Sistem manajamen ini bisa dalam banyak hal dari mulai

manajemen keuangan manajemen SDM atau pegawai manajemen resiko

manajemen pemasaran manajemen produksi manejemen pengembangan dan

manajemen pemulihan jika ada suatu masalah.

16. Tidak layak adalah

Suatu bisnis dikatakan tidak  layak apabila memberikan tidak

memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal. Studi

kelayakan bisnis diperlukan agar bisnis yang dijalankan tidak membuang

waktu, tenaga dan pemikiran secara percuma dan bisnis dapat memberikan

keuntungan serta manfaat bagi berbagai pihak.

E. Analisis Data

Agar dapat mejawab permasalahan dalam penelitian ini, maka analisis

yang digunakan adalah:

1. Untuk mengetahui berapa besar penerimaan dari usaha pengolahan kepala

udang maka digunakan analisis kuantitatif. Rumus yang digunakan untuk

mengetahui pendapatan yaitu :

a. Biaya

Biaya terdiri atas 3 yaitu biaya tetap (Fixed cost), biaya tidak tetap

(variable cost) dan biaya total (total cost). Biaya tetap berupa penyusutan dari

investasi/barang modal, pajak, dan lain sebagainya. Biaya tidak tetap yaitu

biaya yang digunakan untuk sekali pakai. Data biaya tetap dan biaya tidak

33
tetap digunakan untuk mengetahui total biaya atau total cost menurut

Nurmala dkk., (2016) dengan rumus :

TC = FC + VC

Keterangan :

TC = Total Cost (Total biaya) (Rp)

FC = Total Fixed Cost (Total biaya tetap) (Rp)

VC = Variable Cost (Biaya variabel) (Rp)

b. Penerimaan

Penerimaan yaitu jumlah yang diperoleh dari hasil usaha pembuatan

perahu. Adapun rumus yang digunakan menurut Hadi (2021) sebagai

berikut :

TR = P × Q

Keterangan :

TR = Total Revenue (Total Penerimaan) (Rp)

P = Price (Harga Penjualan) (Rp/Kg)

Q = Quantity ( Jumlah hasil produksi) (Kg)

c. Keuntungan

Keuntungan usaha adalah besarnya penerimaan dikurangi dengan

biaya pada suatu proses produksi baik secara konstan atau tetap ataupun tidak

konstan atau tidak tetap pada suatu proyek usaha tertentu (Sari dan Rauf,

2020). Rumus yang digunakan adalah :

π = TR  TC

34
Keterangan :

π = Keuntungan

TR = Total Penerimaan

TC = Total Biaya

2. Untuk mengetahui kelayakan usaha usaha pengolahan kepala udang digunakan

analisis kuantitatif. Rumus yang digunakan yaitu :

a. Revenue Cost Ratio (R/C Rasio)

Analisis ini dilakukan untuk melihat keuntungan relatif suatu usaha

dalam satu tahunterhadap biaya yang digunakan tersebut (Hadi, 2021). Rumus

yang digunakan adalah :

TR
R/C Ratio =
TC

Keterangan :

TR = Total revenue (Total Penerimaan)

TC = Total cost (Total Biaya)


Kriteria :

 Jika R/C >1, maka usaha tersebut untung sehingga usaha tersebut layak

untuk dilanjutkan,

 Jika R/C = 1, maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi (impas),

 Jika R/C < 1, usaha rugi/tidak layak untuk dilanjutkan.

b. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara Present Value dari

investasi dengan nilai sekarang dari peneriamaan - peneriamaan kas bersih

35
(aliran kas operasional maupun aliran kas operasional maupun aliran kas

terminal)di masa yang akan dating (Putri dkk., 2016). Rumus yang digunakan

adalah :
n
CFt
NPV ¿ ∑ −Io
t=1 ( 1+ K ) t
Keterangan :

CFt = aliran kas pertahun pada periode t

Io = investasi awal pada tahun 0

K = suku bunga (discount rate)

Kriteria penilaian NPV adalah :

- Jika NPV > 0, maka investasi diterima.

- Jika NPV < 0, maka investasi ditolak.

c. Internal Rate of Return (IRR)

IRR merupakan metode yang digunakan untuk mencari tingkat bunga

yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa

datang, atau penerimaan kas dengan mengeluarkan investasi awal (Simamora

dkk., 2016). Rumus yang digunakan adalah :

P 2−P 1
IRR = P1 – C1 ×
C 2−C 1

Keterangan :

P1 = Tingkat bunga 1

P2 = Tingkat bunga 2

C1 = NPV 1

C2 = NPV 2

36
Kriteria penilaian IRR adalah :

- Jika IRR > dari suku bunga yang telah ditetapkan, maka investasi

diterima.

- Jika IRR < dari suku bunga yang telah ditetapkan, maka investasi ditolak.

d. Payback Period (PP)

Payback periods merupakan periode yang diperlukan untuk menutup

kembali pengeluaran investasi (initial cash investment). Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut (Putri dkk., 2016) :

Investasi
Payback Period = ×1 Tahun
cashflow

Kriteria seleksi :

- Jika payback period lebih kecil dibanding dengan target kembalinya

investasi, maka proyek investasi layak.

e. Break Event Point (BEP)

Break Event Point (BEP) adalah analisis yang digunakan untuk

mengetahui titik impas dari suatu usaha. BEP merupakan titik pertemuan

antara biaya dan penerimaan usaha (Fadih dan Kordiana, 2021). Rumus yang

digunakan adalah :

Rumus BEP Produksi :

TC
BEP Produksi = =
P

Rumus BEP Harga :

37
TC
BEP Harga = = Rp
Y

Keterangan :

TC = Total Cost (Total biaya)

P = Price (Harga satuan)

Y = Jumlah Produksii

DAFTAR PUSTAKA

Adawyah R., Aisyah S., Puspitasari F., Candra. 2017. Penambahan Ekstrak
Kepala Udang Galah (Macrobacterium rosenbergii)Untuk
Meningkatka Kandungan Protein Pada Produk Olahan Stick. Vol . 7
No. 1 Hal 61-62.
Astriana, H.B., Damayanti,A.A., Larasati,E.K., Paryono., Himawan R.M.,
Djunaidi, I.H., T. Yuwanta, Supadmo dan M. Nurcahyanto. 2009. Pengaruh
penggunaan limbah udang hasil fermentasi dengan Aspergillus niger
terhadap performan dan bobot organ pencernaan broiler. JITV.14 ( 2 ):
104 ± 109
Erwan E dan Resmi. 2004. Performans ayam lurik yang diberi tepung limbah
udang olahan sebagai pengganti tepung ikan dalam ransom. Jurnal
Ilmu-ilmu Peternakan. Vol. II No. 1 Edisi Februari 2004. Fakultas
Peternakan Universitas Jambi.
Gittinger, J. Price. 1986. Analisa    Ekonomi    Proyek-Proyek    Pertanian.
Penerjemah Slamet 
Henry Simamora, Akuntansi Manajemen.( Riau: Star Gate Publisher, Edisi
ketiga, 2012).

38
Husnan, S. Muhammad, S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta: UUP
STIM YKPN.
Kadariah, Karlina L, Gray C. 1976. Pengantar Evaluasi Proyek Edisi Revisi.
Jakarta: Universitas Indonesia Press. Sutomo dan Komet Mangiri,
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Press.
Kusuma. 2014. Ekonomika Industri. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Aslan
Khumairoh N. S. 2013. Analisia Investasi dengan Feasibiliyt Study untuk
Meningkatkan Kecerdasan Finansial pada Budi Daya Ikan di Sidoarjo

Khempaka, S., K. Koh dan Y. Karasawa. 2006. Effect of shrimp meal on


growth performance and digestibility in growing broilers. J. Poult. Sci.
43: 250-254..
LestariP.D. 2022. Pengolahan Limbah Udang Vanname Dalam Rangka
Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat Pada Masa Pandemi
Covid-19 Di Desa Pamenang, Lombok Utara. Jurnal Pengabdian
Perikanan Indonesia. Vol 2(1).
[DJPB] Direktorat Jendral Perikanan Budidaya, 2014. Udang Vanname dan
Udang Windu Masih Andalan Ekspor Indonesia.
Purwaningsih, 2000. Teknologi pembekuan udang. Jakarta. : Penebar Swadaya
Pujawan, I.N. 2004. Ekonomi Teknik. Surabaya : Penerbit Guna Widya
Umar,  Husein.  2001.  Study  Kelayakan  Bisnis  Edisi  3 Revisi.  Jakarta  :
Gramedia Pustaka Utama.
Wibowo, S. 2008. Penelitian Pemanfaatan Limbah Perikanan Udang Untuk
Produksi Turunan Kitosan Untuk Produksi Turunan Kitosan Dan
Aplikasinya Untuk Mendukung Industri Pangan. Program Insentrif
Riset Terapan. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kelautan Dan
Perikanan. Jakarta.

39

Anda mungkin juga menyukai