OLEH :
MEI SINTA
NIM.Q1B119001
DOSEN PMK
HASLIANTI, M.Si
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan kami buat
dengan waktu yang telah ditentukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya
penyusunan makalah seperti ini, pembaca dapat belajar dengan baik dan benar
mengenai Hasil – hasil Perairan yang dapat dijadikan sebagai bahan industri. .
Penulis ucapkan terimah kasih kepada pihak-pihak yang telah member sumbangsi
kepada kami dalam penyelesaian makalah ini. Dan tentunya juga penulis menyadari,
bahwa masih terdapat kesalahan kesalahan dan kekurangan pada makalah ini. Hal ini
karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis senantiasa menanti
kritikdan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna menyempurnakan makalah
ini.
Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita
dan kemajuan ilmu pengetahuan. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dua pertiga dari luas negara Indonesia terdiri dari laut dan dilalui garis Khatulistiwa
serta kaya akan sumberdaya laut. Di samping fauna laut yang beraneka ragam dijumpai juga
flora laut seperti alga (rumput laut) yang dapat dimanfaatkan untuk makanan, obat-obatan,
dan bahan baku farmasi lainnya (Zatnika, 2007).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari makalah ini yaitu :
C. Tujuan Penulisan
Adapun dari rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui tentang beberapa hasil-hasil perairan yang dapat dijadikan
sebagai bahan baku industri dalam bentuk produk fermentasi, nuraseuntika dan
makanan
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini ialah metode pengumpulan
data. Yaitu secara keseluruhan merupakan hasil studi kepustakaan yang diperoleh dari buku-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan mengandung asam
amino esensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai 90%
dengan jaringan pengikat sedikit sehingga mudah dicerna. Hal paling penting adalah
harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan sumber protein lain. Ikan juga dapat
digunakan sebagai bahan obat-obatan, pakan ternak, dan lainnya.
Rumput laut banyak mengandung senyawa organik yang sangat penting Dalam dunia
obat-obatan maupun dunia mikrobia sebagai medium pertumbuhan. Apabila dilihat dari segi
kalorinya, rumput laut bukan merupakan sumber energi yang baik bagi manusia karena
sebagian besar sumber kalori yang ada berada Dalam bentuk yang tidak dapat dicerna atau
sebagai karbohidrat komplek(Winarno, 1990).
Produk-produk perikanan merupakan merupakan ujung tombak dalam pemenuhan
gizi masyarakat. Daging ikan, susu, dan telur adalah primadona dalam peningkatan kualitas
manusia indonesia melalui bahan pangan. Ikan adalah bahan pangan komplementer untuk
melengkapi nasi sebagai bahan pangan utama. Di negara maritim seperti Indonesia, ikan
seharusnya menjadi santapan sehari-hari masyarakat.
Berikut adalah hasil-hasil perairan yang dapat dijadikan sebagai bahan industri dalam
bentuk produk farmaseutika, nutraseutika dan makanan baik yang non ikan maupun ikan :
1. Rumput Laut Dapat Diolah Menjadi Produk Keragenan
a.) Morfologi dan anatomi
Menurut Trainor (1978), rumput laut merupakan kumpulan tumbuhan tidak
bervaskular serta mempunyai pigmen klorofil a untuk menjalankan proses
fotosintesis. Rumput laut mempunyai struktur vegetatif yang berbeda daripada
tumbuhan tingkat tinggi. Struktur vegetatif rumput laut tidak dapat dibedakan
antara daun, batang dan akar. Struktur yang tidak dapat dibedakan ini dikenali
sebagai talus. Talus rumput laut adalah multisel dan terdiri dari bentuk serta
ukuran yang berbeda. Talus bias dibedakan menjadi dua bentuk umum yaitu
filamen dan sifon. Kedua bentuk talus ini akan bervariasi yang akan
menghasilkan bentuk talus yang lebih kompleks. Ini termasuk juga filamen
ringkas hingga kepada bentuk yang lebih besar yang dapat dibedakan antara
kepada pelekap, stip dan lamina.
b.) Habitat
Habitat rumpai laut adalah di sekitar pantai, di perairan laut serta di dalam
laut. Ini termasuk juga kawasan yang berpasir, berbatu karang, berlumpur dan
juga terdapat pada kulit kerang, pada kayu, pukat serta tumbuh atas rumputi laut
lain sebagai epifit (Trainor, 1978). Substrat adalah tempat untuk rumput laut
melekat daripada dihanyutkan oleh arus serta ombak yang kuat. Substrat terdiri
dari benda hidup atau bukan hidup bergantung kepada jenis pelekap rumput laut.
Contoh substrat ialah batu karang, tumbuhan laut, hewan laut atau dasar laut
seperti lumpur dan pasir. Menurut Setchell (1926), rumput laut boleh tumbuh di
atas batu (epilit), di dalam batu (endolit), di atas tumbuhan (epifit), di dalam
tumbuhan (endofit), di atas hewan (epizoik), di dalam hewan (endozoik) atau di
atas lumpur (pelopil). Taburan rumput laut di sesuatu habitat dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Di antara faktor-faktor tersebut ialah cahaya, suhu, saliniti,
interaksi di antara hewan dan tumbuhan serta ombak dan arus (Trainor, 1997).
c.) Kandungan Gizi
Rumput laut mengandung asam lemak omega 3, protein, vitamin A, vitamin
B, vitamin C, vitamin D, vitamin E, riboflavin, niasin, asam folat, asam
pantotenat, yodium, zat besi, seng, tembaga, selenium, mangan, magnesium,
kalium, fosfor, natrium, dan kalsium.
d.) Prosedur Kerja Pembuatn Produk Keraginan:
Bahan baku pembuatan karaginan adalah rumput laut Eucheumasp. Yang
telah mengalami pengolahan awal (pencucian dan pengeringan). Rumput laut
yang telah mengalami pencucian tadi dibuat basa dengan menambahkan suatu
basa berupa larutan NaOH, Ca (OH) 2 atau KOH, sehingga pH mencapai sekitar
9 – 9,6. Setelah dibuat alkalis dilakukan ekstraksi dengan udara dalam suatu
tangki dengan perbandingan di mana jumlah udara 20 kali berat rumput laut yang
akan diekstraksi. Ekstraksi dilakukan selama 2 – 24 jam pada suhu 90 – 95 ° C.
Supaya sempurna ekstraksi dilakukan selama satu hari (24 jam). Dari hasil
ekstraksi kompleks antara larutan (ekstrak) dan residu (kotoran-kotoran yang
mengandung rumput laut yang tidak larut). Pemisahan dilakukan dengan
penyaringan yang menggunakan bantuan filter. Filtrat yang keluar berupa larutan
yang mengandung 1% karaginan, dan residunya di buang. Larutan yang
mengandung 1% karaginan dipekatkan menjadi 3% dengan jalan menguapkan
airnya dalam suatu Evaporator pada suhu 100 ° C dan tekanan 1 atmospheric.
Larutan hasil pemekatan ditambah dengan larutan centrifuge, larutan direcovery
dan ditambahkan ke dalam karbon aktif untuk menghilangkan warna dai larutan.
Larutan dan carbon aktif mengikuti dengan filtrasi. Larutan hasil filtrasi
digunakan kembali untuk proses pemesanan endapan karaginan. Serat karaginan
yang terbentuk sebagai endapan kemudian dikeringkan dalam suatu pengering
drum pada suhu 250 ° C. Serat karaginan yang sudah kering dihancurkan dengan
alat penghancur (mill) sehingga diperoleh bubuk karaginan. Bubuk karaginan ini
siap untuk dikemas dalam drum plastik atau dalam kantong-kantong
polyethylene. (Istinietal, 1985).
e.) G ambar Produk Karagenan
2. Ikan