Anda di halaman 1dari 7

Tugas Makalah

TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN II

“ Hasil – Hasil Perairan Yang Dapat Dijadikan Sebagai Bahan Industri “

OLEH :

MEI SINTA
NIM.Q1B119001
DOSEN PMK
HASLIANTI, M.Si

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021

KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan kami buat
dengan waktu yang telah ditentukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya
penyusunan makalah seperti ini, pembaca dapat belajar dengan baik dan benar
mengenai Hasil – hasil Perairan yang dapat dijadikan sebagai bahan industri.  .
Penulis ucapkan terimah kasih kepada pihak-pihak yang telah member sumbangsi
kepada kami dalam penyelesaian makalah ini. Dan tentunya juga penulis menyadari,
bahwa   masih terdapat kesalahan kesalahan dan kekurangan pada makalah ini. Hal ini
karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis senantiasa menanti
kritikdan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna menyempurnakan makalah
ini.
Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita
dan kemajuan ilmu pengetahuan. Amin.                                                             

Kendari,  20 September 2021

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dua pertiga dari luas negara Indonesia terdiri dari laut dan dilalui garis Khatulistiwa
serta kaya akan sumberdaya laut. Di samping fauna laut yang beraneka ragam dijumpai juga
flora laut seperti alga (rumput laut) yang dapat dimanfaatkan untuk makanan, obat-obatan,
dan bahan baku farmasi lainnya (Zatnika, 2007).

Berdasarkan tempat hidupnya dan sifat-sifatnya, hasil perikanan dapat


diklasifikasikan ke dalam jenis perikanan laut (penangkapan dan budidaya) serta perikanan
darat (penangkapan di perairan umum dan budidaya). Hasil perikanan menurut FAO terbagi
ke dalam tujuh kelompok yaitu :
1. Ikan darat dan diadromous atau jenis ikan yang bermigrasi antara air laut dan air
tawar untuk bertelur atau berpijah.
2. Ikan laut.
3. Krustacea, molusca dan avertebrata lainnya.
4. Ikan Paus.
5. Anjing laut dan beberapa mamalia perairan.
6. Berbagai binatang air seperti penyu, kura-kura, kodok, buaya dan lainnya yang belum
tersebut di atas seperti mutiara, spons, koral.
7. Tumbuhan air seperti ganggang dan rumput laut.
Ikan sebagai salah satu hasil perikanan merupakan salah satu bahan makanan yang
tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Bahan makanan ini merupakan sumber protein
yang relatif murah tetapi beberapa jenis diantaranya mempunyai nilai ekonomi yang cukup
tinggi untuk di ekspor.
Hasil-hasil perikanan merupakan sumberdaya alam yang sangat besar manfaatnya
untuk kehidupan manusia. Manfaat tersebut diantaranya sebagai sumber energi, membantu
pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, memperkuat daya tahan tubuh juga memperlancar
proses fisiologis dalam tubuh.
Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang hasil –hasil parairan yang dapat
dijadikan sebagai bahan industri dalam bentuk produk fermenasi, nutraseuntika dan
makanan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari makalah ini yaitu :

1. Rumput Laut dapat Diolah Menjadi Produk Karagenan


2.
3.
4.
5.

C. Tujuan Penulisan

Adapun dari rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui tentang beberapa hasil-hasil perairan yang dapat dijadikan

sebagai bahan baku industri dalam bentuk produk fermentasi, nuraseuntika dan

makanan

2. Dapat mengetahui cara membuat produk-produk hasil perikanan

D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini ialah metode pengumpulan

data. Yaitu secara keseluruhan merupakan hasil studi kepustakaan yang diperoleh dari buku-

buku dan internet.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ikan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan mengandung asam
amino esensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai 90%
dengan jaringan pengikat sedikit sehingga mudah dicerna. Hal paling penting adalah
harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan sumber protein lain. Ikan juga dapat
digunakan sebagai bahan obat-obatan, pakan ternak, dan lainnya.
Rumput laut banyak mengandung senyawa organik yang sangat penting Dalam dunia
obat-obatan maupun dunia mikrobia sebagai medium pertumbuhan. Apabila dilihat dari segi
kalorinya, rumput laut bukan merupakan sumber energi yang baik bagi manusia karena
sebagian besar sumber kalori yang ada berada Dalam bentuk yang tidak dapat dicerna atau
sebagai karbohidrat komplek(Winarno, 1990).
Produk-produk perikanan merupakan merupakan ujung tombak dalam pemenuhan
gizi masyarakat. Daging ikan, susu, dan telur adalah primadona dalam peningkatan kualitas
manusia indonesia melalui bahan pangan. Ikan adalah bahan pangan komplementer untuk
melengkapi nasi sebagai bahan pangan utama. Di negara maritim seperti Indonesia, ikan
seharusnya menjadi santapan sehari-hari masyarakat.
Berikut adalah hasil-hasil perairan yang dapat dijadikan sebagai bahan industri dalam
bentuk produk farmaseutika, nutraseutika dan makanan baik yang non ikan maupun ikan :
1. Rumput Laut Dapat Diolah Menjadi Produk Keragenan
a.) Morfologi dan anatomi
Menurut Trainor (1978), rumput laut merupakan kumpulan tumbuhan tidak
bervaskular serta mempunyai pigmen klorofil a untuk menjalankan proses
fotosintesis. Rumput laut mempunyai struktur vegetatif yang berbeda daripada
tumbuhan tingkat tinggi. Struktur vegetatif rumput laut tidak dapat dibedakan
antara daun, batang dan akar. Struktur yang tidak dapat dibedakan ini dikenali
sebagai talus. Talus rumput laut adalah multisel dan terdiri dari bentuk serta
ukuran yang berbeda. Talus bias dibedakan menjadi dua bentuk umum yaitu
filamen dan sifon. Kedua bentuk talus ini akan bervariasi yang akan
menghasilkan bentuk talus yang lebih kompleks. Ini termasuk juga filamen
ringkas hingga kepada bentuk yang lebih besar yang dapat dibedakan antara
kepada pelekap, stip dan lamina.

b.) Habitat
Habitat rumpai laut adalah di sekitar pantai, di perairan laut serta di dalam
laut. Ini termasuk juga kawasan yang berpasir, berbatu karang, berlumpur dan
juga terdapat pada kulit kerang, pada kayu, pukat serta tumbuh atas rumputi laut
lain sebagai epifit (Trainor, 1978). Substrat adalah tempat untuk rumput laut
melekat daripada dihanyutkan oleh arus serta ombak yang kuat. Substrat terdiri
dari benda hidup atau bukan hidup bergantung kepada jenis pelekap rumput laut.
Contoh substrat ialah batu karang, tumbuhan laut, hewan laut atau dasar laut
seperti lumpur dan pasir. Menurut Setchell (1926), rumput laut boleh tumbuh di
atas batu (epilit), di dalam batu (endolit), di atas tumbuhan (epifit), di dalam
tumbuhan (endofit), di atas hewan (epizoik), di dalam hewan (endozoik) atau di
atas lumpur (pelopil). Taburan rumput laut di sesuatu habitat dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Di antara faktor-faktor tersebut ialah cahaya, suhu, saliniti,
interaksi di antara hewan dan tumbuhan serta ombak dan arus (Trainor, 1997).
c.) Kandungan Gizi
Rumput laut mengandung asam lemak omega 3, protein, vitamin A, vitamin
B, vitamin C, vitamin D, vitamin E, riboflavin, niasin, asam folat, asam
pantotenat, yodium, zat besi, seng, tembaga, selenium, mangan, magnesium,
kalium, fosfor, natrium, dan kalsium.
d.) Prosedur Kerja Pembuatn Produk Keraginan:
Bahan baku pembuatan karaginan adalah rumput laut Eucheumasp. Yang
telah mengalami pengolahan awal (pencucian dan pengeringan). Rumput laut
yang telah mengalami pencucian tadi dibuat basa dengan menambahkan suatu
basa berupa larutan NaOH, Ca (OH) 2 atau KOH, sehingga pH mencapai sekitar
9 – 9,6. Setelah dibuat alkalis dilakukan ekstraksi dengan udara dalam suatu
tangki dengan perbandingan di mana jumlah udara 20 kali berat rumput laut yang
akan diekstraksi. Ekstraksi dilakukan selama 2 – 24 jam pada suhu 90 – 95 ° C.
Supaya sempurna ekstraksi dilakukan selama satu hari (24 jam). Dari hasil
ekstraksi kompleks antara larutan (ekstrak) dan residu (kotoran-kotoran yang
mengandung rumput laut yang tidak larut). Pemisahan dilakukan dengan
penyaringan yang menggunakan bantuan filter. Filtrat yang keluar berupa larutan
yang mengandung 1% karaginan, dan residunya di buang. Larutan yang
mengandung 1% karaginan dipekatkan menjadi 3% dengan jalan menguapkan
airnya dalam suatu Evaporator pada suhu 100 ° C dan tekanan 1 atmospheric.
Larutan hasil pemekatan ditambah dengan larutan centrifuge, larutan direcovery
dan ditambahkan ke dalam karbon aktif untuk menghilangkan warna dai larutan.
Larutan dan carbon aktif mengikuti dengan filtrasi. Larutan hasil filtrasi
digunakan kembali untuk proses pemesanan endapan karaginan. Serat karaginan
yang terbentuk sebagai endapan kemudian dikeringkan dalam suatu pengering
drum pada suhu 250 ° C. Serat karaginan yang sudah kering dihancurkan dengan
alat penghancur (mill) sehingga diperoleh bubuk karaginan. Bubuk karaginan ini
siap untuk dikemas dalam drum plastik atau dalam kantong-kantong
polyethylene. (Istinietal, 1985).
e.) G ambar Produk Karagenan
2. Ikan

Anda mungkin juga menyukai