Anda di halaman 1dari 26

TEKNIS PEMBARUAN DATABASE JUMLAH KAPAL

DI KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2022

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna


menyelesaikan mata kuliah Praktek Kerja Lapangan

Dilaksanakan pada:
Dinas Kelautan dan Perikanan Pidie Jaya

Oleh:

AZKA RAFIKI
1911103010013

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
DESEMBER, 2022
LEMBARAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DILAKSANAKAN PADA:

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN


KABUPATEN PIDIE JAYA

Oleh

AZKA RAFIKI
1911103010013

Disetujui
oleh,

Pembimbing Jurusan, Pembimbing Lapangan,

ILHAM ZULFAHMI, S.Kel M.Si YULIZAR, S.Pi


NIP. 198807162020121002 NIP.197501092000121001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Fakultas Kelautan dan Perikanan Unsyiah

RIZWAN, ST, MT
NIP. 197609062008011008

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya
penulis telah menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul "teknis
pembaruan database kapal di Kabupaten Pidie Jaya 2022". Atas bimbingan dan ilmu yang
diberikan dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini, maka penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Rizwan, S.T, M.T selaku Ketua Prodi Pemanfaatan Sumberdaya


Perikanan;
2. Bapak Ilham Zulfahmi selaku dosen pembimbing jurusan, yang memberikan
dorongan atau masukan dalam penyusunan laporan ini;
3. Bapak Zulkarnaini S. Pi selaku kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pidie Jaya
yang telah menerima, membimbing dan mengarahkan dalam proses Praktek Kerja
Lapangan ini;
4. Bapak Robby Khairul Umam S.Tr, Pi selaku pembimbing lapangan
5. Bapak M. Rizki Fazillah, S.Pi, Bapak Fahmi Hidayah S.Pi, Bapak Nanda Suherma
S.Kel, Bapak Muqsal S.Pi, dan para staf lainnya yang telah membantu dan
mengarahi kami waktu pkl
6. Ayahanda, ibunda dan seluruh keluarga dan teman-teman yang selalu mendukung
dan mendoakan dalam penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini sangat dibutuhkan.

Banda Aceh, Desember 2022

Azka Rafiki

ii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.2 tujuan praktek kerja lapangan.........................................................................3
1.3 manfaat praktek kerja lapangan......................................................................3
BAB II STUKTUR ORGANISASI...............................................................................4
2.1 Sejarah singkat pangkalan pendaratan ikan Meureudu..................................4
2.2 bidang dan skala kerja dinas kelautan dan perikanan pidie jaya....................4
2.3 struktur organisasi dan tata kerja dinas kelautan dan perikanan pidie jaya....5
BAB III METODE KERJA...........................................................................................8
3.1 waktu dan tempat............................................................................................8
3.2 alat dan bahan.................................................................................................8
3.2 metode dan proses kerja.................................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................10
4.1 hasil................................................................................................................10
4.2 pembahasan...................................................................................................11
BAB V PENUTUP.........................................................................................................15
5.1 kesimpulan.....................................................................................................15
5.2 saran...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16
LAMPIRAN...................................................................................................................17

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.2.1 Alat......................................................................................................... 8
Tabel 3.2.2 Bahan ......................................................................................................8
Tabel 4.1.1 Hasil pengamatan...................................................................................10

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Struktur organisasi DKP Meureudu............................................... 6
Gambar 2. Struktur organisasi perikanan laut.................................................. 7
Gambar 3. Struktur organisasi perikanan darat................................................ 7
Gambar 4. Peta lokasi pkl............................................................................... 10

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kabupaten Pidie Jaya merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Pidie yang
secara resmi disahkan pada tahun 2007. Kabupaten Pidie Jaya juga merupakan salah
satu wilayah yang terdapat di provinsi Aceh yang terletak pada koordinat 4054’16”-
5018’03” Lintang Utara dan 96001’14”- 96022’01” Bujur Timur. Luas wilayah yang
dimiliki yaitu 1.162,84 km² (952 km² darat dan 210,84 km² lautan), secara umum
Kabupaten Pidie Jaya merupakan wilayah pesisir dengan garis pantai sepanjang 38,9
km2 dan wilayah pengelolaan laut 210,84 km2 serta memiliki potensi perikanan darat
seluas 2.077,23 ha. Kabupaten Pidie Jaya berada pada belahan utara bukit barisan
yang terdiri dari kawasan penggunungan, dataran rendah dan kawasan perairan (laut).
Kabupaten Pidie Jaya, secara geografis terletak di sebelah utara berbatasan
langsung dengan Selat Malaka, sebelah timur berbatasan dengan kecamatan
Samalanga Kabupaten Bireun, sebelah selatan berbatasan langsung dengan
Kecamatan Tangse, Mane dan Geumpang Kabupaten Pidie. Sebelah barat berbatasan
langsung dengan Kecamatan Glumpang Tiga, Glumpang Baro, dan Kembang
Tanjong Kabupaten Pidie. Kabupaten Pidie Jaya ini memiliki sarana dan prasarana
pendukung guna membantu nelayan salah satunya yaitu PPI (Pangkalan Pendaratan
Ikan) Meureudu Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya (Fuadi et al., 2018).
Perikanan adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Perikanan merupakan salah satu sektor
yang memiliki pengaruh besar bagi perkembangan suatu daerah, karena segala
kegiatan yang ada di sektor perikanan mempengaruhi kehidupan masyarakat sekitar,
mulai dari sisi ekonomi, sosial dan budaya. Sektor perikanan memiliki peranan
strategis dalam pembangunan nasional. Indonesia dikenal sebagai negara maritim
terbesar di dunia ditinjau dari potensi sumberdaya alam,karena memiliki potensi
kekayaan sumberdaya perikanan yang relatif besar. Sektor perikanan juga menyerap
banyak tenaga kerja, mulai dari kegiatan penangkapan, budidaya, pengolahan,
distribusi dan perdagangan. Oleh karena itu, pembangunan sektor perikanan tidak
dapat diabaikan oleh pemerintah Indonesia (Triarso, 2012). Unit penangkapan ikan

1
merupakan bagian penting dari perikanan, salah satu unit penangkapan ikan yang
berpengaruh pada proses penangkapan adalah kapal perikanan.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya
sumberdaya alamnya, terutama dalam sektor perikanan. Tetapi sektor perikanan
masih memiliki kontribusi yang kecil. Melihat kondisi di Indonesia ini, perlu adanya
pengembangan di sektor perikanan, sehingga sektor perikanan bisa memiliki
kontribusi yang besar untuk perekonomian Indonesia. Untuk menumbuhkan sektor
perikanan Indonesia, perlu adanya sarana dan prasarana yang mendukung. Seperti
kapal perikanan dan alat-alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan penangkapan
ikan. Belakangan banyak kapal yang berlabuh dan menangkap ikan di pangkalan
pendaratan ikan (PPI) Meureudu, kapal yang di gunakan oleh nelayan tersebut
kebanyakan nelayan tidak mendaftar kapalnya ke Dinas Kelautan dan Perikanan
untuk di catat dan di data agar jumlah kapal khususnya di PPI Merdu, dan umumnya
seluruh kapal perikanan yang aktif dan berjalan di Pidie Jaya dapat di ketahui secara
pasti.
Kebutuhan sistem untuk mengelola database sangat diperlukan. Dahulu, orang-
orang membuat dan mengolah data masih dengan cara konvensional, dengan
menggunakan kertas dan alat pendukung lainnya. Hal tersebut dinilai konservatif,
belum efektif dan efisien karena banyaknya peralatan dan waktu yang harus
digunakan. Namun kehadiran teknologi saat ini memungkinkan pengolahan data
dilakukan dengan sebuah aplikasi database yang lebih praktis (Pramono, 2013;
Ramakrishnan, 2018). Tujuannya yaitu untuk mempermudah kegiatan mengelola
data, mengarsipkan data, menghasilkan informasi yang akurat, dan menyelesaikan
kegiatan yang berulang (Swara & Pebriadi, 2016). Selain itu, database memiliki
fungsi untuk mengorganisasi, menyimpan, mengubah, dan memperbarui data, serta
mendukung proses pengembalian data (Connolly & Begg, 2010). Aplikasi database
menjadikan pencarian data dapat dilakukan dengan lebih cepat dan meminimalisir
risiko kesalahan pada data. Aplikasi database juga membutuhkan ruang kecil untuk
menyimpan data sehingga biayanya menjadi lebih murah (Yuhefizard, 2008). Dengan
demikian, aplikasi database dalam sebuah kegiatan termasuk aktiivitas perikanan
tangkap yang menggunakan kapal sebagai alat untuk melakukan aktivitas operasi
penangkapn ikan sangat penting.

2
Sistem pangkalan data atau basis data (database) adalah kumpulan informasi yang
disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa
menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data
tersebut, terutama mengenai jumlah kapal yang aktif berlayar di Kabupaten Pidie
Jaya. Secara umum, database atau basis data berarti koleksi data yang saling terkait.
Secara praktis, basis data dapat dianggap sebagai suatu penyusun data yang terstruktur
yang disimpan dalam media pengingat (harddisk) yang tujuannya adalah agar data
tersebut dapat diakses dengan mudah dan cepat (Kadir, 2008).

1.2 Tujuan

Tujuan praktek lapangan kerja yang berjudul “Teknis Pembaruan Database


Jumlah Kapal Di Pidie Jaya Tahun 2022” sebagai berikut:

1. Mengetahui alur skema pendataan data kapal di Kabupaten Pidie Jaya


2. Mengetahui jumlah kapal yang aktif berlabuh di Kabupaten Pidie Jaya
3. Mengetahui GT kapal yang di pakai oleh nelayan untuk menangkap ikan di
Kabupaten Pidie Jaya
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktek lapangan kerja yang berjudul “Teknis Pembaruan Database
Jumlah Kapal Di Pidie Jaya Tahun 2022” adalah untuk menambah wawasan serta
informasi mengenai jumlah kapal yang berlayar di Kabupaten Pidie Jaya serta
mengetahui jenis kapal apa yang di pakai oleh nelayan untuk pengoperasian
penangkapan ikan serta bagaimana alur skema pendataan data kapal di Kabupaten
Pidie Jaya sebelum di simpan di dalam database komputer.

3
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI

2.1 Sejarah Singkat Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Meureudu

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Meureudu terletak di Desa Meunasah Balek,


Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya. Lokasi PPI ini berjarak ± 2 Km dari pusat
kota. PPI ini letaknya juga sangat dekat dengan Dinas Kelautan dan Perikanan. Fasilitas-
fasilitas yang terdapat di Pangkalan Pendaratan Ikan Meureudu meliputi TPI, dermaga,
pabrik es, SPBN dan warung. Tetapi, fasilitas-fasilitas tersebut ada sebagian yang tidak
dioperasikan di karenakan adanya berbagai kerusakan pada fasilitas tersebut.

Tahun 2004 terjadi tsunami yang sangat dahsyat sehingga mengakibatkan kerusakan
yang sangat parah terhadap fasilitas-fasilitas yang terdapat di PPI tersebut. Kuala tempat
pendaratan ikan terus dangkal akibat gempa tsunami dulu dan penumpukan sedimen.
Pembangunan kembali PPI tersebut dilakukan secara bertahap. Pangkalan Pendaratan
Ikan (PPI) Meureudu merupakan salah satu Pangkalan Pendaratan Ikan yang dimiliki oleh
masyarakat sebagai tempat bongkar muat hasil tangkapan para nelayan yang melakukan
penangkapan di wilayah tersebut.

Pangkalan pendaratan ini juga memudahkan para nelayan untuk mendaratkan hasil
tangkapan dengan mudah. Keberadaannya yang sangat dekat dengan Dinas Kelautan dan
Perikanan memudahkan nelayan untuk mengurus atau melapor jadwal keberangkatannya
untuk berlayar atau melaporkan hasil tangkapannya. Dinas Kelautan dan Perikanan ini
juga dapat memantau kegiatan yang dilakukan para nelayan pada saat membongkar hasil
tangkapan secara langsung.

2.2 Bidang dan Skala Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan Pidie Jaya

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan berdasarkan Qanun
Nomor 14 Tahun 2008 tentang susunan organisasi dan tata kerja dinas dan lembaga teknis
daerah kabupaten Pidie Jaya pada dinas kelautan dan perikanan pasal 9 disebutkan
susunan dan kedudukan struktur organisasi dan tata kerja dinas kelautan dan perikanan
kabupaten pidie jaya terdiri dari :

4
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat;
c. Bidang Pengelolaan Perikanan Tangkap dan Pesisir Pantai;
d. Bidang Perikanan Budidaya;
e. Bidang Pengawasan, Pengendalian Mutu dan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan;
f. UPTD;
g. Kelompok Jabatan Fungsional;

2.3 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Pidie Jaya

Bidang perikanan laut terdiri dari beberapa subbidang yaitu : prasarana dan sarana
penangkapan, pengembangan usaha dan pengelolaan pesisir pantai dan pengawasan
sumberdaya kelautan dan perikanan. Sedangkan bidang perikanan darat terdiri dari
beberapa subbidang yaitu : produksi dan pembenihan, perikanan budidaya dan penguatan
daya saing hasil perikanan. Kedua bidang tersebut saling berkaitan, dikarenakan dua
bidang tersebut merupakan bentuk dari kepedulian pemerintah terhadap sumberdaya
kelautan dan perikanan yang ada di perairan, sehingga sumberdaya tersebut akan tetap
berkelanjutan untuk generasi yang akan datang. Struktur Organisasi Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Pidie Jaya sebagai berikut :

Plt. Kepala Dinas


Kelautan dan Perikanan
Zulkarnaini, S. Pi

Kelompok Jabatan Unit Pelaksana


Fungsional Tugas Dinas

Sekretaris
Zulkarnaini, S. Pi

5
Kepala Subbag Penyusunan Kepala Subbag Umum
Program dan Keuangan dan Kepegawaian
Deky Haryadi, SE Misra, A. Md

Khairiah, A.Md Goestie Randa, S. Kom

Fathia Salsabila, S.Pi Miftahul Jannah, S.Tr. Pi

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan Pidie Jaya
Struktur Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan Pidie Jaya secara umum terdiri dari
kepala dinas kelautan dan perikanan, unit pelaksanaan tugas dinas, kelompok jabatan,
sekretaris, kepala subbag penyusunan program dan keuangan dan kepala subbag umum
dan kepegawaian

Kepala Bidang
Perikanan Darat
Rezal Munaldi, S. H

Kepala Seksi Produksi Kepala Seksi Kepala Seksi Penguatan


dan Pembenihan Perikanan Budidaya Daya Saing Hasil
Perikanan
Rajul Munir, S. Kel
Darlin Alfaridzi, S. St.Pi

Husaini Azwar, A. Md Fahmi Hidayah, S.Pi

T. Naufal Trisyahdar, S.Pi Azhar

Mukhtar
Khairunnisa, S.Kel

6
Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Bidang Perikanan Darat

Kepala Bidang Perikanan


Laut
Yulizar, S.Pi

Kepala Seksi Prasarana Kepala Seksi Pengembangan Kepala Seksi Pengawasan


dan Sarana Penangkapan Usaha dan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan
Pesisir Pantai Perikanan
Abdullah, S.Pi

Muhammad Irwansyah,
Busyra,
ah,A.Md.
S.Pi Pel
SE Robby Khairul Umam,
S.Tr.Pi
M. Rizki Fazillah, S.Kel Aris Munandar, S.Pi

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Bidang Perikanan Laut

7
BAB III
METODE KERJA

3.1 Waktu dan tempat

Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan mulai tanggal 13 Juli 2022 sampai tanggal
06 Agustus 2022 yang bertempat di Dinas Kelautan dan Perikanan Meureudu, Kabupaten
Pidie Jaya.

Gambar 3.1 Peta lokasi PKL

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan Bahan yang digunakan selama Praktek Kerja Lapangan di Dinas Kelautan
dan Perikanan adalah sebagai berikut:

8
Tabel 3.3 Alat dan Bahan
No Alat dan Bahan Jumlah
1. Laptop 1 unit
2. Kamera 1 unit
3. Alat tulis Seperlunya

3.3 Metode dan Proses Kerja

Metode dan proses kerja yang dilakukan pada kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini
adalah metode observasi dan wawancara di lapangan. Metode observasi dilakukan
dengan melakukan pengamatan langsung mengenai kegiatan di Dinas Kelautan dan
Perikanan bidang perikanan laut serta melakukan wawancara. Proses wawancara
dilakukan dengan staf-staf di Dinas Kelautan dan Perikanan dan nelayan terutama di
pangkalan pendaratan ikan (PPI) Meuredu serta Panglima Laot di setiap lhok di
Kabupaten Pidie Jaya.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tujuan utama dari basis data (database) adalah untuk mengatur data atau
mengorganisasikan data agar diperoleh kemudahan, ketepatan dan kecepatan dalam
pengambilan keputusan kembali. Tujuan kedua adalah untuk meminimalisir adanya
redundansi (kerangkapan data) dan menjaga data tetap konsisten. Dan yang terakhir
adalah peraturan dalam pemilihan data yang sesuai dengan fungsi dan jenisnya yang
berkaitan dengan kapal perikanan yang ada di Kabupaten Pidie Jaya. Berikut alur
proses pengambilan data kapal yang di lakukan oleh pendata di Kabupaten Pidie Jaya
tahun 2022 yaitu :

Pertemuan dengan
nelayan dan
Dinas Kelautan Panglima Laot di
dan Perikanan setiap lhok

Pengunggahan data
hasil wawancara
dalam database
komputer

Perekapan data hasil Wawancara


wawancara antara pendata dengan
nelayan dan nelayan dan
Panglima Laot di Panglima Laot di
setiap lhok Kabupaten Pidie
Jaya

Gambar 4.1 Skema proses pendataan kapal di Kabupaten Pidie Jaya tahun 2022

10
4.2 Pembahasan
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya
sumberdaya alamnya, terutama dalam sektor perikanan. Tetapi sektor perikanan masih
memiliki kontribusi yang kecil. Melihat kondisi di Indonesia ini, perlu adanya
pengembangan di sektor perikanan.Sehingga sektor perikanan bisa memiliki kontribusi
yang besar untuk perekonomian Indonesia. Untuk menumbuhkan sektor perikanan
Indonesia, perlu adanya sarana dan prasarana yang mendukung. Seperti kapal perikanan
dan alat-alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan.
Kapal merupakan alat transportasi laut. Kapal merupakan kendaraan pengangkut
penumpang dan barang di laut seperti halnya sampan, atau perahu yang lebih kecil. Kapal
biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil seperti sekoci. Sedangkan dalam
istilah Inggris, dipisahkan antara ship yang lebih besar dan boat yang lebih kecil. Secara
kebiasaanya, kapal dapat membawa perahu tetapi perahutidak dapat membawa kapal.
Ukuran sebenarnya dimana sebuah perahudisebut kapal selalu ditetapkan oleh Undang-
undang dan peraturan atau kebiasaan setempat. Berabad-abad kapal digunakan oleh
manusia untuk mengarungi sungai lautan yang diawali oleh penemuan perahu. Biasanya,
manusia pada lampau menggunakan kano, rakit, ataupun perahu. Semakin besar
kebutuhan akan daya muat maka dibuatlah perahu atau rakit yang berukuran lebih besar
yang dinamakan kapal.
Kapal perikanan didefinisikan sebagai kapal atau perahu atau alat apung lainnya yang
digunakan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan termasuk melakukan survei atau
eksplorasi perikanan. Kapal penangkap ikan adalah kapal yang secara khusus
dipergunakan untuk menangkap ikan termasuk menampung, menyimpan, mendinginkan
atau mengawetkan. Kapal pengangkut ikan adalah kapal yang secara khusus
dipergunakan untuk mengangkut ikan termasuk memuat, menampung menyimpan,
mendinginkan atau mengawetkan. Berdasarkan defenisi-definisi tersebut di atas, maka
dapat diketahui bahwa kapal ikan sangat beragam dari kekhususan penggunaannya
hingga ukurannya. Untuk jenis alat tangkap ikan yang digunakan dalam mendukung
operasi penangkapan ikan ada banyak sekali. Selain dari bentuk dan karakteristik kapal
yang telah ditentukan berdasarkan acuan untuk pembuatan kapal ikan yang pada
umumnya didasarkan pada jenis ikan yang akan ditangkap.

11
4.1.1 Pertemuan Pendata Dengan Nelayan dan Panglima Laot Di Setiap Lhok
Pendataan kapal yang di lakukan oleh pendata untuk mengetahui jumlah armada
kapal di Kabupaten Pidie Jaya yang aktif berlayar untuk melakukan aktivitas
penangkapan ikan di lakukan dengan wawancara, wawancara tersebut melibatkan
nelayan setempat serta Panglima Laot (peran Panglima Laot untuk mengatur aktivitas
kenelayanan juga tetap berfungsi dalam batas-batas tertentu). Selanjutnya pendata
melakukan pertemuan dengan nelayan di keseluruhan tempat pelelangan ikan dan
pangkalan pendaratan ikan di Pidie Jaya yang berjumlah 8 Kecamatan di Pidie Jaya yaitu
Kecamatan Bandar Baru, Bandar Dua, Jangka Buya, Meureudu, Trienggadeng, Panteraja,
Meurah Dua dan Kecamatan Ulim untuk mewawancarai nelayan dan Panglima Laot
mengenai perkapalan.
Pendata juga menemui Panglima Laot di setiap lhok di wilayah Kabupaten Pidie Jaya
yang di pimpinnya mengenai perkapalan di daerah kuasaanya, lhok adalah wilayah
kewenangan Panglima Laot berbasis satuan lokasi. Satuan tersebut bisa merujuk pesisir
tempat nelayan melabuhkan perahu, menjual ikan, atau berdomisili. Konsepsi Lhok bisa
mencakup wilayah satu kampung atau gabungan kampung, kecamatan/mukim, bahkan
satu gugus kepulauan. Pengertian Lhok bisa diartikan dengan sebuah teluk, muara, tepian
pantai, atau terusan yang menjorok kearah darat. Secara terminologi, Lhok merupakan
suatu wilayah yang didiami sekelompok nelayan dengan seorang pemimpin yang dipilih
dan ditugaskan untuk mengelola wilayah kelola laut, pemimpin tersebut di namakan
dengan Panglima Laot.

4.1.2 Wawancara Pendata dengan Nelayan dan Panglima Laot


Wawancara yang di lakukan oleh pendata untuk mengetahui jumlah kapal yang aktif
berlayar di Kabupaten Pidie Jaya, di lakukan langsung di tempat pelelangan ikan dan
pangkalan pendaratan ikan waktu nelayan habis melaut dan ketika nelayan lagi
beristirahat dan Panglima Laot di tempatnya. Pertanyaaan yang di tanyakan oleh pendata
mengenai kapal meliputi, ada berapa jumlah perahu papan yang berukuran kecil berapa,
yang berukuran sedang berapa,dan yang berukuran besar ada berapa unit di setiap PPI
dan TPI yang ada di setiap Kecamatan. Selanjutnya pertanyaan yang di tanya adalah ada
memakai motor tempel dan kalau ada berapa jumlah motor tempel tersebut di karenakan
banyak nelayan yang memakai kapal atau boat-boat ketika nelaut yang berukuran kecil

12
sehingga memerlukan motor tempel untuk menggerakkkan boatnya. Dan pertanyaan
selanjutnya adalah pendata menanyakan berapa GT (gross tonnage) kapal motor yang di
pakai oleh nelayan di tempat tersebut dan pendata juga meninjau kapal tersebut di
lapangan, karena biasanya di kapal ada tertulis berapa GT kapal tersebut.

4.1.3 Perekapan Data Hasil Wawancara Pendata dengan Nelayan dan Panglima
Laot
Berdasarkan data hasil wawancara pendata antara nelayan dengan panglima laot
setelah melakukan pertemuan di dapatkan data sebagai berikut ada 8 Kecamatan di Pidie
Jaya, jumlah kapal keseluruhan di Pidie Jaya adalah 701 kapal, jumlah armada kapal
paling banyak di Kecamatan Meureudu dengan jumlah kapal kapal mencapai 128 buah
kapal, sedangkan kecamatan terendah yang memiliki jumlah armada kapal adalah
Kecamatan Ulim dengan jumlah kapal mencapai 86 kapal. Di susul Kecamatan Bandar
Baru jumlah kapalnya adalah 58, Kecamatan Pante Raja jumlah kapalnya 89, Kecamatan
Trienggadeng jumlah kapalnya 112, Kecamatan Meurah Dua jumlah kapalnya 101, dan
Kecamatan Jangka Buya jumlah kapalnya 127.
Ukuran kapal motor atau jumlah gross tonnage (gt) yang di gunakan oleh nelayan di
Kabupaten Pidie Jaya yang berukuran 5 gt ke bawah dari total seluruh Kecamatan
sebanyak 276 unit, sedangkan kapal yang berukuran 5 sampai 10 gt dari total seluruh
Kecamatan sebanyak 45 unit, untuk kapal yang berukuran 10-20 gt yang hanya ada di
Kecamatan Meureudu sebanyak 13 unit, untuk ukuran kapal yang berukuran 20-30 gt itu
hanya ada di Kecamatan Meureudu dan Jangka Buya dengan berjumlah 14 unit kapal.
Sedangkan untuk ukuran kapal yang tergolong dengan kapal besar yang bisa berminggu
di laut dengan ukuran gt kapal 30-50 gt hanya ada di Kecamatan Meureudu sebanyak 7
unit kapal, untuk kapal yang berukuran 50-100 gt hanya ada di Kecamatan Meureudu
sebanyak 6 unit kapal saja. Berdasarkan data yang di dapatkan bahwa Kecamatan
Meureudu mempunyai kapal yang lengkap dari kapal yang kecil sampai kapal yang
tergolong besar yang bisa berlayar sampai berminggu-minggu, dari kapal yang yang
berukuran 5 gt ke bawah sampai 50-100 gt. Berdasarkan data di atas juga, bahwa di
Kabupaten Pidie Jaya nelayan banyak menggunakan kapal yang berukuran kecil atau
yang kapal boat.

13
Berdasarkan data yang di dapatkan bahwa nelayan ketika melaut banyak di antara
mereka yang menggunakan boat yang kecil, maka nelayan membutuhkan motor tempel
untuk kebutuhan menangkap ikan. Mesin tempel adalah mesin penggerak yang dipakai
oleh perahu sehingga banyak orang juga yang menyebutnya dengan nama “mesin perahu
tempel”. Mesin ini terdiri dari mesin penggerak, transmisi, dan jet air. Selain untuk
menggerakkan, mesin tempel juga berfungsi untuk mengendalikan perahu/kapal dengan
memutar mesin pada suatu sumbu. Mesin tempel diletakan pada buritan perahu. Mesin
ini menggunakan mesin 2 tak, 4 tak atau pun dengan mesin diesel. Seiring
berkembangnya teknologi, mesin ini juga sudah berkembang dengan menggunakan mesin
listrik untuk kapal ukuran kecil. Jumlah keseluruhan motor tempel di Kabupaten Pidie
Jaya sebanyak 75 buah, dengan perincian di paling banyak di Jangka Buya sebanyak 33
buah, di ikuti oleh Meureudu sebanyak 24 buah, dan di susul oleh Meurah Dua sebanyak
18 buah motor tempel, sedangkan untuk daerah lainnya tidak ada.
Kecamatan Meureudu bisa memungkinkan menjadi Kecamatan yang paling banyak
menghasilkan ikan hasil tangkapan di karenakan memiliki banyak variasi kapal dari
terkecil sampai 100 gt di bandingkan dengan Kecamatan lainnya, dan cuma di Kecamatan
Meureudu yang mempunyai kapal yang berukuran 30 GT ke atas di Kabupaten Pidie Jaya.
Akan tetapi, cuaca juga mempengaruhi hasil tangkapan nelayan, jikalau cuaca buruk,
nelayan tidak dapat berlabuh untuk menangkap ikan, sehinnga stok ikan menipis dan
kurang di pasaran.

14
4.1.4 Pengunggahan Data Dalam Database
Era digital sekarang, perangkat keras seperti handphone, komputer, laptop, dan
lainnya digunakan oleh hampir seluruh umat manusia. Setiap hari kita selalu mengakses
berbagai aplikasi secara online ataupun offline. Sebelum itu semua terjadi, tahukah kamu
bahwa di balik itu semua terdapat sistem proses penyimpanan data yang biasa disebut
dengan database. Database atau basis data adalah kumpulan data yang dikelola
sedemikian rupa berdasarkan ketentuan tertentu yang saling berhubungan sehingga
mudah dalam pengelolaannya. Melalui pengelolaan basis data tersebut pengguna dapat
memperoleh kemudahan dalam mencari informasi, menyimpan informasi dan membuang
informasi. Hal tersebut juga sama halnya mengenai jumlah kapal yang ada di Kabupaten
Pidie Jaya, untuk mengetahui berapa jumlah armada perikanan tangkap.

15
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapat dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Langkah-langkah atau skema yang di lakukan pendata untuk pendataan jumlah
kapal di Kabupaten Pidie Jaya yang pertama adalah menemui langsung nelayan
setempat serta Panglima Laot di setiap lhok yang berada di Kabupaten Pidie Jaya
kemudian mewawancarainya dan pendata mencatat hasil wawancara tersebut,
setelah data di dapatkan, maka pendata merekap data tersebut di komputer
menggunakan aplikasi Microsoft Excel untuk memudahkan perekapan data, dan
data tersebut di simpan di database.
2. Jumlah kapal keseluruhan di Pidie Jaya adalah 701 kapal, jumlah armada kapal
paling banyak di Kecamatan Meureudu dengan jumlah kapal kapal mencapai 128
buah kapal, sedangkan kecamatan terendah yang memiliki jumlah armada kapal
adalah Kecamatan Ulim dengan jumlah kapal mencapai 86 kapal.
3. Kapal atau boat yang sering di gunakan oleh nelayan untuk menangkap ikan
berada di sikaran 5 GT ke bawah sampe 20 GT, untuk kapal yang 20 GT ke atas
sampai 50-100 GT hanya sebanyak 29 unit kapal saja
5.2 Saran
Semoga Dinas Kelautan dan Perikanan Pidie Jaya, lebih baik untuk ke depannya dan
lebih maju ke depannya dan lebih hebat lagi ke depannya dalam hal pendataan perikanan,
dan dalam hal lainnya baik berhubungan dengan masyarakat atau pun dinas terkait.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir. 2008. Tujuan Praktis Belajar Database Menggunakan MySQL, C.V. Offset,
Yogjakarta.
Connolly, T., & Begg, C. (2010). Database Systems: A Practical approach to design
implementation, and management. Boston: Pearson Education.
Hutauruk. M. R. 2012. Rancang Bangun Kapal Perikanan. Faperika. Universitas Riau,
Pekanbaru
Pramono, T. (2013). Serial membangun database sekolah sistem informasi perpustakaan
dengan microsoft access 2010. Yogyakarta: PT Skripta Media Creative.
Rachman, A.,M.N. Misbah, M. Wartono. 2012. Kesesuaian Ukuran Konstruksi Kapal
Kayu Nelayan di Pelabuhan Nelayan (PN) Gresik menggunakan Aturan Biro
Klasifikasi Indonesia (BKI). Jurnal TeknikITS, 1:84-87.
Ramakrishnan, R. (2018). Database management systems. New York: McGraw-Hill.
Rohiat, & Saridewi, A. (2008). Manajemen sekolah :teori dasar dan praktik.
Bandung: Refika Aditama.
Sutrisno, R. A. dan Pribadi, T. W. (2012). Produksi Kapal Ikan Tradisional dengan Kulit
Lambung dan Geladak Kayu Laminasi serta Konstruksi Gading dan Geladak
Aluminium. Jurnal Teknik ITS, Vol. 1 (1): G-98 – G-103
Swara, G. Y., & Pebriadi, Y. (2016). Rekayasa perangkat lunak pemesanan tiket bioskop
berbasis web. Jurnal TEKNOIF, 4(2), 27–39.
Yuhefizard. (2008). Database management menggunakan microsoft access 2003. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo.

17
LAMPIRAN

1. Lampiran hasil
Perahu Papan Ukuran Kapal Motor
Motor
No Kecamatan Jumlah
Kecil Sedang Besar Tempel < 5 GT 5-10 GT 10-20 GT 20-30 GT 30-50 GT 50-100 GT
1 Bandar Baru 58 25 0 0 33 0 0 0 0 0 0
2 Panteraja 89 30 0 0 0 30 29 0 0 0 0
3 Trienggadeng 112 58 0 0 0 54 0 0 0 0 0
4 Meureudu 128 0 0 0 24 72 4 13 2 7 6
5 Meurah Dua 101 0 0 0 18 75 8 0 0 0 0
6 Ulim 86 70 0 0 0 15 1 0 0 0 0
7 Jangka Buya 127 80 0 0 0 30 3 0 14 0 0
Total 701 263 0 0 75 276 45 13 16 7 6

Jumlah armada perikanan tangkap Kabupaten Pidie Jaya tahun 2022

2. Lampiran kegiatan

Gambar 1. Kondisi di PPI Meureudu Gambar 2. Salah satu kapal di PPI

18
Gambar 3. Peninjauan serta wawancara Gambar 4. Kapal yang baru pulang dari berlabuh
dengan nelayan

Gambar 5. Boat kecil yang pulang berlabuh Gambar 6. Proses penginputian data

Gambar 7. Penyerahan nilai oleh kabid perikanan laut Gambar 8. Ikut serta apel bersama

19
Gambar 9. Foto bersama dengan kabid perikanan laut dan pembimbing lapangan
serta pembimbing laporan

3. Lampiran log book

Gambar 10. Salah satu lampiran log book

20

Anda mungkin juga menyukai