Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU

PROPINSI SULAWESI SELATAN

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN


KOMPLEK PERKANTORAN PEMKAB LUWU
JL. JENDERAL SUDIRMAN NO. 1 BELOPA 91994
TELP./FAX [0471] 3314508
E-mail : kelautanperikananluwu@gmail.com

PROPOSAL
PENGEMBANGAN SARANA
PENANGKAPAN IKAN

1 50
KATA PENGANTAR

Lahirnya otonomi yang lebih luas melalui Undang-undang No 32 tahun 2004


yang telah diganti dengan Undang-undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (UUPD), telah memberikan mandat dan kewenangan kepada Pemerintah
Daerah untuk mengelola pemanfaatan sumber daya pesisirnyasecara berkelanjutan.
Disamping itu, dengan disahkannya Undang-undang No. 31 tahun 2004 tentang
Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 45 tahun 2009juga
memberikan dasar hukum yang kuat bagi Pemerintah Daerah dalam mengatur dan
mengendalikan kegiatan perikanan di wilayah pesisir.

Pemerintah Kabupaten Luwu mencanangkan kebijakan sektor perikanan dan


kelautan yang memanfaatkan sumberdaya pesisir dan lautan sebagai salah satu
modal dasar pembangunan daerah. Sumberdaya pesisir diharapkan berperan dalam
mendukung pembangunan ekonomi daerah, menciptakan lapangan kerja,
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Sumberdaya pesisir
mempunyai keunggulan komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan
beraneka ragam. Namun demikian keunggulan komporatif tersebut perlu didukung
oleh kemampuan kompetitif, berupa penguasaan teknologi untuk menghasilkan
produk barang dan jasa yang berkualitas dan ramah lingkungan.

Pembangunan wilayah pesisir Kabupaten Luwu diarahkan pada upaya


pemeliharaan dan pengembangan potensi sumberdaya alam serta pemberdayaan
masyarakat pembudidaya ikan, nelayan, dan masyarakat pesisir lainnya melalui
penyediaan prasarana dan sarana penunjang kegiatan agrobisnis dan agroindustri
serta penguasaan teknologi yang ramah lingkungan. Dewasa ini salah satu tantangan
yang dihadapi dalam pembangunan sektor perikanan dan kelautan adalah
keterbatasan anggaran Pemerintah Daerah untuk membangun prasarana fisik dan
sarana penunjang untuk meningkatkan produktifitas kegiatan perikanan tangkap dan
budidaya perikanan. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kami mengajukan
proposal ini untuk mendapatkan bantuan pendanaan dari Pemerintah Pusat untuk
merealisasikannya. Terima Kasih.

Belopa, 08 Desember 2015

KEPALA DINAS,

Ir. SUHARJONO MAPPE ANWAR, M.Si


Pkt. Pembina Utama Muda
NIP. 19630610 199003 1 016

ii
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Luwu
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………….………… ii

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………………… 1

1.1. Latar Belakang ………………………………………………………………………………………… 1


1.2. Maksud dan Tujuan ………………………………………………………………………………… 2
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH …………………………………………………………………….. 3
2.1. Letak Geografis ….…………………………………………………………………………………… 3
2.2. Luas Wilayah …………………………………………………………………………………………… 3
2.3. Keadaan Penduduk ………………………………………………………………………………….. 3
BAB III. PROFIL PERIKANAN TANGKAP ..................................................... 4
3.1. Armada Penangkapan Ikan ............................................................. 4
3.2. Alat Tangkap ................................................................................ 5
3.3. Daerah Penangkapan ……………………………………………………………………………… 5
3.4. Produksi …………………………………………………………………………………………………… 6
3.5. Prasarana Penunjang ...................................................................... 6
BAB IV. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI ……………………………………………………….. 7
BAB V. UPAYA PEMECAHAN MASALAH ...................................................... 9
BAB VI. PENUTUP ............................................................................. 10

LAMPIRAN

iii
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Luwu
bab I

pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Selaras dengan perkembangan zaman dewasa ini, kegiatan pembangunan di


berbagai sektor terus berlangsung baik di pusat maupun di daerah. Dengan
memperhatikan besarnya potensi sumberdaya pesisir dan lautan serta SDM yang ada,
Pemerintah Kabupaten Luwu meprioritaskan sektor perikanan dan kelautan menjadi
salah satu sektor andalan untuk terus memacu roda pembangunan di daerah ini.
Antara lain dengan memberikan perhatian khusus pada kegiatan perikanan budidaya
dan perikanan tangkap yang banyak menyerap tenaga kerja dan memberikan
kontribusi nyata bagi pengembangan perekonomian daerah.

Langkah-langkah strategis yang diambil oleh Pemerintah Daerah menyangkut


pengembangan kegiatan perikanan tangkap dan perikanan budidaya antara lain :
1. Mengoptimalkan kegiatan perikanan tangkap sesuai potensi lestari melalui
penerapan teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan.

2. Pembangunan perikanan budidaya berbasis wilayah dan komoditas unggulan


melalui penerapan teknologi budidaya sesuai dengan daya dukung lingkungan
dan kesiapan masyarakat setempat dalam adopsi teknologi.

3. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat nelayan dan


pembudidaya ikan dalam penanganan dan pengolahan hasil perikanan.

4. Pemberdayaan masyarakat melalui usaha mikro kecil, menengah dan koperasi


dalam bentuk penyediaan modal investasi, modal kerja, bantuan teknis, bantuan
manajemen, pembinaan, pendampingan dan pengembangan teknologi.

5. Memfasilitasi hubungan antara pengusaha perikanan, nelayan individu, koperasi


dan kelompok usaha bersama (KUB) dengan sumber-sumber perbankan
nasional.

6. Pengembangan prasarana dan sarana pendukung kegiatan perikanan, tangkap


(pangkalan / tempat pendaratan ikan dan motorisasi perahu / kapal nelayan)
dan budidaya perikanan (saluran irigasi dan drainase pertambakan).

7. Peningkatan pengawasan, pengendalian dan pemantauan terhadap kegiatan


pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut, baik oleh aparat terkait maupun
sistim pengawasan masyarakat (siswasmas).

1
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Luwu
8. Peningkatan daya dukung dan kualitas SDA melalui rehabilitasi dan konservasi
ekosistem pesisir untuk menunjang pembangunan perikanan, pariwisata bahari
dan kegiatan lainnya secara berkelanjutan.

Mencermati hal-hal tersebut di atas serta kondisi keuangan Pemerintah yang


terbatas, maka Pemerintah Kabupaten Luwu berupaya untuk terus mengembangkan
kegiatan usaha baik skala kecil, menengah maupun besar. Salah satu kebijakan yang
diambil adalah dengan membangun prasarana dan sarana pendukung bagi
peningkatan produktifitas kegiatan perikanan budidaya dan perikanan tangkap dengan
tetap mempertimbangkan aspek prioritas dalam pelaksanaannya. Disamping itu,
Pemerintah Daerah juga akan memberikan kemudahan-kemudahan kepada pihak
swasta untuk lebih menggairahkan iklim investasi di daerah ini, termasuk kegiatan
usaha pada sektor perikanan.

1.2. Maksud dan Tujuan

a. Maksud

Proposal ini memuat gambaran kondisi pembangunan sub-sektor perikanan


tangkap di Kabupaten Luwu, baik potensi sumberdaya maupun langkah-langkah
strategis yang diambil Pemerintah Daerah untuk merealisasikannya. Adapun
pengajuan Proposal ini dimaksudkan sebagai dasar pertimbangan bagi Pemerintah
Pusat untuk memberikan bantuan pembiayaan program pengembangan perikanan
tangkap, khususnya pembangunan sarana penangkapan ikan, dalam rangka
peningkatan pembinaan dan pendapatan masyarakat pesisir.

b. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dengan tersedianya sarana penangkapan ikan yang
lebih moderen berupa kapal motor nelayan dengan alat tangkap dan alat bantu
penangkapan ikan adalah (i) untuk meningkatkan kemampuan nelayan untuk
melakukan kegiatan penangkapan ikan ke daerah potensi ikan (laut lepas) sehingga
tekanan eksploitasi terhadap sumberdaya ikan di wilayah pesisir dapat dikurangi;
(ii) meningkatkan produksi perikanan tangkap, khususnya untuk ikan-ikan pelagis

2
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Luwu
besar; dan (iii) menciptakan peluang pengembangan usaha skala mikro dan kecil
masyarakat pesisir lainnya.

bab II

gambaran umum wilayah

2.1. Letak Geografis

Secara geografis Kabupaten Luwu terletak di pesisir Teluk Bone Propinsi


Sulawesi Selatan, pada posisi 259’ - 344’ Lintang Selatan dan 11998’ - 12025’
Bujur Timur. Kabupaten Luwu berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Kabupaten
Sidenreng Rappang di sebelah Selatan, Kabupaten Luwu Utara disebelah Utara, Teluk
Bone di sebelah Timur, dan di sebelah Barat berbatasan masing-masing dengan
Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Enrekang.

2.2. Luas Wilayah

Setelah mengalami proses pemekaran wilayah sebanyak dua kali, luas


2
wilayahnya menjadi 3.000,25 Km , sedangkan panjang garis pantai menjadi 139,92
Km. Jarak Ibukota Kabupaten (Belopa) dari Kota Makassar kurang lebih 300 Km ke
arah utara dengan waktu tempuh perjalanan darat sekitar 7 jam atau 1 jam
perjalanan dengan pesawat udara. Secara administratif terdapat 22 wilayah
Kecamatan, dimana 11 Kecamatan diantaranya berada di wilayah pesisir dengan
jumlah desa pantai sebanyak 45 desa pantai.

2.3. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Luwu pada tahun 2013 yang lalu sekitar 343.793
jiwa, dimana 209.106 jiwa (60%) penduduk bermukim di kecamatan pesisir.
Sebagaimana lazimnya kondisi wilayah pesisir lain, jenis mata pencaharian penduduk
yang berdiam di wilayah pesisir Kabupaten Luwu juga banyak didominasi oleh bidang
perikanan, disamping pertanian. Untuk sektor perikanan dan kelautan, mata
pencaharian kepala keluarga di wilayah pesisir Kabupaten Luwu pada umumnya

3
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Luwu
terbagi ke dalam dua kelompok besar yakni nelayan dan pembudidaya ikan. Untuk
tahun 2013, jumlah nelayan sebanyak 3.240 RTP dan pembudidaya ikan 3.270 RTP.

bab III

profil perikanan tangkap

Kegiatan perikanan tangkap tersebar luas di wilayah perairan laut Kabupaten


Luwu (4 mil kearah laut dari garis pantai saat surut terendah). Kecenderungan
konsentrasi daerah penangkapan ikan adalah di daerah sekitar perairan pesisir
Kecamatan Bua, Ponrang, Belopa, Suli, Larompong dan Larompong Selatan, hingga
mencapai daerah sekitar Sulawesi Tenggara.

1. Armada Penangkapan Ikan

Nelayan melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan beragam jenis alat


tangkap dan berbagai tipe perahu dan kapal. Potensi perahu / kapal penangkap ikan
pada tahun 2014 berjumlah 1.223 unit, yang terdiri dari perahu tanpa motor 100 unit,
perahu motor tempel 318 unit, dan kapal motor sebanyak 805 unit. Umumnya kapal
motor berukuran < 5 gross ton (GT). Terdapat 15 unit kapal motor berukuran 10 – 20
GT dengan alat tangkap jaring lingkar bertali kerut (purse seine) dan kapal motor
berukuran diatas 30 GT dengan alat tangkap Huhate (pole and line) sebanyak 7 unit.
Sampai saat ini nelayan mengalami kesulitan untuk mengadakan kapal motor dengan
bobot 5 hingga 30 GT, karena terhambat masalah permodalan.

2. Alat Tangkap

Sesuai dengan kondisi perairan laut di daerah tropis yang dicirikan dengan
tingginya tingkat keanekaragaman hayatinya, sehingga jenis peralatan untuk
menangkap ikan yang ada di Kabupaten Luwu pun sangat bervariasi. Secara umum
alat tangkap yang digunakan oleh nelayan adalah alat tangkap baik untuk ikan
demersal (hidup didasar atau dekat dasar perairan) maupun ikan pelagis (perenang
cepat).

Pada tahun 2014, jumlah alat tangkap yang dimiliki nelayan sebanyak 2.389
unit. Peralatan yang paling banyak digunakan oleh para nelayan untuk menangkap

4
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Luwu
ikan adalah jaring insang (small gill net), pancing, sero, rawai tuna dan huhate.
Disain khusus dan pengembangan dari ketiga jenis alat tangkap tersebut disesuaikan
dengan lokasi penangkapan ikan dan cara pergerakan (ruaya) dari jenis ikan yang
akan ditangkap serta teknologi yang ada.

Pada Umumnya nelayan tradisional yang menggunakan alat tangkap yang


bersifat statis, seperti misalnya Sero dan Bagang (bagang perahu dan bagang drum).
Alat tangkap jenis ini bersifat pasif dan hanya menggantungkan hasil tangkapannya
pada kondisi perairan pada waktu tertentu. Berbeda dengan kedua alat tangkap
tersebut, sebagian nelayan berinisiatif untuk mengembangkan alat tangkap jenis
bagan dengan mengkombinasikannya dengan perahu, sehingga alat tangkap mudah
dipindahkan (mobile) untuk mendekati fishing ground. Data mengenai jenis dan
jumlah alat penangkapan ikan di Kabupaten Luwu tahun 2014 ditampilkan pada Tabel
1.

Tabel 1. Jenis alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan ikan di
Kabupaten Luwu tahun 2014

No. ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT BANTU JUMLAH


1. Bagan Apung 126 Rumpon 51
2. Huhate 175 Fish Finder 24
3. Jaring Insang 441 GPS 14
4 Pancing 1463    
5 Pukat Cincin 14    
6 Rawai Tetap 80    
7 Pancing Ulur/Handline 216    
8 Bagan Tancap 10    
9 Bandrong 52    
10 Sero 544    
11 Pukat Rajungan 10    
12 Rawai Dasar 5    
13 Payang 23    
14 Bubu 43    
J U M L A H 3.202   89

3. Daerah Penangkapan Ikan

Daerah penangkapan ikan (fishing ground) adalah lokasi perairan laut dimana
para nelayan melakukan operasi penangkapan ikan. Jauhnya wilayah operasi nelayan
menangkap ikan ditentukan oleh kemampuan perahu / kapal dan jenis alat tangkap
yang dimiliki. Sebagian besar kegiatan nelayan masih terkonsentrasi pada perairan
pantai hingga 4 mil laut dari tempat asalnya (fishing base), sesuai dengan

5
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Luwu
kemampuan jelajah perahu motor tempel. Fishing ground bagi nelayan dengan kapal
motor dan alat tangkap pole and line tidak hanya terbatas pada perairan Teluk Bone
saja, akan tetapi hingga ke wilayah perairan Propinsi Sulawesi Tenggara.

4. Produksi

Potensi perikanan laut berupa ikan-ikan pelagis dan demersal. Total produksi
perikanan tangkap pada tahun 2010 sebanyak 15.498,6 ton. Jenis–jenis ikan laut
hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) dan
konsentrasi nelayan dalam wilayah Kabupaten Luwu antara lain : Tuna, Cakalang,
Kembung, Tenggiri, Tongkol, Layang, Bambangan, Kerapu / sunu, Peperek, Bawal,
Bandeng, Selar, Belanak, Teri, Lamuru, Udang Putih, Udang Windu, Cumi-cumi,
Kepiting, Teripang, Lobster dan Malaja (merupakan spesies yang endemik di
Kabupaten Luwu).

Jumlah hasil tangkapan nelayan setiap tahunnya diperkirakan masih dibawah


potensi lestari sumberdaya ikan (maximum sustainable yield) yang ada, karena
sebagian besar armada penangkapan ikan hanya mampu beroperasi di perairan pantai
dan dengan frekwensi melaut yang relatif terbatas. Kondisi ini merupakan dampak
dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (terutama Solar) ditingkat pengecer.
Meningkatnya biaya operasional yang ditanggung oleh nelayan belum dapat ditutupi
oleh hasil tangkapan mereka. Untuk mengatasi kendala tersebut Pemerintah
Kabupaten Luwu bekerjasama dengan Departemen Kelautan dan Perikanan telah
mendirikan 1 unit fasilitas Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) di TPI Ponrang.

5. Prasarana Penunjang

Pemerintah Kabupaten Luwu telah menyediakan dan mengatur tempat-tempat


khusus bagi nelayan untuk mendaratkan dan menjual ikan hasil tangkapannya.
Sampai dengan tahun 2010 sarana pendukung kegiatan usaha perikanan tangkap
yang telah dibangun adalah 8 (delapan) unit Tempat Pendaratan Ikan (TPI), 1 (satu)
Unit Pangkalan Pendaratan Ikan melalui Dana Dekonsentrasi Pemerintah Propinsi
Sulawesi Selatan. Dari 8 TPI tersebut 2 diantaranya, yaitu TPI Ulo-Ulo dan TPI
Balambang diprioritaskan penyelesaian pembangunannya pada tahun anggaran 2010
melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Demikian pula
dengan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Bonepute yang dibangun melalui dana

6
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Luwu
dekonsentrasi hingga saat ini belum rampung akibat keterbatasan alokasi anggaran
dari pusat. Disamping TPI tersebut, nelayan juga mendaratkan hasil tangkapannya
pada 15 titik konsentrasi nelayan yang tersebar pada 9 (sembilan) wilayah kecamatan
pesisir.

bab IV

permasalahan yang dihadapi

Dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumberdaya ikan dan peningkatan


produksi dan produktifitas usaha nelayan maka perlu untuk mencermati beberapa
permasalahan mendasar untuk mendapatkan perhatian. Permasalahan dimaksud
antara lain :

1. Terkonsentrasinya kegiatan penangkapan ikan di wilayah pantai menyebabkan


tingginya tingkat eksploitasi sumberdaya ikan, khususnya ikan pelagis kecil. Hal
ini ditandai dengan menurunya jumlah tangkapan ikan dan semakin kecilnya
ukuran ikan yang didaratkan oleh nelayan.

2. Sebagaian besar armada penangkapan ikan yang ada kapasitasnya relatif masih
kecil yakni antara 1 – 3 Gross Ton. Kapasistas tersebut menunjukkan bahwa
kegiatan penangkapan ikan terkonsentrasi di daerah pesisir, sehingga tingkat
pemanfaatan potensi sumber daya ikan (sdi) khususnya ikan pelagis besar relatif
masih rendah.

3. Alat tangkap ikan yang digunakan nelayan umumnya berupa pancing, jaring
insang (pukat), dan jaring angkat (Bagan Apung). Namun demikian, desain alat
hanya sesuai untuk target ikan-ikan pelagis kecil dan demersal di perairan pantai.

4. Adanya kegiatan penangkapan ikan secara ilegal dan pengambilan batu karang
untuk bahan bangunan yang masih terus berlangsung, mengakibatkan kelestarian
ekosistem dan biota laut terganggu / terancam.

7
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Luwu
5. Cara penanganan ikan hasil tangkapan umumnya kurang baik menyebabkan
menurunnya kualitas / mutu ikan selama proses pengangkutan, sehingga
mengakibatkan rendahnya nilai jual produk.

6. Tingkat pendidikan masyarakat nelayan yang tergolong rendah, sehingga sangat


lamban dalam mengadopsi teknologi dan memiliki kecenderungan untuk selalu
mengikuti pola lama dalam memanfaatkan sumberdaya kelautan dan perikanan.
Disamping itu, tenaga penyuluh dalam bidang penangkapan ikan sangat minim
dan pengawas perikanan tidak ada.

7. Tingkat kepemilikan dan akses para nelayan terhadap sumber permodalan masih
rendah. Hal ini menyebabkan nelayan tidak mampu untuk mengadakan kapal,
alat tangkap dan peralatan yang lebih moderen sesuai dengan perkembangan
teknologi penangkapan ikan.

8
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Luwu
bab VI

upaya pemecahan masalah

Dalam upaya mengatasi beberapa permasalahan mendasar tersebut diatas,


perlu diambil langkah-langkah untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya ikan
di Kabupaten Luwu. Beberapa upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan sarana penangkap ikan berupa peningkatan kapasitas maupun


penambahan jumlah perahu / kapal motor nelayan sehingga mampu melakukan
penangkapan ikan pada daerah-daerah potensi ikan pelagis besar yang jauh dari
perairan pantai.

2. Pengembangan dan penambahan jumlah alat tangkap ikan, dan alat bantu
penangkapan ikan untuk membantu kelompok – kelompok usaha bersama
nelayan dalam mengembangkan usahanya, sehinggga mampu memanfaatkan
sumberdaya ikan di perairan Teluk Bone, khususnya ikan pelagis besar untuk
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya ikan.

3. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan nelayan melalui kegiatan pelatihan /


bimbingan teknis tentang metode perbaikan alat tangkap ikan dan penanganan
ikan, baik di tingkat kabupaten maupun propinsi.

9
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Luwu
penutup

Dengan melihat potensi sumberdaya perikanan dan kelautan Kabupaten Luwu


yang belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal maka selayaknyalah dilakukan
upaya-upaya agar dapat diberdayakan secara terkendali. Pembangunan wilayah dan
pengembangan kapasitas masyarakat pesisir akan dilaksanakan secara sistematis dan
bertahap dengan memperhatikan ketersediaan dana baik Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah. Untuk itu diterapkan skala prioritas dalam pelaksanaan rencana
kegiatan yang telah ditetapkan.

Adapun rincian anggaran biaya program pengembangan perikanan tangkap,


yang diusulkan untuk mendapatkan bantuan dana dari Pemerintah Pusat disajikan
pada halaman berikut (terlampir).

Demikian proposal ini diajukan sebagai bahan pertimbangan, atas perhatiannya


diucapkan terima kasih.

Belopa, 08 Desember 2015

KEPALA DINAS,

10
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Luwu
Ir. SUHARJONO MAPPE ANWAR, M.Si
NIP. 19630610 199003 1 016

Usulan Daerah
Rata-rata Harga
No. Komponen Kegiatan
Satuan (Rp) Calon Lokasi Penerima
Vol. Sat. Nilai (Rp)
Bantuan *)
A Bantuan kapal Perikanan (unit)        

1 Bantuan Kapal Penangkap Ikan       14.000.000.000  

- Kapal Penangkap ukuran < 300.000.000 8 Unit 2.400.000.000 Desa To'Bia, Desa Jenne
5 GT Maeja dan Desa Bassiang
Timur Kec. Ponrang
Selatan, Kelurahan Senga
Kec. Belopa, Desa Lamunre
Kec. Belopa Utara, Desa
Cimpu Utara Kec. Suli, Desa
Komba Selatan Kec.
Larompong, Desa Raja Kec.
Bua
- Kapal Penangkap ukuran 450.000.000 3 Unit 1.350.000.000 Kec. Bua, Kec. Belopa, Kec.
5 GT Larompong Selatan
- Kapal Penangkap ukuran 900.000.000 2 Unit 1.800.000.000 Desa Tawondu Kec. Suli,
10 GT Kelurahan Suli Kec. Suli
- Kapal Penangkap ukuran 1.450.000.000 2 Unit 2.900.000.000 Kelurahan Bonepute Kec.
20 GT Larompong Selatan, Desa
Tirowali Kec. Ponrang
- Kapal Penangkap ukuran 1.850.000.000 3 Unit 5.550.000.000 Kelurahan Larompong Kec.
30 GT Larompong, Desa Karang-
Karangan Kec. Bua, Desa
Belopa Kec. Belopa
B Bantuan Alat Penangkap Ikan (buah) -

1 Alat Tangkap   2.723.500.000  

- Bubu Lipat (plastik) 16.200.000 100 Buah 1.620.000.000 Desa Cimpu Utara Kec. Suli,
Desa Raja Kec. Bua

- Gillnet Kecil (tali ris atas 91.500.000 9 Buah 823.500.000 Desa Muladimeng Kec.
1000 meter) Ponrang, Desa Pattedong,
Desa Jenne Maeja Kec.
Ponrang Selatan, Desa
Pabbaressang Kec. Bua,
Desa Cimpu, Desa Botta,
Kelurahan Suli Kec. Suli,
Desa Senga Selatan, Desa
Belopa Kec. Belopa

- Rawai Dasar (2000 mata 28.000.000 10 Buah 280.000.000 Desa Cimpu Kec. Suli, Desa
pancing) Raja Kec. Bua
C Asuransi Nelayan (orang) 250.000 1600 Orang 400.000.000 Kelurahan Bonepute Kec.
Larompong Selatan, Desa
Murante Kec. Suli, Desa
Rantebelu Kec. Larompong,
Desa Tirowali, Desa Mario
Kec. Ponrang, Desa Lare-
Lare, Desa Toddopuli Kec.
Bua

LAMPIRAN

11
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Luwu
USULAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN ANGGARAN 2016

Terbilang : Tujuh Belas Milyar Seratus Dua Puluh Tiga Juta Lima Ratus Ribu Rupiah

Belopa, 08 Desember 2015

KEPALA DINAS,

Ir. SUHARJONO MAPPE ANWAR, M.Si


NIP. 19630610 199003 1 016

12
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Luwu

Anda mungkin juga menyukai