Anda di halaman 1dari 31

PEMBESARAN BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI

BALAI BENIH IKAN (BBI) TANJUNG SELOR

Oleh:
FAJERI
20.401010.16

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TARAKAN
2022
ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun laporan Praktik
Kerja Lapang yang berjudul : "Pembesaran Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Di
Balai Benih Ikan (BBI) Tanjung Selor”.
Dalam penulisan laporan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Rukisah, S.Pi., M.P.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan
2. Bapak Zainuddin, S.Pi,. M.Sc selaku Ketua Jurusan Akuakultur.
3. Ibu Miska Sanda Lembang, S.Si., M.Si selaku pembimbing Praktik Kerja
Lapang
4. Ibu Kartina S.Pi.,M.Sc selaku Dosen Penguji
5. Bapak Husni Umar selaku pembimbing yang telah mengarahkan kami
selama kegiatan PKL di Balai Benih Ikan Tanjung Selor.
6. Seluruh Staf dan pegawai BBI yang ikut berperan dalam pelaksanaan
kegiatan PKLsehingga dapat berjalan dengan baik dan lancer.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua
pihak terutama penulis sendiri.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................. vii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2. Tujuan ...................................................................................................................... 2
1.3. Manfaat .................................................................................................................... 2

BAB II. GAMBARAN UMUM


2.1. Sejarah ..................................................................................................................... 3
2.2. Lokasi dan Letak Geografi ...................................................................................... 4
2.3. Visi dan Misi ........................................................................................................... 4
2.4. Struktur Organisasi .................................................................................................. 5
2.5. Sarana dan Prasarana ............................................................................................... 6
2.6. Prosedur Pelayanan.................................................................................................. 6

BAB III. METODOLOGI


3.1. Waktu dan Tempat................................................................................................... 7
3.2. Alat dan Bahan ........................................................................................................ 7
3.3. Prosedur Kegiatan.................................................................................................... 7

BAB IV. URAIAN KEGIATAN


4.1. Persiapan Kolam ...................................................................................................... 9
4.2. Pengapuran dan Pemupukan.................................................................................... 10

iv
4.3. Pengisian Air Kolam ............................................................................................... 11
4.4. Pemeliharaan Benih ................................................................................................. 12
4.5. Pemberian Pakan ..................................................................................................... 13
BAB V. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

No Halaman
1. Balai Benih Ikan Tanjug Selor ................................................................................... 3
2. Letak Geografis BBI Tanjung Selor ........................................................................... 4
3. Struktur Organisasi BBI Tanjung Selor...................................................................... 5
4. Sarana dan Prasarana .................................................................................................. 6
5. Pengeringan Kolam .................................................................................................... 10
6. Pengapuran dan Pemupukan....................................................................................... 11
7. Pengisian Air .............................................................................................................. 12
8. Pemberian pakan......................................................................................................... 13

vi
DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman
1. Dokumentasi Kegiatan PKL ....................................................................................... 16
2. Jurnal Harian PKL ...................................................................................................... 17
3. Lembar Penilaian PKL ............................................................................................... 23
4. Sertifikat PKL ............................................................................................................. 24

vii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan lele (Clarias gariepinus) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang sudah
dibudidayakan secara produktif oleh masyarakat Indonesia. Ikan lele ini memiliki
prospek yang baik dan potensi pengembangan yang besar di Indonesia. Ikan lele
merupakan salah satu jenis ikan yang populer di masyarakat dan rasanya yang lezat,
daging lembut, duri terarur dan dapat disajikan dengan berbagai bentuk masakan. Selain
itu, ikan lele adalah salah satu ikan yang bisa dimakan dengan harga yang sangat
terjangkau untuk semua kalangan (Hermawan dkk, 2012).
Usaha pembudidayaan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) sudah berkembang
cukup luas, sehingga usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele dumbo ini memiliki
potensi yang cukup besar. Oleh karena itu ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) telah
diterima masyarakat secara luas, dapat dilihat dari semakin banyaknya warung-warung
makan yang menjual pecel lele dan lain sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu
adanya peningkatan produksi ikan lele yang baik secara kuantitas maupun kualitas agar
tidak terjadi penurunan kualitas pada ikan lele.
Permasalahan yang dialami dalam budidaya ikan lele yaitu penurunan prodiksi
akibat kematian ikan. Faktor penyebab kematian antara lain kualitas air yang menurun,
tingginya amoniak dari sisa pakan, serta sifat kanibalisme dari ikan lele (puspitasari
2019). Oleh karena itu untuk meningkatkan produksi ikan lele tersebut maka perlu
menguasai teknik pembesaran diantaranya pengondisian kolam, penebaran benih,
pengaturan pakan, pemeliharan air, panen dan pasca panen.
Balai Benih Ikan (BBI) Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan merupakan suatu
usaha dalam menyediakan stok secara berkesinambungan mengingat tingginya
permintaan masyarakat terhadap ikan lele yang berkualitas sebagai salah satu produk ikan
konsumsi perairan tawar. Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan praktek
kerja lapang di Balai Benih Ikan, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Praktik Kerja Lapang (PKL) ini adalah mempelajari teknik
pembesaran ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) di BBI Tanjung Selor.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari PKL ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan mahasiswa di lapangan dan mengatahui kegiatan-kegiatan yang ada di BBI
Tanjung Selor serta dapat menemukan solusi dalam menghadapi kendala-kendala dalam
kegiatan pembesaran ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) di BBI Tanjung Selor.

2
II. GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah BBI Tanjug Selor


Balai Benih Ikan Tanjung Selor adalah pelaksana teknis Dinas Perikanan
Kabupaten Bulungan di bidang bina produksi mengemban tugas pengembangan budidaya
air tawar di wilayah Kalimantan utara. Jarak dari Ibu kota Kabupaten 1 km. Suhu berkisar
antara 24,5°C – 31°C. Luas areal BBI Tanjung Selor 2 Ha yang terdiri dari 1 Ha untuk
kolam dan 1 Ha untuk perkantoran, mess dan sarana penunjang lainnya.
Provinsi Kalimantan Utara memiliki potensi pengembangan budidaya air tawar
karena didukung sumber air yang melimpah yaitu sungai kayan yang dipengaruhi pasang
surut. Sementara tingkat pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan tersebut belum
optimal untuk itu perlu dipacu dalam pembangunan agar memberi Lokasi Balai Benih
Ikan Tanjung Selor berada di Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Kecamatan Tanjung Selor,
Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara kontribusi yang lebih besar dalam
pembangunan khususnya dalam sub sektor perikanan.
Pengelolaan sumberdaya perikanan perlu dikelola secara terencana dan terkendali
melalui penerapan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan agar sumberdaya yang ada
dapat dimanfaatkan secara optimal, untuk itu diperlukan sumberdaya manusia yang
memilki pengetahuan dan teknologi serta wawasan visi kedepannya. Berikut adalah
gambar balai benih ikan pada gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1. Balai Benih Ikan Tanjug Selor

3
2.2 Lokasi dan Letak Geografis
Lokasi Balai Benih Ikan Tanjung Selor berada di Kelurahan Tanjung Selor Hilir,
Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. Keadaan di
Balai Benih Ikan Tanjung Selor cukup bersih dan terjaga dengan baik, pengawai-
pengawai maupun tenaga kerja honorernyapun baik dan ramah, balai benih ikan tanjung
selor bergerak dalam bidang produksi dan pembeihan selain itu juga merupakan unit
pelayanan pengembangan usaha perikanan yang bertujuan untuk mengkoordinir dan
membangun serta pengadaan benih- benih ikan memberikan pemahaman yang berakibat
pada terciptanya usaha-usaha perikanan yang maju dan berkualitas sehingga dapat
meningkatkan taraf hidup bagi pembudidaya ikan yang ada di kabupaten bulungan
terkhusus Wilayah Bulungan. Berikut adalah gambar letak geografis balai benih ikan
Tanjng Selor pada gambar 2.2 berikut.

Gambar 2.2. Letak Geografis BBI Tanjung Selor

2.3 Visi dan Misi


Adapun visi dan misi balai benih ikan bulungan adalah sebagai berikut :
1. Visi
Melaksanakan fungsi dinas perikanan dan kelautan dalam menyediakan benih
ikan yang bermutu.
2. Misi
a) penghasil induk-induk bermutu dalam rangka menunjang usaha pembenihan
rakyat ( UPR ) maupaun pengendalian mutu benih.
b) Penghasil rumusan teknologi pembenihan budidaya sebagai acuan dalam
penembangan usaha budidaya perikanan khususnya petani ikan UPR.

4
c) Penghasil benih bermutu tinggi dalam upaya peningkatan mutu benih dan
penunjang restocking perairan umum.
d) Melaksanakan adaptasi teknik-teknik pembenihan yang lebih baik dan sekaligus
menjalin kordinasi yang berkesinamnungan dengan unit pembenihan rakyat.

2.4 Stuktur Organisasi


Adapun struktur organisai yang ada pada BBI Bulungan Tanjung Selor pada
gambar 2.3 berikut.

Kepala dinas
perikanan kelautan
kab bulungan

Kepala bidang
pengolahan
Analisis benih
pembudidayaan
ikan

Petugas pemijahan
Petugas Petugas Tenaga pengelolan
dan pemeliharaan Tenaga kebersihan
pemeliharaan induk pemeliharan benih administrasi BBI
larva

Gambar 2.3. Struktur Organisasi BBI Tanjung Selor

Struktur organisasi Balai Benih Ikan (BBI):


1 Kepala dinas perikanan keluatan kab. Bulungan : H.Syam Hendarsyah,S.Pi,M.Pi
2 Kepala bidang pengelolaan pembudidayaan ikan : Syamtidar noor, S. Pi, M.Pi
3. Analis benih : Husni umar, A.Md.Pi
4. Petugas pemeliharaan induk : M. zaki maulani dan Hendri
5. Petugas pemihajan dan pemeliharaan larva : Helmi rully setyawan djodi
6. Petugas pemeliharaan benih : Andy kustama dan M. yunus
7. Tenaga pengelolan administrasi BBI : Rahmawati al masri, S.Pd
8. Tenaga kebersihan : Nurmadia

5
2.5 Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasaranan yang ada pada BBI tanjung selor seperti pada
denah areal BBI. Berikut adalaah gambar sarana dan prasarana pada gambar 2.4 berikut.

Gambar 2.4. Sarana dan Prasarana

Dari denah di atas diketahui bahwa BBI tanjung selor memiliki sarana yakni pintu
air, jembatan, bak tetas sebanyak 4 buah, bak larva, kolam indukan yang berukuran 10 x
25 meter yang berjumlah 4 kolam dan kolam pembesaran jumlah 2 kolam yang berukuran
30 x 50 meter. Selain itu terdapat juga prasarana penunjang bagi pekerja yakni mess yang
disediakan bagi tenaga kerja lapangan maupun teknis yang ada di balai benih ikan
bulungan, pos satpam, gudang pakan, rumah genset, tandon dan areal perkantoran.

2.6 Prosedur pelayanaan


Adapun prosedur pelayanan sebagai berikut :
a. Pengunjung datang dan melapor kepada penanggung jawab BBI
b. Petugas menanyakan keperluan pengunjung
c. Petugas memenuhi keperluan pengunjung
d. Pengunjung ketemu dengan administrasi BBI
e. Dokumentasi

6
III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan Praktik Kerja Lapan ini dilakukan selama 40 hari mulai dari tanggal 06
Juni sampai dengan 17 Juli 2022, bertempat di Balai Benih Ikan Tanjung Selor,
Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pembesaran yaitu sebagai
berikut : pompa air, selang/pipa, benih ikan lele, ember, gayung, seser, plastik dan jaring.

3.3 Prosedur Kegiatan


Adapun prosedur kegiatan PKL ini dilaksanakan dengan mengikuti semua
kegiatan-kegiatan yang dilakukan di balai benih ikan khususnya mengenai pembesaran
ikan lele (Clarias garapienus). Kegiatan tersebut terdiri dari persiapan kolam, pengisian
air, pengapuran, pemeliharaan benih, dan pemberian pakan.

3.1.1 Persiapan Kolam


Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam harus dikeringkan telebih dahulu.
Lama pegeringan berkisar 3-7 hari atau bergantung pada teriknya sinar matahari.
Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan mikroorganisme patogen yang
menyebabkan ikan terkena penyakit. Mikroorganisme tersebut bisa bekembang dari
periode budidaya ikan lele sebelumnya. Dengan pengeringan dan penjemuran, sebagian
besar mikroorganisme patogen akan mati.

3.1.2 Pengapuran dan Pemupukan


Pengapuran dilakukan setelah air kolam dibiarkan selama tujuh hari, pengapuran
ini berfungsi untuk menetralkan pH. Jenis kapur yang digunakan adalah dolomit.
Pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara merata di permukaan kolam.
Selanjutnya pemupukan dilakukan setelah proses pengapuran selesai caranya dengan

7
menebar pupuk secara merata kedasar kolam adapun pupuk yang digunakan yaitu pupuk
organik seperti urea.

3.1.3 Pengisian Air


Air yang digunakan dalam pembesaran benih ikan lele berasal dari sungai yang
berada didekat kolam. Air yang akan di masukkan harus menunggu air pasang. Pengisian
air kolam dilakukan secara betahap. Caranya isi dengan air sampai batas 30-40 cm, lalu
biarkan kolam tersinari matahari selama satu minggu. dengan kedalaman 30-40 cm, sinar
matahari masih bisa tembus hingga dasar kolam dan memungkinkan biota dasar kolam
seperti fitoplankton tumbuh dengan baik. Setelah itu, benih bisa ditebar. Ketingiaan air
kolam berkisar antara 100-120 cm.

3.1.4 penebaran Benih


Benih yang akan ditebar di kolam pembesaran dilakukan pada pagi hari. Sebelum
benih ditebar dilakukan penyesuaian iklim terlebih dahulu dengan caranya
rendan/apungkan plastik yang berisi ikan yang ingin di tebar di kolam, lalu dibiarkan
selama 15 menit agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih dengan suhu kolam sebagai
lingkungan barunya. Setelah benih ikan dibiarkan selama 15 menit selanjutnya penebaran
benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan ± 1000 ekor dengan ukuran ± 3-7 cm,
dan umur ± 3-4 minggu, lama pemeliharaan selama 15-20 hari.

3.1.5 Pemberian Pakan


Pemberian pakan dilakukan sebanyak dua kali perhari yaitu pada waktu pagi
pukul 08.00 WITA dan pada sore hari pukul 16.00 WITA, pakan yang diberikan yaitu
FF-999 (pakan apung). Metode pemberian pakan yaitu (ad libitum) sesuai dengan
perhitungan kebutuhan pakan berdasar berat tubuhnya. Dosis pakan yang diberikan pada
metode ad libitum adalah 3-5% berat tubuh per hari.

8
IV. URAIAN KEGIATAN

4.1 Persiapan Kolam


Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam harus dikeringkan telebih dahulu.
Lama pegeringan berkisar 3-7 hari atau bergantung pada teriknya sinar matahari.
Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan mikroorganisme jahat yang
menyebabkan ikan terkena penyakit. Mikroorganisme tersebut bisa bekembang dari
periode budidaya ikan lele sebelumnya, hal ini dapat dicegah dengan pengeringan dan
penjemuran, sebagian besar mikroorganisme patogen akan mati (DPPP 2021).
Pengeringan kolam tanah harus dilakukan setiap kali budidaya ikan dimulai.
Caranya dengan mengosongkan isi kolam dan menjemur dasar kolam. Penjemuran
berlangsung selama 3-7 hari tergantung cuaca dan jenis tanah. Sebagai patokan,
penjemuran sudah selesai apabila tanah terlihat retak-retak. Penjemuran yang terlalu lama
akan menyebabkan tanah membatu. Pengukurannya dilakukan dengan menginjak dasar
kolam, bila telapak kaki kita hanya meninggalkan jejak sedalam kurang lebih 1 cm,
pengeringan sudah dianggap cukup. Apabila jejak yang ditinggalkan masih dalam,
penjemuran belum maksimal. Pengeringan dasar kolam tanah dilakukan untuk memutus
siklus hidup hama dan penyakit yang mungkin ada pada periode budidaya sebelumnya.
Sebagian besar mikroorganisme patogen akan mati dengan sinar matahari. Selain itu,
penjemuran juga membantu menghilangkan gas-gas beracun yang terperangkap di dasar
kolam ( Puwanti 2016 ).
Dwiyanto (2014), hal yang perlu diperhatikan dalam pembesaran adalah persiapan
kolam. Kolam disiapkan untuk wadah pembesaran hingga nantinya didapatkan
lingkungan yang optimal bagi kehidupan ikan. Tujuannya agar ikan lele dapat hidup dan
tumbuh maksimal. Persiapan kolam pembesaran lele pada umumnya meliputi
pengeringan, pengolahan dasar kolam, pengangkatan lumpur hitam, perbaikan pematang
dan saluran air, pengapuran, pemupukan, serta pengisian air kolam. Berikut adalah
gambar pengeringan kolam pada gambar 4.1 berikut.

9
Gambar 4.1 Pengeringan Kolam

4.2 Pengapuran dan pemupukan


Pengapuran dilakukan setelah air kolam dibiarkan selama tujuh hari, Pengapuran
sendiri berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman kolam dan membantu memberantas
mikroorganisme patogen serta dapat menetralkan pH. Jenis kapur yang digunakan adalah
dolomit yang didalamnya mengandung unsur hara kalsium oksida dan magnesium oksida.
Kegunaan utama kapur ini adalah untuk menetralkan pH tanah serta menetralkan
kesaman tanah, pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara merata di permukaan
kolam jumlah dosis kapur yang digunakan sekitar 60-200 gram/m², tergantung kondisi
pH tanah. Semakin rendah pH tanah maka kebutuhan kapur semakin banyak (Hernowo
2010).
Pemupukan dilakukan setelah proses pengapuran selesai caranya dengan menebar
pupuk secara merata kedasar kolam adapun pupuk yang digunakan yaitu pupuk organik
seperti urea. Pemupukan berguna untuk menyediakan media tempat tumbuh pakan alami
dan unsur hara bagi plankton yang menjadi pakan bagi ikan lele. Keunggulan pupuk urea
sendiri yaitu dapat merangsang pertumbuhan alga. Adapun dosis untuk pupuk urea 15
g/m². Dosis tersebut disesuaikan dengan kesuburan kolam (Dewiyanto dkk 2014). Berikut
adalah gambar pengapuran kolam pada gambar 4.3 berikut.

10
Gambar 4.3 Pengapuran Kolam

4.3 Pengisian Air Kolam


Air yang digunakan dalam pembesaran benih ikan lele berasal dari sungai yang
berada didekat kolam. Air yang akan di masukkan harus menunggu air pasang. Pengisian
air kolam dilakukan secara betahap. Caranya dengan mengisi air sampai batas 30-40 cm,
lalu biarkan kolam tersinari matahari selama satu minggu, tujuannya agar air lebih steril
dan bersih karena terjadi penguraian racun dan parasit уаng merugikan, lele dараt tumbuh
maksimal, pH air dan suhu menjadi stabil karena terjadi proses fermentasi dan air tіdаk
berbau, dengan kedalaman 30-40 cm, sinar matahari masih bisa tembus hingga dasar
kolam dan memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton tumbuh dengan baik.
Setelah itu, benih bisa ditebar. Ketingiaan air kolam berkisar antara 100-120 cm.
Dwiyanto (2014), pengisian air kolam dilakukan dengan ketinggian air mencapai 40 - 50
cm dari dasar kolam. Waktu penebaran benih ikan, air kolam tetap dipertahankan pada
ketinggian semula karena ukuran benih masih kecil. Ketinggian air kolam dinaikkan
seiring dengan bertambahnya ukuran dan berat lele hingga ketinggian 100 - 120 cm,
tergantung konstruksi dan ketinggian kolam.
Darseno (2010) setelah dasar kolam dinyatakan cukup kering, kolam dapat diisi
air. Ketinggian air yang diperlukan untuk pembesaran lele sekitar satu meter. Setelah
proses pengisian air selesai, kolam dibiarkan selama tujuh hari, tujuannya air lebih steril
dan bersih karena terjadi penguraian racun dan parasit уаng merugikan, lele dараt tumbuh
maksimal, pH air dan suhu menjadi stabil karena terjadi proses fermentasi dan air kolam
tіdаk berbau. Berikut adalah gambar pengisian air pada gambar 4.2 berikut.

11
Gambar 4.2 Pengisian air kolam

4.4 Pemeliharaan Benih Ikan Lele


Proses pemeliharan diawali dengan penebaran benih ikan lele. Benih yang akan
ditebar di kolam pembesaran dilakukan pada pagi hari. Sebelum benih ditebar dilakukan
penyesuaian iklim terlebih dahulu dengan caranya rendan/apungkan plastik yang berisi
ikan yang ingin di tebar di kolam, lalu dibiarkan selama 15 menit agar terjadi penyesuaian
suhu tempat benih dengan suhu kolam sebagai lingkungan barunya. Metode ini dapat
mencegah terjadinya stres pada benih yang ingin ditebar. Setelah benih ikan dibiarkan
selama 15 menit selanjutnya penebaran benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan
± 1000 ekor dengan ukuran ± 3-7 cm, dan umur ± 3-4 minggu, lama pemeliharaan selama
15-20 hari (Dewiyanto dkk 2014).
Hazarika (2013) mengatakan bahwa aklimatisasi merupakan proses penyesuaian
pada kondisi lingkungan yang berbeda sehingga kondisi tersebut tidak menimbulkan
stress bagi bibit. Hal ini dapat dilakukan dikarenakan setiap organisme memliki
kemampuan mengatur fisiologis tubuh mereka sehingga dapat menyatu dengan
lingkungan hidup yang baru. Metode aklimatisasi adalah suatu cara yang digunakan
kepada ikan untuk menyesuaikan diri pada lingkungan baru tersebut. Ikan akan
merasakan perbedaan pada suhu, tekanan, pH, salinitas serta jumlah oksigen yang
didapatkan.

4.5 Pemberian pakan


Pemberian pakan dilakukan sebanyak dua kali perhari yaitu pada waktu pagi
pukul 08.00 WITA dan pada sore hari pukul 16.00 WITA, pakan yang diberikan yaitu

12
FF-999 (pakan apung). FF999 merupakan pakan bibit ikan tipe terapung yang
diformulasikan khusus dengan nutrisi seimbang untuk mendapatkan produktivitas yang
tinggi. FF999 mengandung komposisi nutrisi yang lengkap dan berkualitas tinggi dengan
kandungan protein (asam amino esensial dan esensial), lemak, serat kasar dan mineral
yang sesuai sehingga pertumbuhan ikan menjadi optimal dan daya tahan tubuh ikan
meningkat. Metode pemberian pakan (ad libitum) sesuai dengan perhitungan kebutuhan
pakan berdasar berat tubuhnya. Dosis pakan yang diberikan pada metode ad libitum
adalah 3-5% berat tubuh per hari (Harjuno 2020). Berikut adalah gambar pemberikan
pakan pada ikan lele pada gambar 4.4 berikut.

Gambar 4.4 Pemberian pakan

Pakan merupakan unsur penting dalam budidaya ikan lele dumbo. Oleh karena
itu, pakan yang diberikan memenuhi standar nutrisi (gizi) bagi ikan lele dumbo agar
kelangsungan hidupnya tinggi dan pertumbuhan cepat. Pakan yang baik memiliki
komposisi zat gizi yang lengkap seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.
Pemberian pakan yang nilai nutrisinya kurang baik dapat menurunkan kelangsungan
hidup ikan lele dumbo dan pertumbuhannya lambat (kerdil), bahkan dapat menimbulkan
penyakit yang disebabkan oleh kekurangan gizi (malnutrition) (Cahyono, 2001).
Pakan ikan lele dumbo berupa pakan alami yang paling baik dari jenis
zooplankton dan pakan tambahan berupa pelet yang mengandung protein di atas 25%
(Prihartono dkk, 2007). Pemberian pakan dengan cara ditaburkan merata agar setiap ekor
ikan lele dumbo memiliki peluang yang sama untuk mendapatkannya. Pemberian pakan
pada saat terik matahari, karena suhu yang tinggi akan mengurangi nafsu makan ikan lele
dumbo (Najiyati, 2007).

13
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari kegiatan pembesaran ikan lele dumbo yang dilaksanakan di BBI
Tanjung Selor, kesimpulan yang dapat diambil dari teknik pembesaran benih ikan lele
dumbo terdiri dari persiapan kolam, pengisian air, pengapuran dan pemupukan,
penebaran benih serta pemberian pakan.

5.2 Saran
Adapun saran saya dari PKL untuk Balai Benih Ikan (BBI), agar teknik
pembesaranya ini lebih ditingkatkan lagi mulai dari segi pemeliharaan sampai panen, dan
pegawainya bisa lebih bekerja sama dan saling mengkordinir serta bertanggung jawab di
bidang masing-masing agar pembesaran ikan lele lebih optimal dan terkontrol guna
meningkatkan kualitas ikan lele tersebut, serta lebih meningkatkan sarana dan prasarana
yang ada di BBI.
Saran untuk mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan PKL di Balai Benih
Ikan yang berada di Tanjung Selor agar mengikuti dan menaati segala peraturan dan
ketentuan yang berlaku di BBI, dan berusaha agar lebih aktif untuk menanyakan hal-hal
yang belum di ketahui kepada pembimbing yang berada di balai benh ikan Tanjung Selor.
Serta mengikuti semua kegiatan yang diberikan oleh pembimbing kerja lapang, serta
menjalin hubungan yang baik kepada seluruh kaaryawan yang ada di Balai Benih Ikan
Tanjung Selor.

14
DAFTAR ISI

Cahyono, I. B. (2001). Budi Daya Ikan di Perairan Umum. Yogyakarta: Kanisius.


DPPP (Dinas Pertanian, Pangan, perikanan) Kabupaten Bangka Selatan (2021). Cara
Budidaya Ikan Lele Yang Baik. Diakses 24 oktober 2022 dari
https://dppp.bangka selatan kab. go. id/post/detail/886-cara-budidaya-ikan-lele-
yang-baik#
Darsono (2010). Buku pintar budidaya dan bisnis lele. Jakarta; agromedia pustaka, vi+
158 hlm;19x24,5cm.
Dwiyanto, B. S., & Jemadi, J. (2014). Wirausaha Kelompok Usaha Budidaya Pembesaran
Lele. Jurnal Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, Dan Entrepreneurship, 4(1),
4-21.
Harjuno Sistiyanto (2020). Pemberian pakan tak lagi kerepotan. Medan Merdeka Timur
No. 16, Jakarta 10110
Hernowo, A. P., & Suyanto, S. R. (2010). Pembenihan dan pembesaran Lele. Penebar
swaday. Jakarta.
Hazarika, BN. (2013). Acclimattization of tissue cultured plants. Current Science. Vol 85
(12). Hal 1704 – 1712.
Hermawan AT, Iskandar, Subhan U. (2012). Pengaruh padat tebar terhadap kelangsungan
hidup pertumbuhan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) di Kolam Kali Manir
Indramayu. Jurnal Perikanan dan Kelautann. Vol 3 no 3 : 85-93
Najiyati, S. (2007). Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penebar. Swadaya.
Jakarta.
Nasrudin. (2010). Jurus Sukses Beternak Lele Sangkuriang. Agromedia Pustaka.Jakarta.
Prihartono, E, R.J. Rasidik dan U. Arie.2007. Mengatasi Permasalahan Budidaya Lele
Dumbo. Penebar Swadaya. Jakarta.
Puspitasari, D. (2019). Efektivitas suplemen herbal terhadap pertumbuhan dan
kululushidupan benih ikan lele (Clarias sp.). Jurnal Ilman: Jurnal Ilmu
Manajemen, 5(1).
Purwanti, A.Md.(2016), Persiapan Kolam Tanah Untuk Budidaya Ikan. Kabupaten
Magelang.

15
LAMPIRAN

Pemberian pakan pada lele Pengapuran pada kolam

Proses pengeringan kolam Balai Benih Ikan

Letak geografis BBI Foto bersama di BBI

16
JURNAL HARIAN PKL

17
18
19
20
21
22
LEMBAR PENILAIAN PKL

23
SERTIFIKAT PKL

24

Anda mungkin juga menyukai