OLEH
RUSNA UMASUGI
121055424417021
i
KATA PENGANTAR
Ternate,september 2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMANSAMPUL....................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................3
DAFTAR TABEL...........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................5
1.3 Tujuan Dan Manfaat.........................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................7
2.1.Penangan Dan Pendinginan Ikan Cakalang (Ketsownus Plamis) ....8
2.2. Es.....................................................................................................14
BAB III METODE PENELITIAN................................................................15
3.1 Lokasi Penelitian..............................................................................16
3.2 Alat Dan Bahan.................................................................................16
3.3 Metode Pengambilan Data................................................................17
BAB IV HASIL PENELITIAN....................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20
1
DAFTAR TABEL
2. Diagram...............................................................................................
3. Lampiran.............................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
merupakan tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan
potensi yang besar tersebut dapat di manfaatkan dengan baik peningkatan jumlah
kapal ini akan berdampak pada peningkatan bahan perbekalan untuk melaut,di
ikan hasil penangkapan kurang baik.hal ini mengakibatkan daya jual ikan menjadi
3
utama. hal ini sangat terkait dengan penjagaan mutu hasil tangkapan agar dapat
mempertahankan nilai jual yang tinggi, es yang sering kita kenal dengan nama es
balok atau es batu merupakan media pendi pendingin yang banyak di gunakan
dalam penangan ikan, baik di atas kapal maupun di darat distribusi dan
atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang tingkat kebutuhan
pelamis) adalah jenis ikan laut yang bisa di konsumsi oleh masyarakat Indonesian.
jenis ikan ini memiliki protein tinggi baik untuk tubuh manusia sehingga tertolong
Maluku ikan cakalang merupakan salah satu komoditas perikanan andalan dari
berkurang sedang dari familia Scombridae (tuna) adalah satu-satunya spesies dari
genus katsuwonus, ikan panjang tubuhnya bisa mencapai 1 m dengan berat lebih
dari 18 kg. cakalang yang banyak tertangkap berukuran panjang sekitar 50cm.
ikan cakalang dalam bahasa inggris berkuran terbesar di kenal sebagai Skipjack
tuna, komposisi gizi ikan cakalang per 100 daging menurut departemen of
Health,education and walfare USA 1972 dalam maghfiroh 2000. ikan cakalang
4
bersifat mudah rusak dan membusuk (perish able), daging berwarna gelap atau
dalam litaay dan santoso 2011. selain mudah busuk ikan cakalang juga dapat
memproduksi racun skombrotoksin atau disebut juga racun histamin yang timbul
akibat penanganan pasca penangkapan yang tidak baik biasanya karena proses
perubahan yang terjadi pada maka mata ikan, insang,bau, dan tekstur tubuh pada
ikan cakalang.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kesegaran ikan dapat dilihat dengan metode yang sederhana dan lebih mudah
dengan melihat kondisi fisik ikan, ikan yang baik adalah ikan yang masih segar,
Ikan segar yang masih mempunyai sifat sama seperti ikan hidup, baik rupa, bau,
2.1.1. Mata
Mata merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang menjadi parameter
kesegaran ikan. Ikan yang segar memiliki ciri-ciri bola mata yang cembung dan
bola mata ikan busuk berbentuk cekung dan keruh Junianto, 2003. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai organoleptik mata ikan berkisar antara 4,33
hingga 9,00, nilai mata ikan tertinggi diperoleh pada waktu penyimpanan 0 jam
untuk semua metode pendinginan yaitu 9,00 sedangkan nilai terendah diperoleh
mengakibatkan nilai mata ikan menurun sebesar 4,33, terjadi perubahan pada
mata yaitu bola mata agak cekung, pupil keabu-abuan, kornea agak keruh ke-
abuan, dan kornea agak keruh, hal ini di-karenakan perlakuan tanpa es
menyebabkan aktivitas bakteri dan mikroba sangat aktif dan merusak jaringan
6
perlakuan pendinginan, mata semakin menurun. pola dan laju penurunan mutu
ikan sangat dipengaruhi oleh keadaan tem-peratur, dimana semakin tinggi suhu
Waktu dan suhu adalah faktor yang sangat penting untuk mutu karena
ikan segar menunjukkan bahwa mata ikan dengan perbandingan es dan ikan 1 : 1
(8,87) dan 1 : 2 (8,70) masih memenuhi syarat nilai organoleptik yakni minimal 7
sedangkan tanpa es (4,33) belum memenuhi syarat yakni bola mata keabu-abuan,
2.1.2. Lendir
metode pendinginan selama 0 jam sebesar 9,00 dan perlakuan tanpa es selama 6
jam sebesar 5,47. Adanya perubahan pada lendir ikan yaitu lendir tebal
menggumpal, mulai berubah warna putih dan keruh. Nilai organoleptik lendir
terendah diperoleh pada perlakuan tanpa es selama 6 jam, dimana tanpa perlakuan
dalam kulit, membentuk lapisan bening yang tebal di sekeliling tubuh ikan dan
merupakan substrat yang sangat baik bagi pertumbuhan bakteri. Penggunaan suhu
dapat menekan kegiatan bakteri, kimiawi dan perubahan Taher 2010, standar
7
mutu ikan segar menunjukkan bahwa lendir ikan dengan perbandingan es dan
ikan 1 : 1 (8,83) dan 1 : 2 (8,73) masih memenuhi syarat nilai organoleptik yakni
minimal 7 sedangkan tanpa es (5,47) belum memenuhi syarat yakni lapisan lendir
2.1.3. Insang
Nilai insang ikan dalam ini berkisar antara 4,43 hingga 9,00 perlakuan
metode tanpa es selama 6 jam mengakibatkan nilai organoleptik insang ikan lebih
rendah, hal ini menunjukkan bahwa tanpa es terjadi perubahan warna insang yaitu
tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai lendir ikan dari 9,00 menjadi 8,67 dan
8,57, hal ini me-nunjukkan bahwa penanganan dengan pendinginan sangat baik
untuk menjaga ikan tetap dalam kondisi segar sampai di tangan konsumen.
Menurut Sevik 2007, insang merupakan salah satu organ internal yang dapat
Insang bersifat lunak dan lembab, sehingga menjadi tempat yang ideal
bagi bakteri untuk tumbuh. di insang bakteri tumbuh dengan cepat yang
menyebabkan perubahan bau dan perubahan warna. Insang yang berubah warna
dan berlendir merupakan indikasi buruknya kualitas ikan. standar mutu ikan segar
dan 1 : 2 (8,57) masih memenuhi syarat nilai yakni minimal 7 sedangkan tanpa es
(4,43) belum memenuhi syarat yakni insang warna merah agak kusam tampa
lender.
8
2.1.4. Daging
kusam, tetapi kenampakan ini makin lama akan men-jadi berkurang, ikan makin
salah satu hasil aktivitas bakteri pembusuk terlihat pada daging ikan. Perubahan
warna daging mulai dari sekitar tulang belakang karena suhu yang tinggi untuk
(Starling dan Diver 2005), pengelompokan mutu berdasarkan warna daging dari
sayatan sampel pada ekor dapat memberikan informasi yang bagus, bila
Ikan segar adalah ikan yang masih mempunai sifat sama seperti ikan
hidup, baik bau, rupa, rasa maupun teksturnya Okada, 1990. bau ikan yang
dan 1 : 2 selama 0 jam sama yaitu sebesar 9,00, sedangkan selama 6 jam berturut-
turut sebesar 4,40; 8,80 dan 8,67 Perlakuan metode pendinginan tanpa es
lama waktu penyimpanan menyebabkan nilai dari segi bau semakin menurun,
perlakuan ikan tanpa es menyebabkan terjadinya perubahan pada bau dimana bau
9
amoniak mulai tercium dan sedikit bau asam, bau amoniak merupakan hasil
Faktor yang menyebabkan ikan cepat mengalami bau busuk adalah kadar
glikogennya rendah sehingga rigor mortis berlangsung lebih cepat Syamsir, 2008.
Standar mutu ikan segar menunjukkan bahwa bau ikan dengan perbandingan es
dan ikan 1 : 1 (8,80) dan 1 : 2 (8,67) masih memenuhi syarat nilai organoleptik
yakni minimal 7 sedangkan tanpa es (4,40) belum memenuhi syarat yakni bau
netral.
2.1.6. Tekstur
konsumen terhadap suatu produk pangan Purnomo, 1995. Tekstur daging ikan
merupakan salah satu anggota tubuh ikan yang dapat digunakan sebagai parameter
kesegaran ikan. nilai tekstur ikan cakalang menurun seiring dengan lama
penyimpanan. Nilai tekstur ikan tertinggi yaitu pada perlakuan dengan lama
penyimpanan 0 jam pada semua metode pendinginan yaitu 9,00 dan nilai terendah
hasil perlakuan tanpa es selama penyimpanan 6 jam yaitu 3,40, penurunan nilai
perubahan pada tekstur yaitu terjadi pelunakan, bekas jari terlihat bila ditekan,
ditunjukkan oleh penurunan nilai awal 9 sesaat setelah ikan mati di atas kapal.
10
Nilai dan tekstur menurun selama penyimpanan dalam es, melaporkan
bahwa tidak hanya spesies tetapi juga perlakuan dan kondisi penyimpanan sangat
dan 1 : 2 (8,73) masih memenuhi syarat nilai yakni minimal 7 sedangkan tanpa es
(3,40) belum memenuhi syarat yakni tekstur agak padat, agak elastis bila ditekan
jari, sulit menyobek daging dari tulang belakang lendir 8.83, insang 8.67, daging
2.2. Es
perahu atau kapal kecil bahkan di kapal besar. Namun dalam penerapan di
lapangan banyak terdapat keterbatasan terutama pada perahu atau kapal kecil t
namun masalah penurunan kualitas dan pembusukan ikan tetap menjadi perhatian
utama. beberapa upaya dilakukan untuk menghambat proses tersebut mulai dari
penggunaan sak basah, daun kelapa, hingga biji buah sebagai media
signifikan dengan penyediaan alat dan sarana pendingin yang memadai berupa es
coolbox dengan material isolasi yang berbeda, didapatkan hasil Pada pengujian
11
kondisi kosong coolbox dengan jenis isolasi kayu dilapisi styrofoam memiliki
lebih rendah dari pada 4 jenis coolbox dengan material isolasi kayu, fiber dan
styrofoam
12
METODE PENELITIAN
dan wawancara lansung dilapangan. Penelitian ini meliputi pengujian secara fisik
dengan pengamatan pada mata, insang, bau, dan tekstur pada tubuh ikan cakalang.
Uji fisik dilakukan oleh panelis mahasiswa sebanyak 15 orang dan setelah itu
13
Desain penelitian dilakukan dengan uji organleptik dengan perhitungan
hasil rata-rata dengan uji organleptik meliputi (mata, insang, tekstur, bau, lendir,
dan bau) data melibatkan 15 orang untuk mengetahui perubahan pada tubuh ikan
perlakuanya terdiri dari perlakuan A1= 30%, A2= 40% dan A3= 50% sedangkan
perlakuan kedua yiatu B= pengaruh fisik ikan dilakukan dengan B1= 16 jam B2=
14
Ikan cakalang
Penyimpanan ikan
cakalang 16 jam, 18
jam, dan 24 jam
Uji organ
- neleptik
Uji fisik - Tekstur
- Bau
- Insang
- Warna
- Mata
kenampakan
- Isi perut
15
3.4. Metode Analis Data
yaitu data diskriptif berupa data hasil uji pengaruh es terhadap ikan cakalang
16
BAB IV
4.1.Ikan Cakalang
Yang di gunakan dalam penelitian ini adalah ikan cakalang, es batu, dan
coolbox. Ikan cakalang yang di gunakan 15 ekor dengan berat 1,3 kg, panjang 15
cm, lebar 9 cm, untuk mengatahui tingkat kesegaran ikan memerlukan waktu
selama satu hari penyimpanan ikan, dengan menggukanan tiga coolbox yang
hancuran sebagai bahan pengawet, ikan juga merupakan komoditas yang cepat
ruang rendah sehingga es tidak gampang untuk mencair, mata merupakan salah
satu bagian tubuh ikan yang menjadi parameter kesegaran ikan. Ikan yang segar
memiliki ciri-ciri bola mata yang cembung dan bola mata ikan busuk berbentuk
4.2. Mata
berpengaruh pada mutu ikan, dapat di nilai dari uji yaitu uji koensuner, untuk
digunakan sebagai alat penilainan terhadap hasil penelitian, ikan yang segar
memiliki ciri-ciri bola mata yang cembung dan bola mata ikan busuk berbentuk
17
Hasil pengamatan A1 pada mata ikan selama penyimpanan menunjukan
kemunduran mutu pada mata ikan bola mata rata, keruh pupil agak keabu-abuan,
agak mengkilap, bola mata sanggat cekung, kornea sanggat keruh, pupil abu-abu,
dan tidak mengkilap. mata merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang menjadi
bahwa selama masa penyimpanan ikan yang di simpan selama 18 jam akan
mengalami kemunduran mutu dapat dilihat pada ikan yang sudah memiliki ciri-
ciri husus seperti bola mata rata, kornea dan pupil jernih,agak mengkilap, bola
bahwa selama masa penyimpanan ikan yang yang di simpan selama 24 jam akan
mengalami kemunduran mutu dapat dilihat pada ikan yang sudah memiliki ciri-
ciri husus seperti bola mata rata, kornea agak keruh, pupil keabu-abuan, tidak
mengkilap
18
Nilai Mata
8
7 7
7
6
5
5
4
3
2
1
0
A1 A2 A3
Gambar 1: Penurunan mutu ikan yang di simpan salama 16, 18 dan 24 jam
kemunduran mutu ketika es batu yang digunakan semakin mencair dan penangan
4.3. Insang
Insang adalah salah satu bagian tubuh ikan tempat bakteri banyak
ditemukan, oleh karena itu insang dijadikan salah satu parameter kesegaran ikan
(Irawan, 1995). Ciri insang yang masih segar dapat dilihat dengan secara kesat
mata apa bila ikan tersebut memiliki warna insang yang merah tua atu coklat
juga merupakan bagian yang mengandung paling banyak darah dan merupakan
yang baik untuk pertumbuhan bakteri pembusuk. Proses pembusukan pada ikan
dapat terjadi bila bakteri yang terdapat insang jumlahnya sudah banyak sehingga
19
Hasil pengamatan A1 pada insang menunjukan bahwa selama masa
penyimpanan 16 jam insang akan mengalami kemunduran mutu dapat dilihat pada
ikan yang sudah memiliki ciri-ciri warna insang merah mudah atau coklat muda,
dengan lendir agak keruh, warna insang merah mudah atau coklat muda, pucat
mutu dapat dilihat pada ikan yang sudah memiliki ciri-ciri warna insang merah tua
warna insang abu-abu atau coklat keabu-abuan dengan lendir coklat bergumpal
kemunduran mutu dapat dilihat pada ikan yang sudah memiliki ciri-ciri warna
insang merah mudah atau coklat muda pucat dengan lendir keruh, warna insang
4.4. Lendir
ikan mengindikasikan proses kemunduran mutu ikan atau fase pre-rigor sudah
mulai terjadi.
selama 16 jam akan mengalami kemunduran mutu dapat di lihat pada ikan yang
20
sudah memiliki ciri-ciri seperti lapisan lendir jernih, transparan, cukup keruh,
penyimpanan lapisan lender, mulai keruh yang di simpan selama 18 jam akan
mengalami kemunduran mutu dapat di lihat pada ikan yang sudah memiliki ciri-
ciri seperti lapisan lendir jernih, transparan cukup cerah, lapisan lendir mulai
selama 24 jam akan mengalami kemunduran mutu dapat di lihat pada ikan yang
memiliki ciri-ciri seperti lapisan lendir jernih transparan, mengkilat cerah, lendir
2.3.5. Daging
Daging merupakan salah satu anggota tubuh ikan yang dapat digunakan
dapat di lihat pada ikan yang memiliki ciri-ciri seperti sayatan daging sangat
cemerlang, spesifik jenis, jaringan daging sangat kuat, sayatan daging kurang
penyimpanan sayatan daging sedikit kurang cemerlang, jaringan daging kuat yang
di simpan selama 18 jam akan mengalami kemunduran mutu dapat di lihat pada
21
ikan yang memiliki ciri-ciri seperti sayatan daging cemerlang spesifik jenis,
jaringan kuat, sayatan daging kurang cemerlang dan jaringan daging sedikit
kurang.
penyimpanan sayatan daging kusam, jaringan kurang kuat yang di simpan selama
24 jam akan mengalami kemunduran mutu dapat di lihat pada ikan yang memiliki
ciri-ciri seperti sayatan daging sedikit kurang cemerlang, jaringan daging kuat,
2.3.5. Tekstur
fisik yang ditimbulkan oleh elemen struktural bahan pangan yang dapat dirasakan
(Purnomo, 1995). Berdasarkan data yang ada bahwa nilai rata-rata tekstur ikan
di lihat pada ikan yang memiliki ciri-ciri seperti padat kompa, sangat elastis, agak
penyimpanan agak lunak, agak elastis yang di simpan selama 18 jam akan
mengalami kemunduran mutu dapat di lihat pada ikan yang memiliki ciri-ciri
seperti agak lunak, agak elastis, lunak bekas jari dan sangat lambat ilang.
22
Hasil pengamatan A3 pada tekstur ikan menunjukan bahwa selama masa
dapat di lihat pada ikan yang memiliki ciri-ciri seperti agak lunak, agak elastis,
agak lunak, kurang elastis, lunak bekas jari dan sangat lambat ilang.
Nilai Daging
8
7 7
7
6
5
5
4
3
2
1
0
A1 A2 A3
Nilai Textur
8
7 7
7
6
5
5
4
3
2
1
0
A1 A2 A3
23
Nilai Insang
8
7 7
7
6
5
5
0
A1 A2 A3
Nilai Lendir
8
7 7
7
6
5
5
0
A1 A2 A3
24
DAFTAR PUSTAKA
Adawyah, R. 2006. Pengolahan dan pengawetan ikan. Bumi Aksara. Jakarta. 158hlm.
25
Lampiran
Tabel 1.
26
-Bola mata agak cekung,
keruh.pupil keabu-abuan, tidak
mengkilap
-Bola mata sangat cekung, kornea
sangat keruh,pupil abu-abu, tidak
mengkilap
b. Insang
-Warna insang merah tua atau
coklat kemerahan, cemerlang
degan sedikit seekali lender
transparan
-Warna insang merah tua atau
coklat kemerahan ,kurang
cemerlang dengan sedikit lender
transparan
-Warna insang merah mudah atau
coklat muda denagan lender agak
keruh
-Warna insang merah muda atau
coklat muda dengan lender agak
keruh
-Warna insang merah muda atau
coklat muda pucat dengan lender
keruh
-Warna insang abu-abu atau
coklat keabu-abuan dengan lender
putih susu bergumpal
Tabel 2. – (lanjutanya)
27
-Sayatan daging cemerlang
spesifik jenis, jaringan daging
kuat
-Sayatan daging sedikit kurang
cemerlang, jaringan daging kuat
-Sayatan daging kurang
cemerlang, jaringan daging sedikit
kurang kuat
-Sayatan daging mulai pudar,
jarngan daging kuat
-Sayatan daging kusam,jaringan
kurang kuat
-Sayatan daging sangat kusan,
jarring rusak
3.Bau
-Sangat segar, spesifik jenis kuat
-Segar, spesifik jenis
-Sedikit bau asam
-Bau asam kuat
Bau busuk kuat
4.Tekstur
-Padat, kompak sangat elastis
-Padat kompak, sangat elastis
-Agak lunak, agak elastis
-Agak lunak , kurang elastis
-Lunak bekas jari dan sangat
lambat hilang
28