TUGAS AKHIR
ARNI
1322010092
TUGAS AKHIR
ARNI
1322010092
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studi pada Politeknik Pertanian
Negeri Pangkajene dan Kepulauan
Diketahui oleh:
Air Tawar (BPBAT) Tatelu Sulawesi Utara. Dibimbing oleh Amrullah dan
Mulyati
v
KATA PEGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
Akhir ini dengan judul Pengendalian hama dan penyakit pada kolam
Tawar (BPBAT) Tatelu, Sulawesi Utara yang dilaksanakan pada bulan Februari –
Mei 2016. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
1. Kedua orang tua serta keluarga besar yang telah memberikan motivasi dan
2. Bapak Dr. Ir. Amrullah, M.Si dan Ibu Muliyati, S.Pi.,M.Si selaku dosen
3. Bapak Ir. Rimal Hamal, M.P. selaku Ketua Jurusan beserta seluruh staf
4. Bapak Dr. Ir. Darmawan, M.P Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna memperbaiki tulisan ini.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I PENDAHULUAN
II TINJAUAN PUSTAKA
III METODE
vii
3.3 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 10
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR TABEL
No Halaman
ix
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
3. Kerang ...................................................................................... 14
4. Ular ........................................................................................... 15
7. Notonecta .................................................................................. 17
x
I PENDAHULUAN
nilai ekonomis tinggi dan merupakan komoditas penting dalam budidaya ikan air
tawar. Beberapa hal yang mendukung pentingnya komoditas ikan nila adalah
toleransi yang luas terhadap kondisi lingkungan, kemampuan yang efesien dalam
membentuk protein dari bahan organik, limbah domestik dan pertanian, serta
pertumbuhan dan perkembangbiakan yang cepat. Oleh karena itu, ikan ini
masyarakat. Di Indonesia, ikan nila sudah ada sekitar awal tahun 1990-an,
penyebarannya terbatas pada beberapa propinsi seperti Jawa Barat dan Jawa
Tengah. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya jumlah induk sehingga
khususnya budidaya ikan nila. Hama adalah organisme pengganggu yang dapat
langsung maupun tidak, dapat bersifat pemangsa (predator), perusak dan kopetiter
masuknya air maupun lewat pematang hama yang sering menyerang ikan
budidaya di kolam diantaranya adalah ular, belut, ikan liar, sedangkan yang
menyerang larva dan benih ikan biasanya notonecta atau bebeasan, larva cybister
1
atau ucrit. Ikan-ikan kecil lainnya yang masuk kedalam wadah juga akan
mengganggu meskipun bukan hama tetapi ikan ini menjadi pesaing bagi ikan
dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen. Masuknya hama dalam areal
budidaya dapat bersamaan dengan masuknya air maupun lewat pematang. Oleh
karena itu untuk mencegah masuknya hama kedalam wadah budidaya dilakukan
massal (wabah) dalam budidaya ikan nila, biasanya hanya bersifat individu.
kondisi tertentu akan dapat menyerang ikan dan menyebabkan kematian secara
massal. Kondisi paling rentan terhadap serangan hama dan penyakit biasanya
terjadi pada fase pembenihan, mulai fase penetasan hingga pendederan. Penyakit
ini biasanya ditularkan melalui aliran air, udara dan kontak langsung, atau karena
kondisi lingkungan yang buruk. Oleh karena itu pengendalian hama dan penyakit
Tujuan tugas akhir ini adalah untuk menguraikan teknik pengendalian hama
dan penyakit pada kolam pendederan ikan nila di Balai Perikanan Budidaya Air
Manfaat dari penyusunan tugas akhir ini adalah untuk memperluas wawasan
pula sebagai bahan informasi mengenai teknik pengendalian hama dan penyakit
2
II TINJAUAN PUSTAKA
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Klas : Osteichtyes
Subklas : Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphy
Subordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Morfologi ikan nila memiliki bentuk tubuh pipih, bersisik besar dan kasar,
kepalah relatif kecil, warnah hitam keabu-abuan dengan bagian perut berwarnah
putih sampai ungu dan terdapat garis vertikal pada tubuh, sirip punggung dan ekor
berjumlah 8 buah juga terdapat gurat sisi (linea lateralis) terputus dibagian tengah
kemudian berlanjut, tapi letaknya lebih ke bawah dari pada letak garis yang
memanjang di atas sirip dada (Gambar 1). Jumlah sisik pada gurat sisi 28-35
buah. Ikan nila juga memiliki 5 buah sirip adalah sirip punggung (dorsal fin),
sirip dada (pectoral fin) sirip perut (Ventral fin), sirip dubur (Anal fin) sirip ekor
(caudal fin) (Anonim, 2009). Morfologi Ikan Nila dapat dilihat pada Gambar 1.
3
Gambar 1. Morfologi ikan nila
Tanda yang dapat dilihat dari ikan nila adalah warna tubuhnya yang hitam
dan agak keputihan.Sisik nila gift besar, kasar, dan tersusun rapi. Sepertiga
bagian sisik belakang menutupi sisik bagian depan. Tubuhnya memiliki garis
linea lateralis yang terputus antara bagian atas dan bawahnya. Kepalanya relatif
kecil dengan mulut berada diujung kepala dan mata besar. Nila gift memiliki lima
buah sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip perut
(venteral fin), sirip anus (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin) (Arie, 2001).
Ikan nila berasal dari Afrika bagian timur, seperti di Sungai Nil (Mesir),
Danau Tanganyika, Chad, Nigeria, dan Kenya. Ikan ini dibawa Ke Eropa,
Amerika, Negara-negara Timur Tengah, dan Asia. Konon ikan nila ini telah
Lebih lanjut dikatakan bahwa ikan nila dikenal sebagai ikan yang sangat
tahan terhadap perubahan lingkungan hidup. Ikan Nila dapat hidup di lingkungan
4
air tawar, air payau, dan air asin. Kadar garam air yang disukai antara 0-35
permil. Ikan nila air tawar dapat dipindahkan ke air asin dengan proses adaptasi
yang bertahap. Kadar garam dinaikkan sedikit demi sedikit. Pemindahan ikan
nila secara mendadak ke dalam air yang berkadar garamnya sangat berbeda dapat
Ikan nila yang masih kecil lebih tahan terhadap perubahan lingkungan
dibandingkan ikan yang sudah besar. Nilai pH air tempat hidup ikan nila berkisar
antara 6-8,5. Namun pertumbuhan optimal terjadi pada pH 7-8. Ikan nila dapat
hidup di perairan yang dalam dan luas maupun di kolam yang sempit dan dangkal.
Ikan Nila juga dapat hidup di sungai yang tidak terlalu deras alirannya, di waduk,
danau, rawa, tambak air payau, atau di dalam jaring terapung di laut.
Suhu optimal untuk ikan nila berkisar antara 25-30ºC, oleh karena itu ikan
nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500m dpl). Ikan nila
umumnya hidup di perairan tawar, seperti sungai, danau, waduk, rawa, sawah, dan
saluran irigasi, tetapi memiliki toleransi yang luas terhadap salinitas sehingga ikan
nila dapat hidup dan berkembang biak pada perairan payau (5-15 permil). Ikan
nila air tawar dapat dipindahkan ke air payau dengan proses adaptasi yang
bertahap. Ikan nila yang masih kecil 2-5 cm, lebih tahan terhadap perubahan
lingkungan dari pada ikan yang sudah besar. Pemindahan secara mendadak dapat
Ikan nila termasuk golongan ikan pemakan segala atau lazim disebut
omnivore. Namun larva ikan nila tidak sanggup memakan makanan dari luar
5
selama masih tersedia makanan cadangan berupa kuning telur yang melekat di
Hal ini berbeda dengan jenis ikan air tawar pada umumnya yang sesaat
setelah menetas lubang mulut sudah terbuka. Setelah rongga mulut terbuka, larva
plankton yang biasa dimakan antara lain yaitu alga bersel tunggal maupun benthos
dan krustase berukuran kecil. Makanan ini diperoleh dengan cara menyerapnya
Ikan nila setelah cukup besar memakan fitoplankton seperti alga berfilamen,
pada skala usaha budidaya intensif diberikan pakan buatan (pelet), tetapi pakan
berhubungan dengan suhu perairan dan intensitas sinar matahari. Pada siang hari
di mana intensitas matahari cukup tinggi dan suhu air meningkat, ikan nila lebih
apalagi di waktu malam hari ketika suhu air rendah, ikan nila menjadi kurang
Ikan nila bila ditinjau dari kebiasaan berkembang biaknya, bukan termasuk
jenis ikan berpijah musiman karena dapat memijah sepanjang tahun. Frekuensi
pemijahan lebih banyak terjadi pada musim hujan dengan selang waktu antara 6-8
6
minggu. Pada umumnya ikan nila memiliki sifat khas dalam menjaga
keturunanya yaitu mouth breeder dimana induk betina mengerami telur dan
melindungi larva di dalam rongga mulut selama 6-8 hari (Arie, 2001).
maupun secara bertahap. Berdasarkan pada sifat hidup, tingka laku makan dan
ikan yang dipelihara dikolam, termasuk golongan ini antara lain adalah, ular,
jenis organisme yang sepanjang dan atau sebagian dari siklus hidupnya dapat
makanan, ruang gerak dan oksigen. Termasuk dalam golongan ini adalah, keong
mas, siput, kerang dan lain sebagainya. Pengganggu adalah organisme yang
pengganggu ini dapat merusak pematang, merusak tanah dasar dan merusak pintu
air.
Hama yang menyerang ikan nila tidak jauh berbeda dengan hama ikan air
tawar lainnya. Beberapa hama ikan nila yang paling sering dijumpai saat memulai
Notonecta memiliki warna putih seperti beras, menyerang benih ikan nila
yang masih kecil. Pencegahan sangat sulit. Larva cybister biasa dikenal dengan
7
nama ucrit dapat mematikan ikan dengan lebih ganas dibandingkan dengan
notonecta. Jenis hama ini memiliki warna kehijauan dan bergerak dengan cepat.
terdapat sengatan. Ucrit biasanya menyerang pada benih ikan nila. Hama ini
mencegahnya dengan membersihkan kolam secara rutin dari gulma dan sampah
organik apabila sudah dewasa akan menjadi kumbang yang bisa meloncat antar
kolam.
budidaya ikan nila yang dilakukan. pencegahan hama ini bertujuan untuk
menciptakan kondisi fisik dan biologi yang sesuai dengan kehidupan ikan
sehinggan dapat diperoleh hasil seperti yang diinginkan. Pencegahan hama yang
dilakukan pada kolam pendederan ikan nila (Soetarno, 1988) adalah sebagai
berikut:
Penyakit diartikan sebagai suatu proses atau kondisi lingkungan yang dapat
menentukan seekor ikan menjadi sakit, faktor utamanya adalah host (organisme
8
pemeliharaan/inang), patogen (mikroba parasit) dan environment (lingkungan
fisik, kimia atau tingka laku seperti stres), penyakit non parasiter yaitu penyakit
yang disebabkan bukan oleh hama maupun organisma parasit. Penyakit non
parasiter yang terjadi pada ikan nila diantaranya adalah keracunan dan penyakit
pakan yang kurang baik kualitasnya atau pencemaran air media akibat tumpukan
bahan organic. Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya penyekit dalam
kolam, memberikan pakan yang baik dan dan menjaga kebersihan lingkungan
setempat.
Salah satu kendala yang dihadapi dalam budidaya intensif adalah penyakit
Salah satu jenis penyakit yang sering dijumpai pada organisme budidaya adalah
9
III METODE
Utara.
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam kegiatan pencegahan hama dan penyakit
pada kolam pendedran ikan nila di BPBAT Tatelu Sulawesi Utara
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam kegiatan pencegahan hama dan penyakit
pada kolam pendederan ikan nila di BPBAT Tatelu Sulawesi Utara
10
3.3 Metode Pengumpulan Data
akhir ini yaitu pengumpulan data berupa data primer dan data sekunder.
a. Perbaikan Pematang
Perbaikan pematang yang bocor untuk kolam beton dilakukan dengan cara
menambal bagian yang bocor dengan menggunakan campuran semen dan pasir.
Sisa-sisa kotoran atau lumpur yang terdapat pada dasar saluran dikeruk hingga
Pintu pengeluaran air dibuka hingga seluruh air dalam kolam keluar. Jika
masih ada air tersisa maka dibuat kemalir untuk memudahkan keluarnya air dari
11
3.4.2 Pengendalian Hama dan Penyakit
c. Pemasangan filter atau saringan (hapa) ukuran mesh size 2 mm pada pintu
pemasukan air untuk mencegah sebagian hama yang akan masuk dalam
dan benar untuk menghindari terjadinya luka. Luka pada permukaan tubuh
menyerang ikan nila, dantingkat kelangsungan hidup (SR) ikan nila yang
SR= x100%
Keterangan:
12
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hama dalam kegiatan pembenihan ikan nila merupakan salah satu hal
Jenis hama yang diidentifikasi pada kolam pendederan ikan nila dapat
Tabel 3. Jenis hama yang teridentifikasi pada kolam pendederan ikan nila
Keong mas pada kolam rawa dan lahan yang selalu tergenang termasuk
sawah, didaerah tropik dan suptropik dengan temperatur terendah 10oC. Hewan
ini mempunyai insang dan organ yang berfungsi sebagai paru-paru yang
organ tubuh yang penting untuk hidup pada kondisi yang berat. Gabungan antar
lingkungan.
Jenis hama ini sebagai penyaing dalam kolam pemeliharaan ikan nila
dalam hal makanan dan oksigen, dan dapat juga merusak pematang dan dasar
13
Gambar 2. Keong mas sebagai penyaing dalam kolam pendederan ikan
nila
b. Siput
Siput yang suka memakan larva ikan nila dan memakan pakan buatan
yang diberikan kebenih ikan nila. Penanganannya adalah dengan cara air
c. Kerang
hama jenis ini memakan pakan buatan yang untuk larva ikan nila.
14
d. Ular Piton
diantaranya ikan, kodok, beruduh dan bahkan telur ikan. Ular memakan
kecil. Ular biasanya memilih menelan mangsa dengan kepalahnya lebih dahulu
beberapa jenis ular, seperti sanca dan ular tikus, membunuh mangsa dengan cara
c. Ikan Gabus
Ikan gabus (Channastiata, Bloch 1793) adalah sejenis ikan predator yang
hidup di air tawar. Jenis ikan ini memangsa benih ikan nila, penanganannya
15
d. Larva Cybister
mirip ulat dan berukuran 3-5 cm, warna tubuh kehijauan. Hewan ini
memangsa ikan nila yang masih berada pada stadium benih atau berukuran
1-3 cm. Cara memangsanya, benih ikan nila ditangkap, lalu dilumpuhkan
dengan ujung ekornya yang bercabang dua. Selanjutnya, benih ikan nila
e. Notonecta
di Jawa Barat hama ini dikenal dengan nama bebeasan (beas artinya
beras). Sasaran serangan hama Notonecta adalah benih ikan ukuran kebul
16
Hama ini menyerang dengan cara mengisap cairan tubuh benih
ikan. Seekor Notonecta dapat membunuh 5 ekor benih ikan dalam waktu
17
a. Trichodina sp
tawar maupun ikan air laut. Parasit ini biasanya menyerang bagian kulit seperti
kulit, sirip, dan insang. Tricodinella sp. yang menyerang ikan nila berbentuk
seperti susunan gerigi berukuran 15 cm. Pada tubuh ikan yang terinfeksi,
protozoa ini terlihat berwarna putih atau abu-abu. Pada infeksi berat, ikan terlihat
b. Aeromonas sp
atau ulceratif yang dominan menyerang ikan-ikan budidaya bakteri ini umum
ditemukan di perairan, sering kali berperan dalam infeksi sekunder pada jaringan
yang luka. Beberapa kasus kematian ikan lele yang terjadi di Jawa Barat pada
tubuh, luka di daerah insang, ulcer abses, kerusakan ginjal, hati dan perut
kembung. Kondisi ini disebabkan antara lain adanya produk ekstra seluler (ECP)
18
dan bakteri Aeromonassp. yang berupa enterotoksin, sitotoksin, hemolisin, lipoase
dan protease. Kondisi patologis yang dapat diamati secara mikroskopis setelah
timbulnya tukak pada kulit dapat menembus ke daerah otot (ulcer) adalah
kandungan haemoglobin, jumlah eritrosit dan leukosit bahkan dengan cepat dapat
c. Streptococcus sp
Streptococcuc sp. bakteri penyebab penyakit infeksi yang serius dan telah
diisolasi dari beberapa jenis ikan air tawar dan ikan laut. Penyakit tersebut
dikenal sebagai streptococcosis dan juga menjadi masalah utama dalam budidaya
ikan nila.
perubahan pada bagian eksternal maupun internal tubuh ikan. Seperti adanya
pendarahan, exopthalmia, ulcer atau luka pada permukaan tubuh dan perubahan
gejala seperti sisiknya hilang, gerakan renang tidak menentu (erratic) dan sirip
19
Gambar 9. Ikan nila terserang bakteri Streptococcus sp mata bengkak dan adanya
perubahan warna pada kulit dan mengalami pendarahan
Pencegahan hama bertujuan untuk menciptakan kondisi fisik dan biologi yang
sesuai dengan kehidupan ikan sehingga dapat diperoleh hasil seperti yang
diinginkan. Pencegahan hama yang dilakukan pada kolam pendederan ikan nila
pemberantasan hama.
dan saluran air dilakukan secara saksama dan lamanya tergantung pada jumlah
mengalami kerusakan yang dilakukan oleh bendah keras seperti pipa yang
dilakukan saat panen berlangsung, longsornya pematang karena jenis tanah atau
20
tekstur tanah yang digunakan kurang mampu menahan aliran air dan adanya
air konstruksinya harus kuat, tidak bocor, mempunyai alat penyaring dan tidak
menimbulkan riak air. Untuk menjaga mutu air dan dan menghindari masuknya
predator, kompetitor dan zat lainnya yang nantinya mengganggu dan mematikan
organisme yang dibudidayakan, maka pada ujung pipa paralon diberi penyaring
(filter).
bibit hama penyakit yang ada dalam kolam. Disamping itu pengeringan juga
cuaca) sehingga tanah pelataran retak-retak, tetapi tidak terlalu kering. Cara
dikehendaki adalah dengan berjalan diatasnya. Jika tanah yang diinjak turun
sedalam 1-2 cm, maka pengeringan dianggap cukup. Apabila dasar terlalu
kering, tanah menjadi padat dan mudah menjadi debu (Soetarno, 1988).
Pengeringan ini dilakukan untuk membunuh siklus hidup hama dan penyakit
21
d. Pemberantasan Hama
pakan yang cukup. Dengan pemberian pakan yang cukup secara kualitas dan
Trichodina sp. dan protozoa lainnya yang menyerang ikan nila dapat
dicegah dengan menjaga pH air dalam kolam dan memasang filter air atau bak
ikan dan tingkat kelangsungan hidup ikan nila. Sebelum air digunakan, air
ditampung terlebih dahulu pada bak tandon sebagai bak pengendapan, selanjutnya
pengobatan dapat dilakukan dengan merendam ikan dalam larutan garam (NaCL)
22
Penyakit bercak merahini disebabkan oleh bakteri A.hydrophila
menyerang bagian dalam dan luar tubuh ikan, ditandai dengan adanya bercak
merah pada ikan dan menimbulkan kerusakan pada kulit, insang dan organ dalam.
Ikan yang terserang infeksi bakteri A.hydrophila menunjukkan gerakan ikan yang
lamban, cenderung diam di dasar kolam, luka/borok pada daerah yang terinfeksi,
perdarahan pada bagian pangkal sirip ekor dan sirip punggung. Pada perut ikan
bagian bawah terlihat buncit dan terjadi pembengkakan. Ikan sebelum mati naik
Penyebaran penyakit bakterial pada ikan umumnya sangat cepat serta dapat
Pepaya juga mengandung zat atau senyawa bioaktif yang yang dapat
dan saponin, sehingga dapat bersifat imunostimulan. Selain zat bioaktif, daun
Pemberian ekstrak daun pepaya yang diberikan pada ikan secara oral dapat
meningkatkan jumlah sel makrofagh pada ikan air tawar pada konsentrasi 65%
(Sanoesi, 2008).
23
Tabel 5. Tingkat kelangsungan hidup Ikan Nila pada berbagai kolam
pendederan 1.
kelangsungan hidup ikan nila ini lebih tinggi dari angka yang ditetapkan oleh
pendederan ini antara lain disebabkan karena adanya pengendalian hama dan
penyakit ikan yang dilakukan pada saat persiapan kolam. Hal ini juga ditunjang
oleh pemberian pakan yang cukup baik dan pengelolaan kualitas air yang optimal.
pengolahan tanah dasar dapat mengurangi dan memotong siklus hidup hama dan
24
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pengendalian hama dan penyakit pada kolam pendederan
ikan nila (O. niloticus) di BPBAT Tatelu Sulawesi Utara, disimpulkan bahwa :
a. Jenis hama kerang, siput, keong mas, ular, ikan gabus, larva chybister,
ikan nila.
5.2 Saran
25
DAFTAF PUSTAKA
Anonim, 2009. Morfologi Ikan Nila. Badan standarisasi Nasional. SNI: 6140.
Jakarta
Djarijah, A.S. 2002. Budidaya Nila Gift Secara Intensif. Kanisius. Yogyakarta.
Kordi, 2000. Budidaya Ikan Nila (Pengembangbiakan Ikan Nila). Dahara Prize.
Jakarta
Supian, E. 2010. Penanggulangan Hama Dan Penyakit Pada Ikan. Pustaka Baru
Press.
26
RIWAYAT HIDUP
27