Disusun Oleh :
Luthfy Allyana Damayanti Saqha
1913521006
Kelompok 3
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum mikrobiologi dan penyakit ikan ini
dengan baik dan tepat waktu untuk memenuhi praktikum mikrobiologi dan penyakit
ikan. Laporan ini telah disusun berdasarkan hasil praktikum yang sudah dilaksanakan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
terlihat dalam proses pembuatan Laporan Praktikum Mikrobiologi dan Penyakit Ikan
ini, terkhusus kepada :
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkenan membantu terselesaikannya laporan praktikum ini.
Adapun pihak-pihak tersebut antara lain :
1. Bapak Dr. Pande Gede Sasmita Julyantoro, S.Si., M.Si selaku dosen
pengampu dan koordinator mata kuliah Mikrobiologi dan Penyakit Ikan.
2. Ibu Endang Wulandari Suryaningtyas, S.Pi., M.P selaku dosen pengampu
mata kuliah Mikrobiologi dan Penyakit Ikan.
3. Bapak I Wayan Darya Kartika, S.Pi., M.Si selaku dosen pengampu mata
kuliah Mikrobiologi dan Penyakit Ikan.
4. Orang tua, asisten dosen, teman-teman dan pihak-pihak lainnya yang tidak
bisa disebutkan satu persatu.
ii
Penulis
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................v
DAFTAR TABEL.........................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
2.2.2 Endoparasit........................................................................................................................6
2.2.3 Mesoparasit........................................................................................................................6
3.2.2 Bahan................................................................................................................................10
iii
3.3 Prosedur Praktikum.............................................................................................11
BAB IV HASIL PENELITIAN..................................................................................................14
4.1 Hasil............................................................................................................................14
4.2 Perhitungan..........................................................................................................16
4.3 Pembahasan..........................................................................................................16
BAB V PENUTUP.......................................................................................................................18
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................18
5.2 Saran...........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19
LAMPIRAN.................................................................................................................................21
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ikan Tongkol (Auxis rochei)....................................................... 3
Gambar 2.1 Ikan Ekor Kuning (Caesio cuning)............................................. 4
Gambar 2.3.1 Ektoparasit................................................................................5
Gambar 2.3.2 Endoparasit.............................................................................. 6
Gambar 2.3.3 Mesoparasit.............................................................................. 6
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara maritim dengan tiga perempat wilayahnya berupa
lautan. Di dalamnya menyimpan potensi sumberdaya terutama yaitu sumberdaya
perikanan laut yang cukup besar. Sekitar 28.000 jenis ikan ada di dunia, lebih dari
25.000 jenis telah ditemukan di Indonesia (Virgantari et al., 2011). Penyakit
merupakan permasalahan yang sangat serius dalam kegiatan budidaya ikan, karena
hal ini dapat mengakibatkan penurunan mutu ikan dan juga kematian ikan. Namun
kematian yang ditimbulkan oleh penyakit ikan sangat tergantung ada jenis penyakit,
kondisi ikan dan kondisi lingkungan. Menurut penyebabnya, penyakit ikan dibedakan
atas penyakit infeksi dan non infeksi. Penyakit infeksi adalah penyakit yang menular
yang disebabkan oleh parasitic, bakteri, jamur dan virus sedangkan penyakit non
infeksi adalah penyakit yang tidak menular. Penyakit yang sangat berbehaya dan
ditakutkan oleh kalangan pembudidaya yaitu penyakit infeksi karena akan sangat
cepat menyerang atau menginfeksi ikan dalam suatu populasi sehingga akan
menurunkan prsukdi. Terdapat beberapa fakto yang memudahkan munculnya parasit,
yaitu Stocking density, Phyical trauma, Selective breeding, perubahan temperature
dan Predator (Munajat, 2003).
Jenis parasit ada dua yaitu endoparasit dan ektoparasit. Endoparasit adalah
parasite yang berada di dalam tubuh ikan. Penyakit endoparasite tidak mudah
dideteksi degan cepat karena penyakit ini terdapat di dalam tubuh sehingga perlu
dilakukan embedahan untuk dapat mengindetifikasi jenis endoparasit yang terdapat di
dalam tubuh ikan. Ektoparasit adalah parasit yang hidup pada organ bagian luar
organisme yang ditumpanginnya. Organ luar sering terinfeksi adalah sirip, insang dan
kulit (Pubomartono, 2010).
Adanya beberapa permasalahan tersebut, sangat penting dilakukan penelitian
tehadap penyakit ikan agar bisa diketahui solusi dan uoaya yang tepat untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Oleh karena itu, melalui Praktikum Mikrobiologi
1
dan Penyakit Ikan ini dapat dilakukan indetifikasi terhadap beberapa parasite yang
dapat menyebabkan penyakit pada ikan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada praktikum mikrobiologi dan penyakit ikan adalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan parasit dan penyakit ikan?
2. Apa saja jenis parasit ikan?
3. Apa jenis parasit yang terdapat pada ikan Auxis rochei dan ikan Sphyraena
barracuda?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum mikrobiologi dan penyakit ikan adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang parasit dan penyakit pada ikan
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang jenis-jenis parasite yang terdapat
pada ikan
3. Untul mengetahui jenis parasite yang terdapat pada ikan Auxis rochei dan
ikan Sphynaera barracuda
1.4 Manfaat
Adapun manfaat pada praktikum mikrobiologi dan penyakit ikan adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Manfaat bagi mahasiswa yaitu untuk mengeahui apa yang dimaksud dengan
parasit, jenis parasite dan klasifikasinya serta tempat-tempat parasit tersebut
bersinggah pada tubuh ikan.
2. Bagi Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat yaitu masyarakat mampu mengetahui cara untuk
mengenali parasit yang terdapat pada ikan sehingga masyarakat mampu
membedakan ikan segar dengan ikan yang tidak segar.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Tongkol (Auxis rochei)
Berdasarkan penelitian, ikan tongkol ini dapat diklasifikasi, morfologi, deskripsi dan
ciri – ciri sebagai berikut :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteisthyes
Ordo : Perciformes
Famili : Scombridae
Genus : Auxis
Spesies : Auxis rochei
Tongkol lisong atau lisong (Auxis rochei) adalah sejenis ikan laut anggota suku
Scombridae. Ikan yang tergolong dalam kelompk tuna ini menybar luas di perairan
tropika. Dalam Bahasa Inggris,lisong dikenal sebagai Bullet tuna atau Bulle
mackerel, merujuk pada bentuk tubuhnyan yang serupa peluru atau torpedo (Risso,
1810). Tongkol linsong (Auxis rochei) memiliki ukuran yang lebih kecil
dibandingkan dengan jenis tongkol lainnya, memiliki ukuran Panjang rata-rata
sebesar 35 cm. Tubuh membulat seperti cerutu dengan ciri punggung berwarna
3
kebiruan dengan pola coret-coret miring agakr lebar pada bagian tubuh diatas gurat
sisinya. Pada beberapa daerah ikan ini memiliki musim pemijahan mulai Juni
sehingga September (Piccinetti et al., 1996).
2.2 Ikan Barakuda (Sphyraena barracuda)
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Peciformes
Famili : Sohyraenidae
Genus : Sphyraena
Spesies : Sphyraena barracuda
Barakuda adalah ikan dalam kelas Actinopterygii yang dikenal berwujud
menyeramkan dan berukuran tubuh besar, yaitu sampai panjang enam kaki dan lebar
satu kaki (Humann dan Deloach, 2002). Tubuhnya panjang dan ditutupi oleh sisik
yang halus. Ikan ini dapat ditemukan di Samudra tropis dan subtropis diseluruh dunia.
Barakuda adalah anggota genus sphyraena satu-satunya dalam familia Sphyraenidae.
Ikan barakuda ini termasuk ikan pelagis besar yang memiliki dimensi panjang total
90 – 120 cm dan dapat mencapai panjang maksimum hingga 180 – 200 cm (Mojeta
1992). Berat maksimum yang pernah terukur adalah 48 kg (Bailey, et.al., 2001). Ikan
4
Barakuda memiliki morfologi, yaitu tubuhnya panjang dan ditutupi sisik halus, tipe
sisik yang dimiliki ikan ini adalah ctenoid. Sisik ctenoid berarti sisiknya mempunyai
bentuk dengan tambahan gerigi pada posteriornya. Letak mulutnya adalah tipe
superior, yaitu mulut bagian melebihi hidung ikan tersebut dan bentuk serta ekor ikan
Barakuda adalah forked. Selain itu, ikan Barakuda memiliki duri punggung 6, duri
punggung lunak 9, duri dubur 1 dan sirip dubur lunak 10. Ikan Barakuda diberdakna
oleh 2 sirip ekor emarginate dengan ujung yang pucat pada setiap lobus dan juga
terdapat bercak hitam yang tersebar di sisi bawah. Bagian atas kepala antara mata
yang dasar atau cekung dan memiliki mulut yang besar (Smith,1997).
2.3 Parasit Ikan
Parasit adalah organisme yang hidup dan mendapatkan nutrisi, serta makanannya
dengan menumpangi inangnya. Secara umum, parasit terbagi menjadi ektoparasit dan
endoparasit (Anshary,2008). Keberadaan parasit dapat menyebabkan efek
mematikan pada populasi inang dan konsekuensinya dapat menyebabkan kerugian
besar bagi industri perikanan. Parasit tidak hanya dapat merugikan industri perikanan,
tetapi juga manusia yang mengonsumsinya. Jenis parasit pada ikan laut ditentukan
oleh distribusi geografisnya, keberadaan inang antara, ketahanan tubuh ikan (pada
fase inang terinfeksi), dan lama waktu ikan terinfeksi. Menurut Sindermann (1990)
keberadaan parasit pada ikan akan berdampak pada pengurangan konsumsi,
penurunan kualitas pada usaha budidaya, penurunan bobot badan ikan konsumsi, dan
penolakan oleh konsumen akibat adanya morfologi atau bentuk tubuh ikan yang
abnormal.
2.2.1 Ektoparasit
(Sumber: Septyan,2014)
5
Ektoparasit adalah parasit yang terdapat pada bagian yang masih mendapat udara dari
luar. Ektoparasit menyerang kulit, sirip dan insang ikan sedangkan endoparasit adalah
parasit yang hidup didalam tubuh inang, misalkan didalam alat pencernaan, peredaran
darah atau organ dalam lainnya (Emelina, 2008). Ektoparasit bisa berasal dari kelas
monogenean, protozoa dan crustacea (Woo, 2002). Pada ikan yang sudah terinfeksi
ektoparasit terlihat perubahan spesifik seperti bitnik atau luka, perubahan warna kulit
dan lain-lain (Handayani dan Samsundari, 2004).
2.2.2 Endoparasit
Endoparasit hidup di dalam tubuh inang yaitu pada organ dalam dan jaringan (Awilia,
2002). Kerugian yang disebabkan endoparasit bergantung pada beberapa faktor, yaitu
umur, biota yang sakit, persentasi populasi yang terserang penyakit (Irawan, 2004).
Endoparasit terdapat pada protozoa, misalnya Trypanosoma dan Eimeria, dan
endoparasit cacing, seperti
2.2.3 Mesoparasit
6
Gambar 2.3.3 (Mesoparasit)
(Sumber: Sekar, 2016)
Mesoparasit adalah parasit yang menginfeksi ikan, sebagian tubuhnya menembus
sampai organ dalam tubuh inang, sedangkan bagian tubuh lainnya berada di luar
tubuh inang. Contohnya: Lernae sp., Lernaeocera sp. (Woo, 1995).
7
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Hari, Tanggal : Selasa, 29 September 2020
Waktu : 13.00-17.00 WITA
Tempat : Laboratorium Perikanan Fakultas Kelautan dan Perikanan
Universitas Udayana
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum Mikrobiologi dan Penyakit Ikan
tersebut adalah:
Tabel 3.2.1 Alat Praktikum Mikrbiologi dan Penyakit Ikan
No. Nama Alat Gambar Kegunaan
1 Objek dan cover Berfungsi untuk
glass meletakkan objek
yang akan diamati
di mikroskop.
8
5 Nampan Berfungsi sebagai
alat meletakkan
ikan.
9
9 Penggaris Berfungsi untuk
mengukur tubuh
ikan.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum Mikrobiologi dan Penyakit Ikan
tersebut adalah :
Tabel 3.2.2 Bahan Praktikum Mikrobiologi dan Penyakit Ikan.
No. Nama Bahan Gambar Kegunaan
1 Ikan Tongkol (Auxis Berfungsi
rochei) sebagai bahan
pengamatan
10
3 NaCl Berfungsi
sebagai
reaktan
pengamatan.
4 Alkohol Berfungsi
sebagai
reaktan
pengamatan.
11
8. Dibersihkan operculum dan insang diatas cawan petri berbeda yang telah berisi
NaCl lalu diamati dibawah mikroskop secara bergantian.
9. Dibedah bagian rongga perut lalu diperiksa keadaannya dengan mata telanjang.
10. Disetiap organ diletakkan pada cawan petri berbeda yang telah berisi larutan
NaCl secukupnya.
11. Dibersihkan setiap rongga organ ikan yang digunakan dalam praktikum dengan
menggunakan larutan NaCl.
12. Dibedah semua organ bagian dalam ikan (perut dan usus) yang di praktikumkan
lagi kemudian diperiksa dengan menggunakan mikroskop, lalu jika ditemukan
parasit diambil menggunakan pinset dan diletakkan di cawan petri yang telah
berisi larutan NaCl.
13. Di identifikasi jenis parasit yang ditemukan dan letaknya dimana kemudian
dicatat pada lembar kerja yang telah disediakan.
Metode Shake
Adapun prosedur yang dilakukan pada praktikum Mikrobiologi dan Penyakit
Ikan pada metode kopyok diantaranya :
1. Diambil organ bagian dalam ikan (lambung dan usus) yang digunakan pada
praktikum kemudian dibedah.
2. Disiapkan 1 buah toples sebagai tempat mengocoknya.
3. Dituangkan larutan NaCl kedalam 1 buah toples tempat mengocoknya.
4. Dimasukkan bagian lambung dan usus ikan yang digunakan dalam praktikum
kedalam toples tempat kopyok yang telah berisi larutan NaCl.
5. Ditutup toples dengan rapat kemudian dikocok dengan kuat dengan gerakan
searah.
6. Didiamkan selama 10 menit agar parasit mengendap didasar permukaan toples.
7. Dituangkan secukupnya air kocokan tersebut kedalam cawan petri dan diamati
dibawah mikroskop.
8. Di identifikasi jenis parasit yang ditemukan dan letaknya dimana kemudian
dicatat pada lembar kerja yang telah disediakan.
Metode Press
12
Adapun prosedur yang dilakukan pada praktikum Mikrobiologi dan Penyakit
Ikan pada metode press diantaranya :
1. Diambil bagian hati pada ikan yang digunakan dalam praktikum secukupnya
dengan menggunakan gunting.
2. Diletakkan pada cawan petri dengan ukuran yang lebih besar.
3. Dituangkan larutan NaCl kedalam cawan petri yang telah diisi dengan potongan
hati ikan secukupnya.
4. Diambil cawan petri dengan ukuran yang lebih kecil lalu diletakkan di atas
cawan petri yang lebih besar kemudian ditekan atau di press.
5. Diamati dibawah mikroskop.
6. Di identifikasi jenis parasit yang ditemukan dan letaknya dimana kemudian
dicatat pada lembar kerja yang telah disediakan.
13
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil
Adapun hasil dari praktikum Mikrobiologi dan Penyakit Ikan adalah sebagai berikut:
Identifikasi Parasit
Nama Parasit Letak Parasit Jumlah Parasit Gambar Parasit
Acanthocephala Intestine 4
14
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Mikroskop Sphyraena barracuda
Identifikasi Ikan
Klasifikasi Ikan : Total Length/TL
(cm)
Kingdom Animalia Ikan Barakuda 51,5 cm
Filum Chordata Tanggal : Standart Length/SL
(cm)
Kelas Actinopterygii 30 September 41 cm
2020
Ordo Perciformes Lokasi : Total Weight (gram)
Famili Sohyraenidae Kedonganan 597,71 gram
Genus Sphyraena Jenis Kelamin : Fork Length (cm)
Spesies Sphyraena Jantan -
barracudai
Identifikasi Parasit
Nama Parasit Letak Parasit Jumlah Parasit Gambar Parasit
Diplectanum Gills 79
Polyopisthocoty Gills 1
lea
4.2 Perhitungan
Adapun perhitungan pada praktikum Mikrobiologi dan Penyakit Ikan, sebagai
berikut :
Prevalensi dari Auxis rochei dan Sphyraena barracuda sebagai berikut :
15
Pravalensi =
∑ Ikan yang teserang parasit x 100 %
∑ Ikan yang diperkirakan
2
Pravalensi = x 100 %
2
= 100 %
4.3 Pembahasan
Praktikum Mikrobiologi dan Penyakit Ikan dilakukan pada hari Rabu, 30
September 2020 di Laboratorium Perikanan Fakultas Kelautan dan Perikanan
Universitas Udayana. Pada praktikum ini digunakan ikan tongkol (Auxis rochei) dan
ikan barakuda (Sphyraena barracuda). Setelah diidentifikasi ikan tongkol (Auxis
rochei) memiliki total length 30 cm, standart length 28,3 cm dan total weight 367,55
gram sedangkan pada ikan barakuda (Sphyraena barracuda) memiliki total length
51,5 cm, standart length 41 cm dan total weight 597,71 gram.
Pada ikan tongkol (Auxis rochei) ditemukan 2 jenis parasit yaitu Acanthocephala
yang ditemukan di intestine sebanyak 4 parasit dan Anisakis sp. Yang ditemukan di
liver sebanyak 7 parasit. Kemudian pada ikan barakuda (Sphyraena barracuda)
ditemukan 3 jenis parasit yaitu Diplectanum yang ditemukan di gills sebanyak 79
parasit, Anisakis sp. yang ditemukan di gills sebanyak 1 parasit dan
Polyopisthocotylea yang ditemukan di gills sebanyak 1 parasit.
16
larutan NaCl. Diambil cawan petri yang lebih kecil ukurannya untuk diletkkan diatas
cawan petri yang telah berisi organ hati dan larutan NaCl. Diamati atau diidentifikasi
parasit menggunakan mikroskop.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Parasit adalah organisme yang hidup dan mendapatkan nutrisi, serta
makanannya dengan menumpangi inangnya. Secara umum, parasit terbagi
menjadi ektoparasit dan Endoparasit. Parasit sangat tergantung pada dan hidup
atas pengorbanan inangnya. Sedangkan penyakit ikan adalah segala sesuatu
yang dapat mengganggu suauutu fugsi atau struktur dari alat tubuh ikan.
2. Parasit yang menginfeksi ikan laut dapat dibedakan menjadi tiga berdasarkan
letak parasit. Pertama, ektoparasit adalah parasit yang terdapat pada bagian
yang masih mendapat udara dari luar. Ektoparasit bisa berasal dari kelas
monogenean, protozoa dan crustacea. Contohnya cymothoa sp, Mongonea,
Copepod, Isopod. Kedua, Endoparasit hidup di dalam tubuh inang yaitu pada
organ dalam dan jaringan (saluran makanan ikan, saluran pernapasan, saluran
urogenitalia, saluran darah). Contohnya Trematoda, Nematoda,
Acanthochepala. Ketiga, Mesoparasit adalah parasit yang menginfeksi ikan,
sebagian tubuhnya menembus sampai organ dalam tubuh inang, sedangkan
bagian tubuh lainnya berada di luar tubuh inang. Contohnya: Lernae sp.,
Lernaeocera sp.
3. Pada ikan tongkol (Auxis rochei) ditemukan jenis parasit Acanthochepala di
usus dan Anisakis sp. ditemukan di hati. Kemudia pada ikan barakuda
(Sphyraena barracuda) ditemukan jenis parasit Diplectanum, Anisakis sp. dan
Polyopisthocotylea di sirip.
5.2 Saran
1. Diharuskan selama pandemi covid-19 ini selalu memakai masker dan sarung
tangan pada saat di laboratorium, agar bisa saling menjaga satu dengan yang
lainnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Anshary, H. 2008. Modul pembelajaran berbasis student center learning (SCL) mata
kuliah parasitology ikan. Universitas Hassanuddin Press. Makassar.
Awalia,V. 2002. Investarisasi dan Distribusi Parasit pada Ikan Maanvis
(Pterophyllum scalare) dan Ikan Black Ghost (Apterpnptus albifrons).
Jakarta. Fakultas Peikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor
Bailey J. 2001. The New Encyclopedia of Fishing. The complete guide to the fish,
tackle, techniques of fresh and saltwater anglin. London : Design
Revolution, Ltd. Hlm : 162-163
Diba, DF. 2009. Prevalensi dan Intensitas Infestasi Endoparasit Berdasarkan Hasil
Analisis Feses Kura-kura Air Tawar (Coura amboinensis) di Perairan
Sulawesi Selatan. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Bogor. 47 hal.
Diego, California. Septyan Andriyanto, Muhammad Fachri. 2014. Keberadaan
Ektoparasit Pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Dipelihara Dengan
Perbedaan Persentase Pergantian Air. Vol. 9 No. 2: 111- 118.
Dujardin, 1985 (Nematoda: Ascaridoidea: Anisakidae) larvae from marine fish of
Balinese and Javanese waters, Indonesia. J. Helminthol. 45(1):3-12.
Emelina JN. 2008. Cacing Parasitik pada Insang Ikan Kembung. Fakultas
Kedokteran Hewan Intitut Pertanian Bogor.
Filzah. 2018. Identifikasi dan Prevalesi Endoparasit pada Ikan Bawal Bintang
(Trachinotus blochii) di Lokasi Budidaya Perikanan Teluk Bintan
Humann, P.; Deloach, N. 2002. Reef Fish Identification, Florida. 3rd edition. New
World Publicatins, Inc. USA. Page 64
19
I.M. Damriyasa, Linda, and I.B.M. Oka. 2008. Molecular genotyping of Anisakis
Irawan. 2004. Budidaya Ikan Air Tawar. Ikan Gurame, Ikan Nila. Kanisius,
Yogyakarta.
Mojeta A. 1992. Simon and schluste’s guide to saltwater fish and fishing by Angelo
Mojeta. Fireside. New York. 255 Hlm.
Munajat. 2003. Pestisida Nabati untuk Penyakit Ikan. Penebar Swadaya : Depok. Hal
35-36.
Muthiah C. Maturation and spawning of Euthynnus affinis, Auxis thazard and Auxis
rochei in the Mangalore inshore area during 1979-82. CMFRI Bulletin.
Piccinetti. 1996. Larvaedi Tunnidi in the Mediterranean. Biol. Mar. Medit., 3:303-309
Sindermann, C.J.1990. Principle Disease of Marine Fish and Shellfish. 2 nd ed. Vol
1. Academic Press, Inc. San
Smith,C.L. 1997. National Audubon Society field guide to tropical marine fishes of
the Caribbean, the Gulf of Mexico, Florida, the Bahamas and Bermuda.
Alfers A. Knopf, Inc. New York. 720 p.
Woo, P.T. K. 1995. Fish Disease and Metazoan. Department of Zoologi. University
of Guelph, Canada.
Woo. P.T.K., D.W. Bruno and L.HS Lim. 2002. Disease and disorder of fish in cage
culture. Cabi. New York
20
21
LAMPIRAN
22