Dosen Pengampu :. Ayu Putu Wiweka Krisna Dewi, S .ST .Pi., M.P.
Ima Yudha Perwira, S. Pi., M.P, D.Sc
Asisten Dosen : Octria Vesensia Simamora
Disusun oleh
Kelompok 5
Luthfy Allyana Damayanti Saqha
1913521006
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan laporan percobaan dengan judul
“Pembuatan Larutan dan Pengenceran” dengan tepat waktu. Adapun penyusunan
laporan percobaan ini adalah dengan maksud supaya dapat menemukan rumus
yang tepat untuk mengetahui tentang salinitas pada suatu larutan saat ini serta
untuk menemukan faktor apa sajakah yang berpengaruh bagi mahasiswa dan
masyarakat supaya nantinya mendapat wawasan lebih maksimal. Dalam
melakukan percobaan ini, tentunya banyak sekali hambatan yang telah penulis
rasakan. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Selain itu saya juga sadar bahwa pada laporan percobaan saya ini dapat
ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu, saya benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat saya revisi
dan saya tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi saya menyadari
bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif dan
semoga laporan percobaan ini dapat memberikan manfaat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
K ATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................iv
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
1.4 Manfaat...............................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3
2.1 Larutan.....................................................................................................................3
2.2 Konsentrasi..........................................................................................................4
2.3 Pencampuran.......................................................................................................4
2.4 Pengenceran..........................................................................................................5
2.5 Pembuatan larutan dan pengenceran..................................................................5
2.6 Salinitas..............................................................................................................6
BAB III..........................................................................................................................7
METODOLOGI PRAKTIKUM....................................................................................7
3.1 Waktu dan Tempat..............................................................................................7
3.2 Alat dan Bahan...................................................................................................7
3.3 Prosedur Praktikum............................................................................................9
BAB IV........................................................................................................................10
HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................10
4.1 Hasil..................................................................................................................10
4.2 Perhitungan.......................................................................................................10
4.3 Pembahasan......................................................................................................13
BAB V.........................................................................................................................18
PENUTUP...................................................................................................................18
5.1 Kesimpulan............................................................................................................18
5.2 Saran......................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19
LAMPIRAN................................................................................................................20
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Larutan.......................................................................................................3
Gambar 2.2 Pengenceran...............................................................................................5
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat
dalam komposisi yang bervariasi Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam
larutan disebut (zat) terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada
zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut. Sebagai contoh, jika sejumlah gula
dilarutkan dalam air dan diaduk dengan baik, maka campuran tersebut pada
dasarnya akan seragam (sama) di semua bagian (Styarini, 2012).
Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisinya. Untuk
menyatakan komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah konsentrasi larutan
yang menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut (Khikmah,
2015). Untuk jumlah terlarut yang berbeda pada setiap larutan, maka dibutuhkan
energi panas yang berbeda pula, yang nantinya akan mempengaruhi titik didih
larutan tersebut. Titik didih suatu larutan merupakan suhu larutan pada saat
tekanan uap jenuh larutan itu sama dengan tekanan udara luar (tekanan yang
diberikan pada permukaan cairan) (Wolke, 2003).
Bedasarkan keadaan fase zat setelah bercampur, maka campuran ada yang
homogen dan heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang membentuk
satu fasa,yaitu mempunyai sifat dan komposisi yang sama antara satu bagian
dengan bagian yang lain didekatnya. Campuran homogen lebih umum disebut
larutan, contohnya air gula dan alkohol dalam air. Campuran heterogen adalah
campuran yang mengandung dua fase atau lebih, contohnya air susu dan air kopi.
Kebanyakan larutan mempunyai salah satu komponen yang lebih besar
jumlahnya. Komponen yang besar itu disebut pelarut (solvent) dan yang lain
adalah zat terlarut (Syukri, 1999).
1
3. Bagaimana hasil larutan NaCl yang sudah diencerkan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari Praktikum Kimia Dasar sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui cara pembuatan larutan dari padat murni NaCl (garam
dapur) dengan mencampurkan pelarut dalm jumlah tertentu.
2. Untuk mengetahui hasil pengukuran kadar garam dalam larutan NaCl yang
dibuat
3. Untuk mengetahui hasil larutan NaCl yang sudah diencerkan.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari Praktikum Kimia Dasar sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa untuk menambah wawasan dalam melaksanakan
praktikum dan menambah wawasan mengenai larutan dan pengenceran
2. Bagi Masyarakat untuk memberi wawasan bahwa setiap air memiliki
kadar salinitas dan memberi kualitas air terbaik untuk di konsumsi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Larutan
Gambar 2.1
Sumber : (Harjadi,2000)
Larutan merupakan campuran dari dua zat atau lebih. Larutan dapat terjadi
karena komponen larutan terdispersi menjadi atom atau molekul-molekul atau
lain-lain yang bercampur baur. Larutan dpata berupa padat, cair atau gas. Namun
lazimnya yang disebut larutan adalah zat cair. Larutan terdiri dari dua komponen
yaitu pelarut dan zat terlarut (Harjadi,2000)
Larutan adalah campuran karena terdiri dari dua bahan yang disebut homogen
karena sifat-sifat sama dengan sebuah cairan. Karena larutan adalah campuran
molekul yang biasanya molekul-molekul pelarut agak berjauhan dalam larutan
bila dibandingkan dalam larutan murni (Wahyudi,2000).
Dalam pembuatan larutan dengan konesentrasi tertentu sering dihasilkan
konsentrasi yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui konsetrasi yang
sebenarnya perlu dilakukan standarisasi. Standarisasi sering dilakukan dengan
titrasi. Zat-zat didalam jumlah relatif besar disebut pelarut (David,2001).
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau
lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut
atau solute, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain
dalam larutan disebut pelarut atau solvent. Komposisi zat terlarut dan pelarut
dalam larutan dinyatakan dalam kosentrasi larutan, sedangkan proses
3
pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau
solvasi (Chang,2003).
Molaritas merupakan salah satu cara untuk menyatakan konsentrasi larutan
selain molalitas, normalitas maupun fraksi mol. Molaritas menyatakan jumlah mol
zat yang terlarut dalam liter larutan (Brady,2000).
Konsentrasi lartan dalam kimia menurut Gunadarma (2011) dinyatakan sebagai
berikut :
1. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat telarut dalam setiap liter larutan.
2. Normalitas (N)
Normalitas menyatakan jumlah ekuivalen zat terlarut dalam setiap liter
larutan.
3. Molalitas (m)
Molalitas adalah jumlah mol zat terlarut dalam setiap kilogram larutan.
m = gr/mr x 1000/p
2.2 Konsentrasi
Konsentrasi larutan adalah komposisi yang menunjukkan dengan jelas
perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Kelarutan dapat kecil atau besar
sekali, dan jika jumlah zat terlarut melewati titik jenuh, zat itu akan keluar
(mengendap di bawah larutan). Dalam kondisi tertentu suatu larutan dapat
mengandung lebih banyak zat terlarut dari pada dalam keadaan jenuh (Adha
2015).
2.3 Pencampuran
Pencampuran merupakan proses mencampurkan satu atau lebih bahan
dengan menambahkan satu bahan ke dalam bahan lainnya sehingga membuat
suatu bentuk yang seragam dari beberapa konsitituen baik cair-padat, padat-padat
4
maupun cair-gas. Komponen yang jumlahnya lebih banyak disebut fase kontinyu
dan yang lebih sedikit disebut fase disperse (Wiratakusumah,1992)
2.4 Pengenceran
Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu
senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai
yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa
aka berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentasi dari senyawa
yang dilarutkan/diencerkan (Brady,1999)
Gambar 2.2
Sumber : (Brady,1999)
5
Prosedur ini menyimpan larutan yang kurang pekat dari larutan yang lebih pekat
disebut pengenceran (dilotion). Dalam melakukan proses pengenceran, perlu
diingat bahwa penambahan lebih banyak pelarut ke dalam sejumlah tertentu
larutan stok akan menguah atau mengurangi konsentrasi larutan tanpa mengubah
jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam larutan (Chang, 2005).
Unsur terpenting yang menentukan keadaan bahan dalam larutan adalah
pelarut. Komponen yang umlahnya lebih sedikit dinamakan zat telarut (solute).
Larutan yang menggunakan air atau aquades. Larutan yang mengadung zat
terlarut dalam jumlah banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut
sedikit larutan dinamakn larutan encer (Petrucci, 2006).
2.6 Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air yaitu
jumlah gram garam yang terlarut untuk setiap liter larutan dinyatakan dalam satu
0
/00 part per thousand (ppt). oleh karena itu, suatu sampel air laut yang seberat
1000 gram yang mengandung 35 gram senyawa-senyawa terlarut mempunyai
salinitas 350/00 (Kordi and Tancung 2007).
6
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Ada pun waktu dan tempat pelaksanaan Praktikum Kimia Dasar Pembuatan
Larutan dan Pengenceran adalah sebagai berikut:
Hari, tanggal : Senin, 28 Oktober 2019
Waktu : pukul 17.00 WITA – selesai
Tempat : Laboratorium Perikanan, Fakultas Kelautan dan Perikanan
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan praktikum pada percobaan Larutan dan Pengenceran
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Alat Praktikum
No Nama Alat Gambar Kegunaan
1. Sendok Digunakan untuk mengaduk
zat terlarut pada pelarut di
dalam toples.
7
4. Pipet Digunakan untuk mengambil
aquades yang akan dituangkan
di permukaan kaca
refraktometer.
1. Garam
8
Digunakan sebagai penetral
pada kaca permukaan
2. Aquadest refraktometer.
9
BAB IV
4.2 Perhitungan
Adapun hasil dari perhitungan praktikum kimia sebagai berikut :
Percobaan I
1.) Larutan
Diketahui :
M1 = 10 ppt M2 = ?
V1 = 500 mL V2 = 500 mL
Dijawab :
M1 x V1 = M2 x V2
10 x 500 = M2 x 500
M2 = 5000/500 = 10 gram
2.) Pengenceran
Diketahui :
10
M1 = 10 ppt M2 = 1 ppt
V1 = ? V2 = 500 mL
Dijawab :
M1 x V1 = M2 x V2
10 x V1= 1 x 500
V1 = 500/10 = 50 mL
Percobaan II
1.) Larutan
Diketahui :
M1 = 15 ppt M2 = ?
V1 = 500 mL V2 = 500 mL
Dijawab :
M1 x V1 = M2 x V2
15 x 500 = M2 x 500
M2 = 7.500/500 = 15 gram
2.) Pengenceran
M1 = 15 ppt M2 = 5 ppt
V1 = ? V2 = 500 mL
Dijawab :
M1 x V1 = M2 x V2
15 x V1 = 5 x 500
V1 = 15/2,500 = 166,7 mL
Percobaan III
1.) Larutan
Diketahui :
M1 = 20 ppt M2 = ?
V1 = 1,000 mLV2 = 500 mL
Dijawab :
M1 x V1 = M2 x V2
20 x 1000 = M2 x 500
11
M2 = 20,000/500 = 40 gram
2.) Pengenceran
Diketahui :
M1 = 20 ppt M2 = 10 ppt
V1 = ? V2 = 500 mL
Dijawab :
M1 x V1 = M2 x V2
20 x V1 = 10 x 500
V1 = 5,000/20 = 250 mL
Percobaan IV
1.) Larutan
Diketahui :
M1 = 25 ppt M2 = ?
V1 = 1,000 mLV2 = 500 mL
Dijawab :
M1 x V1 = M2 x V2
25 x 1,000 = M2 x 500
M2 = 25,000/500 = 50 gram
2.) Pengenceran
Diketahui :
M1 = 25 ppt M2 = 10 ppt
V1 = ? V2 = 500 mL
Dijawab :
M1 x V1 = M2 x V2
25 x V1 = 10 x 500
M2 = 5,000/25 = 200 mL
Percobaan V
1.) Larutan
Diketahui :
12
M1 = 30 ppt M2 = ?
V1 = 1,000 mLV2 = 500 mL
Dijawab :
M1 x V1 = M2 x V2
30 x 1,000 = M2 x 500
M2 = 3,000/500 = 60 gram
2.) Pengenceran
Diketahui :
M1 = 30 ppt M2 = 20 ppt
V1 = ? V2 = 500 mL
Dijawab :
M1 x V1 = M2 x V2
30 x V1= 20 x 500
M2 = 1,000/30 = 33,33 mL
4.3 Pembahasan
Pada percobaan I digunakan zat pelarut yaitu air sebanyak 500 mL dan zat
terlarut yaitu NaCl (garam) sebanyak 10 gram dengan konsetrasi garam 10 ppt.
Massa NaCl (garam) didapatkan dari hasil perhitungan menggunakan rumus M1
x V1 = M2 x V2 kemudian dihitung dan dicari molaritas akhir 10 x 500 = M 2 x 500
lalu mendapatkan hasil M2 = 5.000/500 = 10 gr. Proses pembuatan larutan dengan
mencampurkan zat pelarut dan zat terlarut kemudian diaduk hingga menjadi
larutan. Kemudian lakukan pengukuran larutan di refraktometer untuk mengetahui
jumlah salinitas dari larutan tersebut. Dari hasil pengamatan larutan pada
refraktometer mendapatkan hasil 20 ppt yang tidak sesuai dengan konsentrasi
garam yang sudah ditentukan karena jenis garam yang dipakai beda dan pada
proses pengadukkan menjadi larutan tidak memakai waktu dan pemutaran yang
tidak maksimal sehingga tidak menjadi larutan yang sempurna. Pada percobaan I
pengenceran dibutuhkan zat pelrut 500 mL dan zat terlarut yaitu NaCl (garam)
sebanyak 10 gram dengan konsentrasi 1 ppt. Volume yang didapatkan dari hasil
perhitungan menggunakan rumus M1 x V1 = M2 x V2 kemudian dihitung dan dicari
volumenya yaitu 10 x V1= 1 x 500 lalu hasil dari perhitungannya adalah V1 =
13
500/10 = 50 mL sehingga volume pengenceran menjadi 550 mL. Proses
pengenceran dengan menambahkan volume 550 mL kedalam larutan sebelumnya
kemudian diaduk. Setelah proses pengenceran selasai lakukan pengukuran pada
refraktometer didapatkan hasil 15 ppt yang tidak sesuai dengan konsentrasi garam
yang sudah ditentukan karena penambahan volume air yang terlalu banyak
sehingga hasil jauh dari yang ditentukan.
Pada percobaan II digunakan zat pelarut yaitu air sebanyak 500 mL dan
zat terlarut yaitu NaCl (garam) sebanyak 15 gram dengan konsetrasi garam 15 ppt.
Massa NaCl (garam) didapatkan dari hasil perhitungan menggunakan rumus M1
x V1 = M2 x V2 kemudian dihitung dan dicari molaritas akhir 15 x 500 = M 2 x 500
lalu mendapatkan hasil M2 = 7.500/500 = 15 gram. Proses pembuatan larutan
dengan mencampurkan zat pelarut dan zat terlarut kemudian diaduk hingga
menjadi larutan. Kemudian lakukan pengukuran larutan di refraktometer untuk
mengetahui jumlah salinitas dari larutan tersebut. Dari hasil pengamatan larutan
pada refraktometer mendapatkan hasil 21 ppt yang tidak sesuai dengan
konsentrasi garam yang sudah ditentukan karena jenis garam yang dipakai beda
dan pada proses pengadukkan menjadi larutan tidak memakai waktu dan
pemutaran yang tidak maksimal sehingga tidak menjadi larutan yang sempurna.
Pada percobaan II pengenceran dibutuhkan zat pelrut 500 mL dan zat terlarut
yaitu NaCl (garam) sebanyak 15 gram dengan konsentrasi 5 ppt. Volume yang
didapatkan dari hasil perhitungan menggunakan rumus M1 x V1 = M2 x V2
kemudian dihitung dan dicari volumenya yaitu 15 x V 1= 5 x 500 lalu hasil dari
perhitungannya adalah V1 = 15/2.500 = 166,7 mL sehingga volume pengenceran
menjadi 667 mL. Proses pengenceran dengan menambahkan volume 667 mL
kedalam larutan sebelumnya kemudian diaduk. Setelah proses pengenceran selasai
lakukan pengukuran pada refraktometer didapatkan hasil 14 ppt yang tidak sesuai
dengan konsentrasi garam yang sudah ditentukan karena penambahan volume air
yang terlalu banyak sehingga hasil jauh dari yang ditentukan.
Pada percobaan III digunakan zat pelarut yaitu air sebanyak 500 mL dan
zat terlarut yaitu NaCl (garam) sebanyak 40 gram dengan konsetrasi garam 20 ppt.
Massa NaCl (garam) didapatkan dari hasil perhitungan menggunakan rumus M1 x
V1 = M2 x V2 kemudian dihitung dan dicari molaritas akhir 20 x 1000 = M 2 x 500
14
lalu mendapatkan hasil M2 = 20.000/500 = 40 gram. Proses pembuatan larutan
dengan mencampurkan zat pelarut dan zat terlarut kemudian diaduk hingga
menjadi larutan. Kemudian lakukan pengukuran larutan di refraktometer untuk
mengetahui jumlah salinitas dari larutan tersebut. Dari hasil pengamatan larutan
pada refraktometer mendapatkan hasil 38 ppt yang tidak sesuai dengan
konsentrasi garam yang sudah ditentukan karena jenis garam yang dipakai beda
dan pada proses pengadukkan menjadi larutan tidak memakai waktu dan
pemutaran yang tidak maksimal sehingga tidak menjadi larutan yang sempurna.
Pada percobaan III pengenceran dibutuhkan zat pelrut 500 mL dan zat terlarut
yaitu NaCl (garam) sebanyak 40 gram dengan konsentrasi 10 ppt. Volume yang
didapatkan dari hasil perhitungan menggunakan rumus M1 x V1 = M2 x V2
kemudian dihitung dan dicari volumenya yaitu 40 x V1= 10 x 500 lalu hasil dari
perhitungannya adalah V1 = 500/40 = 12,5 mL sehingga volume pengenceran
menjadi 512,5 mL. Proses pengenceran dengan menambahkan volume 512,5 mL
kedalam larutan sebelumnya kemudian diaduk. Setelah proses pengenceran selasai
lakukan pengukuran pada refraktometer didapatkan hasil 20 ppt yang tidak sesuai
dengan konsentrasi garam yang sudah ditentukan karena penambahan volume air
yang terlalu banyak sehingga hasil jauh dari yang ditentukan.
Pada percobaan IV digunakan zat pelarut yaitu air sebanyak 500 mL dan
zat terlarut yaitu NaCl (garam) sebanyak 50 gram dengan konsetrasi garam 25 ppt.
Massa NaCl (garam) didapatkan dari hasil perhitungan menggunakan rumus M1
x V1 = M2 x V2 kemudian dihitung dan dicari molaritas akhir 25 x 1000 = M 2 x
500 lalu mendapatkan hasil M2 = 25.000/500 = 50 gram. Proses pembuatan
larutan dengan mencampurkan zat pelarut dan zat terlarut kemudian diaduk
hingga menjadi larutan. Kemudian lakukan pengukuran larutan di refraktometer
untuk mengetahui jumlah salinitas dari larutan tersebut. Dari hasil pengamatan
larutan pada refraktometer mendapatkan hasil 90 ppt yang tidak sesuai dengan
konsentrasi garam yang sudah ditentukan karena jenis garam yang dipakai beda
dan pada proses pengadukkan menjadi larutan tidak memakai waktu dan
pemutaran yang tidak maksimal sehingga tidak menjadi larutan yang sempurna.
Pada percobaan IV pengenceran dibutuhkan zat pelrut 500 mL dan zat terlarut
yaitu NaCl (garam) sebanyak 25 gram dengan konsentrasi 10 ppt. Volume yang
15
didapatkan dari hasil perhitungan menggunakan rumus M1 x V1 = M2 x V2
kemudian dihitung dan dicari volumenya yaitu 25 x V1= 10 x 500 lalu hasil dari
perhitungannya adalah V1 = 5.000/25 = 200 mL sehingga volume pengenceran
menjadi 700 mL. Proses pengenceran dengan menambahkan volume 700 mL
kedalam larutan sebelumnya kemudian diaduk. Setelah proses pengenceran selasai
lakukan pengukuran pada refraktometer didapatkan hasil 30 ppt yang tidak sesuai
dengan konsentrasi garam yang sudah ditentukan karena penambahan volume air
yang terlalu banyak sehingga hasil jauh dari yang ditentukan.
Pada percobaan V digunakan zat pelarut yaitu air sebanyak 500 mL dan
zat terlarut yaitu NaCl (garam) sebanyak 60 gram dengan konsetrasi garam 30 ppt.
Massa NaCl (garam) didapatkan dari hasil perhitungan menggunakan rumus M1
x V1 = M2 x V2 kemudian dihitung dan dicari molaritas akhir 30 x 1.000 = M2 x
500 lalu mendapatkan hasil M2 = 30.000/500 = 60 gr. Proses pembuatan larutan
dengan mencampurkan zat pelarut dan zat terlarut kemudian diaduk hingga
menjadi larutan. Kemudian lakukan pengukuran larutan di refraktometer untuk
mengetahui jumlah salinitas dari larutan tersebut. Dari hasil pengamatan larutan
pada refraktometer mendapatkan hasil 100 ppt yang tidak sesuai dengan
konsentrasi garam yang sudah ditentukan karena jenis garam yang dipakai beda
dan pada proses pengadukkan menjadi larutan tidak memakai waktu dan
pemutaran yang tidak maksimal sehingga tidak menjadi larutan yang sempurna.
Pada percobaan I pengenceran dibutuhkan zat pelrut 500 mL dan zat terlarut yaitu
NaCl (garam) sebanyak 30 gram dengan konsentrasi 20 ppt. Volume yang
didapatkan dari hasil perhitungan menggunakan rumus M1 x V1 = M2 x V2
kemudian dihitung dan dicari volumenya yaitu 30 x V1= 20 x 500 lalu hasil dari
perhitungannya adalah V1 = 1.000/30 = 33,33 mL sehingga volume pengenceran
menjadi 533,3 mL. Proses pengenceran dengan menambahkan volume 533,3 mL
kedalam larutan sebelumnya kemudian diaduk. Setelah proses pengenceran selasai
lakukan pengukuran pada refraktometer didapatkan hasil 43 ppt yang tidak sesuai
dengan konsentrasi garam yang sudah ditentukan karena penambahan volume air
yang terlalu banyak sehingga hasil jauh dari yang ditentukan.
16
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum larutan dan pengenceran yaitu :
1. Hasil praktikum didapatkan bahwa pembuatan larutan garam (NaCl)
dengan cara mengencerkan dengan air yang sudah ditentukan volumenya
tergantung pada konsentrasinya. Mengukur berat garam yang akan
dilarutkan dalam volume yang telah ditentukan kemudian hitung
menggunakan rumus yang telah ditetapkan lalu diuji menggunakan
refraktometer untuk melihat massa garam.
2. Kadar garam yang didapatka pada hasil praktikum ini sangat berbeda-beda
tergantung pada volume air dan konsentrasi garam.
3. Pengenceran yang terjadi pada larutan NaCl dengan menambahkan
volume air lalu menghasilkan salinitas berbeda-beda.
5.2 Saran
Praktikum larutan dan pengenceran harus dilakukan dengan ketelitian dan
konsetrasi. Garam yang digunakan sebaiknya garam yang berkualitas tinggi
sehingga pada saat melakukan proses salinitas menghasikan hasil terbaik. Pada
saat proses diaduknya zat terlarut dengan pelarut lebih baik dilakukan dengan
konsensistensi waktu dan kecepatan pada saat mengaduk agar hasil setiap
percobaan sama.
18
19
DAFTAR PUSTAKA
Adha. S. D. 2015. Pengaruh Konsentrasi Larutan HNO3 dan Waktu Kontak
Terhadap Desorpsi Kadmium (II) yang Terikat Pada Biomassa Azolla
Micropylla-Sitrat. Kimia Student Journal. Vol.1 (1) : 636-642.
Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara, Jakarta
20
21
LAMPIRAN
22
23