PEMBUATAN LARUTAN
Dosen Pengampu :
Eldya Mossfika,M.Si
NIDN : . 1024039501
Disusun Oleh :
NIM : 211048201012
S1 FARMASI
2023
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penyusun dapat membuat laporan pratikum kimia
kuantitatif ini
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Pratikum ini.
Akhir kata, penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat
membantu bagi kemajuan serta perkembangan Universitas Sumatera Barat .
Saya ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu, semoga
Allah SWT. membalas semua kebaikan kalian, Amin.
Penyusun
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
BAB II........................................................................................................................................................... 5
TUJUAN ....................................................................................................................................................... 5
BAB III ......................................................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................................... 6
A. DEFENISI LARUTAN ..................................................................................................................... 6
B. PENGENCERAN ............................................................................................................................. 7
C. PENCAMPURAN ............................................................................................................................ 7
D. NaOH (NATRIUM HIDROKSIDA) ................................................................................................ 8
E. H2SO4 (ASAM SULFAT) ............................................................................................................... 8
F. HCL (ASAM KLORIDA) ................................................................................................................ 8
G. NaCL (NATRIUM KLORIDA)........................................................................................................ 9
H. Aquadest ........................................................................................................................................... 9
BAB IV ....................................................................................................................................................... 10
METODELOGI .......................................................................................................................................... 10
A. Tempat dan Tanggal ....................................................................................................................... 10
B. Alat dan Bahan ................................................................................................................................ 10
C. Langkah Kerja ................................................................................................................................. 10
BAB V ........................................................................................................................................................ 12
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................................... 12
VI ................................................................................................................................................................ 14
KESIMPULAN ........................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Zat tersusun atas
partikel-partikel yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Susunan dan sifat partikel setiap zat berbeda-beda. Susunan dan sifat partikel sangat
menentukan wujud zat. Zat cair mempunyai sifat bentuk berubah-ubah dan
volumenya tetap.
Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat dalam
komposisi yang bervariasi(Petrucci. 1985).Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam
larutandisebut (zat) terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-
zat lain dalam larutan disebut pelarut. Sebagai contoh, jika sejumlah gula dilarutkan
dalam air dan diaduk dengan baik, maka campuran tersebut pada dasarnya akan seragam
(sama) di semua bagian (Styarini, L. W. 20012).
TUJUAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFENISI LARUTAN
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.
Larutan dapat berupa gas, cairan maupun padatan. Larutan terbagi mendari dua, yaitu
larutan encer maupun larutan pekat. Larutan encer adalah larutan yang mengandung
sebagian kecil solute relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat
merupakan larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut
sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
1. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil zat terlarut relatif
terhadap jumlah zat pelarut.
2. Larutan pekat adalag larutan yang mengandung sebagian besar jumlah zat terlarut.
3. Larutan lewat jenuh adalah larutan yang tidak dapat melarutkan zat terlarut atau sudah
terjadi pengendapan.
4. Larutan belum jenuh adalah larutan yang masih bisa untuk melarutkan zat terlarut
atau belum terjadi atau terbentuk endapan.
5. Larutan tepat jenuh adalah larutan yang menimbulkan endapan.
B. PENGENCERAN
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan
senyawa kimiayang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini
terutama terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan
dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh
sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan
sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan
asam sulfat memercik. Jika kita berada didekatnya, percikan asam sulfat ini bisa merusak
kulit (Khopkar, 1990).
Menurut Jhon (2011), rumus yang digunakan pada pengenceran adalah sebagai
berikut:
M1 X V1 = M2 X V2
Dimana:
C. PENCAMPURAN
Pencampuran merupakan penggabungan dari dua atau lebih senyawa, baik itu
berbentu cair, padat maupun gas. Proses pencampuran dimaksudkan untuk membuat
suatu bentuk keseragaman dari beberapa konstituan baik likuid-solid (pasta), atau solid-
solid dan kadang-kadang likuid-gas. Berbagai proses pencampuran harus dilakukan
didalam industri pangan seperti pencampuran susu dengan coklat, tepung dengan gula
atau CO2 dengan air. Pencampuran bertujuan untuk mencampurkan satu atau lebih bahan
dengan menambahkan satu bahan ke dalam bahan lainnya, sehingga dihasilkan suatu
bentuk yang seragam dari beberapa konstituen baik padat, padat-cair, maupun cair-gas.
Prinsip dari pencampuran adalah berdasarkan pada peningkatan pengayakan dan
distribusi dua atau lebih beberapa komponen yang mempunyai sifat berbeda, yang mana
derajat pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan, keadaan produk
atau jumlah energi yang diperlukan untuk melakukan pencampuran. Pencampuran
bermanfaat untuk mendapatkan hasil dari pencampuran dari beberapa bahan agar
didapatkan karakteristik bahan yang sesuai dengan yang diinginkan atau dibutuhkan
(Wirakartakusumah, 1992)
NaOH sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan, karena
pada proses pelarutannya dalam air bereaksi secara eksotermis, yaitu pelepasan kalor dari
sistem ke lingkungan karena titik didih NaOH lebih besar dibandingkan titik didih air
(Anonim, 2013).
Asam sulfat (H2SO4) merupakan cairan yang bersifat korosif, tidak berwarna, tidak
berbau, sangat reaktif dan mampu melarutkan berbagai logam. Bahan kimia ini dapat
larut dengan air dengan segala perbandingan, mempunyai titik lebur 10,31C dan titik
didih pada 336,85 oC tergantung kepekatan serta pada temperatur 300C atau lebih
terdekomposisi menghasilkan sulfur trioksida. Asam sulfat (H2SO4) dapat dibuat dari
belerang (S), pyrite (FeS) dan juga beberapa sulfid logam (CuS, ZnS, NiS). Pada
umumnya asam sulfat diproduksi dengan kadar 78%-100% serta bermacam-macam
konsentrasi oleum
H. Aquadest
Akuades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat pengotor sehingga bersifat
murni dalam laboratorium. Akuades berwarna bening, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa.
Akuades biasa digunakan untukmembersihkan alat-alat laboratorium dari zat pengotor (Petrucci,
2008).
BAB IV
METODELOGI
C. Langkah Kerja
a. Percobaan pertama
Pembuatan 50 ml larutan NaOH 0,5 M dari kristal NaOH murni (Mr = 40)
Prosedur/Cara kerja pembuatan larutan sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Menghitung jumlah gram NaOH yang diperlukan
M = g/Mr x 1000/V
0,5 = gx20/40
0,5 = 20x9/40
20 = 20 x g
g = 20/20 = 1
KESIMPULAN
Larutan adalah campuran yang selaras antara dua ataupun lebih zat. Larutan dapat
berupa cair, padat maupun gas. Pada umumnya, didalam pembuatan larutan, zat pelarut
yang digunakan adalah air (H2O). Hal ini sesuai dengan Baroroh (2004), yang
menyatakan bahwa larutan adalah campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.
Rahmayani, Ratu Fazlia Inda. Kimia Larutan. Syiah Kuala University Press, 2018.
Wulandari, Sri Haryati, Abdul Hadjranul Fatah, and Maya Erliza Anggraeni.
"Analisis Materi Ajar Kimia SMA/MA Kelas XII Pada Konsep Sifat Koligatif
Larutan." Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang 10.2 (2019): 300-320.